Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

TOMBO ATI

Bimabet
Mantab hu atas up-nya semoga lancar RLnya dan sehat selalu
 
Serasa kenal dengan tokoh tareh ini dech suhu


Di RL pun ane ada teman yang sama sama namanya Tareh, sok cool sok di butuhin cewek, padahal dia suka cowok

Bedanya di cerita suhu dia udah nikah nah temen ane ini sampai sekarang dia belum ada pasangan, alias jones abadi


Karena yang dicari cewek dengan body cowok eeeehšŸ˜…

Kaya ada kemasukan gaya tulisan Subes @kakibao ya suhu ceritanya


Ditunggu update nya lagi suhu
Sebener e ane juga ada temen yg namanya tareh sih.. rambutnya Poni lempar gitu.. kebetulan belum nikah juga.. belum tau alasan di belum nikah itu gara2 pernah disakiti cewek atau masih nunggu cowok buat dinikahin..
 
Kiyip-kiyip mataku mulai terbuka. Cahaya lampu yang terang membuatku merasa silau. Sambil memicingkan sebelah mata, ku gelengkan kepalaku ke kiri dan ke kanan lalu ku usap wajah untuk memulihkan kesadaranku. Masih agak pusing ku rasakan. Samar terlihat apa yg ada disekililingku. Hmmm ... Aku seperti berada diruangan yang asing. Hanya ada lemari kayu dan jam dinding yang ada di depanku. Ku gerakkan leher untuk menoleh mengamati keadaan sekitar. Perlahan aku mulai teringat sesuatu. Tapi sebentar, sepertinya aku terlalu banyak nonton film tentang drama yang aneh-aneh deh. Ini kan kamarku sendiri, kenapa aku harus merasa asing. Dasar orang yang aneh, masa iya dengan kamar sendiri bisa merasa lupa.

Eh tapi kenapa tiba-tiba aku ada diruangan ini ya?. Bukannya terakhir aku masih ada di kamar kak Kiki ? Siapa gerangan yang bisa memindahkan tubuhku ? Aku mulai bergidik ngeri. Bukan apa apa, dulu dibutuhkan 4 orang tenaga profesional untuk bisa mengangkat tubuhku saat aku pingsan di kamar mandi sekolah. Lha ini yang ada di rumah cuma ada Ayah, Ibu dan aku sendiri. Jamgan jangan beneran ada mahluk gaib disini. Bahkan tadi aku melihat dengan jelas kalau boneka sapi kak Kiki sedang saling bergumul. Hiiii .. bulu romaku terasa merinding. Masa iya itu tadi cuma mimpi aja sih ? Tapi itu nyata lho. Nyata banget malah. Ga mungkin aku berhalusinasi. Ku rasa bukan hanya lampu saja yang bisa kongslet tapi mungkin otakku juga.

Aku sapu pandanganku keseluruh sudut kamar. Dan tak lama kemudian, ku lihat ibuku sedang membuka pintu lalu berjalan ke arahku sambil menatap lega melihat anaknya yang sudah tersadar.

"Kamu kenapa le?, kok bisa pingsan dikamar kakakmu?" kata ibuku.

"Hah, pingsan bu?." Aku sedikit kaget dengan perkataan ibu barusan. Bagaimana bisa aku pingsan ? Siapa yang membuat aku pingsan ? Lalu siapa yang memindahkan aku ketempat ini ? Trus bagaimana keadaan boneka sapi yang kikuk kikuk semalam ? Apa sudah mandi junub ? Siapa yang mandiin ? Haasshh ... Semakin aku pikirkan semakin susah untuk dimengerti. Tentang boneka sapi, suara kakak, dan akhirnya aku jadi pingsan. Huufft .. Sampai sekarang aku masih belum menemukan benang merah tentang semua ini. Semakin aku berusaha untuk menyambung setiap rangkaian kejadian itu, semakin tidak jelas apa yang terjadi semalam.

"Iya le, kamu pingsan. Ayah yang memindahkanmu ke kamar." jawab ibuku.

Wih canggih bener ayahku. Tak ku sangka di balik badannya yang agak kerempeng, ternyata beliau perkasa juga. Badan sebesar ini bisa di angkat sendirian lho. Bener bener impossible. Tapi aku kok agak tidak yakin ya dengan kemampuan ayahku itu. Ku arahkan pandanganku keluar jendela. Siapa tau ayahku ternyata menyewa forklift untuk mengangkat tubuhku semalam. Ku lihat tak ada bekas apapun disana. Ah mungkin otakku bener bener sudah kongslet tingkat amatir. Mana mungkin forklift bisa masuk kamar ? Aku jadi agak percaya dengan kemampuan ayahku itu. Dan satu hal yang bikin aku agak mengerutkan dahi adalah apa yang terjadi tadi malam adalah kejadian nyata !! Haduh bodoh sekali aku, seharusnya aku bawa HP, jadi aku bisa merekam adegan mesum yang irrasional diantara dua boneka sapi itu. Kan lumayan bisa dijadikan bacol alternatif kalau nanti nafsuku sudah kembali memuncak. Tapi tunggu dulu, apa hukumnya menjadikan boneka sapi menjadi bacol? Haram atau halal ya? Kalau haram ya mending gak jadi aku jadikan bahan bacol lah. Bisa turun harga diriku. Mending aku memilih bacolan syari tentang santriwati yang berkerudung. Karena menurut ajaran guru agamaku saat ngajari ilmu dulu, Bacolan Syari adalah Halal. Apalagi kalau membaca doa dulu sebelum coli. Pasti dosa dosa selama Coli akan di diskon oleh malaikat. Ntah guruku yang biadab atau aku yang gampang tersesat, setiap akan coli selalu ku lakukan ajaran itu.

"Mojo shock bu, Mojo kaget dengan apa yang Mojo alami tadi malam." jawabku kepada ibu sambil menjelaskan apa yang terjadi tadi malam. Aku jelaskan setiap detail kejadian tanpa ada yang terlewat kecuali masalah boneka sapi yang berbuat Asusila. Aku hanya bercerita kepada ibuku bahwa boneka sapi kak Kiki bergerak sendiri. Tidak saling tindih dan bergaya Dogie. Karena aku yakin ibu pasti tidak akan percaya kalau aku menceritakan tentang gaya boneka sapi itu. Karena kalau sampai ibuku percaya ada boneka bisa ena ena, fix ibuku termasuk golongan yang kongslet juga otaknya. Jadi lebih baik sementara aku simpan sendiri pengalaman aneh itu.

Ibu yang setelah mendengarkan ceritaku, langsung segera berlari keluar untuk memanggil ayah. Entah apa yang ibu sampaikan kepada ayah, yang jelas kedua orang tuaku tiba tiba memandang aneh ke arahku saat mereka masuk ke ruangan kamar. Mungkin dalam pikiran mereka seolah olah aku ini habis praktek ilmu ngrogo sukmo. Aku yang mendapati tatapan aneh itu hanya bisa terdiam membisu dan menundukkan kepala. Pikiranku masih berkecamuk dengan berbagai macam kemungkinan yang akan terjadi. Pasti ibu masih tidak percaya dengan apa yang telah ku ceritakan sehingga meminta ayah untuk mengecek kondisi kesehatanku. Sebenarnya aku juga tidak mau menyalahkan mereka sih. Karena memang cerita yang aku ceritakan itu tidak akan dapat diterima oleh akal sehat. Kecuali mereka memang pernah mengalami kejadian seperti itu sendiri.

Kejadian selanjutnya tidak ada yang perlu diceritakan lagi. Ayah dan ibu hanya memintaku untuk beristirahat saja dan tidak perlu banyak pikiran. Seharian aku hanya glundang glundung saja di dalam kamar. Mau ngapa ngapain juga males. Untuk melakukan ritual coli pun tak ada mood. Padahal kata para ahli, coli itu bisa melepaskan stres. Ntahlah hal itu benar apa tidak. Yang ada malah membuat masa depanku nanti tambah suram dan rasa bersalah pada pencipta-Ku semakin besar. Bukannya rajin sholat malah khusyu ritual. Aku yakin pasti malaikat sudah bosen mencatat berapa banyak dosa yang aku perbuat karena taat akan ajaran coli. Sampai saat jam makan malam aku dipanggil ibu untuk ikut makan. Aku yang dasarnya memang sudah lapar langsung bergegas keluar kamar untuk menuruti perintah ibu. Di ruang makan ternyata sudah ada ayah yang terlebih dahulu menyantap makanannya. Dasar ayah kurang ajar. Pasti aku ngga di sisain nanti. Aturankan lain kali kalau makan harus nunggu aku dulu. Apa iya dia tidak tahu kalau mendahului anaknya makan adalah dosa. Apalagi kalau sampai menghabiskan semua isinya. Sungguh tak beradab sekali. Tapi masak iya sih ayahku tidak tahu aturan seperti itu. Atau mungkin ayahku dulu tidak sekolah jadi tidak tahu aturan dan tata krama saat makan.

"Besok pagi kamu siapin pakaian ya Le, kita akan jalan-jalan, sepertinya kamu perlu liburan." ajak ayahku sambil mencomot dan menggigit paha ayam yang sebenarnya sudah ku incar. Sungguh terkutuk engkau, Yah !!

"Mau kemana sih Yah?, mending Mojo dirumah aja, males nanti capek" ucapku kesal karena kalah start mengambil ayam.

" Udah ikut aja, pasti nanti kamu seneng le." bujuk ayahku lagi sambil menaruh lagi ayam yang sudah di gigitnya itu ke piringku. Langsyaaaaat aku malah dikasih sisa !!

Aku yang dalam hati sudah nyumpahin ayah ketiban tangga, mau tak mau langsung mengulas senyum.
Wih asyiikk pasti aku mau diajakin ayahku ketemu kak Kiki nih. Karena bagiku tidak ada hal lain yang saat ini bisa membuatku senang kecuali bertemu kak Kiki. Tapi kalau beneran aku ketemu kak Kiki berarti aku mati dulu dong. Dasar ayah kampret. Tega teganya ngajakin anaknya untuk mati. Sungguh rasaya ingin ku sleding lelaki di hadapanku ini. Urusan dosa dan durhaka itu nanti yang penting bisa nyleding ayah dulu. Bentar-bentar, kayanya ada yang gak beres deh dengan ajakan ayahku barusan. Wait a minute, biarin aku berpikir sebentar. Seketika otakku ku mulai bekerja memunculkan berbagai teori konspirasi yang dibuat ayah. Setelah ku pikir pikir, sebaiknya ku ikutin aja dulu apa maunya mahluk ga jelas ini. Siapa tahu ayahku habis ketemu Kabuto dan di suruh trial edo tensei agar bisa dia angkat sebagai muridnya. Atau mungkin ayah mau mengajak aku untuk bertemu dengan orang yang bisa buat orang hidup lagi. Who knowlah kalau itu. Orang semalem aja ada boneka sapi bisa bersetubuh, masa hanya sekedar menghidupkan orang biar hidup lagi gak bisa.

"Iya yah, aku siap-siap dulu, tak mandi sebentar habis itu kita berangkat. " jawabku sumringah.

" Kamu istirahat dulu aja le, lalu siapin pakaian, gak usah buru- buru. Ayah jamin besok kamu pasti seneng, dan bisa melupakan masalahmu. "

Assiiikkk, sepertinya Ayahku beneran mau ajakin liburan, sampai-sampai beliau berani jamin kalau aku bakalan seneng. Memang ayah yang susah ditebak, kalau terus-terusan kaya gini boleh gak sih si Ayah aku tukerin sama buku Teka-Teki Silang. Kan sama sama susah ditebak itu. Malah enak kalau bisa di tuker TTS aku gak bakal sedih lagi. Lumayan ada yang nemenin terus. Minimal kalau susah bawanya bisa tak taruh dikantong belakang celana.

Astagfirullah, berkhayal apa lagi ini. Masa iya aku mau jadi anak durhaka. Aku harus bisa buang jauh-jauh pikiran kaya gitu. Itu dosa besar. Tidak boleh kalian tiru. Eh tapi tadi aku kan sudah nyumpahin ayah. Masa bodo lah. Salahnya sendiri tadi membuat aku kesal.

"Iya udah yah, aku istirahat dulu, kira-kira bawa baju berapa stel ya Yah? "

" Secukupnya aja Le, atau kalau gak kamu istirahat aja, biar ibumu yang menyiapkan semuanya. " kata Ayahku yang diikuti dengan anggukan oleh ibuku.

" Iya Yah, aku tidur dulu ya"

Segera ku langkahkan kaki ku menuju kamar lagi. Ntah apa yang akan terjadi besok aku akan mencoba mengikuti ajakan ayah. Suasana kamarku menjadi kembali sepi. Mataku sudah aku paksakan untuk terpejam. Namun sampai sekarang hasilnya tetap sama. Yang aku lihat adalah gelap. Tidak terlihat apa-apa.

##

Keesokan paginya Ayah dan Ibu sudah bersiap-siap di meja Makan. Sepertinya mereka sangat bersemangat untuk liburan kali ini. Buktinya ini masih jam 6 tetapi mereka sudah sudah bersiap-siap. Sedangkan aku baru saja bangun dan belum ngapa-ngapain.

"Makan dulu le. " sapa ibuku.

" Iya bu, Mojo mandi sebentar. "

Akhirnya aku mengambil handuk dan segera meluncur ke kamar mandi. Kalian mau aku cerita ngapain aja aku dikamar Mandi?. Sepertinya gak perlu ya, takut nanti kalian bayangin terus malah jadi pengen ikutan mandi bareng aku.

Mandi sudah, makan sudah, sekarang saatnya untuk berangkat. Karena ayahku sudah menunggu didepan. Tapi kenapa ibuku masih di dalam ya. Berarti aku cuma berdua dengan Ayah dong. Bisa beneran tak tukerin TTS ini kalau cuma berdua aja.

"Ibu gak ikut Yah?. "

" Ikut kok le, masa ditinggal, kan kasian kalau ibu dirumah sendirian, Ibumu baru ambil Baju ganti buat kita. "

Setelah 5 menit ibu keluar dengan membawa koper yang sangat besar. Besar banget malahan. Bahkan bisa cukup buat simpan 1 mayat orang.

" Kok banyak banget bawaannya bu? " tanyaku

" Iya kan liburannya lumayan lama le, jadi ya harus bawa baju yang banyak. "

Oh ternyata liburanku kali ini lama. Jadi harus bawa baju yang banyak. Rasanya senang sekali punya Orang Tua pengertian seperti mereka. Disaat anaknya sudah berada pada posisi bawah, mereka selalu menguatkan hingga aku masih bisa bertahan. Biasanya kalau tidak disemangati aku memang jadi cepat keluar sih. Eh malah tambah ngaco kan. Gak ada hubungannya lho ya.
Aku sudah siap, Ibu sudah siap, Ayah sudah siap dan saatnya kita berangkat.

"Jadi kita naik mobil mana Yah?. "

" Lho siapa yang bilang kita naik mobil nak? Lha wong mobil aja kita gak punya, kita naik motor aja ya, biar agak ngirit. " Jawab ayah sambil tersenyum.

Aku menatap aneh mahluk di depanku. Lama-lama semakin nyebelin aja ayahku ini, udah tau bawa koper segedhe itu, masa iya mau naik motor. Mau ditaruh dimana coba? belum lagi kami kan bertiga gak mungkin lah kalau harus naik motor. Masa iya mau pangku pangkuan ? Membayangkan aku mangku ibu, langsung membuat si Jocil sedikit menggeliat. Dia sepertinya mencium hal yang enak akan terjadi. Hush hush dasar kalian pikirannya kotor. Ga mungkin lah ibu mau tak pangku. Bisa di gampar pake talenan aku nanti. Tapi kalian jangan juga berfantasi kalo aku akan mangku ayah ya. Imajinasi itu bener bener keterlaluan !

"Udah tenang aja, kita pakai motor yang biasa buat angkut galon, nanti biar Ayah yang bawa, kamu sama ibu duduk dibelakang aja biar gak capek. " Belum sempat aku protes atas ketidak-manusiawian ini, Ayah udah kasih jawaban aja. Faaak ... bener bener unpredictable beliau ini. Bisa tiba-tiba sakti tau apa yang ada di pikiranku. Semoga saja angan mesumku tadi mau mangku ibu tidak terbaca.

" Itu motornya udah siap, kamu sama ibu naik dulu sana, biar nanti Ayah naikin kopernya sekalian. Terus jangan lupa helm e dibawa, takut kalau nanti ada cegatan. "

Eh bangke, beneran disuruh pakai motor" Tosa" lho, ini dipikir aku sama ibu beneran jelmaan galon kali ya. Lagian kami kan mau liburan, bukan mau pengajian. Untung aja dibelakang udah dikasih payung sama Ayah, jadi kami gak terlalu panas - panasan. Tapi sebentar dulu deh, ini kenapa malah mirip punya orang jualan kelapa muda ya. Hadeeehhh..

Ah biarin lah yang penting aku berangkat liburan, dan bisa ketemu sama orang yang bisa hidupin Kak Kiki lagi. Membayangkan hal itu membuat semangatku nambah 5 derajat. Asyiiikk, aku udah gak sabar bisa liat lagi senyum Kakakku. Rasanya pasti nyamaaaaann banget kalo bisa peluk kakakku lagi. Kakakku tunggu adikmu yang ganteng ini yaaaaa...


Ealah belum apa-apa udah mikirin Kakak lagi, tiap aku kepikiran kakak kepalaku rasanya jadi tiba-tiba sakit. Gak tau kenapa sih ya, cuma rasanya otakku jadi mau pecah. Entah gara- gara memang pengaruh dari aku kebanyakan mikir, atau memang karena sebelumnya otakku jarang sekali aku pakai. Jadi ada kemungkinan salah satu otot di otakku terkena farises gitu.


Udahlah aku lanjutin aja ceritanya. Sekarang kami berdoa bersama untuk keselamatan kami dalam perjalanan yang masih dirahasiakan oleh kedua orang Tuaku. Semoga saja keinginanku untuk bisa bertemu Kak Kiki bisa terkabul. Cuma feelingku sih agak kurang enak dalam liburan ini. Ngapain coba liburan pakai "Tosa", terus ngapain juga bawa koper segede ini. Apa iya mereka berencana mau membunuhku, lalu tubuhku dipotong- potong dan dimasukan ke koper.

Sepertinya memang aku harus bersiap-siap untuk segala kemungkinan konspirasi gelap dan rahasia dari orang tuaku. Ya meskipun aku ini anak kandung mereka dan kadang kadang suka nyusahin, siapa tahu mereka bosan denganku dan memiliki rencana jelek untuk menyingkirkan aku dari daftar kartu keluarga lalu mereka bisa dengan bebas bernananina membuat anak baru.

"Ayok yah, kami sudah siap. " Kataku memberi komando kepada Ayah untuk segera menjalankan motornya.

Sambil tersenyum, ayah lalu menjalankan motornya. Saat ini arah yang kami tuju adalah ke arah Barat Laut Jogja. Sebenarnya aku masih belum mengetahui kemana arah tujuan Ayahku. Cuma kalau aku perhatikan ini motor kok arahnya jadi ke arah Kopeng ya. Terbukti setelah masuk Kota Magelang tadi kami malah ambil jalur ke gunung- gunung. Jalanannya dari tadi naik terus. Aku jadi khawatir apa motor tosa ini sanggup buat menaklukan medan yang mulai menantang. Memang sih Motor ini biasa buat angkut galon ke para konsumen ibuku. Cuma yang kalian harus catat adalah jalan yang kami lewati memang lebih banyak yang menanjak dari Pengalaman kerja Motor ini. Maklum aja lah, Motor pekerja keras tapi selalu kalah jika di tanjakan dan tikungan. Sama seperti nasib jomblo yang selalu kalah dan ngeluh karena kurang cakep, kurang kaya atau apalah padahal mereka cuma kurang kerja keras aja.

Setelah satu jam berlalu, akhirnya kami sudah sampai di tujuan. Aku agak mengeryitkan dahi saat kami turun dari kendaraan. Pondok Pesantren ? Mau ngapain liburan kesini ? Masa ayah mau meruqiyah aku karena mengira aku sudah mulai kehilangan akal sehat gara gara kejadian kemarin malam ? Hmm sepertinya aku harus bersabar dulu dengan keadaan ini dan tidak boleh berfikiran yang jelek.

Selamat Datang di Pondok Pesantren Akhlaqul Tawuriyah.

Begitu tulisan yang ku baca di palang besar saat kami mulai memasuki halaman pesantren. Suasana pondok tampak asri dan hijau. Begitu menentramkan hati. Berbagai kaligrafi indah terlukis di berbagai tembok ruangan membuat suasana syahdu semakin terasa. Samar samar terdengar juga suara santri yang sedang melantunkan ayat ayat suci Al quran. Seketika hatiku yang tadi penuh dengan tanda tanya kini mulai merasa adem.
 
Akhirnya aku mengambil handuk dan segera meluncur ke kamar mandi. Kalian mau aku cerita ngapain aja aku dikamar Mandi?. Sepertinya gak perlu ya, takut nanti kalian bayangin terus malah jadi pengen ikutan mandi bareng aku.
Mending mandi ma cewek bisa na enak sembarangan nih ts ngajak pedang2an hihihihihi. Ike masih normal bo šŸ’‹
 
Wlah tambah thread yg bikin pikiran makin 'waras' hihihihihi. Ini monolog campur aduk mistis ada drama ada kelainan jiwa jg ada apa mau diberi pencerahan jiwa makanya dibawa ke pesantren. Lalu drama mulai di sini biar gak jomblo lg. Lanjut deh :beer::beer::beer::beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd