2 minggu berlalu, kehidupanku dan Delia aman-aman saja. sepertinya memang Kania hanya melakukan gertak sambal. Aku pun yakin Kania tidak akan senekad dan sejahat itu. Ah, hari itu akan segera tiba, hari pernikahanku dengan Delia. Aku tidak sabar ingin bercinta dengan Delia saat sudah halal nanti, sesuatu yang masih hanya menjadi fantasiku saja.
"Hhm.... ada apa Kania menelepon?" tanyaku dalam hati, lalu aku angkat telepon Kania.
"Halo Ya, apa kabar?" Tanya Kania.
"Kabarku baik Kan, kamu sendiri bagaimana?" tanyaku.
"Alhamdulillah kabarku juga baik. Arya, maafin ya perkataanku 2 minggu ke belakang, aku khilaf." ujar Kania.
"Oh itu, ya gak apa-apa kok, aku juga udah ngelupainnya kok." kataku.
"Wah beneran Ya? Kamu baik banget." kata Kania.
"Iya beneran." kataku.
"Aku nyesel banget dah bilang gitu, mungkin aku emang cemburu sama Delia, tapi aku ingin coba mengikhlaskan." kata Kania.
"Baguslah Kan kalau gitu." ujarku.
"Ehm... Ya, sebagai bentuk minta maafku, aku ingin ngundang kamu dinner di rumahku, gimana?" ajak Kania.
"Hhm.. emang kapan?" tanyaku.
"Besok malam kamu kosong?" Tanya Kania.
"Oh iya, kebetulan gak ada agenda." ujarku.
"Ok, aku tunggu di rumah ya, eh iya kamu datang sendirian ya, ada yang aku mau obrolin 4 mata." kata Kania.
"Hhm... ok deh..." kataku.
Ternyata Kania menyesali perbuatannya dan malah mengajakku makan malam, ah aku akan datang, hitung-hitung makan malam terakhir bareng dia sebelum aku menikah.
"Tok.. tok..." aku mengetuk rumah besar itu, tak lama berselang pintu dibuka, berdiri di hadapanku Kania dengan dandanan yang sangat cantik.
"Kan, kamu cantik banget." ujarku.
"Hihi.. bisa aja kamu Ya, ayo masuk." ujar Kania, lalu aku dibawa ke ruang tengah di mana terlah tersedia hidangan.
"Loh, orang tua kamu mana Kan?" tanyaku.
"Orang tua ku lagi pulang kampung, begitupun pembantuku." kata Kania.
"Berarti cuma kita berdua di rumah ini?" tanyaku.
"Udah ga usah difikirin, ayo kita makan, aku udah masak special buat kamu." kata Kania.
Aku pun lalu makan hidangan yang telah disediakan Kania, setelah habis makanan aku meminum jus jeruk yang disediakan Kania. Kami pun berbincang-bincang santai, tentang aktifitas kami masing-masing setelah beberapa waktu tak pernah berhubungan lagi. Namun aku merasakan sedikit perasaan aneh, libidoku terasa meningkat, ah aku tidak nyaman. Sepertinya Kania mulai menyadari gerak-gerik anehku.
"Kamu kenapa Ya?" Tanya Kania.
"Ah.. gak apa-apa.." tanyaku.
"Kamu kecapean ya, sini Kania pijitin." ujar Kania dengan nada yang menggoda. Kania pun membawaku ke kamarnya.
Sialan, kenapa cewek ini malah seolah-olah menggodaku, jangan-jangan dia memasukan obat perangsang ke minumanku tadi, shit, aku terjebak.
"Arya, kamu berbaring ya, biar aku pijitin." ujar Kania.
"Aaahhh.. sial, aku tidak bisa menolak, aku malah berbaring telentang." ujarku dalam hati.
"Arya, kamu ngaceng ya menonjol gini." Kania mengelus-elus penisku dari luar celana.
"Aaahhh... sialan, aku jadi sange gini, pasti karena pengaruh obat, aaahhh.. aku gak tahan..." ujarku, dengan tiba-tiba aku memeluk Kania sehingga tubuh Kania ambruk dia atas tubuhku.
"Mmmhhh... mmmuacchhh... mmmmhh.." aku pun menciumi bibir seksi Kania, Kania pun tak mau kalah membalas ciumanku, kamu berciuman dengan ganas. Lalu kami pun berguling, kali ini aku yang berada di atas sementara Kania di bawah, terlihat ekspresi Kania puas karena berhasil menaklukanku. Dengan cepat aku merobek baju Kania sehingga terlihat bra nya, lalu aku pun lepas bra nya. Sebuah pemandangan yang eksotik, seorang perempuan berhijab namun topless, aku segera meremas-remas susu Kania.
"Aaaahh.. ooohhh... aaahh... Arya, terusin sayang..." desahan-desahan Kania semakin membangkitkan birahiku, aku pun meremas-remas dan menghisap-hisap payudara Kania. Aku pun tidak tahan, lalu aku perosotkan rok nya dan celana dalamnya, terlihat pahanya yang mulus dan memeknya yang sudah basah penuh dengan jembut. Lalu aku pun membuka celana dan bajuku, aku telanjang bulat di depan Kania. Kontolku sudah ngaceng berat, Kania segera menangkapnya lalu mengocok-ngocoknya dengan tangannya.
"Aaaahhh... Kan... nikmat... oohhh.." aku mendesah keenakan. Kania pun mengulum kontolku, aku semakin kelojotan dan mengerang keenakan. Lalu segera aku lepaskan kontolku.
Aku buka pahanya lebar-lebar, aku coba masukan kontolku ke dalam memek Kania. Aaah.. masih sempit,Kania terlihat sedikit kesakitan. Akhirnya kontolku berhasil masuk ke memek Kania. Aku pun menggenjot kontolku di memek Kania maju mundur.
"Aaahh... aaahhhh... oohh.. Arya, nikmat banget aaahhhh..." desah Kania.
"Aaaahh.. aaahhh... Kan... aaaahhh.." Arya pun menikmati persetubuhan terlarangnya.
"Arya aku mau keluar... aaahhh.. aaaaaahhh..." Kania pun mendapatkan orgasmenya.
"Aaaaahh... Kan... aku gak tahan... aaaaahhhhh.." Arya menyemburkan maninya ke dalam memek Kania.
Mereka berdua ambruk, kelelahan.
"Sialan kamu Kania, kamu menjebak aku." Ujar Arya.
"Hihi.. tapi kamu menikmatinya juga kan?" balas Kania.