Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kisah Kita Pernah Ada (Semi Real Story)

PART 4



“Sshhhh ahhh…ngghhh…ah…ah”


Setelah sarapan, aku dan Ula yang posisinya duduk di lantai ruang keluargaku, akhirnya memulai kegiatan yang sudah kami rencanakan.


Ula hanya mau memakan 3 suap sarapan yang kusiapkan, tidak terlalu lapar katanya. Akupun juga akhirnya hanya makan secukupnya. Kutahu laki-laki ini lebih lapar akan hal yang lain.


Setelah ku letakan piring di meja didekatku, Ula pun langsung menarikku dan melumatku dengan buas. Aku hanya bisa pasrah, sesuai janjiku, aku memposisikan mentalku untuk siap menerima apapun perlakuannya. Sudah tidak ada alasan lain ataupun jalan mundur.


Setelah puas melumat bibirku, Ula melepaskan kacamataku, diapun menarik tubuhku untuk lebih menempel padanya. Diposisikan kepalaku bersandar pada bahu kirinya, lalu ia menarik wajahku untuk melumat bibirku lagi. Sungguh berdebar rasanya, perasaanku pun tidak karuan menunggu apalagi yang akan diperbuatnya.


Tangan kanannya tiba-tiba membelai pipiku, tangan kirinya menahan kepalaku untuk tidak kemana-mana. Semakin lama ciumannya semakin brutal, dan dia mengarahkanku untuk mengikuti kemauannya. Terjadilah French Kiss pertamaku kala itu.


Lidahnya menyundul-nyudul masuk perlahan kedalam mulutku. Geli sekali rasanya untuk bersilat lidah pertama kali, sampai aku melepas ciuman itu sebentar karna merasa geli, tapi tentu saja Ula tak memberikan jeda sama sekali. Ia seperti ingin meracuniku agar terbiasa mengikuti keinginannya. Kamipun memulai lagi ciuman kami dan frech kiss itu berjalan pelan-pelan, tidak sebrutal sebelumnya. Sepertinya Ula ingin membuatku lebih nyaman agar menjadi terbiasa.


Dapat dipastikan akupun sudah bergumam desah-desahan yang biasanya ia dengar selama kami sex on the phone maupun vcs, dan itu semakin memancing birahin kami berdua, membuatku mengalami satu step kenikmatan selanjutnya. Tangan kanan Ula yang sedaritadi selama ciuman terus membelai seluruh lekuk tubuhku, sekarang memulai aksi sebenarnya.


Meremas pelan payudara kanan dan kiriku secara bergantian dari luar kaosku.


“Ssshh…ahhh.. Ulla…”

“Enak Anita?”


“Iyahh.. enakk…”


Remasan-remasan itu akhirnya berubah menjadi lebih kencang dan kuat, rasanya sangat nikmat juga geli. Persis seperti yang Vina dan Monic ceritakan ketika mereka di grepe. Dan akhirnya ini saat-saat first time diriku di grepe, rasanya memabukan.


“Ini pertama kalinya tangan seorang pria menyentuh toket kamu kan Anita?” bisiknya di telingaku.


“Shhh..iyyah..ini pertama kalinya..ahh..” ucapku berbohong sambil sudah menggeliat menikmati remasanya.


Aku tak pernah menceritakan kisah Deo yang pernah dengan memaksa menyentuh payudaraku. Dan bagiku, kala itu aku sama sekali tidak menikmati atau sedang menginginkan hal itu. Berbeda dengan sekarang, aku sedang merelakan diriku untuk dilecehkan oleh Ula. Karna aku menginginkannya, aku menginginkan diriku dinikmatin olehnya.


Sambil kedua tangannya sekarang aktif meremas payudaraku secara secara bersamaan, ia mulai menjilat bagian tenguk leherku. Menambah sensasi geli-geli nikmat yang kurasakan.


“Sesuai janji kamu, keperawanan kamu milik aku kan? Sekarang aku perawanin toket kamu ya sayang” bisiknya lagi yang kujawab dengan anggukan.


Aku baru sadar, sedaritadi Ula menggunakan kata Toket, “Dasar anak mesum” pikirku, tapi ya akupun juga akan menjadi anak mesum hari ini. Ntah pelajaran apa yang akan kudapat dari Ula, yang jelas aku semakin pasrah menikmati nafsunya. Kini kedua tangannya sudah masuk kebalik kaosku, dengan sigap kedua tangannya langsung menyentuh kedua payudaraku secara langsung. Jemari kedua tangannya pun langsung memijit kedua putingku..


“AHHHHH SAYANGHHH....NGHAAA..AAAHHH” teriakku menikmati sensasi kedua putingku dipilin oleh jemarinya.


“Enak Anita?”

“Bangetthnnn..”


“Toket kamu milik aku kan Anita?”

“Iyahh…nghh..”


“Bisa aku apain ajah kan toket kamu?”

“Bisah..bisah…ahh”


“Kamu milik siapa Anita?”

“Kamuhhh…”


Psikologisku dipermainkan dalam rayuan kenikmatan ini, sumpah rasanya aku mau meledak karna saking nikmatnya sensasi pertamaku digrepe-grepe. Ternyata senikmat itu ketika payudara perempuan dipermainkan oleh tangan seseorang yang disayang. Aku merasa puas dan ingin terus digrepe oleh Ula.


“Shh…ininhh nikmat banget sayang di grepe-grepe kamu…shhh” ucapku tak tertahankan.

“Mau lebih enak lagi Anita?”


“Mauu.. la” ucapku sambil mencengkram lengannya.


Kurasakan kedua pahaku dibuka lebar oleh tangan Ula, aku hanya bisa pasrah menanti apa yang akan ia lakukan. Tak pakai basa-basi, tangan kanan Ula dengan cepat langsung masuk kedalam celana pendek yang kukenakan. Ia seperti hafal seluk beluk lapisan bawah perempuan, dengan sekali masuk tangannya itu sudah bisa menyentuh bagian pribadi paling sakral seorang perempuan.


“Ahhh….sayangghhhh…” ujarku lirih.


“Kenapa Anita? Ini pertama kalinya memek kamu dipegang cowok kan?”


“Iyyahh..ini pertama kalinya Vegii akuhh..” belum selesai kalimatku, leherku dicengkram oleh tangan kiri Ula.


“Ngomong memek Nit, bukan Vegi..”

“Tappi..tapii..” ucapku terbata-bata karna shock tiba-tiba aku seperti dicekik olehnya.


“Nurut sayang!” satu kalimat penuh makna, sebuah perintah yang ntah mengapa aku langsung menurutinya.


“Ini pertama kalinya memek kamu dipegang cowok kan sayang?” ucapnya mengulangi pertanyaan lagi sambil mengendurkan cengkraman di leherku.


Akupun mengangguk sambil menjawab pertanyaan. “Iyahh sayangg, ini pertama kalinya memek aku dipegang cowoknghh...”


Mendengar jawabanku, Ula langsung kembali aktif mecium bibirku, sambil menggrepe payudaraku, juga kurasakan jari tengahnya menyusuri sela vaginaku. Menggesekan jarinya secara perlahan atas kebawah, hingga jemarinya memulai menggelitik klitorisku.


Aku semakin belingsatan dalam dekapannya, diberi kenikmatan di 3 titik secara bersamaan membuatku melayang. Tanganku pun menjamah tubuh Ula, mencengkram apa yang bisa ku gapai pada tubuhnya. Menandakan bahwa aku sangat teransang oleh perbuatannya.


Mhmmm mmmphhh

shhh… aghhhh…ahhhh…


Setelah dirasa cukup puas, Ula menghentikan perbuatannya. Ia menatapku dalam-dalam sambil membelai wajahku. Bisa kupastikan, bahwa apapun yang ia lihat dari rupaku saat ini, ia bisa melihat ekspresiku yang sudah sange berat ini. Ekspresi yang belum pernah dilihat oleh lelaki manapun.


Baru 30 menit berjalannya aktifitas kami, Ula sudah memerawani 3 hal dariku. Tangan pertama yang menyentuh payudaraku secara langsung, tangan pertama yang menyentuh vaginaku secara langsung, dan orang pertama yang melihat ekspresi sangeku. Benar-benar hari ini aku akan ditelanjangi dan diperawani besar-besaran olehnya. Ya memang itu kan tujuanku mengundangnya dirinya hari ini?


Tangan Ula kini menyentuh daguku.


“Anita…” ucapnya memanggil namaku dengan nafasnya yang memberat.

“Iyya.. sayangghh..”


“Aku pake kamu hari ini…”

Akupun melotot lalu tersenyum mendengarnya.


“Iya sayang..pake aku, aku udah siap kamu pake..” ucapku pasrah, sebentar lagi diriku akan jadi santapan utamanya.


Ula pun dengan segera menelanjangiku, akupun pasrah saat setiap inci kain yang membalut tubuhku mulai dilucuti olehnya. Tanpa berlama-lama tubuhku yang tak pernah telanjang dihadapan laki-laki manapun, kini tersaji dihadapannya.


“Kalau ketawan pak RT atau warga gimana?” ucapku polos..


“Hahaha.. kebanyakan nonton sinetron kamu! Jangan sampai ketawan, soalnya bidadari yang lagi telanjang dihadapanku ini adalah milikku!” ucapnya sambil tertawa lalu ia mendorongku untuk rebahan.


Ntah kenapa aku bisa berucap seperti itu, mungkin aku baru menyadari kalau kami berada lingkungan perumah, semoga desahanku yang sebelumnya tidak tedengar kemana-mana, meskipun pintu rumah sudah tertutup rapat.


Dengan rasa deg degan direbahkan oleh Ula, aki merasakan tangannya membelai setiap lekukan tubuhku, akupun mulai kembali mendesah akibat rasa geli bercampur nikmat dari setiap elusannya. Hingga kali ini, kedua puting payudarku diperawani oleh mulutnya.


“Shhh..ahhm.geli…shh”

“Enakkan tapinya?!”


Akupun mengangguk “iiyaaash..nghh”

“Belum pernah kan toket kamu diisep-isep? Baru aku kan yang pertama kali giniin kamu?”


“Iyahh..iyahh Ulaa, daritadi baru pertama kalinya semua sama kamu, aku ditelanjangin gini juga baru sama kamu!” jawabku.


“Hehehe, bentar lagi juga kamu pertama kalinya ngentot kan sayang?”


Akupun shock, aku lupa kalau masih ada tahapan itu. Tahapan kenikmatan tertinggi dari percintaan, seks. Aku hanya bisa tersenyum dan menggangguk, tidak ada kata-kata yang bisa aku keluarkan dari mulutku.


Selama beberapa menit kedepan aku hanya bisa terus mendesah dari Foreplay yang ia berikan. Remasan dikedua payudaraku, ciuman dibibir, jilatannya dibeberapa bagian tubuhku, membuatku benar-benar tidak tahan. Ada rasa yang ingin meledak dibawah sana.


Ula kemudian berdiri dihadapanku, melepaskan celananya. Dan ya, ini pertama kalinya aku melihat Joni, kemaluan pria pertama yang aku lihat dengan mata kepalaku sendiri. Akupun memalingkan wajahku, aku malu sekali melihatnya.


Ula pun langsung menarik daguku, dan ia mendekatkan Joninya kepada wajahku.


“Ini kontol pertama kamu kan Anita?” ucapnya sambil mengelus Joni nya, dipipi kiriku.


Ugh, rasanya panas sekali benda itu, dan aroma laki-laki yang keluar dari benda itu sangatlah menggoda imanku, aku suka sekali wanginya!! Ahh aku menggila!!


“Iii..iiyaa..ini pertama kalinya lihat Jon..”

“Kontol Anita! Kontol! Ini namanya Kontol sayang, ayo bilang Kontol!” dengan kencang Ula menamparkan kontolnya diwajahku.


“Shh..aah..iya sayang.. iya kontol..kontollll!”

“Aahh aku sange banget Ula….” ucapku tidak tahan.


“Sange sama aku? Udah siap kamu aku apa-apain bentar lagi?”


“Aku pasrah la… aku pasrah.. pake aku.. aku siap kamu pake…”


“Buka mulut kamu Anita!”

“Aku mau pake dulu mulut kamu.. kamu wajib bisa sepong kontol aku.. aku ajarin kamu..”


“Iya sayang.. ajarin aku isep kontol.. ajarin aku supaya bisa memuaskan kamu..”





(Ilustrasi Anita belajar isep kontol)​


Ini pertama kalinya aku menghisap kontol, rasanya? Enak, aku tidak bisa mendeskripsikan lebih lanjut, hanya satu kata itu saja yang bisa kuungkapkan.


Saat perlahan kontol Ula masuk kemulutku, rasanya aku sudah benar-benar menjadi wanita dewasa, bukan lagi seorang gadis lugu lagi.


“Jangan kena sampai gigi Anita, adaptasiin mulut kamu sama volume kontol aku sayang, biar kamu nyaman.”


Ula benar-benar menuntunku untuk bisa memuaskannya, akupun merasa senang dan sangat disayang olehnya. Hal ini membuatku semakin semangat untuk memuaskannya. Jujur menyepong kontol itu jadi salah satu hal yang kusuka berkat Ula.


Perlahan-lahan dia melatihku bagaimana mengisap kontol dengan benar hingga aku terbiasa.




(Ilustrasi Anita yang mulai mahir nyepong)​


“Sekarang kencengin sayang ngisepnya, kayak gini” ucapnya ditengah-tengah aku sedang menikmati menghisap kontolnya.




(Ilustrasi Anita digenjot kencang mulutnya oleh Ula)​


Glok glokkk


“AHH ENAK BANGET MULUT KAMU ANITA!! AKU PAKE..AKU PAKE KAMUUU!!”


GLOK GLOK GLOK


Semakin kencang kocokan kepalaku di kontolnya, semakin rasa nikmat menjalar diotakku. Ku yakin Ula merasakan yang sama, memakai mulutku seperti ini pasti membuatnya bahagia. Aku hanya tersenyum dalam hati, dan kuakui perlakuannya terhadap kepalaku yang dihentakan dalam-dalam ke selangkangannya membuatku semakin sange, kuyakin vaginaku sudah banjir.


“Aah sensasi apa ini…enak bangett” batinku.


Sesekali aku merasa tersedak akibat kencangnya sodokan kontol Ula di mulutku, kadang membuatku menepok pahanya ataupun mencengkramnya.


Puahhh..


“Sayang aku hampi kesel tahu!” ucapku.

“Maaf sayang.. aku keenakan make mulut kamu..” ucapnya.


Kepalaku ditarik lagi menuju kontolnya, sepertinya dia belum puas memakai mulutku.

Akupun pasrah saja melayaninya, memang sudah menjadi kewajibanku sebagai kekasihnya untuk bisa dilecehkan seperti ini. Mungkin ini semua akibat racun dari kedua sahabat sangean ku itu dan juga hormonku! Ya tidak ada rasa penyesalan, aku pasrah dipake olehnya.


Kulirik jam dinding yang berada didekatku, waktu sudah menunjukan jam 7:45, ntah sudah berapa lama kami foreplay. Mulutku masih dipake olehnya dan Ula memerintahkanku mengulangi hasil pelajaran menyepong yang ia ajarkan.


Namun kali ini, tanganya tak lagi membimbing kepalaku. Kubuat mimik wajahku secantik mungkin dan sebinal mungkin, karna itu memang keingina Ula yang juga wajib aku patuhi.


“Kamu akan aku buat binal buat muasin aku sayang” ucapnya daritadi disela-sela latihannya kepadaku.




(Ilustrasiku saat ini)


“Sange banget lihat kamu kayak gini Anita”


Puahh “Buat kamu sayang aku kayak gini, aku rela kamu nakalin kayak gini.. aku milik kamu..”


“Karna itu kamu bisa aku pake terus kan Anita?”

“Kamu selamanya milik aku kan?”


Akupun menggangguk dan kembali menyepon kontolnya. Desah-desahan yang keluar dari mulut Ula bagaikan bensin yang disulut api terhadap gairahku. Aku menyadari aku sudah sange berat, vaginaku menuntut untuk disentuh lagi oleh Ula. Selang beberapa menit, aku semakin tak tahan dengan hasratku, kuyakin Ula pun juga sama karna dia tiba-tiba melepaskan kepalaku.


“Saatnya kita ngentot Anita” ucapnya..

“Ayo la, pake aku, memek aku udah gatel dan basah, udah siap dipake kontol kamu” jawabku sambil tersenyum binal dan sange berat melihat Ula.



***



Singkat cerita aku sudah diperawani oleh Ula, kontolnya sudah melesak masuk kedalam memek ku. Sakit rasanya, namun uniknya adalah memek ku ini tipe yang selaput darahnya tak terlalu tebal, sehingga rasa sakit saat aku diperawani lebih cepat hilangnya.


Aku menggila digenjot olehnya, aku hilang kendali, menghamba terhadap kontol yang menyodok memek ku terus menerus ini. Mulutku ini juga akhirnya sudah kotor, kata-kata jorok terus keluar dari mulutku. Semua berkat perintah dan bisikan dari mulut mesum Ula.


Dia mengajariku mendesah yang baik untuknya tak hanya sekedar “ah..ahh.ahhn..nghhh” tapi juga harus diselingi oleh “ahh…ngentot enakk….ahh Ula enak bangett.. enakk enakk dipake kamu… aahhhs sshshh gak tahan.. terus.. terus sodok memek aku sayang…”


Seperti itulah aku saat ini, aku tak bisa membayangkan jika aku menceritakan hal ini pada Vina dan Monic akan seperti apa reaksinya.


Di jam 8 pagi ini, aku diperawani oleh Ula.

Puas sekali dia hari ini. Memerawani diriku habis-habisan, aku pasrah dipakai olehnya.


“Enak bangeggghh make kamu Anita..aghh..”

“Aku juga enak dipake kamu la… nghh”


Di ruang tamu ini, aku sedang diajari posisi doggy oleh Ula.




(Ilustrasiku saat ini)


“Nghh anhhh enakk…pake aku la.. pake terus..”



Jam 9:10







Glok Glok Glokkk


Bisa dilihat dari posisiku saat ini, aku mulutku dipake lagi oleh Ula dari samping kasurku.


Setelah aku mengalami orgasme pertamaku juga Ula yang sudah keluar di perutku. Aku hanya bisa terbaring lemas merasakan kenikmatan.


“Anita aku belum puas, aku mau memanfaatkan waktu sebaik-baiknya buat explore kamu, buat make kamu abis-abisnya” ucapnya sambil membelai rambutku.


“Hah..hah.. kamu mau lagi?” ucapku yang masih ngos-ngosan.


“Iya sayang, aku masih mau make kamu”

“Ah..ahh.. bawa aku ke kamar sayang, pake aku disana”


Ula pun menggendongku ke kamar dan setibanya di kamar, ia memposisikan aku seperti ilustrasi diatas.


“Aku pake mulut kamu lagi ya, abis itu memek kamu, aku suka banget disepong kamu..”


“Shh.. terserah sayang.. aku udah pasrah kan kamu pake.. mau ngapain aja terserah… mau kamu udah keluar masih pengen nyodok aku terserah… aku cuma bisa pasrah kamu apain aja La, udah milik kamu akunya..” ucapku kepadanya.


Ula tersenyum kepadaku, dia adalah pria yang paling berbahagia hari ini.


“Kamu milik siapa Anita?”

“Kamu..” ucapku seraya Ula mendekatkan kontolnya kepadaku.


“Anita.. kamu pacar sekaligus budak seks aku..”

“Iya laa.. apapun…”


Glokk glokkk glokkk



JAM 9:30






“Akhgkkk…nghhh.. kapan aku di entot…shhh”

“Sabar sayang.. aku masih pengen explore kamu..”


“Aku tahu kamu udah menggilakan?” ucapnya

“Udah..udahssshhh.. pake aku lagi La.. please pakee”



JAM 10:00







“Kamu pelacur siapa?!!!”

“Kamu la kamuu!! Aaghhh!!”


“Kamu lonte, budak seks aku, perek aku, gak ada yang bisa make kamu selain aku Anita!!”


“Iyah..iyahhh laaa.. ahhh…aaahhhh”



JAM 11:55





“Perek harus apa?” tanyanya.



Shh ahh ahh, aku sange berat, rasa sangeku gak hilang-hilang sejak pagi tadi. Aku suka, aku puas dipake Ula, aku gak nyesel keperawananku diambil olehnya.
“Melayani kontol tuannya” jawabku.



Hmmppphh


Glok glokk











JAM 14:00






Sebuah oleh-oleh dari Ula, sebuah kehangatan yang amat sangat panas yang memenuhi tubuhku. Aku tak bisa membayangkan diriku akan hamil oleh spermanya yang baru saja mengisi memek ku.


Kondisiku saat ini sudah ancur-ancuran, spreman Ula dimana-mana. Mulut, rambut, wajah, memek, perut, toket. Cupangannya di toketku juga banyak.


Resmi sudah diriku dibuat habis olehnya, dipake sesuka hatinya. Dan tentunya, aku senang melayaninya. Jangan tanya kenapa aku seperti ini. Dalam sehari aku diperawani, sudah dibuat gila kontol dan ngentot oleh Ula.


“Aku pulang ya sayang…” ucapnya setelah merapihkan pakaiannya. Kuakui staminanya Ula sangat kuat dan ntah apa yang membuatku juga dapat mengimbangi dirinya. Padahal akupun juga jarang olah raga.


Bisa dibilang dari jam 6an pagi sampai saat ini jam 2an siang, aku dipake beruntun tanpa henti oleh Ula. Aku tak mau juga dipakai lebih lama lagi olehnya, selain memek ku sudah panas, aku takut makin gila dan hilang kendali, bisa-bisa aku memohon diculik olehnya. Dan lagi, aku takut tiba-tiba ortuku sampai.


Dengan tertatih, aku bangkit memeluk Ula.


“Makasih sayang, aku udah diperawanin dan dipake sama kamu. Aku ngerasa jadi wanita seutuhnya karna udah kena masuk kontol. Aku ngerasa kodrat aku sebagai wanita sudah terpenuhi..”


“Untuk dipakai penjantannya..” ucapku sambil sedikit keluar air mata.


“Siapa yang ngajarin kamu kayak gitu Anita?” tanyanya.


“Kamu…”

“Please jangan ditinggalin aku ya, kamu udah bikin aku kayak gini, aku takut kehilangan kamu” ucapku sambil memeluk erat tubuhnya.


“Selama kamu nurut dan patuh sama aku, aku gak akan ninggalin kamu Anita”


Cup, ucapnya sambil mencium keningku.


“Aku akan selalu patuh dan nurut sama kamu Ula..”


Ula lalu menggenggam daguku, mencium mesra bibirku. Seketika romansa cinta anak remaja menjelajahi perasaanku, namun aku tahu ini sudah tak remaja lagi. Kisah kita yang pernah ada ini berubah menjadi sebuah kisah percintaan dewasa. Sudah ada bumbu seks didalamnya dan aku sudah menyerahkan seluruhnya kepada Ula.


Terbesit diriku sudah menjadi wanita kotor yang tak bisa menjaga keperawanannya, tapi ya bisa apa.. semua sudah terjadi, semua sudah menjadi takdir untuk terjadi. Menjadi bagian perjalanan hidup kalau kata Vina.


Ya perjalanan hidupku untuk sebagai…


“Kamu siapa aku Anita?” tanya Ula.


Akupun menatap dalam-dalam kedua matanya, menyatakan ikrar tentang siapa diriku kepadanya.


“Pacar..”

“Perek…”

“Pelacurnya kamu…”

“Lontenya kamu…”

“Budak seks kamu…”


“Dan…”

“Istri secara haramnya kamu..”


“Tubuhku untuk melayani kamu Ula, pake aku kapanpun kamu mau, aku pasrah dan akan melayani nafsu seks kamu. Entot aku sesukanya kamu…”


Ya itu ikrarku yang secara sadar sudah di doktrin oleh Ula sejak tadi dia menggenjot kontol besarnya di memekku. Membuatku menghamba kepada kontolnya yang nikmat. Aku mau terus dipake oleh Ula, enak, sungguh enak di entot.


Ula pun mengelus kepalaku.



“Good girl”
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd