EPISODE 13 : Clash, Part 3
Scene 1
"Dokudan" Matsuyama Edo
"Kakusareta Kage" Sasuke Sarutobi
Aku sengaja turun dari mobil Kagura-chan. Harapanku adalah, berita semenarik ini tidak akan dilewatkan oleh Kage. Mereka yang merupakan mafia sumber informasi, seharusnya akan datang ke lokasi tempat Kiriko Dayoto disekap. Saat itulah aku yang menyelinap dari belakang akan meringkus mereka. Setelah turun dari mobil Kagura-chan, aku segera pergi ke tempat lokasi penculikan Kiriko Dayoto. Agar tidak terdeteksi oleh orang lain, aku sengaja memilih jalur yang berliku-liku dan menyulitkan orang untuk melihatku. Kulewati gang-gang sempit yang penuh dengan orang-orang, keramaian kota yang betul-betul ramai, sesekali aku melewati jalan yang sepi untuk menghindari pendeteksian pola perjalanan. Tentu saja, aku tidak lupa mengenakan penyamaranku.
Setelah sudah dekat dengan hotel kecil tempat Kiriko Dayoto disekap, aku segera membuka penyamaranku, dan memakai penyamaran sebagai polisi rahasia reguler. Polisi rahasia tidak memakai kostum khusus, karena dinamakan rahasia. Polisi rahasia biasanya memakai kostum biasa saja seperti layaknya penduduk sipil. Aku sampai berbarengan dengan Ayumi-chan yang membawa dua pasukan polisi rahasia yang bersenjata. Saat bertemu wajah dengan Ayumi-chan, dia langsung tersenyum kearahku. Matanya memang tajam, ia mampu mengenali aku walaupun aku berada dalam penyamaran.
Ayumi-chan memberiku tanda untuk menunggu sebentar daan berbaur bersama polisi-polisi rahasia yang ia bawa. Kemudian, ia masuk ke lobby hotel kecil itu. Aku dan polisi-polisi rahasia bersenjata itu mengikutinya. Aku melihat ada dua orang yang terbaring di lantai, tapi aku tidak bisa melihat dengan jelas siapa itu karena aku berada di barisan agak belakang, sehingga tertutup oleh teman-temanku yang berada pada barisan depan.
"
Gokusenshi no Nakata Jirou. Fushigi Kagura ha, kono youna joutaide ha arimasen. Kagura ha douyou ni anata ni chimei tekina dageki wo ataeru tame ni kanri no you ni shikashi, sore ha miemasu. (Nakata Jirou, si pendekar tongkat. Pantas saja Kagura sampai kewalahan begini. Tapi sepertinya, Kagura juga berhasil membuatmu kepayahan.)" Suara Ayumi-chan.
Nakata Jirou, si
gokusenshi... Salah satu dari
kurayami no mikami... Kenapa dia bisa berada di tempat ini? Selain itu, Kagura-chan kewalahan? Berarti, mereka sempat bertarung secara langsung ya? Memang si
gokusenshi itu terkenal atas ketangguhannya. Aku tidak terlalu terkejut jika Kagura-chan mengalami luka yang cukup serius.
"
Sekai no gijutsusha, Nakata Ayumi. (Ayumi Nakata, si teknisi dunia.)" Suara pelan yang tidak kukenali, yang kucurigai sebagai suara si gokusenshi.
"
Sore ha watashi desu. Nakata Jirou, anata ga koko ni watashi no keisatsu no yuujin wo kougeki shi, ankokugai no burokaa dearu koto no tame taihoshichauzo. (Ya, itu aku. Jirou Nakata, kamu ditangkap atas penyerangan yang dilakukan kepada temanku yang polisi ini, dan juga karena menjadi broker dunia bawah.)" Suara Ayumi-chan.
"
Doudesu ka? Anata ga kyatchi sa renai koto wo mada kakuninshitekudasai? (Bagaimana? Masih yakin bahwa kamu tidak akan tertangkap?)" Suara Kagura-chan.
"
Un, tabun. (Iya, mungkin sih.)" Suara si gokusenshi.
"
Busou keisatsu ha, watashitachi to issho ni kare wo toru. Eiseihei, sha ni chuui shite Kagura wo toru. (Polisi bersenjata, bawa dia. Tenaga medis, bawa Kagura dengan hati-hati ke mobil.)" Suara Ayumi-chan.
Aku bersama dengan teman-temanku langsung mendatangi tempat mereka berdua terbaring. Belum sempat aku bergerak karena aku menunggu teman-temanku yang barisan depan berjalan, aku merasakan nafsu membunuh yang amat besar. Nafsu membunuh ini... Aku mengenalinya. Aku tidak bisa melihat ke depan dengan jelas. Akan tetapi, aku merasakan Ayumi-chan memancarkan tenaga ki miliknya. Dari yang kudengar, aku bisa mendeduksikan bahwa Ayumi-chan sedang menangkis serangan si pemilik nafsu pembunuh besar ini. Terdengan suara logam yang saling beradu dan terpental.
"
Dare ka? (Siapa itu?)" Suara Ayumi-chan.
"
Ore da. Koko ni. (Ini aku. Disini.)" Suara seseorang.
Ya... suara ini... Si pemilik nafsu membunuh besar ini.
"
Tobari no Anegawa Houzuki. (Anegawa Houzuki, si jarum terbang.)" Kata Ayumi.
"
Yoroshiku. Sore ha hito no watashitachi no saishou no kaigi, sekai no gijutsusha, Nakata Ayumi. (Senang berjumpa denganmu. Sepertinya ini pertama kalinya kita bertemu secara langsung, Ayumi Nakata, si teknisi dunia.)" Suara si tobari yang sedang berdiri diatas rongga langit-langit lobby hotel kecil ini.
Aku dapat melihatnya dengan jelas. Sebetulnya, posisinya itu merupakan mangsa empuk peluru beracunku. Tapi, aku harus menyembunyikan keberadaanku. Memang, Houzuki Anegawa si
tobari itu merupakan tangkapan besar. Tapi, aku lebih memilih untuk memprioritaskan tangkapan yang lebih besar lagi, yaitu Kage. Lebih baik kutahan dulu nafsu ego-ku. Lagipula ada Ayumi-chan disini. Mungkin jika Ayumi-chan dan si tobari itu bertarung, akan ada yang mati. Tapi, aku yakin tidak akan ada yang mati dalam waktu kurang dari sepuluh menit. Setelah menangkap mata-mata dari Kage, aku akan kembali untuk membantu Ayumi-chan disini.
"
Dono you ni kouun. Isseki nichou. (Beruntung sekali. Dua burung dengan satu batu.)" Kata Ayumi-chan.
"
Watashi ha tashika ni tori, washi da. Anata dake no ishi wo motsu washi wo korosu koto ga dekiru ka? (Aku memang burung, burung elang. Bisakah kamu menjatuhkan elang hanya dengan batu?)" Kata Houzuki.
"
Wareware ga hyouji sa remasu. (Kita akan lihat.)" Kata Ayumi-chan.
Aku melihat si tobari melempar beberapa buah jarum kepada Ayumi-chan. Ayumi-chan langsung menangkisnya dengan menggunakan pulpen besinya. Aahh, pulpen besi itu kan benda itu. Secepat itukah Ayumi-chan mengeluarkan benda itu? Saat Ayumi-chan menangkis, si tobari itu langsung melompat turun kebawah. Hmmm, si tobari itu sengaja memilih tempat persis di depan Ayumi-chan. Hal itu menyulitkan aku dan teman-temanku untuk membuka tembakan karena bisa mengenai Ayumi-chan juga. Cukup terlatih juga si tobari ini. Ayumi-chan dan Houzuki-chan kali ini terlibat dalam pertarungan jarum melawan pulpen. Hingga akhirnya Houzuki-chan melempar dua jarum ke arah yang cukup sulit untuk dihindari oleh Ayumi-chan. Pulpen besimu tidak akan menolongmu, Ayumi-chan. Apakah yang akan kamu lakukan? Ayumi-chan tidak memiliki jalan lain selain menghindarinya, sehingga salah satu jarum yang ia lemparkan harus mencabut nyawa salah satu temanku karena mengenai titik darah yang vital di lehernya. Cepat sekali lemparan jarumnya. Jika orang biasa saja yang melempar jarum, anggota polisi rahasia Hikari selemah apapun pasti bisa mengatasinya.
"
Anata no subete wo nyuushu! Kanojo ha kiken da. Yuiitsu no watashi no ugoki wo seigen suru koko ni anata no sonzai. (Keluar kalian semua! Dia berbahaya. Keberadaan kalian disini hanya membatasi gerakanku saja.)" Kata Ayumi-chan.
Oh, Ayumi-chan? Apakah engkau meminta mereka semua keluar? Atau kamu lebih tepatnya memberitahuku untuk menangkap mata-mata Kage? Sepertinya yang kedua ya. Aku keluar paling dulu karena aku berada di barisan paling belakang. Segera setelah keluar, aku lari secepat mungkin dari pandangan teman-temanku. Aku segera mencari posisi untuk mengamati lokasi sekitar, siapa tahu aku bisa melihat mata-mata Kage.
Aku menunggu di tempat ini sambil meninggikan kepekaanku terhadap lokasi sekitar. Aku terus menunggu. Semenit... dua menit... lima menit... Tetap saja sepertinya tidak ada orang lain selain kami. Aku cukup khawatir dengan Ayumi-chan, walaupun sebetulnya aku tidak perlu khawatir. Kalau aku tidak salah, jarum milik si tobari itu terbuat dari besi. Heh, sepertinya kamu kurang beruntung, Houzuki-chan. Hal itu dikarenakan kemampuan unik milik Ayumi-chan, yang membuat seluruh senjata dari besi tidak akan bisa menyentuh tubuhnya.
Eits, apa ini? Aku sepintas merasakan tenaga ki yang cukup kuat. Sepintas saja, dan langsung hilang. Sepertinya pemilik tenaga ki yang kurasakan itu berusaha untuk menjauh dari tempat ini. Itu pasti mata-mata milik Kage! Aku segera berlari secepat mungkin untuk mencari pemilik tenaga ki itu. Walaupun sangat sulit kurasakan, tapi aku yakin aku masih merasakan suatu tenaga ki yang betul-betul kecil sampai hampir hilang.
Setelah berlari tanpa arah, akhirnya aku menemukan sesuatu. Sosok orang memakai baju serba hitam yang sedang berlari. Larinya cepat sekali. Mungkin jika beradu lari denganku, ia mampu menandingi kecepatan lariku. Cih, tampaknya harus dengan pistol ya. Aku menembakkan pistolku kearah kakinya. Tiga peluru kutembakkan kearah kakinya. Tapi tidak kena. Memang susah mengarahkan pistol ke kaki orang yang berlari secepat itu, dan aku sambil berlari pula. Tapi walaupun tidak kena, paling tidak itu bisa membuat orang itu berhenti berlari.
Orang itu pun menoleh kebelakang. Aahh, kupikir dia mata-mata dari Kage. Tapi tak apalah. Ayumi-chan bisa kerepotan jika orang seperti dia membantu si tobari.
Kakusareta Kage no Sarutobi Sasuke, yang artinya adalah Sasuke Sarutobi si bayangan tersembunyi. Memang ia pantas menyandang gelar itu. Aura miliknya sangat sulit untuk dirasakan. Dalam kemampuan mencari informasi dan bersembunyi, ia lebih hebat dariku. Tapi, aku tidak yakin bahwa kemampuan membunuh musuh milikku lebih lemah darinya.
"
Doko iku no? (Mau kemana?)" Tanyaku.
Kemudian, si
kakusareta kage itu mengeluarkan suatu tempat minum labu dan meminumnya. Kemudian, ia menyemburkan api dari mulutnya. Kayakujutsu ya? Sepertinya cukup hebat.
Sekedar pengetahuan,
kayakujutsu adalah salah satu dari delapan belas ilmu ninjutsu yang berfokus pada penggunaan api dan bahan peledak.
Hmmm, alat yang dibuat oleh Ayumi-chan, yaitu robot pengganti. Benda ini bentuknya hanya seperti kantong plastik saja. Akan tetapi, begitu diaktifkan, kantong plastik ini akan mengembang dengan sendirinya membentuk manusia yang mengaktifkannya. Aku segera mengaktifkan alat ini, dan segera menghindari api itu. Aku berlari memutar menuju kebelakangnya dengan cepat. Saat Sasuke mengira bahwa aku sudah mati dan ia hendak berbalik badan, aku sudah ada di hadapannya. Teknik yang kugunakan ini mirip dengan kawarimi no jutsu yang biasa digunakan oleh para ninja. Tapi dari segi kepraktisan, milikku ini lebih praktis. Semoga saja ini bisa menurunkan moral mentalnya.
"
Gomen nasai. Kouzan ha sukoshi kindai tekina houhou wo shiyou shite imasu ga, watashi ha anata no torikku wo karimasu. (Maaf. Aku meminjam trikmu. Walaupun punyaku sedikit lebih modern sih.)" Kataku.
Kemudian, Sasuke mengeluarkan sesuatu dan melemparkannya ke tanah. Hmm, bom asap ya? Apakah karena saking stressnya, kamu menggunakan trik murahan begini? Dengan merasakan tenaga ki milikmu yang meluap-luap, aku tahu kemana kamu pergi. Aku tinggal mengikutinya saja. Saat aku keluar dari bom asap miliknya, aku sudah melihat baju hitamnya yang sangat jelas dibawah terik matahari ini. Aku langsung mengejarnya, dan menembakkan beberapa peluru yang telak mengenainya. Ia pun langsung terjatuh. Heh, hanya seginikah kemampuan kakusareta kage dari Yami?
Tiba-tiba, aku merasakan sesuatu yang sangat panas di pundak kananku. Ukh, ini adalah luka tebasan. Aku segera melihat kebelakang, dan ternyata Sasuke yang menebas pundakku dengan pisau ninja. Cih, ternyata yang tadi kutembak hanya
kawarimi no jutsu ya? Hmmm, ternyata efektif tidaknya suatu ilmu ninja, pengalaman lebih menentukan ya dibandingkan alat yang memadai?
"
Fuchuui deshita. (Aku lengah.)" Kataku.
Tampaknya, aku tidak boleh bermain-main. Luka tebasan dipundakku ini adalah hukuman akibat kelalaianku. Lawanku adalah salah seorang dari kurayami no mikami. Menganggap enteng dirinya, berarti aku yang akan mati.
"
Watashi ha anata ni taishite ninja no torikku wo shiyou suru baai, watashi ha ushinau koto ni narimasu. (Aku pasti kalah jika menggunakan ilmu ninja terhadapmu.)" Kataku.
"
Watashi ha anata no ninja no torikku ni taishite jibun nari ni tatakau hitsuyou ga suisoku shimasu. (Aku sepertinya harus bertarung dengan menggunakan caraku untuk menghadapi ilmu ninja-mu.)" Kataku lagi.
Aku langsung menembakkan pistolku dengan cepat. Peluru yang kugunakan ini bukan peluru biasa, tapi peluru pedang buatan Ayumi-chan. Peluru pedang buatan Ayumi-chan ini memiliki keistimewaan, yaitu jika peluru itu menabrak sesuatu dan terhenti lajunya, maka peluru itu akan meledak. Akan tetapi, diluar dugaanku, Sasuke menghindari peluru itu. Apa? Bagaimana mungkin ia menghindari peluru pistol? Pistolku ini bukan pistol biasa, tapi pistol yang menembakkan peluru dengan sangat cepat, lebih cepat dari pistol tercepat sekalipun yang pernah diciptakan. Tidak hanya itu, gerakan Sasuke cepat sekali, sampai seolah-seolah terlihat bahwa ia melakukan teleportasi. Apakah hanya sulap saja? Aku kembali menembakkan beberapa peluru, tapi ia terus menghindarinya.
Pada suatu titik, akhirnya Sasuke menghilang. Tidak, ia tidak menghilang. Ia hanya berkamuflase dengan lingkungan sekitarnya. Aku pernah mendengar aliran ilmu ninjutsu yang bernama
intonjutsu. Rupanya ini adalah salah satu pengaplikasiannya ya? Aku terus memokuskan tenaga ki milikku. Aku tahu, selama ia berkamuflase, ia tidak akan bisa bergerak karena penyamarannya akan terbongkar. Jika menembakkan peluru secara asal ke banyak titik, ia pasti akan memanfaatkan saat-saat dimana peluruku habis. Paling benar memang menunggunya menyerangku.
Aku merasakan adanya gerakan. Diatas! Betul saja, si
kakusareta kage itu sudah berada diatasku. Ia sudah memegang senjatanya, dan melancarkan tebasan ke kepalaku. Aku menahannya dengan pistolku. Hooo, Ia memiliki senjata yang sangat menarik rupanya. Kusarigama
"
Kusarigama ka? Dare mo ga, kyou sore wo shiyou shite imasen. Watashi ha anata ga hontou ni ninja arutoomoimasu. (Kusarigama ya? Tidak ada yang menggunakannya sekarang-sekarang ini. Kurasa, kamu memang ninja tulen ya.)" Kataku.
Kini, Sasuke terus menyerangku dengan bertubi-tubi. Ia betul-betul memaksaku untuk bertahan saja tanpa bisa menyerangnya. Gerakan tangannya betul-betul cepat. Kalau begini, terpaksa aku menunggu celah untuk menyerangnya. Tiba-tiba, dia mengubah posisi pegangan
kusarigama-nya menjadi lemparan. Ya, jarak sempit yang tercipta dari perubahan posisi ini kumanfaatkan untuk melompat kebelakang. Kemudian, aku mengeluarkan bole besi kecil. Bola besi kecil ini juga ciptaan Ayumi-chan, yaitu akan menembakkan jaring besar saat diaktifkan. Aku melemparkan bola besi ini kearahnya, kemudian mengaktifkannya.
Seketika itu juga, jaring besar yang ditembakkan oleh bola besi itu langsung menangkap Sasuke. Tanpa membuang waktu, aku segera menembaki tubuhnya yang sudah tertangkap jaring besar itu. Setelah menunggu sedetik lamanya, aku segera menembak kebelakang lewat jaket yang kukenakan. Hmmm, aku bisa merasakan peluruku menembus salah satu bagian tubuhnya.
"
Onaji torikku ha watashi ni taishite nikai ha dousa shimasen. (Trik yang sama tidak akan mempan terhadapku dua kali.)" Kataku.
Ia sudah kembali bangun. Akan tetapi, aku bisa merasakan bahwa ia menyadari ada sesuatu yang tidak beres di tubuhnya. Betul, peluru yang kutembakkan tadi bukan peluru biasa, tapi peluru beracun.
"
Watashi ga motte iru mottomo chimeitekina doku no hitotsu. Ittan saibou ni sesshoku shite, sore ha sugu ni sono seru to kyuusokuna sokudo de sono shuui no saibou wo kansen sa semashita. (Salah satu racun mematikan yang kumiliki. Ketika bersentuhan dengan sel, racun itu langsung menginfeksi sel itu dan sel-sel disekitarnya dengan sangat cepat.)" Kataku.
Racun ini aku sendiri yang merancangnya. Racun ini kurancang menggunakan campuran kandungan bisa dari beberapa binatang, racun tumbuhan, dan juga racun kimia. Mendapat reaksi dari racunku, Sasuke berusaha tetap tenang. Lama-kelamaan, aku merasakan bahwa tenaga ki miliknya menjadi stabil. Apa? Bagaimana ini mungkin? Apakah racunku betul-betul sudah tidak berfungsi terhadapnya? Napasnya pun sangat normal.
"
Doushite konna koto ni? Anata ha idou dekinai you ni suru hitsuyou ga ari. (Bagaimana mungkin? Seharusnya kamu tidak bisa bergerak.)" Kataku.
Wah, betul-betul lawan yang hebat. Sepertinya, ini akan menjadi pertarungan hidup matiku. Sebagai mata-mata, pertarungan hidup dan mati adalah pertarungan yang sebisa mungkin harus dihindari, karena mata-mata tidak membunuh dari depan, melainkan dari belakang. Tapi, untuk kasus kali ini, sepertinya memang tidak bisa dihindari.
"
Maa, watashi ha doku ga anata ni dousa shite inai to katei shimasu. (Yah, aku asumsikan bahwa racun tidak mempan terhadap dirimu.)" Kataku.
Gawat, racun tadi itu adalah senjata terkuatku. Kalau senjata terkuatku tidak mempan, berarti aku harus menggabungkan beberapa senjata dengan pikiranku agar mampu melumpuhkannya. Tapi, apakah racun betul-betul tidak mempan? Tunggu... tidak... Aku yakin ia merasakan efek dari racunku itu. Hanya saja, entah bagaimana caranya, ia berhasil menyembuhkan racunku. Obat-obatan? Tidak, aku tidak melihatnya meminum obat-obatan.
Sasuke langsung mengayunkan kusarigama kearaku. Ia betul-betul tidak memberiku waktu untuk berpikir ya? Kusarigama punya kelemahan saat digunakan dalam jarak jauh. Aku segera menahan bagian kusarigama yang tajam dengan pistolku. Pistolku ini sudah dialiri tenaga ki, sehingga sekedar benda tajam saja tidak bisa memotongnya. Setelah gerakan
kusarigama itu terhenti, aku segera menggenggam bagian gagang kusarigama itu, dan kemudian menariknya. Sasuke ternyata tidak melepaskan rantai
kusarigama itu, sehingga tubuhnya ikut tertarik kearahku.
Hmmm, kita lihat bagaimana ia menghadapi pistolku saat ia berada di udara. Aku menembakkan pistolku ke tubuhnya yang masih berada di udara. Sesaat setelah kutembak, ia melepaskan rantai kusarigama miliknya. Setelah itu, tubuhnya terhenti di udara, kemudian ia melompat. Oh tidak... trik ninja apa lagi yang ia gunakan untuk bergerak di udara? Tidak, sebetulnya aku sudah tahu trik apa yang ia gunakan. Ia memasang benang yg warnanya sudah disamakan dengan latar belakang tempatnya. Dengan demikian, benang itu tidak akan bisa terlihat oleh mata. Dengan memanfaatkan benang yang hanya bisa diketahui posisinya oleh mata Sasuke, ia menggunakan benang itu untuk menumpukan badannya dan bergerak.
Akan tetapi, sayangnya aku membawa suvenir yang bagus untuknya. Aku segera mengeluarkan pistol lain dari balik jaketku dan menembakkannya. Pistol ini tidak menembakkan peluru, melainkan menembakkan spray partikel warna. Dalam sekejap, benang-benang miliknya yang tergantung sudah terlihat. Mumpung dia masih sibuk di udara, aku segera mengambil kesempatan ini untuk mengisi ulang peluru di pistol utamaku. Dengan peluru pistolku yang sudah penuh, aku segera menembakinya di udara. Dengan lincahnya, ia menghindar dari peluru-peluru yang kutembakkan. Mari kita lihat, mana yang lebih dulu, apakah peluruku habis atau kamu tertembak sebelum peluruku habis?
Aku bisa melihat bahwa Sasuke berada pada posisi yang sulit karena terus menghindar dari peluru pistolku. Menghindari peluru pistol itu tidak mudah lho. Kamu membutuhkan refleks tubuh yang tinggi atau kecepatan yang tinggi untuk bisa menghindar dari peluru pistol, yah walaupun lawanku ini sepertinya memiliki keduanya. Lawanku ini betul-betul tangguh.
Kali ini, Sasuke betul-betul terjepit. Peluru di pistolku masih ada tiga. Harusnya aku bisa menembaknya sebelum pistolku kehabisan peluru. Akan tetapi, ia mengambil langkah yang tidak kuduga. Ia menggunakan kayakujutsu miliknya untuk menyemburkan api. Hei, partikel warna yang kugunakan tadi itu bahan yang mudah terbakar. Dalam sekejap langsung... BUUMMM... Ledakan itu langsung membuat tubuhku terpental. Tidak hanya itu, tubuhku juga langsung membentur tembok bangunan karena terhempas oleh ledakan itu. Aku merasakan sakit yang luar biasa. Sepertinya tulang lengan dan kaki kananku ada yang bergeser.
Seharusnya, Sasuke tidak selamat dari ledakan itu. Haah, aku memejamkan mataku. Gila, betul-betul pertarungan hidup dan mati. Saat aku membuka mataku, aku melihat salah satu pemandangan paling menyeramkan yang pernah kualami. Sasuke sudah berdiri di hadapanku, dengan luka yang sangat minimum. Sial, apakah kecepatan tubuhnya begitu tinggi, sampai-sampai ia bisa menghindari ledakan yang sangat dekat itu? Ia sudah mengangkat kusarigamanya, dan sudah bersiap-siap untuk menebas tubuhku.
Aku hanya menutup mataku. 1... 2... 3... Yak, sudah waktunya. Aku mendengar Sasuke tiba-tiba terjatuh.
"
Doku wo atsukau toki, anata ga suikomu nan no tame ni hijou ni chuui suru hitsuyou ga arimasu. (Ketika berhadapan dengan racun, kamu harus hati-hati dan lebih peduli apa yang kau hirup.)" Kataku.
Sasuke hanya bisa tengkurap di tanah, tanpa bisa bangun lagi. Ia tidak berkata apa-apa. Disaat seperti ini, masih berusaha menjaga kemisteriusannya ya?
"
Anata ha he ha izen no supuree yaka no de, sore ha rensa hannou wo hikiokoshimashita. Sore ha ichijiteki ni watashi ga shiyou sareta saisho no doku ni taisuru anata no koutai wo teishi doku ni narimasu. (Karena kamu membakar cat tadi, timbullah reaksi kimia. Zat itu berubah menjadi racun yang mematikan antibodi tubuhmu untuk sementara waktu terhadap racun yang pertama kali kugunakan.)" Kataku.
Sasuke kini tidak berusaha bangun kembali. Sepertinya ia sudah pasrah.
"
Maa, hijou ni saisho no toki kara, watashi ha anata no izureka wo korosanai meijimashita. Shikashi, anata ha watashi ni sentaku no yochi wo ataemasen. (Yah, dari pertama kali, aku sudah diperintahkan agar jangan membunuh siapapun dari kalian. Tapi kamu tidak memberiku pilihan.)" Kataku.
"
Anata no doku ni tsuite no setsumei wo ataete kurete arigatou. (Terima kasih telah memberi penjelasan tentang racunmu.)" Kata Sasuke.
Eh, apa maksudnya? Tiba-tiba, dia melempar shuriken. Gawat, dengan cederaku begini, aku tidak bisa menghindari shuriken secepat itu.
Sekedar pengetahuan, shuriken adalah benda tajam berbentuk bintang dengan empat sisi yang biasanya digunakan oleh para ninja sebagai senjata lempar.
Untunglah, karena sepertinya ia sudah lemah oleh racun, bidikannya kurang tepat. Shuriken itu hanya mengenai kaki kiriku saja. Memang sakit, tetapi paling tidak aku tidak mati.
"
Anata mo douyou ni eikyou wo ukete iru mezashite iru you ni miemasu. (Sepertinya akurasi-mu juga terkena efeknya ya.)" Kataku.
"
Iie. Mottomo juuyou na koto, sore ga hitto. (Tidak. Yang penting kena.)" Kata Sasuke.
Yang penting kena? Oh tidak... Jangan bilang... Aku melihat Sasuke menunjuk luka di kakinya. Luka akibat peluru beracunku tadi. Gawat, ternyata sebelum menyembuhkan dirinya, dia sempat mengambil sampel racun, dan mengoleskannya pada shuriken yang ia lempar tadi.
"
Nani no kaidozukai ga nai youna anata no ki kara, miemasu. (Sepertinya tidak ada penawarnya, jika melihat dari tenaga ki milikmu yang kacau.)" Kata Sasuke.
Heh, ia betul. Aku memang tidak memiliki penawar racun untuk racun yang ini. Atau lebih tepatnya, racun ini tidak memiliki penawar, hanya antibodi yang bisa menawar racun ini. Hooo, berarti tadi dia menggunakan antibodi nya sendiri ya untuk menyembuhkan racunku. Bisa mengendalikan antibodi sendiri, orang yang sangat mengerikan. Untunglah orang ini mati sekarang, kalau tidak teman-temanku dari Hikari bisa kerepotan menghadapinya. Yah, walaupun harus ditukar dengan nyawaku sendiri, tapi kurasa itu sebanding. Selamat tinggal, Kagura-chan, Ayumi-chan.
"Maaf, Houzuki..." Terdengar suara Sasuke.
Apa?? Itu kan Bahasa Indonesia! Ah, mungkin aku berhalusinasi. Kata orang-orang, biasanya kita akan berhalusinasi sebelum kita mati. Mana mungkin Sasuke berbicara dalam Bahasa Indonesia.