Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG KALA SENJA MENDEKAT

Status
Please reply by conversation.
Part 3

Setelah menyelesaikan pembayaran dikasir, kamipun segera beranjak keluar dari toko buku dan berjalan berdampingan menuju ke salah satu tempat makan legendaris di kota ini.
Setelah memposisikan pantat kami di tempat duduk seadanya yang diposisikan melingkari beberapa tampah bambu yang berisi sayuran, gorengan, daging, jerohan, dan berbagai macam makanan lainnya, kami pun segera memesan makanan yang kami inginkan.

"Pecel e kalih yu, sing setunggal ngangge ati unto, tempe bacem kaliyan ndog bacem. Setunggale ngangge dadar mawon"
(Pecelnya dua bu, yang satu pakai hati onta, tempe bacem sama telur bacem, satunya pakai telur dadar saja) ujarku kepada mbok mbok pecel setelah sebelumnya menanyakan pesanan mbak vina.

"Emang ada hati onta disini?" Tanya mbak vina mengangkat alis keheranan
"Ati unto itu maksutnya tempe gembus mbak" sahutku geli menjelaskan istilah makanan gaul tersebut ke mbak vina
"Oalah.." sahutnya ikut terkekeh geli

Beberapa saat kemudian makanan pesanan kami pun siap. Dan kami pun segera menikmati makanan legendaris kota ini, suap demi suap, tanpa ada yang memulai percakapan. Hanya saling menatap dalam diam seolah berusaha mencerna memori beberapa tahun kebelakang

Setelah mbak vina pergi, akupun ikut beranjak ke parkiran motor sekolah yang berada disamping gedung koperasi. Setelah menemukan kendaraanku, akupun segera memacunya dengan buru-buru menuju rumah. Seolah tidak sabar untuk membuka surat dari salah satu idola sekolah dengan lesung pipit yang menggemaskan.

Sepanjang perjalanan pikiranku berkelana kemana mana, awal bertemu dengan perempuan itu, awal mengaguminya - pastinya, siapa sih yang tidak kagum pada sosoknya, perempuan manis, cerdas, aktif di organisasi intra sekolah, paskibra sekolah yang sudah jadi rahasia umum merupakan gudangnya cowok ganteng dan cewek cantik dengan proporsi tubuh yang mempesona- sampai kejadian barusan di depan gedung perpustakaan, hingga tak terasa aku sudah sampai di depan gang menuju rumah.

Tiba tiba aku merasa agak malas langsung pulang ke rumah, karena tau bapak dan mamah ku pasti belum ada dirumah. Mereka biasanya menjelang maghrib baru pulang dari kantor. Akhirnya aku pun membelokkan kendaraanku pos ronda sebelah masjid komplek rumahku. Tempatku biasa menghabiskan waktu ketika suntuk dirumah, sekaligus tempat sembunyi kalau ingin menghisap candu batangan, karena kebetulan tempatnya agak tertutup, kalau dari samping, arah jalan, hanya terlihat pundak keatas, sehingga kalau misalnya ada orang yang kukenal lewat, bisa dengan mudah membuang racun itu.

Sesampainya disana aku tak sabar untuk segera membuka amplop dari mbak vina tadi, setelah sebelumnya memenuhi otakku dengan asap racun bernama rokok.

Segera setelah aaku mengambil amplop itu dari dalam tas, kusobek perlahan pinggir nya, dan mengambil secarik kertas dari dalam amplop itu betuliskan :

"Bukti Pembayaran BP3 atas nama Ervina Putri Nareswari"

suasana-simpang-lima-di-malam-hari.jpg

Setelah menghabiskan pesanan, dan melengkapinya dengan segelas teh hangat tawar gratis yang memang disediakan oleh warung, akupun berinisiatif mengajak mbak vina untuk berjalan menyusuri ikon ibukota propinsi ini, setelah sebelumnya membayar makanan yang kami pesan. Mbak vina sempat menolak untuk aku traktir. Namun dengab alasan aku baru saja dapat uang tambahan dari kakak kelasku, dan merayakan pertemuan kembali dengannya, akhirnya dia pun mau menerima.

Kami pun berjalan berdampingan sepanjang trotoar yang mengelilingi lapangan ditengah tengah simpang yang menghubungkan 5 jalan paling terkenal di kota ini. Jalan Pahlawan, Jalan Pandanaran, Jalan Ahmad Yani, Jalan Gajah Mada dan Jalan A. Dahlan. Di seberang simpang ini terlihat sebuah bangunan masjid megah yang dibangun tahun 1968. Nama sebenarnya adalah Masjid Baiturrahman. Namun lebih terkenal dengan sebutan Masjid Jami.

Keheningan dan kebisuan masih mengiringi perjalanan kami, sampai dengan beberapa langkah, ketika tiba tiba

"Tam"
"Mbak"
Secara bersamaan kami berusaha memulai peecakapan, yang akhirnya kami pun terkekeh geli sendiri. Akhirnya setelah itu percakapan pun mengalir.

Mbak Vina ternyata pindah ke Universitas yang sama denganku setelah Lolos SMPTN di tahun yang sama denganku, setelah sebelumnya menghabiskan 1 tahun kuliah di salah satu universitas Swasta di Ibukota Negara. Dia mengambil jurusan Administrasi Negara di Fakultas ISIP, yang lebih terkenal dengan sebutan Fakultas Orange, walau sering dipeletkan oleh anak jurusanku dengan kepanjangan Fakultas Istri SIPil, karena notabene banyak anak kampus bawah yang berpacaran dengan anak kampusku.

Mbak Vina di kota ini tinggal bersama saudaranya, adik dari ayahnya, karena kebetulan adik sepupunya juga kuliah di Universitas ini, Fakultas Ekonomi.

Akupun juga menceritakan tentang kegiatanku setelah lulus Sekolah Menengah, bagaimana aku terdampar di kota ini, keseharianku di kampus, sampai hal hal ga penting yang aku lakukan selama berada disini.

Hampir satu jam kami bercerita tentang kami masing masing, saling bernostalgia, cerita setelah kami tidak bertemu. Namun sama sekali tidak membahas kejadian mengenai pertemuan di depan gedung perpustakaan.

Aku melirik arlojiku dan menemukan angka 21.35 disana. Akupun teringat akan tujuan awalku kemari, dan berkata ke perempuan itu

"Mbak, nonton Inaugurasi sastra yuk di auditorium?" Ujarku mencoba mengajak mbak vina
"Oh iya, hari ini ya acaranya, emang siapa bintang tamunya?" Jawab mbak vina malah balik bertanya
"Castle band mbak" sahutku cepat menyebut band lokal yang akan tampil di acara tersebut
"Wah, aku suka tuh, inaugurasiku dulu juga ngundang mereka" tukasnya cepat masih belim menjawab ajakanku, namun dari senyumnya aku tahu bahwa dia pun berminat
"Jadi? Mau?" Tanyaku berbasa basi sekedar memastikan
"Iya, ayuk, jalan kesana atau gimana? Btw kamu naik apa emang ke sini?" Tanya nya kembali setelah mengiyakan ajakanku

"Aku bawa motor mbak, kuparkir di toko buku tadi"

"Kalo gitu ambil motormu dulu, udah jam segini, keburu tutup." Sahutnya cepat

"Oke. Ayo mbak" ajakku sambil berjalan menyebrangi lapangan simpang ini menuju toko buku di seberang.

Kebetulan jalan disekitar simpang ini agak ramai karena malam sabtu, pada sata menyebrang, reflek tanganku menggandeng tangan mbak vina, dan merasakan halus tangannya yang tiba tiba kurasakan dingin dan berkeringat. Saat aku menoleh aku melihat mukanya agak kaget dan memerah, namun dengan cepat menjadi biasa dan berjalan disamping mengikuti irama langkahku menyebrangi jalan.

Bersambung ke Bab III - Universal Language
 
mantap gan ....lanjutkan dengan semangat
 
Kok bukti pembayaran bp 3.. maksudnya gimana tu suhuu??
Ap tujuannya coba vina ngasih itu..
Hehe..

Mkasih updatenya suhuu
 
Kebetulan jalan disekitar simpang ini agak ramai karena malam sabtu, pada sata menyebrang, reflek tanganku menggandeng tangan mbak vina, dan merasakan halus tangannya yang tiba tiba kurasakan dingin dan berkeringat. Saat aku menoleh aku melihat mukanya agak kaget dan memerah, namun dengan cepat menjadi biasa dan berjalan disamping mengikuti irama langkahku menyebrangi jalan.


BAB III - Universal Language

venue1.jpg

Tak lama kami pun sampai di halaman parkir yang berada tepat disisi gerbang dalam uniberaitas. Berseberangan dengan lapangan basket Universitas tempatku biasa sparing basket dengan anak-anak kampus bawah apabila kebetulan ada pertandingan basket, baik resmi antar fakultas maupun pertandingan tidak resmi atas nama persahabatan, yang ujung ujungnya biasanya mrngakibatkan bentrokan antar fakultas.

Setelah memarkirkan kendaraanku tepat disamping bus rongsok berwarna biru milik Koperasi Mahasiswa Universitasku yang entah sejak kapan terparkir terbengkalai tepat dibawah pohon beringin sebelah kolam itu, kamipun segera melangkah menyebrangi taman kolam menuju Auditorium utama universitas tempat acara Inaugurasi diadakan.

Dari jauh sudah terdengar dentuman musik menggema bersahutan, riuh tenggelam dalam sorak sorai suara penonton. Disekitar halaman auditorium tampak beberapa pengunjung duduk di tangga. Ada yang tampak berkeringat sambil mengibaskan leher bajunya, ada beberapa pasang muda mudi yang bercengkrama, ada pula gerombolan beberapa mahasiswa yang duduk duduk merokok sambil melihat jam tangan nya, menunggu waktu pintu dibuka bebas tanpa tiket, yang biasanya dibuka beberapa jam sebelum acara berakhir.

Dari kejauhan, aku melihat sosok yang kukenal sedang berdiri di depan booth tiket. Dilehernya ada name tag tergantung. Akupun segera melangkah mendekatinya, sambil meneriakkan namanya.

"MAS ENGGAR" teriakku memanggil dia agak keras. Namin dia tidak menoleh, karena sepertinya suaraku kalah dengan keriuhan suara dari dalam auditorium.

"MAS ENGGAR, OEEEE" setelah agak mendekat aku kembali berteriak memanggil namanya.

Lelaki yang kupanggil itu tampak memicingkan matanya, berusaha mengenaliku ditengah temaram lampu depan auditorium

"Lho, Tama, ngapain lu? Jauh amat ampe sini? Nyasar? Atau berburu? Sama siapa itu" Balasnya dengan girang setelah mengenaliku, sambil melirik sosok mbak vina disebelahku yang entah kenapa, dibawah pancaran sinar lampu seadanya, justru menambah ke ayuan dan keanggunan wajahnya. Enggar ini adalah mahasiswa semester 6 kampus sastra yang aku kenal pada saat sparing basket fakultasku melawan fakultasnya.

"Iya mas, iseng aja. Suntuk diatas mulu, timpalku.
"Ini kenalin, temenku anak FISIP, Vina, mbak Vina, ini mas Enggar." Lanjutku sambil saling mengenalkan.
Kemudian mereka bersalaman, saling memperkenalkan diri. Tampak sudut mata enggar melirik ke arah tubuh mbak vina yang memang sangat menggairahkan.

"Woy.. biasa aja kali ngliatinnya" ujarku bercanda sambil menepuk ringan pundak mas enggar.

"Haha, bisa aja lu dapet bidadari kaya gini tam" balas mas enggar sambil tertawa terbahak bahak.
"Eh, btw lu ngapain disini? Mau masuk?" Tanya mas enggar kemudian

"Iya mas, mau nonton castle nih, udah lama ga liat mereka. Jam berapa mereka main?" Jawabku ke mas enggar

"Bentar lagi maen, setelah band anak tingkat 4, palingan sejam lagi men" sahutnya
"Lu masuk aja lewat pintu samping sono, bilang ama yang jaga pintu suruh enggar, ga usah beli tiket" lanjutnya lagi sambil menunjuk ke arah pintu depan sebelah kanan yang terletak agak tersembunyi, dengan tulisan diatas "Khusus Panitia"

"Suwun berat mas, yowes aku tak masuk sik yo" ucapku berterimakasih kepadanya yang dibalasnya dengan anggukan kepala sebelum kemudian dia berjalan menjauh menghampiri panitia lainnya.

Sesuai petunjuk mas enggar, kamipun segera masuk melalui pintu samping. Setelah aku mengatakan bahwa mas enggar yang menyuruh, tanpa banyak tanya, mereka membiarkan kami masuk kedalam gedung auditorium.

Didalam auditorium kami pun segera mencari spot kosong untuk menikmati pertunjukan inaugurasi. Diatas panggung, nampak sekelompok pemain band sedang menyanyikan lagu crawling milik linkin park. Hentakan drum yang enerjic diiringi lengkingan gitar yang terdengar harmonis dengan betotan bas yang dimainkan para personel band membuatku bergoyang pelan mengikuti ritme musik yang dimainkan.

++++++++++


++++++++++

Disampingku tampak mbak vina pun menghoyangkan badannya sama sepertiku. Wajah ayunya, lesung pipitnya, tubuh rampingnya semua bersinergi mengikuti irama lagu yang dimainkan.

++++++++++

Discomfort, endlessly has pulled itself upon me
Distracting, reacting
Against my will I stand beside my own reflection
It's haunting how I can't seem

To find myself again
My walls are closing in
(Without a sense of confidence I'm convinced
That there's just too much pressure to take)
I've felt this way before
So insecure

Crawling in my skin
These wounds, they will not heal
Fear is how I fall
Confusing what is real


++++++++++

Tak lama setelah itu beberapa lagu dan band lain silih berganti naik keatas panggung menampilkan performa terbaik mereka, dan kami berdua semakin asik menggoyangkan badan mengikuti alunan lagu yang dimainkan. Hingga tak terasa band yang diatas panggung sudah turun dan digantikan oleh sepasang MC yang menginformasikan bahwa sesaat lagi bintang tamu acara ini akan tampil diatas panggung.

Beberapa saat kemudian, irama RnB dengan beat khasnya membahana di ruangan auditorium ini, mengiringi penamlilan dari bintang tamu. Beberapa lagu mereka tampilkan. Berbagai macam aliran musik pun mereka bawakan. Aku san mbak vina semakin menggila bergoyang dan berdendang mengikuti irama musik yang dibawakan.

"Untik selanjutnya, biar agak slowdown, kami akan membawakan sebuah re-arransement lagu lawas. Yang bawa pasangan silahkan peluk pasangannya, yang ga bawa pasangan silahkan peluk temen disampingnya, yang datang sendirian, pindah ke pinggir biar bisa peluk tembok" dari atas panggung, vokalis wanita castle berkata.

Tak lama setelahnya, alunan beat lagu yang romantis mulai terdengar, disekelilingku para pasangan sudah mulai menggoyangkan tubuhnya seirama dengan musik. Banyak yang mulai bergandengan, ber rangkulan, berpelukan, bahkan ada sepasang cowok yang berkelahi, gara gara salah satu dari mereka tiba tiba merangkul temannya. Yang dibalas dengan dorongan jijik.

Akupun memandang perempuan disebelahku yang masih fokus menikmati lagu yang dibawakan sambil matanya terlihat menerawang.

Sadar diperhatikan, diapun menoleh kearahku, dengan tatapan mata yang aku tidak mengerti, lalu kemudian tersenyum sangat manis, sebelum akhirnya kembali melihat kearah panggung.

Aku serba salah menghadapi kondisi itu. Tapi entah mendapat keberanian dari mana, tiba tiba reflek tanganku menggenggam tangan mbak vina yang ada disebelahku.

Untuk kedua kalinya dia menoleh kearahku, dan kembali memberikan senyum dalam tatapan mata yang entah aku masih tak tahu artinya.

Tanganku masih menggenggam tangannya, dan tak lama kemudian, aku dikagetkan dengan mbak vina yang balas menggenggam erat tanganku, sambil perlahan matanya kembali melihat kearah panggung.

Tak lama kemudian, aku semakin terhipnotis oleh perwmpuan ini, ketika tiba tiba dia menyenderkan kepalanya kepundakku sambil tetap menggerakkan tubuhnya seirama dengan permainan lagu yang dibawakan oleh band diatas panggung

++++++++++


++++++++++

Menyadari hal tersebut, aku lun semakin nekat, aku melepas genggaman tangannya dan memindahkan tanganku ke pundaknya. Untuk merangkulnya. Aku sudah nekat dengan resiko yang akan aku hadapi. Entah ditepis, atau bahkan mungkin ditampar. Tapi ternyata mbak vina hanya diam, justru malah memindahkan posisinya agak bergeser kedepanku dan menarik tanganku yang satu untuk memeluk perutnya.

Aku sangat kaget, konsentrasiku terhadap lagu buyar sudah. Aku merasakan kelembutan perut mbak vina walaupun masih terhalang sweater setinghi leher miliknya. Sementara tanganku yang satu melingkari lehernya dan memegang pundaknya dari arah depan. Tapi bukan itu yang membuatku kehilangan konsentrasiku. Bukan itu.

Dari posisi kami sekarang, dengan posisi mbak vina didepanku sambil kupeluk, otomatis badan kami merapat, dan terasa sekali pinggul mbak vina menempel di permukaan celana jeansku bagian depan. Tempat adik kecilku masih terlelap dengan pulas.

Namun seiring dengan gerakan tubuh kami, mengikuti irama lagu, menimbulkan gesekan gesekan yang tak disengaja, menyebabkan si junior lambat laun bangun dan membesar.
"Sial, pake acara bangun segala si dedek" umpatku dalah hati merasa cemas kalau mbak vina menyadari bahwa juniorlu bangun.
Namun kulihat mbak vina masih tidak bereaksi dan tetap bergerak seirama dengan lagu.

Tak lama kemudian, secara tiba tiba mbak vina menoleh kebelakang kearahku, menatap tajam, dalam tatapan yang masih tak dapat kuartikan. Sambil tersenyum memamerkan lesung pipitnya. Kemusian segera kembali melihat ke depan panggung.

Sialan, kenapa nih" pikirku bingung sambil mencoba menahan kebangkitan dari sijunior.
Namun tiba tiba, mbak vina mencondongkan kepalanya kebelakang, menyender padaku, dan semakin merapatkan badannya ke arahku.
Pertahananku pun buyar, secara refleks aku memindahkan tanganku yang tadinya di lehernya geser keatas. Kearah rambit tebal panjang hitammya. Ku belai perlahan rambut itu, sambil hidungku kudekatkan ke puncak rambutnya. Meresapi harum shampoo bercampur bau matahari yang tersisa dirambutnya.

Tanganku satunya masih melingkar diperutnya. Namun seiring dengan gerakan tubuhnya. Lambat laun tangan itu semakin keatas dan menyentuh bagian bawah gundukan indah diatas perutnya.

Sementara didepan lagu yang dibawakan sudah hampir mencapai klimaksnya.
Mbak vina tiba tiba kembali menolehkan kepalanya keaarahku, dengan tatapan sayu.
Dan secara refleks aku mendekatkan mukaku kearah wajahnya. Dan entah siapa yang memulai tiba tiba kami sudah berciuman.
Bibirnya yang dilapisi lipstik naked melumat bibirku yang penuh racun akibat nikotin. Matanya terpejam meresapi lumatan demi lumatan yang kami lakukan.
Kami sudah tidak peduli ada yang melihat atau tidak perbuatan kami, yang ada dipikiran ku hanyalah bibir merah merakah yang kini sedang kunikmati.
Semakin lama ciuman kami semakin ganas. Lidahku kukeluarkan untuk kemudian dilumat dan dijilat olah lidah mbak vina. Tanganku yang tadinya hanya menyentuh perut secara perlahan naik merambat menuju gundukan didadanya.
Kuelus dengan pelan, sambil kuremas agak perlahan. Terasa, lumatan mbak vina semakin kencang, Seiring dengan remasan tanganku di luar payudaranya.

Tiba tiba, tanpa peringatan, lampu auditorium menyala terang, menandakan usainya acara. Kamipun dengan kaget segera melepaskan ciuman kami, dan berpura pura menatap ke arah panggung, dan berdiri dalam posisi canggung.

Tanganku pasih melingkar diperut mbak vina, sementara tanganku satunya kini berada dibibirnya. Berusaha membersihkan sisa liurku yang menmpel di bibirnya. Sementara lidahku menjilati binirku sendiri. Merasakan sisa lipstik mbak vina yang masih menempel.

Satu persatu pengunjung mulai meninggalkan auditorium. Sementara kami masih berdiri diposisi semula. Untung kami mengambil posisi agak kebelakang, sehingga tidak menghalangi lalu lalang penonton. Aku masih terdiam, bertanya tanya apa yang dipikirkan mbak vina saat ini. Sampai tiba tiba dia menoleh kearahku dan berkata.
"Pulang yuk, udah agak sepi"

"Aaaayo mbak," balasku terbata bata.

Akupun melepaskan pelukan ditubuhnya, dan berjalan kearah pintunkeluar sambil menggandeng tangan mbak vina, dengan pikiran kacau masih belum percaya akan kejadian yang barusan terjadi.
++++++++++


"Mbak vina pulang kemana?" Tanyaku setelah kami keluar dari auditorium dan melangkah menuju parkiran.

"Aku nginep tempat temenku, di perumahan sebrang kehutanan situ" jawab mbak vina sambil menunjuk kearah temlat yang dimaksud.

"Yaudah aku antar ya mbak" kataku sambil memundurkan motor keluar parkiran.

"Iyalah, tanggung jawab anterin aku" balasnya gemas sambil tersenyum

Kemudian mbak vina membonceng dibelakangku, dan aku melangkahkan kendaraanku pelan menuju kosan yang dimaksut mbak vina.

Tak sampai 5 menit kami sampai di tujuan. Aku pun mematikan mesin kendaraanku, dan berkata.
"Sudah sampai mbak"

Mbak vina tidak menjawab, lalu turun dari kendaraanku, lalu mengambil Hapenya dan mulai menelefon.

"Ta, aku diluar nih.
.....
Oh ya udah..
....
Iya aku tunggu.. jangan lama lama
...
Kemudian setelah mbak vina mematikan teleponnya dia berkata

"Temenku masih diparkiran. Baru mau balik. Tunggu bentar ya"

"Oke. Lama juga gapapa mbak" sahutku sambil tersenyum"

"Gombal" ledeknya
"Kamu ada hape tam?" Tanya nya kemudian.

"Ada, jawabku. Berapa nomer mbak vina" tukasku cepat sambil mengambil hape dari dalam tasku. Hape warisan dari ayahku. Nokia 3310. Saat itu belum ada yang namanya smartphone. Jangankan Android, iphone, atau BB. symbian pun belum lahir.

"0812xxxxxxx. Coba miscall" jawabnya

Akupun mensave nomer mbak vina dihapeku, kemudian memencet tombol panggil. Tak lama kemudian, hape mbak vina berbunyi dengan nada khas Handphone sejuta umat.

"Aku save ya nomer kamu" kata mbak vina sambil mengutak atik handphone kecil bermodel kupu kupu miliknya.

Tak lama setelahnya, terlihat cahata lampu sepeda motor datang dari arah belakang. Ternyata itu teman mbak vina dan cowoknya.

Setelah berbasa basi saling berkenalan, kami pun berpamitan. mbak ita, nama teman mbak vina berjalan kearah gerbang dan membuka pintu gerbang. Sementara itu mbak vina berjalan pelan kearahku, dan mendekat kewajahku, kemudian cepat mencium pipiku sambil berbisik

"Mesum... "

Kemudian berlari kecil mengikuti mbak ita masuk ke dalam kosan, meninggalkan aku yang masih terpana sambil mengelus pipi yang barusan dicium.

"Tiiiiitttt...... duluan mas......" cowok mbak ita berpamitan menyadarkanku dari kekagetan, dan segera menstater kendaraanku meninggalkan kosan mereka.

Bersambung Bab IV - Let it Flow
 
Izin mendarat mas 👍
Monggo

Nitip sendal ya suhi

Duarebu mas

bakalan menarik nih cerita nya
Belajar om

Yeeee baca nama org diem diem aja :D
Reflek om

Ikut nyimak 😎
Ikut baca om hihihi

Monggo

Ditulis dan dikemas dengan baik dua jempol buat penulis

Matursuwun
 
Masih ada kamar kosong masta ? Mau numpang kost disini bolehkan ?
Monggo.

Cerita dengan latar belakang kampus pangeran ni om..mantap...😂


Ngaso neng kene mangan loenpia

UNPAD.

Universitas Pangeran Diponorogo

Makasih update nya hu.. 👍
Mulustrasinya keren hu:pantat:
spoiler e....***we kaget.........edyan....
Makasih updatenya om..

Mulustrasinya memang joss hu.. cantik banget.. cari dmn mulustrasi katak gtu hu?

Wkwkwkwkwk
:beer:

Suwon...

Hooh. Aku sing gae yo kaget. Hehe
 
Melu nongkrong n3ng fakultas teknik hu...

Ayo. Tak nteni.

Mantap omm

Cerita anak muda hehe

Setidaknya jiwa nya

SMA sik nganggo cawu berarti under 2002 sekolahe...

alus om critone...
ngertiku meh garap bakul warung ginuk2 🤭

Hooh. Angkatan sepuh

Pengenku yo ngunu. Tapi pas mbalik maneh sing jogo bapake e.

Matur tengkiyuuh upnya Om.... :beer:
mantap om updatenya,
Suwon
 
Izin mendarat mas 👍
Nitip sendal ya suhi
Naro pager dulu suhu
Belajar Di ruang ini...aja

Monggo....

bakalan menarik nih cerita nya
penasaran dengan mba vina
Yeeee baca nama org diem diem aja :D

Sabar... sabar...


Mantap suhu.. Lancroootkan
mantap gan ....lanjutkan dengan semangat
mantap nih ceritanya...
ijin baca ya suhu @Annonimania :baca:

Suwonnn

Kok bukti pembayaran bp 3.. maksudnya gimana tu suhuu??
Ap tujuannya coba vina ngasih itu..
Hehe..

Mkasih updatenya suhuu

Pokokmen
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd