Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

COMEDY - TAMAT KERTOSENTONO

KERTOSENTONO - PART 3
PERJALANAN PANJANG


(POV TONO)

Tepat hari jumat kliwon kita semua sudah siap untuk mencari harta karun sesuai apa yang diwasiatkan oleh nenek moyang Sentot. Tepat jam 5 pagi kita semua sudah berkumpul di rumahnya kerto untuk dilakukan upacara pemberangkatan yang mana upacara ini dihadiri oleh Pak Lurah tempat desa kami tinggal. Kenapa sampai di hadiri Pak Lurah Desa kami? Karena ketika kita bertiga pamit kpada orang rumah, aku pamit kepada emak, sentot pamit kepada neneknya, kerto pamit kepada budenya dengan alasan kita bertiga mendapat kerja di daerah barat. Kemudian emak, bude kerto dan nenek sentot datang ke rumah Pak Lurah mengenai hal itu, karna adat dan budaya desa jika ada warga yang merantau keluar desa maka akan dilakukan upacara pelepasan agar warga yang merantau itu selamat dan sukses di tanah perantauan.

Kita bertiga beralasan nanti kita di jemput oleh kendaraan kantor di pusat kecamatan yang berada agak jauh dari desa kami, dan tempat kerja kami juga memiliki syarat untuk sampai di tempat penjemputan di haruskan berjalan kaki. Entah saking pinter kita beralasan atau bodohnya antara Emak, Bude Kerto dan Nenek Sentot. Mereka semua percaya dengan kebohongan kita.

Setelah semua berkumpul kita diarak dari rumah kerto menuju masjid desa kami yang di hadiri oleh semua warga desa. Dan di masjid itu kita bertiga diberi wejangan, wasiat dan ceramah-ceramah untuk bekal apa saja selama kita merantau yang itu dilakukan oleh Pak Lurah. Setelah itu terakhir kita didoakan oleh pemuka agama kami agar selamat dan sukses selama bekerja di sana.

“Labbaik Allahumma Labbaik, Labbaika la Syarikalaka labbaik, Innalhamda wanni’mata Lakawalmulk, La Syarikalaka “ ucap pemuka agama desa kami.

“Cukkk, orang ini sebenarnya tahu gak kalau kita merantau bukan pergi haji ?” batinku

Setelah berdoa, pemuka agama itu bilang bahwa merantau bekerja sama dengan seperti haji maka dari itu kenapa doanya sama dengan pergi haji.

“Iso ae (Bisa aja) alibinya Bapak ini” batinku.

Setelah menyelesaikan serangkaian acara pelepasan kami, kita semua di lepas pak lurah dan diakhiri dengan salam – salaman dan berpelukan satu persatu seluruh warga yang hadir pagi ini. Terlihat Emak, Bude Kerto, Nenek Sentot tak henti – hentinya mengeluarkan air mata, mereka bertiga terlihat berat untuk melepas kami, mungkin gak ada oang yang memuaskan birahi mereka yang pada akhirnya mereka tampak bersedih. Yang lebih mengherankan lagi adalah Bu jaenab, dia menangis sambil meraung-raung yang kemudian di tenangkan oleh mang sapri. Mungkin dia kehilangan pemuda yang mampu mewujudkan fantasi sexnya yaitu di gangbang. Hehehehe..

Kita pun berjalan kaki meninggalkan desa diringi deraian air mata dan lambaian tangan kepada seluruh warga desa tempat kami bertiga tinggal. Setelah berjalan agak menjauh dari desa kami, kita semua tertawa melihat kekonyolan warga yang dengan mudahnya kita tipu. Ya kita bertiga jago dalam membuat drama dan tipu – menipu.. mungkin cocok utuk jadi artis FTV kali ya.. hehehe

“Belum sampai 1 kilometer kok udah capek ya? Apa efek bersalam – salaman dan berpelukan tadi Ton ? ” Ucap Kerto sambil berjalan..

“Ah.. masak meluk gitu aja capek To?” Tanyaku.

“Gimana gak capek yang meluk batang semua, kalau perempuan yang meluk aku malah bersemangat, kita jalan sampai tanpa berhenti pun tetap kuat. Hehehe” ucap Kerto sambil tertawa lepas

“Cukkk. Memang otak mesum engkau To. Wkwkwkwk” balasku.

Kita pun melanjutkan berjalan. Teringat wajah Emak yang sedih tadi membuatku kepikiran tapi demi masa depan yang lebih baik.. aku harus rela jauh dari Emak. Setelah berjalan lebih dari berpuluh-puluh kilometer tak terasa hari sudah siang. Perut sudah melilit minta untuk diisi. Ada yang tanya apa gak jumatan kita bertiga ini? Aku jawab tidak karena kita musafir jadi tidak diwajibkan untuk beribadah sholat jumat. Hehehe. Padahal musafir atau gak musafir kita gak pernah jumatan.(jangan ditiru ya..). kita masih berjalan dipinggir jalan besar yang dilalui banyak kendaraan umum seperti bus, truck dan lain-lain. Karena perut kita bertiga sudah minta diisi maka kita mencari warung untuk mengisi perut dan beristirahat sebentar.

Akhirnya terdapat sebuah warung yang menyediakan beberapa makanan dan minuman. Kita pun berhenti di situ dan memesan makanan dan minuman. Kenapa tidak mencari rumah makan? Karena untuk menghemat biaya kita yang pas-pasan. Jadi mending makan di warung sederhana ini yang penting perut kenyang dan kita mendapat tambahan tenaga. Setelah makan dan minum kita masih istirahat sambil membakar sebatang rokok bermerk gudang asin.

“Mau kemana mas? kok berjalan kaki sambil membawa tas besar-besar” ucap pemilik warung.

“Kita keterima pekerjaan pak dan syarat untuk bekerja di situ diharuskan berjalan kaki menuju kantornya Pak” sela Kerto beralasan.

“Kok aneh ya mas?” tanya pemilik warung.

“Kok Bapak, saya aja heran dengan persyaratan ini Pak tapi demi mencari uang ya mau gak mau kita turuti Pak” imbuhku.

“Iya mas bener itu, demi masa depan harus dilakukan mas syarat aneh itu” ucap pemilik warung.

“Iya makanya itu pak kita rela berjalan kaki menuju kantor yang menerima kami ini” sela Sentot.

“Oh gitu, yaudah aku kasihan sama kalian dan hitung-hitung sedekah maka semua makanan dan minuman kalian gratis mas” kata pemilik warung sambil tersenyum.

“Yang bener pak? makasih pak makasih” Ucap Kerto yang sangat bahagia kalau di kasih gratisan.

“Iya sama – sama mas, saya juga seneng melihat pemuda kayak kalian ini semangat untuk bekerja keras.. gejolak muda untuk mencari uang demi masa depan yang lebih baik. Jarang lho ada pemuda jaman now kayak kalian ini mas.” Ucap pemilik warung memberi penjelasan.

“Jarang gimana Pak maksudnya?” Tanyaku penasaran

“Ya pemuda jaman now itu malas-malasan dan waktunya dihabiskan hanya untuk main game saja. Game apa se itu namanya yang kayak hubungan suami istri itu lho mas” Tanya pemilik warung kebingungan.

“ML (mobile legend) maksudnya Pak?” Ucapku

“Iya bener ML nama gamenya. Saya punya anak kerjaannya ngegame aja mas dan malas-malasan.. saya suruh belanja kebutuhan warung aja ogah-ogahan dan sering bangun siang.” Kata pemilik warung memberi penjelasan..

“Hehehe. Iya Pak memang game itu lagi hits” Imbuh Sentot.

“Saya pamit undur diri dulu mau melanjutkan perjalanan lagi Pak. Makasih banyak makanan dan minumannya” ucapku karena kita udah terlalu lama beristirahat..

“Iya mas sama-sama dan hati-hati ya” imbuhnya.

“Pak saya boleh nambah gratisannya gak Pak? Rokok saya sudah menipis buat bekal selama berjalan. Sedangkan uang saya pas-pasan ini Pak” Sela Kerto dengan memasang wajah melas..

“Oh silahkan mas silahkan. Rokoknya biasanya apa mas?” jawab pemilik warung.

“Gudang asin Pak” Jawab Kerto dengan cepat.

“Ini mas rokoknya” ucap pemilik warung sambil menyerahkan sebungkus rokok.

“Makasih banyak Pak kita pamit dulu Assalamualaikum” pamit Kerto

“Waalaikum salam. Hati-hati ya mas, kalau sudah sukses jangan lupa mampir ke warung Bapak ini” Jawab pemilik warung

“Pasti pak pasti. Saya tidak akan melupakan warung ini. hehehe” Ucapku sambil berjalan keluar warung.

Kita pun berjalan meninggalkan warung tersebut dengan perut kenyang dan uang tidak berkurang, setelah agak jauh dari warung tersebut dan memastikan tidak terlihat pemilik warung.

PLAKK !!

Aku menoyor kepala Kerto

“Asuuu. Tega-teganya kamu memeras Bapak itu” Ucapku memaki Kerto

“Hehehe. Mumpung ada moment orang yang mau di peras sob. Ya gak Tot? Hehehe ” jawab Kerto

“Iyaa bener itu. Hehehe” Ucap Sentot juga senang menerima gratisan rokok.

“Vangkeee. Kalau gitu bagi rokoknya” Ucapku.

“Asuuu. Gitu kok nyinyir. Nih rokoknya” Ucap kerto sambil menyerahkan sebatang rokok.

Aku pun menerima rokok pemberian dari Kerto dan membakarnya sambil berjalan melanjutkan perjalanan mencari harta karun itu. Kita berjalan sambil sesekali bercanda dan menggoda wanita yang kebetulan lewat untuk mengurangi rasa lelah yang kita rasakan ini.




*****




[POV 3rd]

Setelah berjalan berpuluh-puluh kilometer, tampak wajah 3 pemuda ini penuh dengan keringat, ketampanan pun hilang hanya menampakkan wajah yang seperti pemulung. Lelah, letih dan lesu yang mereka rasakan saat ini. Tapi mereka masih berjalan dengan semangatnya demi sebuah harta karun semata.

Hari sudah semakin malam, 3 pemuda ini sudah melewati pemukiman penduduk, jarak 1 kilometer lagi mereka akan mulai memasuki hutan sedangkan sekarang sudah pukul 8 malam. Setelah berjalan 1 kilometer mereka sudah di gerbang perbatasan pemukiman dan pandangan ke depan sudah terlihat rumput, ilalang dan pohon-pohon besar tinggi menjulang. Di sebelah gerbang terdapat gubuk kecil yang biasanya di buat pos ronda untuk warga sekitar, tapi nampak pos tersebut kosong tidak ada penghuninya.

Tiga pemuda ini berhenti berjalan, mereka merasa sudah mulai masuk hutan, berhektar-hektar hutan telah menunggu mereka lewati demi keinginan untuk kerja usaha sendiri demi menghasilkan uang, demi keinginan meraih cita-cita menjadi bos besar, demi keinginan untuk menatap masa depan yang lebih baik dan yang pasti demi harta karun. 3 pemuda yang tidak pernah putus asa, susah senang mereka rasakan meskipun selama ini rasa senang sedikit dan banyak rasa susahnya tidak mengurangi semangat untuk meraih cita-citanya.

Tiga pemuda yang patut menjadi contoh para pemuda jaman now ini. Mereka tidak pernah lelah untuk berusaha mulai dari judi, mencuri, bahkan merampok mereka lalui tapi hasilnya tetap gagal, hanya yang sukses yang mereka rasakan adalah memperkosa Bu Jaenab yang membuat dia ketagihan akan fantasi sexnya yang selama bertahu-tahun terpendam. Kerugian dan kegagalan sudah menjadi sahabat bagi mereka. Tapi mereka masih tetap berusaha untuk menjauhkan dan meminimalisir kegagalan maupun kerugian dari kehidupan mereka ini.

Terlihat jam menunjukkan jam 10 malam, tiga pemuda masih ragu-ragu untuk melanjutkan perjalanan. Setelah berada di gerbang batas desa itu, terlihat mereka berdiskusi sambil istirahat di pos ronda tersebut.

“Tot, To.. Kita sudah mulai memasuki hutan. Apa kita tetap melanjutkan perjalan dengan masuk hutan atau kita beristirahat dan menginap di pos ronda ini, baru besok pagi kita melanjutkan perjalanan? Bagaimana menurut pendapat kalian?” ucap Tono memulai obrolan.

“Mmhhhh... Aku terserah aja enaknya gimana” jawab sentot

“Kalau menurutmu gimana To?” tanya Tono kepada Kerto

“Kalau aku dengan melihat wajah kalian yang sudah lelah dan letih setelah seharian kita berjalan kaki lebih baik kita menginap disini dulu. Karena masuk hutan malam-malam juga berbahaya. Suasananya pasti gelap, bisa-bisa kita kesasar nanti” ucap Kerto memberi penjelasan atas pendapatnya.

“Cuk, tinggal bilang kamu lelah aja mbulet (bicara panjang lebar), oke setuju kita istirahat dan tidur dulu di sini” Ucap Tono

“Yups aku juga setuju menginap disini dulu aja. Suasana kayak gini kalau udah mau tidur entah kenapa aku jadi kangen belaiann nenekku. hiks..hiks” Ucap Sentot sambil melamun.

“Asuuu. jJijik aku cuk dengernyaa.. kulit udah keriput di kangeni. Hahahaha” kata Tono sambil tertawa.

“Cukk. Meskipun keriput gitu tapi kulitnya masih halus dan hangat cukk, beda sama Emakmu yang auman singa itu” ucap Sentot

“Sudah-sudah gini aja kalau kalian bertengkar di dalam hutan aja. Aku jadi wasit aja. Tapi juga males ah mending tidur daripada menjadi wasit untuk kalian” ucap Kerto sambil menyiapkan alas untuk tidur.

“Cukk mending aku juga tidur ah dari bertengkar sama maniak nenek-nenek ini” Imbuh Tono

“Cukk. Aku juga males berdebat sama maniak auman singa ini” balas Sentot.

“Udah-udah. ssstttttt.. 1.. 2.. 3.. ayo kita tidur.” Sela Kerto menengahi perdebatan Tono dan Sentot dan mengajak tidur.

GROKK.. GROKK.. GROKK !!

Bunyi dengkuran dari mereka bertiga yang dalam sekejap sudah masuk ke alam mimpi karena kondisi tubuh mereka yang sangat capek.




****




KLEK.. KLEKK.. KLEKKKK.. !!

Bunyi sebuah borgol yang mengikat tangan 3 pemuda ini karena masih terlelap mereka tidak sadar, ada 2 orang yang mengikat tangan mereka ini.

“Kita bawa kemana pencuri ini” ucap seseorang kepada temennya

“Kita bawa saja ke istana baginda raja Harun” ucap seseorang satunya

“Okee. Kita angkut mereka dengan bak motor tossa aja”

“Oke”

Dua orang itu mulai menggotong tubuh Tono.

“Mmmhhhh.. mmmhhhh”

Terlihat tubuh Tono menggeliat dan mengerjap mulai membuka mata.

“Ha?? Siapa kalian?” ucap Tono setengah berteriak.

Belum juga di jawab oleh 2 orang misterius itu, Sentot dan Kerto ikut terbangun dan mereka juga berteriak.

“Tolonggg... Siapa kalian?” ucap Sentot dan Kerto bersamaan.

BUGHH.. BUGHH.. BUGHH !!

“Diam kalian !!” ucap 2 orang misterius setelah memukul tiga pemuda itu.

“Salah saya apa sampai tangan kita di borgol?” Tanya Tono

“Sudah jangan banyak tanya dan cincong. Nanti kalian akan tahu sendiri” ucap seseorang satunya lagi.

Akhirnya tiga pemuda itu digotong menuju bak motor tossa dan mereka di bawa masuk ke dalam hutan menggunakan motor tossa itu..

BRUMM.. BRUMM !!

Bunyi knalpot motor tossa bergerak masuk ke hutan dan menuju arah istana kediaman Raja Harun dari Kerajaan Joko Ting-Ting di daerah Kandangan.





(POV TONO)

Aku gak tahu kenapa tiba-tiba tangan kita di borgol ini. Perasaan aku tidak melakukan tindak kejahatan atau pencurian. “apa salah kita bertiga ya?” batinku. Aku di bawa menggunakan motor tossa yang belakang motornya ada bak kecil yang aku tahu biasanya di buat mengangkut LPG dan galon. Aku pun pasrah tanpa bisa berontak.” Sepertinya mereka suku pedalaman yang ada di hutan ini.. huft. apes “batinku.

Aku yang masih ngantuk akhirnya tidur lagi karena suasana di hutan masih agak gelap. tak lama aku terlelap, bahuku di tepuk seseorang yang memborgol tanganku tadi. Kemudian aku menggeliat sebentar dan mulai membuka mata. Aku menoleh ke kanan dan kekiri. “tempat apa ini?” batinku. Terlihat ada sebuah pemukiman dan sekarang aku berada di depan bangunan besar yang sangat megah mirip istana.

“Apa ini istana kerajaan ya? Masak jaman sekarang masih ada sebuah kerajaan?” batinku bertanya-tanya.

Kemudian motor yang membawaku ini mulai memasuki gerbang yang sangat tinggi dan di jaga oleh 2 orang sepertinya penjaga bangunan yang mirip istana ini. Aku pun di turunkan dari motor itu dan di dorong untuk berjalan mengikuti 2 orang misterius tadi.

Setelah memasuki pintu rumah yang sangat kokoh dan di lapisi emas, terlihat di ruangan itu terdapat banyak barang-barang antik seperti gucci, dan di tengah-tengah terdapat karpet merah yang lurus ke depan.

Di depan terlihat ada sebuah panggung kecil. Di tengah-tengah panggung itu terdapat kursi besar dan memanjang seperti kursi di pelaminan sebuah pernikahan dan di kursi tersebut seseorang dengan berbadan tinggi besar dan kekar duduk dengan gagahnya sambil memandang tajam ke arah kami semua.

(mulustrasi Raja Harun)

“Tuanku yang mulia Harun, mohon maaf mengganggu waktunya. Ini saya bawakan pencuri yang meresahkan warga kita selama beberapa hari kemarin di desa yang berada di pinggiran batas daerah kerajaan ini. “ ucap seseorang yang memborgol tanganku tadi sepertinya dia adalah pasukan kerajaan ini.

“Di daerah ini ada sebuah kerajaan dan istana? Kok gak pernah dengar ya” batinku dengan heran

“Mmmhhh.. apa buktinya kalau mereka pencuri?” ucap seseorang yang bernama Harun itu.

“Dia membawa tas besar pasti berisikan barang-barang curian tuanku Harun, dan saya tadi menemukan 3 pemuda ini lagi istirahat di pos kamling. Dia orang baru pasti tujuan kesini mencuri Tuanku Raja Harun” ucap orang itu

“Mmhh.. bener juga. Kalau gitu penjarakan dia sekarang, beri dia hukuman 1 tahun di penjara itu” perintah Raja Harun

“Maaf wahai Raja Hraun, saya berani sumpah tidak mencuri apapun di daerah kekuasaan Anda Tuan” ucapku memberanikan diri untuk memberikan klarifikasi.

“Sumpahmu tidak berguna di sini” ucap Raja harun dengan angkuhnya

“Buktinya dimana kalau saya pencuri wahai Sang Raja?” tanyaku

“Ini Yang Mulia bukti-bukti bahwa 3 pemuda ini pencurinya. Ini saya temukan di tas salah satu dari mereka ini, dan warga desan banyak kehilangan pakaian dan uangnya ”sela pasukan itu dengan membawa beberapa pakaianku, uang saku yg di berikan Emakku, bahkan celana dalamku juga menjadi barang bukti.

Aku memandang temen-temenku yang nampak ketakutan akan di penjara ini. Terlihat tangan Sentot pun gemeteran..aku sudah tidak bisa beralasan bahwa aku bukan pencuri yg di maksud.

“Begini Tuanku. saya bener-bener bukan pencuri saya berani bersumpah. Atau begini saja, berikan saya tantangan agar saya bisa membuktikan bahwa saya bukan pencuri” ucapku masih mencari cara agar lolos dari tuduhan itu.

“Kalau maumu begitu. Oke saya terima tantanganmu” ucap Raja Harun dan setelah itu beliau tampak mikir tantangan apa yang akan di berikan kepada aku dan temen2ku ini.

“Carikan aku seekor Domba yang bisa berbicara.”ucap Raja Harun dengan tatapan yang tajam.

“Ba.***imana bisa saya mencarinya yang mulia?” Ucapku yang tidak percaya akan tantangan berat dari Raja Harun ini

“Itu urusanmu. Kalau tidak bisa mencari aku pastikan kamu di penjara 2x lebih dari hukumanku tadi artinya 2 tahun kamu saya penjarakan. Kalau bisa mencari akan aku lepas kamu. Terima atau tidak terima harus terima.” ucap Raja Harun dengan angkuhnya

“.....”

Aku hanya bisa menunduk tanpa bisa berbicara lagi.

“Pasukan bawa dia keluar dari istana ini..awasi dia jangan sampai lolos. Saya kasih mereka waktu 3 hari 3 malam dapat atau gak dapat bawa mereka kesini lagi” perintah Raja Harun kepada pasukannya.

“Siap yang mulia” ucap pasukan itu sambil membungkuk. “Ayo mari ikut saya” imbuh pasukan itu sambil mendorongku keluar dari istana ini.

Aku berjalan dengan lemas. dimana dan bagaimana aku bisa mencari seekor Domba yang bisa berbicara. Sentot dan Kerto sedari tadi tidak berkata apa-apa hanya wajah sayu dan sendu yang mereka perlihatkan.. setelah di bawa keluar penjara dan di kasih rumah kecil semacam mess untuk tempat tinggal sementara untuk mencari Domba akhirnya pasukan itu meninggalkan kita.

“Gimana Tot, To. Kita cari dimana Domba itu?” tanyaku lemas

“Hikss.. hiks. Aku juga gak tahu Ton. Kamu se ada-ada aja menantang Raja Harun untuk memberikan tantangan” Ucap Sentot sambil menagis sesenggukan.

“Lha daripada kita di penjara yang bukan kesalahan kita Tot. Setidaknya kita punya waktu 3 hari untuk hidup bebas sebelum kita di penjara” Ucapku menenangkan Sentot

“Tapi kan kita dipenjara ikut bertambah jika kita gak bisa menemukan Domba itu, dari 1 tahun menjadi 2 tahun. Hiks.. hiks..” kata Kerto ikut menangis sedih..

“Yaudah gini aja mending kita istirahat sebentar nanti setelah kondisi kita fit, kita cari Domba itu” kataku menenangkan mereka berdua.. terlihat kepala mereka pun mengangguk mengiyakan.

Akhirnya kita beristirahat sebentar. Apes rasanya belum juga sehari tiba-tiba di tangkap dan di tuduh mencuri. Mana pakaian dan celana dalamku di sita lagi sama mereka. Makk tolong aku Makk. Huhuhuhu.

Setelah kita beristirahat beberapa jam kita bertiga akhirnya pergi keluar rumah dan mulai mencari Domba yang bisa berbicara. Di sekitar rumah yang kita tempati itu memang banyak warga yang berternak Domba. Akhirnya kita mengecek satu persatu apakah ada Domba yang bisa berbicara?

Setelah mengecek berpuluh-puluh Domba, tidak ada satupun yang bisa berbicara. Hanya ‘embek..embek’ kata-kata dari keluar dari mulut Domba itu. Kita pun beristirahat lagi.

Besoknya kita mencari Domba lagi namun hasilnya masih tetap sama. Sampai hari ke 3 kita melakukan pencarian terakhir juga belum menemukannya. Cukk. Kita sangat putus asa.

Kita beristirahat di bawah pohon sambil putus asa. Sudah pasti kita dipenjara, kita semua tidak ketemu sama orang desaku. Aku pasti tidak akan ketemu Emak lagi, dan bisa jadi kita bertiga akan membusuk di penjara. Bayangan-bayangan hidup di penjara mulai menghinggapi pikiran kami masing-masing. Huft.

Kita duduk-duduk sambil melihat lalu lalang warga sekitar. Mereka semua seolah cuek dengan keberadaan kita bertiga dan setiap kita bertanya mereka hanya menggelengkan kepala tanda tidak mampu mencarikannya. Hanya keajaiban yang mampu menyelamatkan kita.

Selang beberapa menit kita beristirahat sambil putus asa, sedari tadi aku melihat seseorang yang sepertinya kebingungan. Terlihat dia bolak-balik dan mondar-mandir yang sesekali melihat kita sambil senyum2 sendiri. Karena penasaran, aku pun mendekati seseorang itu. Siapa tahu bisa membantu mencarikan Domba itu.

“Hei mas. Anda mencari apa kok sepertinya mondar mandir sedari tadi ?” Tanyaku kepada orang itu.

“Maaf aku sedang bingung. Aku tidak tahu apa-apa. Aku mencari rumahku, aku lupa rumahku dimana dan aku lupa siapa orang tuaku.” jawabnya dengan pandangan kosong.

“Gini aja, namanya masnya siapa, nanti aku bantu tanya mencarikan orang tua masnya” kataku karena iba melihatnya.

“Aku juga lupa namaku siapa” ucapnya pelan.

Aku pun kaget mendengarnya. Masak namanya aja lupa, kalau rumah wajar mungkin dia tersesat atau gimana. Mana orang tua juga lupa namanya siapa. Apa jangan-jangan orang ini amnesia ya. Sontak, aku pun punya ide.

“Ohhh. Aku tahu mas siapa namamu” Ucapku meyakinkan orang itu

“Siapa memang namaku ini mas” tanyanya yang langsung bahagia.

“Namamu seekor Domba” Ucapku dengan nada meyakinkan.

“Benarkah?” tanyanya.

“Iyaa benar, dan aku tahu orang tuamu. Tapi sebelum aku memberi tahu dan membawa ke orang tuamu sudikah kamu membantuku Mas Domba?” Ucapku memberikan penawaran.

“Iyakah? alhamdulillah akhirnya aku bisa ketemu orang tuaku. Iya mas iyaa aku mau membantu. Apa yang bisa aku bantu mas?” jawab Domba itu

“Simpel aja mas. Ketika nanti di tanyai seseorang siapa kamu? jawab aja aku seekor Domba. Bila ditanya lain lain jawab aja aku seekor Domba. Paham kan?” Ucapku mulai mengatur siasat.

“Paham mas paham. “ jawabnya sumringah.

Kemudian aku kembali ke tempat Sentot dan Kerto yang sedang melamun karena putus asa tadi. Aku mengabarkan berita bahagia ini ke Sentot dan Kerto, setelah menceritakan detail, mereka pun akhirnya bisa tertawa dan berharap semoga kita berhasil.

Setelah itu aku menemui pasukan itu dan mengabarkan bahwa aku sudah dapat Seekor Domba. Dan meminta segera untuk menghadap ke Raja Harun. Akhirnya aku, Sentot dan Kerto di bawa untuk menghadap raja Harun. Dan tak lupa aku membawa orang yang aku kasih nama SEEKOR DOMBA itu. Setelah sampai di Istana, kita memasuki pintu utama istana itu. Sedangkan Domba itu aku suruh untuk di luar dulu.

“Selamat siang Baginda Raja. Mohon maaf menganggu waktunyaa. Saya mendapat kabar dari ketiga pencuri ini bahwa mereka sudah mendapatkan seekor Domba yang bisa berbicara” Ucap pasukan sambil membungkuk

“Mmhh benarkah itu wahai pencuri?” ucap Raja Harun dengan pandangan tajam.

“Benar Baginda, saya sudah temukan sesuai tantangan Baginda Raja” Ucapku percaya diri

“Dimana seekor Domba itu?” Tanya Raja Harun penasaran

Sebelum aku memanggil orang amnesia itu. Aku memandang wajah kedua sahabatku itu.. mereka tampak sangat ketakutan. Takut ketahuan siasat yang aku rencanakan. Kemudian aku permisi untuk menjemput Domba itu. Setelah membawa seseorang itu. Baginda Raja dan para pengawalnya tertawa terbahak-bahak.

“Ini yang kamu maksud Seekor Domba. Hahahahaha. Aku bilang seekor. Seekor itu hewan. Kalau itu namanya seorang wahai pencuri. Hahahahahaha” Ucap Raja Harun tertawa menyepelekanku. Sontak, semua orang yang berada dalam istana pun ikut tertawa terbahak-bahak.

“Mohon maaf Baginda Raja. Memang dia ini tampak seperti manusia pada umumnya, tapi ketahuilah Baginda Raja dia ini awalnya Seekor Domba tapi dia mendapat kutukan dari Raja Jin akhirnya dia dikutuk menjadi manusia” Ucapku dengan percaya diri meyakinkan Raja Harun

“Hahahaha. Jangan bermimpi wahai pencuri. Jangan percaya tahayul. Hahahaha” Jawabnya masih dengan tertawa dan mengejek

“Kalau baginda tidak percaya tanya aja pada Seekor Domba ini wahai Baginda Raja” Ucapku dengan jengkel.

“Benerkah begitu wahai manusia? Siapa namamu?” Tanya Raja Harun kepada Domba setelah berhenti tertawa.

“Benar. Saya Seekor Domba” Jawab Domba

“Benerkan Baginda Raja?” kataku meyakinkan Raja Harun

“Diamm !! Bagaimana kamu bisa menjadi seekor Domba?” Ucap Raja Harun dengan menahan emosinya.

“Aku Seekor Domba” Ucapnya

“Bagaimana bisa?” tanya Raja Harun

“Aku seekor Domba” jawab Domba lagi

“Kamu di kasih apa sama pencuri ini untuk mengaku jadi Domba” Ucap Raja Harun yang wajahnya sudah merah padam.

“Saya seekor Domba” Jawabnya lagi

BRAKKK... !!

“JAWAB !!” Kata Raja Harun sambil geram mendengar jawaban orang itu.

“Saya seekor Domba” Ucapnya lagi.

“Begini Baginda Raja.. Seekor Domba ini tidak bisa berbicara dalam bahasa manusia. Apapun yang Baginda katakan dia cuma bilang seekor Domba. Karena dia ini dikutuk awalnya seekor Domba sekarang jadi manusia wahai baginda raja. Jadi dia hanya bisa berbicara seekor Domba” Ucapku mejelaskan agar Raja Harun percaya.

“Oke. Begini. Aku kasih kamu emas. Katakan siapa kamu?” Ucapnya sambil membawa satu batang emas.

“Aku seekor Domba” Ucapnya lagi

Terlihat wajah baginda raja Harun begitu murka. Beliau tidak percaya dengan apa yang di katakan seseorang ini. Sudah di kasih iming-iming emas tetap saja dia masih mengaku Domba. Ya iyalah dia kan amnesia. Hehhehe.

“Bagaimana wahai Baginda Raja ? apapun yang Baginda Raja dia tidak akan bergeming karena dia awalnya seekor hewan. Dan sekarang saya sudah memenuhi tantangan anda. Jadi tolong lepaskan saya dan kedua temen saya ini” Ucapku langsung pada intinya sebelum ketahuan.

“Baiklah saya menyerah” Ucapnya lemas. Aku kaget sekaligus tidak percaya seorang Raja percaya dengan tipuanku. Aku, Sentot dan kerto pun senang mendengar itu.

“Terima kasih Baginda. Memang Baginda Raja ini Raja yang baik hati dan tidak pernah ingkar janji. Hehehe” Ucapku cengengesan.

“Hhmmmm. Sudah pergi sana. Keluar dari istana ini dan daerah kekuasaanku.” Perintahnya dengan masih menahan emosi.

“Baik. Tapi bolehkah saya membawa bekal makanan untuk saya melanjutkan perjalanan wahai Baginda Raja? Hitung-hitung sebagai hadiah saya telah menemukan seekor Domba ini” Ucapku.

“Baiklah” jawab Raja Harun. Dan dia memanggil seorang ‘Abdi Dalam’ untuk mnyiapkan makanan untuk kita 3. “Pasukan lepaskan mereka !! Biarkan mereka pergi dari daerah kerajaan kita” perintahnya kepada pasukan.

Setelah bekal makanan sudah siap kami bawa, kita segera melangkah keluar dari istana bersama Seekor Domba itu. Setelah keluar dari gerbang Istana Seekor Domba itu kebingungan.

“Aku sudah membantu kalian. Gimana caranya aku bisa ketemu orang tuaku?” ucap Domba itu.

“Okee sekarang kamu tunggu orang tuamu di bawah pohon deket pengawal pintu gerbang itu. Tunggu 1 jam lagi, orang tuamu akan datang menjemputmu.” Ucapku membohonginya.

“Baiklah terima kasih” ucapnya.

“Sama-sama. Aku juga makasih. Oh iya ini buah apel untuk mengisi waktumu sembari menunggu orang tuamu. Sampai jumpa ya” Ucapku berpamitan.

“Hati-hati mas. Terima kasih apelnya” ucapnya sambil melambaikan tangan.

Kemudian aku mengajak temen-temenku untuk segera meninggalkan daerah ini sebelum kedok siasatku terbongkar. Aku mengajak berlari Sentot dan kerto sesuai peta yaitu menuju arah barat lagi.

###


(POV 3rd)

Setelah hampir 1 jam kemudian, seseorang yang mempunyai nama Seekor Domba itu menunggu sambil mengunyah makanan. Kemudian tampak ada seorang ‘abdi dalam’ membawa makanan keluar gerbang dan memberikan makanan itu kepada penjaga di gerbang depan istana. Setelah memberi makanan itu, ‘abdi dalam’ itu kaget melihat seseorang duduk di bawah pohon sambil mengunyah buah apel itu.

“Anton..” ucap abdi dalem Sambil berlari mendekati seseorang yang berada di bawah pohon. Orang itu kaget dan bertanya-tanya tapi abdi dalam itu meyakinkannya bahwa abdi dalam itu orang tuanya.

Suasanan riuh kebahagian pun terpancar dari dua orang ini. Dia bersyukur sudah mendapatkan anaknya yang amnesia ini yang telang hilang selama beberapa minggu. Suasana rame pun langsung tampak karena beberapa warga sekitar langsung mendekat dan ikut bahagia.

Dalam suasana kebahagiaan yang ramai itu mengundang pasukan untuk mendekat dan tanya kepada abdi dalam itu.

“Wahai sang Abdi Dalam, ada apa ini kok rame-rame?” ucap seorang pasukan itu.

“Ini Ndan. Saya sudah menemukan anakku yang hilang. Dia menderita amnesia. Aku sudah mencari kemana2 tidak ketemu. Akhirnya sekarang ketemu di bawah pohon ini. Hiks.. Hikss. Huhuhu” ucapnya sambil menangis penuh kebahagiaan.

“Bukankah dia seekor Domba tadi yang di bawa 3 pencuri itu?” ucap pasukan satunya yang tahu karena dia salah satu orang yang memborgol 3 pemuda itu.

“Ayo kita di bawa ke hadapan baginda raja” ucap pasukan satunya lagi.

Akhirnya Abdi Dalam dan seseorang bernama Anton ak.a Domba itu di bawa pasukan untuk ke masuk ke dalam istana dan menghadap Sang Raja.

“Permisi Baginda Raja. Saya mendapat laporan bahwa seekor Domba ini ternyata anaknya seorang abdi dalam” ucapnya setelah membungkukkan badan.

“Benarkah begitu?” Tanya Sang Raja

“Benar. Dia anak saya Baginda Raja. Dia mengalami amnesia dan hilang selama beberapa minggu, masak Baginda Raja lupa? Saya kan sudah bercerita kepada Baginda Raja beberapa hari yang lalu” ucap seorang Abdi Dalam itu

BRAKK !!

“Brengsekkk. Saya lupa. “ ucapnya menyadari kebodohannya di tipu 3 pemuda itu. “ Pasukann !! Kejar pencuri itu karena mereka sudah membohongi saya. Tangkap dan bawa kesini akan saya penjarakan dia seumur hidup” perintahnya sambil geram.

“Baik baginda. Mohon ijin saya menangkap 3 pencuri itu” ucap pasukan itu

“Cepat kejar !!” perintahnya sambil emosi

Akhirnya berpuluh-puluh pasukan dari Istana keluar untuk menangkap 3 pemuda yang mempunyai singkatan KERTOSENTONO itu. Ada yang membawa motor Tossa, ada yang membawa sepeda Trail, ada membawa mobil Pickup, ada juga yang membawa Skuter teletubies dan ada juga yang memakai sepatu roda. mereka beramai-ramai mengejar 3 pemuda itu.

Setelah mencari jejak kaburnya 3 pemuda itu, dan karena mereka membawa kendaraan, maka tidak sulit untuk mengejar pemuda itu. Akhinya mereka menemukan pemuda itu di perbatasan daerah kekuasaan kerajaan dan terlihat 3 pemuda itu sedang lari terbirit-birit. Mereka pun menambah kecepatan kendaraan yang dipakai agar segera menangkap pemuda itu.

“Mau kemana kau pencuri? Sebentar lagi sudah tebing yang di bawahnya Sungai Brantas. Hahahaha. Kalian tidak akan bisa lari lagi” ucap pasukan itu percaya diri karena mereka berhasil mengkap 3 pemuda itu.

Terlihat pemuda itu terdesak karena di belakangnya sudah tebing yang di bawahnya berupa sungai besar. Mereka kebingungan mencari jalan. Pemuda itu sudah dikepung puluhan pasukan Istana, karena tidak ada jalan lain maka dengan sangat terpaksa mereka menceburkan diri ke Sungai Brantas itu. Pasukan istana yang awalnya yakin bisa menangkap kembali, terkejut melihat kenekatan 3 pemuda itu. Akhirnya para pasukan Istana hanya bisa membawa tangan kosong karena gagal menangkap kembali 3 pemuda itu. Para pasukan itu kembali ke istana dengan sangat kecewa.




****




(Pov Tono)

Hosh. Hosh..hosh !!

Deru nafas kami tampak ngos-ngosan karena kita berlari jauh dari istana sampai ke perbatasan. Apalagi tadi kita hampir tertangkap oleh pasukan istana. Tidak hanya berlari, kita juga berenang melewati Sungai Brantas ini yang lebarnya sangat besar dan panjang. Hampir 2 kilometer kita berenang karena lebar Sungai Brantas kalau saya cari di mbah google hampir segitu. Biasanya sungai brantas ini alirannya deras ketika musim penghujan dan untungnya sekarang musim kemarau jadi air dalam sungai lagi surut-surutnya sehingga kita tidak kesusahan untuk berenang melewati sungai ini.

Baju kita masih basah, makanan sudah hanyut, hanya tinggal buah-buahan saja yg masih tersisa. Kita beristirahat di tepi sungai sambil mengeringkan badan. Kita sudah gak takut untuk di kejar para pasukan kerajaan itu karena tidak ada jembatan penyeberangan. Dan juga disini juga bukan kekuasaan daerahnya lagi, sehingga mustahil pasukan kerajaan mengejar kita sampai disini. Sungai brantas merupakan batas wilayah daerah kerajaan ini, itu yang aku tahu setelah baca di peta yang dibawa Sentot itu.

Kemudian kita berdiskusi sebentar dan bersepakat untuk menginap di tepi sungai semalam. Besok pagi baru kita lanjutkan perjalanan. Kita pun mendirikan tenda untuk menginap karena matahari sudah hampir mau tenggelam. Setelah mendirikan tenda, kita langsung beristirahat karena terlalu capek setelah hampir seharian ini berlari tanpa henti dan dilanjutkan berenang. Saat menginjak malam kita semua sudah terlelap di alam mimpi.. zzzzz.

“Auuuuuwwww... hihihihihi” terdengar suara serigala dan di barengi suara perempuan tertawa. Aku langsung terbangun dan menoleh ke kanan dan ke kiri, terlihat dua temenku masih tidur dengan nyenyaknyaa.

“Aaauuuuuwwww.. hihihihi” terdengar suara yang sama. Aku ingat kita sekarang di alam bebas tepatnya di hutan jadi tidak salah kalau banyak makhluk halus yang berkeliaran di sekitar sini. Otomatis buluk kudukku langsung berdiri alias merinding. Kemudian aku membaca doa-doa yang aku hafal. Setelah membaca doa, aku segera menarik selimut dan langsung mencoba untuk tidur dan menghiraukan suara auman serigala dan suara perempuan tertawa itu.

“Kukuruyukkk” suara ayam terdengar nyaring di telingaku dan aku pun langsung terbangun. Kemudian aku keluar tenda ternyata suasana sudah terang benderang. Terlihat matahari baru saja menampakkan batang hidungnya. Aku pun segera membangunkan dua temenku. Setelah mereka bangun, kita mandi di sungai dan bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan.

Sebelum kita mulai berjalan, aku mengingatkan Kerto dan Sentot bahwa di hutan kita jangan berkata kasar maupun berkata sumbang. Dan gak usah berbicara mengenai makhluk halus mengingat tadi malam aku mendengar suara seorang perempuan tertawa dan auman serigala. Mereka pun terlihat mengangguk tanda setuju.

Kita pun mulai berjalan. Suasana hening pun melingkupi kami. Di awal perjalanan kemarin, kita berjalan sambil bersenda gurau karena kita berada di jalanan sedangkan sekarang kita berada di hutan jadi kita hanya bicara seperlunya saja. Kita hanya mengandalkan kompas sebagai senjata agar tidak tersesat dan kehilangan arah. Kita berhenti sebentar untuk minum dan istirahat, setelah kita mendapat tenaga, kita melanjutkan perjalanan menembus hutan ini.

Sepanjang perjalanan dari pagi tadi hingga siang ini, terasa banyak mata memandang ke arah kami. Di pelupuk mataku terlihat seperti seorang tua renta melihat dengan tajam ke arah kami tapi ketika aku menoleh tidak ada orang sama sekali. Tidak hanya orang tua renta, terlihat ada orang tinggi besar, perempuan berambut panjang juga terasa melihat kami. Tapi anehnya, setelah aku melihat ke arah itu, tidak ada yang melihat kami. Selama perjalanan di dalam hutan ini bulu kudukku tak henti-hentinya berdiri alias merinding abiss. Tapi berkat doa, aku masih dengan gagah berani terus berjalan. Hal ini juga sama di rasakan Sentot maupun Kerto. Wajah tegang seperti ketakutan hinggap di kedua wajah temenku itu. Cuman untuk berbicara terasa mulut kita semua seperti terkunci.

Tak terasa hari sudah semakin sore. Kita masih berjalan di dalam hutan, tapi tak berapa lama kita menemukan sungai yang tidak terlalu besar. Airnya jernih dan bersih. Kita memutuskan untuk beristirahat dan menginap disini. Kita mendirikan tenda lagi. Setelah selesai, kita bersiap-siap untuk mandi di di sungai itu. Kita membuka baju kemudian kita turun ke bawah dan satu persatu mulai menceburkan diri ke sungai itu.

Saat lagi enak-enaknya mandi terdengar suara orang lagi bercanda dan nampak seperti seorang perempuan.

“Tot,To. Denger gak ada suara perempuan lagi bercanda?” Ucapku sambil mengamati sekitar

“Iyaa aku denger Ton” jawab mereka serentak

“Ayo kita cari suara itu” ucapku karena penasaran. Mereka pun mengangguk setuju dengan ucapanku.

Kemudian aku menajamkan pendengaran sepertinya dari arah utara sungai. Jadi aliran sungai itu dari arah selatan menuju utara. Kita pun mengendap-mengendap berjalan mengikuti sumber suara itu. Dan benar, ada 3 orang perempuan sedang mandi sambil bersenda gurau.

(Mulusttasi 3 perempuan mandi)

“Wah sepertinya kita salah sangka ini.” Ucap Sentot

“Salah sangka gimana?” Tanyaku.

“Aku kira daerah ini serem. Ternyata endakk. Tuh lihat ada bidadari sedang mandi.” Jawab Sentot

“Iyaa kayaknya kita di daerah surga dunia sob. Banyak bidadari pasti disini, tidak mungkin kan kalau mereka bertiga disini sendirian. Pasti banyak bidadari-bidadari lainnya” Imbuh Kerto menyetujui ucapan Sentot.

“Iya bener-bener” Ucapku

“Gimana caranya kita mendekati mereka?” Tanya Sentot

“Udah langsung aja kita menampakkan diri” Jawab Kerto

“Jangann, kalau lari bagaimana?“ Ucapku menolak ide Kerto

“Terus gimana donk?” Tanya Sentot

“Sebentar-sebentar...” jawabku sambil memikirkan gimana caranya mendekati perempuan itu.

Aku teringat film jaka tarub yang menyembunyikan selendang bidadari yang akhirnya jadi istrinya itu.

“Aku tahu sob, gini.. bla..bla..bla” Ucapku memberikan penjelasan kepada temanku ini.

“sipp. Setuju. Ayo kita eksekusi semoga kita berhasil” ucap Kerto

“Okee” Imbuh Sentot

Kemudian kita mengendap-ngendap dan mengintip dimana mereka melepas bajunya, setelah menelusuri akhirnya kita melihat ada tiga jarik dan kebaya di taruh di ranting pohon. Tanpa pikir panjang kita mendekati pakaian itu. Kemudian kita mengambilnya dan menyembunyikannya.

Tidak lama kemudian, 3 bidadari itu sudah selesai mandi. Salah satu dari mereka naik ke tepi sungai untuk memakai baju. Terlihat dia hanya memakai kemben. Tapi alangkah kagetnya jarik dan kebayanya tidak ada di tempatnya. Terlihat salah satu perempuan itu memanggil temennya dan mereka bersama-sama mencari jarik dan kebaya itu.

Sekarang udah saatnya kita menampakkan diri. Aku mengajak temenku berpura-pura jalan-jalan dan bertemu tidak sengaja.

“Mmhh.. maaf mbak maaf. Saya tidak tahu ada yang mandi disini” Ucapku sambil menutup mata seolah-olah kita menjadi pemuda alim karena perempuan itu hanya memakai kemben saat mandi. Dan gerakanku di ikuti Sentot dan Kerto.

“Kamu dari mana mas, kok tiba-tiba ada disini??” Tanyanya heran.

“Saya pendatang mbak kebetulan lewat sini. Ini lagi jalan-jalan aja dan mau mandi” Ucapku beralasan.

“Ohh.. Lihat kebaya dan jarik disini enggak mas?” Tanya salah satu dari wanita itu

“Tidak mbak, kan aku baru saja lewat. Memang kemana bajunya mbak?” Ucapku

“Tadi saya taruh disini setelah selesai mandi kok jarik dan kebayaku gak ada” katanya menjelaskan.

“Ohh gitu. Coba saya bantu cari ya mbak” ucapku dengan berpura-pura mencarinya.

“Iyaa mas. Minta tolong ya” ucapnya dengan nada memohon.

Aku dan temen-temenku berpura-pura mencarinyaa. Mondar-mandir mencari baju itu, tapi setelah ketiga bidadari itu lengah. kita seolah-olah menemukan baju itu.

“Lha ini mbak bajunya” ucapku sambil membawa jarik dan kebaya

“Oh iyaa. Ketemu dimana tadi mas?” tanyanya.
“Di deket situ mbak. Baju kalian jatuh ke semak-semak tadi” ucapku beralasan.

“Perasaan tadi aku gak naruh di situ deh mas” Ucap wanita satunya lagi dengan heran.

“Mungkin mbakhya lupa. Nih buktinya bajunya berada di situ” ucapku meyakinkannya.

“Iya mungkin ya. Yaudah mas makasih” ucapnya.

“Iya mbak sama2. Oh ya belum kenalan kita. Namanya siapa mbak?” ucapku mulai menjalankan SSI (speak-speak Iblis)

“Saya Elis mas, ini Elia dan ini Elin” ucapnya seraya memperkenalkan kedua temennya.

“Iya mbak saya Tono, ini Sentot dan ini Kerto. Kalau digabungkan jadi KERTOSENTONO” ucapku memperkenalkan diri..

“Hehehe. Lucu masnya.. Kalau kita Triple El mas. Hehehe. Kalian mau kemana?” Tanyanya.

“Ini mau mandi mbak. Saya pendatang kebetulan lewat sini, jadi habis perjalanan jauh gerah mau mandi” ucapku menjelaskan

“Saya temeni boleh mas? Sebagai ungkapan terima kasih karena membantu nyari baju kita dan juga badan kita gerah lagi karena mencari baju ini” ucapnya menawarkan diri.

“Boleh mbak, boleh banget. Hehehe. Mari mandi bersama-sama” ucapku sumringah karena dia menerima umpanku.


(Sorry Kentang Ya,.. wkwkwk)







(Bersambung)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd