Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kau jual, Aku beli. TAMAT [No Quote]

Status
Please reply by conversation.
Episode 13


malam yang dingin, tak sedingin hatiku yang membara karena nafsu sesat.


malam harinya, malam dimana pagi dini hari tadi risa kehilangan mahkotanya. malam dimana janji manis diucapkan untuk hidup bersama.

kududuk termenung di teras atas, teras penuh kenangan. disampingku segelas kopi dan roti panggang buatan nur menemaniku. didepanku, nur duduk dilantai beralaskan tikar, caca berbaring dipangkuannya. didepan nur ada risa yang duduk seperti nur, disamping risa ada cici, yang sedang diusilin caca. caca kadang bangun untuk memeluk kakaknya, namun cici tak kalah usil, ketika mau dipeluk cici memeluk risa duluan, membuat caca kembali ke pangkuan ibunya. tawa riang keduanya memenuhi teras dan hatiku.


benar benar pemandangan yang menentramkan. seakan berasa beristri dua yang rukun dan damai serta sentosa.

wati sudah pulang sebelum magrib tadi, wajahnya sedikit berseri, mungkin kangennya sama rudi sudah terobati. namun dia kecapean, setelah makan dia tertidur dirumah samping. wati membawa kabar kurang bagus. rudi akan dipindah ke LP kusus peniup peluit, disana dia tidak bisa dijenguk sebebas sekarang, selain letaknya jauh, diluar pulau ini, juga keamanannya lebih rumit. kata sipir nya, nanti akan difasilitasi bila keluarga inti ingin melakukan panggilan suara atau panggilan vidio, tentu akan disadap dan direkam. rudi akan dipindahkan setengah bulan lagi. awal bulan depan lebih tepatnya.


malam ini risa akan pulang, tidak menginap disini, rencananya risa akan sedikit membawa baju kesini dan nginap kalo sedang tidak ada kesibukan. sekitar jam sembilan jaka dan fitri menjemputnya, aku seperti tidak ingin risa pulang, tidur memeluknya yang aku inginkan, tapi keceriaan cici bermain bersama risa lebih aku inginkan. risa memiliki aura mirip mendiang ibunya cici, ada banyak kesamaan di keduanya. mungkin ini yang membuat cici cepat akrab dan cepat suka dengan risa.


sepulang risa kubawa kopiku ke kamar kerjaku, sama sama dilantai dua, sedang cici masuk kekamar dan tidur dengan sedikit kecewa, karena masih ingin main. caca dibawa nur untuk ditidurkan.

kuhidupkan PC ku, kukerjakan beberapa hal yang tertunda akibat alpa ku hari ini. namun aku tidak bisa konsentrasi, pikiranku masih berbayang tubuh indah risa, bau harum keringatnya, tangisnya ketika perawannya pecah, semua bercampur dalam bayangan dikepalaku. capek dengan itu, aku berbaring di kasur kecil diujung ruangan, kasur yang pernah aku pakai untuk mengerjai nur. kuberbaring hingga ada yang mengetuk pintu.


"mas…" panggil nur

"iya nur"

"aku boleh masuk"

"masuk lah"

nur masuk, memperhatikan ruanganku, terlihat olehnya gelas kopiku yang telah kosong. nur mendatangiku, duduk dipinggiran ranjang tempat aku berbaring


"ada apa nur"

"mbak risa habis mas perawani ya"

"kok kamu tau"

"sprei sama handuk mas berdarah" jawab nur lirih sedikit menurunkan wajahnya

"iya nur, aku ambil tadi malam"

"mas jadi nikahi mbak risa"

"iya"

"setelah itu, aku mau mas apain?"

"risa minta aku bebasin kamu setelah nikah, itu hadiah darinya untukmu"


nur menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya, terdengar olehku isakan nur yang lirih dan tertahan.


"caca bagaimana mas?"

"caca tetap anakku, aku dan risa tak akan bedakan cici caca maupun anak kita kalo ada"

"aku gak mau pisah dari caca mas" tangis nur semakin jadi

"aku cuma bebaskan kamu dari aku beli kamu nur, kalo kamu mau, kamu bisa tetap kerja disini, seperti asisten rumah tangga selayaknya, kamu juga bisa nikah lagi sama siapapun yang kamu mau"


nur tak menjawab lagi, juga tidak bertanya lagi. hanya tangisnya yang ada. tak lama tangispun berhenti.


"mbak risa baik ya mas, aku kira aku akan dibuangnya"

"berterimakasihlah ke risa setelah kamu dibebaskan"

"iya mas"


nur berdiri dari duduknya, dibukanya baju yang ia kenakan, baju daster terusan yang panjangnya hingga lutut. sekali lepas, nur sudah telanjang, hanya sebuah cd yang menutupinya.


"mas masih mau pake aku?"

"tentu, risa ijinka aku sampai kita nikah"

"badan mbak risa pasti lebih bagus, dadanya lebih gede, dan ininya pasti masih lebih sempit" ucap nur sambil mengelus organ pribadinya.


kuperhatikan nur yang telanjang didepanku. aku bangkit dan duduk didepan nur. hampir setengah tahun nur ikut denganku, entah sudah berapa banyak aku menyetubuhinya. setengah tahun nur sedikit berubah, badannya sedikit lebih berisi, dadanya sedikit lebih besar, kulitnya menjadi lebih putih, dan terlihat lebih cantik dan manis dibanding pertama kali aku telanjangi. dulu nur menangis aku setubuhi, sekarang dia lebih sering menawarkan diri.


nur membuka kaosku, ditariknya keatas hingga lepas. lalu aku rebahkan kembali badanku kekasur. nur merangkak naik ke kasur, menarik celanaku hingga lepas. lalu ia melepas sendiri kancutnya.

setelah kita sama sama telanjang, nur mendekap kontolku, mengelusnya pelan, lalu mengulumnya.


"enak nur" erangku

"aku gak mau kalah mas dari mbak risa"

"kamu bisa aja"

"aku memang kalah cantik dari mbak, tapi aku bisa puasin mas, mas boleh minta apa aja buat dipuasin" ucap nur, lalu kembali mengulumku.


lama nur memainkan kontolku dengam mulutnya, lidahnya telah menyapu setiap bagian dari kelaminku, telur kembar dibawahnya pun tak luput dari emutannya.


nur melakukannya hingga nafasnya tersengal. kutarik tubuh kecil nur, kubanting kesebelahku, nur terlentang tak berdaya. kini aku menindihnya, kukulum bibir nur bekas kontolku, sedikit asin, namun aku nikmati saja, liurku tak kutahan hingga menetes kedalam mulut nur, ia telan semuanya.


kuturunkan lepalaku, kujilati leher nur, ia menggelinjang kegelian dan keenakan, kupingnya aku emut pelan, nur mendesah tak tertahan. kupandang susu nur, bengkak, namun putingnya lebih kecil dari biasanya.


"boleh mas susu kok" kata nur


tak lama aku tunggu, susu kiri nur langsung kusambar, kusedot, sedikit keluar asinya, hambar seperti santan encer. nur mendesah kembali, kuremas susu satunya, hingga tanganku basah karena asi nur yang merembes keluar. program menyapih caca belum sepenuhnya selesai.


setelah puas menyusu, kubuat sebuah cupang didada kiri nur, diatas putingnya. nur sedikit meringis, mungkin rasanya perih. selesai menyupang, kumerayap naik lagi badan nur, kucium bibir kecilnya, kukulum lidahnya yang sengaja dijulurkannys. sementara aku dan nur melakukan silat lidah, nur meraih kontolku, diusapkannya ke memeknya, memek yang telah basah sedari tadi. nur mengarahkan kepala kontol tepat dilubang kewanitaannya, lubang tempat terenak bagi kontol manapun.


merasa sudah siap1, aku dorong kontolku perlahan, tangan nur membimbing kontolku agar masuk sempurna tanpa hambatan. begitu masuk, nur melepasnya, dan memelukku, kakinya yang mengangkang dinaikkan ke pinggangku, mengunci agar tidak terlepas.


"ahhhhhh….." desah nur, ketika vaginanya kemasukan kontol kembali hingga pangkal paha kami bertemu

"enak nur"

"enak mas…, aku mau layani mas terus"

"kenapa kok mau terus"

"enak mas… "

"nanti kamu bisa cari laki baru, yang lebih hebat dari aku"

"aku mau layani mas aja,.. ah… mass….." nur makin mendesah, kugenjot pelan memeknya, suara desahan tak tertahan lagi, memenuhi ruangan ini.


semakin lama semakin aku percepat sodokanku, dada nur yang sudah sedikit lebih mengembang sudah bisa ikut menari seirama sodokanku. nur hanya mendesah sambil sesekali menggoyangkan pantat kecilnya. aku tangkap susu nur sambil tetap menggoyangnya, kutangkap dengan mulutku, kusedot sedikit kuat, nur mendesah semakin kuat, nur memang tidak kuat dikawini sambil disedot susunya. tak lama nur mencapai puncaknya. nur melepas kuncian kakinya, menjatuhkannya ke kasur, nafasnya memburu cepat, nur terkulai tak berdaya.


kucabut kontolku, kuambil hp, kufoto tubuh telanjang nur, beberapa adegan kuabadikan. kurubah mode vidio, kuambil rekaman nur sedang menikmati orgasmenya, sekali nur melirikku, melihatku merekamnya.


"masss. jangan ah."

"buat aku saja nur"

"takut mas"

"percayalah"

"tapi…." nur tidak melanjutkan perkataannya, juga tidak menutupi apapun dari tubuhnya.


kusodorkan kontol basahku kemulut nur.


"nih nur, " ucapku sambil memberikan komando. nur dengan sigap mengulum kontolku dibawah kamera hp yang tetap merekam. cukup lama nur melakukannya, hingga kontolku bersih kembali.

kutarik kontolku, nur kembali terlentang, aku merangkak ke selangkangannya, nur membukakannya dengan mengangkangkan kakinya, kuarahkan kameraku ke vagina nur, bersih tanpa rambut, sesuai pesananku. kucolek kacang nur yang membengkak, nur menggelinjang sembari mendesah, kuulangi lagi, nur mendesah lagi. akhirnya aku mainkan kacang itu dengan jariku, nur mendesah tak karuan, pantatnya bergoyang dengan musik desanhannya sendiri.


"sudah mas.. aku malu… jangan direkam… ah…" pinta nur


kusudahi permainanku, kameraku masih fokus di vagina nur, kini kontolku yang telah bersih mengambil bagian, kuoles kembali ke bibir bawah nur, dan sekali hentak langsung masuk kelubang peranakan nur.

"ahhh… enak.. hangat nur…" desahku

"enak masss" desah nur bersamaan


dengan tetap memegang kamera hp, aku sodok nur, aku rekam kejadian vagina nur dijamah kontolku, tak luput desahan nur ikut terekam. sesekali kamera aku arahkan ke wajah nur, wajah penuh kenikmatan, juga memperlihatkan dada nur dengan puting besarnya ikut bergoyang naik turun.


kulihat petunjuk diperekamku, 15menit katanya. kupencet tombol jada, kuletakkan hpku disamping paha nur. kedua tanganku yang telah bebas langsung menerkan susu nur, ukurannya pas ditangan. kuremas bersamaan keduanya, bersamaan pula vaginanya kusodok secepat yang aku bisa.


"ahh..ahhh.ahh… mas… ah.." desah nur hampir secepat sodokannku


malam ini banyak sekali keringat keluar, hingga menetes membasahi tubuh nur yang berada dibawahku. tak bisa lagi dibedakan mana keringatku, mana keringat nur.


"mas…. ahh..aku mau lagi….. mas……" jerit nur memberi tanda orgasme keduanya.


nur tergolek lemas, kuambil kembali hp ku, kuarahkan ke memek yang masih tertancap kontolku, kuhidupkan lagi perekamnya. tak mau menunggu nur mengatur nafas, kukeluar masukkan lagi kontolku pelan, nur kembali mendesah sambil bernafas keras.


"mass… tunguuui. ah… enak… mas… ah…."

"aku mau sampai nur"


dalam awasan rekamanku kupercepat sodokanku, sesekali aku rekam wajah nur dan badannya yang menggairahkan.


aku hampir sampai puncakku, kuarahkan lagi fokus kameraku ke vaginanya, terlihat kontolku keluar masuk dengan lancar, vagina kecilnya terlihat sangat penuh dengan kehadiran kontolku.



"masssss" jerit nur sambil mencengkeram kasur

nur kembali berkedut, ia mendapat yang ketiganya

sementara kedutan memek nur membuat hancur pertahananku, kutusuk sedalam mungkin, ku keluarkan maniku didalam vagina nur, tak banyak tapi cukup untuk menghamili seorang gadis.


nur terkulai makin lemas, dadanya naik turun seirama nafasnya. kucabut kontolku, diiringi pejuhku yang ikut keluar, dan itu termasuk kedalam rekamanku. puas merekam memek nur, aku rekam kondisi sebadanan nur, tergeletak penuh peluh, wajahnya memancarkan kenikmatan.


kembali kuarahkan kontolku ke bibirnya, dengan malas nur mengulumnya, membersihkan sisa pejuh dan cairannya sendiri.


selesai semuanya, kumatikan rekamanku, langsung kupindahkan ke pc, ku sandingkan dengan rekaman bu esti, beberapa foto dan vidio nakal fitri, foto dan vidio ranti ketika aku nikmati, foto dan vidio wita kemaren. dan sebuah foto risa tergolek tertidur telanjang, kecapean setelah aku perawani. dan beberapa foto dan vidio wanita yang pernah aku nakali dan sempat diabadikan. semuanya barang bukti yang cukup untuk membuat risa membenciku.


nur tertidur pulas dengan senyum, tubuh telanjangnya kedinginan, aku selumuti, aku berbaring disampingnya, satu selimut, tanpa baju maupun celana.


=


pagi harinya, menjelang pagi. nur membangunkanku, namun kontolku lebih duluan tersadar setelah melihat tubuh telanjang nur. tanpa kesadaran penuh diotakku, nur langsung aku tindih aku sedot susunya, aku mainkan memeknya. nur kembali mendesah, cepat sekali basah vaginanya.

langsung nur aku tengkurapkan, ia tau maksudku, ditunggingkannya pantatnya, aku sodok dari belakang, aku doggy dia. nur menahan desahannya, sedang aku mengerang sejadinya, aku tak mau berlama lama, yang penting aku crotin lagi pagi ini.


sodokanku semakin cepat, tubuh nur ikut terpental beberapa kali, namun tidak mengurangi kenikmatan pagi ini. aku usap pantat kecil nur, kuusap lubang anus nur yang masih perawan, jempolku memutar diatasnya.


"mas… geli… mas.." ucap nur

aku tak pedulikan, aku tetap memutari lubang perawan satu ini.

"kalo mas mau boleh kok mas pake" rayu nur


ah. aku ragu.


akhirnya aku hanya membenamkan jempolku kedalam anus nur, aku genjot secepatnya memek nur, dan kembali memuntahkan maniku didalamnya, setelah sebelumnya nur mendapatkannya terlebih dahulu.


selesai permainan pagi ini, aku duduk mengumpulkan nyawa. seperti mimpi rasanya menyetubuhi nur pagi ini. dan. aku terkaget, caca tidur dipojokan kasur, sejak kapan.


"nur, caca kok disini"

"tadi malam aku ambil caca, kasian dia kalo sendiri, sering terbangun, kan sebelum tidur enggak nyusu lagi dia" jawab nur

"oh"


yasudah, aku bangkit, memakai celana, dan turun lalu mandi ditemani lantunan ngaji dari masjid sekitar, menandakan sebentar lagi subuh.

setelah mandi aku bangunkan cici, mengajaknya ke jalan kebenaran, kuusap rambutnya, kuberdoa agar kelak ia tidak sepertiku, dan tidak bertemu orang sepertiku. kuberdoa untuk keselamatannya di dunia dan diakhirat.


setelah itu, aktifitas rutin pagi hari kita lalui, olah raga sedikit, sarapan, mengantar cici sekolah, dan menuju kantor.


=


suasana di kantor masih seperti biasanya, sehari aku tinggal seperti tidak ada bedanya, sepi dipagi hari. dasar orang pemerintahan.


segelas kopi disuguhkan mbak kantin pagi ini, lanjut dengan gosip seputaran kantor ini ia ceritakan padaku. aku suka mendengarnya, ia masih muda, lucu, dan menggemaskan. namun bagiku lucu tidak untuk ditiduri. hanya lucu sebagai lawan bicara.


agak siang, sebelum istirahat, ranti datang menghadap, seperti biasa, sebelum maksud dan tujuannya diutarakan, ranti terlebih dahulu sungkem didepanku, mengeluarkan susu kebanggannya, dan mengoralku dalam posisi yang semestinya. siang ini cukup sepi, ranti berhasil mengoralku sampai keluar. ditelannya.


selesai membersihkan kontolku dengan mulutnya, ranti duduk dikursi yang seharusnya tamu duduk. sedikit dibenarkannya bajunya, namun tetap memperlihatkan sedikit dadanya yang membentuk belahan.


ranti menghadap ingin menyampaikan perihal niatnya mengundurkan diri dari kantor ini, ia telah lulus kuliah magisternya, kuliah dari hasil ditanami bos nya sendiri. kini ranti telah diterima di salah satu perusahaan besar di ibukota negara, posisi dan gaji yang cukup menjanjikan bagi karirnya. aku tak bisa membendung kepergian ranti, kalo aku keibukota ranti siap menerimaku dan memberiku hidangan yang senikmat nikmatnya.


rencananya minggu terakhir bulan ini ranti sudah tidak masuk lagi, karena bulan depan tanggal 1 sudah harus masuk di perusahaan baru.


aku iya kan dan ijinkan, surat pengunduran diri ranti aku paraf, untuk dinaikkan ke kepala badan, dan nanti akan diambil tindakan seperlunya, mengingat ranti cukup lama dan berpengaruh di bagian ini.


ranti orangnya pintar, mudah bergaul, dan enak untuk digauli, mudah menyerap ilmu, dan tidak mudah menyerah. aku yakin dimanapun ia bekerja akan cepat beradaptasi dan cepat berkembang.


tak lama selesai urusan perizinan, bu ani masuk keruangan, ranti buru-buru menurunkan jilbabnya untuk menutupi dadanya yang hampir setengahnya terlihat. bu ani tak mau kalah rupanya, ia menaikkan ujung jilbabnya, diletakkan di pundaknya, beberapa kancing atas sudah terbuka, sedikit dadanya menyembul, hingga terlihat ujung belahannya. kedatangan bu ani adalah untuk mengusulkan membuat pesta perpisahan untuk ranti, karena ranti sudah seperti keluarga bagi kami, dan sudah lama juga mengabdi. namun karena ranti ngekos, jadi tidak mungkin membuat acara dikosannya. akhirnya terpilihlah rumah bu ani yang luas, sang bendahara, agar lebih mudah untuk memasak dan menyambut tamu.


tamu rencananya adalah satu badan, sekantoran, semuanya, namun acara puncak hanya satu bidang saja, yaitu bidang yang aku bawahi. dan tentunya semua dana berasal dari kepintaran bu ani membuat spj. ranti sangat terharu dan menangis di pangkuan bu ani, aroma pejuhku semoga tidak tercium dari mulut ranti.


hari ini, hari seperti biasanya dengan kejadian biasa saja. aku pulang bersama risa, dia membawa bawaan sedikit namun terlihat seperti orang mau pindahan. katanya itu baju untuk seminggu. artinya seminggu bakalan bulan madu kita.


malamnya aku dan risa seperti pengantin baru, namun tidak ada adegan bercocok tanam, risa masih mengeluh sakit di vaginanya, aku tidak tega menggagahinya lagi, mungkin besok saja.

anakku cici sangat suka main dengan risa, aku juga suka main dengannya, nur juga terbantu, karena risa juga pandai masak. aku sangat menikmati kebersamaan ini.


malam harinya, pak tono dan bu esti datang berkunjung, beliau mengembalikan pinjaman kemarin dan menawarkan bila ingin membeli rumahnya, rencana pak tono sekeluarga akan pindah keluar daerah. aku tanyakan wati, mau pake rumahnya atau mau diruko saja. wati memilih rumah pak tono saja, alasannya lebih luas juga dekat dengan rumahku, jadi masih bisa bantu-bantu, entah sekedar nyuci atau bantu masak. aku ikut saja, rumah pak tono yang letaknya tepat dibelakang rumah nur kubeli dengan harga sedikit murah. dan akan aku renovasi sedikit agar bisa ditempati wati sekeluarga.



==


hari ini, hari selasa, hampir akhir dari bulan ini, bulan mei, kupacu mobilku menuju ibukota provinsi. disampingku ada wati, dikursi belakang ada aldi. kami bertiga bermaksud mengunjungi rudi, sahabat ku, suami wati, bapak aldi. risa tidak mau ikut, padahal sudah kurayu sambil kusodoki lubang wanitanya dengan senjata kesukaannya. risa memilih masuk kantor dan beristirahat malam ini di kosan, nur bertugas menjaga rumah dan dititipi ibunya wati.


sesuai kabar dari wati sebelumnya, rudi akan dipindah ke rutan kusus bulan depan. tanggalnya belum keluar, namun awal bulan. mungkin ini akan menjadi pertemuan terakhir, karena beberapa minggu sebelum dipindahkan, rudi harus di sterilkan dari segala aktifitas dengan orang lain.


seperti biasa, aku tidak bisa tancap gas, mobilku pelan tapi pasti, sekali berhenti sarapan, dan mampir ke rumah keduaku, untuk bersip-siap.

tengah hari sampai di rutan, segala administrasi kita lalui. jam 1 siang sampai didepan rudi.


kita bertemu disebuah ruangan yang cukup luas, seperti ruang tunggu bandara, hanya saja banyak cctv dan sipir yang berjaga dan lalu lalang.


rudi langsung memeluk wati, ciuman bertubi tubi dilayangkan. kemudian memeluk anaknya, dan juga memelukku. ini kali keduanya aku menjenguk rudi.


"makasih bro, sudah antar wati dan aldi" ujar rudi

"aku juga mau ketemu kamu bro, lama gak ngobrol" kataku

"baru juga kemaren bro" kata rudi, diiringi ketawa kita semua


banyak obrolan kita lakukan, termasuk kondisi wati dan aldi semenjak bersamaku.


"titip aldi bentar ya bro" bisik rudi padaku

"eh, maksudnya?" aku bingung

"bentar aja, oke"

"ya…"


rudi lalu beranjak dari kami, wati mengikutinya, kulihat mereka menuju kamar mandi, masuk bersama. rupanya kamar mandi disini telah menjadi kamar bercinta. cukup lama mereka disana, mungkin 15menitan, lalu rudi keluar, namun sendirian, menuju tempat dudukku, dan duduk diposisi semula. aldi kembali memeluk rudi dan duduk dipangkuannya.


"bro" panggil rudi

"iya.."

"sori, ada yang tak bisa ditahan"

"santai aja, tau kok"

"bro, kok kamu anggurin wati?"

"udah lah bro, jangan dibahas lagi"

"ini demi wati aku mintanya"

"he, kok bisa"


"aldi, cari mama dulu gih" ucap rudi ke aldi. aldi langsung bangkit dan berlari kearah wati yang baru keluar dari kamar mandi


"wati dulu, waktu masih perawan kalem, kamu tau kan dulu"

"iya, kan kenal dari kalian belum nikah"

"habis aku perawani wati, dia tau enaknya kawin, dia jadi hiper. kalo aku tidak penuhi, dia bisa menggila, main sama siapa aja. waktu kita nikah aja aku gak yakin dia hamil anak siapa, baru habis lahir aja aku yakin aldi tu anakku. "

"mosok si"

"iya, ini rahasia yang gak pernah aku ungkap, sama wati pun tidak. toh sekarang aku yakin aldi memang anakku. minggu depan aku sudah tidak bisa dijenguk. kalo komunikasi bisa vidiocall, tapi itu tak akan bisa puaskan wati. kalo dia sudah muncak, orang lewat saja bisa dia goda. makanya aku mohon sama kamu bro, aku percaya kamu, tolong pake wati, kawini wati, tak perlu dinikahi. aku iklas kalo kamu yang make wati, tidak sama yang lain." ucap rudi


aku hanya terdiam tanpa ada jawaban apapun. watipun datang bersama aldi. kita kembali berbincang hingga waktu besuk habis.


disaat sebelum pulang rudi sempat memelukku dan berkata untuk menjaga wati dan aldi, menjaga keinginannya juga.


jam 3 kembali kerumah, kita istirahat dirumah keduaku. rencana kembali besok pagi.



=


azan magrib berkumandang, membangunkanku dari tidurku, wati telah selesai masak, masak bahan makanan yang dibawa dari rumah. sedang aldi sedang nonton tv diruang tamu. rumahku dikota ini tidak besar, hanya ada dua kamar tidur, satu ruang tamu, ruang keluarga yang bersatu dengan dapur.


selesai mengumpulkan nyawa, kucuci muka, dan beralih untuk duduk di sofa di ruang keluarga, sofa yang pernah kupakai untuk mengerjai nur. wati datang menghampiriku, membawakan segelas kopi panas baru disedu. diletakkannya kopiku dimeja depanku, lalu wati duduk disampingku.


"yang sabar ya ti" kataku pelan

"iya mas, makasih mas"

"setelah ini kamu gimana?"

"entahlah mas, aku juga gak tau, mas rudi minggu depan sudah tidak bisa ditemui"

"iya, besok kamu temani lagi aja"

"mas nya?"

"aku pulang, nanti kamu aku antar dulu ke lapas, pulang sendiri bisa kan"

"iya mas, bisa, makasih mas"

"iya, puas-puaskan sama rudi, aldi juga"

"iya mas"


malam semakin larut, kubalas chat risa, kita saling balas seperti anak muda baru pacaran. risa tidak bertanya atau membahas apa yang aku lakukan bersama wati disini, kita hanya berkhayal tentang masa depan, juga bercanda tentang masa lalu.


malam ini kita makan bersama, aku wati dan aldi, makan masakan wati. masakan wati cukup nikmat, tak kalah dengan buatan nur maupun risa. selesai makan, aldi lanjut nonton dan tidur. sedang aku tetap menikmati segelas kopi, gelas kedua buatan wati hari ini. wati membereskan semuanya, mencuci piring dan segalanya. besok tinggal berangkat. kita sarapan diluar saja.


"sudah ti?"

"iya mas" jawab wati, duduk disampingku setelah menyelesaikan pekerjaan rumah.

"makasih ya"

"iya mas,"


kami lama termenung berdua, tak ada pembicaraan yang dapat dimulai, rasa kikuk hanya berduaan, tanpa ada orang lain yang sadar bersama kami.


"tadi di wc lapas ngapain ti?, kok lama"

"ah mas ni, mosok gak tau, malu lah aku"

"kok malu, pipis ya"

"mas ni"

"pipis apa dipipisin ti?" candaku

"dipipisin mas"

"puas ti?"

"belum mas, kurang lama, kurang banyak"

"tapi bisa kan jadi obat"

"iya mas"


lalu kami saling berdiam kembali


"mas"

"iya"

"kalo gak bisa ketemu mas rudi lagi, siapa yang pipisin aku mas"

"ehhh… gimana ya"

"mas……" panggil wati sedikit mendesah.


wati bangkit dari duduknya, kini ai berdiri didepanku, diantara aku dan meja. kutatap wati dalam-dalam, aku seakan tau apa yang ia inginkan, tapi aku tidak mau, wati itu adikku, seperti adikku, tapi ia tetap wanita dewasa yang punya susu juga vagina. perlahan wati melepas bajunya, juga celananya. sekali tarik wati sudah hampir telanjang, hanya menyisakan bh dan cd dengan warna yang sama. warna hitam.


wati mendatangiku, wajahnya sangat menggambarkan ia ingin dikawini. wati naik kepangkuanku, duduk diatasnya menghadapku. tangannya dirangkulkannya ke leherku. wati memelukku erat, aku balas memeluknya.


"mas, aku gak mau sendirian mas"

"sabar ya ti"

"aku dari dulu ingin seperti ini sama kamu mas, mas rudi juga bolehin sejak dulu, cuma aku gak berani minta sama mas"

"kalopun kamu berani aku juga gak kasih ti"

"aku tau, mas baik, mas seperti mas ku sendiri, tapi mas…. aku mau mas…"


wati melepas pelukannya, dibukanya kaitan bh dipunggungnya, sekali tarik langsung terlepas, dilemparkannya ketumpukan bajunya tadi. wati menjauhkan badannya dari badanku tanpa beranjak dari pangkuanku, dadanya terlihat begitu menggoda didepanku. melihat mataku tak berkedip menatap dadanya, wati tersenyum bangga, diusapnya rambutku, dimainkannya wajahku.


wati mengangkat tubuhnya, dadanya tepat didepan mukaku, wati memelukku, membuat putingnya mendarat dibibirku. kubuka mulutku, ku kulum pentilnya, kusedot susunya. "sssssss….ahhhh…." desah wati, kuremas susu satunya, wati meremas rambutku. susu wati cukup besar, lebih besar dari nur, tapi sedikitlebih kecil dari dada risa. masih terasa kenyal walau sudah beranak satu.


wati mulai menggelinjang, desahannya berbumbu goyangan pantat tepat diatas kontolku yang telah mengeras. kulepas kulumanku, kini wati mendorong tubuhku hingga terjatuh ke sofa, wati menindihku, dikecupnya keningku, pupiku dan bibirku. kupegang kepala wati, kusosor bibirnya, kulumat lidahnya. aku sudah tidak peduli lagi wati itu istri sahabatku, keinginanku sudah naik, begitu juga wati, sudah tidak ingat lagi ia seorang istri orang.


wati melepas ciuman kami, dibukanya bajuku, celanaku, dan cd ku. kini aku duluan yang telanjang. wati mengelus kontolku, diperhatikannya baik baik setiap detail batang yang akan masuk ke lubang rahimnya. sesekali wati mengecupnya, lalu melahapnya. ini pertama kali wati mengoralku, nikmat sekali, bisa dibandingkan dengan servis ranti yang memang seorang profesional. wati mengangguk-angguk menikmati kontolku dimulutnya, beberapa kali ia berhasil memasukkan semua kontolku ke mulutnya, lalu lidahnya menari mengitari sekeliling batangku.


"ohhh.. nikmatnya… wati...oh…" erangku

"enak mana sama mbak nur…"

"kamu tau ya"

"tau lah, aku sering ngintip" jawab wati sambil mengulum kembali

"kamu nakal ya"

"mas yang nakal, mosok mbak nur dipake, aku enggak"

"ahh.. kan kamu isti rudi ti"

"biarin, sekarang aja lagi ngulum kontol mas ni"

"nakal kamu ya"

"kita sama sama nakal mas, tapi aku mau, aku suka"


wati menyudahi oralnya, dilepasnya cd nya, hingga wati juga telanjang bulat diatas tubuhku. wati merayap naik, direbahkannya badannya diatas tubuhku, tangannya tak lepas dari kontolku, dan tetap mengelusnya pelan. kupeluk tubuh telanjang wati, hangat, dan lebih berisi dibanding nur.


"aku suka mas, aku rela mas pake kapanpun"

"sebentar lagi aku mau nikah ti"

"sama mbak risa ya"

"iya"

"mbak risa cantik, masih gadis, pns pula, aku tak mungkin bisa saingi"

"jangan merendah, nanti juga ada yang tulus sama kamu, atau mau nunggu rudi keluar juga bisa"

"aku gak akan tahan mas, aku butuh dipuaskan"


wati bangkit, duduk tepat diatas kontolku, diangkatnya pantatnya, dan diarahkan ujung kontolku ke lubang vaginanya. digeseknya agar basah terkena pelumas wati yang telah membanjiri ladang kenikmatan.


"kamu yakin ti?" tanyaku

"iya mas, tolong aku"

"lakukanlah, malam ini saja"


wati menurunkan pantatnya, kontolku perlahan masuk ke lubang senggama wati, terasa sempit dan menggigit. wati menahan desahan keenakan dan sedikit sakit. perlahan namun pasti kontolku masuk, hingga akhirnya terbenam dan terhimpit daging enak.


"ahhh… ssss… " desah wati ketika pangkal paha kami bertemu

"enak ti, hangat"

"iya.. mas…. sss….enak…. ahhh" desah lanjutan wati, ia mulai mengocok kontolku dengan kelaminnya, terlihat keluar masuk, wati berpegangan sandaran sofa dan dadaku, sedang aku sibuk menikmati goyangan wati dan meremas susunya.


"ah.. mas… sssss… ah…."

"nikmati saja ti, lakukan yang kamu suka, puaskanlah"

"iiya… mas… sss…ah… mas…. ennn..nak…"


desah wati memenuhi rumah, semoga aldi tidak terbangun.


cukup lama wati menari diatas kelaminku, ia kehabisan tenaga, ambruk diatas tubuhku, nafasnya tersengal, aku yakin ia belum mencapai klimaksnya. aku balik badan wati, kini ia terlentang sambil ngangkang dihadapanku, vaginanya terlihat mengkilat karena basah pelumas, rambut kemaluannya sedikit lebat, dengan area yang cukup luas. kuarahkan kembali kontolku ke vagina wati, sekali hujam masuk semuanya.


"ah… " wati terkaget, kontolku masuk kembali ke vaginanya

"aku genjot kamu ya"

"genjot mas… aku mau digenjot… mas…" jerit wati


kumulai genjot vaginanya, wati mai meracau lagi, matanya tertutup menikmati setiap gesekan kelamin kami. kadang wati mendesah sambil memanggil rudi, kadang memanggilku, ia sudah lupa kontol siapa yang sedang memasuki kewanitannya. wati mendesah sejadinya, diremasnya sendiri dadanya, kepalanya bergelang-geleng menikmati rasa ini.


"memekmu enak ti"

"makanya pake aku… mas….ssss..ahhh"

"iya ti, ini aku pake memekmu"

"pake terus mas.. aku mau jadi perekmu"


cukup lama aku gagahi wati, namun ia belum juga orgasme, namun ia sangat menikmati.


"kamu belum keluar ti?"

"aku gaj bisa orgasmeee masssss,... tapi bisa enakkk"


rupanya begitu, wati mirip seperti ranti, bisa menikmati persetubuhan, namun tidak bisa orgasme. tapi sepertinya wati lebih sensitif, lebih liar. sekarang malah aku yang hampir mencapai puncak. memek wati betul-betul nikmat, untuk ukuran sudah beranak satu.


kulepas kontolku, kuhentikan sodokanku, wati sedikit kecewa. aku balik badan wati, ia tau apa mauku. ditunggingkannya pantatnya, diarahkannya ke kontolku yang tak kalah mengkilat dari memeknya. kupegang pantat wati, kuarahkan kontolku ke lubang vaginanya, kembali aku masukkan dan aku sodok-sodok lagi.


wati kembali mendesah, peluh kami berkucuran, membuat basah area sekitar kami. kuperhatikan lubang anus wati, sedikit aneh. apa wati penganut anal? batinku.


"kamu bisa anal ti"

"bisa mas.. mas mauuu?, masukin aja mas…" jawab wati sambil mendesah.


aku simpan saja anal wati untuk nanti, aku masih keenakan dengan vaginanya, kusodok sekencang mungkin, susu wati sampai menampar dadanya sendiri, wati mengerang keras, desahannya membuatku sedikit kawatir. hingga aku mencaoai batasku.


"aku mau keluar ti…"

"didalam mas….."

"kamu yakin?"

"aku kb mas…."


tanpa izin lagi, kutumpahkan pejuhku kerahim wati, tak terlalu banyak, tapi bisa untuk membuat wati tersenyum.


wati kecapean, ia ambruk kesofa, posisinya miring. akupun menjatuhkan diriku di samping wati, menghadap punggung wati, kupeluk tubuh tenajang nya, wati berbalik menghadapku, kukecup keningnya, kuucapkan terimakasih, tubuh dan vaginanya enak. watipun berterimakasih, ia terpuaskan setelah tadi siang belum tuntas sama rudi.


kupeluk wati, wati pun memelukku. wajahnya sumringah. aku senang ia senang, apalagi senangnya aku bikin senang dengan bersenang senang.

cukup lama kami berpelukan, hingga udara dingin mengeringkan keringat kami. wati mengambil tisu, ngelap maniku yang mulai mengalir keluar, kemudian kembali kedalam dekapanku.

dan…


"mama kok gak pake baju, om juga" aldi membangunkan kami


aku terkaget, menutupi kemaluanku, namun anehnya wati biasa saja, ia hanya menutupi vaginanya, dan bersikap biasa aja.


"aldi kok bangun nak" tanya wati

"mau pipis ma"

"kan bisa ke wc sendiri"

"iya, cuma aldi lihat mama sama om kok gak pake baju, kayak mama sama papa saja"

"iya, tadi om habis bantu mama, biar gak basah bajunya makanya dicopot"

"oh, seperti papa bantu mama ya"

"iya"

"ya sudah, aldi pipis dulu ya ma"

"iya" jawab wati, aldipun berlalu


"ti?" tanyaku bingung

"gak papa mas, aldi sering pergoki aku lagi dipake mas rudi, jadi biasa aja aku nya"

"aduh" aku tak habis pikir


aku lalu mencuci kontolku di kamar mandi dalam kamarku, memakai baju dan berbaring.


"masss.." panggil wati

"iya"

"aku tidur sama aldi ya, mas gak papa kan"

"iya, gak papa"


lalu wati menghampiriku, menurunkan celanaku, langsung mengulum kontolku, sepuluh menit aku dimanjakan servis mulutnya. nikmat sekali.


"makasih ya mas, aku puas"

"sama sama, aku juga puas"


lalu wati berlalu, dan akupun tertidur.
Mantap nih episode kali ini 😁
Apalagi kalo Aldi mergokinya pas ibunya digenjot
Ato pas nyusuin 😆

Lanjut eksplore Wati hu 👍🏼
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd