Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri Season 2

Bimabet
Diary Seorang Istri Season 2
part 18


by ----waone53




“Mbak ini sebenarnya siapa, kenapa mbak berbuat seperti ini, maksudnya, saya merasa ini terlalu berlebihan mbak..maaf bukan saya..” ucapan Anto terhenti saat melihat kibasan tangan gadis cantik di depannya.

“Apa yang saya lakukan gak ada apa-apanya dibandingkan apa yang mas lakukan buat saya, sebesar apapun yang saya lakukan, gak bakal bisa mengganti kebaikan mas, saya berhutang nyawa pada mas, tolong biarkan saya membalas kebaikan mas untuk saat ini.” Ujar Dahlia memandang tajam Anto.

Anti tertegun memandang Dahlia, gadis ini begitu cantik namun bukan cantik seperti artis artis, kecantikan gadis ini terlihat sangat klasik, ada keanggunan dalam wajah cantiknya, ada misteri juga dalam raut wajahnya, kulitnya begitu cemerlang, putih seperti susu yang terlihat segar. Dibilang putih tapi kuning, dibilang kuning juga pucat, raut wajah serta rambutnya mirip sekali dengan sosok wanita yang selama ini dirindukannya, begitu pula dengan postur tubuhnya, benar-benar mengingatkannya pada Maya, Anto menghela napasnya, kerinduannya pada Maya menyeruak dalam keadaannya yang tak berdaya ini.

Tadi pagi saat perawat masuk dan Dahlia pulang, Anto baru sadar sudah 5 hari dia terbaring di rumah sakit ini, perawat itu juga berkata kalau gadis didepannya ini begitu tulus menjaganya, Anto menjadi tersentuh oleh perlakuan Dahlia itu.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka, dari balik pintu muncul sosok lelaki paruh baya yang terlihat begitu berwibawa, Anto tertegun melihat lelaki yang baru masuk itu, lelaki tua itu didampingi oleh dua orang berbadan tegap yang terlihat menyeramkan dengan tato di sekujur lengannya.

Penampilan pria tua itu mengingatkan Anto pada sosok kepala suku Indian yang pernah di lihatnya dalam film Hollywood, rambutnya panjang diikat dan mulai memutih, cuping telinganya terlihat memggayut karena anting yang dipakainya, pria tua itu merentangkan tangannya pada Dahlia, mereka berdua saling berpelukan dan berbicara bahasa yang tak di mengerti oleh Anto, namun rasanya hubungan mereka seperti ayah dan anak, terlihat sekali kalau Dahlia begitu manja dengan lelaki paruh baya itu.

“Ini bapakku mas.” Ujar Dahlia seolah menjelaskan hubungannya dengan pria tua itu.

“Halo anak muda...” pria tua itu tersenyum dan menyapa Anto, dia melangkah mendekati Anto, spontan Anto berusaha untuk bangun untuk menjaga kesopanan, namun kepalanya masih terasa sakit.

“sudah tak perlu kamu bangun, saya ... Bapak Dahlia.” Ujar pria itu sambil memandang Dahlia, “maafkan saya yang baru bisa datang, saya baru pulang dari negri Jiran.” Lanjutnya sambil berdiri didekat Anto.

“Dahlia adalah putri saya satu-satunya, saya tak bisa membayangkan apa yang harus saya lakukan andai kehilangan dia, saya sangat berterima kasih atas pertolongan anda pada putri saya, dari cerita pengawal dan putri saya, sungguh sangat luar biasa apa yang telah anda lakukan, sangat berani dan Sungguh hebat, anda mempertaruhkan nyawa anda untuk keselamatan putri saya, entah bagaimana saya bisa membalas kebaikan anda itu, andai anda meminta nyawa saya pun, sungguh saya tak keberatan anak muda.” Ujar pria tua itu terbata-bata.

Anto kembali tertegun mendengarnya, pria tua bertampang sangar dan keras ini begitu luluh sikapnya saat menyangkut anaknya, Anto bukan bocah kemaren sore, dia sangat yakin kalau pria tua ini bukan orang sembarangan, dilihat dari tato ditangannya, cuping telinganyapun sudah menggelayut karena anting besar yang dikenakannya, Anto teringat cerita rekannya para supir saat rehat makan siang, katanya ada seorang tokoh Dayak yang sangat disegani di wilayah ini, kalau dilihat ciri-ciri lelaki tua di depannya ini memang mirip dengan cerita rekan-rekannya itu, Anto sedikit bergidik, di Jawa dia pernah mendengar kalau jangan sampai berurusan dengan orang Dayak alamat bakal runyam, bahkan bisa tinggal nama, Anto menelan ludah, dia berusaha tetap tenang, lagipula dia merasa gak berbuat salah, malahan dia telah berjasa menyelamatkan putri lelaki tua ini.

“Kenapa Anak Muda? Apa ada sesuatu yang hendak kau katakan?” Pertanyaan Pria Tua itu mengejutkan lamunannya, Anto hanya menggeleng, tiba-tiba Mukhlis muncul di depan pintu ruangan perawatan Anto, sontak para pengawal Pak Tua itu memandang Muklis dengan tatapan curiga, Muklis terlihat senyum-senyum grogi menghadapi kedua pria yang bertubuh tegap itu, “Saya temannya Anto..” Ujar Muklis sambil menunjuk Anto.

“Masuk Mas…” Dahlia mempersilahkan Muklis untuk masuk, Bagai orang salah tingkah, Muklis tergopoh-gopoh masuk sambil membungkukkan badannya. Dahlia terdengar berbicara bahasa yang tak dimengerti oleh Anto, mungkin Dahlia sedang menjelaskan siapa itu muklis pada ayahnya.

“Kebetulan ada mas Datang, tolong jagain mas Anto sebentar ya mas, saya ada keperluan dulu.” Ujar Dahlia pada Muklis, “Mas..aku pulang dulu ya, nanti malam aku kesini lagi..” Kini Dahlia berkata lembut pada Anto sambil merapihkan selimut yang dikenakannya, Anto hanya bisa menganggukan kepalanya, “Oke Anak muda saya pulang dulu, kalau butuh apa-apa, jangan sungkan untuk bilang sama Dahlia oke!” Pak Tua itu menepuk kaki Anto pelan, bagai orang tua yang tengah berpamitan.

Muklis mengantar rombongan Dahlia keluar dari ruangan Anto, lalu kembali duduk di sisi ranjang Anto, “To..itu yang tadi siapa?” Tanya Muklis yang masih terheran-heran.

“Gak tau gua bang, kayaknya bapaknya si cewek itu.” Jawab Anto.

“Kalo gua liat, kayaknya itu orang berpengaruh To, kayak kepala suku..wah gak nyangka bisa sehoki itu lo To.” Ujar Muklis.

“Hoki gimana maksudlu bang.?” Tanya Anto.

“Liatin tuh cewek kayaknya udah jinak banget ama lo, cakep, mulus, tajir juga waduh! Tapi kayaknya bahaya To.” Ujar Muklis, Anto hanya menatap temannya itu, apa yang di katakan Muklis memang benar.

“Hati-hati lo bro..ingat masa lalu, lu kan udah bilang mau kerja keras disini, jangan sampai terlibat masalah lagi lu, apalagi ini kampung orang, kalau dulu sih gua seneng banget dapat kaya gono, tapi sekarang gak deh..” Lanjut Muklis.

“Gua juga gak mau kaya dulu lagi bang, gua benar-benar mau kerja keras disini, ngumpulin duit..” Mata Anto menerawang ke langit-langit kamar ruangan tempatnya dirawat.

Muklis menatap temannya ini, beberapa tahun lalu temannya ini begitu beruntung hidupnya, bahkan dia sendiri boleh dibilang anak buah Anto, karena Anto yang punya lapak parkir yang dijaganya, namun sekarang lelaki bertato yang tengah berbaring di depannya sudah tak punya apa-apa lagi, Muklis sendiri tak tahu pasti kejadian sebenarnya, namun Muklis bisa menerka kalau semua yang terjadi pada temannya ini ada hubungannya dengan perempuan cantik berhijab yang pernah bertemu dengannya dulu. Anto pernah bercerita sedikit tentang perempuan itu, dan dari caranya bercerita Muklis merasa kalau temannya ini sangat merindukan sosok perempuan itu, namun untuk bertanya lebih lanjut, Muklis juga gak enak.

“To boleh gua tanya sesuatu ama lu.” Tanya Muklis. Anto menoleh sesaat padanya, dan kembali menatap langit-langit kamarnya.

“Soal perempuan yang dulu pernah kenalan di Bank, yang cakep itu..apa sebenarnya hubungan lu ama dia?” Tanya Muklis lagi, Anto kembali menatap temannya, “ perempuan yang mana bang maksud lu.” Tanya Anto pura-pura tak paham.

“Ya lu tau yang mana, pas tempo hari di Mal lu jadi kebingungan pas gua bilang ketemu perempuan itu.” Ujar Muklis sambil melihat reaksi Anto, “perempuan itu ada hubungan sama kejadian yang menimpa lu dua tahun lalu bukan?” Lanjut Muklis.

Anto terdiam, sebenarnya dia tak ingin menjawab pertanyaan temannya ini, namun pertanyaan itu mengungkit kembali sesuatu yang tersimpan di hatinya, “Ya lu bener bang, dia sangat ada hubungan ama kejadian yang menimpa gua, tapi gua gak menyesal jadi kaya sekarang, gua sangat sayang ama dia bang, hati gua sakit banget kalau rindu ini dateng, motivasi gua kerja keras disini juga karena gua ingin suatu saat bisa ketemu dia lagi dalam kondisi gua gak kaya gini..” Ujar Anto dalam hatinya

Muklis memandang temannya yang hanya diam tak menjawab pertanyaannya, namun Muklis menangkap kesedihan dalam raut wajah temannya ini, sekilas Muklis melihat tetesan bening meluruh dari mata temannya, Anto mengucek-ngucek matanya, “Gua ngantuk bang, sori ya gua tidur dulu.” Anto menyamping membelakangi Muklis.

Muklis tahu sekarang apa yang ada dalam pikiran Anto, memang benar perempuan cantik berhijab itu yang membuat temannya seperti ini, sungguh Muklis tak tahu bagaimana caranya membantu Anto, dan sekarang sepertinya masalah baru akan datang dengan kehadiran Dahlia. “To…kalau dilihat lu seperti lelaki beruntung, cewek-cewek cakep nyamperin dan jinak ama lu, tapi sebenarnya itu yang membuat lu hancur.” Muklis menggelengkan kepala sambil bersender di kursi.



***



Maya duduk melipat kakinya di atas ranjang, sejak pagi hingga siang Maya tak keluar dari rumah, dia berbohong pada Adam yang menelponnya dengan mengatakan kalau kondisinya tak enak badan, Adam mengajak Maya ke dokter, namun Maya menolak “Aku hanya butuh istirahat tidur saja kok yank..” Ujarnya.

Maya memang tengah bingung, baru saja Murad si bajingan itu mengatakan ingin mengambil angsuran berikutnya, yang artinya Maya harus kembali melayaninya, bahkan yang membuat Maya bingung adalah ketika Bajingan itu mengatakan akan mengunjungi Maya malam ini di rumahnya, itu sama saja Maya harus melayaninya di sini, lalu bagaimana kalau tiba-tiba Adam datang? Kenapa bajingan itu begitu nekat?

Selain memikirkan pesan dari Murad tadi, Maya juga tengah memikirkan soal lain, yaitu Anto!! Maya merasa entah bagaimana Anto masih hidup, dan suka atau tidak suka keberadaan Anto menjadi rasa penasaran di benak Maya, di mana lelaki itu berada sekarang, dan Maya yakin Murad tahu semuanya, Video mesum yang dimiliki Murad adalah bukti kalau Murad tahu apa yang terjadi dengan Anto, Maya menutup wajahnya, kenapa dia sekarang malah kepikiran dengan bajingan yang menghancurkan hidupnya itu, sebagian dirinya tak ingin mengingat sosok itu lagi, namun Maya tak bisa mengingkari perasaannya, kalau bajingan itu telah merenggut sebagian hatinya.

“Apa sih yang aku pikirin, kenapa aku terus-terusan khawatir dengan bajingan itu!! Kenapa!!! Ya Tuhan tolong hilangkan semua kenangan menyakitkan ini….” Maya merasa kesal dengan dirinya, ingin rasanya dia berteriak melepaskan Kegusaran dan kegundahan yang berkecamuk dihatinya, tiba-tiba sebuah adegan berkelebat, dia tengah membayangkan Murad menghajar habis-habisan Anto, dan membuangnya ke suatu tempat dalam kondisi sekarat, lalu Murad mengambil semua yang dibawa Anto termasuk hp yang berisi rekaman video mesum itu. Maya tertegun sejenak, di gigitnya kuku tangannya, hatinya kembali resah, air matanya tak bisa dia tahan lagi, melorot dari mata beningnya, dia menangkupkan wajah di lututnya dan terisak hebat..

10 menit kemudian Maya mengangkat wajahnya yang sembab, hatinya kini lebih tenang, terdengar suara notifikasi Hpnya, dengan malas Maya turun dari ranjang dan mengambil hpnya, dibacanya chat yang masuk, rupanya dari Murad yang mengatakan malam ini akan datang mengunjunginya, dan memintanya untuk mengenakan pakaian yang seksi untuk menyambutnya. Maya merasa jijik membaca chat itu dilemparkannya hpnya ke atas kasur, dia tak ingin membalas chat itu, jangankan membalas, membaca tulisan bajingan itu rasanya sudah sangat memuakkan.

Maya mengikat rambutnya, ini semua adalah resiko yang harus diambilnya, tak ada jalan untuk menghindari semua ini, ditatapnya wajah cantiknya di cermin, peristiwa beberapa hari lalu terbayang kembali, hati Maya tiba-tiba berdesir membayangkan batang besar berurat milik bajingan itu, batang itu memang tak menyentuh kewanitaannya, namun Maya tak mampu mencegah libidonya yang meronta liar saat memori otaknya terbayang Batang kekar berurat itu, “sudahlah, nikmatin saja non..toh gak bakal ada yang bisa lu lakuin juga, mendingan dinikmati hahahahah sok suci lu, udah jadi botol peju si Anto masih sok jadi perempuan baik-baik hahahahaha…nikmati aja sayang…nikmati aja hahahahah..” kalimat kurang ajar Murad yang sangat merendahkan martabatnya sebagai wanita seolah menjadi propaganda untuk mengendalikan syahwatnya, Nikmatilah..Nikmatilah…Kata-kata itu terus terngiang menghipnotisnya, sungguh Maya menjadi bingung dengan dirinya…satu sisi hatinya sangat tak sudi tangan kotor bajingan itu merambah setiap jengkal kulit putih mulusnya, sisi liar yang kini mencoba menguasai dirinya berkata hal sebaliknya..ahhhhh Maya menutup telinganya.

Maya menatap jam dinding di kamarnya, dua jam lagi Bajingan itu akan datang kesini, hatinya kembali berdesir-desir, ketakutan dan kegelisahan berbaur menjadi satu, ketakutan yang muncul secara alami karena ancaman pria bejat itu seolah berperang dengan kegelisahannya menahan syahwat yang semakin memuncak..ya pengaruh terapi hormon membuat libido Maya semakin mudah terpancing, saat di kamar apartemen itu, saat Murad si bajingan itu menggesek-gesekkan batang besarnya di belahan vaginanya, Maya tanpa sadar mencoba menggerakkan pinggulnya agar batang itu terbenam.

“Ahhhhh ini gila, kenapa aku malah ngebayangin itu lagi..ya Tuhan tolong aku…tolong aku…..ahhhhhhhhhh.” Maya tak tahan lagi, diremasnya gundukan buah dadanya dengan gemas, tangannya perlahan mengelus kewanitaannya yang masih terpasung dibalik celana pendek yang dikenakannya, gerakan tangannya semakin cepat, yang satu menggesek vaginanya, tangan satu lagi meremas kencang payudaranya yang semakin membengkak. Maya tergeletak di lantai kamarnya, matanya terpejam rapat dengan wajah meringis saat sesuatu meledak didalam sana, Maya terengah-engah dan sesaat berikutnya terdengar isakannya yang mengharu biru..



***

Bersambung
 
mohon dukung terus chanel ane ya, biar ane semangat menghadirkan cerita cerita lain yang sama serunya, baik update maupun cerita baru...
 
setelah ini akan ada pertempuran dhasyat yang kalian tunggu2, full 2 episode kayaknya....

mudah2an bisa secepatnya di update ya....
 
uhhhhh dikasih teaser sepertinya ini, suhu @pujangga2000
Udah kadung senut2 td awalnya. Hahahhaa
nah itu mah udah biasa bang, cerita ane semua pasti senat senut lah, bukan cerita seks biasa wkwkwk, dukung bang..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd