PAPARAZZI
Siang itu andi pergi kerumah niken, dia telah menghubungi niken melalui whatsapp sekaligus memastikan dia tak berdua saja dengan niken, niken mengatakan kalau suaminya ada di rumah, sebelum ke rumah niken andi membeli hadiah untuk bayi niken.
Tepat jam 1 siang, andi tiba di rumah niken, dia disambut endi dengan ramah, endi mengenal andi dari cerita niken, namun endi baru sekarang melihat andi secara langsung.
“Mari masuk pak, terima kasih udah nyempetin datang,” endi menjabat tangan andi, "pasti saya mampir pak, niken udah banyak berjasa buat saya pak,” andi duduk di ruang tamu, niken menggendong danar keluar dari kamar.
“Ohh ini yang namanya danar ya, ihh lucu ya,” andi melihat danar dengan pandangan bahagia, entah kenapa andi begitu bahagia melihat bayi niken, andi merasa dekat dengan bayi itu.
Endi bercerita tentang danar dengan nada bangga, kedua ayah itu sibuk membanggakan anak-anak mereka, niken memperhatikan andi dengan perasaan berdebar-debar, penampilan andi saat ini sudah banyak berubah, wajahnya semakin tampan dan simpatik di pandangan niken.
Niken berusaha keras menahan air mata kerinduannya, dia sungguh merindukan andi, dan kini sosok yang dirindukan ada di hadapannya, sekuat tenaga dia menahan keinginan untuk mendekap andi.
Terkadang niken ikut dalam pembicaraan, namun di benak niken saat ini dia hanya ingin memuaskan kerinduannya melihat andi lebih lama.
Setelah asyik berbincang, endi kemudian mengajak andi makan siang, andi tak henti-hentinya memuji masakan niken, membuat hati niken berbunga-bunga, niken senang andi menyantap masakannya dengan lahap.
Setelah 1 jam lebih andi berada di rumah niken, kemudian andi pamit, niken mengantarkan andi ke mobil, sedangkan endi membawa danar ke kamar.
Niken berjalan beriiringan dengan andi menuju mobil, dada niken sudah tak karuan, detak jantungnya terasa cepat, namun niken tak berbicara sepatah katapun.
“Nik saya pulang dulu ya, terima kasih atas suguhannya,” pamit andi, “saya juga senang bisa lihat bapak lagi, terima kasih sudah datang pak, sungguh terima kasih,” ucap niken, andi mengangguk dan masuk kedalam mobil, niken melambaikan tangan ke mobil andi yang mulai berjalan menjauh.
Sepeninggal andi, niken menjadi tersenyum-senyum sendiri, kerinduannya sedikit terobati, namun niken tak ingin menampakkan rasa bahagianya di depan paps, hari kemudian berlanjut seperti biasa, niken masuk kamar, bergabung bercanda bersama danar dan paps.
Malamnya niken berbaring sendirian, paps sedang mengobrol di depan bersama bapak-bapak lain, niken kembali teringat andi, kembali kerinduan memuncak, niken ingat tadi andi berkata besok dia akan terbang ke jakarta dengan penerbangan jam 11.
***
Besoknya, tepat jam 9 pagi, niken pamit kepada paps untuk ke supermarket membeli beberapa keperluan, sebenarnya dia ingin ke bandara, dia ingin memberitahukan perasaannya pada andi.
Niken melajukan kendaraannya dengan cepat, untung lalu lintas tidak macet karena hari minggu, setengah jam kemudian niken telah memarkirkan mobilnya di bandara.
Niken berlari ke terminal keberangkatan, dia celingak celinguk mencari sosok yang ingin dia temui, matanya melihat sosok andi yang membelakanginya, andi sedang melihat status pesawat, di papan raksasa diatas pintu keberangkatan.
Niken berlari seketika, kemudian memeluk andi dari belakang, niken membenamkan wajahnya di punggung jaket andi.
Andi sangat terkejut tiba-tiba ada seseorang memeluknya, dia berusaha melihat ke belakang, “pliss pak, tetap liat ke depan, jangan nengok, kalau bapak nengok, sumpah, saya akan sulit melepaskan,” ujar niken
“Niken, kamu sedang apa, dan kenapa kamu ada disini?” tanya andi bingung.
”Tolong biarkan saya memeluk bapak, 5 menit aja, saya mohon,” ucap niken kini suaranya mulai bergetar.
Andi berbalik cepat, niken tertunduk, pelukannya terlepas, “ada apa nik, kenapa kamu ada disini,” tanya andi.
“Pak, saya gak peduli perasaan bapak pada saya, namun saya sekarang sudah tak mampu lagi menahan perasaan ini, saya mencintai bapak, sungguh amat mencintai bapak,” ucap niken, air mata membasahi pipinya yang mulus.
“Apa maksud kamu nik, saya..saya..” ucap andi bingung.
“Saya juga mencintai suami saya, namun saya juga gak bisa menahan lagi kalau saya ternyata jatuh cinta pada bapak, gak perlu ada yang berubah pak, saya hanya mengungkapkan hati ini, saya gak minta bapak melakukan apapun,” ujar niken.
Andi semakin gak mengerti dengan situasi ini, kenapa setelah 10 bulan berlalu, tanpa pernah bertemu lagi, tiba-tiba niken jatuh cinta padanya, kemudian hp andi bergetar, andi melihat bunda menelpon, andi membiarkan panggilan itu.
“Jawab aja pak, saya gak akan merusak kebahagiaan bapak, maafin saya yang sudah bikin bapak terkejut, “ ucap niken, namun panggilan itu kemudian terputus
Tak lama nama bunda kembali muncul di hp andi “saya masuk dulu nik, saya harus cek in,” ujar andi, rina mengangguk.
Andi kemudian berbalik, sambil menjawab panggilan rina, andi berjalan cepat memasuki ruangan keberangkatan, andi tak ingin berlama-lama lagi, dia takut hatinya lemah menghadapi niken, andi terus berjalan tanpa menoleh lagi ke belakang, hingga akhirnya hilang dari pandangan niken.
Niken masih berdiri ditempatnya memandang ke arah andi menghilang “selamat jalan pak, semoga bapak selalu berbahagia dimanapun, aku akan selalu merindukanmu sayang.” ucap niken dalam hati, air mata mulai deras menetes dari mata cantiknya, niken menutup wajahnya dan berbalik menuju mobilnya.
Andi yang sejak tadi bersembunyi di balik dinding, kemudian melihat ke arah niken, andi sungguh tak mengerti kenapa niken seperti itu.
Di tempat yang sama, tidak jauh dari tempat niken memeluk andi, seseorang tengah membereskan peralatan kameranya, dia baru saja membidik momen pelukan itu dengan tele lensa kameranya, beberapa foto berhasil dia ambil, orang itu kemudian melihat hasil foto di layar lcd kameranya, dia tersenyum puas, dan kemudian menjalankan mobilnya pergi meninggalkan tempat itu.
-----Flash Back----
Surabaya, 2 Hari Setelah Doni ke Jakarta
POV frans
Siang itu sekitar pukul 1 siang, aku baru saja pulang ke rumah, seperti biasa aku telah menghabiskan waktu di gym selama 3 jam sejak jam 9 pagi tadi, nanti sore jam 4 aku akan kembali ke gym, walau di awal rasanya sungguh membuat badanku sakit-sakit, kini malah sebaliknya kalau tidak ke gym badanku malah sakit.
Aku masuk kamar ingin istirahat sebentar sebelum sore nanti aku ke gym, baru saja aku merebahkan diri di kasur, suara seseorang memberikan salam terdengar di depan, “permisii..,” aku melihat ternyata seorang tukang pos membawa sebuah paket kilat tercatat, aku menanda tangani resi penerimaan paket tersebut.
Di ruang tamu aku membuka isi paket, ternyata setumpuk foto-foto, dalam gambar ada foto-foto andi baru saja sampai di kantornya, foto rina yang baru keluar dari supermarket, foto andi dan rina serta akbar dan bayi mereka saat berjalan di mal, foto andi dan rina sedang bergandengan tangan mesra di mal tanpa kehadiran anak-anak mereka, dan berbagai foto yang menggambarkan rina ataupun andi baik sendiri-sendiri ataupun bersama, dalam semua foto itu ekspresi rina terlihat sangat bahagia.
Sejak ingatanku pulih, aku sudah berencana ingin tahu tentang situasi rina dan andi sekarang, untuk itu aku meminta bantuan orang yang tepat untuk menjadi mataku selama masa pemulihan fisik ini, aku teringat pada woro, aku sendiri tak tahu nama persisnya siapa, tapi aku selalu menyebutnya woro sebagai kode namanya.
Woro adalah mantan fotografer sebuah tabloid mingguan olahraga terkenal, sejak tabloid itu tidak lagi menerbitkan edisi cetak dan memutuskan hanya terbit melalui online, woro kehilangan pekerjaannya, dia kemudian beralih menjadi fotografer lepas.
Banyak pihak yang menggunakan jasanya untuk kepentingan pribadi, misal untuk memata-matai istri atau suami yang berselingkuh, atau mencari kelemahan seorang pejabat, seperti saat pejabat itu bersenang-senang dengan selingkuhan atau cewek piaraannya, aku sendiri menggunakan jasa woro sejak 3 tahun lalu.
Beberapa hari setelah ingatanku pulih, aku meminjam mobil doni, pada doni aku beralasan ingin ke kantor bumn dan berbagai instansi, namun sebenarnya aku hari itu mengurus rekeningku di bank.
Setelah dari bank, aku ke madiun ke tempat woro, aku tidak memiliki nomor woro, karena semua nomor penting, lenyap bersama hpku saat kecelakaan, aku hanya ingat rumah woro di madiun, setelah bertemu woro dan mengutarakan maksudku, aku segera kembali ke surabaya.
Aku tiba di rumah doni sekitar jam 8 malam, doni yang ada dirumah terlihat khawatir, dan berkata dia takut terjadi apa-apa padaku, karena pergi sejak pagi hingga malam tak memberi kabar.
Aku kemudian mengarang sebuah alasan, aku juga tidak yakin doni percaya dengan alasanku itu, namun doni tidak bertanya lebih lanjut, aku kagum dengan naluri ponakanku itu, dia memang pantas menjadi polisi dengan bakatnya itu.
***
Aku melihat kembali foto-foto tadi, kuusap foto yang ada gambar rina, istriku itu terlihat semakin cantik, ohh aku sangat merindukan dia, sungguh-sungguh rindu padanya, semua foto ini diambil diam-diam oleh woro.
Memang woro kutugaskan untuk mengawasi pasangan andi dan rina, aku ingin tahu bagaimana perkembangan hubungan andi dan rina, dari foto-foto ini aku menyimpulkan kalau rina sudah benar-benar kembali bersama andi, bukan hanya secara fisik, tapi juga secara hati.
Padahal saat menjadi istriku, rina sama sekali enggan untuk kembali ke rumah andi saat wekeend, kini rina telah berubah.
Walau aku belum sempat ketemu dengan akbar, tapi aku yakin bocah tampan yang ada dalam foto ini adalah putra rina, aku ingat wajahnya saat rina menunjukkan padaku dulu.
Kini mereka juga sudah di karuniai bayi, aku kembali ingat, rina bercerita padaku bahwa dia sudah tak mengizinkan andi untuk menyetubuhinya, Rina juga cerita tentang ejakulasi dini andi yang membuatnya enggan melayani suaminya saat dirinya bersama andi.
Dia hanya mengocok dan menyepong kontol andi, dia tak mengizinkan kontol andi menyetubuhi memeknya, itu cerita rina padaku saat kami bersama, saat itu aku sungguh geli mendengar cerita rina itu, namun ternyata saat aku tidak ada, semuanya berubah, sepertinya rina kembali bersetubuh dengan andi, dan membuatnya hamil.
“Hmmhh, apakah kamu kesepian mah, sehingga kamu mau lagi di gauli lelaki yang tak mampu memberikan kamu kepuasan?” batin ku sebenarnya mengutuk rina, namun aku juga sadar semua ini karena tragedi sialan itu.
Aku memasukkan kembali foto-foto itu ke dalam amplopnya, lalu kusimpan dalam lemariku di kamar, aku merebahkan diri kembali di ranjang, setelah melihat foto-foto tersebut, tekadku semakin kuat untuk bisa kembali bersama rina wanita yang aku cintai dan rindukan.
Aku yakin kebersamaan rina dan andi hanya karena rina kesepian, bukan keinginan rina, tapi karena dia terpaksa bersama andi, aku merasa iba pada rina yang pastinya sangat tersiksa tanpa kepuasan batin, walau aku lihat ekspresinya di foto bahagia, tapi aku yakin rina hanya berpura-pura bahagia, tak mungkin pria lemah seperti andi bisa membahagiakan wanitaku
“Ya aku yakin itu, rina hanya terpaksa kembali bersama andi, dia pasti pura-pura bahagia, aku adalah sumber kebahagiaannya, bukan andi si lemah itu, ya kekasihku itu hanya membutuhkan aku untuk membahagiakannya, bukan pria loyo seperti andi.” Tekadku semakin kuat.
“Pasti sekarang mamah tak bahagia ya, jangan kuatir mah, papah akan menjemput mamah, tunggu papah mah, papah akan membawa mamah ke tempat seharusnya mamah berada, yaitu dalam pelukan papah,” frans menyeringai, bola matanya menyala-nyala penuh tekad.
***
BERSAMBUNG