---------------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------------
Cerita 107 – Affair Sekantor..!?
Episode Pertama – Cik Ling, Istri Bosku
Cerita ini bermula ketika aku bekerja di Semarang.. pada saat itu usiaku baru 25 jalan 26 tahun.
Ya.. aku bekerja di tengah lingkungan orang-orang keturunan Chinese yang kebanyakan perempuan.
Saat ini aku telah berumur 35 tahun.. tetapi belum menikah.
Namun aku sudah punya pacar yang jauh tempatnya. Aku ingin menceritakan sedikit pengalamanku.
Sejujurnya.. Istri bossku itulah yang merenggut keperjakaanku.
Diawali oleh suaminya yang menjalin affair dengan seorang perempuan marketing dari Jakarta.
Memang aku kalau melihat istri bossku, aku jadi 'kasihan'. Walau sudah punya 3 anak..
Tapi kulihat akhir-akhir ini makin tambah seksi terutama kedua buah dadanya yang membesar.
Aku tau dia ikut fitness rutin dan body building di salah satu sanggar senam.
Mungkin untuk mengimbangi WIL suaminya yang memang sangat seksi dan suaranya kalau telepon..
Uhhh.. minta ampun.. merdu sekali..!!
Makanya bossku sampai klepek-klepek seperti burung tak berdaya.
Bossku orang sangat kasar.. selalu ingin menang sendiri dan otoriter pada istrinya.
Tidak malu dia memarahi istrinya di depan karyawannya. Tapi anehnya aku cukup dipercaya.
Itu dibuktikan ketika bossku suka cerita soal keluarganya.. anak-anaknya juga.
Aku yang paling dipercaya boleh masuk di rumah.. bahkan di ruang pribadinya.
Wah.. hebat sekali. Kapan aku punya kamar begini.. tempat tidur yang luks dan enak sekali.
Aku bekerja di kantor, di bagian ekspor dan komputer. Soal komputer aku paling pandai.
Komputer inilah yang membuatku lebih dekat dan mendekati wanita yang paling cakep dan seksi di kantorku.
Terus terang aku sekarang punya affair dengan manager keuangan.. paling cantik dia di kantorku.
Seksi..? Bolehlah. Tapi aku sangat ingin menikmati seks dengan Cik Sasa.
Wuah.. aku suka membayangkan menggumuli tubuhnya yang seksi. Apalagi kalau aku melihat dari belakang.
Paling membuatku tidak tahan. Habis.. Cik Sasa punya pantat yang aduhai.. dan sangat merangsangku.
Apalagi kalau dia memakai celana panjang. Wuah.. kejantananku ini tegang minta ampun..
Keras sampai maksimum. –15 cm dengan diameter 3.5 cm–
Aku suka membayangkan melakukan senggama dengannya dari belakang berposisi dia menungging.
Selain itu aku juga ingin menikmati seks dengan adik ipar istri bossku, Cik Nina namanya.
Aku terobsesi menikmati tubuhnya yang sangat seksi.
Adik ipar bossku ini lebih seksi segalanya dibandingkan Cik Sasa dan Ima.. –Manager Keuangan..–
Kalau ke kantor.. wah pasti dia selalu berpakaian seksi dan ketat.. sangat merangsang.
Tubuhnya yang memang berbodi gitar, buah dadanya besar, ukuran 36 kali. Mungkin sih.
Wah.. aku ngiler kalau dia menemuiku dan bicara soal internet dan komputer.
Aroma tubuh dan polah tingkahnya.. wualahhhh.. seolah sangat menantangku.
Aku juga ingin menikmati tubuh Cik Nia. Cik Nia ini karyawan di bagian pemasaran.
Progresku dengannya.. aku baru sampai pegang-pegangan tangan saja dengan Cik Nia.
Rambutnya sebahu, aku paling suka dengan kedua buah dadanya yang besar juga.
Dengan Ima.. aku baru sampai pegang paha dan cubit bagian atas buah dadanya.. dan dia diam saja.
Atau malah membalas manja kalau kami naik mobil. Ugghhhh.. apa ngga membuatku kejang-kejang..!?
Dengan Cik Sasa, aku baru sampai pada tahap pegang-pegang tangan dan pinggang..
ketika aku mengoreksi pakaiannya yang seksi..
–Padahal aku pengen memegang pinggang dan tubuhnya..– tiga minggu lalu.
Cik Sasa adalah peragawati di kantorku.
Tapi bak durian runtuh.. aku malah bisa menikmati tubuh istri bossku yang tak pernah kuduga.
Dengan kekasihku sekarang, aku belum pernah melakukan hubungan seks.
Paling bercumbu sampai aku telanjang dan dia tinggal CD-nya saja.
Kuharap ini kekasihku yang terakhir. Terus terang aku ingin menikahinya.
Makanya aku tahan keinginan seksku padanya sampai pernikahan kami nanti.
------ooOoo------
Dua bulan lalu.. kira-kira jam 9 malam, aku ditelepon istri bossku untuk menemuinya di hotel Santika.
Dari suaranya, pasti ada masalah dengan suaminya. Hampir jam 10 malam aku baru sampai di lobby hotel.
Dari lobby, aku kontak Cik Ling dan menyarankan aku lewat lift dari basement dan langsung masuk ke kamarnya.
Aku turun ke bawah.. –basement– dan dari sana aku dengan lift naik ke lantai 6.
Aku memencet bel kamarnya dan dibuka oleh Cik Ling sendiri..
Saat itu Cik Ling mengenakan kaos dengan bukaan rendah dan celana pendek.
Wuah.. aku terkesiap melihat bukaan dadanya yang makin montok..
Sampai membuatku berpikir yang bukan-bukan dengannya.
Di kantor.. kalau aku menghadapnya.. –Cik Ling juga direktur keuangan..–
Aku seolah dibiarkannya melihat belahan dadanya. Bukannya ditutup –mestinya bisa..– dengan blasernya..
Tapi blazer ditegakkan saja dan dibuka lagi.. seolah membiarkan kedua belahan dadanya untuk kunikmati.
Belahannya putih agak kecoklatan.. dengan leher panjang. Glekk..!! Wah.. aku menelan ludahku sendiri.
Aku dipersilakannya masuk dan duduk. “Di mana koh Edward –suaminya..– Cik..?” Tanyaku.
“Ooo.. dia lagi ke Jakarta..” katanya seperti tak bersemangat.
“Ada apa sih Cik.. kok malam-malam begini..?” Tanyaku masih belum ngeh.
Cik Ling mengambil dua minuman coke dan mematikan TV kemudian duduk di kursi..
–Dia menariknya ke arah tempat tidur– agak menghadapku.
Kemudian Cik Ling menyerahkan Coke padaku dan aku minum hampir setengahnya.
Cik Ling mulai gelisah dan aku ulangi bertanya lagi.. “Ada apa Cik..?”
Dengan menahan tangis Cik Ling lantas menceritakan WIL suaminya yang di Jakarta.
Cik Ling memang sudah tau perselingkungan suaminya itu.
Tadi sebelum ke Jakarta, Cik Ling pesan agar Ko Edward hati-hati.
“Kurang apa sih aku ini..?” Katanya mulai tercekat tangis. “Aku istri baik.. memberikan padanya tiga anak..”
Ya.. Cik Ling menikah sangat muda dengan tiga anak. Anak yang bungsu sudah kelas 1 SD.
“Aku juga ikut senam dan membuat tubuhku tambah seksi..” katanya melanjutkan sambil menangis.
“Sejak suamiku punya WIL, aku dibiarkannya merana dua tahun terakhir ini..” lanjutnya sambil menangis.
Nah loh..!? Aku hanya bisa terpaku mendengar itu semua, tidak tau apa yang harus kukerjakan.
Apalagi ketika dia tambah menangis keras. Kedua tangannya menutup wajahnya yang tertunduk.
Wah.. untung ruangannya kedap dan terkunci.
Lalu perlahan kutarik kursiku dan duduk lebih dekat dengannya, di depannya.
“Cik..” kataku memecah kesunyian. “Cik Ling sabar ya..? Pasti ini akibat Puber kedua..” kataku sok tau.
Aku memberanikan memegang pundaknya dan kepalanya.
Cik Ling terdiam mendengar perkataanku seolah membenarkan.
Ko Edward usianya 45 tahun, Cik Ling 37 tahun usianya.
Jadi kupikir puber kedua setelah membaca buku psikologi yang pernah kupelajari.
Cik Ling memandangiku sebentar dan kemudian meledak tangisnya.
Dan ya ampun.. dia merebahkan kepalanya di pahaku..!! Anjrittt..!!
Waduhh.. mati aku..!! Aku nggak bisa menahan sesuatu yang bergerak mengeras di balik celanaku.
Kuelus lagi kepalanya dan beberapa nasehat meluncur dari mulutku.. sementara pikiranku macam-macam.
Apalagi aku bisa melihat belahan punggungnya..!! –Karena pakai kaos rendah..–
Kok nggak pakai BeHa..!? Batinku.
Kuraba kepala dan pundaknya.. kulihat tangisnya mereda walau belum selesai benar.
Karena aku tidak tahan dengan birahi di dadaku..
Tanpa ragu kutelusurkan saja tanganku ke arah punggungnya yang terbuka bagian atas.
Aku saat itu sudah ‘sangat sengaja’ melakukannya meskipun masih dengan takut-takut.
Oh my God.. Cik Ling diam saja ketika aku melakukannya.
Kuelus leher belakang.. kepala belakangnya dan kuberanikan mengangkat kepalanya..
dengan memegang kedua pipi dan telinganya dari samping.
“Cik Ling..” kataku sambil mata kami berpandangan.
Kuambil sapu tanganku dan kuusap air mata di wajahnya. Bibirnya bagus sekali.. pikirku.
Ini kali pertama aku melihatnya sedekat ini.. apalagi dia adalah direktur keuanganku.
Kami berpandangan. Dan ya ampun.. dia memejamkan matanya dan membuka sedikit mulutnya.
Aku jadi ingat kekasihku kalau kami mau bercumbu ..
Dia akan pejamkan matanya dan bibirnya dibuka sedikit. Mirip sekaleeee..!!
Kasihan Cik Ling.. aku pikir pastilah suaminya sudah lama sekali tidak menjamahnya.. menyetubuhinya.
Karena kesempatan itu datang.. langsung 'kuraih' saja bibir Cik Ling.
Cup.. cup..!! Kukecup beberapakali.. sebelum akhirnya aku mengulum bibirnya..
Dan responsnya sungguh di luar dugaan.. dan sungguh luarrrr biaaaasaaaa..!!
Cik Ling membalasnya..!! Dengan bergairah. Oh God.. aku serasa mendapat durian runtuh malam ini.
Pikiranku sudah dipenuhi dengan birahi.. dan ingin menikmati tubuh Cik Ling di Hotel Santika malam ini.
Ahh.. lembut sekali bibirnya.. kami menikmatinya dan lidahnya, lidahku menari-nari.
Kutelusuri lehernya yang panjang dengan mulutku.. sementara tanganku memegangi tangannya.. meremasnya.
Ahh.. Cik Ling seolah kegirangan menyambut cumbuanku. Dia pasrah.
Apalagi ketika tanganku mulai merambati pinggang dan menggapai kedua bukit di dadanya..
Kuelus dari luar kaosnya yang tanpa BeHa itu. Aku menikmatinya..
Sementara mulutku menelusuri lehernya dan turun lagi memutari dada atasnya.
"Ssshhhh.. ahhhh.. Joo.. sshh.." Cik Ling mendesah-desah dan mendesis kegirangan.
Lalu kami berdekapan. Kutuntun Cik Ling ke arah tombol musik yang tersedia.
Kemudian kuraih chanel yang tersedia di hotel.
Kami berdekapan lama sambil berdiri mengikuti irama musik instrument.
“Aku milikmu Jo, malam ini..” kata Cik Ling memecah kesunyian.
Aku dipanggilnya dengan Jo.. seperti yang biasa dia lakukan di kantor.
Dia berkata begitu sambil tangannya melepas celanaku.. bajuku dan semua yang melekat padaku.
Kini aku berdiri telanjang di depannya.. aku pasrahin saja.. dengan batangku yang telah menegang keras.
Didekapnya aku.. diraba dan elusnya batang kejantananku yang sudah mengejang keras.
Deg-deg-deg-deg-deg..! Jantungku serasa lepas. Ughh..!! Cepat sekali detaknya..!!
Lalu kami bercumbuan lagi. Aku membalikkan tubuhnya dan kucumbui Cik Ling dari belakang.
Mulutku menelusuri lehernya.. punggungnya.. pipinya, telinganya..
Lalu dilingkarkannya tangan Cik Ling di kepalaku.. kulumat bibirnya.
Tanganku meremas kedua bukit dadanya dengan lembut.. membuat gumpalan itu makin mengeras.
Cik Ling menggeliatkan tubuhnya.. melengkung ke depan. Ahh.. pemandangan yang indah kulihat.
Kulepas kaos merahnya. Ahhh.. betapa indahnya kulihat buah dada Cik Ling. Masih kencang dan cukup besar.
Putingnya berwarna coklat sangat ranum.. dan kini telah mengacung keras.. membuatku lebih terangsang.
Untuk segera memetiki kedua ujung buah dadanya yang siap panen dan kunikmati dengan mulutku.
Kubiarkan Cik Ling menikmati sensasi-sensasi yang kustimulasikan pada tubuhnya.
Cik Ling membiarkan aku meremasi lembut kedua buah dadanya.
Kulihat Cik Ling memejam dan menggeliat-geliat melengkung ke depan.
Aku ingin menelanjanginya. Kuraih celana pendeknya dan kulorotkan ke bawah.. Cik Ling melepas sendiri.
Aku sekarang dapat melihat gundukan daging nikmat di balik celana dalamnya.
Rambut di atas belahan nikmatnya terlihat rapi.. tidak terlalu panjang. Ehmm.. sungguh menggairahkan..!!
Sreppp..!! Kuraba gundukan itu.. "Nggghhh.." Cik Ling bertambah menikmati dengan desah dan geliatnya.
Kustimulasi dengan kedua tanganku sesaat.. hingga akhirnya tanganku kumasukkan ke celana dalamnya.
Kutarik perlahan lalu kulepaskan.. sekarang aku benar-benar melihat Cik Ling telanjang di dekapanku.
“Basah Cik..” kataku.
“Iya.. aku sudah nggak tahan Jo. Aku sangat menikmati cumbuanmu sampai sekarang.
Aku ingin kau membuatku terpuaskan Jo. Ayo lakukanlah..!” Pinta Cik Ling dengan manja padaku.
“Tapi Cik.. aku ..” aku ingin katakan bahwa aku belum pernah melakukannya pada wanita.
Namun gelora birahi di dadaku memuncak.. batang kejantananku sudah tidak tertahankan lagi.
Cik Ling kupeluk erat dan membiarkan kepalanya bersandar di dada kiriku.
Ahh.. manja sekali Cik Ling ini.. pikirku. Cup cup.. cup..! Kukecup pipinya.. dahinya. Kukecup telinganya.
Terlihat Cik Ling sangat menikmati sensasi gelora seks yang kulakukan padanya.
Kubalikkan tubuhnya lagi dan Cik Ling berhadapan denganku. Aku mencumbuinya lagi.
Dibiarkannya mulutku menelurusi leher dan dadanya.
Aku hampir tidak tahan menahan geliat tubuhnya. Apalagi ketika aku sampai di dadanya.
Ahh.. aku sangat menikmati kedua buah dadanya.
Kuputar lembut dan membuat Cik Ling membusungkan dadanya.. sehingga aku semakin leluasa.
Lenguhan.. desahan.. dan geliatnya makin membuat birahiku meledak-ledak.
Kupaguti bergantian kedua buah dadanya. Kukulum kedua putingnya bergantian.
Membuat tubuh Cik Ling makin menggeliat.. hingga akhirnya aku tidak kuat lagi menahan tubuhnya.
Kubiarkan terjatuh di tempat tidur.
Kubiarkan Cik Ling makin ke tengah tempat tidur. Aku memandangi tubuhnya yang indah.
Cik Ling membuat gerakan-gerakan yang menandakan letupan birahinya..
Sehingga membuatku sangat terangsang.
Apalagi ketika dibukanya kedua kakinya dengan diangkat pahanya.
Aihhhh..!! Betapa menggairahkan. Kulihat lagi gundukan hitam di puncak selangkangannya.
Malam ini.. pastilah akan menjadi malam pertamaku menyetubuhi wanita.
Dan Cik Ling-lah yang akan membuatku tidak perjaka lagi. Ini tekadku malam ini.
Aku ingin memberinya kesan dan sensasi yang mendalam tentang diriku.
Kudekati tubuh Cik Ling dari samping. Tangannya menarikku. Kucumbui Cik Ling lagi.
Aku mencumbuinya dari atas ke bawah dengan tubuhku merambat di atasnya.
Kunikmati kedua bukit dadanya dengan leluasa.. dan tanganku menggapai kedua kakinya..
Lalu menelusuri liang senggamanya, membuat Cik Ling menggeliat mendesah lagi.
Kutelusuri perutnya akhirnya aku sampai di liang senggamanya. Oh.. wangi sekali.. pikirku.
Tapi belum sempat aku bertindak lebih lanjut, diraihnya batang kejantananku dan dikulumnya.
“Shhhh.. Cikkkhh...” Aku mendesis kenikmatan. Slropp.. slrop.. grogh.. glrogh.. clopp slropp.!!
Disedotnya batang kejantananku hingga masuk penuh di mulutnya.
Ohh.. ini pertamakali mulut wanita mengulum batang kejantananku. Aughhh..!! Betapa nikmatnya..
Sampai aku hanya bisa berkata.. “Ooohh Cik.. ahh..” dan pinggulku tergoyang-goyang..
tanpa bisa dicegah.. mengikuti sensasi yang Cik Ling berikan melalui batang kejantananku.
“Oooh Cik, saya nggak kuat, mau keluar Cik..” kataku. Tapi tak ada sahutan.
Yang ada hanya isapan dan kuluman yang makin membuat batang kejantananku makin mengeras.
Aku mencoba menahan diri dengan menikmati liang senggamanya dengan mulutku.
Akhirnya aku tidak tahan dan kumuntahkan sperma hangatku penuh di dalam mulut Cik Ling.
Aku terdiam. Inikah namanya orgasme..?
Kulihat Cik Ling sangat menikmati dengan apa yang baru saja terjadi.
“Thanks ya Cik..” kataku. Dia hanya tersenyum tipis dan memelukku.
Kucumbui lagi Cik Ling. Aku sangat suka menikmati kedua buah dadanya dengan putingnya yang ranum.
Hal ini membuat Cik Ling bergelinjang kenikmatan.
Kalau mulutku memaguti dan menggulumi yang kiri.. tangan kananku meremas lembut yang kiri, begitu sebaliknya.
Aku seperti bayi yang menikmati ASI dari samping. Kulihat gerakan kakinya yang merangsangku.
Lalu sambil mulutku mengulum buah dadanya.. kujulurkan tanganku menggapai liang senggamanya.
Cik Ling sepertinya makin menikmati permainanku ini. Kuelus liang senggama dan sekitarnya.
Membuat gerakan kakinya membuka lebar.. semakin lebar menantiku menyetubuhinya.
Kurasakan liang senggamanya yang makin membasah.. dan akhirnya ketika kedua kakinya masih mengangkang..
aku lantas perlahan bergerak dan memposisikan diriku berada di antara kedua kakinya.
Kupandangi liang senggamanya dan kunaikkan kaki kirinya. Cup.. cup.. slrupp.. cup..!!
Aku menciumi pahanya lembut menukik ke bawah dan akhirnya aku mencumbui liang senggamanya.
Kepalaku diremas-remas dan ditekannya, kudengar geliat dan desahnya makin menjadi-jadi.
Kedua kakinya terbuka lebar di depanku. Aku sangat menikmati liang senggamanya.
Slrupp.. slrupp.. clrupp..! Kuisap cairan dari liangnya. Ini kali pertama aku mencumbui liang senggama wanita.
Aku mulai merasakan cairan dan membuatku makin terangsang..
"Ohhh.. Joo.. ayoo.. ohhhh..!!" Desah Cik Ling memintaku agar aku segera menyelesaikannya.
Ditaruhnya kedua kakinya di pundakku.. mempertontonkan benda nikmat di selangkangannya.
Tak lama.. batang kejantananku yang sudah kembali menegang kutuntun memasuki liang senggamanya.
Slebb.. slebb..!! Kumasukkan sedikit demi sedikit.. kemudian kuputarkan di seputar liang senggama Cik Ling.
"Nghhhhh.. ohhhh ohhh.. Jooo..!!" Cik Ling melenguh meluapkan kenikmatan sejadi-jadinya.
Slebb.. jlebb..!! Aku memasukkan lagi dan lebih dalam lagi dan.. blesseph..!! “Nghhhh.. ohhh Jooo..!!”
Akhirnya tertanam penuh di liang senggama Cik Ling.. disertai erangannya meluapkan nikmat birahi.
Kupegangi kedua tangannya, aku diam sejenak merasakan sensasi kenikmatan di sekeliling batang kejantananku.
Crebb.. crebb.. clebb..!! Lalu kugoyangkan lembut sementara mulutku menikmati kedua puting susunya bergantian.
Aku terus menggoyang lembut di seputar dinding kemaluannya. Aku merasakan Cik Ling mau orgasme.
Clebb-clebb-crebb-crebb-crebb-clebb-clebb-clebb-crebb..!! Kupercepat goyanganku.
Beberapa saat kemudian kudengar suara teriakan tertahan.. “Ahhhh.. Jooooo.. hhhh..!!”
Kurasakan tubuh Cik Ling mengejang dan liang nikmatnua menjepit batang kejantananku kuat-kuat.
Seketika itu aku merasakan spermaku mau keluar lagi. Crettt.. crettt.. crett.. crett.. crett..!!
Muncrat menyemprot deras.. kali ini di kedalaman liang nikmatnya yang berkedut-kedut.
Akhirnya aku menikmati saat akhir yang sangat menggairahkan. Cik Ling mencapai orgasme.. juga aku.
Aku merasakan sangat kenikmatan. Ahh..!! Aku kini tidak perjaka lagi. “Thanks ya Cik..” kataku.
Kukatakan itu ketika aku mengecup telinganya.. bibirnya.. dahinya dan menelusuri lehernya..
Juga di setiap jengkal kedua bukit dadanya yang meninggalkan warna kemerahan.
Tangannya masih agak menggelepar di kanan kiri seperti pelepasan.
“Cik.. ini kali pertama aku menyetubuhi wanita..” kataku melanjutkan. Cik Ling tersentak..
“Aihh.. sungguhkah, Jo..!?” Serunya seolah tak percaya apa yang barusan kukatakan.
Aku meyakinkannya.. “Cik Ling-lah yang merenggut keperjakaanku malam ini..”
Kataku lagi.. sambil mengecup dahi dan pipinya. “Ohh.. Jo.. makasih yaa..” bisiknya mesra sekali.
Aku dipeluknya erat lagi dan aku membalasnya.
Malam itu aku tidur di hotel sampai pagi dengan kehangatan tubuh Cik Ling di pelukanku.
Rasanya tubuh Cik Ling menjadi selimut hangat buatku.
-------ooOoo-------
Pagi-pagi aku pulang ke rumah dan masuk kerja seperti biasanya walau aku merasa ngantuk.
Tapi aku minum obat penguat agar tidak ngantuk.. dan terbukti cukup kuat menahan rasa kantukku.
Apalagi juga dengan kedatangan Cik Ling. Senyumnya sungguh beda. Aku suka.
Dan lagi-lagi.. aku sangat tertarik dengan kedua buah dadanya yang pagi itu nampak lebih mempesona buatku.
Cik Ling sepertinya bangga.
Aku diteleponnya dari ruangannya dan berkata terimakasih dan senang karena dapat membuatku tidak perjaka lagi.
Gila..! Pikirku. Pengalaman dengan Cik Ling membuatku makin terobsesi menikmati tubuh gadis dan istri orang di kantorku.
Aku ingin menikmati tubuh Cik Sasa. Aku ingin menyetubuhi Ima.. Nia dan Cik Nina.. adik ipar Cik Ling.
Gila..! Ketika aku menulis tulisan ini.. aku sudah makin jauh dengan Nia. Dia istri Mas Budi.
Aku ingin menikmatinya. Dan sudah kurencanakan di hotel dekat dengan rumahnya.
Aku sudah belikan dia daster hitam untuk dipakai nanti.
Dan ternyata dia menerimanya dengan suka hati. Ada hotel berbintang di sana.
Sementara dengan Cik Ling, aku masih terus berhubungan.
Yang paling gila adalah aku menyetubuhinya di rumahnya sendiri, di sofa di ruang multimedia.
Dia memanggilku ke sana saat suaminya ke luar negeri dua minggu lalu.
Karena memang aku pandai komputer dan multimedia. Jadi Cik Ling memakai alasan itu.
Aku menyetubuhinya berkali-kali dan Cik Ling mengajariku berbagai posisi. Aku paling suka posisi dogy style..
Padahal sudah kurencanakan mau kuterapkan nanti untuk Cik Sasa.. entah kapan, tapi menjanjikan. Ahhh..!!
CONTIECROTT..!!
---------------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------------