kolor_ijon
Semprot Kecil
- Daftar
- 13 Aug 2015
- Post
- 61
- Like diterima
- 61
Kawin Kontrak
- Sebelumnya ane mohon maaf,cerita ini tidak ane maksudkan untuk SARA,hanya sekedar imajinasi ane aje
- Cerita ini hanya Fiksi belaka
- Untuk moderator,kalo sekiranya ane ada melanggar rule,tolong di tegur
- Krn ini cerita pertama yg ane tulis,pasti ada banyak kekurangan disana sini,kritik san saran sangat diterima
- Cerita ini rancananya tidak akan panjang,paling cuma beberapa part aja,kyy gak akan lebih dari 10 part,semoga bisa tamat
- Cerita ini ane tulis cerita ini di hp,jadi kalo nanti hasil nya kurang nyaman,harap maklum
Ok kita mulai
Intro :
Nama ku Dul,ya itu emang nama panggilan,dan nama lengkap gak perlu disebutkan lah ya,umur 20 tahun,status mahasiswa semester 4 di salah satu perguruan tinggi di kota B yang kadang gak aman untuk kendaraan plat B,sedangkan kampung halamanku di luar jawa,tepatnya dari sebuah pulau yang terletak tepat di sebelah timur nya pulau Dewata
{Penulis pernah ke kota B tapi sekedar berkunjung aja,dan gak pernah ke pulau tempat asal tokoh utama,jadi kalo nanti ada gambaran apapun tentang dua tempat itu kurang pas harap maklum}
Secara fisik,badan ku termasuk tinggi untuk ukuran indonesia,yaitu 177cm,maklum masih ada keturunan arab,ceritanya dulu ibu ku ketika masih gadis pernah jadi TKW di arab,ternyata majikanya tertarik dan ibu ku dijadikan istri ke 4,tapi ketika umur ku baru 1 tahun,ayah ku meninggal,dan kami akhir nya pulang ke Indonesia,kami juga mendapatkan warisan yang cukup besar yang kemudian oleh ibuku dibelikan sawah,tanah,ternak dan rumah,beberapa tahun kemudian ibu menikah dengan seorang pegawai negri dan kemudian aku punya 2 adik,laki2 dan perempuan
Aku memang keturunan arab,tapi aku tidak banyak kemiripan dengan orang arab,warna kulitku ikut ibu(sawo matang),tentu warna sawo di kulitku lebih matang(busuk he) daripada ibu ku karena wanita masih peduli penampilan sedangkan aku gak peduli,ditambah kehidupan ku persis si Bolang yang biasa tayang di tv,,wajah juga indonesia sekali dan biasa saja tidak ganteng,padahal ibu ku cukup manis,sepertinya gen ayah ku cuman nurun di perawakan,bulu lebat di badan,dan ukuran benda di bawah pusar,yak tidak bermaksud berlebihan,ukuran penis ku memang diatas rata2,baik panjang maupun diameter nya,dulu ketika masih kecil,aku sering malu krn merasa tidak normal,sering diejek walopun ejekan nya hanya candaan,teman2 ku tau karena kita biasa mandi bareng di sungai,tapi ketika mulai remaja,aku baru menyadari bahwa justru itu aset berhagaku
Walaupun punya aset berharga,tidak serta merta membuat aku pede,krn pada dasar nya aku bukan orang yang supel,rasanya cukup sulit berinteraksi dengan orang baru,tapi kalo sudah kenal ya aku bukan orang yang membosankan juga,diperparah dengan latar belakang pendidikan ku selepas SD,aku melanjutkan pendidikan SMP-SMA di sekolah islami berasrama(ya kalian tau lah hehe)di pulau jawa,jangankan pacar,teman perempuan pun gak ada
Tapi bukan berarti aku lugu,karena tidak semua siswa sekolah agama itu taat aturan,ada saja celah yg bisa digunakan untuk memenuhi rasa penasaran masa remaja,barang2 terlarang masih bisa beredar di asrama apalagi ketika sudah kelas 2 dan 3 SMA,kelas 2 bebas karena kita jadi pengurus organisasi semacam OSIS dan walopun kita urus teman2 sesama kelas 2 juga,tapi namanya teman seangkatan ya kongkalingkong aja,sepertinya mental birokrat negara ini sudah berlaku dimana mana,sedangkan kelas 3,sudah aman karena yang bisa sentuh hanya guru,Jadi barang2 terlarang seperti novel saru,majalah dewasa,dan smartphone ya ada aja,
beberapa temanku juga punya pacar,baik siswi dari asrama putri ato dari sekolah lain,kadang kalo liburan hanya beberapa hari,aku tidak pulang tapi ikut pulang ke rumah temanku,nah di rumah teman ku itu aku biasa nonton film porno tanpa sepengetahuan orang tua dia,ato pergi ke warnet dan akses situs2 dewasa
Libido ku juga relatif besar,tapi masih bisa diredam karena kegiatan cukup banyak,kalopun sudah tidak tahan,ya terpaksa dipuaskan tangan sendiri,meskipun awal nya merasa menyesal,lama lama terbiasa,yah daripada zina(pikirku) ato malah jadi maho(hueks) kan
Setelah lulus,aku melanjutkan pendidikan di tingkat perguruan tinggi,bukan perguruan tinggi keagamaan,karena aku memang sudah niat sejak jauh2 hari utk mengambil jurusan non agama
- Sebelumnya ane mohon maaf,cerita ini tidak ane maksudkan untuk SARA,hanya sekedar imajinasi ane aje
- Cerita ini hanya Fiksi belaka
- Untuk moderator,kalo sekiranya ane ada melanggar rule,tolong di tegur
- Krn ini cerita pertama yg ane tulis,pasti ada banyak kekurangan disana sini,kritik san saran sangat diterima
- Cerita ini rancananya tidak akan panjang,paling cuma beberapa part aja,kyy gak akan lebih dari 10 part,semoga bisa tamat
- Cerita ini ane tulis cerita ini di hp,jadi kalo nanti hasil nya kurang nyaman,harap maklum
Ok kita mulai
Intro :
Nama ku Dul,ya itu emang nama panggilan,dan nama lengkap gak perlu disebutkan lah ya,umur 20 tahun,status mahasiswa semester 4 di salah satu perguruan tinggi di kota B yang kadang gak aman untuk kendaraan plat B,sedangkan kampung halamanku di luar jawa,tepatnya dari sebuah pulau yang terletak tepat di sebelah timur nya pulau Dewata
{Penulis pernah ke kota B tapi sekedar berkunjung aja,dan gak pernah ke pulau tempat asal tokoh utama,jadi kalo nanti ada gambaran apapun tentang dua tempat itu kurang pas harap maklum}
Secara fisik,badan ku termasuk tinggi untuk ukuran indonesia,yaitu 177cm,maklum masih ada keturunan arab,ceritanya dulu ibu ku ketika masih gadis pernah jadi TKW di arab,ternyata majikanya tertarik dan ibu ku dijadikan istri ke 4,tapi ketika umur ku baru 1 tahun,ayah ku meninggal,dan kami akhir nya pulang ke Indonesia,kami juga mendapatkan warisan yang cukup besar yang kemudian oleh ibuku dibelikan sawah,tanah,ternak dan rumah,beberapa tahun kemudian ibu menikah dengan seorang pegawai negri dan kemudian aku punya 2 adik,laki2 dan perempuan
Aku memang keturunan arab,tapi aku tidak banyak kemiripan dengan orang arab,warna kulitku ikut ibu(sawo matang),tentu warna sawo di kulitku lebih matang(busuk he) daripada ibu ku karena wanita masih peduli penampilan sedangkan aku gak peduli,ditambah kehidupan ku persis si Bolang yang biasa tayang di tv,,wajah juga indonesia sekali dan biasa saja tidak ganteng,padahal ibu ku cukup manis,sepertinya gen ayah ku cuman nurun di perawakan,bulu lebat di badan,dan ukuran benda di bawah pusar,yak tidak bermaksud berlebihan,ukuran penis ku memang diatas rata2,baik panjang maupun diameter nya,dulu ketika masih kecil,aku sering malu krn merasa tidak normal,sering diejek walopun ejekan nya hanya candaan,teman2 ku tau karena kita biasa mandi bareng di sungai,tapi ketika mulai remaja,aku baru menyadari bahwa justru itu aset berhagaku
Walaupun punya aset berharga,tidak serta merta membuat aku pede,krn pada dasar nya aku bukan orang yang supel,rasanya cukup sulit berinteraksi dengan orang baru,tapi kalo sudah kenal ya aku bukan orang yang membosankan juga,diperparah dengan latar belakang pendidikan ku selepas SD,aku melanjutkan pendidikan SMP-SMA di sekolah islami berasrama(ya kalian tau lah hehe)di pulau jawa,jangankan pacar,teman perempuan pun gak ada
Tapi bukan berarti aku lugu,karena tidak semua siswa sekolah agama itu taat aturan,ada saja celah yg bisa digunakan untuk memenuhi rasa penasaran masa remaja,barang2 terlarang masih bisa beredar di asrama apalagi ketika sudah kelas 2 dan 3 SMA,kelas 2 bebas karena kita jadi pengurus organisasi semacam OSIS dan walopun kita urus teman2 sesama kelas 2 juga,tapi namanya teman seangkatan ya kongkalingkong aja,sepertinya mental birokrat negara ini sudah berlaku dimana mana,sedangkan kelas 3,sudah aman karena yang bisa sentuh hanya guru,Jadi barang2 terlarang seperti novel saru,majalah dewasa,dan smartphone ya ada aja,
beberapa temanku juga punya pacar,baik siswi dari asrama putri ato dari sekolah lain,kadang kalo liburan hanya beberapa hari,aku tidak pulang tapi ikut pulang ke rumah temanku,nah di rumah teman ku itu aku biasa nonton film porno tanpa sepengetahuan orang tua dia,ato pergi ke warnet dan akses situs2 dewasa
Libido ku juga relatif besar,tapi masih bisa diredam karena kegiatan cukup banyak,kalopun sudah tidak tahan,ya terpaksa dipuaskan tangan sendiri,meskipun awal nya merasa menyesal,lama lama terbiasa,yah daripada zina(pikirku) ato malah jadi maho(hueks) kan
Setelah lulus,aku melanjutkan pendidikan di tingkat perguruan tinggi,bukan perguruan tinggi keagamaan,karena aku memang sudah niat sejak jauh2 hari utk mengambil jurusan non agama
Terakhir diubah: