Part 5
POV Tutut
Setelah kejadian aku di gang bang oleh geng kontol adikku beberapa waktu lalu, adikku sering membawa teman gengnya yang berkontol besar untuk meniduriku.
Eitsssss...tentu tidak gratis, berkat adikku yang seperti manajer seorang artis, ia mengatur jadwal serta tarif yang di patok. Bagiku tidak masalah bagiku untuk menjual diriku, apa salahnya aku juga menikmatinya apalagi yang dibawa adikku sudah pasti besar besar.
Biasanya setelah aku melayani teman adikku di siang harinya dan malamnya adikku pasti meminta jatah yaitu tidur dengan ku.
Pagi Harinya. Aku terbangun lebih dahulu daripada adikku lantas kukeluarkan tubuhku dari selimut tebal ini sambil iseng menggenggam penis adikku yang agak tegang lantas menciumi baunya yang membuat nafsuku naik di pagi hari ini. Sebelum kebablasan aku langsung menunaikan hajat di pagi hari ini, buang air dan mandi lalu solat subuh dan membuat sarapan untuk adikku.
Sekitar pukul setengah 6 aku sudah selesai membuat sarapan untuk adikku yakni telur goreng dan nasi. Sarapan standard kami. Lantas membawanya ke kamar adikku.
"hhoooaahhhmmm"" suara adikku yang sedang ngolet habis bangun tidur. "sarapan mad"" ujarku menaruh piring sarapan berserta segelas the hangat keatas meja belajarnya. "iya kak.. makasih"" ujar adikku. Sebelum diriku pergi aku berkata kepada adikku "mad.. ada aturan baru" kalau dirumah Cuma ada kita berdua kaya sekarang ini" kita wajib telanjang didalam rumah oke..?" ujarku. "hmmm..oke kak"" jawabnya sambil tersenyum. "yaudah kakak siap siap dulu" kataku sambil menutup pintu kamar adikku.
Lewat satu jam aku dan adikku sudah berada di atas motor, perjalanan sekitar 10 menit menuju sekolah kami. "kak nempel dong tetenya.. hehe"" ujar adikku sambil mengegas. Aku menuruti tanpa menjawab dan langsung menempelkan tetekku ke punggungnya dan tanganku melinkar masuk kedalam jaket hitamnya. "puas dek?" tanyaku. "iya kak..ehh..kakk..ehh"aahh..kok dibuka..ihh"" gerutu adikku merasakan kalau sabuk dan retsletingnya aku buka. "kak ini di jalan..aduuhh"" gerutu adikku berusaha menepis tanganku namun riskan karena sedang melewati jalanan berpolisi tidur takut kalau jatuh malah makin berabe. "hehehe..biar kakak juga puas megang penis adek..udah nyetir aja.. aman kok ketutupan jaket"" ujarku sambil menjawil jawil dan mengurut penis adiku yang masih lemas dan semakin keras tiap menitnya.
Setiabanya di parkiran.
"hehehe..benerin tuh celananya sebelum jalan.. dah dek.." ujarku sambil turun dari motor dan melepas genggamanku ke kontolnya yang sudah ngaceng itu. lantas pergi menuju kelas meninggalkan adikku yang sibuk memarkir motor dan membenarkan celananya.
Kami tiba di sekolah pukul 7 kurang 10 menit.
Aku memasuki kelas, kulihat baru sekitar 10 orang yang datang kebanyakan temen perempuanku dan tak terlalu akrab denganku jadilah aku memlih tempat duduk favoritku di bagian pojok belakang tepat sebaris dengan meja guruku. Aku memilih tempat itu karena enak untuk tidur dan jarang ketauan oleh teman temanku kalau aku lagi pengen elus elus atau ngelusin punya nita atau dilla.
Kutunggu 5 menit namun nita tak kunjung tiba, malah kini seorang yang duduk disampingku bukan kedua teman terbaikku melainkan seseorang yang semakin aku kagumi tiap harinya apalagi setelah kejadian kemarin sore. Ya dia adalah reza.
"Kosong kan tut?" Tanya reza memastikan. Aku mengangguk lantas tersenyum. "hehhe"sip"" ujarnya sambil duduk disebelahku. Kamipun berbincang ringan menunggu pelajaran pertama hari ini.
Selama pelajaran pertamapun kami sempatkan untuk mengobrol, namun kali ini aku buat semakin panas topik obrolan kami.
"eh.. normal gasih ukuran penisnya adikku untuk umurnya yang baru 16 tahun..?" tanyaku. "mm"nggak sih" hehe udah ada gennya" jadi bersyukur aja kamu punya adik yang bisa buat muasin kamu"hahahha"ujar reza sambil tertawa. "ih.. dasar.. tapi emang gede sih"" ujarku sambil membayangkan penis adikku itu. "ah gedean punyaku juga"" ujar reza. "iya iya". Kalau gedean adikku yang jadi ketua pasti adikku bukan kamu"" ujarku. Kamipun tertawa kecil lagi.
"eh.. punyamu bisa segede itu kamu apain tut..?" Tanya reza sambil menengok kearah toketku. "oh"udah dari sananya.. bawaan gen.. punya ibukku dulu juga gede.. gede banget malah"" ujarku berkata jujur. "wah" wah" hebat" keluarga kelamin besar ini keliatannya"hehehhe"" kata reza bergurau. Aku ikut tertawa."ukurannya berapa tut?" tanyanya. "34C" jawabku. Dia hanya menggeleng sambil ber o kecil. "paling gede ke dua disekolah ini kamu tut" pertama si calista doi 34D, terus mantanku si stella itu sama kaya kamu.. sama dua lagi dibawah kamu itu ada dina sama Wilia anak kelas 11 samasama 34B.." ujar reza memuji dan menyebutkan top5 wanita tertoket di sekolah kami. Aku hanya mengangguk dan seketika aku memiliku ide nakal."dari tadi pagi ngeliatin terus.. gabosen apa?" tanyaku. Sambil memancing mancing nafsunya. "ehh"bosen sih"" jawabnya. Aku tersenyum lantas mendekatkan kursiku ke meja dan menunduk. Aku menengok kearah reza sambil kedua tanganku menekan kedua toketku dan meremas remasnya. "mau giniin ya..?mmmhhmm"" ujarku pelan. Reza hanya tersenyum mengangguk. aku tertawa kecil.
Sementara itu sudah sejak tadi pak guruh duduk saja didepan laptopnya menjelaskan tentang pelajaran yang sama sekali tak kudengarkan kali ini.
"sini"" kataku pelan sambil menarik tangan kanan reza kudekatkan ke pinggangku dan kuletakkan saja disitu. "pegang lewat dalem bajuku.. kamu deketan sini biar ga dicurigain…" ujarku. Seakan ketiban rejeki durian montong reza langsung mematuhi perintahku dan dengan mudahnya ia memasukkan tangannya kedalam lipatan baju seragamku yang kumasukkan kedalam rokku. Kini tangannya menjelajah bebeas di perutku lantas menuju pinggangku dan naik menuju toketku yang terbungkus bh pink. "mhh"mmm..puas puasin megangnya za"" ujarku. Reza tersenyum penuh kemesuman. Lantas ia mainkan jarinya di toketku, ia remas halus lantas ia dengan cekatan mengeluarkan toket sebelah kiriku dari cup bhku. Ia mainkan jarinya dipentilku ia cubit, Tarik dan menggoyang goyangkan pentilku. "hhpfftttt..shhh"" desahku pelan menahan nafsu yang mulai naik. Aku semakin menundukkan badanku seperti pura pura akan tidur. Permainan jari reza terus berlanjut kali ini dengan sigap ia juga mengeluarkan toket sebelah kananku dari cupnya, dan membuat dadaku semakin sesak, reza yang sudah tau akan seperti ini jadinya langsung dengan cepat tangannya beralih dari dadaku ke punggungku dan melepas pengati bhku. Kini kedua gunungku menggantung bebas didalam seragam putihku. Dan tanpa aba aba lagi reza langsung meremas remas dan mencubit cubit putingku. Meskipun hanya dengan satu tangan saja ia sangat jago dalam memuaskan toketku. "enak..za"uhh"jago juga kamuu".hhh..shh..hmmppfft"..mmhhh" desahku menahan kenikmatan yang semakin terasa tiap detiknya.
"uhhh".." desahku pelan.
"reza" ya kamu.. tolong jelaskan bagaimana kondisi provinsi NTT saat ini, secara geografis saja"" Tanya pak guruh asal meneyebut nama siswanya. Sontak reza melepas genggaman tangannya dari tubuhku. Untung tidak ada yang tau kami sedang berbuat apa. Dan iapun menjawab perlahan lahan.
"mmm dataran rendah mengeliingi pegunungan pak di pulaunya" sama dataran rendahnya isinya sabana.. " jawabnya untuk melengkapi jawaban sebelumnya. Pak guruhpun mengangguk puas.
"oke.. kelas cukup sekian.. silakan kalian istirahat makan siang" wassalamualaikum.." ucapnya.
"waalaikumsalam.." jawab kami serempak.
"ayo tut"ikut aku"" ujar reza sambil menggenggam tangan kiriku.
"mau apa? Muasin dirimu" enggak ah" cape nih"" jawabku. Reza menggeleng pelan tak yakin, sepertinya taktiknya terbaca olehku. "udah.. tahan aja.. 4 jam lagi kok" hehe"" jawabku. Lantas pergi menuju kursi Dilla dan mengobrol santai meninggalkan simesum reza.
"sial"" kudengar reza mengumpat sambil lewat disampingku. Akupun tersenyum penuh kemenangan.
Setelah bel pulang sekolah aku dan adikku langsung pulang ke rumah, aku ingin segera menuntaskan hasratku yang gantung akibat permainan Reza tadi.
Setelah sampai rumah aku dan adikku langsung melepaskan baju kami sampai telanjang, kami bermain di ruang tamu, adikku mulai meraba raba bagian depan tubuhku serta tangan satunya lagi aktif mencolok colok bagiian memekku,
"Ah ah ah ah teruss dek ah ah.."
"Lebih cepet dek teruss. AH AHH" kataku.
Disaat tubuhku mengejang menandakan bahwa aku sudah hampir orgasme, adikku menghentikan permainannya.
Aku kesal terhadapnya, rasanya seperti menonton film yang endingnya antiklimaks, seperti ada sesuatu yang mengganjal.
Setelah adikku menyudahi permainannya aku langsung mengocok memeku yang sudah sangat nanggung sekali, disaat aku sedang masturbasi adikku langsung menghentikan permainanku dan dia membisikkan " aku mempunyai hadiah istimewa untuk Kaka, tapi harus ada syaratnya, yaitu tidak boleh orgasme tanpa seizin kami"
"Kami?" Kataku heran
"Ya kami, aku dan..." Tiba tiba pintu rumah terbuka, terlihat sosok yang sangat aku kenal, yang sangat puas aku dilanyaninya orang itu adalah "..pas banget kak Reza Dateng. Bagaimana sudah di persiapkan kak?" Tanya adikku ke Reza. "Beres" jawab Reza. Ya Reza mungkin adalah customer ku hari ini, tetapi aku masih penasaran hadiah apa yang akan di berikan oleh adikku.
"Eh dek itu hadiahnya apaan? " Tanyaku ke adikku sambil kami adikku memakai pakaiannya kembali
"Oh iya, Kaka akan aku berikan hadiah menarik, jika Kaka menuruti perintah dari kami, seperti gak boleh orgasme tanpa seizin kami" jelas adikku. "Kalo aku melanggar?"tanyaku lagi
"Kaka tidak akan mendapatkan kontol gede lagi" jawab adikku
"Oh shiiit" batinku
"Dengan kata lain Kaka menjadi budak kami" tambah adikku
"Lalu hadiahnya?" Tanyaku penasaran
"Itu masih dirahasiakan, pokoknya Kaka seneng dan puas dah"
Pov Mamad
Setelah memberi tahu Kaka, kami langsung melancar aksi kami. Yaitu mengikat tubuh kakaku dan menutup matanya dan membawa kakaku ke garasi.
Fyi, garasiku ini langsung menghadap kejalanan tempat lalu lalang orang orang komplek.
Setelah mengikat kakaku, kak Reza langsung mengeluarkan vibrator dan langsung mengarahkan ke memek kakaku. "Ah shhhh ah shhh ahh" desah kakaku. "Ah mhhh ah mhh mmmh" desahnya lagi. Tak lama kak Reza menyympal mulut kak tutut dengan ball gage.
Mulustrasi
"Inget kak ya, Kaka harus menuruti keinginan kami apapun itu" kataku mengingat, lalu di balas dengan anggukan kakaku
"Di sini Kaka boleh orgasme sebanyak mungkin, mengerti?" Lalu dijawab anggukan oleh kakaku
Kemudian kak Reza mendekati kak tutut.
POV Reza
"Halo tut, gimana kabarnya?" Sambil kutarik puting susunya, "nggghhhh" lenguhnya, lalu aku mengambil kembali vibrator yang dari tadi mengobok vagina Tutut," ngehh...nghhh..nghh" Tutut squirt setelah aku mencabut vibratordari memeknya
"Gimana enak?" Hanya dijawab anggukan oleh tutut.
Tanpa menunggu Tutut mengambil nafas, aku langsung membalikkan badan tutut dan langsung ku coblo memeknya dengan benda pusaka ku yang super ini.
"Hhh..huhhhh..ahahah" "masih rapet aja Tut, padahal sering di pake kontol gede ini memek" tutut hanya diam saja
Setelah 5 menit aku merasakan Tutut akan mencapai orgasmenya lagi, kucabut kontolku dan kembali medudukan Tutut lagi, serta kucabut ball gagenya.
Aku langsung mengentoti mulutnya selanyaknya memek.
3 menit ku entoti mulutnya aku merasakan kontolku ingin memuntahkan laharnya, langsung ku tekan dalam dalam pala Tutut ke kontolku (deeptroath)
"Ahh crooot ahh crooot, uuuuuuhhhhhh" 5 kali aku menyemburkan pejuku di dalam mulut Tutut.
Kucabut kontot, dan Tutut mulai batuk batuk akibat kekurangan nafas, dan cairan pejuku masih banyak yang menetes keluar dari mulutnya, lalu ku suruh Tutut menelennya hingga habis.
"Gimana Tut rasanya? Karena selama seminggu ini kamu harus menuruti keinginan ku dimanapun dan kapanpun, paham?"
"Paham za"
Oke ayo kita bersihkan dirimu dan mulai makan
...to be continued