Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT I LOVE YOU HANDSOME part II : REBELION [by Arczre]

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
apakah syifa reinkarnasi andini

atokah atokah.....

wes manut wae karo awakmu ci...
 
Lebih gelap dan berat kayaknya tambahan ini ceritaa. Btw ga sabar nunggu update nyaaa bro arczree
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
terus saja menebak-nebak. My mouth shut.

:papi:

Ada yang tanya-2 di inbox, apakah genrenya ini dan itu. Maaf ya nggak ane jawab. Cuman momod aja yang tau :D :Peace:
 
Rasa Penasaran merupakan daya tarik tersendiri dari cerita ini. :)

Kita tunggu bijimana "arti kesedihan" sesungguhnya

:ngacir:
 
BAB TUJUH

Ghea berbaring di ranjangnya. Pikirannya pun menerawang jauh. Sebagai ibu sekarang ini dia punya tiga tugas berat, berperan sebagai nyonya besar keluarga Zenedine, menjadi istri dan melindungi anak-anaknya. Ada beban berat di pundak seorang Ghea, beban itu rasanya lebih berat lagi semenjak kehadiran Alex. Semenjak menjadi ibu, Ghea sangat over protective terhadap anak semata wayangnya ini. Ah, terlalu berlebihan dengan kata-kata "over" tapi memang dia sangat menyayangi anak yang wajahnya mirip perpaduan Arci dan dirinya. Sampai tadi setelah Arci mengantarkan Alex ke kamar mandi, Ghea meninabobokkan Alex. Ketika ia kembali ke kamar, didapati Arci sudah terlelap. Ia tak ingin mengganggu suaminya sekalipun saat itu ia sangat menginginkan belaian dan sentuhan dari orang yang sangat dicintainya itu.

Ghea masih teringat saat pertama kali Arci menikahinya. Mereka hampir tiap hari bercinta, karena Arci sangat ingin punya anak. Oleh karena itulah keduanya sangat mencintai Alex. Begitu Alex lahir, seolah-olah Arci punya kehidupan baru, dan itu otomatis membuat ia bisa melepaskan Andini dan Safira. Walaupun masih ada di dalam dadanya rasa kerinduan itu bahkan Arci rela untuk mati hanya karena ingin bertemu dengan kedua orang yang dicintainya. Tapi, paling tidak dengan kehadiran Alex, Arci ingin memberikan kehidupannya untuk buah hatinya.

Ghea tak menyesal menjalin hubungan dengan anak dari Paman Archer. Selain Archer dulu sangat baik kepadanya, Ghea juga sangat merindukan sosok pria seperti Archer. Hanya Archer yang mau menyentuhnya dengan lembut, hanya Archer yang memperlakukannya seperti manusia. Mendapatkan anaknya Archer tidak masalah, karena ternyata sifat keduanya sama. Ghea sudah takluk kepada ciuman Arci, dia juga merasa wanita yang paling feminim ketika dalam dekapan Arci. Arci, adalah satu-satunya pria yang sanggup membuatnya tidur dalam dekapannya. Ketika pertama kali bercinta dengan Arci sebenarnya Ghea ingin sekali menjerit, "Engkau satu-satunya lelaki yang menyentuhku dengan cinta dan aku suka"

Ditatapnya wajah suaminya yang kini sudah pergi ke alam mimpi. Ghea mengusap rambut suaminya yang sedikit berantakan. Ghea masih menganggap suaminya ini makhluk tertampan yang dikirim oleh tuhan kepadanya. Pantas kalau dia juga sangat ingin menjadi pelindung bagi suaminya, itu juga karena wasiat sang ayah, Pieter Zenedine untuk menjadi pelindung Arci. Ghea sekarang ini jadi sarung pedang bagi dua orang, Arci dan Alex. Ghea kemudian menciumi wajah suaminya dengan lembut. Mulai dari kening, kelopak mata, hidung, pipi, kemudian ke bibir. Dia menghisap, mengecup dan mengulum bibir suaminya, hingga pria ini membuka matanya.

Arci mendapati Ghea memejamkan mata sambil menikmati ciumannya. Tangan lelaki kekar ini kini mulai memeluk istrinya. Ghea membuka matanya dengan tatapan sayu, setelah itu dia naik ke atas ranjang. Arci membuka kimono Ghea, sehingga tampaklah di depannya buah dada Ghea yang kencang, sekalipun sudah punya satu anak dia tetap merawat tubuhnya sehingga tampak indah dilihat oleh suaminya. Kini Ghea merebahkan tubuhnya yang telanjang di atas tubuh suaminya.

"Sampai kapan kamu pura-pura tidur?" tanya Ghea.

"Sampai kamu menyerangku lebih dulu," jawab Arci.

"Tuntaskan birahiku!" bisik Ghea.

Arci kemudian makin erat memeluk Ghea. Dia kembali melakukan french Kiss. Kedua bibir sepasang kekasih ini kembali bergulat, memagut, memacu birahi yang tadi tertunda. Keduanya saling membelai, saling menekan, saling memeluk. Ghea merangkak di atas tubuhnya, menempatkan buah dadanya di wajah sang kekasih. Arci kini mulai menghisapnya, memberikan rangsangan di puting susu istrinya. Pelan tapi pasti menggelitik. Lidah itu memutar-mutar puting susu, kemudian menjilat secara vertikal. Sementara tangan kanannya meremas susu sebelah kiri dan memelintir puting yang sudah mulai mengeras.

"Aaaaahhh....," desah Ghea.

Arci menghirup dalam-dalam aroma tubuh Ghea. Gadis berambut merah ini punya bau yang khas. Tubuhnya sudah harum sekalipun tanpa parfum sebenarnya. Dan hal itu membuat birahi Arci naik. Tubuhnya juga manis, entah karena sering luluran atau sering pergi ke spa. Setiap Arci menjilat, menghisap tubuh sekal itu, selalu membuat lidahnya merasakan manis. Setiap yang ada pada tubuh Ghea itu manis.

Arci memberikan sentuhan-sentuhan kecil di punggungnya ketika Ghea berguling ke samping. Lelaki yang dijuluki Big Boss ini ingin menjadi bos seutuhnya. Dia melepaskan celananya, karena dirasa tak adil kalau istrinya sudah telanjang bulat tapi dia tidak. Setelah yakin tak ada sehelai benang pun yang menutup, ia dikejutkan dengan perbuatan Ghea berikutnya. Seolah-olah bagai menangkap belut, Ghea langsung menangkap batang penis yang sudah tegang. Tanpa diaba-aba, batang itu sudah dijilatinya. Bagian belakang kepala pionnya kini digelitiki oleh Ghea, Arci memejamkan mata dengan posisi berlutut, sementara Ghea yang sudah dibakar birahi masih terus bekerja menggelitik batang kemaluan Arci, hingga ke pangkal sampai menghisap dua telurnya.

Kepala Ghea pun kemudian maju mundur, saat mulutnya dijejali oleh batang kemaluan yang sudah tegang, mengeras. Arci membuka matanya dan melihat bagaimana Ghea bekerja. Sesaat mata mereka beradu. Ahh, sungguh sempurna. Seorang wanita cantik dengan rambut merahnya, seksi, dan kini menggairahkan. Ghea mampu membakar libido Arci hingga penisnya benar-benar keras. Arci lalu mendorong pundak Ghea, tanda bahwa ia sudah cukup.

Ghea lalu berguling, suaminya kini menarik kaki kanannya. Ghea memejamkan mata, ia tahu apa yang akan dilakukan suaminya, sebuah tusukan atau sebuah jilatan di liang senggamanya. Tapi ia salah sangka, Arci malah menghisap jempol kakinya. Seketika itu Ghea seperti tersengat aliran listrik di sekujur tubuhnya. Dia melihat suaminya dengan lahap menghisap jempol kakinya.

"Ahhh...tidak, aku tak tahan!..." ujar Ghea. Tubuhnya menggeliat ketika kedua tangan Arci mengusap seluruh paha kanannya hingga menyentil bibir vaginanya yang merekah. Bersamaan dengan itu dia menggelitik jempol kaki kanan Ghea dengan lidahnya.

"Ahhkk...oohh... aauuuwww," Ghea masih menggeliat seperti cacing kepanasan. Dia tak pernah menyangka Arci akan menggodanya seperti ini. Kini aktivitas tangan Arci bertambah, jarinya mulai memasuki liang senggama Ghea. Gerakannya lembut dan mengaduk-aduk.

"Sudahh...sayang... aku tak ta....han la.....gi, jangan dicolokkin...aahhhkkk!"

Arci tak mempedulikannya. Jarinya terus mengorek dan mencolok-colok rongga kemaluan Ghea hingga istrinya itu menjerit, kepalanya terangkat, tubuhnya melengkung. Arci menarik jari tangannya hingga ia menyaksikan air mancur keluar dari liang senggama Ghea. Pertama squirt seperti kencing, lalu menyemprot beberapa kali.

"Sudd..aaahh...kubilaanggg....nggghhkk!" Ghea menarik kakinya hingga terlepas dari pegangan Arci. Dia kini meringkuk. Belum pikir Arci, dia membuka paha istrinya lebar-lebar, memposisikan kepala penisnya tepat di belahan vagina Ghea.

"Sebentar! Tunggu dulu...!" pinta Ghea.

Arci tak peduli, ia pun langsung melesakkan penisnya. Ghea tersentak. Tubuhnya kembali seperti tersetrum aliran listrik ribuan watt. Seolah tanpa menunggu aba-aba, Arci menggenjot istrinya dengan cepat. Ghea menggeleng-gelengkan kepalanya. Gelombang orgasme kedua rasanya akan datang lagi.

"Tidaaakkk....sayang... akhhuuu...nyampe lagi! Hegghhh!" Ghea mencengkram punggung Arci. Ditekannya pantatnya ke atas. Arci menghentikan goyangannya sejenak agar Ghea merasakan gelombang orgasmenya sesaat. Setelah tubuh Ghea melemah lagi, Arci kini membalikkan tubuh Ghea. Diremas-remas pantat seksi istrinya itu, hingga ia kembali menggenjot tubuh istrinya dari belakang.

Ranjang mereka berderit, menimbulkan sebuah hawa erotis yang kian panas. Ruangan kamar yang semula dingin kini mulai menghangat. Perpaduan tubuh keduanya mengakibatkan gaya gesek yang kian membuat tubuh keduanya membara. Arci membalik tubuh Ghea sehingga terlentang. Dia menindih Ghea hingga keduanya berciuman lagi. Lidah Ghea mencari-cari lidah Arci, suara kecipakan kedua bibir mereka yang saling mengecup makin membuat suasana menjadi romantis.

Tubuh Ghea terombang-ambing, dadanya naik turun, membuat Arci semakin bergairah menyaksikan tubuh seksi Ghea. Buah dadanya pun tak luput dari remasan-remasan penuh nafsu. Penisnya benar-benar memenuhi rongga kenikmatan milik Ghea.

"Ahhh...ahhh.... haashh terussshhh sayaangg.... tekan yang .ke..keerrraasshhh... uuuhffhh penuh banget," ujar Ghea.

Arci makin menekan dan makin keras bergoyang. Ghea memeluk leher suaminya tubuhnya melengkung mencoba menempel ke tubuh Arci. Dada mereka saling menggesek, rasa panas, rasa lengket karena keringat keduanya telah menyatu, rasa gairah yang terbakar rasanya Arci tak ingin menghentikan genjotannya. Makin lama makin cepat dan rasanya Arci sudah ingin menyemburkan spermanya yang tertahan.

"Kamu ingin sampai sayangku?" tanya Ghea.

"Iya, tapi aku tak ingin cepat berakhir"

"Tak apa-apa, lanjutkan lagi kalau ingin."

"Aku keluar, aku sudah mentok. OHhh.... Gheghee....aaahhhhhhhhhh aahhhhhh," Arci membenamkan penisnya sampai menyentuh rahim Ghea. Dan di sana penisnya berkedut-kedut menyembur sperma berkali-kali. Rahim Ghea tersiram pejuh hangat hasil dari produksi testis suaminya. Perlahan-lahan pahanya yang terbuka pun melemah sementara ia memeluk Arci dengan erat. Ia juga orgasme untuk ketiga kalinya.

Rasa lelah pun mulai menyelimuti Ghea dan Arci. Perlahan-lahan Arci mencabut penisnya yang sudah berselimutkan lendir berwarna putih. Penisnya telah mengecil 80%. Beberapa mililiter sperma keluar dan meleleh dari dalam liang senggamanya. Arci bangkit dari ranjangnya dan menyelimuti istrinya yang kelelahan. Dia duduk di sebelah kepala Ghea dan mengulurkan penisnya ke bibir Ghea. Ghea menghisapi lendir yang menyelimuti kepala penis suaminya hingga bersih. Setelah itu dia berbaring dengan mata terpejam dan tampak wajah kepuasan terpancar dari wajahnya.

Beberapa saat kemudian Arci pergi ke meja kecil yang ada di kamarnya. Di sana ada tumpukan buku-buku. Ia pun membuka buku itu dan mulai menulis. Menulis diary telah menjadi kebiasaan Arci selama di penjara. Ia menuliskan segala hal yang ia pikirkan disana.

Buku Harian tgl 1 Mei,

Aku bertemu lagi dengan Asyifa, seseorang yang sangat mirip Andini. Pikiranku pun melayang kepada istriku itu. Tapi bagaimana bisa dua orang yang sangat mirip hidup di dunia ini? Dia bukan saudara kembar Andini, aku yakin itu. Usia mereka terpaut jauh. Aku tak tahu apa yang akan aku lakukan. Rasanya aku tak ingin bisa jauh darinya.

Aku mungkin jatuh cinta lagi. Apakah karena dia mirip dengan Andini? Aku tak tahu. Aku menyukainya. Perasaan suka yang sangat kuat. Cara dia bicara, juga sangat mirip, hanya sifat mereka yang berbeda. Asyifa sangat lembut cara bicaranya seperti Safira. Aku seperti melihat dua orang yang aku cintai dalam satu tubuh.

Aku ingin menyelidiki siapa dia. Dan apakah ia masih ada hubungan darah dengan Andini ataukah tidak. Tapi yang jelas, bisa jadi aku telah jatuh cinta kepadanya dalam hal yang tidak pernah aku duga.

Bagaimana dengan Ghea? Dia tak akan membiarkanku untuk mencintai wanita lain. Tapi ia pasti tahu ketika pertama kali melihat Asyifa. Bagaimana dia sangat cemburu kepada Asyifa, menatapnya seperti menatap Andini kala itu. Aku sudah punya Alex, itulah yang membuatnya percaya bahwa dia tak akan pergi meninggalkanku. Tidak, aku tidak akan meninggalkannya.

Ada satu hal mungkin yang sampai sekarang disembunyikan oleh Ghea, tapi aku mengerti. Selama ini ia merasa kasihan kepadaku. Karena aku tak bisa melupakan Andini dan Safira, terlebih lagi aku melihat keduanya mati di hadapanku. Ghea merasakannya. Mungkin kalau aku orang biasa, aku sudah gila sekarang ini.

Aku berterima kasih kepada Ghea. Dia mau merawatku sampai sekarang. Entah dia membaca buku harianku ini atau tidak. Tapi kalau toh dia membacanya, dia tahu perasaanku kepadanya seperti apa. Hubunganku dengannya tak sekedar suami istri. Dia lebih menjadi tamengku sekarang, lebih menjadi jiwaku. Aku pun sudah belajar untuk mencintainya dan itu berhasil. Aku benar-benar mencintainya. Dan kuharap Ghea tahu itu.

Aku mencintai kalian, Ghea, Alex. Kalian adalah hidupku sekarang ini.


Arci menyudahi tulisannya, setelah itu ia beranjak ke ranjang masuk ke dalam selimut dan memeluk istrinya. Keduanya berpelukan erat sambil berciuman sampai kemudian mereka terlelap sampai pagi.


oOo


Dr. Fifty (Dr. 50). Disebut demikian karena dia adalah seorang dokter dengan rekornya membedah orang sebanyak 50 kali untuk mengambil organ-organnya. Julukan 50 itu disebutkan karena dalam sehari ia mampu mengambil organ-organ dalam tubuh 50 manusia. Bahkan sebagian di antaranya harus meregang nyawa karena dia mengambilnya terkadang tanpa memakai obat bius.

Siapa sangka dia hanya seorang biasa sehari-harinya. Dia lebih terlihat seperti seorang tua yang bersahaja. Setiap hari dia pergi pagi untuk menuju ke klinik yang ia kelola, kemudian pulang petang. Kemana-mana ia selalu membawa sebuah tas. Tas itu berisi berkas-berkas dan peralatan yang dibutuhkannya. Dia di dunia nyata dikenal dengan sebutan Dr. King.

Pagi yang cerah. Secangkir kopi diseduh, tampak asap mengepul dari permukaan cangkir. Dr. King sibuk memotong-motong buah untuk ia masukkan ke dalam blender. Ah, kesukaan Dr. King lainnya adalah dia suka memblender. Apa saja diblender. Sekali lagi apa saja. Kali ini dia memasukkan apel, jeruk, tomat, wortel dan sesuatu yang bulat seperti bola mata. Bukan seperti tapi itu adalah bola mata yang sebenarnya.

Tombol pun ditekan, dicabik-cabiklah semua isi blender itu. Wajah riang gembira tampak terpancar dari raut mukanya. Dia meneguk secangkir kopi sambil membaca koran pagi yang baru saja ia dapatkan di teras rumah, sementara itu blendernya masih sibuk mencincang hingga lembut apapun yang dimasukkannya tadi.

Hidup sebatang kara di sebuah rumah yang mungkin ukurannya terlihat sudah tua di jalan Ijen yang mana merupakan satu-satunya warisan dari ibunya tak membuatnya bosan. Karena dia punya hobi tersendiri yang membuatnya tidak bosan. Dia setiap hari harus membedah orang, itula hobinya. Hari ini ia baru saja membedah seorang wanita. Matanya dimasukkan ke dalam blender bercampur dengan jus buatannya. Setelah blender itu dirasa cukup ia pun menuangkan isi blender itu ke sebuah gelas. Tak perlu waktu lama hingga ia menghabiskan seluruh isi gelas itu. Jangan tanya rasanya, menurutnya itu rasanya sangatlah lezat.

Dr. King bergegas menuju ke sebuah pintu yang ada di bawah tangga rumahny. Pintu itu mengarah ke bawah. Sebuah anak tangga menuju ke ruang bawah tanah yang gelap terpampang di hadapannya. Ia berjalan perlahan sambil menggapai seutas tali. Tali itu ditarik dan ruangan bawah tanah pun menjadi terang benderang.

Di tengah ruangan ada sebuah ranjang dan seorang wanita di atasnya. Wanita itu tak memakai baju. Perutnya sebelah kanan tampak bekas luka jahitan dan matanya sebelah kiri diperban. Begitu melihat Dr. 50 di depannya dia menjerit. Raungannya sangat keras terdengar. Kalau saja dia ada di luar ruang bawah tanah siapapun pasti bisa mendengarnya. Dengan menatap ngeri wanita itu melihat apa yang akan dilakukan oleh Dr. 50. Sang dokter mengambil sesuatu di kotak peralatannya. Sebuah benda seperti obeng, tapi ukurannya agak besar dan ujungnya runcing. Benda itu sangat steril, dari cara dia memperlakukan benda itu sudah bisa dilihat. Pertama ia membakar ujungnya pada sebuah lilin yang ia nyalakan, setelah itu dia membasahinya dengan alkohol untuk menyingkirkan kuman dan bakteri yang ada di benda itu. Diletakkannya benda itu di sebelah sang wanita.

Dr. 50 melihat arlojinya. Jam sudah menunjukkan pukul 08.00.

"Kamu sudah tiga hari di sini, aku sudah tidak membutuhkanmu lagi. Hari ini jantungmu harus aku ambil," kata Dr. 50.

"TIDAAAAK! JANGAAAN! Aku mohon....! Aku mohoon... lepaskan aku! Tolooongg!" sang wanita yang tangan , leher dan kakinya terikat itu hanya bisa meronta dan memohon.

Dr. 50 hanya tersenyum sambil menusukkan alatnya yang runcing itu melewati tulang rusuk si wanita itu, makin lama alat itu makin menembus perut sang wanita, menembus paru-parunya, darah pun masuk ke paru-paru sang wanita hingga kemudian benda itu diputar hingga menggilas hati dan pembuluh darah di jantung wanita itu. Sang wanita memekik tertahan. Rasa sakit yang ia rasakan tak bisa dibayangkan oleh siapapun. Dengan santai sang dokter mengambil pisau bedah dan membelah tubuh bagian tengah korbannya, lalu dengan sarung tangan plastik ia mengambil sesuatu yang ada di dalam dada sebelah kiri wanita itu. Sesuatu yang masih berkedut-kedut, kemudian dimasukkannya ke sebuah plastik yang telah ia sediakan. Jantung itu kemudian disimpan di sebuah kotak yang berisi es.

Langkah berikutnya, sang dokter melepaskan ikatan sang wanita yang sudah tak bernyawa itu. Dia cukup telaten dan cekatan hingga sang wanita yang tak diketahui namanya itu kemudian dia bopong ke sebuah lemari yang ada banyak pintu berbentuk kotak. Lemari itu menyatu dengan tembok. Bentuknya lebih mirip lemari mayat seperti yang ada di rumah sakit atau ruang kremasi. Dia menuju ke sebua pintu yang terbuka, diletakkan tubuh wanita yang bersimbah darah itu di sana, untuk kemudian dia mendorong pintu itu masuk lagi ke dalam tembok.

Dengan langkah santai Dr. 50 berjalan sambil menenteng kotak berisi jantung yang baru saja dia dapatkan. Dia mematikan lampu ruang bawah tanahnya, kemudian menuju ke ruang tengah. Sebelumnya dia kunci dulu ruang kerjanya yang misterius ini, sebelum mengambil sebuah ponsel yang sudah berdering memanggil-manggil dirinya untuk diangkat.

"Ya halo?" sapa Dr. 50.

"...."

"Ya, aku segera berangkat. Maaf sekali aku bangun kesiangan. Sampai nanti di klinik." Dr. 50 alias Dr. King, menutup teleponnya. Dia pun bersiul-siul sambil melepaskan bajunya berganti dengan baju yang baru, setelah itu berangkat menuju ke kliniknya.


oOo


DIN! DIN! Suara klakson mengejutkan Asyifa.

"Mau berangkat bareng?" tanya seseorang lelaki di dalam mobil. Asyifa terkejut ketika melihat Arci sudah ada di luar gerbang Panti Asuhan menunggui dia di mobil.

"Om..?? Koq ada di sini?" tanya Asyifa yang masih kebingungan. Sepeda Asyifa masih rusak, maka dari itulah ia berencana naik angkot hari itu.

"Mau hal jujur apa nggak jujur?" tanya Arci.

"Jujur dong," jawab Asyifa.

"Baiklah, aku ke sini mampir karena baru saja mengatar anakku ke sekolah, kebetulan lewat sini dan mendapatimu jalan sendirian. Masuklah, aku antar ke sekolahmu!?"

"Nggak deh om, naik angkot saja."

"Naiklah, aku tak akan mengapa-ngapain kamu. Kalau misalnya aku memang berbuat jahat kamu boleh teriak, kamu boleh menelpon istriku saat ini juga."

Asyifa geli mendengar kata-kata Arci. "Yaah... nggak gitu juga kale om. Baiklah, makasih sebelumnya."

Asyifa pun masuk ke dalam mobil. Setelah itu Arci mengantarkannya ke sekolah.

o o bersambung o o


SS-nya nggak berasa setelah baca scene menjijikkan :fiuh:
 
Dr.50 ak Dr.King ini kayaknya ada dipihak musuh arci ya? 100% sadis itu dokter psyco

caranya bedah jantung sama kelakuan bikin jus bola mata asli sadis banget, jujur sampai muntah gue bang :pusing:
 
sepertinya ini bakal jadi cerita tersadis yg pernah ada...
 
Wow tambahan dr psikopat.. tambah berwarna dan sadissss... lanjutt
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
tetep butuh kripik dan saran. :ampun: :ampun:

Kalau misalnya penggambaran psikopatnya ini terlalu sadis ane bakal bikin yang lebih soft. Tapi ini baru permulaan. Karena nanti bakalan ada yang lebih kejam.


:sendirian:
 
Ya lumayan sadis juga dokter king....klo sekedar membaca...nda masalah...tapi jangan di khayalkan....efeknya luar biasa...

Ane salut ama imajinasi suhu...sungguh luar biasa....kenapa nda coba bikin novel suhu...

Baik cerita panas maupun cerita biasanya... bsgus2 ko suhu
 
Bimabet
ooh :eek:rupanya
GSpoT nya Ghea ituu....
ada di kaki bagian jempol..
seolah sebuah tombol..
dan bisa bikin ngompol..:ha:
'
ya..ya..yaa.. patut di coba..
di mana letak tombolnya:D
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd