BrownBunny1998
Adik Semprot
Aku adalah Bunga, aku sekarang telah menikah dengan Alvin, seorang anak pejabat. Kehidupanku serba berkecukupan dan di umurku yang menginjak 37 tahunan ini, aku dikaruniai dua anak kembar, bernama Melati (15) dan Imam (15), masa mudaku terbilang sangat binal, jika mau tau silahkan baca kisah pacar gelap ya nih linknya (https://v1.semprot.com/threads/pacar-gelap.1252913/page-2#post-1897100608), badanku masih nampak seperti dulu, bahkan bertambah cantik karena aku selalu menjalani perawatan kusus oleh dokter Irfan, badanku seperti gitar spanyol dengan payu dara besar dan bokong yang aduhai. Seperti istri pejabat lainnya, aku selalu menjaga image seorang istri pejabat.
Untuk mengisi waktu luangku, aku menyulap rumah tiga lantaiku menjadi sebuah minimarket di lantai satu dan lantai dua aku jadikan sebuah sanggar senam dan aerobik. Dilantai tiga menjadi rumahku dan suamiku beserta kedua anaku, aku juga membeli tiga rumah berjejer di depan rumahku dan menjadikannya sebagai kos - kosan, satu rumah kos - kosan putri, satu rumah kos - kosan putra dan satu aku kontrakan. Belum cukup bagiku untuk membuang - buang uang hasil pajak negara, aku pun membangun sebuah rumah di belakang dan kujadikan sebuah panti asuhan dan disebelahnya aku beli lahan kosong untuk kujadikan kebun karet. Di belakang rumahku aku sulap menjadi kolam renang kusus untukku dan keluargaku saja. Sungguh enak menjadi keluarga orang penting daerah, dihormati, disegani dan uang negara bebas untuk dipakai seenaknya sendiri, asal pandai – pandainya saja kita mengatur APBD dengan kata - kata ‘dan lain – lain’, hahahaha.
Diluar emang sih aku alim, baik, ramah dan selalu suka menolong, namun di rumah aku sangatlah binal, maklum kebinalanku tak surut oleh waktu. Suamiku masih memandangku sebagai wanita bodoh dan suci, yang kerjaannya mengaji dan mencuci piring, karena aku sangat pintar menjaga rahasia tentunya. Aku tau dia diluar sana seperti pria lainnya yang punya uang dan kekuasaaan, selalu memberantas perawan dimana mana, jadi ya what the heck, lu happy gua juga harus happy dong. Namun selayaknya orang tua manapun aku tidak mau kedua buah hatiku menjadi bejad sepertiku dan suamiku, namun sia – sia, semua usaha dan jeri payahku membentuk mereka menjadi seorang yang berguna bagi bangsa gagal, sirna, kandas, cerita ini adalah cerita bagaimana kedua anaku berubah menjadi sepertiku dan suamiku, pencinta sex, haus akan sex, tak bermoral dan bahkan menjadi candu akan suatu yang kutakuti, narkoba....
“Bi, aku pulang nih,” ucap Imam, menoleh kekiri dan kanan namun tiada manusia, dia lalu turun ke lantai dua mencari ibunya atau siapapun yang ada, namun tidak satupun mahkluk disana, dilantai satu hanya ada kak somed (22) yang menjaga toko dan pak saiful (40) tukang parkir.
“kemana sih mereka ini,” imam lantas membuka seragamnya dan membuangnya seenaknya di ruang keluarga, dia lalu berjalan menuju kamarnya untuk bermain game komputer, namun dia terkejut mendengar suara wanita dari kamar tamu, “apa tante nadine main kesini ya?” gumamnya, mengintip ke kamar tamu yang terbuka sedikit, dia terkejut melihat ibunya dikamar bersama dengan pak Irfan (38) dokter pribadi keluarga mereka.
Nampak ibunya itu masih menggunakan kerudung namun sudah tidak memakai apa – apa lagi, dia tiduran menghadap ke kiri, sementara di kirinya irfan tiduran santai sambil menghisap payu dara kanan bunga, ibunya imam.
“Srrp srrrp ahhhh, susumu makin manis sayang, srrrp srrrrp” nampak irfan menetek ke bunga. Tanganya memeras susu bunga itu dan lidahnya nampak menjilati susu bunga.
“Ehmmp, pelan – pelan aja sayang, suamiku ke jakarta jadi aman, ehmmmpah,” seru bunga, membantu mengarahkan teteknya dengan tangan kanan, sementara tangan kiri dia gunakan untuk menyangga kepalanya, engangumi tato naga di dada Irfan.
“Entot lagi ya, udah besar lagi nih, ntar ku kasih saleb ajaibku gratis,” nampak irfan mendorong bunga terlentang dan dia sekarang memegang kaki bunga dan menaruhnya ke pundaknya, titit nya langsung dia masukan ke vagina bunga, “siap ya sayang,” ‘sreeep sreeep sreeeeep’ suara titit besar itu terbenam di dalam vagina dan ditarik lagi lalu menghilang lagi ditelan vagina bunga.
“Argc archhh faaan yang keras, yang dalam arrrgh,” erang bunga, tanganya mencengkram bantal dan seprei , kepalanya menghadap kiri dan kanan sementara kasur itu mulai bergoyang, ‘nyeek nyeek nyeek nyek’ bunyi kasur itu, nampak bokong irfan yang sexy bergerak cepat menyerang vagina bunga.
Imam pun menutup kembali kamar tamu itu dan bergegas menuju kamarnya, “OMG, mami sama pak irfan, arghhh kenapa kok tititku jadi ngaceng sih,” gumam irfan, duduk di kamarnya, dia mengurungkan niatnya bermain game dan akhirnya membuka situs semprot dan streaming film bokep gratisan, dia ambil lotion vaseline man dan dia buka celana panjangnya, lalu dia gunakan lotion itu di tanganya dan mulai mengocok, “hmmm, nabil, nabil,” gumamnya, memelototi film bokep sambil ngocok dan duduk di kursi putarnya.
“Nabil mana buku novelku!” seru Yanti (16), salah satu anak asuh nampak meneriaki nabila dari lantai dua panti asuhan di belakang, terdengar jelas oleh Imam,.
"DANCOK!" seru Imam nampak menyudahi ucutanya dan mengintip dari jendela, “nabil, urrgh aku pengen ngentot kamu, tapi takut dosa, ah masa bodoh, dia kan anak yatim piatu, dari pada diambil orang perawanya mending buat gua!” imam mengambil celana boxernya dan memakainya, dia hanya menggunakan kaos singlet putih dan boxer, dia berjalan melewati pinggiran kolam dan membuka pintu kecil yang menghubungkan panti asuhan dengan rumahnya.
“Nabila, Nabilaaaa!” seru imam memanggil nabila, “Yanti,mana si Nabila?” tanyanya, saat berpapasan dengan Yanti di lantai dua.
(Nabila)
(imam)
“Eh kak Imam, ehm, enggak tau kak, Yanti juga nyariin dari tadi,” jawab Yanti, nampak kaget melihat Imam.
Imam kembali menelusuri lantai dua,“nabi...” dia bertabrakan dengan Nabila, gadis polos yang menjadi idaman di hatinya, gadis manis yang menjadi bahan ngucutnya.
“Ehm, ada apa kak, maaf Nabila tadi abis dari WC, mau nonton sama temenku nih,” ucap Nabila (14), nampak malu memandangi pria di depanya.
Imam mengandeng tangan Nabila, “Nabila, kakak mau ngomong sesuatu sama kamu,” imam menggandeng tangan Nabila menuju kamar Nabila yang berbagi dengan Yanti dan Silvia.
‘ctek’ Imam mengunci kamar itu, di kamar itu sangatlah rapi, hanya ada tiga kasur lipat dan tiga meja belajar, serta satu lemari baju dengan cermin, “Nabila, kakak mau nanya, kamu jawab ya yang jujur,” ucap Imam, sambil menggelar satu kasur lipat, “sini duduk sini,” perintah Imam, menepuk nepuk kasur.
“i...iya kak, ada apa sih?” Nabila nampak bingung, dia menuruti perintah anak ibu bunga yang merupakan ibu asuhnya itu.
“Kamu sudah punya cowok belum?” tanya Imam, to the point.
“Su....sudah kak,” jawab Nabila, menundukan kepalanya malu.
“Terus kamu sudah tau dientot?” kembali Imam bertanya, sambil memegangi tititnya dari luar celana boxernya.
“Eh, kok gitu tanyanya, maksut kakak apa?” Nabil nampak marah, memandangi Imam.
“Jawab jujur, jangan – jangan kamu udah ga perawan ya, mau aku laporin bunda, biar kamu diusir dari sini?” ancam Imam, nampak tititnya sudah membesar, “kamu itu harus ingat ibuku mengasuhmu dan menyekolahkanmu, jadi kamu itu harus nurut sama keluargaku dan aku!”
Nabila nampak takut, wajahnya pucat seketika dan dia menunduk, “i...iya kak...maafin nabila, nabila masih perawan kok kak, nabila jaga diri kok,” ucap nabila.
Imam mengelus kepala Nabila dengan lembut, “masa sih, wanita secantik kamu masih perawan, kakak enggak percaya,” gumamnya, elusannya sekarang sudah sampai pipi, “harus di tes dulu nih,” ucapnya, elusannya sekarang sudah sampai pundak, Imam mengelus pundak Nabila dari luar kaos MU nya.
“ma...maksut kakak a...apa di tes dulu?” nabila bertanya dengan nada takut.
“Di entot lah, kalau ada darah ya perawan, kalau enggak ya udah jebol, gampang kan, dan ingat kamu itu jangan ngelawan sama aku, kamu tau kan aku ini anak ibu asuhmu!” bentak Imam, sekarang dia memeluk nabila dengan tangan kanan sementara tangan kirinya masih meraba tititnya sendiri.
Nabila hanya terdiam, dia menangis, dan menunduk, tangan kirinya di remas oleh Imam dan di arahkan untuk mengelus tititnya, Nabila sudah pasrah, dia berhutang budi dengan keluara yang telah menyekolahkanya dan merawatnya itu, dan dia pun pasrah hari itu.
“Terus elus ya sayang,” imam bangkit dan menyetel samsung s7 nya dan mendirikannya dalam mode kamera, dia lalu duduk dibelakang bersender pada tembok kamar Nabila dan menarik Nabila bersandar pada dadanya, tanganya mulai meremasi dada kecil nabila dari balik kaos MU, dan mulutnya menjilati leher putih nabila, “kenyal banget susu kamu sayang, pasti pacarmu sering ya ngeremes susumu,” ucap Imam.
Nabila hanya menggelengkan kepalanya dan hanya berdiam diri.
“Cium sini cium cuuup,” imam mencium Nabila, dan nabila membalas ciumanya, terpaksa, namun lidah mereka menari bagai angsa, air liur tumpah dari bibir mereka, Nabila memejamkan matanya, mulai menikmati tarian lidah itu, mulai bernafas dengan tak teratur dan tanganya sekarang memegang pipi Imam dan tangan kananya meremasi kasur. Melihat hal ini Imam merasa menang, merasa berkuasa dan merasa Nabila sudah menjadi miliknya, “Srrrpaaah, air liurmu manis,” Imam mengangkat tangan kanan nabila dan kepalanya menelusup lewat ketiak kanan nabila dan mulai menjilati susu kecil yang belum tumbuh sempurna milik Nabila, tanganya menarik ke atas kaos Nabila dan menarik kebawah Bh kecil nabila. Nampak puting pink milik nabila, mulai membesar, “Ish imut banget sayang, srrp haaap,” Imam mengenyot pentil itu, membuat Nabila menggigit bibir bawahnya dan menggeleng – gelengkan kepalanya, dia menjaga agar tidak bersuara.
“Ehmmmp, kak, kak, aaahmm kak,” nabila mengelus kaki Imam, dan dia menghadap ke langit, merem melek menikmati setiap permainan lidah Imam di dadanya, dan remasan tangan kiri imam dari luar kaosnya pada dada kirinya. air liur menetes dari bibir munginya, dada kananya basah oleh liur imam, badanya mulai berkeringat, aroma khas yang selalu keluar saat bersenggama. Nabila merasakan titit besar milik Imam menyodok nyodok celana jeans panjangnya, Hpnya berbunyi, “khak, theleephone dhari chowok akhuuuh,” ucap nabila, terbata bata karena menikmati permainan Imam.
“Srrrpplup ahhh, angkat lah, ngomong kayak biasa dan bilang kamu lagi belanja sama bunda!” seru imam, kembali mengedot ke dada Nabila.
“halo, Romie, ada, apah?” tanya Nabile menahan nikmat, “maaafh Rom, aku engghak bisaaahchah!” Nabila menjambak rambut Imam, karena imam menggigit kasar pentilnya, “enggak bisaaah nonton mah kamu, aku lagi nemenin bundha belanjhiaaaaah!” kembali Nabila berteriak kecil, sekarang dia menarik tali kaos singlet Imam dan mencakar pundak Imam, Imam nampak kembali menggigit pentil nabila dan sekarang mebuka resleting celana nabila, imam mengkangkangkan nabila dan tanganya masuk ke celana dalam Nabila, dia mulai mengobok obok vagina tanpa bulu nabila, “iyah iyah iyaaaah maaf yah yah yaaaah maafin kuuh,” nabila menutup teleponya dan menarik tangan imam, berusaha menyingkirkan tangan itu dari vaginanya, “khak ah ah aaah kahk janganaaaan ahhh,” dia menangis.
“Diam aja, nikmatin sayang,” imam menjilati telinga Nabila, lalu dia bangkit dan melakukan hal yang sama dengan irfan kepada bunga tadi,tanpa melepas celana dalam Nabila, dengan kasar melepas celana Jeans nabila, “tuh cowokmu telepon lagi, udah laud speaker aja aku mau dengar!” seru Imam, sambil membenamkan kepalanya ke vagina Nabila.
“Ha...halo sayang, maaf maaaAAAAafh,” Vagina nabila dijilati Imam, dia menjambak rambut imam dan berusaha menyingkirkannya, namun aneh kakinya dia lapangkan.
“Kamu kenapa sih sayang, kamu dimana sekarang sebenarnya, kok gag jelas gitu suaramu,” tanya cowok nabila.
“Aku dhi passsshaar sayang, niie laghi blanja, rameh pasarna,” ucap Nabila, nampak menahan nikmat.
“kamu beli apa aja dipasar sayang?” tanya cowok nabila.
“Belhih pha eah , ehmmp ehmmmp beli saiyurrrsshaah,” ucap Nabila.
Imam melepas celananya, dia lalu menindih nabila dan mengedot pada puting nabila.
“Berat enggak bawaanya?” tanya cowoknya.
“Bheraaat bangheet sayang, hmm,” Nabila menarik kaos singlet imam dan mengelus punggung imam.
“Mau dibantuin enggak? Jalanya rata enggak sayang?”
“Enggak rhatah, bnyak bolhongana,” jawab Nabila, mengelusi punggung imam yang kurus itu, tak rata karena banyak tulang di sana.
nampak Nabila menaikan bokongnya ,"shshshshshhaaaaaah,""srrrrrrrrrr' air mancur membasahi wajah imam, dan membuat seprei kasur itu banjir. Nabila ambruk lemas, namun imam terus menciumi susu nabila dan meremasi vaginanya, membangkitkan nafsu Nabila kembali.
Imam sekarang mengarahkan tititnya pada vagina Nabila, mengetuk ngetukan tititnya yang besar di pintu vagina Nabila, bagai meminta ijin untuk masuk, “sudah becek nih sayang,” bisik Imam, tersenyum nakal, memandangi sisa orgasme Nabila.
“Bechek? Eh becek eh anu becek,” ucap Nabila bingung dan menggeleng – gelengkan kepalanya,
“apanya sih sayang yang becek, ish kamu ngegemesin deh nadanya imut,” ucap cowoknya tanpa curiga.
Imam memasukan titinya ‘sleeep’ “wow darah!” seru imam.
“AAAAAARGGHHHHHH!!!” teriak Nabila kesakitan, perawanya jebol, dia menangis.
“halo kenapa sayang? Kenapa sayang? Halo?” seru cowoknya.
“hiks hiks, enggak papa, tadi di gigit nyamuk,” jawab nabila berbohong, tangannya lemas dan Imam nampak tertawa.
Imam menarik titinya yang berlumurandarah dan menjambak Nabila untuk membersihkan titinya dari darah.
“ooh yaudah, kamu udah makan belom sayang,”
“inih laghi makan pisang, eh makan sama pisang,” ucap Nabila mulai menjilati, mengemut dan menghisap titit Imam, imam lalu menarik tititnya yang basah oleh air liur Nabila, dan menggenjot vagina Nabila, nampak air busa tercipta di vagina Nabila, warnanya pink muda.
Imam menghentikan genjotannya, namun bokong nabila nampak meminta lagi, dia memaju mundurkan bokongnya sendiri. “pisang pisang, terong terong,” teriak Imam mendekatkan bibirnya pada HP Nabila, “mbak mau terong mbak, bagus loh bentuknya, mau lagi mbak?” godanya.
“Iyah, iyah aku mauh” ucap Nabila yang mulai terbuai nikmat, imam kembali menggenjotnya, sekarang kaki nabila menyilang di bokong Imam, berharap titit itu tak lepas dan terus memompa.
“aku nyanyiin lagu ya buat kamu sayang, nemenin kamu makan,” ucap cowoknya.
“iyah iyaaah yang keras iyaaaah!” seru Nabila, menikmati setiap hisapan mulut imam pada dadanya, jilatan mulut imam pada ketiaknya, genjotan liar titit imam pada vaginanya dan air liur imam yang sengaja dia teteskan pada mulut nabila.
Pacar Nabila menyanyikan lagu vierra untuk nabila, "dengar kan curhatku" suara cowok nabila,,, Nabila sudah tak peduli dengan cowoknya itu, dia meletakkan hpnya di kasur dan sekarang kedua tanganya mencengkram pundak imam, mencakarnya dan sesekali menarik kaos imam, “TERUS TERRRUS AHHHA AHHHHAHHAA aaach!” seru nabila seperti kesurupan.
“OK SAYANG!” teriak imam, memompa sangat kencang 'srrrt srrrt srrrt cplak cplak cplak cplak' dan menimbulkan busa pink di vagina Nabila.
Suara cowok nabila terus bernyanyi lewat speaker hp, sementara dia tak tau jika ceweknya telah diperawani oleh imam, tengah asik memadu kasih, tengah asik menikmati vaginanya di obrak abrik oleh titit Imam.
tubuh mereka mengkilap oleh keringat, nampak mereka berdua bagai habis mandi, basah, banjir, dan semerbak bau mulai tercium menyengat dari kamar itu. "SAyang didalam atau dimulut? atau diluar aja?" tanya Imam,
"di lhuar lhuar please kak, di luar ajah," nabila nampak memelas,
imam terlihat mengiba dan dia tersenyum manis,"ok sayang," Imam mencium Nabila.
Imam mencium bibir mungil Nabila dan menarik tititnya dari vagina mulus nabila, dia membimbing tangan Nabila untuk mengocok tititnya, ‘cruut cruut cruut,’ mani muncrat ke perut putih nan datar Nabila.
“makasih ya sayang,” ucap Nabila kepada Imam, dan mereka berciuman mesra, "aku cinta kamu dek nabila, jadi pacarku ya," ucap Imam halus, Nabila tersenyum dan mengangguk halus.
“iya sama – sama sayang,” ucap cowok nabila, mengira nabila mengucapkan terima kasih karena dia menyanyikan sebuah lagu untuk nabila.
“hahahahaha” terdengar tawa imam, memakai celananya kembali,
“suara apa itu sayang?" tanya cowoknya, nabila yang masih lemas hanya mengambil telepon itu dan menjawabnya, “suara tukang parkir abis markir motor gede tadi,” ucapnya, sambil memainkan peju imam di perutnya, dan mengulum jari telunjuknya yang basah oleh peju imam.
Imam mengecup kening Nabila, “kapan kapan lagi ya sayang, kamu seret banget, emang bener kamu masih perawan, muach” ucapnya.
Nabila mengangguk dan tersenyum, melihat imam mengambil android nya dan keluar dari kamarnya, secara berlahan dia menutup pintu itu, “ i love you sayang,” ucap imam.
“ilove you to sayang,” balas Nabila, menutup teleponya dan tersenyum pada imam.
Untuk mengisi waktu luangku, aku menyulap rumah tiga lantaiku menjadi sebuah minimarket di lantai satu dan lantai dua aku jadikan sebuah sanggar senam dan aerobik. Dilantai tiga menjadi rumahku dan suamiku beserta kedua anaku, aku juga membeli tiga rumah berjejer di depan rumahku dan menjadikannya sebagai kos - kosan, satu rumah kos - kosan putri, satu rumah kos - kosan putra dan satu aku kontrakan. Belum cukup bagiku untuk membuang - buang uang hasil pajak negara, aku pun membangun sebuah rumah di belakang dan kujadikan sebuah panti asuhan dan disebelahnya aku beli lahan kosong untuk kujadikan kebun karet. Di belakang rumahku aku sulap menjadi kolam renang kusus untukku dan keluargaku saja. Sungguh enak menjadi keluarga orang penting daerah, dihormati, disegani dan uang negara bebas untuk dipakai seenaknya sendiri, asal pandai – pandainya saja kita mengatur APBD dengan kata - kata ‘dan lain – lain’, hahahaha.
Diluar emang sih aku alim, baik, ramah dan selalu suka menolong, namun di rumah aku sangatlah binal, maklum kebinalanku tak surut oleh waktu. Suamiku masih memandangku sebagai wanita bodoh dan suci, yang kerjaannya mengaji dan mencuci piring, karena aku sangat pintar menjaga rahasia tentunya. Aku tau dia diluar sana seperti pria lainnya yang punya uang dan kekuasaaan, selalu memberantas perawan dimana mana, jadi ya what the heck, lu happy gua juga harus happy dong. Namun selayaknya orang tua manapun aku tidak mau kedua buah hatiku menjadi bejad sepertiku dan suamiku, namun sia – sia, semua usaha dan jeri payahku membentuk mereka menjadi seorang yang berguna bagi bangsa gagal, sirna, kandas, cerita ini adalah cerita bagaimana kedua anaku berubah menjadi sepertiku dan suamiku, pencinta sex, haus akan sex, tak bermoral dan bahkan menjadi candu akan suatu yang kutakuti, narkoba....
“Bi, aku pulang nih,” ucap Imam, menoleh kekiri dan kanan namun tiada manusia, dia lalu turun ke lantai dua mencari ibunya atau siapapun yang ada, namun tidak satupun mahkluk disana, dilantai satu hanya ada kak somed (22) yang menjaga toko dan pak saiful (40) tukang parkir.
“kemana sih mereka ini,” imam lantas membuka seragamnya dan membuangnya seenaknya di ruang keluarga, dia lalu berjalan menuju kamarnya untuk bermain game komputer, namun dia terkejut mendengar suara wanita dari kamar tamu, “apa tante nadine main kesini ya?” gumamnya, mengintip ke kamar tamu yang terbuka sedikit, dia terkejut melihat ibunya dikamar bersama dengan pak Irfan (38) dokter pribadi keluarga mereka.
Nampak ibunya itu masih menggunakan kerudung namun sudah tidak memakai apa – apa lagi, dia tiduran menghadap ke kiri, sementara di kirinya irfan tiduran santai sambil menghisap payu dara kanan bunga, ibunya imam.
“Srrp srrrp ahhhh, susumu makin manis sayang, srrrp srrrrp” nampak irfan menetek ke bunga. Tanganya memeras susu bunga itu dan lidahnya nampak menjilati susu bunga.
“Ehmmp, pelan – pelan aja sayang, suamiku ke jakarta jadi aman, ehmmmpah,” seru bunga, membantu mengarahkan teteknya dengan tangan kanan, sementara tangan kiri dia gunakan untuk menyangga kepalanya, engangumi tato naga di dada Irfan.
“Entot lagi ya, udah besar lagi nih, ntar ku kasih saleb ajaibku gratis,” nampak irfan mendorong bunga terlentang dan dia sekarang memegang kaki bunga dan menaruhnya ke pundaknya, titit nya langsung dia masukan ke vagina bunga, “siap ya sayang,” ‘sreeep sreeep sreeeeep’ suara titit besar itu terbenam di dalam vagina dan ditarik lagi lalu menghilang lagi ditelan vagina bunga.
“Argc archhh faaan yang keras, yang dalam arrrgh,” erang bunga, tanganya mencengkram bantal dan seprei , kepalanya menghadap kiri dan kanan sementara kasur itu mulai bergoyang, ‘nyeek nyeek nyeek nyek’ bunyi kasur itu, nampak bokong irfan yang sexy bergerak cepat menyerang vagina bunga.
Imam pun menutup kembali kamar tamu itu dan bergegas menuju kamarnya, “OMG, mami sama pak irfan, arghhh kenapa kok tititku jadi ngaceng sih,” gumam irfan, duduk di kamarnya, dia mengurungkan niatnya bermain game dan akhirnya membuka situs semprot dan streaming film bokep gratisan, dia ambil lotion vaseline man dan dia buka celana panjangnya, lalu dia gunakan lotion itu di tanganya dan mulai mengocok, “hmmm, nabil, nabil,” gumamnya, memelototi film bokep sambil ngocok dan duduk di kursi putarnya.
“Nabil mana buku novelku!” seru Yanti (16), salah satu anak asuh nampak meneriaki nabila dari lantai dua panti asuhan di belakang, terdengar jelas oleh Imam,.
"DANCOK!" seru Imam nampak menyudahi ucutanya dan mengintip dari jendela, “nabil, urrgh aku pengen ngentot kamu, tapi takut dosa, ah masa bodoh, dia kan anak yatim piatu, dari pada diambil orang perawanya mending buat gua!” imam mengambil celana boxernya dan memakainya, dia hanya menggunakan kaos singlet putih dan boxer, dia berjalan melewati pinggiran kolam dan membuka pintu kecil yang menghubungkan panti asuhan dengan rumahnya.
“Nabila, Nabilaaaa!” seru imam memanggil nabila, “Yanti,mana si Nabila?” tanyanya, saat berpapasan dengan Yanti di lantai dua.
(Nabila)
“Eh kak Imam, ehm, enggak tau kak, Yanti juga nyariin dari tadi,” jawab Yanti, nampak kaget melihat Imam.
Imam kembali menelusuri lantai dua,“nabi...” dia bertabrakan dengan Nabila, gadis polos yang menjadi idaman di hatinya, gadis manis yang menjadi bahan ngucutnya.
“Ehm, ada apa kak, maaf Nabila tadi abis dari WC, mau nonton sama temenku nih,” ucap Nabila (14), nampak malu memandangi pria di depanya.
Imam mengandeng tangan Nabila, “Nabila, kakak mau ngomong sesuatu sama kamu,” imam menggandeng tangan Nabila menuju kamar Nabila yang berbagi dengan Yanti dan Silvia.
‘ctek’ Imam mengunci kamar itu, di kamar itu sangatlah rapi, hanya ada tiga kasur lipat dan tiga meja belajar, serta satu lemari baju dengan cermin, “Nabila, kakak mau nanya, kamu jawab ya yang jujur,” ucap Imam, sambil menggelar satu kasur lipat, “sini duduk sini,” perintah Imam, menepuk nepuk kasur.
“i...iya kak, ada apa sih?” Nabila nampak bingung, dia menuruti perintah anak ibu bunga yang merupakan ibu asuhnya itu.
“Kamu sudah punya cowok belum?” tanya Imam, to the point.
“Su....sudah kak,” jawab Nabila, menundukan kepalanya malu.
“Terus kamu sudah tau dientot?” kembali Imam bertanya, sambil memegangi tititnya dari luar celana boxernya.
“Eh, kok gitu tanyanya, maksut kakak apa?” Nabil nampak marah, memandangi Imam.
“Jawab jujur, jangan – jangan kamu udah ga perawan ya, mau aku laporin bunda, biar kamu diusir dari sini?” ancam Imam, nampak tititnya sudah membesar, “kamu itu harus ingat ibuku mengasuhmu dan menyekolahkanmu, jadi kamu itu harus nurut sama keluargaku dan aku!”
Nabila nampak takut, wajahnya pucat seketika dan dia menunduk, “i...iya kak...maafin nabila, nabila masih perawan kok kak, nabila jaga diri kok,” ucap nabila.
Imam mengelus kepala Nabila dengan lembut, “masa sih, wanita secantik kamu masih perawan, kakak enggak percaya,” gumamnya, elusannya sekarang sudah sampai pipi, “harus di tes dulu nih,” ucapnya, elusannya sekarang sudah sampai pundak, Imam mengelus pundak Nabila dari luar kaos MU nya.
“ma...maksut kakak a...apa di tes dulu?” nabila bertanya dengan nada takut.
“Di entot lah, kalau ada darah ya perawan, kalau enggak ya udah jebol, gampang kan, dan ingat kamu itu jangan ngelawan sama aku, kamu tau kan aku ini anak ibu asuhmu!” bentak Imam, sekarang dia memeluk nabila dengan tangan kanan sementara tangan kirinya masih meraba tititnya sendiri.
Nabila hanya terdiam, dia menangis, dan menunduk, tangan kirinya di remas oleh Imam dan di arahkan untuk mengelus tititnya, Nabila sudah pasrah, dia berhutang budi dengan keluara yang telah menyekolahkanya dan merawatnya itu, dan dia pun pasrah hari itu.
“Terus elus ya sayang,” imam bangkit dan menyetel samsung s7 nya dan mendirikannya dalam mode kamera, dia lalu duduk dibelakang bersender pada tembok kamar Nabila dan menarik Nabila bersandar pada dadanya, tanganya mulai meremasi dada kecil nabila dari balik kaos MU, dan mulutnya menjilati leher putih nabila, “kenyal banget susu kamu sayang, pasti pacarmu sering ya ngeremes susumu,” ucap Imam.
Nabila hanya menggelengkan kepalanya dan hanya berdiam diri.
“Cium sini cium cuuup,” imam mencium Nabila, dan nabila membalas ciumanya, terpaksa, namun lidah mereka menari bagai angsa, air liur tumpah dari bibir mereka, Nabila memejamkan matanya, mulai menikmati tarian lidah itu, mulai bernafas dengan tak teratur dan tanganya sekarang memegang pipi Imam dan tangan kananya meremasi kasur. Melihat hal ini Imam merasa menang, merasa berkuasa dan merasa Nabila sudah menjadi miliknya, “Srrrpaaah, air liurmu manis,” Imam mengangkat tangan kanan nabila dan kepalanya menelusup lewat ketiak kanan nabila dan mulai menjilati susu kecil yang belum tumbuh sempurna milik Nabila, tanganya menarik ke atas kaos Nabila dan menarik kebawah Bh kecil nabila. Nampak puting pink milik nabila, mulai membesar, “Ish imut banget sayang, srrp haaap,” Imam mengenyot pentil itu, membuat Nabila menggigit bibir bawahnya dan menggeleng – gelengkan kepalanya, dia menjaga agar tidak bersuara.
“Ehmmmp, kak, kak, aaahmm kak,” nabila mengelus kaki Imam, dan dia menghadap ke langit, merem melek menikmati setiap permainan lidah Imam di dadanya, dan remasan tangan kiri imam dari luar kaosnya pada dada kirinya. air liur menetes dari bibir munginya, dada kananya basah oleh liur imam, badanya mulai berkeringat, aroma khas yang selalu keluar saat bersenggama. Nabila merasakan titit besar milik Imam menyodok nyodok celana jeans panjangnya, Hpnya berbunyi, “khak, theleephone dhari chowok akhuuuh,” ucap nabila, terbata bata karena menikmati permainan Imam.
“Srrrpplup ahhh, angkat lah, ngomong kayak biasa dan bilang kamu lagi belanja sama bunda!” seru imam, kembali mengedot ke dada Nabila.
“halo, Romie, ada, apah?” tanya Nabile menahan nikmat, “maaafh Rom, aku engghak bisaaahchah!” Nabila menjambak rambut Imam, karena imam menggigit kasar pentilnya, “enggak bisaaah nonton mah kamu, aku lagi nemenin bundha belanjhiaaaaah!” kembali Nabila berteriak kecil, sekarang dia menarik tali kaos singlet Imam dan mencakar pundak Imam, Imam nampak kembali menggigit pentil nabila dan sekarang mebuka resleting celana nabila, imam mengkangkangkan nabila dan tanganya masuk ke celana dalam Nabila, dia mulai mengobok obok vagina tanpa bulu nabila, “iyah iyah iyaaaah maaf yah yah yaaaah maafin kuuh,” nabila menutup teleponya dan menarik tangan imam, berusaha menyingkirkan tangan itu dari vaginanya, “khak ah ah aaah kahk janganaaaan ahhh,” dia menangis.
“Diam aja, nikmatin sayang,” imam menjilati telinga Nabila, lalu dia bangkit dan melakukan hal yang sama dengan irfan kepada bunga tadi,tanpa melepas celana dalam Nabila, dengan kasar melepas celana Jeans nabila, “tuh cowokmu telepon lagi, udah laud speaker aja aku mau dengar!” seru Imam, sambil membenamkan kepalanya ke vagina Nabila.
“Ha...halo sayang, maaf maaaAAAAafh,” Vagina nabila dijilati Imam, dia menjambak rambut imam dan berusaha menyingkirkannya, namun aneh kakinya dia lapangkan.
“Kamu kenapa sih sayang, kamu dimana sekarang sebenarnya, kok gag jelas gitu suaramu,” tanya cowok nabila.
“Aku dhi passsshaar sayang, niie laghi blanja, rameh pasarna,” ucap Nabila, nampak menahan nikmat.
“kamu beli apa aja dipasar sayang?” tanya cowok nabila.
“Belhih pha eah , ehmmp ehmmmp beli saiyurrrsshaah,” ucap Nabila.
Imam melepas celananya, dia lalu menindih nabila dan mengedot pada puting nabila.
“Berat enggak bawaanya?” tanya cowoknya.
“Bheraaat bangheet sayang, hmm,” Nabila menarik kaos singlet imam dan mengelus punggung imam.
“Mau dibantuin enggak? Jalanya rata enggak sayang?”
“Enggak rhatah, bnyak bolhongana,” jawab Nabila, mengelusi punggung imam yang kurus itu, tak rata karena banyak tulang di sana.
nampak Nabila menaikan bokongnya ,"shshshshshhaaaaaah,""srrrrrrrrrr' air mancur membasahi wajah imam, dan membuat seprei kasur itu banjir. Nabila ambruk lemas, namun imam terus menciumi susu nabila dan meremasi vaginanya, membangkitkan nafsu Nabila kembali.
Imam sekarang mengarahkan tititnya pada vagina Nabila, mengetuk ngetukan tititnya yang besar di pintu vagina Nabila, bagai meminta ijin untuk masuk, “sudah becek nih sayang,” bisik Imam, tersenyum nakal, memandangi sisa orgasme Nabila.
“Bechek? Eh becek eh anu becek,” ucap Nabila bingung dan menggeleng – gelengkan kepalanya,
“apanya sih sayang yang becek, ish kamu ngegemesin deh nadanya imut,” ucap cowoknya tanpa curiga.
Imam memasukan titinya ‘sleeep’ “wow darah!” seru imam.
“AAAAAARGGHHHHHH!!!” teriak Nabila kesakitan, perawanya jebol, dia menangis.
“halo kenapa sayang? Kenapa sayang? Halo?” seru cowoknya.
“hiks hiks, enggak papa, tadi di gigit nyamuk,” jawab nabila berbohong, tangannya lemas dan Imam nampak tertawa.
Imam menarik titinya yang berlumurandarah dan menjambak Nabila untuk membersihkan titinya dari darah.
“ooh yaudah, kamu udah makan belom sayang,”
“inih laghi makan pisang, eh makan sama pisang,” ucap Nabila mulai menjilati, mengemut dan menghisap titit Imam, imam lalu menarik tititnya yang basah oleh air liur Nabila, dan menggenjot vagina Nabila, nampak air busa tercipta di vagina Nabila, warnanya pink muda.
Imam menghentikan genjotannya, namun bokong nabila nampak meminta lagi, dia memaju mundurkan bokongnya sendiri. “pisang pisang, terong terong,” teriak Imam mendekatkan bibirnya pada HP Nabila, “mbak mau terong mbak, bagus loh bentuknya, mau lagi mbak?” godanya.
“Iyah, iyah aku mauh” ucap Nabila yang mulai terbuai nikmat, imam kembali menggenjotnya, sekarang kaki nabila menyilang di bokong Imam, berharap titit itu tak lepas dan terus memompa.
“aku nyanyiin lagu ya buat kamu sayang, nemenin kamu makan,” ucap cowoknya.
“iyah iyaaah yang keras iyaaaah!” seru Nabila, menikmati setiap hisapan mulut imam pada dadanya, jilatan mulut imam pada ketiaknya, genjotan liar titit imam pada vaginanya dan air liur imam yang sengaja dia teteskan pada mulut nabila.
Pacar Nabila menyanyikan lagu vierra untuk nabila, "dengar kan curhatku" suara cowok nabila,,, Nabila sudah tak peduli dengan cowoknya itu, dia meletakkan hpnya di kasur dan sekarang kedua tanganya mencengkram pundak imam, mencakarnya dan sesekali menarik kaos imam, “TERUS TERRRUS AHHHA AHHHHAHHAA aaach!” seru nabila seperti kesurupan.
“OK SAYANG!” teriak imam, memompa sangat kencang 'srrrt srrrt srrrt cplak cplak cplak cplak' dan menimbulkan busa pink di vagina Nabila.
Suara cowok nabila terus bernyanyi lewat speaker hp, sementara dia tak tau jika ceweknya telah diperawani oleh imam, tengah asik memadu kasih, tengah asik menikmati vaginanya di obrak abrik oleh titit Imam.
tubuh mereka mengkilap oleh keringat, nampak mereka berdua bagai habis mandi, basah, banjir, dan semerbak bau mulai tercium menyengat dari kamar itu. "SAyang didalam atau dimulut? atau diluar aja?" tanya Imam,
"di lhuar lhuar please kak, di luar ajah," nabila nampak memelas,
imam terlihat mengiba dan dia tersenyum manis,"ok sayang," Imam mencium Nabila.
Imam mencium bibir mungil Nabila dan menarik tititnya dari vagina mulus nabila, dia membimbing tangan Nabila untuk mengocok tititnya, ‘cruut cruut cruut,’ mani muncrat ke perut putih nan datar Nabila.
“makasih ya sayang,” ucap Nabila kepada Imam, dan mereka berciuman mesra, "aku cinta kamu dek nabila, jadi pacarku ya," ucap Imam halus, Nabila tersenyum dan mengangguk halus.
“iya sama – sama sayang,” ucap cowok nabila, mengira nabila mengucapkan terima kasih karena dia menyanyikan sebuah lagu untuk nabila.
“hahahahaha” terdengar tawa imam, memakai celananya kembali,
“suara apa itu sayang?" tanya cowoknya, nabila yang masih lemas hanya mengambil telepon itu dan menjawabnya, “suara tukang parkir abis markir motor gede tadi,” ucapnya, sambil memainkan peju imam di perutnya, dan mengulum jari telunjuknya yang basah oleh peju imam.
Imam mengecup kening Nabila, “kapan kapan lagi ya sayang, kamu seret banget, emang bener kamu masih perawan, muach” ucapnya.
Nabila mengangguk dan tersenyum, melihat imam mengambil android nya dan keluar dari kamarnya, secara berlahan dia menutup pintu itu, “ i love you sayang,” ucap imam.
“ilove you to sayang,” balas Nabila, menutup teleponya dan tersenyum pada imam.
Terakhir diubah: