Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Just Bram

Anda Pria atau Wanita?

  • Pembaca Pria

  • Pembaca Wanita


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Status
Please reply by conversation.
Is this the real life?
Is this just fantasy?
Caught in a lindslide
No escape from reality
Entah mengapa lagu bohemian rhapsody terngiang beberapa detik di pikiran Bram sebelum ditarik pihak keamanan Commuter Line. Namun Bram juga sigap bak Tom Cruise untuk mengamankan penisnya yang bergelantung bebas itu.

Mereka digelandang untuk dimintai keterangan terkait kejadian tersebut. Bram beruntung penumpang lain tidak sempat melakukan tindakan anarkis kepadanya, wajahnya yang biasa saja tidak ada di Youtube ataupun Pornhub.

Di kantor keamanan, Bram dan Chintya duduk bersebelahan layaknya ingin bertemu Guru BP di sekolah. Seorang pria kekar dan bertampang sangar datang, petugas yang lain terlihat menghormati orang tersebut.

"Yang lain keluar." Tegas pria tersebut.

"Baik ndan.." Dua orang lainnya pergi meninggalkan ruangan tersebut dan kembali bekerja.

Bram memikirkan nasibnya, betapa malu dirinya jika orangtuanya mengetahui anaknya ditangkap karena pelecehan seksual.

"Jadi apa benar pria ini melakukan pelecehan kepada anda?" tanya pria itu.

"Ngg.. Nggak pak.. Nggak.." Sahut Bram mencoba membela diri.

"Diam! Anda berhak diam!" bentak pria tersebut seraya menunjuk wajah Bram yang terlihat ketakutan.

"Begini pak... Dia itu pacar saya. Saya minta maaf, saya yang membujuk dia buat ngelakuin hal itu." Chintya mulai bersuara dan menjelaskan.

Pria tersebut kaget bukan kepalang, wanita seksi ini menjelaskan bahwa dirinya lah yang memulai peristiwa geskonketat (gesek kontol ke pantat).

Karena tidak ada aduan tentang pelecehan seksual, maka keduanya hanya diberikan nasihat untuk tidak melakukan hal tersebut dikemudian hari. Mereka dipersilahkan meninggalkan kantor.

"Thanks ya udah gak aduin gue"

"Iya. Lagipula gue juga nikmatin kok. Lo mau kemana?" tanya Chintya.

"Gue mau kerumah temen di Jatibening"

"Gue anter ya? Yuk kita ke parkiran."
Ajak chintya yang terlihat santai saja setelah melalui peristiwa itu.

Bram yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang selama 4 tahun langsung sontak kegirangan. Dia merasa ini adalah prestasi terbesar selama hidupnya dan dia berencana untuk melampirkan di curicculum vitae miliknya.

Dering telepon milik Bram berbunyi, terlihat panggilan masuk dari Lucas.

"Bos bos bos lu dimana?"

"Stasiun bos. Gue lanjut naik mobil nih"

"lu sama siapa?"

"Pokoknya ntar gue ceritain deh"

Bram mengikuti Chintya ke Parkiran. Terlihat chintya telah didalam mobil Honda Jazz warna Putih mirip sperma Bram yang telah ditabung sejak dirinya putus oleh mantan kekasihnya.

"Masuk! Gue yang setir.."

"Ok. Gratis kan?"

"Bayar bukan pake uang."

Bram duduk memasang safety belt sambil berfikir apa maksud dari perkataan Chintya.

"kalo bukan uang, mungkin bitcoin ya." Pikir si Bram.

"Oke jadi kemana ya?"

"Oh ya Jatibening. Btw gapapa nih gue numpang?"

"Kebetulan gue mau kesana juga sih." Jawab chintya sambil menyetir kendaraan maticnya.

"Lo mau pulang?"

"oh enggak, jadi pacar gue hari ini ada acara sama temen2nya, gue disuruh ikut mau dikenalin" timpal chintya.

Mereka diam untuk beberapa lama, Bram gak habis pikir ada wanita yang sangat terbuka mengungkapkan gairahnya namun memiliki hati bak bidadari.

Chintya memecah kebisuan, "Oh ya bayar sekarang aja! Masukin jari lo ke memek gue!"

"Hah?!" Bram kaget bukan kepalang, alam semesta sangat mendukungnya hari ini.

"Oo lo gak nafsu ya?"

Chintya membuka kaosnya, terpampang dua buah gunung besar yang membuat mata Bram terbelalak. Lampu merah masih 15 detik, cukup untuk chintya membuka BHnya juga.

"Remes toket gue. Lo harus bayar atau gue aduin soal tadi ke pacar gue atau kalo perlu ke Polisi."

Ancaman dari Chintya tidak terlihat menakutkan karena siapa yang mau menolak tawaran surga dunia. Bram yang sering meminum susu sachet, akhirnya senang karena tawaran itu.

Dia mulai meremas dengan lembut, tampak tangan Bram terlihat kecil di permukaan toket Chintya.

"Toket lo gede banget"

"Hmm turunan dr nyokap.. Sssh"

Bram memulai keahlian yang dahulu dipelajarinya saat berpacaran, dijilatnya jarinya sendiri agar basah, lalu memelintir pentil toket Chintya.

"Hmppp kreatif juga lo.."

Dering telpon berbunyi, tampaknya itu bukan telepon Bram. Telepon warna putih tergeletak di dashboard mobil, tertulis nama "My Boy" di Panggilan Masuk.

"Jangan berhenti." Chintya mengangkat telepon lalu menekan tombol speaker.

"Halo Sayang, kamu dimana?" Terdengar seorang pria.

"Dijalan. Kena macet nih sedikit"

"Cepetan ya. Kamu mau apa?"

Bram masih mengutik-utik toket chintya seperti mekanik motor di bengkel. Tanpa diduga Chintya menarik kepala Bram menuju toketnya.

"Isep.." Bisik Chintya.

"Apa sayang? Isep? Daging Asap maksudnya?" suara dari telepon.

"Hmm bukan bukan.. Sssh Sssh"

Bram mungkin tidak bisa menyetir mobil tapi urusan menghisap, dia bisa dibilang Juara tingkat kabupaten. Pentil chintya mengeras dijilati oleh Bram. Terlihat Bram seperti anak sapi yang menyusu kepada Induknya.

"Aaaku maaa uuu pizz aaa..." Chintya menahan desahnya.

"Oh iya, yang mana? Meat Lovers?"

"Uuuuhhhh..."

"Sayang kamu kenapa sih?!" Curiga pria tersebut.

Tangan kiri Bram mulai bekerjasama agar si Nyonya Chintya puas.

"Gue akan membayar dengan lunas." Batin Bram yang sekarang mulai sombong.

Vagina Chintya terasa basah, Bram mulai memasukkan jarinya dan mengocok dengan perlahan.

"Akkku ga ga ppaaa paaa" Jawab chintya kepada pacarnya tadi.

Tut.. Tut.. Tut.. Bunyi telepon terputus.

"Enak banget ahhhhhhh" Teriak chintya bak cheerleader.

"Slurp... Slurpppp.." Bunyi lidah Bram yang menyedot susu langsung dari stocknya.

Mobil berhenti di lampu merah, tampaknya lalu lintas semrawut karena ada perbaikan jalan di kiri & kanan jalan. Sepintas Bram dan Chintya berciuman dengan rakus, seperti ingin memakan satu sama lainnya.

Ciuman Bram menuju ke leher chintya yang putih mulus bak tembok sekolah, Bram terlihat seperti Vampir yang mencari darah segar. Tanpa diketahui oleh Bram & Chintya bahwa kaca mobilnya masih terbuka sedikit, cukup untuk orang luar mengintip kedalam.

Tampak sepeda motor berhenti disebelah mobil chintya, sepasang anak ABG yang baru pulang bermain futsal.

"Eh jing ngapain tuh di mobil?" tanya pria di motor kpd temannya.

"Anjing tete itu tete.."

Kedua anak tanggung itu menyaksikan adegan mesum secara Live, mereka sangat antusias seperti menonton laga persija lawan persib bandung.

"Sshhhh terus... Sedot lagiiiii" Pinta Chintya.

"Iya sayang"

Lampu hijau telah menyala, mobil bergerak secara perlahan mendekati kawasan Jatibening.

"Eh udah mau sampe Jatibening nih"

"Lo mau udahan?"

"Jangan! gue mau lo jilat memek sekarang" Desak Chintya

Bram menyanggupi dengan semangat, tanpa ada bantahan argumen sedikitpun. Dia mulai membuka celana chintya dengan menariknya. Terlihat rambut kemaluan lebat sekali bak hutan di pedalaman borneo.

Meski agak susah namun Bram tidak mau menyerah, dia ingat motivashit yang ada di TV. Sekarang atau tidak sama sekali!

Bram menggunakan jemarinya untuk menggeser rumput hitam itu, dia mulai menjulurkan lidahnya namun hanya menyentuh bagian atas vagina.

Bram menggeser geser posisinya sampai melepaskan safety belt dirinya agar bisa naik ke kursi mobil.

"Eh lo agak tiduran dong"

"Gue nyetir ******. Buruan! Ini kemana ya?"

"Pokoknya Perumahan Xxx"

"Lah itu rumah cowok gue"

Bram menghiraukan, dia sedang berupaya menaklukan rimba. Dia memang berbakat, lidahnya bisa menjulur menyentuh bibir vagina Chintya.

"Ahhhh anjing enak!"

"Slurp slurp..."

Bram mirip sekali dengan anak anjing sekarang, namun dirinya menikmati peran tersebut. Tak disangka telepon Chintya berbunyi lagi, tapi dia ragu untuk menjawabnya.

"Angkat aja. Biar dia denger." Tangan bram sambil menggeser slide telepon.

"Halo sayang, pulsa aku abis. Kamu lagi ngapain sih?!" tanya pria di telepon.

"Mmmm enggg gaaak"

"Kamu kayak nahan sesuatu"

Chintya langsung menutup telepon dengan segera. Bukan tanpa alasan, Bram telah berhasil membuat sang ratu Clitoris keluar dari sarangnya. Dijilati dengan kasar oleh Bram.

"oooooh yesss ahhhhhh fuckkkkkk"
teriak Chintya.

Bram sesekali menggigit kecil clitorisnya, tangan kananya terus menggerayangi toket chintya tanpa ampun. Kendali mobil bahkan tidak stabil, namun beruntung chintya sudah ada di dalam komplek Perumahan XXX.

"Ahhhh cepetan... Ahhhhh... Maaaa uuuuu.. ahhhhh... Kee.. luar... Argh!"

Crot... Crot... Crot... Banjir bagaikan Air bah.. Chintya lemas tak karuan..

"Bajingan.. Ahhh.."

"Hahaha gila deres" Canda Bram seraya berhasil menaklukan orang asing itu.

"Eh jalan terus, itu rumah temen gue tinggal belok kanan."

Chintya berusaha sadar dari kelelahanya, dia mencoba berkendara lagi namun kaget dan curiga.

"Eh sorry.. Nama temen lo siapa?"

"Lucas, kenapa?"

Chintya menghentikan kendaraan dengan mendadak, beruntung komplek dalam keadaan sepi.

" Eh lo kenapa sih?" tanya bram heran sambil memegang kepalanya.

"itu nama pacar gue... LUCAS."

Bram terdiam.

What next?
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd