Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT [Diary Ari] The Story

Karakter Perempuan Ter-Favorit?


  • Total voters
    637
wah ari sama boby terbaik dah, apalagi boby dari jaman masih sekolah hahaha
 
[HIDE]
WARNING!!!
Cerita di bawah ini hanya karya FIKSI TS belaka, jika ada kesamaan nama, tempat dan karakter itu bukanlah suatu hal yang disengaja.
***************************************************************************************************************************************
[Diary Ari] The Story

Chapter 12 : Hujan Deras
***************************************************************************************************************************************
Ari

Dua minggu sudah ika melewati masa terburuknya, dimana ia harus merelakan kesempatan untuk memiliki keturunan dariku. Namun ika terlihat sangat tegar dengan kenyataan yang saat ini ia jalani. Harapanku mengenai hubungan yang akan kembali harmonis, tidak lah terwujud. Karena beberapa hari ini, aku dan ika beberapa kali bertengkar pasal keturunan. Ika selalu menolak ketika aku mengajak berhubungan badan, ia beralasan bahwa ia tak pantas lagi disebut istri karena tak bisa memberikan keturunan. Aku yang bingung harus bagaimana menghadapi ika yang keras kepala, akhirnya memutuskan untuk mengalah dan meminta izin padanya kembali ke kampung, karena aku ingin beristirahat dari pertengkaran yang tak berujung ini. “Baiklah kalau mas memang ingin pulang! Tapi antarkan dulu aku ke rumah orang tuaku! Aku juga ingin istirahat” ucap ika.

Akhirnya hari ini kami berkemas untuk sama-sama berangkat menggunakan mobilku, terlebih dahulu menuju kampung ika. Dari kota tempat tinggal kami saat ini, waktu tempuh menuju kampung ika hanya 3 jam sementara menuju kampungku adalah sekitar 5 jam. Sehingga kami berangkat pada sore hari, dengan harapan tidak ada macet di perjalanan.

3 jam berlalu…

Akhirnya kami tiba di kampung ika, orang tua ika memintaku untuk beristirahat satu malam disana karena saat itu jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, namun kupikir tanggung jika aku menginap terlebih dahulu disana, sehingga aku memutuskan untuk pamit dan melanjutkan kembali perjalanananku yang hanya bersisa 2 jam. Jalanan mulai sepi karena saat ini aku sudah memasuki jalan pedesaan bukan lah jalan umum, terlihat hanya 1 atau 2 rumah saja yang berada di tepi jalan. Cuaca yang mendung membuat suhu lingkungan terasa sejuk. Kulihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 8 malam, itu berarti aku sudah berjalan selama 1 jam dari kampungnya ika tadi. Tiba-tiba mobil yang kukendarai mengalami masalah, sehingga beberapa kali tersendat dan melambat.

“Waduh kenapa ini! Ayo jalan lah!” umpatku di dalam kabin. Mobilku yang terus melambat, namun aku terus berusaha menekan pedal gas agar dapat mencapai sebuah warung yang kulihat samar-samar ada di depanku, dan untungnya mobilku total berhenti tepat disamping warung yang kumaksud. Akupun keluar dari mobil dan membuka kap mesin mobilku, kulihat asap hitam membumbung keluar dari dalam mesin, “Uhuk uhuk” aku terbatuk karena menghirup asap tersebut. Kurasakan panas disekitar mesinku. “Mogok mobilnya mas?” terdengar suara wanita dari teras warung. “I..iya mbak uhuk” jawabku tanpa menoleh padanya. Akupun berusaha memperbaiki mobilku dengan pengetahuan seadanya, sudah sekitar 30 menitan aku mengotak atik mesin mobilku namun tak membuahkan hasil.

“Zraaasss” suara hujan deras yang tiba-tiba mengguyurku yang masih membungkuk di bawah kap mesin mobilku. “Oalah!” pekikku seraya menutup kap mesin mobilku. “berteduh dulu disini mas” ucap wanita yang menjaga warung tadi. Akupun berlari ke warung tersebut dengan baju dan celana yang basah kuyup, “Grrr” ucapku menggigil kedinginan. “Nih keringin badannya mas” ucap wanita penjaga warung tersebut yang ternyata adalah wanita yang terbilang masih muda seraya memberikan handuk padaku. “Oh iya makasih mbak” ucapku yang mulai mengeringkan badan dan pakaianku. “Walah basah semua lagi” ucapku. “Keringin di belakang sini aja mas, biar ndak kedinginan” ucap mbaknya.

Akupun mengikutinya ke sebuah ruangan kecil di bagian belakang warung miliknya. “Masnya ndak bawa baju lain kah?” tanya mbak itu. “Ada sih mbak, tapi di mobil” ucapku seraya mengeringkan badanku dengan handuk yang diberikan tadi. “Nih pakai payung saya mas, dan ambil bajunya biar gak masuk angin masnya” ucap mbak tersebut seraya memberikan sebuah payung. Akupun bergegas mengambil pakaianku yang berada di jok belakang mobilku. “Sila diganti pakaiannya dulu mas di belakang” ucap mbak tadi dengan ramah. Akupun menuju ruangan kecil tadi dan mulai menanggalkan satu persatu pakaianku, “Ah sial, daleman basah juga” umpatku dalam hati. Akhirnya kulepaskan semua pakaianku sehingga kini aku tak mengenakan sehelai benangpun. Aku lekas mengenakan celana pendek dan kaos abu-abuku yang kuambil tadi tanpa menggunakan dalaman.

“Mbak, saya numpang jemur pakaian saya disini yaa” ucapku. “Yaa silahkan mas, mari sini saya sudah buatkan teh hangat” ucapnya dari depan warung. Setibanya disana, kulihat mata mbaknya tertuju pada celana pendek yang kunenakan, karena aku tak mengenakan cd mungkin kontol panjangku cukup menarik perhatiannya. “Aduh saya jadi ngerepotin mbaknya saja” ucapku memecah tatapan kagumnya. “Eh iya..eh enggak kok mas, sila diseduh dulu, gak ada pakaian yang lebih tertutup ya mas? Sejuk banget loh ini” ucapnya salah tingkah.

“Ah gak apa-apa mbak, males bongkar tas lagi, makasih ya mbak tehnya” ucapku seraya menyeduh teh yang diberikan. “Masnya darimana?” tanya mbak itu. “Saya dari kota mbak, mau ke kampung, padahal tinggal 1 jam lagi, tapi malah mogok” ucapku. “Oooh…ya disini aja dulu mas sampai hujan reda”ucap mbak itu. “Oiya perkenalkan saya ari mbak” ucapku memulai perkenalan. “Oh iya, saya tini mas” ucap mbak tersebut yang ternyata bernama tini. “Tini mini? Hehe” candaku. “Huuu usil ya baru kenal ngeledekin orang” ucap mbak tini seraya cemberut. “Yah baper mbaknya, canda aja kok, biar gak tegang amat” ucapku.

“Hayooo apanya yang tegang ituuu” goda mbak tini. Aku males meladeni dan berkata “Disini tinggal dengan siapa mbak?” tanyaku. “Saya disini tinggal dengan anak saya mas” jawab mbak tini. “Oh anaknya, suaminya kemana mbak?” tanyaku. “Suami saya ke kota, mungkin satu kota dengan masnya” jawab mbak tini. “Oh, kerja ya mbak?” tanyaku. “Iya mas kerja disana, 2 bulan sekali pulang kesini” jawab mbak tini. “Kalau masnya sendiri?” tanya mbak tini. “saya dan istri tinggal dan kuliah di kota, tapi sekarang lagi ada masalah jadi kami memutuskan untuk pulang ke kampung masing-masing dulu” jelasku. “Masalah mas?” tanya mbak tini. Lalu tanpa ragu kuceritakan panjang lebar masalahku pada mbak tini walaupun kami baru berkenalan tapi setidaknya dia bisa dipercaya menurutku.

“Ohh begitu ya mas, semoga tabah ya mas” nasehat mbak tini. “Ya walaupun seperti itu, tapi setidaknya kalian tetap bersama dimanapun, ndak kayak saya yang jauh dengan suami” jelas mbak tini merendah. “Yaa kan suaminya pulang juga kan? Apa karena jarang dikelonin ya? Hehe canda mbak” candaku. “Haa iya itu, masnya paham lah hehe. Mas, mau minum jamu gak? Itu tehnya kan sudah habis” tanya mbak tini. “Jamu apa mbak?” tanyaku. “Jamu kuat mas, biar ntar gak ngantuk di perjalanan” ucap mbak tini. Aku yang kurang paham dunia perjamuanpun akhirnya mengiyakan, setelah selesai ia racik akupun menyeduhnya tanpa rasa curiga. “Sebentar ya mas, saya ke belakang dulu” ucap mbak tini.

Saat jamu yang kuseduh sudah habis tiga perempat, kurasakan gejolak birahi pada diriku, kurasakan kontolku yang sedari tadi anteng mulai berdenyut-denyut perlahan bangun dari tidur panjangnya. “Yah kok ngaceng, bangsat lah, udah gak pakai cd lagi” umpatku dalam hati. “Yakali coli di dalam mobil” aku membatin. “Udah habis mas jamunya?” tanya mbak tini yang mengagetkanku. “I..iya sudah tinggal dikit lagi” ucapku seraya menurunkan posisi duduk sehingga kontolku yang mulai tegang tertutup oleh meja warung, “Gimana? Makin seger kan setelah minum jamu?” ucap mbak tini.

Yang ketika kuperhatikan secara seksama ternyata ia mengganti pakaiannya menjadi mengenakan sebuah daster putih dengan belahan dada rendah, sehingga belahan dadanya terpampang jelas walaupun dengan penerangan yang sedikit remang-remang ini. “Mau tambah mas?” Tanya mbak tini seraya menundukkan tubuhnya, hingga kini kudapat melihat jelas belahan dadanya dan toket yang menggantung indah yang hanya ditutupi daster putihnya.

“Eee…enggak mbak, cukup ini” jawabku kikuk. “Oke deh, saya mau minum jamu juga deh, biar hangat” ucap mbak tini seraya berjalan ke meja tempat ia meracik jamu tadi. Saat jamu racikannya telah selesai, ia membawa cangkir yang berisi jamu tersebut ke meja yang sama denganku dan ia duduk tepat di depanku. “Gimana rasa jamu racikannya mbak?” tanya mbak tini seraya menyeruput jamu yang baru saja ia racik. “Pahit-pahit enak mbak, saya belum pernah minum jamu mbak soalnya” ucapku. “Ooo belum pernah, beruntung deh masnya nyicip jamu pertama kali dari ahlinya hehe” ucap mbak tini bangga.

Sesekali ia meletakkan toketnya yang menggantung tersebut ke meja warung. Kini kontolku sudah benar-benar tegang perkasa dibalik celana pendek yang kukenakan. Setiap ia seruput terlihat wajahnya sangat menikmati jamu yang ia racik, kini matanya menatap sayu kepadaku. “Masih kedinginan mas?” tanyanya dengan tatapan sayu. “Eee..udah agak hangat tubuh saya, makasih mbak” ucapku salah tingkah. “Yaa sama-sama mas” ucap mbak tini yang melangkah ke depan warungnya karena ada pelanggan yang barusan teriak “Beli…permisi…beli..”, “Beli apa bu?” tanya mbak tini. Betapa bohaynya pantat mbak tini melenggak lenggok mengambil barang yang hendak dibeli oleh ibu di luar sana. “Mobil baru mbak?” tanya ibu tersebut. “Ah ndak bu, mana sanggup saya beli, itu mogok” jawab mbak tini.

“Oh tak kirain mas samsul pulang bawa mobil” ucap ibu tersebut. Aku yang sudah beberapa minggu tak menyalurkan nafsu seksualku pada ika, dipicu sedikit oleh keseksian mbak tini, membuatku ingin nekat menjamahnya yang saat ini sedang berdiri menghadap ke luar warung. Aku berdiri dan mendekati tubuhnya dari belakang, “Eh masnya ngapain?” ucap mbak tini kaget saat aku menggesekkan kontolku yang masih terbungkus celana ke belahan pantatnya. “Egghh egghh” desahku merasakan palkonku menyelip di belahan pantat yang masih tertutup daster putihnya. “Mass sshh jangan mass” ucap mbak tini yang meliuk-liukkan tubuhnya seolah ingin lepas dari dekapanku, namun ia sama sekali tidak memberontak, justru gerakan meliuk-liukan tubuhnya tersebut memberikan kesempatan bagi palkonku untuk masuk ke celah paha mbak tini.

“Sshh besar banget mas” desah mbak tini ketika kontolku bergesek di celah pahanya. Tanganku yang sedari tadi hanya bertumpu di meja kasir warung agar mbak tini tidak lari dari posisinya kini mulai menyentuh pinggulnya dan perlahan naik ke toketnya. Saat kedua tanganku hendak hinggap ke bongkahan seksi toketnya, mbak tini memutar tubuhnya hingga kini kami berhadapan. “Mas ke ruang tadi ajah..takut diliat orang…bentar saya tutup warung dulu..” ucap mbak tini seraya mendorong tubuhku, akupun beranjak menuju ruang kecil tadi dan membuka semua pakaianku. Saat mbak tini masuk ke ruangan ia terperanjat melihat aku yang berdiri di depannya dengan kontol yang sudah mengacung keras.

“Eh mass…panjang banget mass” ucap mbak tini seraya mendekatiku dan berjongkok di depan kontolku, ia memperhatikan centi demi centi kontolku dan mulai menggenggam dengan tangannya. “Besar dan berurat mas, pasti istrinya mas puas banget” ucap mbak tini seraya mulai mengecup dan mengulum kontolku. “Ughh” desahku saat kontolku masuk ke mulut mbak tini. Ia sangat telaten menyepong kontolku, “Ehhmm hhmm” hanya itu yang terdengar dari mulutnya. Aku tidak mau membuatnya yang memuaskanku, aku lepaskan kontolku dari mulutnya dan meminta ia berdiri di hadapanku.

Kuturunkan tali daster putih miliknya satu persatu, hingga kini daster tersebut turun dan jatuh ke lantai, kini mbak tini sudah benar-benar terlanjang, dengan tubuhnya yang mungil ternyata toket miliknya masuk dalam kategori cukup besar, aku lalu menggiringnya untuk berbaring di sebuah dipan sederhana di dekat kami, saat ia telah berbaring aku merangkak naik keatas tubuhnya. Tangan mbak tini lantas mulai memegang dan meremas kontolku. “Ayoo mass entotin tini” godanya. Aku yang benar-benar telah diselimuti birahi ingin bermain sedikit dengannya seperti halnya aku memainkan para perempuan yang dulu pernah kutiduri.

Kudekatkan palkonku ke bibir memek mbak tini yang ditumbuhi bulu-bulu halus, kutampar-tampar bibir memeknya dengan palkonku. “Sshh masukin aja…” desah mbak tini. Namun tak kunjung kumasukkan, aku malah meremas dan mencupang toket mbak tini kanan dan kiri secara bergantian, “Toket mbak besar banget slurrrp” aku memuji toket mbak tini. “Eee eeggh mass..kontol mas juga besar banget” ucap mbak tini. “Besaran mana dengan kontol suami mbak?” tanyaku yang masih asik bermain dengan toketnya. “Besaran suami saya…” ucap mbak tini menghentikan ucapannya, akupun melirik pada matanya, ia tersenyum manja dan berkata “Tapi kontol mas lebih panjang dan berurat dibanding punya suami saya”. Mendengar pujiannya, akupun mulai memasukkan kontolku perlahan ke dalam memeknya.

“Sshh yang dalem mass” desah mbak tini. Akupun menghentakkan sedikit keras kontolku sehingga kini kontolku masuk secara penuh ke dalam memeknya. “Uhh sshh gila penuh bangett” desah mbak tini. Kurasakan pijatan dinding memek mbak tini luar biasa menekan kontolku, rasanya seperti memek perawan walaupun ia sudah beranak 1. “Rapet banget memekmu mbak ssh kayak perawan” ucapku. “Jadi masnya suka?” goda mbak tini. “Suka banget…” ucapku. “Yaudah…entotin saya sampai mas puas ahh” desah mbak tini saat aku mulai menyodok-nyodok kontolku di dalam memeknya. Toketnya yang berayun indah seirama dengan sodokan kontolku tak biarkan begitu saja, kuremas-remas dan sesekali kupilin puting toketnya, sehingga membuat mbak tini menggelinjang kenikmatan. “Akkhh masss entot remess teruss aahh” desahannya semakin liar. Saat aku hendak mengecup bibirnya, ia menolak dan berkata “Bibirku hanya untuk suamiku mas, tapi selain itu bisa mas pakai punya saya”.

Tak berselang beberapa lama, “Ah bangsat…kalah..aahh..masss aku sampaiii!” desah mbak tini diikuti semburan cairan cintanya yang begitu deras. Akupun menggunakan jurus andalanku ketika seorang wanita orgasme, bukannya melambatkan genjotan, aku justru menggenjot semakin keras dan dalam. “Ahhh uhh sshh masss nikmat kontolmu” desah mbak tini seraya mengatur nafasnya pasca orgasme pertama. Kedua tangannya merangkul leherku, kuminta ia merubah posisi menjadi menungging, iapun menuruti permintaanku. Aku pun kembali memasukkan kontolku dari belakang, “Ahh” desahnya ketika kontolku kembali bersarang di dalam memeknya. Aku sangat gemas dengan pantatnya yang bohay, sehingga tak lepas dari remasan serta tamparan dariku, “Akhh tampar pantatku mass…aku adalah budakmuuu” desah mbak tini, dan tak berselang beberapa menit setelah orgasme pertamanya “Ahh bangsat ih masnyaa…aku mau keluar lagi nihh ahh!” desahnya.

“Sshh tahan sebentar dong…saya hampir sampai jugaaa” desahku seraya mempercepat sodokan kontolku. “Iyaaahh cepetin akkhh” desah mbak tini menahan gelombang orgasmenya. “Mbak saya mau keluar…” desahku seraya membenamkan kontolku dalam-dalam…”Croott..croott..crooot” ada sekitar 4 semburan pejuku menyemprot di dalam memek mbak tini, “Akhh bangsat kau kontoll sshh” desah mbak tini diiringi semburan cairan cintanya yang kini berpadu dengan pejuku di dalam sana. Kami berdua akhirnya terkulai lemas, dengan kontolku yang masih berada di dalam memeknya. Aku memeluk tubuhnya dari belakang. “Uhh sshh mass perkasa banget” desah mbak tini seraya mengatur nafasnya. “Hehehe habisnya mbak seksi banget sih” ucapku. “Mass tadi habisin jamu yang saya buatin ya?” tanya mbak tini. “Iyaah mbak, kenapa?” tanyaku.

“Ooo pantes, ini kontol masnya masih tegang aja di dalam memekku” ucap mbak tini. “Bentar ya mass…aku capek banget loh” ucap mbak tini. “Kalau saya masukin ke bool mbaknya boleh?” tanyaku seraya mengeluarkan kontolku dari memeknya. Akupun menggesekkan palkonku ke bibir anusnya. “Boleh mass…tapi bentar yaahh akuu capek bangett..” ucap mbak tini. Selama ia mengatur nafas dan beristirahat, aku berusaha membangkitkan kembali birahinya dengan meremas dan memilin toketnya. “Doyan banget dengan toket saya mas?” tanya mbak tini. “Iyaa gede banget, eh tadi saya crot di dalem masalah gak?” tanyaku. “Gak kok, tenang aja masnya…” ucap mbak tini. Kulihat mbak tini sudah mulai berstamina, aku pun berusaha memasukkan kontolku ke anusnya.

“Akkhh pelan-pelan mass” desahnya saat palkonku mulai masuk ke anusnya. Akupun menuruti permintaannya. “Ihh mass jangan dalem banget…mual saya mass” ucap mbak tini seraya menahan pinggulku. “Ahhh boolnya rapet banget mbak….bangsat suami mbak kalau dia main sama lonte di kota…” ucapku seraya menyodokkan kontolku di dalam anus mbak tini. “Akkh mass nyeri tau..kontol mass panjang bangett” desah mbak tini. Aku hanya sanggup bertahan 4 menit menyodok anus mbak tini yang super rapat, “Akkh mbak saya mau keluarrr” desahku. Kulihat mbak tini menggerakkan pinggulnya mengiringi sodokanku, jemarikupun mulai mengocok-ngocok memek mbak tini.”Ahh jarinya nakal ihh..sshh” desah mbak tini.

“Akkh saya sampaiii” desahku, “Croott.croott…crooot” ada sekitar 3 semburan pejuku mengisi anus mbak tini. “Augghh banyak banget saya juga sampaiiii” desah mbak tini diiringi semburan cairan cintanya membasahi jemariku dan dipan tempat kami memacu birahi. “Akkhh makasih mas sudah mau meladeni nakalnya sayaahh” ucap mbak tini. Saat kurasakan kontolku mulai lemas, kutarik keluar kontolku dari anusnya, kulihat pejuku mengucur indah dari anus dan memeknya mbak tini.

Saat kami sudah kembali berpakaian dan kulihat di luar juga sudah reda, saat ini sudah menunjukkan pukul 1 malam. Akupun memutuskan untuk melanjutkan perbaikan mobilku, dan syukurnya mobilku dapat kembali menyala. “Makasih mbak jamu dan layanannya hehe” ucapku pada mbak tini yang berdiri di depan warungnya. “Yaa sama-sama mas, lain kali mampir yaahh” ucap mbak tini.

Setelah semuanya siap, akupun berangkat melanjutkan perjalananku.[/HIDE]
 
ahhh cerita seks begini sangat menarik sekali.. kira2 calon madunya siapa ya...
 
Tersalurkan juga nih sama mba tini...thx update nya suhu..
 
Karena kebanyakan komen yang lain hanya "Lanjutkan!", "Mantap!", "Update om!"...
Kurang interaktif dengan TS nya, jadi untuk para pendatang baru tolong interaktif ya.... Namanya juga forum :)
 
komen dlu sblm baca
d tinggal bbrp hari ga buka nih forum uda 2x update aj lu bang...
mantappp
 
[HIDE]
WARNING!!!
Cerita di bawah ini hanya karya FIKSI TS belaka, jika ada kesamaan nama, tempat dan karakter itu bukanlah suatu hal yang disengaja.
***************************************************************************************************************************************
[Diary Ari] The Story

Chapter 13 : Akhwat Misterius
***************************************************************************************************************************************
Ari

Perjalanan birahiku semalam cukup membuatku kelelahan pagi ini walaupun sudah beristirahat di rumah orang tuaku, sampai-sampai aku bangun kesiangan. Setelah selesai sarapan pagi, ibuku meminta tolong untuk mengantarkannya ke pasar desa untuk membeli bahan masakan. Setibanya di pasar tersebut, aku hanya menunggu di luar pasar, karena jujur aku tidak tahan dengan bau yang nano-nano dari dalam pasar. Saat aku tengah menunggu ibuku yang berbelanja, sekilas aku melihat seorang akhwat bercadar melintas di depanku seraya melemparkan senyum, ya walaupun bercadar namun aku bisa memperhatikan perubahan ekspresi dari matanya, sementara aku hanya nyengir seraya berpikir “Siapa tadi?”.

Keesokan harinya…

Saat aku tengah bersantai di teras rumah sembari melantunkan alunan musik dengan gitarku, “Assalamualaikum…permisi mas” terdengar suara yang tak asing bagiku. “Wa’alaikumsalam” ucapku seraya menoleh ke suara tersebut, ternyata ia adalah akhwat bercadar yang kutemui di pasar desa kemarin, suaranya tak asing di telingaku, namun siapakah dia. “Mas..mas…ada bu irma?” tanya sang akhwat menyadarkan lamunanku. “Oh ada ada…Buuu…buu ada yang nyari nih” pekikku memanggil ibuku. “Sila duduk dulu neng, eh mbak” ucapku mempersilahkan ia duduk seraya ngibrit masuk ke dalam, takut dikira aneh-aneh terhadapnya karena aku hanya mengenakan celana setengah tiang dan kaos oblong berbahan tipis.

Di dalam kamar aku berpikir, “Siapa ya akhwat itu? Suaranya seperti tak asing bagiku”. “Ah lupakan, mungkin hanya halusinasi saja” aku membatin.

Boby

Sore ini aku dan istriku telah berada di rumah dan sama-sama bercengkrama di ruang tengah. Sembari menonton film favorit kami, aku mengelus-elus perut istriku yang tengah mengandung anak pertama kami dengan usia kandungan 8 bulan. “Makin endut istriku ini..” ucapku. “Huuu…Endut endut kamu doyan juga naikin aku tiap malam” ucap bu rida yang tak lain adalah istriku. “Ya kan biar mudah nanti persalinannya, apalagi kamu tambah montok” ucapku memujinya. “Iya montok, nanti kalau dah lahiran, pasti klewer-klewer, emang kamu masih doyan?” tanya rida. “Masih lah, olahraga bareng ntar biar kencang lagi” ucapku. “Mas, ngomong-ngomong rini kemana ya kok belum pulang?” tanya rida. “Oh iya ya, paling ada tugas kuliah” ucapku. “Oiya bisa jadi” ucap rida.

Beberapa jam kemudian tepatnya menjelang magrib…

“Mas…rini kok belum pulang juga ya? Mas cek gih ke kampus” ucap rida khawatir. Akupun bergegas mengendarai sepeda motorku menuju kampus, setibanya disana aku lekas menanyakan ke satpam yang tengah patroli. Dari keterangan satpam, kemungkinan rini sedang berada di perpustakaan kampus. “Ah mungkin dia sedang mengerjakan tugas kuliahnya sesuai dugaanku tadi, rida sayang banget sama adiknya yang sematawayang itu sampai begitu panik tadi” aku membatin. Akupun menuju ke sebuah rumah ibadah terdekat dan hendak beribadah karena telah tiba waktunya, setelah beribadah barulah kujemput rini di perpus yang dimaksud.

Pak Anto

Tumpukan tugas kuliah yang dikumpulkan oleh mahasiswa cukup membuatku sakit kepala. Sehingga aku memutuskan untuk mengambil angin segar di luar gedung utama kampus, saat berada di luar ternyata sudah menjelang magrib. Akupun berkeliling sekejap hingga akhirnya tepat di depan perpustakaan kampus, “Pak anto…pak anto! Tolong pak!” pekik seorang penjaga perpus yang kebetulan seorang wanita. “Ya ada apa bu teriak-teriak” ucapku menghampirinya. “Pak! Di dalam ada mahasiswi yang kerasukan pak! Saya takut pak!” ucap penjaga perpustakaan tersebut. “Hah! Yang bener bu! Wah saya juga tidak ngerti gimana caranya” ucapku panik. “Waduh…ahlinya lagi beribadah pula! Bapak boleh tolong jaga dan tenangin si mahasiswi?! Saya mau cari bantuan ke satpam depan!” ucap sang penjaga perpus seraya berlari menuju depan kampus. “Eh bu..bu! Haduh” ucapku. “Haduh gimana ini” aku yang panik berusaha memberanikan diri untuk masuk ke perpus.

“Akhh!! Siapa itu yang datang hah!!” pekikan mahasiswi yang tengah kerasukan tersebut membuat sekujur tubuhku merinding. “Nak tenang…sadar nak” aku perlahan memberanikan diri mendekati mahasiswi tersebut. “Hah! Diam! Berisik Kau!!” pekiknya lagi seraya menoleh padaku dengan mata yang putih semua. “Astaga!” aku terpekik melihat mata mahasiswi tersebut. “Tunduk kau padaku manusia keparat!” pekiknya lagi. Ternyata ia adalah rini mahasiswi baru di kampusku, entah bagaimana ceritanya ia bisa sampaikan kerasukan seperti ini. Aku berusaha mendekatinya walaupun jujur aku juga ketakutan saat sesekali bertatap dengan matanya.

“Lepaskan tanganku bangsat! Kalian harus membayar apa yang telah kalian perbuat!” ucapnya dengan suara yang berubah menjadi sangat berat. “Pergilah wahai setan terkutuk!” hanya hal itu yang berani kukatakan. Ia terus meronta-ronta agar aku melepaskan tanganku yang kini mengunci kedua tangannya di belakang. “Mulus banget tangan mahasiswi ini” aku membatin saat menggenggam pergelangan tangan rini. Aku memutar otakku dengan cepat seraya melihat sekeliling, dan tepat di dekat meja penjaga perpus kulihat ada beberapa kain, yang sekiranya dapat kugunakan untuk mengikat sementara rini agar tidak terus memberontak atau bahkan menyiksa dirinya.

Setelah mendapatkan kain yang dimaksud, aku mengangkat paksa tubuh rini yang sedari tadi duduk di salah satu kursi perpus menuju sebuah meja baca yang cukup luas. “Lepaskan aku manusia bangsat!” ucap arwah yang berbicara dengan fisik rini. Saat aku tengah membaringkan tubuhnya dengan posisi terlentang tidak sengaja aku menyentuh pantat rini, “Alangkah empuknya” aku membatin. Selagi aku mengikat tangannya ke kaki meja, ku kunci lehernya agar ia tak bangkit dari posisi terlentangnya, setelah kedua tangannya terikat, ia terus meronta-ronta sehingga beberapa kali meja baca tempat ia kini terbaring bergerak-gerak. “Kuat juga setan ini” aku membatin seraya mengikat kedua kaki rini ke kaki meja baca ini. “Akhirnyaah!” ucapku saat proses pengikatan tubuh rini selesai, yang cukup membuatku keletihan. “Cuih…cuihh…lepaskan aku bangsat! Keparat kau manusia!” arwah yang berada di dalam tubuh rini terus memaki-maki seraya meronta-ronta.

Akupun membiarkannya sejenak seraya menuju kursi perpus tempat rini duduk tadi, dan tepat di bawah kursi, terdapat sebuah benda yang seharusnya tidak berada di sebuah perpustakaan. Benda tersebut adalah sebuah timun berukuran kecil, saat kuambil terasa sangat basah. Dan saat kuendus, “Ini cairan vagina!” pekikku dalam hati. Akupun kembali mendekati tubuh rini yang masih meronta-ronta namun semakin kemari, rontaannya makin melemah hanya tersisa makian sang arwah yang terucap dari mulut rini. “Woi manusia! Kau pasti sudah tau sebabnya!” pekik sang arwah. “Maka tuntaskanlah! Tuntaskanlah apa yang telah ia mulai! Apa yang telah perempuan laknat ini mulai!” pekik sang arwah yang seolah menghipnotisku. Perlahan kunaikkan rok biru tua yang rini kenakan, dan betapa terkejutnya aku, seperti ditimpuk durian runtuh, kulihat centi demi centi paha rini yang tidak ditutupi oleh legging dan ia bahkan tidak mengenakan celana dalam.

“Ah fuck! Mulus banget!” pekikku dalam hati. Kini gamis belang dan jilbab merahnya yang perlahan kusingkapkan keatas, dan ternyata bra hitam yang ia kenakan dalam kondisi tidak terkait dan tidak beraturan seperti dibuka tergesa-gesa. “Yaa! Lakukan dan selesaikan!” pekikan arwah tersebut benar-benar telah mempengaruhiku. Perlahan kontolku mulai mengeras di bawah sana, akupun mengeluarkan kontolku dengan membuka resleting celanaku tanpa melepaskan semua celanaku. Seraya memperhatikan private parts nya rini yang menawan, aku beberapa kali menelan ludah dan mengocok kontolku. “Ayo tuntaskan! Jangan ditunda! Tuntaskan hasratmu!” pekik sang arwah. Akupun merangkak naik ke meja baca tempat rini terlentang, matanya yang sedari tadi melotot dengan tanpa memperlihatkan pupil matanya, kini mulai terpejam.

Memek rini yang ditumbuhi bulu-bulu halus membuatku ingin menjilatinya namun aku sadar bahwa itu akan memakan waktu yang lama sehingga aku langsung saja mengarahkan palkonku untuk membelah memek rini, aku sudah tidak peduli apakah ia masih perawan ataupun tidak. Perlahan kontolku mulai masuk ke memeknya, sangat rapat namun tidak ada yang menghalangi. “Sudah tidak perawan rupanya” aku membatin bahagia. Kini seluruh kontolku sudah berada di dalam memeknya, akupun mulai memompa kontolku. “Sshh memek rasa perawan” aku mendesis. Sesekali kuremas toket rini yang ikut berayun berirama dengan sodokan kontolku. “Tuntaskan bangsat! Tuntaskan! Hihihihi!” pekik sang arwah yang membuatku sedikit merinding karena ia mengakhiri kalimatnya dengan suara tawa yang khas dari makhluk mitos yang cukup legendaris, kuntilanak.

Namun aku yang telah didera nafsu, benar-benar tidak mempedulikan lagi rasa takutku, kini aku hanya harus menuntaskan birahiku. Tak berselang beberapa menit, aku sudah tidak tahan ingin orgasme karena jepitan memek rini yang luar biasa, aku mencabut kontolku dari memeknya dan “Croott crooot crooot” ada 3 semburan pejuku yang langsung mendarat diatas bulu jembut rini. “Pak anto ngapain hah!” bentak seorang pria dari sisi kiriku, saat aku menoleh ternyata 2 satpam berikut abang ipar rini tengah berdiri berkacak pinggang melihat aku yang baru saja mencabuli rini. “Kerasukan apaan bu?! Ini pemerkosaan!” ucap salah seorang satpam. “Astaga pak anto!” pekik ibu penjaga perpus muncul tepat dibelakang mereka bertiga. Sang penjaga perpus langsung mendekati tubuh rini yang masih terikat dan merapikan pakaiannya yang sudah kuacak-acak tadi. “Turun dan rapikan pakaianmu dosen bejat!” bentak sang satpam seraya mendekatiku. “Ini kesalahpahaman!” bentakku kepada kedua satpam yang mulai mengikat tanganku ke belakang. “Salah paham?! Sila anda jelaskan di kantor!” ucap sang satpam dan menggiringku ke kantor mereka.

Rini

Kepalaku terasa sangat sakit, dan terasa berputar, aku pusing. Dengan mata yang masih terpejam “Rini…Rini sadar dek…rini!” samar-samar kudengar suara pria, yang perlahan kudengar dengan seksama ternyata suara mas boby. Kubuka mataku, “Mas boby…? Bu?” ucapku seraya melihat sekeliling. “Akhirnya sadar juga” ucap mas boby seraya mengusap wajahnya. Bagaimana ceritanya tubuhku kini terbaring, kurasakan di daerah selangkanganku lembab. Saat aku berusaha bangkit untuk duduk, kepalaku terasa sangat pusing. “Pusing ya dek? Duduk aja dulu” ucap ibu penjaga perpus. “Ya bu pusing” ucapku singkat. “Gimana udah mendingan?” tanya mas boby. “Iya lumayan mas, rini kok bisa baring disini ya?’ tanyaku. Mas boby dan ibu penjaga perpus saling berpandangan, lalu mas boby berkata “Eh udah malam ini rin, kamu berkemas dulu deh, kakakmu khawatir di rumah, kita pulang sekarang”.

Aku merasa ada sesuatu yang janggal disini, namun karena tubuhku terasa sangat letih akupun menuju tempat aku tadi membaca buku dan mulai menyusunnya. “Jangan lama ya! Mas tunggu di luar” ucap mas boby. Saat aku hendak memasukkan peralatan kuliahku ke dalam tas kuliahku, di dalam sana terlihat cd merah jambuku, seketika aku teringat apa yang terjadi tadi sore. Ya, tadi sore aku ke perpus ini hendak membaca buku referensi untuk tugas kuliahku, namun karena otakku sudah suntuk, aku iseng membuka forum dewasa mencari cerita panas, karena aku sudah beberapa minggu ini sama sekali tidak dijamah oleh mas boby sehingga nafsu seksualku terpendam dan aku perlu untuk menyalurkannya, aku benar-benar terlarut dalam cerita sehingga aku memutuskan untuk melepaskan cd merah jambuku, dan aku keluarkan timun berukuran kecil yang selalu kubawa di dalam tas kuliahku, karena itu sangat berguna untuk membantuku menuntaskan nafsu seksualku.

Akupun mengambil timun tersebut dan memasukkannya ke dalam memekku, kurasakan pentil payudaraku mulai gatal meminta untuk diremas. Sehingga aku membuka ikatan bra hitam yang kukenakan dan mulai meremasi payudaraku dibalik gamis belang dan jilbab merah yang kukenakan. Suasana perpustakaan yang sepi membuatku leluasa untuk menuntaskan nafsu seksualku. Cukup lama aku bermain dengan memek dan payudaraku sehingga akhirnya aku menggapai orgasme pertamaku. “Akkhhmm” desahku tertahan karena takut dipergoki oleh penjaga perpustakaan ini. Dan tak berselang beberapa menit setelah desiran orgasmeku usai, seketika pandanganku berubah gelap dan aku tak dapat mengendalikan tubuhku. Aku seperti terlempar ke dunia lain, dan aku tak mengingat lagi apa yang terjadi setelah itu.

Setelah aku selesai berkemas aku bergegas keluar perpustakaan untuk menemui mas boby, “Katanya gak lama, dah ayo kita pulang” ucap mas boby. Dalam perjalanan pulang tepatnya saat aku digonceng mas boby, aku memberanikan diri bertanya sebenarnya apa yang terjadi. “Kamu tadi kerasukan rin, tapi ada kejadian buruk yang terjadi setelahnya” ucap mas boby. “Kejadian buruk apa mas?” tanyaku penasaran. “Dalam kondisi dirimu kerasukan, pak anto yang diminta tolong ibu penjaga perpus menungguimu sebentar, malah menggunakan kesempatan itu untuk memperkosamu rin” jelas mas boby. “Hah! Pak anto!” pekikku. “Iya rin, waktu beliau selesai menyemburkan pejunya tepat diatas tubuhmu, mas beserta dua satpam dan ibu penjaga perpus memergoki beliau” jelas mas boby. “Pantes kok tadi di daerah selangkanganku, khususnya di dekat memekku terasa lembab, jadi itu pejunya pak anto!” pekikku dalam hati. “Astaga…tega ya bapak itu!” umpatku. “Iya namanya juga kesempatan rin, apalagi kamu itu kondisinya lagi gak pakai cd kan?” tanya mas boby yang seketika membuatku seperti tersambar petir. “Eh..ee..enggak…pakai kok…mung..mungkin dibuka sama pak anto itu!” ucapku panik. “Ooo bisa jadi sih” ucap mas boby.[/HIDE]
 
Haha, rini2
Emang cocok diperkosa kalau kayak gitu

Biar aja setannya tinggal d tubuh rini, jd kalau rini horni setan itu masuk terus ngajak orang buat make rini
 
Bimabet
Wah cerita legend come back, ijin baca dulu gan, semoga sampai tamat gan ceritanya..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd