Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT GENGSI DONG !!! (By : FigurX)

Bimabet
Ehem ehem.....
Temans, apakah bisa dialek suroboyoannya diganti pake bahasa indonesia saja? Atau bahasa inggris? Atau bahasa perancis? Atau mungkin magyar? Atau uglu? Thai? Atau bahasa daerah di zimbabwe?

Hmmm... Bahasa adalah budaya. Cerita juga menggambarkan budaya. Bisa saja dialek suroboyoan ini diganti bahasa nauru sono. Tapi apa ruh... Semangatnya akan tetap sama? Jelas tidak.

Menurutku yang masih nubie banget soal kebudayaan nih, justru kekhasan cerita ini ya karena dialeknya. Dengan setting surabaya, dengan orang orangnya yang begitu, dengan tata cara penulisannya yang begitu, dengan gaya bahasanya (apa namanya? Diksi?) yang seperti itu, pembaca (lebih tepatnya penikmat) akan lebih memahami karakter cerita ini lebih kuat. Lebih memahami budaya orang surabaya, meskipun mungkin pembacanya sendiri belum pernah pergi ke surabaya.

Bahasa terjemahan (di sini pake bahasa indonesia) memudahkan pembaca untuk mengartikan bahasa yang mungkin kurang dipahaminya. Meskipun penggunaan bahasa terjemahaan ikut mendistorsi... Emmm... Mengurangi karakter cerita itu sendiri. Ambil contoh, jika anda membaca cerita harry potter versi inggrisnya akan lebih mudah memahami ceritanya daripada versi terjemahan.

Namun demikian memang penataan kalimat perlu menjadi perhatian utama penulis. Dengan adanya penggunaan dua bahasa dalam satu tulisan, otomatis paragrafnya akan bertambah panjang. Padahal sejatinya paragraf tidak sepanjang itu. Dan itu masalah besar bagi mata dan otak. Orang cenderung lebih suka membaca tulisan yang paragrafnya pendek daripada panjang. Itulah yang menjadi tantangan bagi penulis. Ada yang mengatasinya dengan menambahkan tanda kurung, ada yang memberi huruf miring (italic) pada salah satu bahasa yang digunakan, ada pula yang menggunakan footnote sebagai penanda. Efeknya pasti beda. Ada pula yang mungkin menggunakan cara berbeda lagi. Tetapi itulah pilihan penulis. Kesuksesannya adalah, jika kita yang membaca mampu memahami dan senang dengan ceritanya.

Sekian.
 
Ehem ehem.....
Temans, apakah bisa dialek suroboyoannya diganti pake bahasa indonesia saja? Atau bahasa inggris? Atau bahasa perancis? Atau mungkin magyar? Atau uglu? Thai? Atau bahasa daerah di zimbabwe?

Hmmm... Bahasa adalah budaya. Cerita juga menggambarkan budaya. Bisa saja dialek suroboyoan ini diganti bahasa nauru sono. Tapi apa ruh... Semangatnya akan tetap sama? Jelas tidak.

Menurutku yang masih nubie banget soal kebudayaan nih, justru kekhasan cerita ini ya karena dialeknya. Dengan setting surabaya, dengan orang orangnya yang begitu, dengan tata cara penulisannya yang begitu, dengan gaya bahasanya (apa namanya? Diksi?) yang seperti itu, pembaca (lebih tepatnya penikmat) akan lebih memahami karakter cerita ini lebih kuat. Lebih memahami budaya orang surabaya, meskipun mungkin pembacanya sendiri belum pernah pergi ke surabaya.

Bahasa terjemahan (di sini pake bahasa indonesia) memudahkan pembaca untuk mengartikan bahasa yang mungkin kurang dipahaminya. Meskipun penggunaan bahasa terjemahaan ikut mendistorsi... Emmm... Mengurangi karakter cerita itu sendiri. Ambil contoh, jika anda membaca cerita harry potter versi inggrisnya akan lebih mudah memahami ceritanya daripada versi terjemahan.

Namun demikian memang penataan kalimat perlu menjadi perhatian utama penulis. Dengan adanya penggunaan dua bahasa dalam satu tulisan, otomatis paragrafnya akan bertambah panjang. Padahal sejatinya paragraf tidak sepanjang itu. Dan itu masalah besar bagi mata dan otak. Orang cenderung lebih suka membaca tulisan yang paragrafnya pendek daripada panjang. Itulah yang menjadi tantangan bagi penulis. Ada yang mengatasinya dengan menambahkan tanda kurung, ada yang memberi huruf miring (italic) pada salah satu bahasa yang digunakan, ada pula yang menggunakan footnote sebagai penanda. Efeknya pasti beda. Ada pula yang mungkin menggunakan cara berbeda lagi. Tetapi itulah pilihan penulis. Kesuksesannya adalah, jika kita yang membaca mampu memahami dan senang dengan ceritanya.

Sekian.


cerdas mas pai iki
 
bagi saya pribadi sih lebih enjoy bila 1 bahasa saja suhu, kalau indo ya indo aja, kalau suroboyoan ya suroboyoan aja, karena membaca dalam 2 bahasa itu cukup merepotkan bagi saya. tapi smuanya saya kembalikan ke penulis, gimana baiknya aja. derita jadi seorang pembaca:bata: cman sekedar kluarin uneg2 suhu wkkkk...
 
Saya sih lebih setuju menggunakan bahasa daerah dengan translate. Gampang dapet feelnya
Cerita2 disini ada yg berlatar jawa dengan sisipan bahasa jawa. Ada yg berlatar pulau dewata dengan sisipan bahasa setempat. Ada yg berlatar sunda dengan sisipan bahasa sunda. Juga ada yg berlatar minang (cmiiw) dengan bahasa minang. Tapi penulis selalu memberukan translate dari bahasa2 tersebut.
Kalo kita lelah membaca, jelas yg nulis lebih lelah.. Saya SALUT
Yang seperti itu justru menambah pengetahuan bahasa dan budaya nubie juga

Malah sempet nubie kasih kripik ada cerita yg berlatar kabupaten daerah tapi pake lu-gue.. Rasanya nubie susah masuk ke dalam cerita.

Maaf yaa kalo ngelantur.. Hihi
 
Menanggapi perbedaan pendapat dan pro kontra perihal penggunaan bahasa. Just make it easy aja, yang minat silahkan dibaca, yang tidak ya silahkan lewati aja thread ane. Toh translate indo juga tersedia. Mengenai nyaman atau tdk nya ya maap..itulah apa adanya tulisan ane. Gratis ini kan? Hehe.

GENGSI DONG !!!

by : FigurX Productions





Bagian 14 : KEJUTAN


-------

Kondisi Nada sang bidadari pujaan Dana sudah cukup stabil dan membaik. Sesuai kesepakatan Angga serta Dira sebelumnya maka untuk sementara waktu Nada diungsikan ke rumah Angga selepas pulang dari rumah sakit. Kemudahan memantau kondisi Nada jika ditempatkan di rumah Angga menjadi jurus ampuh kedua kakaknya dalam beralasan didepan Pak Raden Kusno dan Nyai Dasima Estu. Posisi pakewuh membayangi baik Angga maupun Dira ketika berhadapan dengan orang yang telah merawat mereka dengan gratis sedari kecil. Perasaan khawatir dianggap tidak bisa balas budi masih menggelayut manja di benak mereka. Namun rasa perlawanan bagi ketertindasan mereka untungnya masih cukup dominan.



"Koen sementara nang kene sek ae cek aku karo mbak-mbakmu luwih gampang ngrumat", (Kamu sementara disini dulu saja biar aku dan kakak-kakak perempuanmu lebih mudah merawat) Angga duduk disisi salah satu tempat tidur dirumahnya yang saat ini tengah ditempati Nada. Sedangkan Dira memilih untuk tidur di kamar yang lain. Untungnya rumah Angga cukup memadai untuk menampung kedua adiknya. Sebuah rumah tipe 70 dengan 3 kamar tidur dan 1 kamar pembantu ditunjang keramahan Hera sang kakak ipar sungguh membuat nyaman Nada dan Dira.



"Iyo Kak. Suwun yo wes repot-repot ngurusi aku", (Iya kak. Terimakasih ya sudah repot-repot ngurusin aku) sebuah penghargaan yang besar dari Nada terhadap Angga terbit dalam hati Nada.

"Lambemu!!.. Koyok opo ae", (Mulutmu!!.. Seperti apa aja) kilah Angga merasa begah menerima ucapan yang menurutnya terlalu berlebihan.

"Iyo dik.. Sante ae, koyok ambe wong liyo ae!!", (Iya dik,.. Santai aja, seperti sama orang lain ajah!!) Dira muncul diambang pintu kamar mendukung ucapan Angga sebelumnya. Nampak juga Hera mengiringi langkah Dira dengan membawa nampan berisi sepiring penuh kue kucur favorit Nada.





"Wes talah.. Ga usah dipikir jero. Mending saiki mangan kocor barengan. Nada lak sueneng kocor se??", (Sudahlah.. Ga perlu dipikir terlalu dalam. Mendingan sekarang kita pesta kue kucur. Nada suka banget kue kucur kan??) ucapan Hera yang datang membawa KEJUTAN kue kucur sungguh membuat hati Nada terharu. Disaat dia melihat betapa arogan bapak dan ibunya, di sisi lain ia menemukan sekarung perhatian dari saudara-saudaranya. Bahkan Hera yang notabene adalah sebagai kakak ipar, ternyata tahu juga kue kegemaran Nada.

Bersama mereka menikmati kecerian berdamping dengan kudapan kue kucur. Wajah Nada yang awalnya sempat sembab terharu, kini kembali cerah ceria.

"Ehh ehh.. Mangan jajan ga towo iki. Jannn kebacutt cuuut..", (Ehh ehh.. Makan kue ga nawarin. Sungguh ter la luu..!) seorang gadis cantik tiba-tiba muncul ditengah mereka. Wajahnya yang imut bak barbie sungguh khas untuk bisa dikenali siapakah gerangan dirinya. Yapp.. Betul sekali, dia adalah Hajar sang kekasih Khusna yang juga sahabat terdekat Nada.



"Eh njeplak ae lek ngomong. Ayo ndang rene, ki digawekno jajan mbak hera ayo dipangan bareng", (Eh asal aja kalau ngomong. Ayo sini, ini dibikinin kue ama mbak Hera ayo kita santap bareng) sambut Nada setelah tahu bahwa sohibnya datang.

"Ga atek ditawani lek iku haha", (Ga perlu ditawarin kalau itu haha) jawab Hajar sembari mencomot satu kue kucur tanpa permisi dan menghempaskan kue tersebut ke serambi bibir indahnya.

"Woo.. Ga sopan!!", Nada mendelik jenaka. Angga, Hera, dan Dira hanya tersenyum melihat kegembiraan Nada dengan kemunculan Hajar disana.

Bersama mereka mengeruk habis isi piring kue tanpa ampun. Candaan ringan mengiringi obrolan sambil menikmati suguhan tersebut.

"Wuihh enak koeen !!!. Kocor e semok koyok sing nggae hehe. Nggarai Kak Angga betah nang omah ae rekk..", (Wuihh enaknyaa!!. Kue kucurnya montok seperti yang bikin hehe. Bikin Kak Angga betah dirumah aja nih) seloroh Hajar memuji kue buatan Hera yang memang beneran enak dan mengenyangkan.

"Hehhh.*** ilok arek prawan ngomongno vulgar ngonoo", (Hehhh..tidak baik perawan ngomong vulgar begituu) Gsntian Angga sekarang yang melotot jenaka ke arah Hajar. Memang Hajar paling bisa kalau cari bahan candaan. Untung dia cewek, kalau cowok bisa dipanggil Indro tuh si Hajar.

"Yee.. Kak Angga ngeres ih. Maksudku iku pean betah nang omah soale disuguhi kocor terus karo mbak Hera. Ahh Kak Angga ngeres ae pikirane", (Yee.. Kak angga mesum ih. Maksudku itu kamu betah dirumah karena disuguhin kue kucur terus sama mbak Hera. Ahh Kak Angga mesum mulu pikirannya) jawab Hajar membela diri.

"Oww sorii soriii..tak pikir ngomongno semok e mau sing nggarai betah hahaha", (Oww sorii sorii..aku pikir ngomongin montoknya tadi yang bikin aku betah hahaha) kepala yang tak gatal menjadi bulan-bulanan tangan Angga yang salting menggaruk.

"Ehh..disuguhi kocor e mbak Hera sing nang walik clono lho tapiii maksude", (Ehh..disuguhin kue kucurnya mbak Hera yang dibalik celana lhoo maksudnya..) imbuh Hajar yang sontak menimbulkan teriakan serempak sumbang,
"Wwoooo !!!!!!".


-------

Selang beberapa menit kemudian ketiga kakak Nada beringsut pergi meninggalkan Nada setelah Hajar memohon waktu sejenak untuk berbicara privasi dengan Nada.

Hajar sedikit mengajak berbicara serius pada Nada. Perihal pekerjaan yang terbengkalai, tentang Rapi Design yang sudah semingguan ditinggal sakit oleh Nada.

"Nad, iki telung dino maneh wayahe presentasi karo meeting external ambe PT 3MP. Trus order-order liyane yo podo numpuk. Durung maneh ngurusi wong lanang sak kantor seng angel tuturane, mentolo ngetak ae. Yopo iki aku dewean?, lek koen jelas sek durung sehat dadi ojok dipekso. Tapi onok solusi liyane ga?", (Nad, ini tiga hari lagi jadwalnya presentasi dan meeting external dengan PT. 3MP. Juga orderan lain udah pada numpuk. Belum lagi ngurus semua cowok pegawai kantor yang susah diatur, pingin njitak aja rasanya. Gimana nih aku sendirian?, kalau kamu ya jelas belum sehat jadi jangan dipaksa. Tapi ada solusi lainnya ga?) cerocos Hajar tanpa jeda.

"Yoo berarti koen perlu gandengan enyar Jar. Wong sak liyane aku seng lumayan iso ngimbangi koen nang kantor. Onok bayangan sopo ga seng kiro-kiro isok ngewangi?, lek mbuka lowongan trus interview koyoke kemepeten wektune. Opo maneh kene kan butuhe wong seng wes mateng..", (Yaa berarti kamu memerlukan partner baru Jar. Orang selain aku yang cukup cocok untuk mengimbangimu di kantor. Ada ide siapa kira-kira yang bisa membantu?, kalau melalui recruitment dan interview kayaknya terlalu mepet waktunya. Apalagi kita kan butuhnya orang yang sudah berpengalaman..) dalam kondisi lemah dan sakit, tetap Nada mampu berpikir luas dan sistematis.

Kepiawaian Hajar dalam bermarketing dan ketegasan dalam memimpin karyawan dipadu dengan kemampuan Nada yang menonjol di bidang sistematika serta pengelolaan menghasilkan suatu komposisi yang apik, selaras, dan bersinergi. Tak mudah mencari pengganti Nada meski hanya untuk mengisi kekosongan beberapa minggu.

"Aku sempat mikir Kak Dira seng rodok memper karo koen polah kerjone. Tapi sak marine tak jak ngobrol de'e luwih seneng mbabat alas dewe. Opo maneh jarene lagi duwe masalah serius ambe bojone seng ngrusak mood", (Aku sempat berpikir tentang Kak Dira yang menurutku cukup memiliki kemiripan kinerja denganmu. Tapi setelah aku ajak ngobrol ternyata dia lebih senang merintis pekerjaan dari Nol. Apalagi kata dia sedang menghadapi masalah serius dengan suaminya yang merusak mood) ucap Hajar menceritakan upayanya mencari kandidat yang belum membuahkan hasil.

"Ehhm..yopo lek mbakmu ae Jar??. Koyoke de'e duwe sesuatu yang menonjol..", (Gimana kalau kakakmu Jar??. Kayaknya dia punya sesuatu yang menonjol..) komentar Nada memberi masukan.

"Susu gede ne ta sesuatu sing menonjol iku??", (Susu montoknya kah sesuatu yang menonjol itu??) kelakar Hajar asal.

"Woo sempel. Dijak ngomong temenan kok!!. Kerjoane maksudkuuu Ndukk. Koyoke de'e yo ciamik kemampuane lek di delok soko cara ngomong karo pengalamane", (Woo gendeng. Diajak ngomong serius kok!!. Kerjanya maksudkuuu Nonnn. Kayaknya dia punya kemampuan jempolan kalau dilihat dari cara dia berbicara dan juga dari pengalaman kerjanya) hadiah dorongan kepala dari Nada menjawab kelakar ngaco Hajar. Namun di sisi lain, pemikiran Nada mampu menyelami kemampuan apa yang dikuasai oleh seorang Najar.

"Cobak seh tak takonane", (Coba sih aku tanyain) lanjut Hajar kemudian.

"Ojok koen sing nakoni. Omongi ae lek onok lowongan Rapi Design!!, lek ketoke minat yo langsung ae ajak rene tak interview ne", (Jangan kamu yang nanyain. Bilang aja ada lowongan Rapi Design!!. Kalau kelihatannya minat ya langsung aja ajak kesini untuk interview denganku) Nada berpikir bahwa pembicaraan yang formal dan menghargai jauh lebih baik ketimbang ngobrol berdua antara kakak adik. Ini membuat yang bersangkutan akan lebih ditanggapi prosedural dan merasa dihargai.

Lanjut dibawah
v
v
v
 
Terakhir diubah:
-------

Hari belum terlalu siang ketika Hajar berpamitan untuk pulang. Angga menghantarkan hingga pintu sebelum kemudian kembali ke kamar dimana Nada berada.

"Nad, aku pengen ngobrol serius diluk", (Nad, aku ingin ngobrol serius bentar) ucap Angga begitu ia telah kembali ke kamar Nada.

"Iyo Kak onok opo?", (Iya Kak ada apa?) tanya Nada antusias plus penasaran tentang apa yang akan dibicarakan oleh Angga.

"Aku mikir koyoke saiki wes wayahe aku crito. Tapi tulung ojok gelo, opo maneh ngeroso sedih. Nad, sakjane Pak Kusno karo Bu estu iku duduk bapak ibuke kene.. ", (Aku berpikir inilah saatnya untuk bercerita. Tapi tolong kamu jangan marah, apalagi merasa terluka. Nad, sebenarnya Pak Kusno dan Bu estu itu bukan ortu kita..) dengan sangat berhati-hati Angga memilih kalimat terbaik dalam menyampaikan agar tidak terjadi salah paham.

"Hehh.. Duduk ortu ne kene? Maksud e pean opo??!!", (Hehh.. Bukan ortu kita? Maksud kamu gimana??!) intonasi suara Nada mulai meninggi mendapatkan KEJUTAN dari Angga.

"Iyo Nad, bapak wes ilang mboh nang ndi katut wedokan cap tembelek. Ibuke kene wong telu wes kapundhut. Wektu iku koen isih cilik durung mudeng. Awale ibuk rabi mbarek pak kusni. Eh ndilalahe ibu kapundhut kenek kangker rahim, ga let suwe pak kusni yo kapundhut pisan. Akhire kene dirumat mbarek pak kusno dulure pak kusni..", (Iya Nad, bapak sudah menghilang entah kemana kecantol cewek lain cap pantat ayam. Ibu kita bertiga sudah meninggal. Waktu itu ksmu masih kecil dan belum paham. Awalnya ibu menikah dengan pak kusni. Eh ternyata ibu meninggsl kena kanker rahim, tak lama kemudian pak kusni juga meninggal. Akhirnya kita dirawat oleh pak kusno saudaranya pak kusni..) berat sekali bagi Angga untuk menceritakan semua itu. Perasaan tak menentu berkecamuk dalam jiwanya.

"Opooo Kakk??? Hikss hik.. Dohh Gusti...", (Apaaa Kakk??? Hikss hik.. Yaa Tuhann..) suara tangis Nada merebak tanpa mampu dibendung oleh Angga. Disisi lain, Nada merasa demikian terpukul mendengar berita menggelegar tersebut.

"Uwess Nad.. Uwees. Koen sing sabar. Koen wes gede, kudu iso belajar nrimo. Kene wong telu kudu kompak, susah seneng ayo diadepi bareng", (Sudahhh Nad.. Sudahh. Kamu yang sabar. Kamu sudah dewasa harus belajar untuk bisa menerima kenyataan. Kita bertiga harus kompak, susah senang ayo kita jalani bersama) teduh suara Angga sang kakak tertua sekaligus pengambil alih nahkoda keluarga mampu membuat isak tangis Nada mereda. Nada mulai sadar bahwa untuk apa ia meratapi nasib apapun yang telah terjadi. Jauh lebih penting adalah bagaimana kesiapan dia dalam menyongsong hari-hari berikutnya dengan lebih tegar dan penuh semangat.

"Ehhmm.. Iyoh Kak. Sepurane lek aku ilang kontrol. Aku kudu kuat..", (Ehmm.. Iya kak. Maafin aku karena hilang kendali. Aku harus kuat..) kepal tangan Nada teracung tinggi untuk mengobarkan semangatnya kembali.

"Nahh gituuu!!", binar mata Angga cerminkan rasa bangga pada Nada. Kunci dari segala bentuk kesusahan adalah dengan belajar menata hati kita untuk lebih bersabar.


-------

Derit suara binatang malam memecah keheningan. Dingin hembus udara beriring rintik air hujan menyusup dibalik pori kulit. Sayup dikejauhan terdengar bapak-bapak poskamling menyuarakan pukulan pada tiang listrik bertalu 12 kali sebagai bilangan penanda jam malam.

Nada masih terjaga dari tidurnya. Lamunan pada cerita Angga tadi siang begitu mengusik pikira meski sebenarnya ia telah bertekad untuk tak larut dalam kesedihan. Mungkin keterkejutan belum sepenuhnya hilang dari hati Nada mendapati berita menggelegar yang datang dengan sangat mendadak.

Dira telah lelap dalam tidur dihinggapi rasa letih. Kekompakan bahu membahu bersama Angga dan Hera untuk merawat menuju kesembuhan Nada membuatnya cukup lelah. Sungguh perhatian yang luar biasa tercurahkan bagi Nada.

Dalam senyap sepi malam Nada membuka browser hapenya untuk berselancar di lautan mbah google si raja internet segala tahu. Key word yang Nada gunakan adalah seputar artikel agama yang sekiranya mampu membuat ia lebih tabah dan sabar menjalani apa yang telah tergariskan. Di sela keheningan tersebut Nada seperti mendengar lamat-lamat suara janggal. Sayup rendah seperti sebuah tawa kecil yang bersambung dengan beberapa rintihan. Nada terhenyak, bergidik ia mendengarkan suara tersebut. Bulu kudu nya merebak. Dengan mempertajam indera pendengaran ia mencoba berkonsentrasi mendengarkan suara-suara aneh tersebut.

Sepertinya suara mengerikan tersebut bersumber dari kamar Angga yang bersebelshan persis dengan kamar Nada. Dengan mengumpulkan seribu keberanian Nada mengambil sebuah kursi plastik dan ia letakkan bertumpu pada kasur. Perlahan ia menaiki kursi tersebut dan melongokkan kepala di lubang tembus berukuran sekitar 30cm x 50cm yang berfungsi sebagai jalan aliran AC agar mambu berhembus ke dua kamar sekaligus. Posisi AC yang melintang tepat di tepian lubang diharapkan mampu menyebar merata.

Mata Nada mendelik terkejut seketika. Perasaan ganjil dan horor yang ia rasakan ternyata tidak menemukan jawabannya. sebaliknya Nada melihat sebuah tontonan menegangkan di kamar Angga. Nampaknya suara itu berasal dari pergumulan antara Angga dengan Hera. Meski awalnya Nada berpikir tabu untuk melihat, namun dorongan hasrat dan keingintahuan membuatnya tetap bertengger disana.

Terlihat Angga sedang memangku berhadapan dengan Hera. Keduanya telah tak berbusana. Lekuk montok tubuh Hera terlihat jelas. Pinggulnya yang lebar, buah pantat yang bulat montok, dan kulit yang mulus sungguh begitu terlihat seksi meski ukuran buah dada Hera tak terlalu besar.



"Ehhmm.. Hihi.. Mwuahh.. Ehm" Angga dan Hera saling berciuman mesra diselingi tawa manja Hera yang merasa geli oleh rabaan tangan Angga di sekujur tubuh bagian belakang Hera. Remasan gemas di buah pantat Hera yang begitu montok semakin membuat Hera bergerak-gerak kacau.

"Auhh masssh..", remasan tangan Angga masih saja bergerak gemas di seantero bulatan buah montok di bawah pinggul Hera. Jilatan lidah angga yang tiba-tiba bersarang di puting menimbulkan rintihan nikmat.

Tubuh Nada terasa panas dingin menyaksikan pagelaran asyik masyuk. Posisi duduk Angga dan Hera yang menyamping membuat Nada bebas memandang tanpa khawatir ketahuan. Tanpa sadar tangan Nada merambat meremas sendiri buah dada besarnya.



"Terussh mass.. Ehhhmm geliii enakkh" kuluman Angga semakin membuat Hera mendesah. Apalagi sekarang tangan kekar Angga telah berpindah ke depan dan meremas lembut buah dada segar Hera.

"Iyaashh ituunya diemutt gituu enakk ssshhh masssh. Remess lebihh kencenghh.. Ouuuhh ehhmm", desah Hera kian merebak. Seseksli kuluman pada puting terhenti sejenak untuk kemudisn keduanya berpagutan mesra.

"Ouhhh ehmmm... ", cukup lama Angga merangsang istrinya hingga Hera terlihat benar-benar On. Juntai rambut panjang Hera yang jarang terlihat karena tertutup hijab, saat itu terlihat seksi menunjang keindahan tubuhnya.

Dengan masih saling berhadapan Angga sedikit mengangkat buah pantat seksi hera untuk menyiapkan tahapan intercouse.
"Eeehnm mass.. Enaknys kontolmuuuh..", Hera mendesah menikmati gesekan perlahan batang konT Angga yang centi demi centi menjalar masuk bergesekan dengan serambi bagian dalam miss vegy milik Hera.

"Oouhhh mentokk mass.. Ehmmm ssttt ahh", rancau seksi Hera begitu terdengar binal dan vulgar. Kalemnya Hera saat dalam keseharian sungguh nampak berbeda dengan Hera ketika berhubungan badan. Hera terlihat sangat bernafsu.

"Ouuhh Hhh aaaahh" tusukan demi tusukan yang terjadi dan semakin cepat menambah tinggi api nafsu Hera sang ratu binal.

"Oohh ohh sstftt.. Kontolmuu ueenakk mas.. Masukkk dalemm bangettt ehhm. hhh ahhh", kenikmatan membuat Hera tak ter kendali. Mulutnya merancau, punggung melengkung ke belakang terdorong gelegak nafsu.

"Terusssin masss ahhhahh ssst..Tempikkku gateeel maaas. Ahh ahh", semakin lama ucapan Hera seksi semakin binal saja. Segala onderdil intim ia sebut dengan begitu lugas penuh penjiwaan.

"Ehmm..punyamu sempit enak sayang.. Uhh", tak terkecuali Angga pun juga begitu terangsang menikmati lubang surgawi peret sempit Hera yang belum pernah dilalui keluarnya baby.

"Mass.. Aku minttah posisi nungging yahh.. Ehmmm", kebinalan Hera semakin menguat. Ia meminta posisi doggy style agar lebih mendapati sodokan super dalam dan menggesek lapisan G-spot. Tanpa ba-bi-bu dalam hitungan detik Angga menuruti request nikmat Hera.

Sedangkan Nada yang bertengger diatas sana juga terlihat semakin memerah wajahnya. Aliran darah birahi mengalir lancar menuju otaknya menyehatkan kondisi gegar yang ia alami. Jemari lentik Nada juga telah tamasya masuk di balik karet pinggang celana babydol yang dikenakan sekaligus menyusup dibawah CD menggapai lembah lembab yang begitu terangsang. Nafasnya menjadi tak teratur menahan dorongan hasrat yang memancar. Satu tangan di buah dada dan satu tangan di selangkangan seolah memberikan bantuan atas rasa ingin Nada yang terpancing menggebu.

"Ouuuuhhhh...." ceplokk celok ceplokk suara pertemuan paha Angga dengan buah pantat Hera yang menungging. Mulut hera mendesah kuat.

Nada yang melihat konT Angga yang berotot menjadi blingsatan sendiri. Pertama kali dalam hidupnya melihat batang pria dewasa secara nyata.

"Ooouuggh mass gilaak enak.. Sssh aahh", bibir Hera meneriakkan desahan lebih keras ketimbang saat berpangkuan tadi. Penetrasi yang begitu dalam melalui posisi doggy style meretaskan gejolak nafsu Hera.

"Ouu ouuhhh massh aaakhh"
"Yesss ahh enakk disituuu ahh ah"
"cepat inn aamhh mass auhh ssshh", teriakan birahi tinggi Hera terlontar tiada henti. Pantat bulatnya semakin terlihat hebat pada posisi seperti itu.

"Ohh mash mass akuu keluarr nih benntr lagiih aaaooh ahh", puncak kenikmatan perlahan merapat di pelabuhan cinta Hera untuk bersandar.

"Iya sayang.. Akuu yo mauu kluar nihhh. Kitaa barenggs", sambut Angga sepakat.

"Oouuhh oohh ookhh aaahhhhh..", cess hangat batang kekar Angga tersiram air kenikmatan Hera begitu deras. Sesaat Angga masih bertahan dalam kocokan Rpm tinggi. Lesakan batang topi mengkilat semakin membabi-buta meronjok lubang kesat Hera yang telah membanjir basah.

Croott crortt..
Angga menegang. Pancaran sperm menyembur menyatu di dalam liang birahi Hera. Angga mengejan sejenak menguras sisa lelehan sperm agar tersemprot lunas memandikan rahim istrinya demi sebuah cita-cita agung mendapatkan baby mungil.

Nada yang hanya bermodal rabaan dan korekan ringan menjadi terkebiri saat melihat pentas seni tubuh usai. Nafsu Nada masih juga belum turun. Klimaks belum ia temukan. Oh kasihan kau cantik...!!!.


-------

bersambung ke next update
:nulis:
 
Terakhir diubah:
gek isuk wes:ngiler: di suguhi kocorr anghet mumpluk-mumpluk gurih renyah pisan..
bwuhhhh...:panlok2: yo betah nek carane ngene iki... njalok nambah mane pok ohh, rek..!​
 
Opo yo sing diomongi? Typo sih masih ada. Tapi emang ngefek dalam cerita ini?

Trus apa lagi ya? Ss? Udah tak skip.

Apa lagi ya? Emmm..... Kurang panjang? Mending apdetnya aja yang lebih cepet.

Apa lagi ya? :bingung:
 
Yup gak usah diperdebatkan. ts udh kasi terjemahan udh lbh dr cukup,yg lbh pentingnya itu ceritanya gak macet hehe
 
pancene:pandaketawa: Cak Pai ikie 'kator-e' seng marai konok...
wes sarapan kocorr ta, Cak @paidikage ??!
iku lho! kucurr e Dira lak yo wes mateng taa...
:D
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd