Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Ini Harem ku

UPDATE
Hari dimana Dinda datang...

TING TONG, bell rumah Jhony berbunyi sangat keras bagaikan panggilan untuk Jhony. Jhony yang sudah menunggu kedatangan calon budaknya ini langsung bergegas membukakan pintu rumahnya, setelah Jhony membuka pintunya terlihat Dinda yang menggunakan kerudung putih yang dengan model yang melilit lehernya dengan rapih, dan menggunakan dress terusan yang berwarna cokelat mengkilat karna terbuat dari sutra yang sangat nyaman digunakan, namun dressnya tersebut tetep menutup rapat aurat Dinda sehingga didepan mata Jhony saat ini Dinda terlihat sangat cantik dan indah menggunakan balutan semua kain yang membungkus badan Dinda saat ini, melihat Dinda yang sangat rapih tersebut pikiran Jhony semakin liar dan berputar kemana-mana.

Jhony : “sayang kamu cantik banget hari ini” sambil menatap dengan terpana kearah Dinda

Dinda : “ah kamu bisa aja aku kesini buru-buru tau mau nemenin kamu jadi ga sempet ganti baju, aku dari bandara langsung kesini, pisah orang tua aku, ayo masuk ih kenapa di pintu doang, aku cape mau rebahan” Dinda ngomel karna pacarnya sangat manja untuk selalu ditemani belakangan ini bahkan saat dinda sedang banyak kesibukan dengan kuliahnya.

Jhony : “iya sayangku, ayo ke kamar aku aja ya langsung” Jhony tidak sabar menunggu saat yang ia nantikan tiba, setelah Dinda memasuki kamar Jhony, kemudian Jhony berhenti didepan pintunya

Jhony : “kamu pasti kecapean ya? Kamu mau apa?” Jhony mencoba menawarkan sesuatu untuk melancarkan rencananya

Dinda : “tumben kamu baik” Dinda heran karna biasanya pacarnya itu tidak pernah melayani Dinda seperti mengambilkan makan atau minum saat di rumahnya

Jhony : “iya dong kamu kan udah cape dan buru-buru kesini untuk nemenin aku, pembantu ku juga lagi izin katanya suaminya dateng kesini jadi dia mau ketemu suaminya dulu” Jhony ngeles menghindari kecurigaan

Dinda : “aku haus banget sih, pengen yang seger manis-manis”

Jhony : “ es jeruk gimana?”

Dinda : “boleh sayang”

Jhony langsung pergi ke dapur untuk menyiapkan es jeruk ultimate nya, setelah es jeruk segar tersebut jadi kemudian Jhony mengeluarkan obat yang kemarin telah ia siapkan untuk hari ini dari laci dapurnya tersebut. Kemudian ia meneteskan satu tetes obat tersebut. Setelah tertetes, Jhony berdiam dan berfikir “kayanya kurang nih, kalau Dinda minum dikit doang bahaya nih” akhirnya karna kekhawatiran Jhony dengan syarat tidak bisa dilakukan dengan objek yang sama serta ia sudah berjalan sejauh ini akhirnya Jhony meneteskan satu tetes lagi, walaupun Jhony sendiri tidak tahu akibatnya akan seperti apa, Jhony bergumam sambil mengaduk es jeruk ultimate nya itu “ah bodo amat dah yang penting berhasil dulu” Setelah Jhony menyiapkan es jeruknya, kemudian Jhony langsung masuk ke kamarnya dan melihat Dinda sedang duduk dipinggiran kasurnya sedang bermain HP.

Jhony : “Din nih es jeruknya, semoga enak yaaa” Jhony memecahkan konsentrasi Dinda yang sibuk dengan HPnya

Dinda : “aduh sayang jadi ngerepotin, makasih banyak ya sayang, makin sayang deh sama kamu” Dinda menerima es jeruk tersebut tanpa kecurigaan bahkan Dinda hanya merasa itu rasa cinta Jhony kepada dirinya, kemudian Dinda langsung minum es jeruk tersebut tanpa rasa curiga *glek glek* dua kali tegukan terlihat di mata Jhony dan Dinda langsung menaruh es jeruk di meja samping kasur Jhony.

Jhony : “Din kok ga di abisin katanya aus, itu udah aku buatin susah susah lho” Jhony berbicara dengan harapan Dinda menghabiskan es jeruk tersebut, melihat Jhony berbicara seperti itu Dinda langsung melihat Jhony dan tersenyum manis diwajahnya tanpa kecurigaan sama sekali, “iya sayang” balas Dinda. Tanpa disuruh lagi Dinda langsung menghabiskan es jeruk buatan pacarnya tersebut sampai tetes terakhir ia telan.

Dinda : “ tuh udah abis hehe” Dinda melihat Jhony dan tersenyum manis ditengah-tengah Hijab putih yang ia gunakan, terlihat dari matanya Dinda merasa sangat dicintai oleh pacarnya. Dinda berfikir bahwa ia perempuan paling beruntung bisa mendapatkan hati dari Jhony.

Jhony : “nah gitu dong sayang”

Dibalas Dinda dengan senyuman yang manis, dan telihat wajah bahagia dari Dinda, sedangkan Jhony dari mukanya terlihat rasa penasaran dengan kejadian selanjutnya yang akan ia hadapi. Rasa penasaran tersebut pun tidak bisa dikontrol oleh Jhony dan tercuat muncul diwajahnya. Dibenak Jhony ia melihat Dinda sebagai calon budaknya hari ini, wanita cantik dan alim dengan Hijab putih dikepalanya dan Abaya yang terbuat dari sutra tersebut sebentar lagi akan menjadi budaknya, pikiran Jhony sekarang melihat Dinda bukanlah lagi pacarnya dulu yang sangat ia sayangi tapi hanya sekedar peliharaan yang akan memuaskan nafsunya.

Dinda : “ Heh kok malah bengong” dinda membuyarkan pikiran Jhony

Jhony : “eh iya sayang abis kamu manis banget hari ini jadi bengong aku ngeliatin kamu” padahal dibenaknya didepannya hanya ada peliharaan. Akhirnya Jhony untuk mengalihkan fokusnya, Jhony mengajak ngobrol Dinda, sekedar obrolan tidak penting karna yang Jhony tunggu adalah reaksi obat tersebut.

Selang 5 menit mengobrol kemana-mana, Jhony melihat tubuh Dinda sudah merasa tidak nyaman dan nafas Dinda sungguh terasa berat terdengar Jhony. Ia melihat butiran-butiran keringat muncul disekitar dahi dan wajah Dinda.

Dinda : “sayang kok panas banget sih” Dinda mengeluh merasakan keanehan badannya

Jhony : “lho AC nya udah nyala paling dingin padahal” kemudian Jhony mendekati Dinda dan menyentuh dahi Dinda dengan punggung tangan kanannya

Jhony : “kamu sakit?”

Dinda : “gatau tapi aku ngerasa gerah sama panas banget” dengan nafas berat Dinda menjawab pertanyaan dari Jhony

Jhony : “mungkin kamu kecapean sayang coba tiduran dulu ya” Jhony mencoba menawarkan solusi terhadap keadaan Dinda tersebut

Dinda : “ kayanya aku pulang aja deh” Dinda langsung berdiri menerobos Jhony yang berada didepannya, melihat hal tersebut Jhony langsung sigap menangkap tangan kiri Dinda untuk menghentikan Dinda, tangan Dinda pun tertangkap dan sedikit menarik abaya yang Dinda gunakan

Jhony : “kamu udah kaya gini masih maksain aja, kamu tiduran dulu ya, aku cariin obat dulu sebentar, kalau kamu pingsan dijalan gimana? Nanti ga ada yang nolongin. Kamu istirahat sebentar disini tidur dulu ya disini, nanti abis kamu bangun aku anterin pulang ya?” Dinda yang mendengar hal tersebut langsung berpaling dan mengarahkan badannya ke arah Jhony yang sedang duduk dipinggir kasur dan menangkap tangannya. Dinda hanya melihat bahwa pacarnya itu khawatir terhadap dirinya dan segera menerima segala perhatian yang pacarnya tersebut berikan. Dinda pun menuruti perkataan pacarnya tersebut dan tidur di kasur Jhony dengan tenang.

Jhony : “sebentar ya aku cari obat dulu, kamu meremin mata dulu aja” kemudian Jhony meninggalkan Dinda dan segera keluar dari kamarnya dan berpura-pura mencari obat. Namun Jhony keluar bukanlah untuk mencari obat melainkan menunggu reaksi obat tesebut terus bekerja, seraya menunggu Jhony berfikir “yes ngefek tuh obat sekarang tinggal eksekusi”. Selang 5 menit Jhony menunggu di dapur, Jhony langsung beranjak ke kamar nya dengan berpura-pura berteriak “SAYANG OBATNYA GA KETEMU, MAU KE RUMAH SAKIT AJA GA?” teriak Jhony seraya membuka pintu.

Setelah pintu terbuka, Jhony kaget dan terpana dengan pemandangan yang berada didepannya, Jhony melihat Dinda orang yang ia kenal alim dan taat dengan agamanya tersebut sedang terkapar menahan hawa nafsunya, sekilas ia kagum karena Dinda dapat menahan hawa nafsunya yang sedang melonjak secara tiba-tiba sehingga badannya terlepas kontrol, Jhony melihat dari ujung kepala Dinda yang memalingkan wajahnya dari arah pintu namun masih bisa dilihat oleh Jhony, ia melihat Hijab putih yang tadi masih terpasang rapih melilit lehernya sekarang sudah terlihat berantakan dengan rambut yang sudah mulai keluar dari hijab nya tersebut, terlihat juga ujung-ujung hijab putihnya tersebut basah oleh keringat nafsu yang Dinda keluarkan, Jhony memperhatikan ekspresi wajah Dinda saat itu, mata Dinda sangat sayu menatap kosong kearah berlainan, wajahnya penuh dengan butiran-butiran keringat, bibirnya terlihat sedikit pucat walaupun saat itu Dinda menggunakan Lipglos, namun tidak hanya pucat yang dilihat oleh Jhony, namun Dinda menggigit bibir bawahnya untuk menahan nafsunya yang tengah memuncak secara tiba-tiba dialam badannya. Kemudian ia memperhatikan sekitaran kepala Dinda, dimana Jhony melihat kedua tangan Dinda meremas-remas bantal yang tengah digunakannya, seperti menahan tangan sendiri untuk tidak melakukan sesuatu saat itu. Akhirnya pandangan Jhony turun ke badan Dinda yang tengah menggeliat-geliat menahan rangsangan internal badan nya atau mungkin tengah mencari pemuas nafsunya. Dan yang yang mebuat Jhony semakin kaget sekarang Dinda terlihat sedang membanting-banting pantatnya kekasur, seperti badannya mencari kepuasan tersendiri walaupun Dindanya sendiri tidak menginginkan hal seperti itu. Sudah sangat jelas di depan mata Jhony saat ini Dinda wanita cantik dan alim tersebut telah kehilangan kontrol atas badan dan nafsunya sendiri.

Jhony : “sayang kamu kenapa???” Jhony berpura-pura kaget melihat keadaan pacarnya itu, namun Dinda sudah tidak punya tenaga untuk membalas pertanyaan Jhony, saat ini Dinda hanya bisa memfokuskan kekuatan terakhirnya untuk menahan nafsunya sendiri yang tengah bergejolak di dalam badannya. Dengan kekuatan terkahir Dinda memaling kepalanya kearah Jhony yang berada di pintu dan menggeleng-gelengkan kepala, Jhony yang melihat hal tersebut langsung mengetahui maksud dari gerakannya tersebut, dengan gerakannya tersebut Dinda seperti berkata “aku gatau kenapa aku kaya gini” dan Jhony hanya tersenyum tipis melihat hal tersebut dan merasakan kesenangan yang luar biasa karna misinya sukses.

Jhony mendekati Dinda yang tengah menahan sekuat tenaga untuk mengontrol badannya, Dinda melihat Jhony mendekatinya dengan tersenyum tipis. Dinda yang sedang berada dipinggir kasur terdekat dengan pintu langsung didekati oleh Jhony, Jhony menyentuh lembut pipi Dinda dengan punggung tangan kanannya, mendadak mata Dinda memejam dengan kepala yang mendongak dan selangkangan wanita alim itu seperti terserang dorongan hebat dan membuat pantat nya melonjak seperti mencari sesuatu hingga badan nya melengkung sesaat terdengar “ssshhhh aaaaaahhhh” dari mulut Dinda keluar desisan dan erangan kecil, dengan sentuhan kecil dari Jhony Dinda sudah tidak bisa mengontrol mulutnya, erangan tersebut keluar diluar kehendaknya, sebagian diri Dinda merasa malu tak bisa menahan suaranya sendiri didepan pacarnya namun sebagian diri lainnya yang tidak Dinda kehendaki sangat menikmati sentuhan Jhony tersebut. Jhony sangat menikmati pemandangan didepannya melihat wanita alim tersebut menahan nafsu yang tak pernah dia rasakan sebelumnya, ia menikmati segala bentuk gerakan yang dilakukan Dinda serta suara suara yang dikeluarkan Dinda dan semua tindakan Dinda yang menahan nafsunya itu. Efek dari lonjakan dipantatnya tersebut menyebabkan abaya yang digunakan Dinda sekarang tersingkap sampai ke paha Dinda, sekarang terlihat kaki dan paha putih susu menghiasi pemandangan Jhony.

Kemudian dengan tangan yang masih menempel di pipi Dinda, kemudian tangan nya bergerak secara perlahan kearah bibir Dinda yang terbalut lipgloss, Jhony menyentuh sedikit bibir Dinda yang tengah terbuka karna mengeluarkan desahan yang tak tertahankan. Jhony merasakan bibir Dinda yang pucat tersebut terasa lebih dingin dari pada wajah yang sebelumnya Jhony sentuh, dari tangannya tersebut Jhony merasakan hembusan nafas berat yang dikeluarkan oleh Dinda. Jhony sangat tersenyum puas melihat hal tersebut.

Jhony : “kamu kenapa sayang? Kok kamu kaya gini” Jhony bertanya sekali lagi karena terlalu senang melihat Dinda yang tengah menahan nafsu dan sengaja mengerjai Dinda dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Dinda yang sudah sangat lemas karna tenaganya digunakan untuk menahan nafsunya sendiri, ia berusaha sangat keras untuk menjawab pertanyaan Jhony dengan jelas tanpa desahan-desahan dari mulutnya yang tidak bisa Dinda kontrol lagi.

“aaahh aakkhuuu gak tahhhuu aah akuu ehaahh kenapaaaa” suara Dinda keluar dengan desahan-desahan yang tak bisa Dinda tahan walaupun Dinda telah mencoba sekuat tenaga. Kemudian Jhony tersenyum dan Dinda melihat hal tersebut, seraya Jhony tersenyum ia mendekatkan mulutnya ke arah kuping Dinda yang terbalut hijab putihnya. Jhony mencoba berbisik kearah kuping Dinda yang terbalut hijab yang sekarang basah keringatnya hampir kearah kuping Dinda.

Jhony : “aku ada obatnya” Jhony berbisik pelan percis didekat kuping Dinda bahkan terkadang menyentuh hijabnya tersebut, hal tersebut dirasakan oleh Dinda sehingga Dinda langsung memejamkam matanya sangat dalam dan terdongak keatas seraya terdengar “aaaaahhh” dari mulut Dinda, tangan Dinda yang tadi tengah meremas remas bantal, sekarang Dinda mencoba meraih muka Jhony dan memegang muka Jhony, Dinda hanya bisa menatap Jhony dengan penuh harapan terhadap obat yang dibawakan oleh Jhony.

Jhony langsung memindahkan tangan yang berada di bibir Dinda dan memegang tangan Dinda tersebut. Mencoba menenangkan Dinda dengan menaruh tangan Dinda di perutnya, namun perlahan tangan Dinda menjauh dari perut nya dan malah meremas selimut dari kasur Jhony, sehingga sekarang Dinda tengah meremas remas bantal dan selimut yang berada dibawah Dinda percis.

Kontol Jhony yang telah memberontak di dalam celananya akhirnya Jhony mencoba menaiki kasur dan memposisikan dirinya diatas Dinda. Jhony mencoba mendekati mukanya ke arah Dinda dari posisi atas tersebut, kemudian ia mendekati kuping Dinda yang berbalut Hijab tersebut, saat Jhony mendekati muka nya ke kuping Dinda, mendadak Dinda langsung memalingkan mukanya kearah samping sehingga kupingnya kini menghadap percis kearah muka Jhony, seolah-olah Dinda mengizinkan kupingnya untuk dijamah lebih jauh. Melihat hal tersebut Jhony langsung bersemangat dan berbisik

“ini obatnya sayang” setelah ucapannya tersebut, Jhony langsung menjilati kuping Dinda dari luar Hijab nya, Jhony terus menjilati dengan liur yang banyak karna sedari tadi Jhony telah menahan rasa sangenya untuk menjamah tubuh Dinda.

“AAAAAHHHHH AAAHHHHH” suara Dinda langsung menggema di kamar Jhony, mendengar hal tersebut Jhony semakin bersemangat dan terus menjilati kupingnya, selain itu Jhony juga mencoba menghisap-hisap kuping Dinda sehingga terasa ada cairan yang terhisap dari hijab Dinda karena perbuatannya tersebut. Dengan perlakuan Jhony tersebut Dinda semakin tidak bisa mengontrol dirinya teriakan teriakan desahan terus menggema di ruangan tersebut, tangan Dinda yang sebelumnya meremas bantal sekarang beralih kearah mulut nya untuk meredam suaranya tersebut, namun hal tersebut terasa percuma karena Dinda serasa ingin mengeluarkan suara yang terus lebih keras, selain itu Dinda tak menyadari perbuatan Jhony tersebut membuat badan nya melonjak-lonjak terutama dibagian selangkangannya, Dinda tak menyadari bahwa badan nya melonjak-lonjak dan tertahan oleh badan Jhony, sehingga kontol Jhony pun merasakan gesekan-gesekan dari lonjakan badan Dinda.

Jhony yang sudah merasa puas menjilati kuping Dinda dan puas dengan reaksi Dinda, jilatan Jhony beralih perlahan dari arah kuping lidah Jhony tetap menjulur bergerak menjilati hijab Dinda hingga menyentuh pipi Dinda yang sedang menghadap kesamping, kemudian jilatan Jhony sedikit naik keatas ke arah mata seakan-akan Jhony sangat menikmati hidangan yang ada didepannya tersebut.

Kemudian Jhony menjauhkan mukanya dan mendadak tangan Jhony langsung memegang dagu Dinda dan secara kasar menggerakan kepala Dinda untuk menghadap muka Jhony. “sekarang kamu miliku” ucap Jhony dan langsung menghajar mulut Dinda dengan ciuman yang ganas, Jhony langsung memasukan lidahnya mencari-cari lidah dari Dinda yang ragu untuk keluar dari tempat persembunyiannya, lidah Jhony terus menjarah seluruh rongga mulut Dinda, tak jarang Jhony menghisap mulut Dinda agar lidah Dinda keluar dan dimainkan dengan lidah Jhony. Jhony yang sangat bernafsu saat itu bahkan sampai menjilati mulut hingga terkadang menyentuh hidung Dinda, oleh karenanya mulut Dinda dan sekitarnya sampai basah karena jilatan ganas dari Jhony. Seraya serangan di mulut Dinda terjadi, tangan kanan Jhony mencoba turun mendekati dada Dinda, Jhony sangat menghayati sentuhannya dan meraba dengan pelan, Jhony merasakan dari tangannya baju Dinda tengah lembab dan terasa basah karena keringat nafsu Dinda yang sedari tadi bergejolak, dan akhirnya menyentuh payudara Dinda yang saat itu Jhony rasakan payudara Dinda sudah sangat keras tidak seperti payudara Dinda yang ia kenal selama ini lembut dan sangat nyaman, saat sentuhan tersebut terjadi badan Dinda semakin bergejolak tak terkontrol dan suara Dinda semakin keras “AAAAAAHHH” mukanya pun yang sedang Jhony hujam dengan ciuman langsung mendongak keatas, namun Jhony tetap mengejar bibir Dinda untuk meneruskan serangannya di bibir manis Dinda tersebut. Jhony terus meraba pelan dengan penuh hayatan di payudara Dinda sehingga Dinda semakin tidak bisa mengontrol badannya. Sekilas Jhony melihat mata Dinda yang sudah kehilangan pandangannya, terlihat mata Dinda sudah sangat sayu dan sudah tidak lagi terlihat lingkaran hitam di matanya.

Tak lama Jhony menikmati bibir dan payudara Dinda, kemudian Jhony berpindah posisi ke samping kanan Dinda, dan melihat muka yang terbalut hijab basah dengan muka yang sudah berantakan yang penuh dengan cairan dari liur Jhony dan keringat dari Dinda, bibir yang pucat, dan tatapan yang sudah tidak ada harapan lagi. Namun melihat itu Jhony malah tersenyum senang melihat wanita alim tersebut sekarang sudah sangat kewalahan melawan nafsunya. Kemudian tangan kiri Jhony ia selipkan dibawah leher Dinda sehingga dapat menjangkau payudara kiri Dinda dan meraba payudara tersebut, sedangkan tangan kanannya menelusuri perut Dinda dan turun kebawah. Kemudian Jhony meneruskan menjilati bibir wanita alim tersebut dan tak jarang ia juga menjilati muka Dinda seperti sebuah santapan. Tangan kanan Jhony akhirnya sampai pada pintu kebahagian Dinda, saat tersentuh oleh tangan Jhony badannya lansung bereaksi untuk merasakan tekanan yang kuat dari sentuhan tersebuh dan melonjak hingga badan Dinda melengkung, namun Jhony tidak ingin wanita alim tersebut mendapatkan yang ia mau, sehingga Jhony sengaja untuk menekannya dan hanya mengikuti pergerakan badan Dinda tersebut.

Kemudian bibir, wajah, dan payudara Dinda yang terus diserang, tangan kanan Jhony mulai meraba halus di bagian selangkangan Dinda sehingga memberikan sensasi pada selangkangan Dinda yang saat itu terus membanting-bantingkan pantatnya ke kasur seperti ingin tekanan kuat pada selangkangannya. Dinda yang menerima itu ingin sekali teriak melepaskan desahannya namun tertahan karna ciuman Jhony sehingganya hanya terdengar desahan dari dalam mulutnya. Kemudian setelah Jhony puas mempermainkan badan Dinda yang saat ini haus rangsangan, ia mencoba mencoba klitoris Dinda dari luar baju dan celana dalamnya, karna terhalang oleh baju yang digunakan Dinda sehingga Jhony hanya mengira-ira saja dan mencoba menekan dibagian itu, tekanan yang diberikan oleh Jhony bereaksi sangat baik di badan Dinda yang di tandai goncangan di badan Dinda dan getaran-getaran di Dinda, melihat hal tersebut kemudian Jhony langsung menghujam tempat tersebut dan menggesekan jari-jarinya ditempat tersebut, namun hanya berselang sepeluh detik mendadak badan Dinda melengkung tinggi dan tidak membantingkan pantatnya lagi, tiba-tiba badannya bergetar hebat, kedua tangan Dinda mencari pegangan dan meremas sangat kuat bantal dan selimut yang ada, melihat hal tersebut Jhony menjauhkan bibirnya dan berhenti mencium Dinda, mulut Dinda terbuka sangat lebar bahkan ia tak pernah melihat Dinda membuka mulutnya selebar ini, dan matanya memejam sangat dalam dan kepalanya mendongak keatas seraya mengikuti badannya yang melengkung, namun saat itu entah mengapa sesaat Dinda malah berhenti mendesah. Dengan reaksi badan Dinda tersebut Jhony meneruskan perbuatannya dan 3 detik kemudian

“AAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHH” Dinda mengeluarkan desahan dengan teriakan yang luar biasa keras, tampak badannya yang melengkung tersebut bergetar-getar sangat hebat, matanya kini sudah tidak lagi memejam namun tidak terlihat lingkaran hitam dimatanya tersebut. Mendadak terlihat semburan air yang tertahan dengan celana dalam Dinda yang sebelumnya belum dilepas sehingga cairan yang seperti ingin menerjang jauh tertahan dan merembes melewati celana dalamnya, semburan tersebut berlangsung cukup lama dan sangat banyak sekali keluar dari sumbernya, hingga cairan tersebut merembes ke abaya yang digunakan Dinda dan membasahi seluruh abaya bagian pantat hingga punggung Dinda dengan cairan yang keluar dari tubuhnya, dan baju abaya yang tidak bisa menampung cairan tersebut pun akhirnya membanjiri kasur Jhony hingga tercetak dengan jelas cairan kebahagian Dinda di kasur Jhony. Tubuh Dinda yang merasakan sudah pada puncak pengluaran cairan kebahagiaannya tersebut akhirnya menjatuhkan badannya ke kasur, namun badannya tetap terus bereaksi dan terus membanting-banting pantatnya ke kasur yang sudah basah tersebut.

Melihat hal tersebut Jhony bukannya senang malah kecewa, Jhony kecewa karena ia belum sempat merasakan memainkan tubuhnya Dinda untuk membuat Dinda squirt

Jhony : “lah anjir baru disentuh dikit doang udah banjir begini” Jhony mengumpat di depan muka Dinda yang saat ini tengah merasakan sensai puncak kebahagiaannya, kata-kata Jhony yang mengumpat ke Dinda sepertinya tidak masuk ke otak Dinda karena terhalang sensai kenikmatan yang masih terus menjalar ditubuhnya. Jhony yang kecewa ia keluar untuk meneguk minum terlebih dahulu dan membiarkan Dinda merasakan kenikmatannya untuk pertama kalinya tersebut, Jhony pergi ke dapur dan mengambil segelas air putih untuk memulihkan dahaganya, saat ia meneguk minuman tersebut, ia melirik kearah botol obat yang sebelumnya digunakan yang berada di atas meja. Kemudian sambil ia meminum pikiran jahatnya pun timbul kembali. Ia langsung menaruh gelas tersebut dan langsung meraih botol obat tersebut dan berjalan ke arah kamarnya.

Dinda yang badan masih bergetar namun sudah mendingan karna tidak lagi membantingkan pantatnya langsung didekat oleh Jhony yang langsung memposisikan diri di samping kanan Dinda

Jhony : “sayang, aku belum puas mempermainkan badan kamu ini” kata Jhony meracau didepan muka Dinda yang tampak sudah sangat kewalahan

Jhony : “kita lanjut ya?” mendengar hal tersebut Dinda yang sedikit kembali kesadarannya hanya dapat menggelengkan lemas kepalanya karena tidak sanggup lagi untuk bicara, ia menandakan bahwa ia sudah tidak kuat dan memohon untuk berhenti. Tapi Jhony yang melihat hal tersebut langsung merogoh kantongnya dan mengambil botol obat tersebut. Dengan tangan kanannya Jhony menambil satu tetesan dengan pipet yang tersedia dipenutup botol tersebut, sedangkan tangan kirinya meraih mulut Dinda dan mencoba membuka mulut Dinda. Dinda yang sudah tidak mempunyai tenaga lagi tidak bisa melakukan perlawanan yang banyak melihat Jhony mendekati ujung pipetnya tersebut kearah bibirnya sehingga akhirnya ia harus menelan tetesan tersebut ke dalam tenggorokannya. Dinda tidak tahu itu cairan apa, tapi di kondisi Dinda yang saat ini Dinda merasakan itu bukanlahsuatu hal yang baik.

Kemudian Jhony menyimpang botol tersebut di atas meja di samping Dinda, dan melihat tangan kanan Dinda meraih bibirnya sendiri, terlihat dimata Jhonya Dinda seperti mengigiti kuku jarinya karna menahan sesuatu. Melihat hal tersebut Jhony langsung meraih paha Dinda yang sedari menggoda Jhony, ia meraba pelan pahanya itu hingga kearah celana dalam Dinda, dari sentuhan tersebut Dinda hanya dapat mengeluarkan suara “aaaahh” karena tenaganya yang belum kembali dari puncak kenikmatan sebelumnya.

Jhony menurunkan celana dalam berwarna pink yang Dinda gunakan tersebut hingga terlepas dari kakinya, terlihat celana dalam yang sangat basah tersebut terlepas dari kaki Dinda dan Jhony ambil dan di dekati kewajahnya, ia mengcoba menghirup dalam dalam celana dalam yang penuh dengan cairan kebahagian pacarnya untuk menikmati kesuksesannya tersebut. Kemudian setelah puas celana dalamnya tersebut ia simpan disamping kepala Dinda, dan Jhony turun untuk melihat lubang kewanitaan wanita alim tersebut, Jhony sendiri tidak pernah melihat memek Dinda selama ini karena Dinda tidak pernah ingin memberikan keperawanannya kepada Jhony, sehingga saat ini Jhonya sangat penasaran apa yang akan dijumpainya disana. Jhony langsung merangkak untuk mendekati memek Dinda, namun Dinda mencoba menggerakan tangannya dan meraih abayanya untuk menutupi memeknya tersebut tapi apadaya tenaga yang sudah terkuras terlebih Jhonya yang semangatnya tengah tinggi tingginya tidak dapat menghalangi kehendak Jhony, melihat hal tersebut Jhony langsung meraih tangan Dinda dan melemparkan nya ke arah atas sehingga tangan Dinda berada di dekat kepalanya. Tenaga terakhirnya yang Dinda gunakan sekarang menjadi percuma, Dinda sudah tidak kuat lagi untuk menggerakan tangan nya karna lemas, terlebih kakinya sudah tidak bisa ia rasakan lagi karena terlalu lemas.

Setelah itu, didepan Jhony sekarang terpampang jelas lubang kewanitaan wanita alim tersebut, ia sungguh takjub dengan pemandangan didepannya, terlihat gundukan daging yang begitu rapat didepannya, terlihat pula rambut halus yang baru tumbuh disekitaran atas gundukan tersebut, terlihat daging kepinkan ditengah-tengah gundukan tersebut yang membuat Jhony semakin takjub melihatnya. Kemudian karna melihat hal tersebut Jhony berbicara didalam hati “untuk seorang wanita yang tabu dengan memek, ini cewek pinter juga ngejaga dan ngerawat memeknya sampe sebagus ini” karena sudah tidak tahan dengan pemandangan didepannya, Jhony langsung memposisikan dirinya dengan merangkak kedepan memek Dinda, sehingga memek Dinda saat ini menjadi pemandangan penuh dari matanya.

Melihat hal tersebut, Jhony sudah tidak bisa menahan dirinya lagi, dan langsung menjilati memeknya Dinda, Jhony menjilati mulai dari pinggir memeknya dengan perlahan dan sangat menikmati memeknya Dinda, wajar saja Jhonya sangat menikmati memeknya Dinda tersebut karena ini baru pertama kali Jhonya melihatnya dan menjilatinya, namun yang membuat Jhony sangat menikmatinya bukan karena itu pengalaman pertama tapi karena perawatan yang diberikan oleh Dinda terhadap memeknya tersebut sehingga memeknya terlihat indah dan sangat wangi di hidung Jhony.

Puas mempermainkan pinggiran memek Dinda ia mencoba untuk menjilati bagian tengah dari memek tersebut, terlihat pink di bagian tengah dan langsung dihujam dengan jilatan jilatan ganas dari mulutnya tersebut sehingga badan Dinda yang tadinya sudah tidak mempunyai tenaga, akhirnya tenaganya melonjak kembali karena permainan Jhony.

Jhony yang sangat gregetan dengan memek indah tersebut, akhirnya menghisap hisap memek tersebut dengan penuh nafsu, sehingga membuat badan Dinda melonjak keatas kembali, merasakan hal tersebut Jhony yang tidak ingin melepaskan mulutnya dari memek Dinda akhirnya harus mengikuti gerakan Dinda dan membuatnya setengah duduk untuk tetap menikmati memek tersebut, Jhony terus menikmati memek tersebut dengan mejilati dan menghisap-hisap memeknya tersebut sekarang kedua tangan Jhony sudah merangkul kedua paha Dinda sehingga tidak terlalu banyak pergerakan dari gejolak di dalam badan Dinda, Jhony melakukan hal tersebut dengan ditemani suara merdua teriak Dinda yang kembali terdengar dari mulutnya, saat ini Jhonya hanya bisa mendengar suara keindahan dari mulut Dinda karena Jhony tengah sepenuhnya fokus menikmati memek perawan yang dirawat sepenuh hati oleh Dinda. Hal tersebut hanya berlangsung 5 menit, dan Jhony merasakan badan Dinda memunculkan reaksi seperti sebelumnya, reaksi ingin mengeluarkan cairan kebahagiaanya, karena Jhonya merasakan getaran diseluruh badan Dinda.

Merasakan hal tersebut, Jhony bukannya melanjutkan permainannya untuk membahagiakan Dinda tapi justru Jhonya langsung berhenti dan membuat Dinda pusing karena tidak mencapai kebahagiaanya. Jhony tersenyum senang dengan perbuatannya tersebut dan menjauh dari memek Dinda yang seperti memohon sekali untuk dirangsang, Jhony melihat langsung melihat wajah Dinda yang saat ini sudah tidak karuan, hijabnya pun sudah sangat berantakan, kemudian Jhony melihat tatapan Dinda yang seperti berbicara “kenapa berhenti” namun Jhony melihat hal tersebut malah tertawa dan langsung merangkak mendekati wajah Dinda, Jhonya langsung berbicara di depan wajah Dinda “kamu belum boleh bahagia sayang, permainan kita baru saja dimulaikan” perkataan itu diucapkan didepan wajah Dinda, tapi Dinda tidak fokus sams sekali dan hanya ingin mencapai titik seperti sebelumnya, dengan reflek tangan kiri Dinda turun untuk meraih memeknya dengan maksud untuk memberikan rangsangan di memeknya yang sedari tadi memohon kepada apapun untuk merangsang memeknya tersebut. Dengan sigap Jhony langsung menangkap tangan tersebut.

Jhony : “eits mau kemana ini tangannya bandel ya” Jhonya yang langsung menangkap tangan Dinda kini tangan kiri Dinda sudah berada di gengaman Jhony, kemudian Jhonya juga menangkap tangan kanan Dinda untuk menjaga tangan tersebut tidak kemana mana, akhirnya kedua tangan Dinda terperangkap di dalam gengaman Jhony dan dipegangi oleh Jhony diatas kepala Dinda.

Jhony : “sabar ya sayang” Jhony langsung mencium Dinda dengan ganas dan membasahi seluruh mulut Dinda, tak lupa juga Jhony juga menjilati seluruh muka Dinda yang sangat manis tersebut, diujung mata Jhony terlihat pantat Dinda sedang membanting-banting dirinya ke kasur seperti mencari rangsangan dari bantingan tersebut, namun percuma karena hal tersebut tidak akan bisa memuaskan keinginan dari memeknya untuk sentuhan riil.

Jhony terus menghujam mulut dan wajah Dinda hingga wajahnya kini sudah penuh dengan cairan liur Jhony, kemudian Jhony beralih kearah kuping Dinda yang belum ia jamah sebelumnya, terlihat hijabnya kini sudah sangat basah dengan keringat Dinda bahkan sekarang sudah basah dibagian kupingnya, dibagian belakang hijabnya terlihat juga sampai basah Jhony berfikir mungkin cairan kebahagian sebelumnya yang merembes hingga kepala Dinda, Jhonya langsung menjilati dan menghisap kuping Dinda untuk memberikan rangsangan yang luar biasa di kuping Dinda, dengan perlakuan tersebut Dinda yang sedari tadi sudah memohon untuk mencapai kebahagiaannya kini makin tersiksa dengan rangsangan dikupingnya, terlihat bantingan pantatnya semakin intens dan kenceng menghujam kasur yang sudah basah karena cairan dirinya sendiri.

Jhony yang melihat hal tersebut, akhirnya menjauhkan mukanya dari kuping dinda tersebut dan terlihat sudah sangat becek hijabnya yang dia jilati sebelumnya. Jhonya melihat muka Dinda yang sebentar lagi kehilangan akal karena menahan nafsunya dan pusing yang menyerang di kepalanya. Melihat hal tersebut akhirnya Jhony iba terhadap Dinda dan langsung merangkak kedepan memek Dinda.

Terlihat pantulan cahaya karena basah di sekitaran memek Dinda, terlebih di tengah memek tersebut. Dinda sudah sangat basah karena rangsangan yang diberikan oleh Jhony sebelumnya. Jhonya yang melihat hal tersebut langsung menghujam dengan jilatan dan hisapan di memek wanita alim tersebut, dengan serangan Jhony tersebut suara teriakan merdu dari Dinda pun kembali terdengar di seluruh penjuru ruangan, permainan Jhony kini ditemani suara indah Dinda.

Dinda yang menerima rangsangan itu langsung melengkung badannya dan mencari sumber rangsangan yang dia rasakan di memeknya tersebut, selang 5 menit tubuh Dinda bergetar hebat kali Jhony semakin bersemangat dan terus melakukan perbuatannya dan semakin intens.

“AAAAAAAAAAAAAHHH SAYAANGGGGGGGGGG AKKUUUU MAU KEEENNCIINNGGG” suara Dinda yang baru saat ini terdengar di kuping Jhony, Jhony kaget mendengar hal tersebut karena sebelumnya Dinda hanya mendesah-desah saja, fikir Jhony mungkin jiwa alimnya sekarang sudah takluk dengan nafsu birahi yang ada dalam dirinya sekarang, jiwa alim nya sudah tidak bisa menahan kebutuhan yang dibutuhkan badannya, mau apapun yang dicoba dinda untuk menahan hal tersebut semua percuman dan jiwa Dinda yang alim akhirnya kalah dan menuruti keinginan badannya.

Tak lama setelah terdengar suara tersebut tubuh Dinda berhenti bergetar dan semburan cairan hangat dengan deras menyerang muka Jhony, Jhony yang kaget dengan hal tersebut lansung menjauhkan mukanya dan melihat hal tersebut dari sudut pandang yang lebih jauh, Jhony melihat semburan itu begitu deras dengan mengenai wajah dan baju yang digunakan Jhony, sehingga Jhony saat ini basah kuyup dengan cairan kebahagian Dinda, semburan pertama selesai, dan sejenak berhenti Jhony berfikir sudah semua ternyata semburan kedua kembali keluar dari lengkungan badan Dinda dan semakin deras volume cairan yang kelaur dari memek Dinda, semburan kedua itu bahkan tidak lagi mengarah ke Jhony, semburan kedua sekarang mengarah keatas sehingga jatuh ke arah badan bagian dada Dinda sendiri dan membasahi baju abaya yang dinda gunakan, Jhony semakin heran karna cairan tersebut tidak berhenti bahkan semakin deras sehingga mengenai wajah dan Hijab Dinda sendiri, oleh karena itu sekarang seluruh pakaian Dinda telah basah kuyup karena cairan kebahagiaannya sendiri. Jhony terus memperhatikan fase demi fase pencapaian kebahagian Dinda, fase ketiga dan keempat sudah mulai mereda tidak separah fase pertama dan kedua. Terlihat fase ketiga dan keempat hanya membasahi perut dan sekitaran paha Dinda, dan dilanjutkan dengan semburan fase kelima dan keenam yang mana semburan penutup dari kebahagian Dinda dan hanya aliran kecil di memeknya.

Setelah fase keenam tersebut keluar, akhirnya badan Dinda terjatuh dikasur dan berlanjtu dengan getaran hebat disekujur badan Dinda, tak luput juga pantat Dinda yang terus membanting-banting seperti ingin menambah kepuasan tersebut. Namun Jhony tau untuk saat ini, inilah batas Dinda untuk mencapai puncak kebahagiaannya, Jhony sadar bahwa ini pertama kali nya bagi Dinda dan ini akan menjadi pengalaman sex pertama Dinda yang takkan pernah ia lupakan. Beberapa saat Dinda berhenti membanting pantatnya dan getarannya pun mereba, hanya gerakan-gerakan kecil yang terjadi diluar kontrol Dinda. Sekarang kasur Jhony benar-benar banjir oleh cairan Dinda, bahkan Jhony mengecek dengan menekan kasurnya sedikit hingga kasur tersebut dapat mengeluarkan cairan saking banjirnya kasur tersebut oleh Dinda, dibenak Jhony saat mengetahui hal tersebut hanya ada kesenangan tiada tara, entah mengapa didalam dirinya muncul benih-benih kenikmatan dan sangat puas dengan pemandangan wanita alim yang telah membanjiri kasurnya tersebut.

Puas dengan pemandangan tersebut, Jhony mengambil hpnya yang berada di meja belakangnya. Jhony berfikir pemandangan didepannya ini harus diabadikan sehingga Dinda takkan pernah lupa kebahagiaan pertamanya bersama Jhony, kemudian Jhony langsung memfoto dari berbagai sudut dan angel, yang memperlihatkan kesempurnaan wanita berhijab alim tengah basah kuyup karna kebanjiran cairannya sendiri, tak lupa ia juga merapihkan baju abaya Dinda untuk memfoto Dinda pada saat Abaya nya tersusun rapih. Setelah mengambil berbagai foto, Jhony baru teringat tujuan awalnya melakukan ini semua.

Jhony : “sayang....” panggil Jhony kepada mahluk didepanya yang sudah tidak berdaya, Dinda tak bisa menanggapi panggilan pacarnya tersebut dan hanya bisa menggerakan jari-jarinya, pandangannya kosong kearah samping karena begitu kelelahan dan serasa ingin pingsan, mungkin memang seharusnya Dinda pingsan karna sudah kehabisan tenaga namun karna cairan yang ia semburkan tadi mengenai wajah dan kepalanya sehingga menghalangi Dinda untuk pingsan.

Jhony yang tidak ditanggapi oleh Dinda, langsung memegang tangan Dinda dan diangkat sedikit, dan melepasnya. Tangan tersebut langsung terjatuh tidak ada perlawanan, Jhony melakukan hal tersebut untuk mengecek keadaan Dinda. Kemudian Jhony mengeluarkan kontol perkasanya di depan muka Dinda, Jhony langsung mengangkangi muka Dinda dan kini kontol Jhony yang tengah tegap sudah berdiri tepat di depan mukanya.

Wajah Dinda yang masih menghadap kesamping langsung ditarik dengan tangan Jhony untuk menghadap ke kontolnya itu, Dinda yang melihat hal tersebut hanya bisa mengedipkan mata mengisyarakatkan ketidakmauannya dan ketidakmampuannya untuk bergerak sama sekali. Namun Jhony yang memahami hal tersebut tak acuh dengan hal tersebut karena tujuan awalnya harus dicapai hari ini.

Jhony langsung mengocok kontolnya didepan majah Dinda, Dinda hanya bisa memejamkan matanya agar tidak mengetahui apa yang akan terjadi pada wajahnya. Dinda yang sedang memejamkan matanya kemudian merasakan mulutnya sedang berusaha dibuka dengan tangan seseorang, karena Dinda terlalu lemas Dinda hanya bisa mengikuti kehendak dari tangan itu dan mencoba membuka mulutnya selebar yang ia bisa sekarang. Tapi setelah terbuka Dinda merasakan ada sesuatu yang memasuki mulutnya, kemudian ia membuka matanya dan benar saja ternyata Jhony sudah memasukan Kontolnya kedalam mulutnya dan mencoba untuk memasukan dalam dalam kontol nya tersebut ke dalam mulutnya, Dinda yang mengetahui hal tersebut, tak bisa apa karena tenaga nya telah habis dan Dinda hanya bisa memejamkan matanya kembali pasrah dengan apayang dilakukan Jhony.

Jhony terus berusaha memasukan kontol perkasanya kedalam mulut Dinda, dimata Jhony Dinda hanya bisa memejamkan matanya dan terkadang terlihat reflek tersedak diwajahnya. Jhony sudah tidak mau pikir panjang lagi yang ada di otaknya sekarang adalah memperkosa mulut wanita alim ini dan mengeluarkan semua sperma yang tertahan sejak tadi. Jhony terus memperkosa mulut Dinda, bahkan kedua tangan Jhony sekarang membantu memegangi kepala dinda dengan hijab yang sudah basah tersebut dan menggerakan kepalanya maju dan mundur untuk merasakan sensasi tersendiri, hal tersebut dilakukan Jhony karena Dinda sudah tidak ada lagi pergerak, sehingga ia perlu kedua tangannya untuk memaju mundurkan kepalanya Dinda. Selang 30 menit, gejolak di kontol Jhonya telah memuncak dan segera ingin mengeluarkan spermanya, kemudian Jhony menekan kuat kontolnya ke wajah Dinda dan memasukan kontolnya tersebut sedalam mungkin.

Jhony : “AAAAAHHHHH MAKAN NIH PEJU GUA” teriak Jhony saat mencapai klimaksnya. Sperma nya pun keluar berkali-kali didalam tenggorokan Dinda, Jhony terus memendamkan kontolnya tersebut dimulut Dinda, hingga keluaran terkahir tersebut Jhony rasakan memasuki tenggorakan Dinda, setelah Spermanya habis keluar, Jhony tidak langsung menarik kontolnya keluar karna takut sperma berharganya akan keluar dari mulu Dinda, sehingga hingga kontol Jhony mengecil Kontol tersebut tetap berada di dalam mulut Dinda.

Selang 5 menit, Jhony yang memastikan spermannya telah tertelan semua oleh Dinda, akhirnya Jhony menarik kontolnya dari dalam mulut Dinda, Jhony yang lemas karna pengeluaran Sperma yang begitu banyak tadi langsug terduduk di dada dan payudara Dinda.

“Ah anjing pengen gua perkosa juga nih cewe” ucap Jhony kesal karna ia melihat wanita alim tersebut sudah tidak berdaya

Kemudian Jhony turun dari atas badan Dinda dan duduk disamping muka Dinda yang sudah berantakan tersebut, kemudian Jhony melihat muka Dinda tersebut

“sayaang...yang... Dinda!” panggil Jhony berulang kali, kemudian terbesit sejenak diotaknya “pingsan kah nih anak?” kemudian ia mengecek mata Dinda dengan memaksa membuka mata Dinda terlihat bola matanya kosong dan tidak bergerak sama sekali. Dan Jhony pun berfikir “yah beneran pingsan, yah wajar aja sih itu pembantu aja sekali udah pingsan ini cewe dua kali masih bisa hidup, kuat juga badan Dinda”, setelah itu terbesit dipikiran Jhony untuk memperkosa Dinda, karna sedari tadi Jhony juga sudah sangat bernafsu untuk mengambil keperawanan pacarnya tersebut. Namun jhony teringat syarat yang ada di note, dan takut ritual ini malah gagal karna Jhony tidak bisa menahan nafsunya sekarang.


ini hanya ilustrasi, bukan adegan nyata, semua kesamaan dan kemiripan tidaklah disengaja, silahkan bayangkan wanita idama masing-masing ya gusy

“ah anjing lah dari pada gagal mending tahan sebentar” ucap jhony disamping calon budaknya itu

Kemudian Jhony pun memposisikan dirinya disamping Dinda dibagian kasur yang masih kering jauh dari cairan kebahagiaan Dinda, setelah itu Jhony pun tertidur disamping Dinda yang tengah pingsan.



Jam 19.00

Jhony pun terbangun dari tidurnya, dan langsung melihat kebelakanganya untuk mencari Dinda, kemudian ia langsung menemukan Dinda, terbalut hijab yang tengah berantakan dengan abaya coklatnya, terlihat sekilas terdapat bercak-bercak kering hasil cairan kebahagiaannya tadi siang di seluruh pakaian Dinda, Jhonya memperhatikan kasurnya pun juga terdapat bercak yang sama, kemudian Jhony yang terus memperhatikan hasil kerja kerasnya tersebut akhirnya sadar ternyata Dinda belum sadarkan diri. Jhony berusaha menepuk-nepuk pipi Dinda untuk membangunkan Dinda, setelah beberapakali percobaan akhirnya terlihat gerakan di wajah Dinda.

Jhony : “sayang bangun udah malem”

Dinda : “hmmmm hmmm” Dinda hanya bisa mengerang karna masih lemas

Jhony : “sayaaang bangunnnn.... Dindaaaaa bangun.....” sambil terus menggoyang-goyangkan badan Dinda

Dinda : “hmmmm iyaaa bangun” dinda yang masih memejamkan matanya sekarang duduk

Jhony : “kamu ga pulang? Udah malem ini, engga dicariin emang?” dinda yang mendengar hal tersebut langsung membuka matanya dan wajahnya langsung segar

“ASTAGHFIRULLAH AKU KETIDURAN BERAPA LAMA” Dinda teriak karena panik

“yaudah aku pulang pulang dulu ya” ucap Dinda namun Jhony langsung menangkap tangan Dinda

“sebentar sayang” ucap Jhony menghentikan Dinda yang tujuannya sebenarnya untuk mengetes note tersebut, karna dalam pikiran Jhony seharusnya ritualnya semua sudah Jhony jalankan

“apa sih sayang udah malem ini” ucap Dinda karna panik

Jhony : “kamu jilatin kaki aku dulu sebelum pulang yang” permintaan Jhony sangat aneh namun itu semua untuk mengetes kemampuan gelang yang ia gunakan tersebut

Dinda : “apaan sih sayang aneh aneh aja kamu” Dinda menolak

Jhony : “buruan ini perintah!” bentak Jhony ke Dinda karena kesal kenapa tidak bekerja efeknya

Dinda : “GAMAU AH” balas bentak oleh Dinda, namun tolakan yang kali ini menghasilkan sesuatu, mendadak tubuh Dinda seperti begetar, dan langsung menjatuhkan badannya kekasur, tubuhnya seperti tersambar listrik dan tangannya langsung memegangi memeknya, melihat hal tersebut Jhony kebingungan dan memastikan keadaan Dinda

Jhony : “eh sayang, kamu gapapa? Kamu kok gini kamu kenapa” Jhony hanya khawatir karna takut efek obat yang diberikan berlebih sebelumnya telah merusak Dinda

Kemudian Dinda berteriak “AAAAAAHHH SAKIT aku gatau kenapa” ucap Dinda juga sama herannya

Jhony : “coba kamu jilatin kaki aku kali aja sembuh” Jhony mencoba mencari solusi dan penasaran apakah ini efeknya melawan perintah

Dinda : “ AAAHH GAMAAAUUU” Dinda membalas dengan berteriak karena tubuhnya terserang sengatan sengatan

Jhony : “buruan dari pada kamu kesakitan begitu terus” Jhony langsung menyodorkan kakinya kedepan mulut Dinda, Dinda yang melihat kaki Jhony sudah terpampang didepan mukanya itu, dan Dinda ragu apakah harus benar-benar melakukannya atau tidak, kemudian dari keraguannya tersebut sengatan listriknya pun semakin parah dan merujuk ke memeknya Dinda, Dinda yang sudah tidak kuat menahan rasa sakit tersebut akhirnya kehilangan akal sehatnya dan mencoba menjilat kaki Jhony, Dinda hanya mengeluarkan sedikit lidahnya dan menjilat sedikit bagian telapak kaki Jhony. Secara tiba-tiba rasa sakit tersebut langsung hilang setelah Dinda menjilat kaki Jhony. Dinda yang mengetahui rasa sakitnya tiba-tiba hilang langsung kebingungan dengan badannya dan matanya memerah ingin mengeluarkan air mata.

Dinda : “aku... akuuu... kenapa sayang?” ucap Dinda terbata-bata.



“oh jadi ini maksudnya raga nya adalah miliku” ucap Jhony didalam hati​

Oke segitu dulu ya suhu-suhu maaf kalau updatenya lama, selain itu ane gasadar ngediskripsiin keadaannya terlalu detail jadi ceritanya lambat.
terimakasih suhu-suhu yang sudah antusias menunggu kelanjutannya silahkan berfantasi dengan wanita idaman masing masing.

BERSAMBUNG
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd