Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Keluargaku (lanjutan dari 'pacar gelap')

Beberapa tahun berlalu. Fantasiku belum sirna. Ah, sekarang aku sudah berusia hampir empat puluh tahun, dikaruniai seorang anak gadis, entah siapa bapaknya.

"Ma, tolooong!" teriak Mia, anakku yang terlentang di kasur. Tangan kanannya terangkat. Ketiak kanan dijilati seorang kuli gagah, sementara tangan kiri ditarik kuli botak. Kaosnya basah liur. Si botak sedang menyusu di dada kirinya.

Mia baru berumur 19 tahun, dara muda yang kuliah di UNESA. Tubuhnya berlekuk kurva, kulit putih, rambut polwan. Dia menangis tersedu-sedu.

Sementara aku sedang duduk di sofa menikmati adegan itu. Suep si botak dan Mamat si kekar adalah peliharaanku, mereka lelaki gagah berusia 20an. Oh, dan sekarang aku sedang menyusui Darsono, pacar anakku yang atlet Karate. Dia menyusu dengan rakus ketika tititnya yang belum sunat kukocok pelan.

"Enak sayang?" tanyaku.

"Ueanak Tante." Malah Darsono yang jawab, sampai tumpah-tumpah susuku. Padahal yang kutanya si Mia.

Ini hukuman, karena jalang cilik itu berani berciuman di kamar dengan Darsono. Padahal sudah kubilang, kalau mau maen di ruang tamu saja, supaya peju dan lain-lain mudah dibersihkan.
****

Hai gays, korona nih, aku jadi suster dadakan merawat pasien di daerah Palembang. Malam di sini dingin, suami di Surabaya dan nafsuku menggebu. Mau baca cerita di sini kok pada copas, ya sudah nulis lagi. Mungkin akan teratur update. Stay tuned.
 
Lidah Mamat mulai masuk ke mulut Mia, pertama gadis itu menolak, tapi ketika lidah masuk dia tak berkutik. Kakinya naik turun di kasur sampai seprei berantakan. Si suep penggipa susu mulai melakukan hal gila, dia menekankan titit ke pentil kiri Mia yang nampak mencuat dari bawah kaos.

Kaki mia mulai lemas dan suara hmm hmm mulai terdengar, jelas dia mulai menikmati. Tentu aku tersenyum, anakku mulai bahagia. Aku elus rambut cepak Darson, membimbing pemuda itu naik, duduk merebah di sebelahku. Dia menjilati telingaku dengan lembut. Ketika melihat Mia pasrah, dia meremas tetek kananku kencang hingga susu mengalir. Mungkin dia cemburu. Aku membimbingnya untuk melepas kemeja yang masih utuh di tubuh, hingga dada bidang dan perut sixpact itu mencuat. Sekarang kurebahkan dia dan mulai menjilati semua itu.

Dia melenguh sambil mengadah memejamkan mata. Tangannya hendak menjambakku, tapi kutepis. Tak ada yang boleh mengontrolku, aku betina alpha di sini.

Cukup lama aku memandikan pemuda berkulit sawo masak ini hingga sekujur tubuhnya mengkilat, lalu aku tidur di sebelahnya, berciuman mesra sambil mengamati Mia.

Jalang cilik itu duduk berselonjor sambil bersandar kepala kasur. Dia memilin-milin pentil kanan, sementara pentil kiri sudah dilumat suep. Tangan kirj Mia sedang menjambak pelan rambut gondrong Si mamat asik menjilati klitoris Mia. Sepertinya dia sudah melayang ke langit ke tujuh, tak ada protes lagi.

"Darson, tititmu, Sayang. Masukin."

"Ke mana Tante?"

"Memek Tante."

Seperti anjing dia menurut. Darson sudah tak peduli pada Mia. Kedua lengan kekar itu bertopang sofa, tubuhnya perlahan maju menancapkan titit sebesar mentimun panjang. Tidak sebesar punya Suep, tapi panjang banget. Kedua kakiku melingkar ke pinggangnya. Kedua tanganku memilin pentil Darson. Pelan cara dia menggenjot, sudah lama aku tak merasakan hal ini. Biasanya kedua peliharaanku brutal. Dia bahkan menciumku lembut.

"Son, Darsono ... Shhhh." Suara Mia. "Tegha kamu shhh ibu ... Ibuu ...."
 
Air mata Mia dijilati Mamat. Lidah itu turun ke leher Mia lalu naik lagi ke pipi. Suep sepertinya sudah tak tahan dia mengeluarkan peju ke kaos Mia, terlalu indah pentil itu untuk ternoda cairan putih.

Aneh, titit Suep masih tegang. Dia menyodorkan titit ke pipi Mia, kode minta di serpong. Namun, anakku menolak. Dia lebih memilih berciuman dengan Mamat.

"Woo lonte!" sentak Suep.

"Suep, sini Sayang. Biar kuserpong," ucapku, membuat kegusaran suep berkurang.

Sekarang dua lelaki perkasa yang kulayani. Satu kuserpong dan satu lagi menggenjot pelan.

Aku lihat Mamat berbisik-bisik dengan Mia. Aku tahu dia tipe badboy penggoda dan Mia mengangguk. Anakku melapangkan kaki, sehingga memeknya yang basah berwarna pink nampak. Bulu-bulu tipis di sana disigap oleh Mamat dan lidahnya mulai menjilati. Mia menggelinjang sambil mengemut jari telunjuk kiri, tangan kanannya mengelus-elus rambut Mamat. Klitoris anakku semakin besar, bahkan maju hingga membuat Mamat terkekeh.

"Gede banget, seperti titit anak bayi. Pasti nafsumu besar, ya."

Mia mengangguk. "Bang, lagi," bisiknya, tak ingin Darsono mendengar. Dan Mamat pun mulai menjilati benda itu dengan perlahan.

Semakin cepat tarian lidah Mamat hingga kedua paha Mia mengapit. Mia menjambat rambut Mamat dengan kedua tangan. "Auuuuhh Baaaang sshhh mau pipiiiiis."

"Tahan." Mamat sengaja memasukkan kedua jari tangan ke memek itu, membuat Mia mengerang. Desakan cairan nikmat menyembur dari sela mememk, muncrat berkali-kali. Orgasme yang hebat hingga Mia mengangkat pantat dan jatuh melas.

Mamat merangkak naik, memamerkan tangannya yang basah. "Lihat, banyak banget yang keluar." Dia menjilat jari lalu memberi jari itu pada Mia. Seakan mengerti Mia pun menjilat jari itu.

"Bang, Mia pengen." Bisik gadisbitu sambil mengocok titit Mamat dengan penuh perasaan. "Mia mau merasakan ini di Memek Mia."

"Pacarmu marah enggak?"

"Jangan sampai tahu."

"Ibumu berpesan jangan sampai masuk."

"Ish Bang, Mia pengen nyicipin anu Abang."

Mamat membelai, belai dada Mia dari balik kaos. Dia menimbang-nimbang resiko dan nafsu. Sesekali melirik ke arahku yang sedang ngos-ngosan.

Darsono semakin kencang menggenjot memekku, sementara suep sedang netek. Aku memejamkan mata menikmati orgasmeku yang ke dua.

Mungkin karena itu Mamat mengangguk. Dia menggandeng Mia keluar kamar menuju kamar mandi. Dia duduk di lantai bersandar tembok, memangku Mia saling berhadapan.

"Mia kamu cantik banget," ucap Mamat sambil tangannya masuk melalui bawah kaos meremas dada mia. "Abang sebenarnya suka Mia. Semenjak Mia SMA, Abang sering ngintip Mia mandi." Dia lalu mengenyot tetek Mia yang masih datar.

Oh Tuhan, apa asmara akan tumbuh di kamar mandi?

Perlahan titit Mamat menembus memek Mia, hingga gadis itu mengadah kepala sambil memegang kedua pundak Mamat. Perlahan Mia naik turun, menikmati setiap jengkal titit berurat di dinding Memk, hingga menyentuh rahim. Dia mencium Mamat dengan penuh cinta.

Semakin cepat gerakan pinggul, memaksa Mamat menelentangkan Mia. Dengan gaya missionari Mamat menggenjot santai, semakin kencang, tangan kirinya meremas tetek mia di balik kaos. Mamat kembali merubah posisi, dia membantu Mia beridri melakukan doggie stile, sambil berciuman sambil meremas kedua tetek Mia dengan kasar. Permainan semakin bersemangat, hingga suara memek basah menggema. Titit Mamat berbusa, dan semakin besar hingga Mamat berbisik, "Keluar Di luar atau dalam?"

"Luar Bang."

Mamat menurut. Dia memaksa Mia jongkok, mengocok titit dan diluar dugaan, Mia malah menyerpong. Dalam hitungan detik peju melumer dari sela bibir Mia. Gerakan maju mundur di kepala melambat Mamat membimbing Mia berdiri. Tanpa jijik mereka berciuman mesra.
 
Terakhir diubah:
Aku mendapati Mia sudah tak ada di ranjang. Namun, mau bergerak sudah PW. Darson mulai ngos-ngosan dan sepertinya akan klimaks. Aku dorong dia hingga jatuh ke lantai, lalu kukuasai pertarungan dengan memasukka titit itu ke memekku. Titit Suep kutarik, mengocok dengan cepat hungga dia duduk di sofa keenakan. Aku meremas-remas tetek kiriku hingga air susu muncrat ke mana-mana.

Suep yang gila susu sampai berliur melihat susu. "Sayang Nyonya, susunya jangan dibuang-buang."

Aku gigit kecil tititnya hingga dia mendesah. Kembali suep diam.

"Tante, Darson udah ga tahan. Pengen crot."

Aku tak menjawab, sepertinya dia tahu apa yang kuinginkan. Benih itu meluncur ke rahim, memberi rasa hangat di dalam sana. Sementara suep pun klimaks dan kusedot titit itu hungga pejunya habis. Aku ambruk dalam peluk Darson. Dia taj ingin menciumku, tapi kupaksa. Tak ada yang boleh menolakku. Dan dia pun berbagi peju denganku.

Sore ini adalah sore pertama aku mencicipi Darson. Dan bukan yang terakhir.

Aku harus merapikan semuanya sebelum suamiku pulang.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd