Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Karena Hasrat Harus Dibayar Tuntas

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Saran gan, baiknya penulis punya alur sendiri tidak mengikuti voting pembaca, agar ada kejutan" di alur ceritanya dan cerita itu sendiri
 
Sambungan...

Part 4.2: Oh Ibu: Mandi Bersama Ibu


Hidup adalah perjuangan, perjuangan untuk mempertahankan martabat dan mendapatkan kemuliaan. Para manusia bangsat itu sudah menghancurkan martabat keluargaku. Sebagai lanang Suromenggolo terakhir, aku tidak punya pilihan lain selain membalas semua kebiadaban yang sudah mereka lakukan.

“Tapi aku masih kecil, ibu. Apa aku mampu?”

“Kau pasti bisa nak, kau harus bisa. Kaulah Suromenggolo terakhir. Ingat, trah Suromenggolo adalah trah yang hebat, keturunan langsung Gusti Purbo.”

“Tapi ibu……, bahkan menjagamu saja aku tidak mampu…..”, tak terasa air mataku menetes, membanjiri kausku yang kotor penuh lumpur dan darah yang mengering.

“Anakku…..”Ibuku datang memelukku. Dia masih telanjang bulat. Payudaranya menempel di hidungku. Ibuku tidak terlalu tinggi, hanya 155 cm. Kulitnya putih, tapi tidak seputih Bibi Chen. Payudaranya juga indah, walau tidak sebesar bu Asmi, yang kata orang masih memiliki darah Timur Tengah.

“Kau harus bisa nak. Ibu akan membantumu”. Kali ini ibu memelukku lebih kencang. Mukaku tenmggelam dalam dua bukit kembarnya.

“Kita akan menuju ke perkampungan Dorosewu, di kaki gunung Lawu. Dulu Desa kita dan Dorosewu masuk dalam wilayah negari Suromenggalan, sebelum jatuh ke tangan Belanda.”

Aku paham. Ternyata ibu ingin menemui Pakdhe Haryo Nogoireng. Kata orang Pakdhe Haryo Nogoireng sangat sakti. Umurnya sudah lebih dari seratus tahun. Beliau adalah salah satu pendiri Perguruan Satrio Buddhi. Selain itu, kata orang dia diduga adalah gembong PKI.

“Bunuh semuanya, bakar. Ambil hartanya. Mereka semua komunis, mereka harus mati. Bunuh. Basmi komunis! Basmi PKI! Basmi musuh PPK!”

“Bagaimana dengan para wanitanya, komandan?”

“Yang jelek bunuh saja. Yang cantik kumpulkan nanti kita bagi-bagi. Kalo sudah bosan, nanti bisa kita jual ke Surabaya!”

“Siap komandan!”

Dorosewu bergejolak. Indonesia pertengahan 60an benar-benar mengerikan. Banyak orang kehilangan nyawa hanya karena memiliki istri yang cantik. Atau menolak mengutuk BK dan mengucapkan sumpah setia pada Jenderal Artawan, yang akhirnya menjadi Presiden menggantikan BK.

Dorrrr…..Dorrrr…..Dorrrr.

Angkatan Muda PKK mengamuk. Para siswa perguruan Satrio Buddhi gugur dengan gagah. Banyak yang mati terkena peluru, ada juga yang ditebas dengan celurit. Sang komandan operasi, seorang pria bercodet dengan mata besar bagai matahari tertawa. Ini akan mudah, pikirnya.

Tetapi dari sebuah bilik, keluar kakek tua dengan jenggot putih nan panjang. Dia bertelanjang dada. Di tangan kanannya ada sebilah katana jepang berukirkan aksara kanji, “Dengan kekuatan Dewa, angkara murka akan musnah”. Ya, dialah Kakek Nogoireng.

“Membunuh orang yang tidak berdaya. Menyerang di kala musuh lengah. Pengecut kalian semua!”

“Hei, pengabdi setan. Keluar juga rupanya kau. Cepat serahkan dirimu, atau semua warga Dorosewu akan aku bunuh”

“Kau culas, bengis, rakyat sendiri kau perlakukan seperti hewan. Abdi negara macam apa kau ini.”

“Dasar penyembah setan, komunis bangsat, antek BK laknat. Jangan banyak omong kau….”

“Hanya karena aku tidak mau mengikuti caramu menyembah Yang Maha Esa, bukan berarti aku menyembah setan. Hanya karena aku tidak sudi tunduk Pada Jenderal Artawan, bukan berarti aku komunis. Sedang kau, percuma kau berteriak membela Tuhan sedang perbuatanmu lebih rendah dari hewan.”

“Kakek tua jelek, pecandu Leninisme sialan. Anak-anak, serbu!!!”

Kakek Nogoireng dikeroyok ratusan pasukan gabungan Angkatan Muda PPK dan para bromocorah bayaran kaki tangan Jenderal Artawan. Ada yang membawa kelewang, belati, golok dan balok. Ada pula beberapa yang membawa senapan.

Tapi kakek Nogoireng menunjukkan kesaktiannya. Kulitnya keras, tak mempan ditembak. Bahkan golok dan pedang mereka bagai tidak ada artinya. Lalu Kakek Nogoireng mulai menyerang. Kali ini dengan jurus Rajawali membasmi Iblis. Delapan begundal roboh di tempat. Lima diantaranya tersabet di bagian perut.

Lalu kakek menggunakan jurus Pangeran Purbo membelah Semeru. Ini jurus yang mengerikan. Kakek bergerak tanpa terlihat gerakannya sangat cepat. Kekuatan yang diimbangi dengan kecepatan membuatnya sangat cekatan. Hanya dalam waktu lima menit, tiga puluh orang mati dengan leher tersayat.

“Dasar tidak berguna, tembak dia!!!!”

Mereka semua memuntahkan timah panas. Tapi itu hanya sia-sia. Gerakan kakek terlalu cepat. Lalu ia mengeluarkan jurus andalannya, jurus Musang Ekor Sembilan Mencipta Prahara. Jurus yang kabarnya di dunia hanya dikuasai oleh tiga orang saja itu sangat mengerikan. Kakek seolah membelah diri, berganda menjadi sembilan. Lalu kakek dan bayangannya menyerbu para penjahat itu. Semuanya mati. Ratusan orang.

“Ampuuuun gusti…….ampun…..saya salah, saya khilaf.”

“Pengecut! Kau menyuruh pasukanmu berperang, tapi kau sendiri menyerah. Mati tujuh kalipun, kau tidak layak. Rasakan tebasan katanaku ini!

“Ampun Mbah….ampun…..saya juga seorang Satrio Buddhi mbah. Saya dipaksa masuk PPK. Ampun mbah…..saya tobat. Kalau mbah mengijinkan saya pergi, saya akan bertobat dan berjanji tidak akan menginjakkan kaki di Dorosewu lagi. Ampun mbah.

“Baiklah, kupegang janjimu! Pergi dari sini, dasar serigala berbulu domba!”

“Matur sembah nuwun, Gusti…..”



“Itulah salah satu dari sedikit cerita mengenai kehebatan Kakek Nogoireng.”

“Hebat sekali ya bu. Lalu apakah Kakek Nogoireng masih saudara dengan kita?” tanyaku sambil menggosok-gosok buah pelirku.

“Ya begitulah. Kakek Nogoireng adalah paman dari Kakek Durno, kakekmu. Jadi, panggil saja dia kakek.” Ibu menjawab sambil mengambil air dengan tangganya, lalu menggunakannya untuk membasuh mukanya. Dia masih bertelanjang bulat. Setelah mukanya segar, ia menceburkan diri ke sungai. Sedang aku sudah terlebih dulu berendam di sungai kecil itu sejak setengah jam yang lalu.

Siang ini mentari tidak terlalu jahat. Udara juga sejuk. Sedang rasanya, air sungai ini sangat hangat. Mungkin itulah kenapa orang menyebutnya Kalianget. Konon, di sungai ini, Gustri Purbo bertapa selama ratusan tahun sebelum membentuk tanah Jawa.

Ibu berenang ketengah. Menghampiriku. Air sungai ini tidak dalam, hanya seleherku. Atau sedada ibu. Ibu menyuruhku berbalik. Lalu dengan lembut menggosok punggungku dengan batu kali.

“Nanti gantian ya….”

“Iya bu…..”

Dengan perlahan ibu menggosok punggungku. Nikmat. Lalu ibu juga memijit leherku.

“Enak kan pijatan ibu?”

“Enak sekali bu.”

“Abdul sangat tergila-gila dengan pijatan ibu. Sebelum ngentot, aku selalu memijatnya.”

“Ehem….”

“Kenapa nak?”

“Ibu jorok”

“Biarlah. Kau harus dewasa. Dunia yang kau hadapi penuh kemunafikan. Kau harus belajar.”

“Ibu….”

“Iya nak…”

“Kenapa ibu mau….ehm…..ehm…dientot Abdul”

“huft….ceritanya panjang. Intinya Abdul itu ular berbisa. Dia menceritakan kepada ibu mengenai kehidupan setelah mati yang indah jika ibu mau meninggalkan ajaran leluhur kita yang katanya sesat. Awalnya ibu menyukainya. Karena….ehmm….dia berani. Sedari jadi murid Ibu, dia sudah berani mencium leher ibu, meremas susu ibu dan mengkobel memek ibu.”

“Ibu tidak marah.”

“Tidak nak, ibu suka. Entotannya beda. Nanti ibu ajarkan padamu…aduhhhhh…………”

Lalu ibu menjerit. Kemudian dia seperti kesetanan. Dengan tergopoh-gopoh ia berenang ke pinggir kali, lalu mentas, naik ke daratan. Ia duduk di atas tumpukan daun yang tadi sudah aku siapkan lalu berkelonjotan.

“Ada apa ibu?”

“Sesuatu nak….sesuatu masuk ke lubang dobol ibu….”

“Sesuatu?”

“Mungkin serangga. Cepat, kemari.”

“Baik ibu, aku akan keringkan badan dan pakai baju lalu kesana….”

“Terlalu lama Wira, cepet. Sepertinya ini kumbang.”

“Baik ibu.”

Aku heran, kenapa bisa seekor kumbang masuk dan hinggap di lubang dubur ibu. Apa kumbang ini juga sudah mengetahui kelezatan lubang anus ibu dan ingin mencobanya?

“Sudah terlihat Wira?”

“Sudah ibu. Ternyata benar kumbang wangwung”

“Cepat ambil.” Perintah ibuku. Dia sedang menungging. Kedua tangganya sebagai tumpuang, bertumpu pada tanah. Dua susunya menggantung kencang, mirip susu ibu Asmi ketika dientot Bahrul di toilet sekolah.

“Ibu terlalu sempit”

“Baik….ibu akan melebarkan lubang ibu. Dan jangan pakai ranting….pakai tanganmu….”

“Tapi ibu….”

“Sudah, nanti kau cuci tangan. Anus ibu bersih kok….”

“Bukan begitu….tapi……nanti aku ……….”

Aku terdiam. Apa ibu tidak menyadarinya? Mengkobel anus ibu yang tersohor itu adalah impian setiap bocah.

“Hei Wira, kata bapakku anus ibumu enak ya?”

“Aku juga ga tau?”

“Belum coba?”

“Belum?”

“Bodoh, orang-orang sudah banyak yang coba loh?”

“Masak?”

“Ya ga semua, tapi banyak lah. Kalau sudah besar, aku pingin punya anus kaya ibumu, pasti Pak Thoriq bakal suka sama aku….”

“Loh, pak Thoriqkan sudah punya istri.”

“Pak Thoriq beda sama kita. Kalau kata Pak Thoriq, lelaki boleh punya lebih dari satu istri?”

“Hah, masak?”

“Iya, makanya ikut aku. Ngapain kamu masih pecaya ajaran leluhur kamu. Kata pak Thoriq itu ajaran sesat”

Begitulah percakapanku dengan Zumaroh, teman dekatku. Bahkan anak SD saja sudah tergila-gila pada ibuku.

“Wira, ayo cepat.”

Keringat dingin memenuhi wajah dan tubuhku. Apakah aku harus mengkobel lubang itu? Lubang yang sangat menggoda. Hitam diluar, merah di dalam. Aku binggung. Tiba-tiba kepalaku menjadi pening. Lalu…..


Bersambung.
 
Terakhir diubah:
Uhhh...dasar kumbang nakal tau aja tempat yang enak =))=))
 
wuuhhh!! bagus ceritanya hu
maap ga ikut ngevote,, soalnya apapun ceritanya ane ngikut aja dah
 
Heedeeewh ada ada saja kumbang bisa masuk dubur.. hahahaha... :Peace::Peace:
Btw mantaap hu, ditunggu lanjutannya :mantap::mantap:
 
Salam crot sampai kencot!

Langsung aja gan, survey berikutnya. Bagaimana skenario yg agan/aganwati inginkan?

1) Wira ngobel2 lubang anus ibunya yang sudah horny. Ratri memohon untuk dientot, dan Wira melakukannya dengan gaya kalem.

2) Mereka berdua ngentot brutal sepanjang hari.

3) Ketika ngobel, Wira semaput. Lalu ternyata ada beberapa anak gembala pencari rumput yg mergokin mereka. Akhirnya ibunya Wira diperkaus lagi.

Vote imajinasi anda di komeng.

Salam muncrat.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd