Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT [Diary Ari] The Story

Karakter Perempuan Ter-Favorit?


  • Total voters
    637
[HIDE]
WARNING!!!
Cerita di bawah ini hanya karya FIKSI TS belaka, jika ada kesamaan nama, tempat dan karakter itu bukanlah suatu hal yang disengaja.
***************************************************************************************************************************************
[Diary Ari] The Story

Chapter 7 : Harus Bertahan

***************************************************************************************************************************************
Ari

Dua hari berlalu setelah aku mendapatkan tubuh ika, jujur di dalam hati aku kecewa dengan apa yang kudapat darinya, memek milik ika tidak serapat yang kubayangkan walaupun diakhir permainan terasa himpitan luar biasa di dalam memeknya yang belakangan kuketahui sebagai suatu teknik mengapit kontol dengan memanfaatkan otot vagina, namun hal itu membutuhkan tenaga lebih dari sang wanita. Intinya aku kecewa dengan ika, namun aku adalah lelaki sejati. Aku harus menunaikan apa yang kujanjikan padanya, yaitu aku akan menikahinya.

Saat jam perkuliahan hari ini usai, hp ku berdering, saat kuangkat panggilan tersebut ternyata ulan meneleponku. Dia basa-basi menanyakan kabarku, hingga akhirnya dia berkata “Mas … buka deh aplikasi messengernya mas, ulan ada kirim sesuatu nih”, setelah kututup panggilan tersebut, langsung kucek apa yang ulan maksud. Ternyata ulan mengirim foto dirinya dengan senyum menggoda berbaring di ranjang, ia memberi caption “Mas ulan rindu, kesini dong”.

Seketika saat itu juga, kontolku berdenyut. “Seksi banget kamu ulan” balasku pada aplikasi messenger tersebut. “Iyaa dong, mas ke rumah ulan dong” balas ulan. “Iya boleh, kapan lan?” balasku yang sudah mulai birahi. “Sekarang aja mas…” balas ulan. Akupun bergegas mengambil mobilku di parkiran kampus dan berkendara sedikit tergesa-gesa menuju rumah ulan. Setibanya di depan pintu rumah ulan, “Tok tok tok”. Saat pintu rumah ulan terbuka ternyata bukan ulan yang membuka melainkan seorang wanita yang sedikit tua dibandingkan ulan dan ia hanya mengenakan baju sweater putih dengan potongan leher rendah sehingga terpampang bahu putihnya dan terlihat ada seutas tali bra berwarna putih. “Heloo…cari siapa mas?” tanya wanita itu. “Eh eh iya…saya cari ulan mbak” jawabku gugup. “Oo temennya ulan toh, saya kakaknya ulan. Sila masuk” wanita tersebut yang ternyata kakaknya ulan mempersilahkanku masuk.

Saat aku sedang menunggu di ruang tamu, kulihat ulan keluar dari kamarnya hanya menggunakan tanktop hitam dan celana pendek sama seperti foto yang ia kirimkan tadi. “Eh mas ari sudah sampai, dari mana tadi mas?” ucap ulan menunduk menyalamiku, sehingga aku dapat melihat belahan toketnya yang indah. “Dari kampus lan, habis kuliah tadi” jawabku. “Itu tadi kakakmu lan?” tanyaku membuka pembicaraan. “Iya, kak lisa namanya, cantik kan? Hehe” ucap ulan. “Iya cantik lan, sama kayak kamu” gombalku. “Ah mas ari gombal deh” ucap ulan tersipu. “Ngomong-ngomong orang tua kamu kemana rin?” tanyaku. Seketika ulan menunduk, akupun jadi salting. “Eh maaf, maaf kalau mas salah bertanya” tanyaku salah tingkah. Ulan pun akhirnya menatapku lagi seraya tersenyum tipis “Gak.. gak salah kok mas. Gini mas, orang tua ulan udah pisah” ucap ulan. Akupun merasa bersalah sudah menanyakan hal itu dan akhirnya memilih untuk diam.

“Pisahnya sudah lama mas, saat ulan masih berada di perut ibu ulan, pisah karena ayahnya ulan selingkuh setelah mengetahui ibu ulan gugur kandungan mulu sejak kelahiran anak pertama yaitu kak lisa, namun saat perselingkuhan ayah dan pelacur itu mulai terungkap, ibu sudah dalam keadaan mengandung, dan ibu langsung menggugat cerai” jelas ulan panjang lebar. “Ohh seperti itu, maaf mas tidak bermaksud untuk …” saat aku belum menyelesaikan kalimatku, ulan langsung memotong “Udah mas, gak perlu merasa bersalah seperti itu, jadi kita..jadi gak ni? Hehe” tanya ulan dengan menggigit bibirnya.

“Tapi ada kakakmu lan, gimana?” tanyaku ragu. “Ya di kamar ulan lah mas, masa’ disini” ucap ulan seraya berjalan menuju kamarnya, dan aku masih duduk terpaku melihat kemolekan tubuh ulan yang berlenggak lenggok menuju kamarnya, “Mas ayo sini” ucap ulan berbisik seraya melambaikan tangannya padaku. Akupun bergegas mendekatinya seraya celingak-celinguk melihat keberadaan kak lisa,saat kupastikan bahwa kak lisa tak melihat aku menyusup ke kamar ulan, langsung saja aku masuk begitu juga ulan. Kurasa ulan sudah sangat birahi, karena melihat aku yang sudah berada di kamarnya, ia langsung membuka tanktop, bra dan celana serta cdnya layaknya seorang striptis di wisata lendir.

Ia meliuk-liukkan tubuhnya di hadapanku, saat ia sudah tak berpakaian, ia berjalan kearahku dan menuntunku untuk duduk di pinggir ranjangnya, ia berusaha membuka celana yang ku kenakan, “Udah tegang mas kontolnya…tegang karena ulan apa karena kak lisa? Hayooo” ucapnya seraya meremas dan mengocok kontolku. “Karena kamu lah ulan” aku memujinya seraya memainkan rambutnya, ia lalu berlutut di lantai, dan mulai melumat kontolku.

“uhhmm hhmm” hanya itu yang terdengar dari mulutnya yang tersumpal oleh kontolku, ia sangat telaten menjilat dan menyedot kontolku. Walaupun tidak lama, namun itu cukup untuk membuatku ‘panas’. Ia lalu berbaring pada ranjangnya, dan berkata “Sini mas…puasin ulan…”, akupun langsung naik ke ranjangnya dan memposisikan kontolku di depan memeknya. Sesekali kutampar-tampar memek ulan dengan palkonku, “Ihh mas nakal..masukin mas” desah ulan.

Aku masukkan sedikit palkonku ke memek ulan, namun tak kunjung ku hentakkan. “Ihh cepetan…” desah ulan seraya menggerakan pinggulnya berharap kontolku masuk lebih dalam ke memeknya. Akupun mulai memasukkan kontolku secara perlahan, “Sshhh uratnya mass” desah ulan saat kontolku bergesekan dengan dinding memeknya. “Ahh udah mentok itu mas…plis jangan di paksa lagi..iihh” desah ulan saat kontolku mengetuk-ngetuk pintu rahimnya.

Kudiamkan sejenak kontolku di dalam memek ulan, dan aku ingin memberikan serangan ganda pada tubuhnya, melihat toket ulan yang naik turun karena nafas ulan yang memburu, membuatku gemas ingin meremas dan melumatnya. Akupun langsung melakukan serangan pertama pada toketnya, kulumat dan kuremas bergantian kanan dan kiri. Namun kontolku masih diam, kurasakan pinggul ulan bergoyang agar kontolku bergesekan dengan dinding memeknya. “Mas genjot ahh….masa’ malah main toket ulan siihh sshh” desah ulan. Saat ia sudah merengek, akupun mulai melakukan serang gandaku, dimana toketnya kulumat dan kuremas habis-habisan, memeknya kusodok keras dengan kontolku.

“Akkhh mass…jago banget ahhh” desah ulan tak karuan. Kedua tangannya menekan kepalaku ke toketnya. “Ihh ihh ihh mass aku sampai” desah ulan diiringi semburan cairan cintanya. Dan aku tak memperdulikan itu, terus saja kugenjot memeknya dengan keras, “Akkhh masss pelanin dong ahh” desah ulan. Ku hentakkan keras dan cepat kontolku di memek ulan, karena aku ingin memberikan pengalaman berkesan padanya. “Ihh mas ari jahat ihh…kontolnya bangsat nih oohhh” ulan meracau tak karuan. “Kontol bangsat tapi suka kan? Uhh hehe” ledekku. “Ihh iyaahh…jangan ngomong ahh mass…lumat toket ulan ajaahh” jawab ulan yang kembali menekan kepalaku. “Ahh kontol! Panjang banget…sampai lagiii akuuuhh masss!” desah ulan diiringi semburan cairan cintanya yang kedua.

“Jangan teriak lan, nanti kakakmu denger” ucapku yang sedikit khawatir. “Biarin aja kakakku tau bahwa kontol mas ari itu gede dan kuat banget uhh uhh” ucap ulan yang mulai mengatur nafasnya. “Emang kakakmu pernah gituan lan?” tanyaku yang mulai memperlambat sodokanku, karena melihat ulan yang keletihan. “Gituan? Ngentot kali mass sshh..pernah lah mass..dia lonte juga itu” ucap ulan dengan bahasa cabulnya. “Kenapa? Mas pengen ngentot kak lisa juga?” tanya ulan to the point. Aku ragu untuk menjawab, “Entotin aja dia mas, kasihan aku liat dia ngocok memek terus di toilet, nanti kuatur deh” ucap ulan seraya tersenyum, akupun membalas senyumannya.

Kupercepat lagi sodokan kontolku pada memek ulan, “Udah hampir sampai yaaah mass?” tanya ulan. Aku mengangguk, ulan pun menanggapi anggukanku dengan mempercepat gerakan pinggulnya. “Crot dalem aja mas..” ucap ulan. “Hah? Nanti kamu hamil lan?” ucap ku panik seraya menahan palkonku untuk tidak nyembur dulu. “Gak apa mas, kalau aku hamil, aku bisa tuntut pertanggung jawaban dari pacarku yang maunya ngentotin aku aja, tapi gak pernah puasin dan seriusin aku, udah mas jangan khawatir ya” ucap ulan mengelus wajahku.

“Baa…baaiklah ulan..ugghh”, “Crooot croott crooott” ada sekitar 4 semburan pejuku yang memenuhi liang memek ulan. “Uhh mass..banyak bangett…ahh” desah ulan. Saat aku hendak mengeluarkan kontolku dari memeknya, ulan menahan pinggulku dan berkata “Sabar masss…ulan pengen peju mas masuk ke rahim ulan bener-bener”, akupun mengiyakan dan kembali menjilati pentil toket ulan sambil sesekali meremasinya. Sekitar beberapa menit, akhirnya ku keluarkan kontolku, terlihat pejuku dan cairan memek ulan ada sedikit yang meluber keluar sehingga membasahi ranjang ulan. “Banyak banget yaa mas, sampai keluar gini” ucap ulan seraya memegang memeknya.

Rini

Setelah dua hari lalu kak rida pingsan karena memergokiku yang sedang masturbasi, kini kesehatannya mulai membaik, walaupun ia masih belum mau berbicara denganku.”Mungkin kak rida masih shock” pikirku. Hingga akhirnya pada siang ini, bertepatan ketika mas boby pergi ke kampus untuk berkuliah. “Tok…tok tok” terdengar suara ketukan pada pintu kamarku. Akupun bergegas membukanya, “Eh kak rida, sila masuk kak” ucapku mempersilahkan kak rida masuk. Iapun masuk tanpa berkata apa-apa padaku lalu ia duduk ditepi ranjangku. “Kakak gimana keadaannya?” tanyaku membuka pembicaraan. ”Udah membaik” jawabnya singkat.

“Kamu diperawanin sama siapa rin? Bilang sama kakak” akhirnya kak rida mulai bertanya. Akupun akhirnya menceritakan semuanya dari awal, kecuali kisah perselingkuhan mas boby denganku. Kak rida tampak kaget dengan kenyataan bahwa adiknya ini telah tidak perawan dan sengaja dikirim ke kota untuk dihindarkan dari pria yang pernah memerawani adiknya ini. Kak rida langsung memelukku erat dan berkata “Sabar dek…maaf kakak sudah berprasangka tidak-tidak denganmu…kakak akan jagain dirimu disini dek…huhuhuhu”, “Iyaa makasih kakak…” ucapku yang juga memeluknya erat. Saat kami sudah saling menangis tersedu-sedu, kakakku kembali bertanya yang membuat bulu kudukku merinding, “Kamu disini udah ada ‘main’ dengan lelaki?”, “Eeee enggak ada kak” jawabku berbohong. “Bagus deh…tahan ya dek kalau pingin….maaf kemarin kakak mengganggu privasimu, karena kakak takut kamu kenapa-napa, ternyata kamu lagi itu…dan karena kakak taunya kamu perawan makanya kakak marah besar padamu….maafin kakak ya dek” ucap kak rida seraya mengelus-elus punggungku. “Iyaa dimaafkan kak” ucapku. “Sebenarnya aku yang harus minta maaf kak” aku membatin.[/HIDE]
 
Terakhir diubah:
Penasaran sebenar nya saya kenapa dengan punya ika ya yang bisa longgar banget gitu.
Hehehe.


Thx hu update nya
:ampun::ampun::ampun:
 
Gimana ngeramunya ya Om Radiks,
supaya Rini jadi madunya Bobby dan diterima ama Rida kakaknya.
Btw makasih Om Radiks updatenya.
 
Ramuannya om Radiks belon beres masih diketik ya,
jgn digodog lama2 Om pokoknya 3 gelas jadi 1 gelas...
lu kira obat apa....:semangat::Peace::mantap:
 
[HIDE]
WARNING!!!
Cerita di bawah ini hanya karya FIKSI TS belaka, jika ada kesamaan nama, tempat dan karakter itu bukanlah suatu hal yang disengaja.
***************************************************************************************************************************************
[Diary Ari] The Story

Chapter 8 : Akhir Kisah? Ah Tidak Juga
***************************************************************************************************************************************
Ari

Dua bulan sudah aku menjalin hubungan dengan kekasih hatiku, ika. Dan bukan hanya menjalani hubungan selayaknya pasangan muda-mudi kami juga berhubungan badan layaknya suami istri. Hari ini saat aku menjemput ika di kampusnya, ketika ia telah menaiki mobil yang kukendarai. Kulihat ia murung dan sama sekali tak ingin menyapaku, aku berusaha untuk positif thinking mungkin ia ada masalah di kuliahnya, Akhirnya ika bertanya “Mas, ika mau mas lamar ika segera, ika merasa apa yang kita lakukan selama ini salah mas”, aku seketika kaget, “I..ii..iya sih…tapi apa tidak masalah kan kamu dan mas juga lagi kuliah” jawabku terbata-bata. “Iya gak apa mas, apa mas tidak mau ya? Apa mas tidak mau dengan ika ya?” tiba-tiba pertanyaannya tajam menusuk diriku. Kutarik nafasku dalam-dalam dan berkata “Mas mau sama ika, kapan bisa mas lamar?”, “Besok mas” jawab ika singkat. “Besok? Orang tua mu ada …” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku. “Orangtua ika ada disini, di kontrakan ika” jawabnya lugas. Akupun akhirnya menyanggupi permintaan ika.

Keesokan harinya…

Akhirnya terlaksana proses lamaran dan akan dilaksanakan pesta pernikahan antara aku dan ika secara sederhana di rumah kontrakan yang kini ia tempati pada esok hari. Hari ini kami sama-sama mempersiapkan segala sesuatunya. Para penata dekor mulai berdatangan untuk menyusun tempat ini sedemikian rupa agar tampak anggun pada esok hari. Tak terasa sudah mulai sore, “Makasih mas, sudah mau memenuhi permintaanku, mas istirahat gih supaya besok fit” ucap ika. Saat semua orang sibuk berberes perlengkapan untuk esok hari di halaman teras rumah dan aku sedang berberes pakaian yang baru kubeli pada sebuah kamar kosong di kontrakan ika, aku mendengar desahan lirih dari ujung dapur. “Sshh sudah hentikan yaah” kembali desahan itu terdengar.

Akhirnya kuhentikan kegiatanku sejenak dan mencari sumber suara tersebut. Betapa terkejutnya aku ternyata suara tersebut adalah suara nia yang tengah menunduk dan tubuhnya bertumpu pada dinding belakang rumah dengan gamis hitam yang telah naik kepinggulnya dan tepat di belakangnya ada seorang pria paruh baya yang sedang menggenjot pinggul nia. “Uhh uhh sudah nikah temenmu itu yaahh….kamu kapan hah?” tanya pria paruh baya itu. “Uhh ssh ntar ajah pak..aku hina pak…sshh” desah nia menanggapi pertanyaan pria tersebut.

“Shh ughh…jadi istri ketiga bapak aja gimana sshh” tanya pria itu. “Ahh sshh gak ahh…nanti susah pak…sshh” desah nia. “Yaahhh kok dilepas sih…ughh pelan ahh” desah nia ketika pria tersebut mencabut kontolnya dan memasukkan pada anus nia. “Kamuuhh ajaahh sudahhh takluk dengan kontol sayaahh..sudahh lahh jadi istri sayaahh ajaahh” ucap pria tersebut seraya sesekali meremas toket nia dari balik jilbab merahnya. “Akhh pak sayaa sampaiihh” desah nia diikuti tubuhnya kejang-kejang. “Pak udah ya pak…” ucap nia terengah-engah setelah menerima orgasme pertamanya.

“Belum lahh nak….bapak dikit lagi sampai nihh” ucap pria itu seraya mempercepat sodokan kontolnya di anus nia. “Ihh uhh jangan dalam-dalam akhh pak” desah nia. “Akkhh diam kamuuh…” desah pria itu seraya membenamkan kontolnya dalam-dalam di anus nia. “Auuhh uhh banyak banget aahh” desah nia. Aku yang menyaksikan persetubuhan menyimpang mereka hanya bisa menahan diri dan kembali merapikan pakaian yang tadi sempat kutinggalkan. Dalam perjalanan pulang, pikiranku kacau balau, disamping karena esok adalah hari sakral bagiku dan ika, namun ada satu hal yang mengganjal di pikiranku, “Apakah ika juga sama sepertiku, yang mendapat kepuasan tidak hanya dari pasangannya?”, “Akhhh lupakan-lupakan!” pekikku dalam hati.

Keesokan harinya…

Setelah terlaksana ikatan sakral aku dan ika yang berjalan dengan lancar, cukup banyak tamu undangan pada hari ini, aku turut mengundang boby dan bu rida, nia, wiwi, bahkan ulan dan kak lisa. Saat boby dan bu rida menyalami kami, kulihat perut bu rida sudah terlihat membesar, saat ika melihat itu ia berkata seraya mengelus perut bu rida “Wah selamat yaa bu, moga sehat terus ya ibu dan bakal baby nya”, “Iyaa makasih nak, semoga kamu juga segera yaa” balas bu rida seraya menyalami kami.

Saat ulan dan kak lisa selesai menyalami kami, kulihat wajah cemberut ika, karena kebetulan saat itu ulan dan kak lisa mengenakan pakaian yang cukup menarik mata, “Santai dong matanya mas” ucap ika. “Uuuu ngambek yooo” ucapku mencubit pipinya. “Ihh mas usil banget cubit-cubit” ucap ika dan akhirnya kami bersenda gurau diatas singgasana kami. Akhirnya malam telah tiba, dimana pada setiap pernikahan, malam pertama adalah malam sakral, namun tidak bagi kami. Malam ini adalah malam seperti biasanya, tentunya kami memadu kasih dan memacu birahi.[/HIDE]
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd