-------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------
Cerita 082 – “Bener Gak, Sih..!?”
[Part 2] – “Celana Dalem..?”
Tapi ada yang aneh.. celana dalamnya yang harusnya ada dengan beha di situ, tapi tidak ada.
Dia lalu bongkar-bongkar tumpukan pakaian kotor..
yang hanya ada 3 orang di situ pakainannya, tapi tetap tidak ada.
Biarlah.. kata Fany dalam hati. Besok nanti gue tanya Ratmi atau Tumini.
Besoknya sebelum dia berangkat kerja.. dia naik ke atas dan bertanya ke Tumini.
“Mbak, celana dalam gue ke mana yang kotor kemarin..?”
“Ada nih, Ci..” ujar Tumini.
Benar ada. Celana putih dan beha yang warnanya senada ada semua di ember yang habis digiling.
Lho..? Kok ada, tadi malam ke mana celana dalamnya..?? Tanya Fany dalam hati.
Fany segera beranjak dan jalan ke toko, mobilnya sudah kinclong.. sepertinya habis dicuci oleh si Ale.
Malamnya setiba di rumah.. sebelum tidur, dia kepikiran masalah celana dalamnya.
Lalu ia naik lagi ke atas.. dan masih bertanya tanya dalam hati..
Ke mana celana dalamnya dia yang kemarin, hilang malamnya lalu paginya ada lagi.
Kembali dia lihat CD warna coklatnya hilang.. Hadeuh.. bingung Fany jadinya.
Meski bertanya-tanya.. tanya tapi Fany menyimpannya dalam hati saja.
Besok paginya kembali dia naik ke atas.. mengecek di tempat cucian.
Celana dalam coklatnya sudah ada lagi. Dia seperti tersihir jadinya.
Apa salah mata gue kali, yah..?? Dia bertanya tanya dalam hati.
Hal yang sama diulang lagi besoknya. Kali ini dia cek malam harinya.
Benar celana dalam hitamnya sudah hilang.
Diambil kamera ponselnya dan memotret ember cucianya.. lalu dia turun lagi ke kamarnya.
Besok pagi-pagi sekali.. dia naik dan memastikan hal yang sama.
Dan benar.. celana dalam hitamnya sudah ada di sana.
Dipotret lagi.. dan dicek kedua foto yang berbeda itu.
Benar sekali.. pikir dia. Pasti ada yang mengambil malamnya, lalu pagi-pagi mengembalikannya.
Tapi siapa..? Mbak ratmi ngga mungkin. Buat apa dia melakukan itu..?
Kecurigaan Fany tersisa ke satu orang. Siapa lagi kalau bukan Ale. Tapi buat apa..??
Fany jadi takut..
Karena ingat cerita bahwa bisa jadi dia diguna-guna nanti lewat media celana dalam tersebut.
Fany bergidik dibuatnya. Dia ingin segera melabrak Ale, tapi takut tidak ada bukti.
Nanti malah dia yang malu sendiri.
Dia lalu menyusun strategi untuk menangkap basah pelakunya.
Dia tau Ale jam 5.30 sudah bangun dan mulai beres-beres rumah.. sebelum jam 8 pagi dia jalan ke toko.
Dia biasa duluan jalan untuk buka toko dan siapin semuanya..
Jadi jam 9 saat Fany ke toko semua sudah rapi dan terbuka.
Pulangnya juga demikian.. jam 5 sore toko tutup, Ale yang menutup dan memasukkan semua barang.
Mengunci pagar depan dan jam setengah 6 dia jalan balik dengan menggunakan mobil pickup toko.
Malam di rumah.. jam 21.00. Suaminya belum pulang, dia tadi wa bilang mau mincing.
Bodoh amatlah.. pikir Fany.. mancing sampai pagi juga terserah.
Fany naik ke atas ke tempat cuciannya. Dan benar..!!
Celana dalam yang dia pakai tadi sudah tidak ada di tempat.
Dia lalu turun ke bawah, rumah sudah sepi. Thomas sudah tidur di kamarnya di atas.
Mbak Ratmi juga jam 7 sudah menghilang ke kamarnya.
Dia lantas masuk ke kamar belakang.. tempat Ale tidur diketok duakali.
“Ale..!” Panggilnya agak kencang.
“Iya Ci Boss..!” Suara Ale menyahut dari dalam. Mukanya muncul pas pintu kamar dibuka.
“Gue boleh masuk ke kamar lu..?” Tanya Fany sambil melihat muka Ale.
“Buat apa yah Ci Boss..?” Agak gugup wajah Ale bingung.
“Mau lihat-lihat aja kondisi kamar lu.. Boleh khan..?” Desak Fanny.
“Si..silakan Ci Boss..” Ale mempersilakan.
Fany masuk dan sejenak memperhatikan kamarnya sekelling, rapi sih.
Ale Nampak sedikit gugup ada bossnya di kamar.
“Sekarang buka lemari lu..!!” Perintah majikannya.
Dengan tangan sedikit gemetar Ale membuka lemari bajunya.
Wanita berparas cantik itu membongkar baju-bajunya Ale..
sampai celana dan celana dalam yang agak bulukan dibongkar olehnya.. sementara Ale hanya diam saja.
“Tutup lagi..!!” Perintah Fanny setelah tidak menemukan apa yang dia cari.
Ale diam aja. Tidak berani bertanya apa maksud majikannya. Meski dalam hati dia sudah menduga.
Fany mengedarkan pandangannya ke sekeliling.
Dia tiba-tiba curiga dengan kasur pegawainya itu. Dia angkat bantalnya Ale.
Dan ternyata benar..!!
Celana dalam putih yang dia pakai tadi ada di atas kasur Ale dan disimpan di bawah bantal.
Ale seketika pucat dan pasi mukanya. Dia langsung tertunduk malu dan takut.
“Apa maksudnya ini, Ale..!?” Meninggi suara majikannya.
“M-maaf Ci Boss..” Gugup dan gagap suara Ale.
“Lu gila yah..? Apa maksudnya lu simpan celana dalam gue..?” Emosi Fany semakin meninggi.
“M-maaf Ci boss..” Mau nangis rasanya Ale.
Malu dan gugup bercampur aduk.. ketauan dia suka mengambil celana dalam majikannya.
“Iya.. gue tanya apa maksudnya..?” Desak Fany.
Ale hanya diam, gugup dan menundukkan kepalanya.
“Apa coba..?”
“Maaf Ci Bos..”
“Bukan maaf yang gue perlu sekarang. Penjelasan lu yang gue mau..!!”
“Maaf sekali lagi Ci Boss..” suara Ale seperti mau nangis.
“Tolong jangan pecat saya. Saya ngaku salah Ci Boss..”
Pucat, takut, rasa bersalah semua bercampur jadi satu di dada dan pikiran Ale.
Dia bingung dan tidak menyangka akan tertangkap basah seperti ini.
Bayang-bayang akan diusir dan dipecat sudah muncul di benaknya. Dia ketakutan sekali..
Fany meski marah dan kesal.. tapi masih bisa me-rem sedikit emosinya.
Meski dia merasa seperti dilecehkan dengan cara Ale..
yang notabene dia percaya dan terlihat tulus selama ini membantunya..
Setelah diam berapa lama dan Ale tetap meminta maaf dan tertunduk. Fany akhirnya bicara baik-baik.
“Gue ngga akan pecat lu atau usir lu.. tapi lu jujur ama gue, buat apa celana gue lu ambil..?”
“Maaf Ci Boss..”
"Iya udah. Sekarang coba cerita jujur ama gua..”
Di pikiran Fany dia takut dibuat black magic oleh Ale.
Sejenak Ale diam guna mengumpulkan keberanian untuk bicara.
“S-saya pakai buat fantasi coli saya, Ci Boss..” lepas Ale. Fany terkejut dan kaget luar biasa.
"Buat Coli..?” Fany seperti tidak percaya apa yang dia dengar.
“Buat coli..?” Pastiin Fany lagi.
“I-iya Ci Bos, saya minta maaf. Saya minta maaf sekali..”
Sesal Ale sambil tetap menunduk.. tanpa berani menatap wajah majikannya.
Dia makin takut kalau Fany ngadu ke Ko Alvin.
Kalau Cuma diusir atau dipecat mungkin dia bisa cari kerjaan lain tapi malunya ini.
Fany hanya menghela nafas, dia sedikit lega dengan pengakuan Ale.. meski tetap dia merasa janggal.
“Kamu apain memang..?” Kejar Fany lagi. Diam Ale lagi.
“Ale. Kamu apain..!?” Tegas Fany lagi.
“Saya sambil coli, lalu celananya Ci Boss saya cium-cium..”
Fany merasa konyol sekali mendengarnya. "Astaga Ale..”
Fany lalu keluar dari kamarnya Ale. ”Sekarang kamu balikin ke atas celana dalam saya..” suruh Fany.
“Iya Ci Boss..” sambungnya lagi.
“Saya benar-benar menyesal.. minta ampun sama Ci Boss, saya ..”
Masih menunduk dan hampir mau menangis Ale memohon.
“Sudah.. taruh di atas di cucian..!” Perintah Fany sambil dia berlalu.
Fany sambil berlalu ke kamarnya.. dia tidak habis pikir.. ternyata Ale punya semacam kelainan seperti itu..
Menggunakan celana dalam untuk beronani..!? Dia syok dan bingung.
Fany lalu membuka ponsel dan googling di internet untuk searching dengan masalah ini.
Ternyata namanya fetish atau beronani dengan media celana dalam wanita bagi pria bukanlah hal menakutkan.
Lagipula hanya celana dia bukan celana mbak Ratmi..
Jika celana semua wanita yang dia ambil mungkin itu penyakit.
Jika hanya celana dia.. mungkin buat dia fantasi..
karena dia memiliki obyek bayangan untuk membantu dia mencapai orgasme secara swalayan.
Lagipula Fany berpikir duakali untuk memecat orang seperti Ale..
bukan hanya di toko, di rumah pun semua mulai tergantung dengan dia.
Dan itu dia lakukan tanpa pamrih kalau dia pecat Ale, apa dia bisa dapat karyawan serajin Ale lagi.
Seketika dia ingat, dia takut jangan sampai Ale kalut lalu pergi diam-diam nih.
Segera Fany balik ke kamar Ale..
“Ale..”
“Iya Ci Boss..” Ale dengan cepat membuka pintu kamar.
“Gue mo bicara sebentar, boleh..?” Suara Fany sudah rendah.
“Iya Ci Boss..” Ale masih agak gugup.
“Lu janji jangan ulangi lagi yah..”
“Iya.. siap Ci Boss. Saya minta maaf.. maaf sekali lagi..”
Katanya sambil menunduk tanpa berani menatap wajah Fany.
“Istirahatlah. Besok kerja khan lu. Ingat.. jangan diulang lagi..” Fany berlalu dan kembali ke kamar.
Ale langsung plong dan lega.. karena dia takut sekali sampai gemetar tangannya.
Di kamarnya dia.. Fany bertanya-tanya. Emang semenarik apa dan bagaimana rasanya..
beronani sambil mencium celananya yang habis dipakai olehnya..?
Jika celana dalam Dinar Candy yang selebritis itu mungkin bisa kali..
Celana dalam dia yang bukan siapa-siapa kok malah dipakai buat colli..?
Seketika dia ingat akan cerita mereka di gudang beberapa waktu lalu..
Bahwa Ale suka ngaceng jika lihat dia pakai baju seksi.
Apakah ini yang dibilang Pak Wandi..? Kalau Ale suka ngaceng..??
Lalu celana dalam dia dibuat onani..??
-----ooOoo-----
Hari-hari berjalan seperti biasa.
Ale juga bekerja seperti biasa.. malah tambah rajin. Cuma berbeda dengan hari-hari sebelumnya.
Dia terlihat menjaga jarak dengan Fany.. dia jarang muncul ke depan laporan atau membantu melayani..
meski hanya hal-hal kecil yang bisa Fany handel sendiri.
Dia juga menghindar untuk bicara secara langsung.
Jika ada orderan apa, yang muncul si Kebot atau pak Wadi.. meski yang menyiapkan itu tetap saja Ale.
Namun hal-hal yang jadi rutinitas tetap dikerjakan oleh Ale, termasuk kerjaan di rumah.
Fany juga sempat mengecek celana dalamnya, sudah tidak pernah hilang lagi.
Tapi jujur.. Fany malah merasa aneh dengan kondisi seperti ini.
Biasa Ale sering laporan setiap ada apa, kini bukan dia yang laporan.
Dia merasa jadi bersalah karena agak keras bicara waktu itu ke Ale. Padahal kan Ale sudah minta maaf.
Fany takut jika Ale mundur atau cari kerjaan lain.
Tapi untuk bicara dengan Ale lagi dia juga bingung harus bilang apa.. dia juga sedikit syok waktu itu.
Namun di sisi lain.. ada rasa bangga di hati Fany.
Meski hanya Ale yang notebene orang kerja dia yang melakukan itu..
Tapi apa iya dia sedemikian menarik.. sampai dijadikan bahan colian..??
Iiihh.. Fany merasa aneh dengan perasaan yang tiba-tiba muncul seperti itu.
Dia sempat mengecek lagi celana dalamnya, masih ada di cucian..
Kok Ale ngga berani yah..?? Apa dia takut kehilangan pekerjaan mungkin.
Ah aneh deh.. Fany kok jadi merasa lain.
Justru dia jadi membayangkan gimana caranya Ale onani dengan CD-nya..?
Trus.. apa dia ngga engap dengan baunya..??
Dia memang akui, Ale disenangi banyak costumernya dia, karena rajin dan sangat membantu mereka
Fany merasa jadi bersalah. Dia tiba-tiba rindu dengan Ale yang dulu suka melucu dengan logatnya.
Suka menyamperin etalase dan bantu dia melayani pembeli, meski sebenarnya Fany juga bisa.
Dia seakan tidak tega majikannya berdiri dari kursi kasir hanya untuk menimbang paku.. atau mengambil cat..
selama dia masih ada di situ.
Pagi hari.. karena ada roti di kulkas.. Fany menyuruh Mbak Ratmi memanaskan dan membuat roti bakar.
Saat ke meja makan, dia lihat roti bakar lumayan banyak, dia sisihin dua tangkap untuk Ale..
Dia ke dapur belakang tempat piring yang Ale pakai untuk sarapan..
Pas dia angkat wajahnya.. dilihatnya Ale lewat pintu kaca baru saja keluar dari kamar mandi..
hanya menggunakan handuk.
Yang membuat Fany kaget ialah tonjolan di selangkangan Ale yang hanya dilapisi handuk..
Apalagi pas dia menjemur kain lap di atas bangku di depan kamar mandi.
Dia berdiri menyamping dan terlihat jelas tonjolannya.. terbayang gedenya barang yang tersembunyi..
Dada Fany bergetar seketika..
Apalagi Ale berbalik jalan ke arah pintu sebelum masuk ke kamarnya.. tonjolan itu Nampak sekali.
Greng.. Langsung panas badan Fany melihatnya.. dia segera masuk ke kamarnya.
Entah kenapa tiba-tiba dia merasa vaginanya basah..!!
Sialan.. kenapa yah gue ini.
Kok semakin gue menghindar dan tidak memikirkan itu.. malah rasa itu muncul terus yah..?
Sasarannya juga ialah sosok yang tidak pernah dia pikirkan selama ini.
Kesel hatinya memikirkan ini.. tapi justru birahinya semakin naik ke kepalanya.
-----ooOoo-----
Suatu saat Fany melihat Ale sedang bekerja. Fanny sejenak melihat tonjolan di selangkangan Ale.
Entah kenapa dia jadi penasaran.. apalagi semenjak kejadian pagi hari dia lihat Ale keluar dari kamar mandi.
Dadanya berdesir dan tengkuknya jadi dingin sembriwing membayangkannya.
Ale sendiri justru ketakutan melihat majikannya..
Dia masih malu sekali dengan kejadian ketangkapnya dia memakai celana dalam untuk coli.
Dia merasa seperti ditampar bolak balik..
Malu sekali sudah jahat kepada majikannya yang menurutnya sangat baik sama dia.
Fany ingin bicara agar Ale biasa saja seperti dulu lagi..
Tapi dia segan dan bingung mengungkapkannya. Apa nanti pikiran pekerjanya ini..??
Sebaliknya.. Ale ingin meminta maaf lagi..
Karena menurut dia apa yang dia lakukan waktu itu sangat jahat.. dan dia berterimakasih tidak dipecat.
Sesekali Ale mencuri pandang ke majikannya.
Fany Meski usianya sudah 37 tahun.. tapi penampilan dan kemulusan kulitnya tetap terjaga.
Apalagi memakai baju ketat seperti ini.. dadanya membusung sangat pas dengan ketatnya kaosnya.
Haish.. Ale berusaha membuang jauh-jauh pikiran kotornya.
Sejenak hilang pikirannya.. tapi darah dan signal keburu terkirim ke urat bawahnya.
Kejantanannya sedikit naik dan menggembung..
Celakanya ini diperhatikan oleh Fany yang diam-diam melirik.
Syurr..!! Dada Fany berdesir.. kalo burung hitam gede begini gimana bentuknya yah..?
Fokus.. fokus..!! Teriak hati kecilnya..
Selera lu tinggi.. selera lu yang memang sudah lu setting seperti itu.. ngapain lu turunkan..?
Ama pembantu lu juga.
Tapi semakin dia usik.. rasa lain yang penasaran ingin mencoba dan melihat setidaknya..
malah semakin merasuk ke kepalanya. Cobain dulu rasanya. Jangan bilang tidak kalau belum tau rasanya.
Toh yang putih juga ngga mampu buat lu puas..!
Fany sebenarnya berharap agar Alvin bisa mengerti kondisinya, bagaimanapun dia butuh dibelai dan disayang.
Dulu Alvin masih mau membantu jika dia belum klimaks..
entah itu pakai tangan atau sekedar sambil mengisap buah dada Fany..
sambil Fany memainkan kelentitnya hanya untuk agar dia bisa orgasme.
Sekarang Alvin hanya jika dia mau.. itu pun sebulan bisa dihitung dengan jari.
Bahkan sudah selama ini dia tidak sedikitpun menyentuh istrinya.
Sedangkan Fany..
belakangan ini justru merasa hormon-hormonnya makin berkembang dan meminta pelampiasan.
Usia 37 tahun, masih cantik dan langsing..
kulitnya putih mulus, dengan buah dada yang besar berukuran 34 B..
Apalagi jika memakai push up bra..
membuat dadanya menonjol dan sering jadi pusat perhatian para mata nakal pria.
Alvin hanya sibuk dengan bengkel, hobi mancing dengan teman-temannya..
dan mengurus burung kesayangnya yang banyak digantung di depan rumah.
Burungnya sendiri malah tidak pernah masuk ke sarangnya.
Mungkin sarang yang lain.. pikir Fany.
Fany memilih untuk tidak memikirkan masalah itu.
Dia lebih memilih untuk fokus dengan kerjaannya di toko..
Dan mulai timbul bibit-bibit aneh di kepalanya.
Karena hal yang dulu tidak pernah.. bahkan jauh untuk dipikirkan.
Kini malah sering muncul berseliweran di kepalanya.
Ngapain mikir yang ribet-ribet..
sedangkan di dekatnya ada yang jelas mudah ditangkap, dan kesempatan terbuka.
Tapi khan dia bukan tipe lu, Fany. Isi otak kanannya mempengaruhi lagi.
Udah gitu dia babu lu. Apa kata dunia jika orang tau..??
Hmmmm.. tapi lu lihat benjolan di selangkangannya.. otot dan kerja keras dia selama ini.
Ngga ada capeknya.. pasti punya dia hitam gede.. perkasa dan tahan lama.
Lagian lu kan belum nyoba yang segede paralon gitu..??
Aih.. sialan. Dua kata dan pikiran itu selalu muncul saling mempengaruhi.
Sedangkan rasa ingin dibelai dan hangatnya vaginanya Fany jika sedang bergairah..
Selalu buat dia bingung sendiri. Entah kenapa gairahnya dia sekarang malah semakin meningkat.
Bodoh ah.. pikirnya lagi.
Fany sengaja memanggil Ale untuk bantuin dia di depan.. selain dia juga repot jika lagi banyak orderan..
Ale sangat cekatan dan banyak costumer yang suka dengan gerak cepatnya.
Logat Ambonnya, serta diminta tolong apa aja, Ale turun tangan.
Sedangkan Pak Wandi dan Kebot senang-senang aja di belakang..
bisa ngopi, ngerokok dan lihat-lihat bokep di hape mereka.
Fany kadang merasa ser ser an dadanya saat lihat lengan kokohnya Ale.. kadang dia suka curi-curi pandang..
rambut cepaknya Ale dan badannya yang kekar.. membuat dia mirip aparat atau body builder.
Meski tidak pernah fitness.. tapi kerjaan dia stiap hari otomatis membentuk badannya lebih kokoh lagi
Dan semejak dibeliin obat roll on, bau sengitnya juga sudah hilang.
Bahkan pagi-pagi habis mandi.. bau sabunnya tercium dan tidak apek lagi dibanding awal-awal dia datang.
Ale sendiri.. meski suka menundukkan kepala dan masih malu terhadap majikannya..
tapi sempat juga dia curi-curi pandang ke Fany.
Apalagi hari ini Fany hanya memakai baju U can see dengan dengan tali besar.
Tapi ketatnya baju dan pundak serta ketiak mulusnya terlihat jelas.
Apalagi saat Ale mendekat meminta bon atau memberi uang pembayaran ke meja kasir.. di mana Fany duduk.
Fany sendiri menyadari jika Ale suka curi pandang meski malu-malu.. dia tau dan bisa dilihat dari ekor matanya.
Bahkan dengan sengaja dia mengangkat tangannya pura-pura mengikat rambunya..
saat Ale sedang memandangnya, sambil dadanya dibusungkan..
Rasain lu.. biar sange lu mandanginnya..! Pikir Fany..
Dan tanpa dia sadari, dia menikmati momen-momen itu.
Malah seperti sengaja dibiarkan. Kadang dia sengaja menunggingkan pantatnya agar dilihat oleh Ale..
Pantatnya yang terbungkus celana pendek atau celana bermuda yang ketat.
Ale yang kemudian tidak tahan.. saat makan siang dia pun pergi ke WC di belakang..
Dengan alasan mau buang air..
Tapi dengan gerak cepat dia menuntaskan cairan tempurnya dengan metode 5-1.
5 jari dan satu batang.
-----ooOoo-----
Hari-hari berlalu.. Fany pun terkesan seperti sengaja..
Pagi hari saat Ale sedang bersih bersih depan rumah atau di garasi..
dia lalu kadang keluar sebentar hanya dengan daster tidurnya yang seksi..
Meski masih pakai beha dan celana dalam..
tapi lekukan tubuh Fany dan mulusnya betis serta lengannya terlihat jelas..!
Dia tau Ale menatapnya sembunyi-sembunyi. Tapi dia senang dan menikmatinya.
Bahkan pagi ini.. Dia tau Ale akan ambil sarapannya sebelum berangkat ke toko.
Fany sengaja dengan tanktop setali.. duduk di meja makan.
Karena dia tau Ale akan masuk lewat pintu belakang ke dekat kompor.. untuk mengambil sarapannya.
Dan kepuasan di senyumannya melihat Ale yang jadi kikuk dan malu melihatnya.
Meski demikian.. Ale tetap sangat menghormatinya.. tidak pernah dia terlihat lepas kontrol, bercanda..
atau melewati batas kesopanan selama ini..
Mungkin bagi dia bisa menikmati diam-diam..
dengan melihat pemandangan indah seperti sudah lebih dari cukup.. Ale tau diri..
Malamnya.. saat Fany keluar kamar, dia lihat kue blackforest masih tersisa sedikit.
Pasti Thomas sudah ngga mau makan lagi, Alvin apalagi..
Dia lalu menyisihkan dari tempatnya, pindahin ke piring, lalu diantarnya ke kamar Ale..
“Ale..” panggilnya.
“Siap Ci Boss..”
Ale bangun dan kaget lihat majikannya berdiri di depan pintu kamar, dengan tanktop setali dan celana pendek.
Lampu di depan kamar yang agak buram membuat pancaran sinar ke badan majikannya terlihat kontras.
“Nih, lu abisin aja..!” Sambil senyum. Ale yang kaget langsung menerimanya.
“Makasih Ci Boss..” katanya sambil menunduk.
“Makan.. trus istirahat lah lu..”
“Makasih ci boss..”
Fany berlalu.. tapi dia senang melihat tatapan Ale yang hampir tersetrum melihat penampilan dia malam itu.
Fany berdebar-debar dadanya.. Kok gue jadi kayak eksebionis begini yah..? Pikir Fanny.
Kemaluannya mendadak gatal.. hangat dan berair.
Dia ngga tahan.. segera ke lemari dekat kamar mandi.. merogoh vibrator mungil yang biasa dia pakai.
Lalu sambil mengunci pintu.. dia berbaring telanjang.. dan mulai menggetarkan alat itu ke kelentitnya.
“Oh oh ah oh..!!” Fany menjerit kecil saat orgasmenya tiba.. Dia puas.. meski masih menyisakan kegersangan sedikit.
Ale sendiri bingung dibuatnya.. majikannya dulu habis-habisan memarahinya..
saat tau dia mengambil celana dalamnya.. tapi kok sekarang malah makin baik dan ramah.
Bahkan seperti cuek dan biasa saja saat memakai baju-baju pribadi yang sedikit terbuka..
Baik di toko.. apalagi di rumah. Pusing nih kepala gue.. pikir Ale.. burungnya bangun minta dielus jadinya.
-----ooOoo-----
Setelah reda sedikit beberapa hari.. kini birahi Fany kembali bergejolak.
Alvin seperti biasa..
jika di rumah bicara hanya tanya progres toko, laporan bengkel dan cek kondisi keuangan.
Basa-basi sedikit tentang anak-asuh-nya Thomas.. lalu tidur.
Jika dia melek maka kolam pemancingan tempatnya.
Dada Fany bergejolak.. dia bingung bagaimana ini..
Memulainya dia gengsi, tidak dimulai vaginanya gatal.
Sensasi mencoba yang lain.. dan benar-benar beda dari apa yang pernah dia rasakan..
kini muncul dan mulai menggodanya.
Dia sendiri belum siap jika harus bergumul atau bercinta dengan pria yang bukan tipenya.
Tapi sensasi merasakan kejantanannya yang besar, hitam, dan kekar membuatnya jadi ingin tau.
Apa benar mereka kuat dan besar..? Apa iya yang di balik handuk itu besar isinya..???
Teng tong ting tang.. Jam 8 malam lewat. Semua sudah masuk di tempat tidur.
Dia tau.. jika memancing.. Alvin paling cepat jam 12 malam baru pulang..
Fany galau.. dia mondar mandir di depan kamar, lalu ke belakang ke arah dapur.
Dia tau Ale ada di dalam kamarnya.. dan pasti belum tidur..
karena tadi jam 7 lewat masih mencuci kandang burung Alvin.
Jadi pasti dia baru selesai makan malam dan mandi. Nah..!?
CONTIECROTT..!!
-----------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------