Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Karena Hasrat Harus Dibayar Tuntas

Status
Please reply by conversation.
Udah bos cepetan Di update sdh banyak yg nungguin nih hehehehhehe
 
Mantab ceritanya hu, nubie nyumbang vote, nomor 3 sampe si wira dapet semua ilmu pras entah gimana caranya, begitu dapet wira berubah pikiran trus no 1 deh. Untuk menunjukan ratri hanya jadi gundik wira seorang...
 
Kasih wira kekuatan atau ilmu... Biar bisa ngelindung dari jahat nya pras... Biar wira bisa balas dendam sama pras.. Dan Biar ratri jadi budak wira seorang om.... Ayo lanjut om
 
Sambungan...

Part 9 : Laskar Teratai Hitam.


Akhirnya dua tokoh kita telah sampai di kediaman Kakek Nogoireng. Akankah Wira diijinkan mempelajari ilmu silat Trah Suromenggolo? Lalu bagaimana dengan Ratri, yang nampaknya telah menemukan tuan barunya, Pras? Akankah Pras sukses menjadikan Ratri sebagai budak seksnya? Biarlah waktu yang menjawabnya.

Sebaliknya, mari kita tengok tokoh kita yang lain yang sudah sempat kita bahas. Sesosok wanita cantik namun perkasa, gila seks namun sangat mengerikan perangainya. Ya, Asmiatun Fauziah.

Jikalau ada sosok wanita dengan dua sisi yang saling berseberangan, kuat di luar namun lemah di dalam, maka Asmi adalah jawabannya.

Secara fisik dirinya sangat sempurna. Wajah agak tirus, hidung mancung mengacung, mata bundar sempurna dan senyum langka yang menggoda. Rambutnya panjang berwarna hitam legam mampu merontokan iman para lelaki yang melihatnya. Andaikan artis, wajahnya sangat mirip dengan Devi Permatasari.

Posturnya juga luar biasa. Pinggul besar, memek tembem, tetek biadab dan puting bundar bagai apel. Semua serba istimewa. Begitupula gairahnya.

“Uhmmm……uhmmm……sedot terussss….uhm….”

“Enak bu guru…..?”

“Enaaaaaaakkkk pakkk……”

“Kamu sama kaya Ratri. Kalian bener-bener lonte enak…..ahhhh…..sekarang berdiri bu, aku mau ngentot gaya asu kawin….”

“Jangan….pak…..sedot duluuuuu..achh….ach……memek saya….masihh pingin dijilat…..”

“Kamu itu ya, cepet berdiri dasar lonte murahan. Ngentot aja nawar!” Pak Badrun sang kepala sekolah langsung menjambak rambut Bu Asmi. Bu Asmi tak punya pilihan lain. Iapun berdiri. Tubuhnya sudah bugil gil, susunya gondal-gandul seperti buah pepaya yang batangnya digoyang. Demikianlah Asmiatun yang dientot dari belakang oleh Mbah Badrun, lelaki mesum tua bangka yang hobi ngentot guru-guru wanita, termasuk murid-muridnya yang masih bau kencur.

“Asuuu….enak….ahh…….memekmu….”

“Iyaaaa pak…..ah….lebih kerassss pak…..”

“Ini….sodokan mautttt Badrun”

Clop…clop…clop….clop

Suara perkelaminan memenuhi ruangan kepala sekolah sore itu. Sodokan kontol Badrun yang penuh kerut beradu dengan memek Asmi.

“Ah…yes……memek…..memiaw…..enak tenan lonte pak camat ini……”

“Ah….please pak, lebih keras….lebih kuat ….”

“Iyaaaa…ini kuat…..sodokan ki Badrun Bahtiar……ahhh enakkk to…..”

“Ah….iya…tapi lebih dalam pak….”

“Ini syudaahhhh……da….laaammmmm…..ah hasyuuuuuu…..aku keluar.”

Badrun tergeletak tak berdaya. Pegawai negeri yang diberbantukan di SMP Karya PPK itu keser-keser di lantai. Pejuhnya netes di kontolnya.

“Ah….Asmi…..legoooo…”

“Iyaaaa pak……”

Lalu Asmi terlentang. “Ayo pak sodok lagi pak….”

“Bentar ya, nduk…..Bapak dah ga kuat…”

“Ayolah pak, jilat aja deh……”

“Beneran, bapak dah koit. Bapak panggil anak bapak ya, si Naim buat ngentot kamu….”

Tak diduga Asmi langsung berdiri. Matanya nyalang, giginya gemeretak. Tubuh bugilnya mengeluarkan aura aneh, aura mengerikan. Aura seorang Laskar Teratai Hitam (LTH).

“Bajinguk! Tua bangka mesum ga tau diri!” Asmi memaki sambil menendang kontol Badrun. Yang ditendang langsung meringis kaing-kaing.

“Kamu pikir setiap perempuan itu mainan. Perempuan itu memang punya nafsu, pengen dientot, pengen ditumpaki. Tapi kalau kamu cuma anggap perempuan sebagai barang, berarti kamu itu bangsat.”

Asmi meraih cemeti Madura yang dipajang di dinding sebagai hiasan. Ia pecutkan ke tubuh bugil Pak Badur.

Ctaarrrr…..

“Aduh….ampun sayang…ampun”

“Anjing! Masih berani panggil sayang? Kontol kerutan aja berani ngajak ngentot. Rasain nih!”

Pecutan Asmi mendera tubuh Pak Badrun yang sudah tak berdaya.

Ctar……Ctar……Ctar……Ctar……Ctarrrrrrrrr

“Arggg….ampunnn”

Sambil memecut, ia tendang badan pria bangkotan itu. Tubuh Pak Badrun berguling kesana kemari. Ia coba lindungi mukanya dengan kedua tangannya yang sudah berlumuran darah. Persis seperti maling mangga yang dimassa masyarakat.

“Ampunnn”

“Ini hukuman karena kamu bisanya cuma merendahkan perempuan, tanpa bisa memberi kepuasan. Bangsat, udah bau tanah masih aja ngajak goyang. Itu mulut memang harus dirobek ya?”

Kali ini ia mengambil silet. Ia dekati Pak Badrun yang telanjang tak berdaya. Ia jambak rambut orang tua yang penuh uban itu, dan dengan dua gerakan kilat.

Sletttt………….Slettttt

Ia sobek mulut Badrun. Ujung bibirnya bertambah panjang sekitar delapan senti. Darah muncrat, mengotori dinding dan lantai. “Amfunnn….peyihhhh…..ahhhhh…amyunnnnnn gustiiii asmi…”

“Penjilat! Mana keberanianmu yang kemaren itu, ketika kamu ikut orang-orang ngentot Ratri? Mana nyalimu ketika kamu ikut orang-orang nyanggong penjara buat bunuh Hardjono yang kamu tuduh PKI itu? Mana? Kamu hobi nuduh orang PKI karena pingin ngentotin istri sama anaknya kan? Jawab bangsat!” kali ini, Asmi sudah menjelma. Bukan lagi manusia. Bukan lagi perempuan. Tapi Dewi Angkara Jagad, dewi kepercayaan orang-orang Suromenggolo yang diutus Gusti Purbo untuk membinasakan orang-orang jahat. Cemeti di tangan kanan dan silet di tangan kira.

Cuih!

Asmi meludah.

Ia kemudian mencekik Badrun. Muka pegawai negeri malang itu makin pucat.

“Kamu tahu gak? Yang kamu bunuh itu bukan orang PKI!”

Lalu ia dekatkan mulutnya ke telinga Badrun.

“Aku yang PKI. Dari kesatuan Teratai Hitam.”

Demi mendengar kalimat itu, Badrun makin kejer. Seluruh tubuhnya bergetar. Matanya melotot hampir keluar.

Sejurus kemudian, Asmi banting tubuh lelaki malang itu.

Jebummmm…

Ia dekati, lalu ia gorok lehernya.

Crotttt!!!!

“Mampus, kau bandot tua!”

Untuk gerakan pamungkas, ia injak kontol pria dua orang anak dan enam orang cucu itu. Ctokkkk!!! Pecahlah kedua pelernya. Matanya melotot menggambarkan kesakitan yang luar binasa. Setelah kejet-kejet, maka tewaslah Badrun, kepala sekolah yang hobi menggauli walimurid dan siswi-siswi Satrio Buddhi. Dalam tiga puluh enam tahun pengabdiannya sebagai guru, tidak ada satupun prestasi yang bisa dibanggakan selain berhasil menghamili belasan wanita Suromenggalan untuk kemudian dikirim menjadi pelacur ke Surabaya.

Asmi memakai bajunya. Ia kemudian mendekati sebuah telepon yang ada di atas meja. Ia raih gagangnya, lalu memutar nomor dan berbicara.

“Hallo, Surti….?”

“Saya, bu…”

“Siapa saja di sana?”

“Saya, Wati dan Rahmi”

“Cepat kesini, jangan lupa bawa pel. Kalian lembur malam ini.”

“Siap, Ketua!”

Sebenarnya, selain PPK dan Satrio Buddhi, ada satu kelompok lain yang eksis. Bahkan kelompok ini yang sedang menyusun kekuatan secara diam-diam. Kelompok itu adalah Laskar Teratai Hitam atau LTH dengan Asmi sebagai salah satu ketuanya. Tidak banyak yang tahu mengenai hal itu, karena selama ini mereka mengira LTH adalah barisan wanita pemuas nafsu para petinggi PPK.

Sudah menjadi rahasia umum, banyak wanita yang bernafsu menjadi calon pemimpin mengambil jalan pintas, yakni menjadi pelacur para pejabat. Lainnya, melamar menjadi anggota LTH. Tetapi sejak awal, tidak semua orang dengan mudah menjadi anggota LTH.

Apalagi kini, LTH nampaknya sedang menyusun kekuatan secara bawah tanah. Asmi, sebagai ketua LTH, melihat ada peluang bagi LTH sepeninggalan Satrio Buddhi yang hancur setelah kematian para petingginya. Dengan hancurnya Satrio Buddhi, maka hanya PPK yang menjadi halangan.

Sejarah LTH sendiri juga penuh liku. Awalnya ia bernama Bajingan alias Barisan Jugun-Ianfu Suromenggalan. Anggotanya terdiri dari kaum wanita terhormat yang sudah diinjak-injak harga dirinya oleh bangsa Jepang.

Semua bermula dari digrebeknya sebuah tangsi tentara yang ternyata berisi para wanita. Mereka semua wanita terhormat. Awalnya. Ada yang berasal dari berbagai latar belakang dan profesi yang beragam. Ada yang sebagai guru, pedagang, dokter, suster, hingga anak bangsawan.

Setelah tangsi itu digrebek oleh Lurah Durno dan para pejuang Suromenggalan, mereka kemudian membebaskan para tawanan. Para jugun-ianfu.

“Bangun dan berhenti menangis!”

“Tapi kami bisa apa, Lurah….semua yang kami miliki, sudah dirampas.”

“Cepat bangun!”

“Lurah….!”

“Kalian memang pelacur, tapi bukan berarti kalian orang lemah! Jadilah kuat! Bela diri kalian sendiri.”

“Kami hanya wanita lemah, Lurah!”

“Anjingpun akan menggigit ketika diinjak. Sekarang kalian kunamai Barisan Jugun-Ianfu Suromenggalan. Angkatlah senjata dan lawanlah Dai Nippon.”

Sejak itu, para pelacur Suromenggalan dan sekitarnya bangkit melawan. Awalnya hanya sedikit tetapi lama kelamaan jumlah mereka menjadi besar. Pemimpin mereka bernama Nyai Empal.

Setelah Jepang angkat kaki dan masa kemerdekaan tiba, Bajingan tetap eksis.

“Nyi Empal, apa sikap kita.”

“Seperti yang sudah kukatakan. Pertama, kita akan mengubah nama kesatuan kita menjadi Laskar Teratai Hitam. BK akan mengirim beberapa pelatih dari APN (Angkatan Perang Nasional) untuk melatih kita berperang. Kedua, kita akan berkoalisi dengan PKI.”

“Tetapi, kenapa PKI, Nyai?”

“Karena hanya PKI yang menolak keras poligami dan pelacuran.”

Dan sejak Nyai Empal menjadi ketua, LTH menjadi sayap pendukung PKI. Dalam setiap kampanye, LTH tampak sebagai pendukung yang paling diandalkan.

Indonesia 1965, Jakarta gempar. PKI dikabarkan gagal kudeta. Pentolannya ditangkap, pendukungnya dibunuh di tempat. Kesatuan sayapnya juga diincar.

Setelah itu, pembunuhan dan pemerkosaan masih terjadi dimana-mana. Awalnya di Jakarta, lalu merembet ke seluruh Jawa. Bahkan hingga bertahun-tahun sesudahnya.

Petaka itu akhirnya sampai di Suromenggalan. Banyak orang yang mati karena memiliki istri yang cantik. Atau pernah ikut kegiatan PKI. Nyai Empal tidak tinggal diam. Di suatu malam yang dingin di bulan Januari, ia menembus hutan menemui dua petinggi Satrio Buddhi.

“LTH akan berontak!”

“Jangan, jangan lakukan, Nyai!” ucap Nogoireng. Dia adalah petinggi Satrio Buddhi yang sebenarnya tidak terlalu suka dengan PKI.

“Jangan gegabah Nyai, kalian bisa celaka.” Lurah Durno menambahkan.

“Aku bukan minta ijin, tetapi memberi tahu. Dengan atau tanpa bantuan trah Suromenggolo, kami akan berontak, kami akan bunuh APN dan para pendukung Jenderal Artawan sebelum mereka membunuh kami.

Besok pagi sebelum orang-orang bangun untuk membakar sesaji, Nyai Empal dan empat puluh anggota senior LTH telah bersiap. Sasaran pertama mereka adalah rumah Kapten Sarwoko. Mereka menyerbu rumah itu, membunuh semua orang yang ada disana dengan pedang dan celurit. Sejurus kemudian, mereka menyerbu kantor PPK di desa sebelah. Delapan belas anggota PPK tewas. Puncaknya, ketika siang hari mereka menyerang padepokan Matahari Kembar Suci (MKS). Bahkan Abah Ghofur, ketua MKS tewas dengan leher terpenggal. Sorenya mereka melarikan diri ke lereng gunung Lawu.

Dua batalyon APN diturunkan ke Suromenggolo dan desa-desa sekitar. Seminggu mencari, mereka tak bisa menemukan Nyai Empal dan gerombolannya. Hingga akhirnya pada suatu Minggu yang cerah, di lapangan Desa Suromenggalan, Nyai Empal tertangkap. Tangannya dan semua pengikutnya diikat berangkai. Banyak orang terkejut, Nyai Empal, seorang janda APN laut yang menjadi Jugu Ianfu Jepang, terkenal sangat sakti. Lebih mengejutkan lagi, yang menangkap juga adalah orang-orang LTH pimpinan Nyai Siti Zuhro.

“Saudara-saudara, syetan wanita tengil yang meneror kampung kita sudah berhasil ditangkap oleh LTH. Nyai Empal, yang telah membunuh saudara-saudara kita telah berhasil kami ringkus.”

“Ini juga adalah pemberitahuan, bahwa LTH tidak terlibat Gestok dan LTH tunduk penuh pada Presiden Artawan serta PPK.”

“Hari ini kita akan menjadi saksi, bahwa orang yang melawan PPK dan Presiden Artawan harus mati!”

Lalu, dengan gerakan cepat, ia tikam Nyai Empal tepat di jantungnya, membuat ketua LTH itu tak sempat merasakan sakit.

Seperti sebuah isyarat, para anggota LTH melakukan hal yang sama pada pengikut Nyai Empal. Semua tewas dengan cepat.

“Hidup LTH! Hidup PPK! Panjang umur Presiden Artawan!” Siti menjerit, lalu diikuti semua anggota LTH yang lain.

Para petinggi PPK yang melihat hal itu langsung mengangkat LTH menjadi anggota istimewa PPK dan dilindungi sepenuhnya. Sejak saat itu, LTH menjadi bagian dari PPK.

Dua minggu sebelumnya…

“Zuhro….”

“Saya, Nyai….”

“Besok, kamu tikam aku tepat di jantung ya. Jangan meleset…”

“Tapi Nyai….” Zuhro menangis tersedu-sedu. Anggota paling menonjol LTH itu seakan tak kuasa menjalankan tugas yang akan ia emban.

“Sudah jangan menangis. Jadi wanita itu harus kuat, tegar dan tunduk pada suami. Sangat susah tunduk pada satu pria, tetapi jika kita diberi kesempatan mendapat pria yang tepat, berikan semua kesetiaan kita padanya. Jika tidak, maka jangan segan melawan. Ingat, semua kehidupan berasal dari wanita.”

Bukan tanpa pertimbangan Nyai Empal memberontak. Ia memberontak dengan tujuan membunuh para petinggi PPK yang terkenal kejam dan beringas. Setelah itu, ia menyuruh anggota LTH lainnya untuk menangkapnya, dengan tujuan agar LTH yang lain tetap hidup. Bahkan hidup dalam perlindungan.

“Mati kau, antek PKI!”

Bibir Zuhro memaki, tapi hatinya menangis. Tak kuasa ia harus membunuh ketuanya sendiri. Siang itu, alun-alun Suromenggalan jadi tempat jagal.

Sesudah itu, Zuhro memimpin LTH, tak lama, hanya lima tahun. Ia mati karena penyakit ngenes, merasa sudah berdosa membunuh seniornya sendiri. LTH pun jatuh ke tangan Fidayah, seorang anak pedagang Yaman. Ia dan adiknya, Asmi, memimpin LTH dengan penuh wibawa dan kecerdikan.

“Kau membunuh orang lagi?”

“Iya…” Asmi datang dan langsung duduk. Tangannya kemudian sibuk mencomot nogosari dan kemudian memakannya.

“Jangan terus-menerus, nanti aparat curiga.”

“Tidak, aku sudah bakar mayatnya jadi abu.”

“Lalu kau akan buat skenario orang-orang Satrio Buddhi yang melakukannya?”

“Ya kalau ada yang mengusut. Ini nogosari darimana mbak?”

“Tetangga baru.”

“Laki-laki.”

“Iya, masih jejaka.”

“Mana ada jejaka jaman sekarang, anak SD aja sudah hobi ngentot.”

“Kan kamu gurunya..hahahaa”

“Ah……mbak Fida….”

“Ngomong-ngomong siapa yang kamu bunuh hari ini?”

“Badrun….”

“Oh, bajingan itu. Ohya, kamu sudah dengar belum?”

“Apa mbak?”

“Ratri masih hidup?”

“Hah?”

Ada desiran di dada Asmi. Ratri, wanita malang yang tidak mampu menjaga dirinya sendiri. Ratri, tempat membuang peju warga desa dan bahkan murid-muridnya. Ia heran ada wanita selemah itu di dunia.

Mendengar temannya masih hidup, ada sukacita di relung hatinya. Iapun segera pergi lagi.

“Kemana”

“Biasa…”

“Jangan malam-malam”

“Baik mbak….”

Akankah Asmi bertemu Ratri kembali?
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd