KERAGUAN
Semarang
Niken mengelus-ngelus rambut bayinya yang sedang menyusu di payudaranya, perasaan niken sangat bahagia sekali, 6 tahun berumah tangga, akhirnya niken mendapatkan putra, niken melahirkan seorang bayi lelaki yang tampan melalui persalinan normal.
Niken benar-benar merasakan perjuangan saat melahirkan, rasa sakit yang teramat sangat hingga membuatnya merasa ingin mati, seolah sirna saat bidan yang membantu persalinan memberikan seorang mahluk mungil yang menangis keras.
"Halo bebs," ucap endi mencium kening niken, dia baru saja tiba di rumah sakit, "hei bro..ehmm gantengnya," endi mengelus rambut bayinya yang sedang menyusu.
"Aduh sayang, pelan-pelan.. aduhh," niken meringis terasa putingnya perih. "kuat banget nenennya sih nak," ucap niken dengan lembut.
"Eh bro, klo malem giliran paps ya hihihi," kata endi.
"Apaan sih paps," niken tertawa mendengar ucapan suaminya.
"Paps, bawain gak yang aku minta?," tanya niken sambil meletakkan bayinya di box sebelah ranjangnya.
"Tentu dong, nih," endi mengeluarkan bungkusan nasi goreng, entah kenapa niken pingin banget makan nasi goreng langganannya, "tapi gak boleh pedes ya mum, kasian dedeknya ntar," ucap endi, "nih paps beliin gak pedes," lanjut endi sambil meletakkan nasi goreng tersebut ke sebuah piring.
"Suapin," ujar niken manja, "siap sayang," lalu dengan penuh sayang endi menyuapi istrinya.
"Paps, udah dapet nama buat dedek bayi?," tanya niken sambil mengunyah nasi gorengnya.
"Ada beberapa sih mums, sebentar coba kamu pilih ya," jawab endi, kemudian endi mengeluarkan sebuah kertas dan memberikannya pada niken.
"Idih kok panjang-panjang banget sih paps, ehmm yang mana ya..bagus-bagus sih namanya," ucap niken bingung.
Endi mengambil kertas itu lagi, dan meremasnya, "aku tuh kepengin mums, kalo suatu saat aku punya anak, aku mau namain danar, aku akan namain danar aja deh," ucap endi membuang kertas tadi ke tempat sampah.
Niken terkikik geli, "trus ngapain kamu nulis nama-nama itu paps, kalo dah punya pilihan,"
"Ya biar kaya holang-holang mums hehehe," jawab endi, kemudian endi membereskan makanan niken yang telah tandas, "tambahan namanya apa mums," tanya endi kemudian.
"Tambahan nama?, maksudnya paps," niken mengambil minum.
"Ya biar 3 kata, nama depan dan nama belakang kan udah, tinggal nama tengah, kamu mau nama apa?" tanya endi
"Andi" jawab niken, tiba-tiba nama itu meloncat dari mulut niken.
"Andi?..sebentar," ucap endi, lalu endi menuliskan rangkaian kata-kata tadi menjadi sebuah nama, "hmmm danar andi darmawan, boleh juga..keren," ucap endi manggut-manggut.
"Untung aja paps gak nanya kenapa gue pilih nama itu, aduhh" batin niken.
"Done" endi tak sadar berteriak senang, membuat niken sedikit kaget, begitu juga bayinya yang sedang lelap, bayi itu menangis.
"Ihh paps.., bikin kaget aja, tuh dede bayi nangis lagi," ucap niken kesal, "soalnya si danar kalo bangun maunya muting aja," lanjut niken, dia menghampiri dan menggendong bayinya, dan bersiap menyusui lagi.
"Sori sori mum," endi salah tingkah merasa bersalah.
***
Niken memijat payudaranya yang perih karena produksi asinya sangat banyak, bayinya itu kuat nyusu dan juga kuat tidur, kalau sudah tidur bisa lama, dan membuat payudara niken merasa perih.
Perawat menyarankan endi untuk membeli pemerah asi, sehingga asi niken bisa dikeluarkan dan disimpan di kulkas, ketika ingin diberikan bisa di hangatkan terlebih dahulu. endi kemudian pergi membelinya.
Tak lama, perawat datang meminjamkan alat pemerah susu, niken kemudian memompa asinya dan menyimpan di kulkas kamarnya.
Niken kemudian berbaring, rasa perih di payudaranya berangsur hilang, niken teringat saat dia menyebutkan nama andi, bukan tanpa sengaja sebenarnya niken kepikiran nama andi, ingatan niken melayang pada saat dia mengetahui dirinya hamil.
***
Pulang dari kantor, niken merasakan tubuhnya terasa begitu lelah, tak biasanya dia seperti itu, niken membuka sepatunya.
"Hey paps" niken menyapa suaminya yang sedang bekerja di laptop, niken menghampiri endi, memeluk endi dari belakang, "lagi ngapain paps..ehggh" niken tiba tiba melepaskan pelukannya dan berlari ke kamar mandi, endi hanya memperhatikan, tak berapa lama endi lalu bangun dari tempat duduknya, mengikuti niken ke kamar mandi.
Endi melihat niken berlutut di closet muntah-muntah, endi kemudian menghampiri dan memijat tengkuk niken, "mums kenapa, sakit?,"
"Hoekk..hoekk..hoekk, eehhhhhh" niken muntah-muntah ke dalam closet, endi melihat wajah niken pucat.
Endi kuatir "Mums, kita kedokter ya," niken tak menjawab, tubuhnya terasa lemas.
Endi segera menggendong niken ke punggungnya, langkahnya terburu-buru menuju ke mobil, endi membantu niken naik ke mobil, di rebahkannya kursi yang diduduki niken, endi kemudian bergegas masuk kemobilnya, kemudian melajukan mobilnya menuju rumah sakit.
Endi berjalan mondar-mandir dengan gelisah, dibalik tirai didepannya niken sedang mendapat pemeriksaan dokter, beberapa saat kemudian perawat membuka tirai tersebut, endi segera bertanya pada dokter, "kenapa istri saya dok,", dokter meminta endi menunggu hasil laboratorium.
Endi kemudian menghampiri niken yang berbaring lemah, endi menggenggam tangan istrinya, niken membuka matanya melihat ke endi.
"Paps," niken berkata lirih, tangannya meremas tangan endi.
"Mums udah merasa baikan?," tanya endi cemas, niken hanya mengangguk.
"Kamu kenapa sayang?," tanya endi lagi.
"Mungkin kecapean paps, kayaknya masuk angin," jawab niken lemah.
"Bapak suhendi darmawan" tiba tiba perawat memanggil namanya, endi kemudian menghampiri meja perawat.
Setelah mendapat penjelasan dari dokter, wajah endi terlihat riang, tak henti-hentinya dia tersenyum, "beneran dok, gak salah kan,", dokter menjelaskan bahwa hasil lab menunjukkan, niken tengah hamil sekitar 2 hingga 3 minggu.
Endi bercerita dengan riang ke niken, "Mums kamu akan jadi mami loh" ucap endi kegirangan, niken tak tahu harus berkata apa, perasaannya sungguh bahagia, hampir 6 tahun menikah, dan sekarang dia mengandung bayi pertamanya, tak terasa niken menitikan air mata bahagia.
"Aduh mums kok nangis sih," ucap endi menyeka air mata diujung kelopak mata niken, "kamu bahagia ya sayang," ucap endi lagi dengan lembut, niken hanya mengangguk, bibirnya bergetar menahan haru.
Endi memeluk istrinya erat, endi berbisik lirih " i love you mums,"
Niken pun memeluk erat tubuh endi "love you so much,", setelah membereskan administrasi, endi kemudian mengajak niken pulang.
Di Kamar, niken terbangun karena terasa kandung kemihnya penuh, dilihat suaminya sudah tertidur pulas, niken kemudian pergi ke kamar mandi, di closet niken termenung, dia tiba-tiba berdebar, teringat tadi kata suaminya kalau dia hamil 2-3 minggu.
Niken ingat persetubuhannya dengan andi dua minggu lalu, dan dua hari setelah itu suaminya pulang dari luar kota, niken dan endi juga bersetubuh, niken menjadi was-was, niken bingung, sperma siapa yang menghamilinya.
Niken kemudian membuka hpnya, dia mengetik di kolom pencarian mbah google, cara menghitung kehamilan, ternyata dihitung dari hari pertama mens terakhir, niken bahkan tidak ingat kapan tanggal dia terakhir menstruasi, niken sungguh bingung. niken mengucek-ngucek rambutnya "aduhhh, kok jadi gini..".
***
Hingga melahirkan niken tidak bisa juga memastikan siapa ayah dari danar, niken bahkan sudah mencari tahu berapa lama setelah berhubungan seks sperma bisa membuahi sel telur, namun jawabannya malah membuat dia tambah bingung.
Dalam artikel, niken membaca sperma bisa langsung membuahi sel telur dalam 2 menit setelah berhubungan seks, ada juga yang perlu waktu hingga 5 hari setelah berhubungan, niken bertambah pusing dengan informasi tersebut.
"Aduh gak mungkin juga aku mengatakan semua ini pada paps,"
"Bodo amat ah, ini pasti anak paps, ya pasti," namun kembali dia ragu, niken sungguh kesal setengah mati, niken menutup wajahnya dengan kedua tangan, dia benar-benar kesal memikirkan kebingungan ini.
***
BERSAMBUNG