Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Exhib Bersama Amel

kukuruyugh

Semprot Baru
Daftar
1 Sep 2019
Post
43
Like diterima
825
Bimabet
Permisi hu, nubi nyumbang cerita, alur ceritanya maju-mundur semoga masih bisa dinikmati :malu:

. . . . .


PART I : POV Raka

“Yakin mau lanjut nih? Haha”
“Iya lah, tanggung udah sampe sini”
“Hati-hati pintu akan segera dibuka”
aku dan amel segera masuk ke dalam KRL tujuan Jakarta kota ini, 7.46, jam dimana semua orang berebut masuk KRl untuk berangkat ke tempat kerja, tidak ada yang ingin berlama-lama di kereta yang penuh sesak ini… kecuali beberapa pria yang berdiri di dekat wanita berusia 22 tahun, yang memakai celana kerja, kaos putih, dan cardigan merah, tanpa bra di balik kaos tipisnya.
Amel terpisah sekitar 3-4 orang di belakangku, amel melihatku dengan tatapan cemas, karena rencana awal untuk berdiri berdekatan di KRL gagal, dan sekarang dia dikelilingi orang yang tidak dikenalnya.

….

Berawal dari install whis*er, aku mengenal amel minggu lalu
“I’d like to take my braless gf to places, she would be mad tho”
“why would she be mad?” amel membalas whis*er yang kutulis, amel pun menceritakan kalau dia pernah melakukan hal serupa dengan BF nya 7 bulan lalu, and she loves it, the thrill, the adrenaline, all of it, too bad they broke up, dan BF nya yang sekarang is a very nice guy, amel tidak berani untuk menceritakan pengalamannya tersebut. Long story short, she miss doing it so much.

…..

“besok jam 7 di St. xxxx ya mel?”
“Oke ka, baju buat ngantor gue masukin tas aja kali ya”
“sip, ntar gue aja yang megangin di KRL”
“raka, lu pake kaos ijo olive jaket maroon kan?”
“iya, sini buruan mel, bentar lagi datang KRL nya”

…..

Setelah melewati dua stasiun, kulihat amel menatapku tajam, mukanya memerah, dari tatapan matanya kurasa dia meminta aku untuk menghampirinya, namun kondisi KRL yang sesak membuatku tidak bisa untuk bergerak mendekatinya
“sesaat lagi kereta akan sampai di stasiun manggarai”
Pagi itu entah kenapa kereta berhenti cukup lama sebelum masuk manggarai, kulihat amel menundukkan kepalanya, beberapa kali amel terlihat memejamkan matanya sembari menggigit bibir bawahnya, kucoba untuk melihat lebih jelas apa yang terjadi, tetapi nihil, jangankan untuk membalik badan, untuk menengok pun rasanya cukup sulit.

…..

“Dulu pernah naek busway gak pake bra, tapi karena ga terlalu rame, jadinya gak ke-notice sih ama orang-orang, kadang kesenggol ama punggung cowok di depan gue, duuh rasanya tuh ya, mas-mas sudirman itu ya duuh”
“becek dong ya?”
“BANJIR HAHAHA”

…..

Setelah 10 menit berlalu, akhirnya kereta kembali berjalan, kucoba untuk melihat amel, kulihat tangannya sudah tidak berpegangan pada pegangan tangan di KRL, mukanya semakin memerah, sambil menutup mata, kulihat dia mencoba menutup mulutnya dengan tangannya
“kereta telah sampai di stasiun manggarai, pintu akan segera dibuka”
Amel bergegas menuju pintu kereta, matanya terlihat sayu dan tidak sepatah kata pun terucap ketika kutanya kenapa dia turun disini, karena kantor amel berada di sudirman. Sesampainya diluar kereta amel berlari kecil menuju pintu keluar stasiun. Kulihat pria yang berdiri dekat amel terus menatapnya sampe keluar stasiun, dia tersenyum kecil ketika amel melihat ke arah kereta sebelum keluar stasiun. Pikiran kotorku pun melayang, tentang apa yang terjadi pada amel, sampai dia turun sebelum stasiun tujuannya.
“Hati-hati pintu akan segera ditutup”
Oh shit, pikirku, aku lupa untuk memberikan tas amel yang kutaruh di bagasi atas tempat duduk
“mel kok keluar manggarai, tas lu masih di gue nih” 2 menit kemudian chat yang kukirim berubah centang biru, namun tidak dibalas amel, kucoba untuk menelpon, yang langsung di-reject oleh amel.
Sepuluh menit berlalu kubuka chat amel, terlihat statusnya ‘amel sedang mengetik…’ 3 menit berlalu dan amel belum menyelesaikan ketikannya
“lu ngetik skripsi atau apa dah, lama beneer” tulisku
5 menit kemudian sebuah notifikasi masuk,
Amel *** (3 messages) : ...

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Update 1 - page 1
Update 2 - page 3
Update 3 - page 4
Update 4 - page 6
 
Terakhir diubah:
PART II : POV Amel I

Shit, raka kenapa lama bener naeknya, jadi kepisah jauh kan pikirku khawatir, posisiku yang berada di dekat pintu sebelah kiri mepet dengan tempat duduk prioritas cukup jauh dengan raka yang lebih dekat dengan pintu kanan, kulihat raka menoleh ke arahku, namun dia juga tidak bisa apa-apa karena terpisah sekitar 3-4 orang.
Pergi keluar tanpa bra bukanlah hal yang asing bagiku, terhitung sudah 4x aku melakukannya dengan BF ku yang dulu, ukuran payudara yang kecil membuatku nyaman untuk pergi tanpa bra, selain itu BF ku selalu menemaniku saat pergi. Tapi kali ini, aku pergi keluar dengan raka yang baru kukenal seminggu yang lalu, sure he was a decent guy, no red flag, well-educated, good career, he has so much to loose kalo melakukan hal yang diluar boundaries, but still, aku baru mengenalnya satu minggu ini, selain itu aku pun tergolong jarang naek KRL, apalagi di waktu rush hour seperti pagi ini, dengan kondisi dadaku yang tidak ditutupi bra, hanya kaos putih tipis dan cardigan, aku khawatir kalo ada yang akan menyadarinya. Oh and aku nitipin tas di raka, that was stupid of me, aku tidak punya pilihan selain untuk menyilangkan kedua tangan diatas dada dan berharap tidak ada yang menyadari bahwa wanita di dekatnya ini pergi tanpa bra.

…..

“she’s a very conservative one” jawab raka ketika ku reply whis*er nya, raka bercerita bahwa GF nya tidak mungkin melakukan hal dimintanya, hal yang wajar menurutku di negara yang masih cukup konservatif ini, hal yang tidak wajar adalah hubunganku dengan andi, mantan pacarku yang dulu, awalnya andi melihatku tanpa bra saat main ke kost, saat itu aku terlalu malas untuk sekedar ganti baju atau memakai bra, dan tentu saja andi mistook that as an invitation and he took his chance, andi terus menyenggol bagian dadaku, awalnya aku kira tidak sengaja, namun lama-lama dia semakin berani, aku berusaha untuk menolaknya, namun aku sendiri merasa tubuhku semakin hangat, dan bagian vagina ku semakin menghangat.
“andi… jangan…” aku berontak saat tangan andi mencoba meraba dadaku dari dalam kaos yang kupakai, namun itu sia-sia, andi jauh lebih besar dan kuat dariku, tangannya berhasil masuk ke dalam kaos dan memainkan dadaku, tenagaku seperti langsung lenyap, kedua kakiku langsung terasa lemas, desahan kecil pun keluar dari mulutku yang sedikit terbuka, andi tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dan segera menciumku, tanganku sudah tidak berusaha melindungi buah dadaku, andi memainkan kedua dadaku seakan itu adalah kepunyaannya, kemudian dia fokus merangsang kedua putingku, bibirnya terus mencumbuku, diciumnya leher dan kedua telingaku.
Andi kemudian menyingkapkan kaosku, dengan lembut dia mencium dadaku dan menyedot putingku, vaginaku kurasakan semakin basah dan sedikit berdenyut, dan andi menyadarinya, dia lalu mengelus kemaluanku dari luar, “aah… andi… “ desahku cukup kencang sampai aku harus menutup mulut dengan kedua tangan, my leg tremble… my muscle feels so weak, my resistance is long gone, I’m done for tonite.

…..

“stasiun duren kalibata”
Kereta berhenti cukup kencang, aku refleks melepaskan tanganku di depan dada dan meraih pegangan tangan, daripada terjatuh pikirku, sialnya aku tidak langsung menurunkannya kembali, penumpang yang masuk semakin banyak, aku kesulitan melihat raka, pria yang didepanku pun terdorong ke arahku karena banyaknya penumpang, sikut kanannya menyenggol buah dadaku, reflex aku mancoba mundur, namun apa daya, di belakangku kursi prioritas sehingga usahaku menjadi sia-sia, mukaku langsung memerah, jangan-jangan dia menyadari bahwa aku tidak memakai bra, pria tersebut lalu menarik lengannya, dan kemudian menatap tajam ke arahku, rasanya aku ingin sekali membunuh raka karena sudah mengusulkan untuk naik kereta di waktu rush hour.
“Hati-hati pintu akan segera ditutup”
Kereta berjalan kembali, aku merasakan sikut pria tersebut kembali menyenggol dadaku, namun kali ini terasa disengaja, karena dia menahannya di dadaku selama beberapa detik, aku terdiam kaku, karena shock, kuakui walau aku masih perawan, aku bukanlah wanita yang suci, entah berapa kali pacar dan mantan pacarku menjamahku, namun karena aku terlanju sayang, maka aku pun menikmatinya. Sedangkan untuk orang asing, tidak ada satu pun yang berani untuk berbuat senonoh kepadaku. Tanganku terkunci di pegangan, walaupun aku ingin menariknya, tapi rasanya ototku terasa kaku untuk digerakkan.
Melihatku yang pasrah tidak memberikan perlawanan, pria tersebut semakin berani untuk memainkan sikutnya ke arah dadaku, setiap kereta berguncang, sikutnya selalu mengarah ke buah dadaku dan memutarnya seperti gerakan mengulek. satu waktu saat ada guncangan yang cukup keras, kurasa sikutnya masuk sampai menyentuh tulang rusukku, dia kemudian menatapku dan tersenyum seakan meminta maaf, anehnya, bukannya bersikap ketus, aku malah balas memberikan senyuman kecil kepadanya, dia pun menarik lengannya dengan sangat perlahan, aku rasa wajahku sudah sangat merah sekali waktu itu.
‘ulekan’ itu terus berlanjut entah berapa kali, aku hanya diam mematung tidak bisa melakukan apa-apa, pria itu pun sepertinya menganggap itu sebagai lampu hijau baginya, dia kemudian meletakkan sikutnya di dadaku cukup lama, tidak ada yang menyadarinya karena tertutup lengan kirinya ku yang masih berpegangan diatas, aku memberanikan diri untuk mendorong sikutnya dengan lengan kananku, namun doronganku terlalu lemah untuknya, dia kemudian memegang lenganku yang masih berada di sikutnya, menggenggamnya selama beberapa detik kemudian menurunkannya, aku yang masih shock hanya bisa menuruti keinginannya tanpa bisa berkata apa-apa.
Kereta kemudian berhenti sebelum masuk stasiun manggarai, pria itu kemudian menarik kembali sikutnya, dengan perlahan lengannya yang tadi menggenggam tanganku menyusuri perutku, naik keatas sampai sejajar dengan dadaku, kemudian dia mengarahkannya ke arah buah dadaku, aku menggigit bibir bawahku dengan pelan, kurasakan kakiku semakin lemas, untung saja lenganku masih berpegangan.

Aku menatap pria tersebut, namun pandangannya melihat lurus ke luar pintu seakan tidak terjadi apa-apa, dia semakin berani meraba-raba buah dadaku. jantungnya berdegup kencang seiring elusan dari pria tersebut, pria tersebut meraba kedua buah dadaku dengan lembut, sampai kemudian dia mengarahkan tangannya ke arah putingku...
 
Wah bagus euyy
 
Wah tandain dulu nih, ceritanya mantap hu, kesukaan ane nih...
Dilanjut ya suhu, ane masang patok dulu
Mangat suhu :mantap::mantap::Peace:
 
lanjut suhu, dikembangkan lagi biar makin dag dig dug baca bya
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd