Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[KOMPILASI] FROM OFFICE AFFAIR (CopasEdit dari Tetangga)

Bimabet
----------------------------------------------------------------------

Cerita 16 – Office Cutie

Chapter 5 : Ujang Nungging.. Doggy Style

Ayhwa

Hari Senin
yang sibuk.. di mana setiap orang terbebani oleh tugas yang menumpuk..
seorang office boy yang sudah mumpuni dalam bidang pekerjaannya tersenyum lebar sambil mengetuk sebuah pintu.

Siapakah Obe yang rajin dan baik hati itu..? Hehehe.. OBe itu ada-lah aku.. UJANG si ganteng..
baik hati.. ramah.. berwibawa.. gagah.. pemberani.. dan cekatan..! Akulah Obe masa kini.. Obe plus-plus.. hehehehe..!!

Tok.. Tokkk.. Tokkkk..! Tangan kiriku mengetuk sebuah pintu berwarna coklat muda..
sementara tangan kananku membawa sepiring nasi goreng seafood untuk kekasih baruku.. si pengantin baru yang cantik jelita.

“Masukkk..“ sebuah suara merdu menyahut dari dalam ruangan itu.
Daguku terangkat ke atas mirip seperti seorang koki profesional ketika memasuki ruangan Non Ayhwa..
sementara sesuatu mulai menggembung menyesaki selangkanganku.. sesak tapi terasa nikmat.

“Lagi ngapain sich Non..?” Mata-ku langsung melotot memperhatikan Non Ayhwa yang sedang serius bekerja.
Buset dah.. tuh angka banyak amat.. ck ck ck.. “Biasa.. bikin laporan laba-rugi..”

Si cantik sepertinya tidak mempedulikan kehadiranku ketika aku mendekatinya.
Ia tampak sibuk sesuai dengan bidangnya.. per-Akuntansi-an hehehe..

“Non.. sarapan dulu.. nanti sakit lohhh..” aku berdiri tepat di samping kursinya.. Sesuatu di balik celana dalamku berontak.. ber-kudeta ria.
Kusodor-sodorkan tubuh bagian bawahku.. maju-mundur untuk menggodanya.

“Nich yang bikin sakit..!!”
“Uaadowwhh..!! Sakit Nonnn..!.Uuu.. Hsssshhhh..” aku mengaduh.

Bibir tebalku meruncing ketika Non Ayhwa menyikut selangkanganku yang sedang bergoyang..
berusaha untuk menggodanya dengan ‘tarian Indiaku’ yang terkenal.

Tubuhku tertekuk membungkuk kesakitan sambil memegangi gembungan di selangkanganku.
“Biar bikin sakitttt. Tapi Non Ayhwa sekarang pasti suka kan sama yang gede-gede.. Ketagihan ni yeee.. he he he..”
aku mencubit kecil pipinya yang lembut.

“Sembarangan..!“ Dengan tegas Non Ayhwa menepiskan tuduhanku.. namun wajahnya yang cantik merona merah karena malu..
Jemarinya yang lentik bergerak dengan lincah menekan-nekan tuts keyboard.

Setelah menutup pintu rapat-rapat aku menghampirinya dan membuka retsleting celanaku..
kemudian membetot sebatang sosis besar milikku yang berwarna hitam kecoklatan untuk segera keluar dari dalam sarangnya.

Dengan rasa Pe-De yang tinggi kusodorkan batang penisku yang sudah mengacung dengan gagah perkasa.
“UJANG..!! Apa-apaan sich kamu..!?”

“Hehehe.. Non Ayhwa-kan jago ngitung.. nahhh tolong diitungin berapa lembar bulu jembut di selangkangan saya..
takut rugiii.. kalau laba sich nggak masalah kali yak..? Non kok diem sichhh..? Ayo dong Nooonnn.. dihitung.. hehehehe..“ \

Aku mengacung-ngacungkan batang penisku di samping wajahnya.. kuayunkan ke kiri dan kanan.
Buseeetttt.. DAH..!! Nona Ayhwa sama sekali tidak menggubris batang penisku.. jadi malu nehh ^_^.. masa’ didiemin begini..??

Aku menggaruk-garuk kepalaku.. agak serba salah juga rasanya ketika si pengantin baru malah bersikap acuh tak acuh..
terhadap ujang junior yang teracung-acung bengong mematung di selangkanganku.

“Akhirnyaaaaa.. Beressssss.. Emmmmppphhh..“ sebuah senyuman mengembang di wajahnya yang jelita..
Kesepuluh jari Non Ayhwa saling terkait.. kemudian tangannya terentang ke atas..
tubuhnya menggeliat-geliat untuk mengusir rasa pegal di pagi hari yang indah ini.

Aku semakin bernafsu.. mataku berkeliaran merayapi tubuh Non Ayhwa.
“Beres apanya Nonnnn..?? Saya belum beres nich..!! Ayo donggg Nonnn..!”

Aku merengek-rengek agar si cantik ‘segera kembali bekerja’ membereskanku yang masih nggak puguh nasibnya di tengah jilatan-jilatan hawa nafsu.
“Enak aja nyuruh-nyuruh.. yang jadi Obe itu kamu atau saya..?” Ia menyindirku.

Aku buru-buru meliukkan pinggulku ketika sikutnya hendak kembali mematil ‘The little Ujang’.
“Yaaaa.. kalau di urusan kerjaan mah saya Obe-nya.. tapi kalau urusan ranjang sich.. Non Ayhwa yang jadi office girl-nya..
saya suruh ngangkang nurut.. saya suruh nungging juga nurut.. Disuruh nyepong juga nurut.. Iya kan Non..?”
Aku menjawab sambil mencubit kecil hidungnya.

“Dasar.. bisa aja kamu ini.. yawdah.. sini..!! Duhhhh.. kacian sampe nangis begini..“
Telapak tangan kanan Non Ayhwa menggenggam batang penisku.. sementara jemari kirinya mengelus-ngelus kepala penisku dengan lembut.

Jari telunjuknya mengusap lelehan lendir nafsu di mulut kemaluanku..
Ughhh.. mataku sampai merem-melek keenakan ketika tangan si pengantin baru meremas dan mengocoki batang penisku.

“Enak ya Jang..?”
“Enakk Nonn.. enakkkk.. terus Nonn.. Uh-non.. Uh..”

Happpp..! Slllcckk Ckk Sllccckkk.. Happp..!! ”Mmum-hhh..” Berkali-kali Non Ayhwa menjilati dan mencaploki penisku.
“Uh-uh.. walahhh.. tobattttt..! Urhh-hssshh..”mataku mendelik saat mulutnya menggigit-gigit nakal kepala penisku.

Kemudian kepalanya bergerak maju-mundur sambil melakukan isapan-isapan kuat.
Setelah meludahkan kepala penisku.. batang lidah Non Ayhwa yang basah dan hangat terayun-ayun menggelitiki leher penisku.

Dengan gemas ia meremasi buah zakarku hingga aku meringis antara ngilu dan nikmat.
Ckk. Ckkk.. ”Uumm-emh..” Cuph.. ”Darso ke mana jang..?? Ck mmh Ckk..“
sambil menjilati dan mengecupi penisku Non Ayhwa menanyakan keberadaan Darso.

“Dia lagi sibuk..”
“Sibuk ngapain..?? kerja..?”
“Nanti dech Non.. saya jelasin.. tapi sekarang ini dulu dong say.. konsentrasi..” aku terkekeh sambil menunjuk ke arah selangkanganku.

Non Ayhwa menarik-narik rambut jembutku.. kemudian.. cuphh-cuphh-cuphh..
diciuminya kemaluanku mulai dari buah zakarku.. terus merambat naik hingga ke kepala penis.

Saat lidahnya membelit memutari kepala penisku.. tiba-tiba sebuah SMS mampir di handphoneku.
“Janggg.. jangan kasar-kasar sama Non Ayhwa.. AWAS LU..!!”
A
ku membaca SMS yang berisi ancaman untukku.. Rupanya Darso mengkhawatirkan keadaan Non Ayhwa.

“Tenang.. cuma nyicip dikit koqq.. Gimana.. udah hasil sama Non Vania & Non Shasha..?”
A
ku mencoba membalas SMS dari Darso di tengah nikmatnya permainan Non Ayhwa pada bagian penisku.

Tak berapa lama.. handphoneku kembali bergetar. Ternyata balasan dari Darso..
Belon Jang.. Gua rada grogi nihh.. nggak berani ngedeketin mereka..”

“Waduhhh.. Bilang aja ada kiriman hadiah dari gua.. Mereka pasti ngerti koq..”
Balasku lagi.
“Gua nggak berani Jang..!!”

“Ah.. Parah LU..!! Ya udah.. ntar aja.. lagi asik nih.. tanggung.. Jangan ganggu dulu ah..“

Kumatikan handphoneku kemudian meletakkannya di pinggiran meja.

Tanganku mengelus rambut hitam Non Ayhwa yang indah.. kumasukkan penisku ke dalam mulutnya.
“Ummmhhh..mummmpphh.. Ckk.. Ujaaanggg.. gede amat sich.. Emm-hhhmmm.. Mufffhhhhh..”

Non Ayhwa semakin aktif memaju-mundurkan kepalanya sambil melumat Ujang junior habis-habisan.
Tangan Non Ayhwa yang lembut tak henti-hentinya mengocoki batang penisku.

Kutarik penisku dari cengkramannya.. lalu kusuruh Non Ayhwa bersandar ke belakang.
Kedua kakinya yang mulus mengangkang ketika aku bersujud di hadapannya..

Bola mataku mendelik.. menatap sesuatu yang indah.. sesuatu yang tanpa penutup lagi.. vagina Non Ayhwa..!!
Oohhhh.. betapa indahnya belahan di selangkangan Non Ayhwa.

Belahan bibir vagina si pengantin baru sedikit merekah.. hingga membuat aku terpana menatap kemolekan liang vaginanya.
“Koq cuma diliatin sihh..!? Kalau nggak mau ya sudah ah..” tiba-tiba Non Ayhwa mendesis ketus.

Ia hendak merapatkan sepasang pahanya yang mulus. Dengan panik aku buru-buru menahan paha Non Ayhwa yang mulus.
“Duhh.. Non.. galak amat..? Udah nggak sabar ya..?? Celana dalamnya dikemanain Non..? Ketinggalan di rumah..?”

Cuuphh cuphhhh cuphhhhhhh Cuphhh.. Muahh Cupphhhh..
Sambil kutahan kedua kakinya yang hendak merapat.. kuciumi pahanya bagian dalam..

Kemudian setelah puas.. kutenggelamkan wajahku pada selangkangan Non Ayhwa.
Kujilati belahan vagina Non Ayhwa yang harum berkali-kali.. kucaplok vaginanya hingga si cantik menahan nafas keenakan.

Ia berusaha menjawab pertanyaan isengku sambil memukul kecil pundakku kemudian menyodorkan vaginanya.
“Nggak usah pura-pura nggak tau githuu.. dech.. Hssshhh.. kan kamuhhh yang nyuruh aku nggak usah pakai celana dalam.. Hssshhhhh..”

Di sela suara desisan-desisannya.. Non Ayhwa menjawab pertanyaan isengku.
Ia meringis nikmat ketika jemariku menguruti dan menekan bibir vaginanya..

Lidahku segera terjulur keluar menggapai klitorisnya.. kusapu dengan lembut..
dengan lembut batang lidahku membasuh daging mungil itu.. hingga ia mendesah pelan.

Kukait-kait dengan ujung lidahku dan kuemut-emut daging kelentitnya.. kulumat–lumat bibir vagina Non Ayhwa dengan rakus..
kulahap vaginanya hingga ia menggelinjang-gelinjang kegelian.. mengejang menahan rasa nikmat.

“Non.. duduk di sini Non.. sekalian roknya naikin” aku menepuk-nepuk pinggir meja kerja Non Ayhwa.
Jantungku berdetak kencang ketika ia menuruti perintahku.. ia duduk di pinggiran meja sambil menaikkan rok mininya..
sementara sepasang pahanya mengangkang pasrah.

Kutundukkan wajahku kemudian sambil melumat bibirnya dengan lembut kugesekkan kepala kemaluanku pada belahan vaginanya..
Slethhh.. Sletthhh.. Slettthhhhhhhhh.. beberapakali kepala penisku menggesek belahan vagina Non Ayhwa yang semakin licin.

Kepala penisku yang besar tergelincir ketika berusaha menembus cepitan vaginanya.
Kugesek-gesek lagi.. kemudian kutekan dengan lebih hati-hati..

Non Ayhwa membuka kedua kakinya selebar yang ia mampu.. sambil menyodorkan vaginanya menyongsong tekanan kepala penisku.
Slebb.. Perlahan namun pasti.. dengan susah payah kepala penisku yang besar mulai dapat membelah belahan liang vagina Non Ayhwa.

“Hmphhh..!” Ayhwa menggigit bibir bawahnya sendiri untuk menahan jeritan yang hampir keluar..
ketika sesuatu menyeruak kasar memasuki cepitan liang vaginanya.

Kedua tangannya berpegangan pada pundakku.. matanya yang sipit membeliak..
Kemudian perlahan-lahan terpejam menikmati sebatang penis besar yang tengah membelah vaginanya semakin dalam.

“Hhh.. Hhhhh.. pelan-pelan Ujangg.. pelannn.. adu-duh.. duh.. ngilu Jang.. ngiluuu.. awwwwhhhh..!”
“Ini udah pelan nonn.. pelannnnnn.. banget kan..?? Pssssttt.. jangan terlalu berisik sayanggg.. ntar kalo ada yang denger gimana..?”

Kusentak-sentakkan batang penisku dengan lebih cepat untuk menggoda Non Ayhwa yang terdesak-desak kewalahan.
Wajahnya merona merah.. desah nafasnya semakin memburu tertahan-tahan.

Kuaduk-aduk liang vaginanya hingga Non Ayhwa terperanjat dan mengeluh.
Kutusuk dan terus kutusukkan batang penisku sekuat yang aku bisa..

Sambil memacu batang penisku kuat-kuat.. aku menatap tajam wajah Non Ayhwa yang cantik khas oriental..
Wajahnya semakin cantik ketika ia terperanjat-peranjat keenakan. Mulutnya ternganga seperti hendak mengucapkan huruf ’A’ ..

Tiba-tiba tubuhnya mengejang-ngejang resah seperti menahan sesuatu..
Segera kupercepat irama sodokan-sodokanku.. sementara tanganku mencekal pinggulnya.

Kugempur liang sempit Non Ayhwa dengan kecepatan penuh. Clebb-jlebb-jlebb-jlebb-jlebb..
“Ahhh..” Crrttt.. crrttttt.. Tubuh molek Non Ayhwa menggeliat nikmat.

Aku terpana menatap wajahnya yang renyah.. butiran keringat meleleh di lehernya yang jenjang.
Matanya yang sipit membeliak.. kemudian menatapku dengan sendu sambil tersenyum manis.. telapak tangannya mengusap rambutku.

Aku tersenyum penuh kemenangan. Kemudian.. dengan gerakan yang cepat penuh nafsu kedua tanganku mencekal tungkai lutut kanan dan kirinya.
kukangkangkan kedua kakinya selebar mungkin ke atas.. hingga punggungnya jatuh ke atas meja.

Kemudian pinggulku kembali terayun maju-mundur dengan cepat dan kuat..
Kusodok-sodokkan batang penisku menusuki liang Non Ayhwa yang becek nikmat.

Lelehan cairan puncak klimaks Non Ayhwa membuat lubang sempit itu banjir oleh lendir-lendir bening dan putih yang lengket-lengket licin.
Bunyi becek terdengar semakin nyaring ketika aku memompa vaginanya.. Kutusuki belahan vaginanya dengan liar dan kasar..

Kupompakan batang besarku berselancar sepuas-puasnya di liang kenikmatan Non Ayhwa.. hingga ia mendesis-desis tertahan.
“Essshhhhh.. UUj-JhanGGnnnggghh..!!” Ccrrrtt crrrrrr.. ”Uurhh-hsshhh..!” Ayhwa mendesah dan mendesis panjang..
Matanya terpejam-pejam sesekali terdengar rintihan lirihnya.. vaginanya berdenyutan kuat menyemburkan lendir-lendir kenikmatan.

Tanpa memberinya kesempatan untuk menyesuaikan diri.. kedua tanganku segera menyangga buah pantatnya yang bulat padat..
kutatap wajah cantiknya.. kukecupi kedua mata sipitnya yang memandangiku dengan tatapan mata yang sayu kemudiannn..

Kuhajar liang vaginanya dengan tusukan tusukan batang penisku.. berkali-kali wajah si pengantin baru terangkat ke atas..
menahan rasa nikmat ketika penis besarku mengoyak-ngoyak liang vaginanya yang peret.

Kuaduki liang vaginanya hingga ia meronta kenikmatan.. kudesak–desakkan hingga selangkanganku mendesak selangkangannya.
Perlahan-lahan punggungku membungkuk.. lidahku terjulur keluar.. kemudian terayun menjilati bibir Non Ayhwa yang sedikit merekah..
ia membuka mulutnya lidahnya keluar mengelus dan mengait batang lidahku.. kuisapi lidahnya dengan mesra.

Selama beberapa saat kami saling berpandangan dengan tatapan mata sayu sambil menikmati denyutan-denyutan nikmat pada wilayah kami yang terintim.
“Non.. punyanya Non Ayhwa enak deh.. bikin saya ketagihan..” “punya kamu juga gede jang.. bikin akuuu..”

“Bikin apa Nonn..?? Bilang Nonnn.. bikin apa..?” Aku penasaran.
“Bikin akuuuu.. keenakan..!! Muachh..!!”

Non Ayhwa mengecup pipi kananku.. aku membalas kebaikannya dengan mengecupi lalu mengulum bibirnya dengan penuh nafsu..
kami berdua saling berpandangan dengan mesra kemudian kembali saling mengecup dan melumat dengan nafsu yang menggebu.

“Eemh..! Emh..! Emh..!” Suara mulut si pengantin baru yang tersumpal mulutku ketika kupacu liang sempitnya..
kusodokan dan kuayunkan batang penisku kuat-kuat dengan gerakan teratur..

Kunaikkan ritme sodokanku ketika tubuh Non Ayhwa menggeliat resah di atas meja kerjanya.
Kusodok dan kuhentakkan batang penisku kuat-kuat menghujami belahan vaginanya.

Tidak begitu lama kulontarkan tubuh mulusnya ke dalam jurang kenikmatan yang berlumpur pekat.. penuh desah dan rintihan nikmat yang tertahan.
“EMH..!! Crrrr crrrr..crrrttttt..Ahssshhh UJANGG..”

Setelah bibirnya terlepas dari bibirku.. tubuh moleknya melenting dengan indah. Kedua tangan si cantik mengibaskan rambutnya ke belakang..
Pada saat yang bersamaan kupacu batang penisku hingga ia menggelinjang dan tersentak menahan denyutan rasa nikmat..

Tubuh moleknya terus terdesak-desak seirama dengan ayunan batang penisku yang memacu vaginanya dengan kuat.
Clepp.. Slepphhh.. Plepppphhh.. ”Nnnn-uhhnn..“

Semakin kuat aku menyodokkan penisku semakin kuat pula bunyi nyaring yang menggairahkan itu terdengar..
Dan semakin kuat pula Nona Ayhwa mengejang dan menggigil nikmat.. lenguhan tertahan terdengar dari bibirnya.

Tangan kanan si pengantin baru membekap mulutnya sendiri berusaha agar lenguhan dan rintihan kenikmatan itu sedikit teredam.
Aku tersenyum mesum sambil mengaduki belahan vagina Non Ayhwa.. kukocek kuat liang vaginanya dengan batang besar di selangkanganku.

“Adu-du-duh Ujanggghhh.. jangan digituinn.. akhu.. akhhh seperti diborrrrrrrhhhh.. hhssshhhhhh.. akkhh Ujhangggg..!!”
Aku tidak mempedulikan ocehan si pengantin baru.. dengan bersemangat kuaduk liang vaginanya yang nikmat hangat.

Jantungku berdesir merasakan kedutan-kedutan kuat meremasi batang penisku.. selangkanganku terasa lengket oleh lendir-lendir kewanitaan Non Ayhwa.
Drrrrttthhh.. Drrrrrtthh.. Krrrkkk.. Clepphh.. Cleppphh.. Peeffhh.. Peeffhhhhh.. Drrrkkkkkk.. Krrrkkkk.. Krakkk.. Krrakkkkk..

Ada sesuatu yang berderak-derak nikmat ketika aku memutar batang penisku mengaduki vaginanya..
Sementara tubuh Non Ayhwa terperanjat menahan rasa nikmat..
bibirnya menyemburkan desis-desis kenikmatan yang membuatku semakin bergairah mengaduki belahan vaginanya.

Sesekali kukombinasikan dengan menyentak-nyentakkan batang penisku..
hingga nafasnya tertahan menahan seranganku yang bertubi-tubi menyodoki liang vaginanya yang mungil.

Tubuh si pengantin baru turun dari atas ketika aku melepaskan cengkramanku..
tubuhnya berbalik.. kemudian bertumpu pada pinggiran meja ketika aku menarik pinggulnya menungging ke atas.

Plekkk.. Plekkk Plekkkkk.. Plkkkk.. Kupukul-pukul bongkahan buah pantatnya yang bulat padat dengan batang penisku..
Kugesek-gesekkan penisku pada buah pantatnya yang halus lembut kuremas buah pinggulnya beberapakali.

Kemudian perlahan kujejalkan kepala penisku membelah belahan vaginanya yang mungil dari arah belakang.
Plleepphhhhsshhhhh..!! ”UNNHHHH. UJANGGGHH..!! Akhhhh..!!”

“Psttttt.. Nonnn.. jangan keras-keras back soundnya..!!”
Dengan susah payah batang penisku yang besar panjang kembali menyusup memasuki liang vagina Non Ayhwa.

Aku berbisik antara waswas dan horny ketika mendengar lenguhan dan desahan kerasnya.
“Uujanggg.. pelan pelan dong ahh.. uhhh aduhh.. mmmhh mhhhhhh..”

Dengan cekatan dari sebelah kanan belakang aku menyumpal bibir mungilnya untuk meredam keluh kesah Non Ayhwa..
Sementara batang penisku bergerak liar menyodok-nyodok vaginanya dari arah belakang dengan kuat.

Kedua tanganku merayap ke depan.. kemudian menggenggam payudaranya.. kubelai puncaknya hingga ia menggelinjang kegelian..
Kupeluk erat-erat tubuh mulusnya yang gemetar menahan sesuatu.. “Hmuuufffhhhh..” Crrettttt.. Crrrrrrrrrrrrrtttt..

”Sudah Ujang.. sudah.. aku sudahh hhh .. emmhh ohhh.. Ujanggg.. nanti saja yaaa.. sudah dulu.. ahhhh.. sudahhh.. sudahhhhhh..!”
Tangannya yang mungil terayun ke belakang berusaha menahan gerakan pinggulku..
kemudian ia menarik pinggulnya hingga penisku terlepas dari belahan vaginanya..

Non Ayhwa kewalahan ketika aku bertambah beringas.. dengan mesra ia merayuku berusaha meredakan nafsu birahiku yang masih bergejolak dengan liar.
Ia duduk kelelahan di atas kursinya.. tangannya menarik beberapa lembar tissu kemudian menyeka keringat di dahi..
leher dan rahangnya.. nafasnya masih memburu keras.

“Tapi Nonnn.. saya belum..” aku mendesah kecewa.
“Iya-iya.. sini.. aku bantuin..”

Si pengantin baru lantas berlutut di hadapan penisku dan melakukan aksi deepthroat yang membuatku mengerang keenakan.
Lumayan lama juga ia melakukan servicenya hingga kepala penisku berkedut-kedut nikmat.

Dengan cepat Nona Ayhwa meludahkan penisku dari mulutnya.. penisku mengacung kesuatu titik..
sementara Non Ayhwa membantu menjilati kepala penisku dari arah samping.

Diciuminya batang penisku.. lidahnya menjilat menggelitiki leher penisku dari arah samping.. jemarinya mengelusi buah zakarku.
“Houfhh.. hummphh eummmh Ujangghhmmmh.. Ummmhhhh..”
Pipi Non Ayhwa mengempot ketika ia mengisapi penisku.. sesekali lidahnya memutari kepala penisku dengan teratur..

Tiba-tiba saja ia memuntahkan penisku..
telapak tangannya yang halus mengocok-ngocok batang penisku dengan kuat.. hingga aku mendesis menahan rasa nikmat.

Jedutt.. Jedutttt..!! Telapak tangannya menyatu menjepit kepala penisku..
kemudian bergerak cepat seperti gerakan orang yang tengah berusaha membuat api dengan bantuan sebatang kayu dan daun-daun kering..
Hanya bedanya ia menggunakan kemaluanku sebagai batang kayu.

“Ampunn Nonn.. Amphuuunnn OwaHHHH..!!” Sruuuttt.. Crooottt.. Croot-cothh.. Choootthhhh..
Spermaku muncrat mengguyur sepiring nasi goreng di atas meja dan sebagian kecil memercik di atas meja.

“Iiih.. Ujang.. gimana sihh..?? Aduh nasi gorengku..!!”
“Tenang Nonn..he he he.. Non belum pernah nyobain nasi goreng super spesial kan..?”

Dengan sebuah sendok kuaduk-aduk hingga spermaku tercampur merata.
“Yeee.. emang aku apaan.. masa dikasih makan yang gituan.. sono beliin..lagi gih..!!”

Non Away merapikan pakaiannya kemudian memberikan uang 10.000-an kepadaku yang tengah memakai celana dalam..
tiba-tiba kami berdua panik setengah mati ketika mendengar suara langkah-langkah kaki mendekati ruang kerja Non Ayhwa.

Dengan cepat aku bersembunyi di kolong meja kerjanya.. sementara ia menyambar celanaku yang belum sempat kupakai..
dan melemparkannya ke arahku kemudian ia duduk di kursinya untuk melindungiku.

Brakkk..!! “Ayhwaaa..!! Laporan rugi labanya sudah selesai..!? Lho..? Kamu koq keringatan begitu sih..?”
“Ehh.. emmhh Anu Buu.. saya kurang enak badan.. ini Bu laporannya.. Ss-sudah bu.. sudah.. selesai.. ini..”

Non Ayhwa berusaha mengalihkan topik pembicaraan dengan menyodorkan laporan rugi-laba.
“Bagus..!! Eh beli nasi goreng di mana nih..?”

“Nggak tau Bu dibeliin Ujang..”
“Saya juga belum sarapan pagi.. kelihatannya asik punya nih..”

“Emm.. ibu mau..?? Kebetulan saya sudah sarapan roti tadi..”
“Bener kamu sudah sarapan..?”

“Bener Bu.. bener.. bener..”
“Makasih ya.. Hwaaaa.. ibu bawa nih nasi gorengnya..“
“Silakan bu.. silakan..”

Aku mendengar pintu ditutup dan langkah-langkah kaki menjauhi ruangan kerja Non Ayhwa..
Wajahku tersembul dari kolong meja menatap wajah Non Ayhwa masih syok..

Ia tidak menyadari.. jari telunjukku yang sudah tiba di belahan vaginanya.. Setelah kurasakan pas.. kutusukkan jari telunjukku kuat-kuat.. Clebbbb..!!
“Ow-ow-ow.. Hssshhh UJANGG..!!” Si pengantin baru menepiskan tanganku.. sepasang kakinya yang mulus melejang-lejang.

“Tenang non.. tenaaanggg.. saya hanya menolong..”
“Nolong apanya..!? KAGET TAU..!! Udah ah.. aku mau kerja dulu..”

“Silakan Nonn.. Non Ayhwa kerja aja.. saya juga mau kerja nih..” kepalaku menyelinap di antara pahanya.
Bibirku menyusuri permukaan pahanya sebelah dalam.. terdengar suara lagu Mp3 dari komputer Non Ayhwa..

Di tengah alunan lagu ia berusaha menyamarkan rintihan lirihnya ketika ujung lidahku mulai menusuki klitorisnya.
Kubasuh isi vaginanya dengan batang lidahku.. kumanjakan si cantik yang semakin mengangkangkan kakinya yang mulus dengan pasrah.

Kunaikkan kembali rok mininya ke atas.. lendir-lendir nafsu kembali membanjiri belahan liang vagina Non Ayhwa.
Aku melumat selangkangan Nona Ayhwa kujilat dan kuisap habis lendir-lendir nafsunya yang gurih dan harum..

Kuemuti bibir vagina Nona Ayhwa hingga ia kelabakan menahan nafsu birahinya yang semakin membara..
Kutepuk-tepuk vaginanya yang empuk kemudian kutarik dan kubuka bibir vaginanya.

Kubenamkan wajahku sambil menghirup aroma vagina Non Ayhwa yang harum.
“Shhh Hsssshh.. ah-ah-aaaaah..” desahan Non Ayhwa terdengar merdu ketika batang lidahku terayun membelai dan menggelitiki kelentitnya.

Sesekali kutusuk-tusuk kelentit Non Ayhwa dengan ujung lidahku hingga ia terperanjat dalam gairah nafsu yang berkobar liar
Wajahku terangkat memperhatikan ekspresi wajah cantik Non Ayhwa yang tengah horny..
sementara dua jariku bergerak menusuki belahan vaginanya.. di lain sisi aku menariki puting susunya yang meruncing dengan mulutku.

“Gimana Non..?” Aku bertanya padanya.
“Ujaannghhh.. kamu belajar dari mana sich..? Iihh.. enak bangetttt Jangg.. ow-ahhhhh-ahh..”

“Uuhhh..!” Creettt.. crrrttttt.. ”U-u-u-janggg..hhhh..”
“Sllleeepphhh.. Srrrrrpphhhh..” Mulutku segera menunkik ke bawah mencucup vaginanya..

Kuseruput cairan gurih penambah stamina alami yang meleleh dari belahan vagina Non Ayhwa..
Saat sedang asik-asiknya menjilat dan menyeruput cairan gurih di selangkangan si pengantin baru tiba-tiba telepon di meja Non Ayhwa berbunyi.

“Ujang.. nanti dulu.. stop.. ahh nakall.. hsshh.. uhh.. hhsshh..” Tanpa mempedulikan bunyi telepon di atas meja..
aku melanjutkan kesibukanku membersihkan dan mengisap-isap cairan gurih di selangkangannya..
sementara tangannya terus menggapai-gapai berusaha meraih gagang telepon di mejanya

“H-Halllooo.. ii.. iya bu.. iyaaa.. baikk..” Setelah menaruh gagang telepon Non Ayhwa mendorong kepalaku..
Dengan bernafsu aku hendak kembali menerkam selangkangannya dan.. Bletakkkk..!!

”HEUDEUHH.. Non.. masih pengennnn nihhh.. gurih amat memeknyaa..”
Si cantik menjitak jidatku yang hendak meluncur di antara sepasang pahanya yang mulus mengangkang.

Aku memohon memelas sambil mengelus-ngelus sepasang pahanya yang halus.
“Udahhh.. nanti aja yachh.. kamu dipanggil Bu Selmy tuch..”

“HAhh..!? Mau ngapain Non..?”
“Jangan-jangan minta diservice sama kamu Jang.. hehehe..”

“Hush.. sembarangan..!! Jangan lupa.. nanti kita lembur lagi yach Nonnnn.. Muachh..” Cuphhh..
Aku mengingatkannya agar berlembur-ria sepulang jam kantor.

Sambil memakai celanaku aku menundukkan wajahku dan mencium mesra bibir si pengantin baru..
Kukecup keningnya beberapakali sebagai tanda terimakasih.. kemudian dengan sopan aku mengundurkan diri dari ruangan akunting.

Setelah menghela nafas panjang-panjang dengan malas kulangkahkan kedua kakiku yang terasa berat menuju ke ruangan Bu Selmy..
Kuhela kembali nafasku dalam-dalam sebelum kuputuskan untuk mengetuk pintu itu.

Tokkk.. Tokkk Tokkkk..! “Masukkk..!!”
“Permisi Buuu.. ibu memanggil saya..?”

“Jang.. besok kamu beliin nasi goreng yang kaya tadi ya..”
“Yang gini.. gitu.. gimana ya bu..?”

“Ini lohh.. yang kamu beliin buat Ayhwa itu”
DEGGGGG..!!! BLEDAKKKK..!! Wajahku langsung pucat pasi sambil menatap piring kosong di atas meja..

Sekujur tubuhku merinding hebat.. rupanya nasi goreng sperma spesial ala Ujang membuat bu Selmy ketagihan.
“Anuu.. itu buu.. belinya agak susah.. agak lama..”

“Oooo.. nggak masalahhhhhh.. pokoknya kamu aturin ajaaaaa yaaa..!
Yang jelas saya mau sarapan nasi goreng seperti ini SETIAP PAGI..! Kalau nggak.. AWAS KAMU..!!“

“Baik bu.. baikk..”
Gendang telingaku serasa pecah mendengar ultimatum yang dikeluarkan oleh Bu Selmy..

Di bawah todongan berisi ancaman aku terpaksa menyetujui syarat yang berat ini.. daripada Bu Selmy meyedot langsung spermaku dari sumbernya..
BRRRHHHH.. merinding sekujur tubuhku membayangkan mulut keriput itu menyedoti batang penisku.

Dengan tertunduk lesu.. aku mohon diri keluar dari ruangan yang mengerikan itu untuk mengerjakan tugasku sebagai Obe perusahaan..
sekaligus mengintai mangsa baru.. Si Pirang.
oOo

Siang hari jam 12.30..

Beberapa saat setelah menyediakan sesajen untuk si penyihir berambut putih..
aku melangkahkan kakiku dan duduk di sebuah bangku panjang untuk beristirahat.

Beberapa orang karyawan dan karyawati lewat di hadapan wajahku..
Ting..!! Mataku membeliak ketika seorang gadis berwajah cantik nan rupawan berjalan ke arahku.

“G u t moning..“ aku berusaha untuk menyapanya dengan modal bahasa Inggrisku yang di bawah standar.
Aku menggantungkan setitik harapan untuk dapat mengenalnya lebih jauh..

“Selamat pagi..!” Si pirang balas menyapaku. HAH..!? U mai gut.. si pirang yang cantik menyapaku dalam bahasa Indonesia..?
Wah..wah.. bidadariku tersenyum ramah.. cantik.
Hhumm.. payudaranya montok amat khas cewe bule yang kebanyakan montok-montok di bagian dada.

Sebuah senyum menyeringai di bibirku ketika mata superku menatap buah pantatnya yang padat.
Duhhh..pinggulnya oh pinggul..!! goyang kiri.. goyang kanan.. Olala.. Brrrrrr..Uhhhhh..

Kuhilangkan senyuman di wajahku yang penuh dengan cahaya kemaksiatan ketika tubuh si pirang berbalik ke arahku.
“Ada apa Nonn..?? Apakah ada yang dapat saya bantu..?? Eeh iya.. nama saya UJANG..“

Aku bertanya dengan penuh perhatian dan kasih sayang khas seorang Obe.. sambil memperkenalkan diri.
“Eummm.. -Anu Pak Ujang-Tahu nggak.. di mana rumah makan yang murah meriah tapi enak..?” Si pirang bertanya kepadaku.

Bleehhh.. nggak salah denger nich..?? Anunya saya ??
oOo

“-Anu pak Ujang-? Hehehe.. hush si Non gimana sich..? Saya jadi malu ditanya begitu..
Anu-nya saya sih nggak tau Nonnn.. yang tau saya-nya ini loh Non.. bukan anu saya.. Huahahahahaha..
Ngaha.. uhukkkk.. ehemmmm.. sepertinya makan murah plus menu dari Ujang Junior..
Saya jamin pasti murah meriah.. terus ada enak-enaknya kalau saya menyusu di susu-nya Non yang gede..


Dengan bersemangat otak-ku yang ngeres menjawab pertanyaan si pirang
oOo

“Ooooo.. Mau makan siang ya Non..? Sini saya belikan.. Non mau pesan apa..?”
Sebuah kepalsuan dari bibirku yang tebal menyembunyikan kengeresan di otakku.

“Emmmhhh..? Makan apa ya..?? Masih bingung nihhh..“
“Gimana kalau makan rendang Padang aja..?”
oOo

Ehmmm.. jangan jauh-jauh Non.. lebih baik beli nasi Padang aja di sebelah..
N’tar sisa waktunya kita manfaatkan untuk ehem-ehem.. Ceka kakkakaka..” otak kotorku kembali bekerja..

oOo

“WAhh boleh tuch..”
“Nah.. Non tunggu di ruang makan atas aja ya..“

“Lohhh..?? Ngapain di atas..?? Kan ruangan makannya di situ..?“ Telunjuk Non Michelle menunjuk ke suatu titik di seberang sana.
“Owwww.. itu ruangan makan untuk karyawan lama.. nah untuk karyawan baru. Ruang makannya di atas sana Non..”
Aku menunjukkan jari telunjukku ke atas.. ke sebuah jendela yang terbuka.

“Ahh.. masa’ sich..? Aduh..! Kamu yakin di lantai atas sana..?” Si pirang menengadahkan wajahnya ke atas..
“Emang begitu Nonnn.. Eh.. nama lengkapnya Non siapa ya..?”
Dengan cerdik kualihkan bahan pembicaraan agar ia tidak bertanya lebih lanjut mengenai letak ruangan makan yang sengaja kuatur untuknya.

’Michelle Spring’ .. Jantungku berdetak keras ketika si pirang melemparkan sebuah senyuman manis-nya untuk-ku..
sebelum ia membalikkan tubuhnya yang seksi. Mataku berkedip-kedip mirip lampu setopan. Whait por me may lap..

Khayalan liarku berkobar bak si jago merah yang sedang mengamuk.
Akupun membalikkan tubuhku.. JEDAKKK..! Pecah nafsuku.. digantikan oleh rasa dongkol dan sakit di jidatku..

“Tembok sialan..!! Udah tau orang mau lewat.. masih juga diem di situ..!!! Brengsek..!!”
Aku menggerutu panjang lebar sambil mengurut-ngurut jidatku dengan berlari kecil aku menuju ke rumah makan Padang di seberang jalan..
dengan bernafsu kubayar pesanan si pirang hingga kasir di rumah makan itu bergidik ketakutan melihat ekspresi wajahku yang tengah horny.

Yuhuuuuu.. Honey.. Im homee.. dengan mengendap-ngendap aku mendekati seseorang yang tengah melamun di jendela.
Kuperhatikan lekuk liku tubuhnya yang menggoda.. rambutnya yang pirang indah..

Mataku melirik ke bawah memperhatikan sepasang kakinya yang tersembul dari balik rok mini berwarna biru tua.
Serrrr.. serrrrr.. darah mudaku berdesir mengobarkan api birahiku yang terpendam.

“Noonnn.. ini makan siangnyaaaa..”
“Ehhh Pak Ujang.. makasihhhh..” si pirang membalikkan tubuhnya kemudian meraih kantung plastik berwarna merah di tanganku.

Gabrukkk..! Kuterkam dan kupeluk tubuhnya.
“Heiiii..! What the helll..!!!” Michelle Spring mengumpat ketika aku menggerayangi tubuhnya.

“Jangan berisik Nonn.. atau saya akann.. NGAHAKKK..!!”
Aku tidak sempat melanjutkan ancamanku ketika serangan lutut si pirang mendarat telak di selangkanganku..
kemudian entah bagaimana caranya ia membanting tubuhku hingga mendarat di atas lantai..

Blugggggg..!! “Sialannnn..! Grrrhhh.. Hupppp..!!” Dengan segera aku bangkit sambil memasang kuda-kudaku..
Inilah saatnya pencak silat beradu dengan karate.. aku melompat menerkam tubuh indah di hadapanku.

“Hungghhh..” tumit si pirang mampir diulu hatiku.. Plakkkk..! Bukkkkk.. Bukkkk!! Jedakkk..!!”
Selanjutnya terdengar bunyi-bunyi keras yang membuatku limbung tersungkur jatuh ke depan..

Pinggulku terangkat ke atas.. nungging dengan gaya doggy style. “Ampun .. Ampunn Hoahhh..!”
“I hate someone like you.. MANIACCC..!”

“Bukan Nonnn saya Ujanggg.. bukan MANIACC.. Hadowww..!!”
”HOAWWWWW..!” Dengan teknik memiting yang canggih ia mengunci kedua tanganku hingga aku melolong kesakitan.

“Ampoonnn.. Ampoooonn..!! Wadowwwww..!”
“Awas kalau kamu berani kurang ajar lagi..!”

“Nggak Nonn.. Ampun.. Ampunn HUaDduhhhhh-HuNgH!!”
“FUCK YOUUU..!”
Sambil memaki Non Michelle menyambar sebungkus nasi padang yang sempat kaget menyaksikan kekalahanku..

Aku merangkak kemudian duduk bersandar lemah pada kaki meja.. kukeluarkan dan kunyalakan hapeku..
kuhubungi sebuah nomer emergency call.. help me Buddy..!!

“Soo.. Darsooo.. tulungin gua.. Hadohh.. mampus gua Soo..”
“Hahhh..?? Lu di mana Jangg..?”

Tiga SMS tambahan kukirimkan pada Non Ayhwa.. Non Vania dan Non Shasha. Tidak berapa lama bersembulan wajah-wajah yang kukenal..
Pertama wajah Non Vania.. kemudian Non Ayhwa lalu Non Sasha.. dan yang terakhir wajah Darso.
Dasar geblek..!! Dihubungi paling awal.. dateng paling akhir..!!

Sambil meringis menahan rasa sakit aku menceritakan kejadian tragis beberapa saat yang lalu demi mencari secuil kenikmatan..
“HaHaHaHaHaHa..” Darso menertawakanku ketika aku menceritakan kejadian tragis yang kualami.
Sementara tiga gadis cantik bermata sipit tertawa merdu sambil membantuku berdiri.

“Makanya Janggg.. kamu jangan sembarangann donggg..”
“Iya nich.. udah dibilangin nggak nurut..”
“Sakit ya..? Kamu nggak apa-apa Jangg..?“

Dengan tertatih aku dipapah oleh Non Ayhwa.. Non Vania dan Non Shasha..
Sementara Darso melenggang kangkung di depan.. memimpin rombongan. To be Contiecrott..
-------------------------------------------------------------------

Sekian.. To be lanjutkan Lain waktu..^_^ By Yohana..
-------------------------------------------------------------------
 
----------------------------------------------------------------------------

Cerita 16 – Ofiice Cutie

Chapter 6 : Rapat nikmat Ala Ujang

Michelle

”Ujang..
bikinin teh pahit ya..“ aku menolehkan wajahku ke belakang.. kemudian tersenyum saat melihat wajah cantik Non Shasha..
Dengan sigap aku membuatkan teh pahit untuk kekasihku.. dan mengantarkan ke ruangannya..
setelah itu aku kembali meneruskan untuk mencuci piring.

“Ujangggg.. beliin nasi kuningg dongg.. lapar nihhh..!” Aku menoleh lagi ke belakang dan mengangguk ramah pada Non Ayhwa..
Kukedipkan mataku pada pengantin cantikku yang membalikkan tubuh moleknya dengan senyum dikulum.

Aku merapatkan tubuh mengejar pengantinku.. kemudian kuusap bokongnya dengan lembut.
Non Ayhwa mencubit pinggangku.. kami berdua buru-buru menjaga jarak saat mendengar derap langkah-langkah kaki dari kejauhan.

“Ujangggg.. mau ice creammm.. Iih sebel..” sekali lagi aku menoleh saat mendengar suara manja Non Vania..
Rambutnya yang pendek kini terurai panjang.. bibir tebalku tersenyum lebar.. jariku menunjuk ke arah selangkanganku.

Non Vania tertawa kecil.. ia menungging.. berpura-pura memungut selembar uang limapuluh ribuan yang sengaja dijatuhkan.
Aku tau.. ia sengaja memasang pose tubuhnya yang merangsang itu untuk menggodaku..

Setelah memenuhi keinginan Non Vania.. aku kembali mengerjakan tugasku sambil berkhayal dengan seru..
Semuanya tentang uh-oh dan ah bersama ‘ketiga istriku’ yang cantik jelita.

“Ujang.. beliin roti gih..!” Hmmmm..?? Perasaan sih istriku baru tiga orang. Istri siapa nih yang pagi-pagi nyasar bermanja ria kepadaku..?
Dengan perasaan was-was aku menolehkan kembali wajahku untuk yang keempatkalinya.

“Djelegerrrr..@_@..!!” Bagaikan terkena sambaran petir di atas kepala..
aku terkejut setengah mati melihat seraut wajah berlemak yang menatapku dengan tatapan matanya yang sayu..

Aku gemetar ketakutan saat tubuh gemuk itu melangkah mendekat. Kabarnya sih Non Nina bekerja di perusahaan ini karena hasil koneksi..
Imajinasi indahku langsung konslet.. digantikan oleh khayalan burukku.

Ia menggeram dan kemudian menerkamku.. merobek-robek bajuku kemudian membantingku ke lantai.
Dengan rakus Non Nina menggeluti tubuhku dengan liar hingga aku termegap kehabisan nafas di bawah tindihan tubuhnya.

“Jangannn.. jangan perkosa sayahh.. ahhhh..!! Jangan Nonn..!!”
“Ujanggg.. okhhh Ujanggg.. hamili aku Jangg.. hamiliiii.. kuberikan tubuhku dengan sukarela.. Eh.. enggak ding.. discount aja 80 % ya..”

“Tidakkkkk.. nggak mau.. Amphunnn.. Tholoooongggg..!! Akhhhh..!! Sambadi heleppppp.. Euyyy..!!! Oahhdow..!!”
Aku menjerit saat Non Nina membetot benda panjang yang tergantung di selangkanganku.

Aku menggapaikan tanganku ke atas.. berusaha menggapai kesadaranku yang menolongku dari perkosaan yang dilakukan oleh Non Nina yang gembrot.
Dalam hati aku memaki kesal.. karena kehadirannya telah mengganggu khalayanku yang super indah dan hot.

Dengan senyum yang dipaksakan aku mengangguk.. kemudian melangkahkan kedua kakiku yang terasa berat untuk dilangkahkan. T_T.
“Lohh.. koq muka kamu pucet sih Jang..?? Kamu sakit ya sayang..!? Ia menegurku. Aku merinding hebat saat ia menyebutkan kata ’sayang’.

“Ehh.. enggak Nonn.. saya nggak apa-apa.. Sehatttt..!! Sehat banget..!!”
Aku mempercepat langkah kakiku meninggalkannya.
oOo


Sepulang Jam Kantor..

Aku dan Darso mengendap membuntuti seorang gadis berambut pirang.. Non Michelle seperti sedang menunggu seseorang.
Sesuai dengan sebuah rencana yang telah kami susun dengan matang.

Tidak beberapa lama terlihatlah Non Shasha.. muncul menghampiri Non Michelle di tempat yang sudah dijanjikan..
Sebuah senyum mengembang di wajah si pirang.

Dengan lembut Non Michelle menggandeng pinggang Non Shasha masuk ke dalam sebuah ruangan yang biasanya digunakan untuk rapat.
Dengan sedikit akal bulusku.. ruangan itu segera beralih fungsi sebagai ruangan untuk merapatkan kelamin.

Shasha duduk di pinggiran meja besar berbentuk U.. yang biasanya dipakai untuk berunding oleh para petinggi perusahaan.
Michelle merayapkan tangannya pada paha Shasha..

Dengan lembut jemari Michelle merayap masuk ke dalam rok mini Sasha.. dan menggelitiki pahanya bagian dalam.
Rasa geli memaksa Shasha untuk merenggangkan kedua pahanya yang mulus..

Kedua tangannya bertumpu ke belakang pada meja.. saat kepala Michelle mengejar selangkangannya.
Michelle memandang kagum pada belahan mungil yang merekah di selangkangan Shasha..

Jemarinya mengeksplorasi kemolekan vagina Shasha. “Koq nggak pakai celana dalam sihhh..?”
Shasha tersenyum penuh arti.. ia menjawab seadanya.. “Nanti juga kamu pasti tau koq..”

Tampaknya Michelle tidak terlalu peduli pada jawaban Shasha.
Gadis berambut pirang itu menjulurkan batang lidahnya.. dengan lembut lidah Michelle menjelajahi rekahan vagina Shasha.

”Hhsssss..” Shasha mendesah saat Michelle menggigit-gigit lembut bibir vaginanya..
Sentuhan gigi dan gelitikan lidah Michelle dengan efektif menaikkan birahi Shasha.

“Ooouhhh.. Michellleeeeee.. ahhhhhh..” Shasha tidak pernah menduga perpaduan antara gigitan dan isapan dapat terasa senikmat ini.
Pahanya menjepit kepala Michelle kuat-kuat saat gadis bule itu mengamuk.. melumati belahan bibir vaginanya.

Berkali-kali bibir Shasha membentuk hurup.. ’A’ besar.. serangan Michelle yang ganas membuatnya kewalahan.
Tangan kiri Shasha mendorong kepala Michelle menjauh dari selangkangannya..
karena tidak tahan lagi menahan rasa geli-geli nikmat yang menyerang wilayah intimnya.

“Napa..?? Hhemmm..”
“Nggak tahan Chel.. gelii..”
“Geli..?? Tapi enak kan..? He he he..”

Michelle tersenyum sambil membuka blazer Shasha..
Satu per satu pakaian mereka terjatuh ke lantai. Shasha menatap kagum pada buntalan susu Michelle yang padat..

Tangan Michelle menarik kemudian membenamkan wajah Shasha diantara belahan payudaranya.
Non Michelle mendesah pelan merasakan isapan-isapan mulut Shasha pada puncak payudaranya.

Wajah Michelle tampak renyah.. kedua matanya semakin sayu saat wajah Shasha mendekati wajahnya.
Lidah Michelle terjulur menggapai batang lidah Shasha.. air liurnya bercampur dengan air liur Shasha.

Bibir kedua karyawati cantik itupun saling memangut. Ciuman Michelle berubah liar menjalajahi leher dan rahang Shasha.
Wajah Shasha terangkat ke atas memberikan ruang agar Michelle lebih leluasa menggeluti batang lehernya.

Kedua matanya yang sipit terpejam-pejam saat jari telunjuk Michelle menekan masuk ke dalam jepitan bibir vaginanya.
Cairan vagina Shasha menjadi pelumas bagi jari Michelle yang semakin aktif melakukan tusukan-tusukan yang akurat.

Di tengah gelora yang semakin liar.. tiba-tiba terdengar bunyi daun pintu yang dibuka dengan kasar..
hingga membentur dinding di belakangnya dengan suara keras. Krettttt.. Brakkkkkkk..!! “Owwww..!!”

“HAHHH..!?” Aku dan Darso berpura-pura keget.
Seketika wajah Michelle pucat pasi.. tanpa dapat berkata apa-apa.. ia berdiri mematung karena terkejut..
Shasha berpura-pura menghardikku dan Darso. “Jangan Main Bentak Begitu Dong..!!"

"Saya laporin nih Sama Pak Satpam di depan.. biar diarak di jalan raya..! Nggak bener nihh.. berbuat mesum di tempat kerja..!!
Darsoooo.. cepat laporkan kejadian ini kepada Pak Satpam..”

“Please Nooo.. Pleaseee..”
“Plas-Plis.. Plas-Plis.. nama saya Ujang.. bukannya Cuplis..! Sembarangan wae..!!”

“Jangan Ujanggg.. jangannn..” Non Michelle dan Non Sasha memohon kepadaku.
“Jangan..? Apanya yang jangan..? Jangan dilaporkan atau jangan terlambat dilaporkan hah..!? Saya ini selalu jujur bekerja..
Setia sama perusahaan.. kalau ada kejadian yang keluar dari jalurnya seperti ini.. saya tidak akan tinggal diam.. saya akan ..”

“WOIIIII.. diem lu Jang..! Bacot lu tuh kepanjangannn.. NYAHOO..!!” Darso menyemprotku.
Si gemuk itu maju ke depan.. matanya mendelik merayapi tubuh seksi Non Michelle.

Dengan gagah Darso memasang kuda-kuda.. kemudian mendekati Michelle yang menyilangkan kedua tangannya di dada..
Saat mata Darso melotot memelototi buah dadanya yang buru-buru membalikkan tubuhnya memunggungi Darso.

“Hua Ha HA HA Ha.. mana Jangg.. Manaaaa..?? Dasar lemah luu..!! Selangkangan doang yang gede n panjang..!
Masa’ kalah ama cewe..!? Sampai dibikin jungkir balik pula Wa ka ka ka ka ka..”

“Sialan lu..!!”
“Nihhh.. ciatt..!” Plakkk. ”Ciatttt..!” Plakkkk plakkk..!

”Mana..? Cewe jagoan..? Nggak ada apa-apanya Koqqqq.. nihh..!”
Plakkk Plakkk..!! ”Hiatttt..!!” Plakk..!

Darso terkekeh-kekeh sambil menepuk-nepuk buah pinggul Michelle.. bergantian yang kiri dan yang kanan sambil bergaya bak Jet Lee bertubuh balon.
Wajah Darso maju ke depan.. ke bagian Tengkuk Michelle.. hidungnya mengendusi leher belakang Michelle.

Bukkkkk..!! “Hakkkkkkkhhhssss..!”
Seiring dengan suara keluhan kerasnya.. tiba-tiba wajah Darso terangkat ke atas.. saat sebuah uppercut mampir di dagunya..

Tubuhnya limbung ke belakang.. kemudian dalam hitungan ala wasit.. ”Satuu.. Duaaaa.. Tigaaaa..!” Gubrakkk..!!
Tubuh besar Darso jatuh berdebam.. kedua matanya teler.. tubuhnya tergeletak di atas lantai.. sementara mulutnya merintih kesakitan.

“Haaduh biyunggggg.. mampuss dahhh.. ngehhhh..”
“Rasain luhh.. Wak ka ka ka ka ka..” aku cekakakan..

Setelah puas menertawai Darso.. aku mengeluarkan sebotol Pulpy Orange.. kubuka tutupnya kemudian menaruh minuman segar itu di atas meja..
Dengan santai aku mundur dan membuka pintu ruangan bersiap-siap untuk lari marathon.

“Sekarang tinggal dipilih..!!.. Non Michelle mau minum Pulpy Orange..!! Atau saya teriak nih..!! Rohmannnn..! SOLEHHHHH..!!
BURUAN KADIEEEU..!! Eittt.. jangan coba-coba mengejar saya. Saya jamin jari saya lebih cepat ketimbang Non Michelle..!!”
Aku langsung mengancamnya yang hendak melompat menerjangku.

Non Michelle buru-buru melintangkan kedua tangannya.. melindungi payudara dan vaginanya dari kebuasan tatapan mataku yang mendelik..
Dengan spontan Non Michelle kembali membalikkan tubuhnya memunggungiku.

“Jangan Ujangg.. Jangann..!! Chell. Minum aja Chell..!! Cepetttt..” Non Shasha berpura-pura panik.
Setegar-tegarnya Non Michelle.. tentu saja ia ketakutan jika sampai digerebek oleh Pak Satpam. Apalagi disertai ancaman serius.. diarak di jalan raya.

Di tengah kepanikannya.. dengan cepat Michelle menyambar dan meneguk habis minuman pelepas dahaga..
yang tentu saja isinya sudah kucampur dengan serbuk pelepas birahi super.
Dalam waktu 15 menit.. efeknya segera bekerja dengan efektif.. sehingga membuatku berani mendekatinya yang tampak gelisah.

“Berlutut Non.. Saya kasih kontol gratis..” Kuletakkan dan kutekankan telapak tanganku di bahunya.
Ia berlutut di hadapanku.. kubelai-belai kepalanya..

Kebaikanku dibalas olehnya.. sebagai gantinya kini telapak tangannya meremas celana panjang yang kukenakan..
tepat di bagian selangkanganku yang menggembung..

Dengan terburu-buru jemarinya membuka ikat pinggangku.. kemudian melepaskan pengait celanaku dan Srettttt..!
“AOHH..!! Makkkkk..!! Hati-hati Nonnnn.. Nanti punya Saya kegigit retsleting..! Wuuuuuakkkkhhhhh..”

Dengan kasar Non Michelle mengodok dan merenggut batang penisku.. Waduhh.. kasar sekali tangannya mengocok-ngocok batang penisku..
Batang lidah Non Michelle menempel di buah zakarku.. kemudian happpp..!! Mulutnya mencaplok buah zakarku.. mengemuti sepasang buah zakarku.

“P-Pelan.. Pelan-pelan Non..” Gila..!! Non Michelle begitu liar menyantap batang penisku. Cium sana.. cium sini.. jilat sana jilat sini..
Dalam waktu yang relatif singkat.. batang penisku kuyup terbasuh oleh air liur Non Michelle.

Aku menahan nafas saat mulutnya terbuka lebar memayungi kepala penisku dan.. Kreppppp..!!
Mulutnya mengatup.. menelan kepala penisku.. kepala Non Michelle bergerak maju-mundur dengan teratur.

Widiihhhh.. Nikmat sekali rasanya saat batang lidahnya menggesek-gesek melingkari kepala penisku.
Ia begitu keasikan mengoral batang penisku.. hingga tidak menyadari Darso mendekatinya..

Dengan kasar Darso menjambak rambutnya yang pirang. “Ahhhhh..!”
“Sialan lu.. maen uppercut seenaknya. Sini..!” Dengan kasar Darso menekankan punggung Michelle hingga buah dadanya menempel di atas meja.

Kaki Darso menyepak kaki kanan dan kaki kiri Michelle agar merenggang..
batang penisnya menggesek belahan pantat Non Michelle.. sebelum akhirnya menekan kerutan dubur si pirang.

Kedua mata Non Michelle membeliak saat kerutan duburnya terasa merekah dirojok oleh kepala penis Darso..
Wajahnya yang cantik mengernyit kesakitan.. otot dubur Michelle mengkerut.. berusaha menghalangi masuknya batang penis Darso.

Perlawanan otot dubur Michelle berakhir tragis.. saat Darso menyentakkan batang penisnya ke depan.. membongkar paksa kerutan liang anusnya.
Gejrekkk..!! “Oahhhhhhhhhh..!! It’s Hurttttt.. Arrrggg..!!”

“Gimana rasanya kalau bool lu yang gua uppercut pake KONTOL gua HAH..!? Sakit banget kan..?? JAWAB LU LONTE..!!”
Dengan beringas Darso menyodomi Non Michelle.. yang ber-oh-ah-oh-ah tanpa daya saat penis besar Darso menyodominya dengan kasar.

“Ungghh.. Unggghhh Ngguhhh.. its too Hurrth-akhhh..!!” Non Michelle melenguh-lenguh keras..
Jarinya mencakar-cakar meja untuk melampiaskan rasa sakit yang begitu hebat mendera lubang duburnya..

Dengan seenaknya Darso mengocek-ngocek liang anusnya. Tanpa melepaskan Non Michelle.. ia duduk di atas meja.
Posisi Michelle duduk dipangku oleh Darso dengan kedua kakinya yang mengangkang..

Liang anusnya tersumbat oleh batang penis Darso yang terbenam hingga ke pangkal penis..
Batang penisku kini mendekati belahan vaginanya yang berwarna pink. “Kemon Jang.. kita hajar bareng-bareng..!”

Bleseppp..! Dengan satu tusukan yang kuat kubenamkan batang penisku ke dalam rekahan vaginanya.
Sempit.. peret.. namun sudah blong.. alias sudah nggak perawan lagi..

Non Michelle mendesah-desah menggairahkan saat batang penisku bergerak keluar-masuk menusuk-nusuk liang vaginanya.
“O la laaa.. sudah pernah dirojok ya Non..? Kapan sih saat pertamakali Non Michelle entotan..?”
“Six teenn y.o Unnnhhh..”

“Wahh.. koq bisa pas banget sama standar KBB ya..?”
“What isssshh.. Kha Bhe Bhe..?”

“Oooh itu tehh.. Kisah Biuti en de Bis.. Emang Non Michelle nggak tau..? Ntar deh saya ajak Non Michelle ke warnet.. biar tau apa itu KBB..”
“Ooo Yeahhh.. Yesssh.. Yessshh Ahhh.. Emmmm YEAhhhh..” Suara Non Michelle mirip seperti suara pemeran wanita difilm-film porno.

Non Shasha melangkah menghampiri dan memelukku dari samping kanan.. bibir Non Shasha mengejar memagut bibir Non Michelle.
Sambil menggenjoti belahan vagina si pirang.. aku bergantian berciuman dengan Non Shasha dan Non Michelle.

“Ahhh..” Crrr Crrrrr Sruutttt.. cruutttt..
”Oohhhhhhh..”

Wajah Non Michelle terangkat ke atas.. sekujur tubuhnya mengejang.. kemudian sepasang kakinya terkulai lemah..
selemah tubuhnya yang terdesak-desak akibat belahan vaginanya kusodok dan liang anusnya disodomi oleh Darso.

Untuk beberapa saat lamanya Non Michelle pasrah disandwich olehku dan Darso.
“Emmmhhh.. Darsoooo.. akkkkhhhh Ujanggggg.. ahhhhh.. fuck me..!!”

Kenikmatan mengupas wajah asli Non Michelle.. tiba-tiba ia menjerit keras untuk melampiaskan nafsu birahinya..
tubuhnya yang seksi menggeliat-geliat liar.

Keliaran Non Michelle dan jeritan-jeritannya membuatku dan Darso semakin bergairah untuk menyetubuhinya.
Non Shasha menjulurkan lidahnya.. dengan rakus ia menjilati rahang dan dagu Non Michelle.. kemudian bibirnya membekap bibirnya.

Pipi non Shasha mengempot saat ia mengemut bibir Non Michelle.
“Ujanggg aku pengen dijilatinnnnn..” aku mendelik saat Non Shasha mengangkangkan kedua kakinya. Ia bersandar santai di sebuah kursi..

Plopp..! Kucabut batang penisku dari himpitan vagina Non Michelle.. kemudian aku merangkak di antara kaki Non Shasha yang mulus.
Clupp.. kubenamkan wajahku dalam-dalam sambil menghirup aroma therapy di selangkangan kekasihku yang cantik jelita.

Aroma vagina Non Shasha menjadi obat yang mujarab meredakan rasa pusing yang menggeluti kepalaku.
“Non suka pusing ngak..?”
“Pusing..?? Pusing kenapa Jang..?”

“Maksud Saya.. kalau Non Shasha nggak beginian nih..?”
Aku bertanya sambil menyelipkan jari jempol di antara jari telunjuk dan jari tengahku.. kemudian memasangnya di depan wajah Non Shasha.
Kekasihku yang cantik menggeleng-gelengkan kepalanya dengan wajah jengah..

“Kalau saya suka pusing Non..”
“itu sih kamunya aja yang hipersex..” Non Shasha menjawab sambil mencubit hidungku yang pesek.

Tangan kanannya menekankan kepalaku. Tanpa membantah aku kembali menikmati sajian nikmat di selangkangannya.
Dengan menggunakan dua buah jari aku membuka bibir vaginanya. Sebuah kacang mungil terselip di belahan vagina non Shasha bagian atas.

Slurp.. slrupp.. kujilati clitoris Non Shasha hingga ia mengejang saat mencapai klimaks.
Non Michelle menggeliat turun dari pangkuan Darso.. ia merangkak menghampiri selangkangan Non Shasha.

Aku memberikan jalan untuknya.. kuremas-remas dan kuelusi buah pantatnya yang empuk..
“Ahhhh Michelle..” Batang lidah Non Michelle menyapu permukaan vagina Non Shasha..
kemudian ujung lidahnya menggelitiki rekahan vagina dan tonjolan klitoris Shasha.

Seketika tubuh Shasha menggeliat-geliat indah. Geliatan tubuh Non Shasha memancing Darso untuk menghampiri dari arah samping.
Wajah Darso memayungi buntalan dada Non Shasha sebelah kanan.. kemudian.. ”Nyammmm.. Nyammmm Nyammmm..”

Bergantian Darso mengunyah-ngunyah.. menggeluti susu Non Shasha. ’Pesawat Stealth jenis Bomber B2 super..’ milikku melayang di udara..
Dengan cepat pesawatku menungkik mendarat di hanggar sempit yang nikmatnya bukan kepalang.

Kudesakkan batang penisku menggali liang dubur Non Michelle. Gebb-BROSSSHHH..!! BLUPPHHH..!!
“OOOOOO..!!” Terdengarlah sebuah suara seruan keras seiring dengan tersungkurnya tubuh Non Michelle..
saat kuhantamkan batang penisku membongkar kenikmatan di liang duburnya.

Kugerakkan batang penisku memutar.. mengaduk-ngaduk anusnya. Mulut Michelle mencucup dan mengisap kuat-kuat vagina Non Shasha..
sementara tangannya menyambar batang penis Darso dan mengocok-ngocok batang penis Si Obe berbody seperti layaknya Rony Dozer.

Pofffhh.. Poffffhhh.. Pokkkk.. Pofffkk.. Pokkkk.. Bunyi berkeceplokan terdengar menggairahkan..
mirip seperti bunyi butir-butir telur yang pecah saat berjatuhan dari sebuah keranjang.

Kuayun-ayunkan batang penisku menyodoki liang anus Non Michelle dalam ritme yang cepat..
kemudian melambat saat si pirang merintih antara sakit dan nikmat.

Setelah suara rintihannya mereda.. aku kembali menyerang anusnya dengan membabi buta.. hingga Non Michelle memekik keras.
Setelah puas menyodominya.. kucabut dan kujejalkan batang penisku ke dalam himpitan Liang Vaginanya.

Tubuh Non Michelle terdesak maju-mundur dalam posisi doggy style.. memgikuti ayunan penisku.
“Ohhhhh..!! Uhh YEAHHH..!! Pofh.. N-Nooo.. Pleaseeee fuck me..!“ Non Michelle merangkak.. ia mengejar batang penisku.

“Kemon Nonn.. Kadieu.. Eittthhh..!! Nggak kena Nonnn..”
Terjadilah pertempuran kecil antara Ujang the matador Vs seorang gadis cantik berambut pirang.

Saat mulut Non Michelle hendak mencaplok batang penisku.. kugerakkan ujang junior menghindar ke kanan..
hingga terhindar dari caplokan mulut.. yang tentunya sangat berbahaya bagi orang yang lemah jantung.

Saat Non Michelle hendak mencaplok ke kanan.. sambil melangkah mundur kugerakkan Ujang junior menghindar ke kiri.
Berkali-kali aku mempermainkan Non Michelle.

Kemudian pada suatu kesempatan.. aku melangkah maju sambil membantingkan batang penisku menampar pipi Non Michelle.
PLAKKK..!! “Auhh..!! Ujangggg.. Pleaseeeeee.. I want it..”
“Pake bahasa Indonesia Nonnn.. jangan pake Bahasa Inggris atuh..!! I’m kurang ngarti nih..”

“Ujangg.. aku mau ngisepin kontol kamu.. ayo Ujangggg..”
“Seneng nyepong ya Non..?”
“Seneng banget.. mauuu..”

Aku lalu berdiri sambil berkacak pinggang.. kusodorkan batang penisku ke dalam mulut Non Michelle yang ternganga.
Dengan rakus ia mengisap-isap batang penisku.. Nyyooottt.. Nyooootttt.. Nyotttt..

Bibir Non Michelle yang monyong tersumbat oleh batang penisku bergerak maju-mundur dengan teratur.
“Gilaaa..!!“ Aku berseru kagum.. Non Michelle merendamkan batang penisku ke dalam tenggorokannya sedalam yang ia sanggup.

Tanganku mengelus rambutnya yang keemasan.. ia menengadahkan wajahnya ke atas.
Kedua matanya bertatapan dengan mataku.. kerongkongannya memeras-meras kepala dan batang penisku.

“Sini Nonn.. saya cape berdiri melulu.. Duhhh.. andai saja saya yang menjadi direktur..
semua karyawati di sini nggak usah pake baju kalo lagi kerja.. pasti asik ya..?“

Aku berangan-angan sambil duduk bersandar di kursi empuk.. tepat di mana si tua Selmi biasa duduk jika ia memimpin rapat penting.
Dengan suka rela aku menerima hadirnya sesosok tubuh mulus yang mendudukiku dalam posisi duduk saling berhadapan.

Kubenamkan wajahku di belahan dada Non Michelle.. kukecupi buntalan buah susunya tanpa terlewatkan satu centipun.
Kugigit puting susunya yang mengeras.. kemudian aku menyusu di puncak payudara Non Michelle sebelah kiri..
sementara tangan kananku meremas-remas payudaranya sebelah kanan.

“Aduh Nonnn.. susu import-nya mantabbbbb..!!
“Uj-Ujanggg.. Auhhh.. akhhh..”

“Nyummmm Muahh Nyemmmm Mmmhhh Hummmmhhhhh..”
“Aahhh.. emmmhh–emmmmhhhh.. ahhhh.. hsssshh ahhhhhh..”

Keluhan Non Michelle semakin melemah.. dan akhirnya bibirnya hanya dapat mendesah dan merintih lirih..
saat aku bergantian mengunyahi sepasang buah dadanya yang semakin membuntal.

Wajahku terangkat ke atas saat merasakan belaian pada kepalaku..
Kumonyongkan bibirku ke atas menyambut bibir Non Michelle yang meluncur turun.

Kecupan-kecupan ringan mulai saling berbalas.. seiring dengan naiknya nafsu birahiku dan Non Michelle.
Ciuman dan lumatan-lumatan liar mulai bekerja dengan efektif memanjakan nafsuku dengannya.

Batang lidahku dan batang lidah Non Michelle bergerak bergantian saling mendesak dan mengocek-ngocek rongga mulut lawannya.
Cupphhh Cuphhhh.. Cuphhhh..! Kedua tanganku mencapit pinggang Non Michelle.

Kubandingkan kulitku dengannya.. kulitku begitu hitam kecoklatan.. mirip seperti kerupuk gosong..
sedangkan tubuh Non Michelle begitu putih bersih tanpa noda.

Entah kenapa tiba-tiba aku kelepasan bertanya dari lubuk hatiku yang paling dalam.
“Non Kalau mandi pake rinso anti noda ya..??”
“Enak aja.. emangnya aku baju..!?”

“Bukan baju Nonn.. tapi sarunggg.. he he..”
“Sarung..?”

“Sarung kontol saya.. Hahahaha.. Nah.. bicara tentang sarung kontol.. masukin dong Nonnnn..”
“Eussshhh Owwww..!” Aku meringis merasakan cubitan pedas Non Michelle di dadaku.

“Eehhh.. mau ke mana Non..!? Sini Nonnn..” aku protes keras saat Non Michelle turun dari pangkuanku..
Ia hanya tersenyum sambil menepiskan tanganku yang hendak meraih tubuhnya.. kemudian mengibaskan rambut emasnya ke kiri dan kanan.

Tubuhnya yang seksi melenggok gemulai.. desahan-desahan manjanya begitu menggoda.
Non Michelle berstriptease-ria untuk menaikkan nafsu birahiku. Dan ia berhasil dengan sesukses-suksesnya.

“Wahhhhh..!? Gileee.. Darso sini cepet..!! Wuihhh.. GELOO..!!“
“Enggak ah Jangg.. gue lagi seru nihhh.. Emmmhhh kemon Non.. terusss.. goyanggg.. cie-ilehhh goyangan Shasha asik punya.. CIHUYY.. euy..!!”

Batang penis Darso menghajar liang vagina Non Shasha dengan sekuat tenaga.
Detak jantungku semakin keras saat Non Michelle menggeliat di antara kedua pahaku yang mengangkang.

Bibirnya menciumi pahaku bagian dalam dan terus naik ke atas mengejar buah zakarku.
Batang lidahnya yang basah dan hangat memainkan buah zakarku.

Jika diperhatikan.. lidah Non Michelle seperti sedang menjilati es krim saat ia menjilat-jilat batang kemaluanku.
“Ujang sayanggg.. pinjem kontol kamu buat sikat gigi ya.. Houuphhh..!” Non Michelle tersenyum nakal.

Kemudian mulutnya menganga.. dan tenggelamlah Ujang junior ke dalam rongga mulutnya.
Dengan menggunakan kepala Ujang Junior.. Non Michelle melakukan gerakan seperti orang yang sedang menggosok gigi.

Isapan dan juga gesekan-gesekan kepala penisku pada giginya mengakibatkanku bergantian merasakan rasa sakit dan nikmat.
Seenaknya Non Michelle mempermainkan penisku menganiaya Ujang Junior.

“J-jangan kena gigi Non.. Ouwwww.. Akhhh Uhhh.. HEUDEUHH..!! Sudah.. sudahh Nonnnn.. Ehhh jangan Nonn.. diisap..
Hi Hi Hi diisap Nonnnn.. digelitikin pake lidahhh.. Ahe he he.. geli ehhhhssssshhhh Enakk Nonnn. WeeeeHH-Ughhhhh..!!
Iihhh.. Sini Nonn..jangan kena gigi Nonnnn.. Ayo Dong Ahh.. Eowwwww.. sakitttt Nonnn hakkkhhhss..”

Non Michelle menepiskan tanganku yang hendak meraih tubuhnya.. Aku merengek agar ia segera menaikkan vaginanya pada batang penisku.
Tubuh Non Michelle yang seksi mulus melangkah mundur saat aku berdiri dan mengejarnya.

Dengan gerakan meliuk yang indah ia menghindari terkamanku. “Hupppp.. kena..!!“
“Aduhh..!! Awww..!! Ujangggg he he he he..”

Pada suatu kesempatan aku menyambar pinggangnya. Non Michelle terkekeh saat aku mendudukkannya di pinggiran meja..
kedua kakinya mengangkang mempertontonkan keindahan belahan vaginanya.

“Nonn.. Inget Ya.. mulai besok jangan pernah sekali-kali memakai celana dalam kalau Non Michelle berangkat kerja.. pokoknya nggak boleh..!! Jelas Non..?”
Non Michelle terdiam.. ia menatap Shasha yang tengah disetubuhi oleh Darso.. Pertanyaannya kini terjawab sudah.

Untuk sesaat ia terlihat bimbang.. namun akhirnya ia mengangguk menyetujui permintaanku.. Aku langsung bersujud di hadapan selangkangannya.
Kutusukkan dua buah jariku menusuki belahan vaginanya.. ujung lidahku memijat-mijat klitoris Non Michelle.

Sesekali kutengadahkan wajahku ke atas untuk melihat ekspresi wajahnya sambil mempergencar tusukan-tusukan kedua jariku pada rekahan vaginanya.
“Ohhhhh..” Crrruuuttt.. Crrrruuutttt.. Lingkaran otot Vagina Non Michelle menggigit kuat kedua jariku.

Liang sempitnya terasa berkedutan berkontraksi dengan kuat..
seiring dengan itu kedua jariku yang tengah berendam di dalam vaginanya seperti disiram oleh cairan panas yang lengket.

Sleppp.. Perlahan kutarik kedua jariku keluar dari dalam cepitan vaginanya..
Mulutku terbuka lebar-lebar menangkup rekahan vagina Non Michelle.. kuisapi cairan vaginanya yang gurih.

“Auhhh..!! Ujangggg.. ohhh nikmatt.. ahh.. ahh OWWW..!!”
Non Michelle menendang pundakku saat gigiku menggigit bibir vaginanya. Aku terkekeh sambil bangkit berdiri.

Kugesekkan kepala penisku pada belahan vaginanya yang sedikit merekah menanti datangnya batangku yang besar panjang.
“Nggghhhhhh.. Uj.. aaaannn.. ggggggg..”

“Michelleeeeeeee.. Ohhh ampunn..!! Niiikmaatnya memek import..!!”
Kedua tanganku mencengkram buah susunya.. kemudian meremas-remas buntalan buah dadanya.

Kutarik-tarik pentilnya sambil menyodok-nyodokkan batang penisku menghajar belahan vagina non Michelle.
Kuayunkan batang penisku kuat-kuat.. menggedor-gedor belahan liang vaginanya yang mulai cerewet mengeluarkan bunyi-bunyi becek.

Plefffhh..!! Plefffhhh..!! Plefffffhh..!! “Ngehhh.. Akhhh Hegkkkk.. AWW.. Hssshh..!“
Helaan nafas Non Michelle terputus-putus saat liang vaginanya digempur hebat.. dihajar dan dihantam oleh batang penisku.

Bibirnya terus menerus mengeluarkan suara–suara menggairahkan yang memancing nafsu birahi.
Kumainkan tempo tusukanku dari cepat ke lambat.. kemudian saat ia terlena.. kuhajar liang vaginanya yang nikmat dengan brutal..

Hingga kedua mata Non Michelle membeliak-beliak merasakan kenikmatan yang berlebih..
Tubuhnya yang seksi mulus terguncang hebat tanpa daya.. butir-butir keringat memandikan tubuhku dan tubuhnya.

Kukalahkan Non Michelle sebanyak duakali hingga ia terkulai lemas. Aroma tubuh Non Michelle berbaur dengan aroma alat kelamin kami berdua.
“Ujanggg.. Enakkhhh Hekkkkk.. Ngeeeehhhhh..!!”
“Sama Non saya..h Jhuuuuuga ENAKKK..!!”

“Kocok yang kuat Janggg.. yang kuatttt.. Akkhhhh..!!”
“Kaya gini Non..?”

“Eggghhhhh.. Akhhhhhhhhh..” Crruttt cruttttt..
“Muncrattt.. lagi..?? Hehehehe.. Gimana nih Non..?? Kalah melulu.. sampe memek Non Michelle banjirrrr.. gimana Non..?? Enak ya??. ”

“Ooo Ujanggggghh.. you’re so stronnggghhhh..!!”
Aku berbangga diri saat mendengar pengakuan Non Michelle yang mengakui keperkasaanku.

Rintihan dan rengekan Non Michelle membuatku semakin tekun dan rajin memberinya sodokan-sodokan kenikmatan.
Wajah si pirang yang seksi mengernyit hebat saat ia mencoba menahan nikmatnya rojokan kerasku pada rekahan liang vaginanya.

“Lets try whomen ngon tophhhh..“ di tengah dengus nafasnya yang memburu Non Michelle mencoba untuk berkomunikasi denganku.
Dan tentu saja terjadi miskomunikasi akibat ketidakjelasan suaranya yang meminta sesuatu.

“Hahh..!? Women ngentot..? Lah.. ini kan lagi.. ngentot..?”
“Bukan women ngentot ujang sayanggg.. women on top..”

Plophh..! Non Michelle menarik vaginanya.. hingga batang penisku terlepas dari himpitan celah sempitnya.. aku berbaring pasrah di atas lantai.
Non Michelle mengambil posisi jongkok menghadap padaku.. mirip sekali seperti sedang buang air kecil di atas batang penisku.
Bedanya kini ia akan berusaha keras untuk membuang cairan kenikmatannya.

“Oohhhhhh.. hsssshhhhh.. uhhhhhhh.. ohhh-yeahhhhhh..!! Yeahhhhh..!!”
Wajahnya terangkat ke atas seiring dengan masuknya batang penisku membongkar liang sempitnya.

Wajah Non Michelle tampak renyah saat menikmati gelusuran kepala penisku yang menggelosor masuk semakin dalam.
Hingga akhirnya.. vagina Non Michelle menduduki batang penisku dengan sempurna.

Aku terlena oleh senyumannya saat ia memandangiku.. dan aku semakin terlena saat otot vagina Non Michelle bergerak turun-naik pada batang penisku.
Wuahhh.. dinding vaginanya meremas–remas dan memanjakan batang penisku dengan kenikmatan yang dicari oleh setiap laki-laki.

Kedua tangannya menekan bahu kanan dan kiriku untuk menjaga keseimbangan.. kemudian vaginanya bergerak liar turun-naik..
menghempas-hempas dengan dahsyat.. sedahsyat amukan lautan birahi yang diarungi oleh kami berdua..
saat alat kelamin kami berdua saling mendesak dan menyerang dengan membabi buta.

“Ohh.. Darsoo..“ Michelle mengeluh saat selangkangan Darso menaiki buah pantatnya.
Batang penis Darso menggesek belahan vaginanya.. kemudian sibuk mencari jalan untuk memasuki liang anusnya.

Aku menolehkan wajahku ke sebelah kanan.. memandangi Non Shasha yang terkulai.
“Waduhh..!! Lu apain sampe Non Shasha ampe babak belur begitu..?” Aku menyindir Darso yang sudah sukses mempecundangi Non Shasha.

Kekasihku yang jelita tertidur dengan kondisi rambut acak-acakan.. setelah habis-habisan digenjot oleh batang penis Darso..
tubuhnya yang putih mulus bersimbah kucuran keringat.

“Owwww..!! Akhh Hekkkkhh..!! Ouhhhhhh..!!” Non Michelle hampir menangis saat aku dan Darso menggempur lubang anus dan lubang vaginanya.
Untuk sesaat aku dan Darso berhenti kemudian merayunya untuk bertahan lebih lama lagi.. demi memuaskan nafsu birahiku dan Darso.

“Sebentar lagiii Nonnn.. sebentar..“ aku mencoba untuk menghiburnya.
“Dikit aja.. sedikit..” Darso menimpali.

“Ujanggggg.. nggak kuattt.. aghhhhhhhhh..!!” Crrr crrrr crrutttt..!!
’Sedikit dan sebentar’ datang silih berganti.. dan akhirnya melewati.. detik.. menit dan jam.

Butir-butir keringat yang meleleh menjadi pemicu dan bahan bakar bagi keliaranku dan Darso untuk menyetubuhi tubuh Non Michelle yang seksi mulus.
Rengekan-rengekan Non Michelle yang kewalahan menjadi minyak alami bagi nyala api birahi yang semakin berkobar-kobar dengan dahsyat.

Tidak terasa malampun semakin larut.. gelapnya malam menyembunyikan kenikmatan yang tengah dinikmati olehku.. Darso dan Non Michelle.
Gerakan kami bertiga semakin kacau.. suara erangan dan rintihan terus terdengar dari bibir Non Michelle.

Vagina import Non Michelle berkedut-kedut kuat.. demikian juga anus importnya.
Hingga akhirnya kami bertiga mengeluh bersama-sama.. disapu dengan keras oleh gelombang kenikmatan yang begitu hebat..
menggulung tubuh kami bertiga.

“Aahhh Ujangg.. Ahhhhhh..!! Darsohh-HHHeghh..” Crrrr crrutttttt..
“Non Michelleeeee..!!” Crotttt Crotttt.. Crotttt..!

Aku dan Darso berseru keras saat berlomba mengisi liang anus dan liang vaginanya dengan sperma kami berdua.
Aku menggigit batang lehernya sebelah kanan.. sedangkan Darso menggigit batang lehernya sebelah kiri.
Dua buah bekas gigitan kemerahan menjadi stempel di leher Non Michelle yang jenjang.

Aku berbaring di sisi kanan dan Darso berbaring di sisi kanan tubuh Non Michelle yang terlentang lemas.
Kami berdua mengobrol sambil asik mengelus.. meremas dan mengisap-isap dada Non Michelle.

Tidak berapa lama aku dan Darso bergantian menaiki ’barang import’ di dalam ruangan rapat.
Michelle mengeluh kelelahan saat rekahan vaginanya bergantian kembali dipacu.. disodok dan dirojok oleh batang penis kami berdua.

Ia bahkan meronta berusaha melepaskan diri saat vaginanya dan anusnya disandwich dengan brutal.
Aku mencengkram pinggulnya kuat-kuat sambil memompa liang anusnya..
sedangkan Darso mencekal pinggang Non Michelle untuk mengatasi rontaannya.

Batang penis Darso merojok kuat-kuat rekahan vaginanya yang memar.
“Aa..duhh Ujanggg.. Darssoooo.. aku capek.. pegel nihhhhh..”

“Dikit lagi.. dikit.. lagi..Nonnn..”
“Daritadi dikit mulu.. udah donggg.. hik hikkk hikk..”

“Sebentar Sayanggg.. tahan sebentarrr aduhhh.. enaknyaaa..”
oOo
-------------------------------------------------------------------------------------

Tu bi kon ti crott.. Nek tim ^_^
-------------------------------------------------------------------------------------
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd