Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Datang memberi nikmat, Pergi tinggalkan kenangan.

Alur cerita (REAL) cukup ada NTR nya. Kira2 suhu mau yang bagaimana?


  • Total voters
    50
  • Poll closed .
chapter 10

Nila hanya bisa melambaikan tangan dari dalam bus melihat sosok Devan yang masih berdiri di terminal.
Perlahan semakin jauh, semakin menghilang dari pandangan. Nila pergi dari kota S menuju ke kampung halamannya.
Nila mencoba menyamankan posisi duduknya, diantara himpitan orang2 lain yang juga menuju ke tujuan sama seperti Nila.


Perjalanan yang membutuhkan kurang lebih 7 jam itu, terlewati sudah 3 jam. Beberapa terminal telah di singgahi, dan penumpang sebelah Nila telah berganti menjadi sosok lelaki 27 tahunan.

"Permisi ya mbak, saya duduk di samping mbak ya" sapa lelaki itu.

"Oh iya mas, silahkan"

"Mbak tujuannya ke 'Sp' juga kah?"

"Iya mas, ini lagi pulkam mumpung libur kuliah"

"Oh, mbaknya mahasiswi ya, saya juga ini pulkam ke Sp, lebih tepatnya kecamatan N"

"Loalah mas, tetangga beda kecamatan doang. Emangnya mas pulkam ini darimana? kerja?"

"Iya mbak, saya merantau di kota S, udah lama gak pulang, dirumah cuma ada ibu sama adik saya doang, jadi meski jarang2 saya harus pulang buat ketemu mereka"

Nila cukup banyak mengobrol dengan lelaki itu, tidak seperti penumpang lain yang terkesan sinis atau kurang friendly. Dengan sinyal yang naik turun di HP nya, Nila mengabari Devan via wassap kalau dia sudah mau sampai rumah, tinggal menunggu terminal terakhir lalu menaiki kapal penyebrangan. Wassap terkirim meski centang 1, Nila sudah menduganya dan merasa cukup untuk Devan tau informasi itu saja.

Nila turun di terminal terakhir, lelaki itupun juga turun. Lalu saling berpamitan karena berpisah jalan pulang.
Rasa aman dan tenang Nila sekarang berkurang karena tinggal dirinya sendiri. Menunggu orang tuanya menjemputnya, padahal sedari 15 menit lalu, ortunya sudah bilang kalau mereka telah sampai di terminal, nyatanya semua itu bohong. Nila duduk sendiri di peron terminal. mencoba menelfon ortunya. Tanpa ia sangka, telp diangkat dan dia mendapat semprotan caci maki dari ayahnya.

"Kau itu tak tahu apa, ayah mobilnya mogok ini, tak usah telpon2 kau, bikin makin stress ajah kau ini" bentak ayah Nila di telpon

"Iya, yasudah, ayah telp saudara buat benerin atau bawa mobil ke bengkel terdekat, aku pulang pesen gojek ajah barangkali dapet, yasudah, gak usah kuatirin aku. kalau pun gak bisa nyebrang, aku nginep mampir di rumah pakde di seberang sini" balas Nila dengan nada merendah, menutupi rasa lelahnya terhadap perlakuan ortunya.

Ortunya mengiyakan meski dengan nada masih emosi dan kesal. Lalu memberi tahu ke Nila kalau mobilnya baru beres besok sore, jadi baru besok sore mereka menjemput Nila di rumah pakdenya.

Setelah itu...

Nila mencoba beberapa aplikasi ojol, tetapi tidak mendapatkan respon sama sekali dari driver terdekat. Nila pun mulai berjalan, menuju arah rumah pakde nya. meski Nila tau jarak hampir 4km bukan jarak yang dekat, tapi mau bagaimana lagi. Berjalan pelan pelan sambil membawa koper di waktu dini hari, Nila bersenandung menyanyi melepas rasa sepinya.
Setelah cukup jauh dirasa dia berjalan, tanpa dia sadari tiba2 ada pemotor yang berhenti tepat di depannya, memanggil nama panggilan lamanya. dia tersentak kaget karena dia tahu dengan langsung bahwa itu adalah mantannya di waktu SMA.

"Nur.... kamu Nurlani kan?" ucap sesosok lelaki yang menghampiri Nila

"Emm. ini.... ini mas Tiyo ya"

"Iya, bener. ku kira kamu lupa sama aku. Kamu sekarang makin cantik ya Nur... Btw kenapa jam segini jalan dari terminal? gak ada yang jemput? kenapa gk naik gojek ajah" tanya Tiyo

"Mobil ortuku mogok masih di seberang mas, nyari ojol gak dapet, jadi aku mau jalan ajah nginep di rumah pakde"

"Oh rumah pakdemu yang sebelah desaku itu ya. kalo gitu ku anterin ajah gimana? sekalian mumpung arahnya sama"

"Gapapa kah mas? aku takut ngerepotin. sekian lama gak ketemu masa iya tiba2 aku minta bantuan mas"

"Iya gapapa lah, daripada jalan jauh sendiri kan? mending sini ku bantu anter pake motor sampe rumah pakde mu" Tiyo reflek ambil dan menaruh barang2 Nila di motornya

"Iya mas, makasih banyak ya" jawab Nila yang tidak bisa menolak bantuan dari Tiyo

Tiyo membonceng Nila dan barang2 bawaannya. Dijalan Tiyo menanyakan kehidupan Nila sekarang, dan mengetahui bahwa Nila sedang kuliah di kota S.
sembari bertanya-tanya dan mengobrol, Tiyo beberapa kali menyinggung hubungannya dengan Nila di waktu dulu.
Nila merespon hanya dengan kata iya dan senyuman. Lalu saat Tiyo tahu Nila sedang memiliki pacar dari kota S. nada bicaranya mulai berubah seperti orang yang menahan marah.
Nila berusaha tidak memikirkannya, dan hanya berfikir untuk segera sampai di rumah pakdenya.

20 menit berlalu, mereka telah sampai di rumah pakde Nila, Nila segera turun dan ingin mengambil barang2nya, tapi Tiyo mencegahnya dengan alasan dia yang akan membawakannya, agar Nila mengecek terlebih dahulu rumah pakde nya itu. Sungguh kebetulan dari kesialan beruntun, rumah pakde Nila sepi tanpa ada orang yang menyahut. Nila sudah mengetuk pintu dan memencet bel berulang kali tetapi tidak ada respon, mencoba menelfon nomor bude nya, ternyata budenya sedang berada di luar. Mereka sekeluarga baru pulang besok siang. Setelah mengetahui itu, Nila beralasan bahwa dia akan menginap di rumah teman cewe SMA nya dulu. bude nya mengiyakan.

Nila menghampiri Tiyo dan memberi tahu semua yang terjadi, seolah2 Tiyo sudah mengharapkan ini terjadi. Tiyo langsung mengajak Nila untuk menginap dirumahnya.
Awalnya Nila menolak, tapi Tiyo meyakinkan Nila, karena istri Tiyo pasti setuju untuk menolong teman lama Tiyo di SMA dulu.
Akhirnya Nila setuju dan Tiyo langsung membonceng Nila menuju rumahnya.

Sesampainya dirumah Tiyo, Tiyo segera membawa semua barang Nila masuk kerumahnya.

"Mas, rumahnya kok sepi, dimana istri anak mu. gak dibangunin dulu ta?" tanya Nila

"Gak usah, mereka pasti udah tidur nyenyak, udah jam segini juga kasihan kalo mereka ku bangunin. ini kamar tamu, kamu tidur disini ajah ya. dan maaf kunci pintunya gak bisa, efek jarang dipake kamarnya" ucap Tiyo sambil menaruh barang2 Nila di kamar itu

"Makasih banyak ya mas, aku sangat terbantu."

"Iya gapapa, sama-sama. Btw ku ambilkan minuman dan cemilan, minimal buat ngurangi rasa haus dan capek tadi udah jalan jauh dari terminal"

"Aduh ngerepoti banget mas, gausah mas"

"Udah gapapa, kamu kan tamu disini. Kalau mau mandi itu pintunya, kamar tamu ini ada kamar mandinya sendiri soalnya, entar minuman sama cemilan ku taruh sini ya Nur 'nunjuk meja samping kasur'."

Nila mengangguk, Tiyo keluar dari kamar.
Nila menutup pintu lalu bersiap untuk mandi. Setelah mengecek pintu kamar mandi, Nila bersyukur masih ada penguncinya.
Bersiaplah Nila mandi untuk menyegarkan diri setelah hampir seharian diatas bus.


Sembari membersihkan tubuhnya, Nila mendengar ada suara orang masuk ke kamarnya. dan terdengar Tiyo memberi tahu bahwa minuman dan cemilan udah ditaruh di meja.
Nila menyahut "iya mas", dan mendengar suara pintu kamar yang ditutup.
Segera Nila menyelesaikan mandinya. Memakai piyama dan merebahkan diri diatas kasur. Sebelum dia terlelap, Nila menyempatkan diri meminum teh hangat dan memakan beberapa cemilan yang sudah diberikan Tiyo untuknya.

Beberapa menit selanjutnya Nila terlelap.

Satu jam berlalu, Nila tiba2 terbangun, merasa gerah di sekujur tubuhnya, segera berlari menuju kamar mandi dan dia mencoba untuk pipis, tapi tidak bisa keluar. Rasa kebelet nya ternyata bukan rasa ingin pipis, tapi rasa yang lain, itilnya membengkak, Nila mencoba meraba nya setelah menyiram dengan air, alhasil Nila merasakan rasa setrum yang hebat. Nafsunya bergejolak, Nila segera menanggalkan semua bajunya dan mengambil posisi colmek diatas kasur. Tanpa Nila sadari, Tiyo sudah ada didalam kamar itu.
Nila yang sudah memulai ritual colmek, tidak bisa lagi menghentikan gerakan jarinya. Meskipun dia sekarang menyadari Tiyo yang menaiki kasur dan mendekatinya dalam kondisi sudah telanjang.
Nila mendesah sembari berkata...

"Mas jangan mas, ingat istri dan anakmu"

"Tenang ajah, rumah ini hanya ada kita berdua kok, sini aku bantuin kamu biar keluar" ucap Tiyo yang sudah melepas semua pakaiannya.

Tiyo meraih selakangan Nila, membukanya semakin lebar, mulai menjilati meki Nila dan memasukkan jari ke lubangnya.
Nila yang sudah kepalang nafsu, tak lagi sadar dia sedang dipermainkan Tiyo. Hasratnya sudah menutupi akal sehatnya. seperti yang sudah2. Nila masih cukup bodoh untuk tidak berhati2 terhadap minuman yang diberikan kepadanya oleh lelaki di sekitarnya. Jelas minuman itu sudah dicampuri obat perangsang dan sejenisnya,

Tiyo menjilat menyedot semua bagian meki Nila, dari bawah ke atas, lipatan meki, itil, semua dilahap habis oleh Tiyo.
Nila meracau mencoba menutup mulutnya dengan tangan, tapi dengan cepat, Tiyo memposisikan Nila 69 dengan dia berada dibawah Nila.
Sembari Tiyo melahap habis meki Nila, Nila pun mulai meraih kontol Tiyo, mengocoknya perlahan dan menghisapnya.
Nafsu sudah memenuhi pikirannya. Nila mulai menjepit kepala Tiyo dengan paha nya, menekan meki nya di muka Tiyo. Melihat meki Nila yang sudah becek.
Tiyo segera merubah posisi lagi, sekarang dia menindih Nila. Sambil menggesek2an kontolnya di meki Nila yang hangat dan becek. Tiyo melahap tocil Nila, menggigiti lehernya, dan melumat bibir Nila.

Nila mulai memohon untuk Tiyo menyodokkan batangnya yang sedari tadi hanya di gesekkan denga itil Nila.

"Ahh mass, buruan masukin, ayo masukin jangan di gesekin doang mas"

"Okey, Nur... nih, uhhh mantap sekali mekimu ini, masih sama kayak dulu.." ucap Tiyo sambil menusuk kontolnya kedalam meki Nila

"Ahhh mas, udah mentok, goyangin, cepat. Ahhh aku pingin pipis"

"Emang dasar lonte kamu ini"

Tiyo menghajar meki Nila dengan goyangan kasar. Keringat menetes, liur bercampur, kontol dan meki bergesekan, suara becek bergema dikamar itu.
Suara reot dari kasur ikut meramaikan genjotan Tiyo kedalam meki Nila.


Nila mendekap tubuh Tiyo, melahap mulut Tiyo, ciuman panas yang dirasakan Tiyo sangat ganas dan hampir membuatnya kehabisan nafas.
Genjotan Tiyo semakin cepat dan keras, Nila melenguh menahan rasa nikmat dari sodokan kasar Tiyo, meki mulai menjepit meremas batang kontol Tiyo didalam mekinya.
Tiyo merasa Nila sudah bergetar klimaks, akhirnya membenamkan kontolnya dalam2 dan mengencrotkan semua spermanya kedalam meki Nila.
Nila mengunci pinggang Tiyo dengan kedua kakinya, mencegah Tiyo mencabut kontolnya.

"Tahan mas, tahan jangan cabut, ahhh enak... hangat.." ucap Nila sambil terus menjepit meremas kontol Tiyo dari dalam

Kontol Tiyo mulai surut, Nila melepaskan kunciannya. Tiyo tumbang disebelah Nila. terkapar dengan posisi telentang,
Nila dengan sisa sisa kekuatan dari rasa nafsunya, menyedot kontol Tiyo yang tergeletak itu.
Menghabisi sisa2 sperma dan cairan yang menempel di kontol Tiyo


Dini hari itu pun berakhir dengan Tiyo dan Nila tertidur berdua. Esok telah tiba, Tiyo telah hilang dari kamar tamu.
Nila dengan agak kebingungan dengan ingatannya, terbangun dari kasur dan merasa aneh kenapa dia telanjang. mekinya terasa penuh.
Dan akhirnya Nila memutuskan untuk segera mandi, bersiap untuk pergi ke rumah pakde nya.
Kejadian malam itu, hanya Nila anggap sebagai mimpi, karena saat dia mau pergi dari rumah Tiyo, dia disambut oleh istri dan anak Tiyo.
Apakah itu semua hanya mimpi? Hanya Nila dan Tiyo yang tahu,.
Sekali lagi, Devan tak tahu apa yang terjadi. Devan hanya mendapatkan kabar bahwa Nila sudah sampai dirumah dengan selamat,
Nila juga memberi tahu bahwa chat dari/ke Devan akan lebih sering centang 1 karena terbatasnya sinyal.

Devan hanya menunggu dengan sabar kembalinya Nila ke pelukannya yang masih cukup lama.

chapter 10 end


ini hanya awal kepulangan Nila dikampungnya.
ingat. ini hanya awal. cukup banyak event di 1bulan Nila di kampungnya.
Pelaku nya? tidak akan sama. Tiyo tidak akan muncul kembali.


terima kasih yang udah memantau dan menunggu update thread ini.
update cukup telat karena kesibukan di RL jadi mohon dimaklumi :sembah: :sembah: :sembah:
 
UPDATE CHAPTER 11 TERJEDA

mohon maaf bagi para suhu yang sudah menunggu
akhir2 ini saya sedang tidak enak badan, alhasil progress pengetikan cerita terhambat demi pemulihan diri.
:sembah: :sembah: :sembah: :sembah: :sembah:

demi tetap ada update di thread ini akan saya bagikan sedikit side story bonus mulustrasi ....
.
.
.
.
.
.
.

Seminggu telah berlalu, Devan yang kesepian menjalani aktifitasnya dengan feeling hambar tanpa ada Nila.
Meskipun dia tahu Nila memang sulit dihubungi satu bulan ini, rasanya tetap tidak tenang kalau tidak chat dengan kekasihnya itu.

Tanpa diduga2, waktu tengah malam minggu. Devan yang sedang kesulitan memejamkan mata, tiba2 mendapatkan kiriman video dari Nila.

"Mas, maaf ya susah banget buat chat, selain sinyal yang gak stabil, aku disini juga gak bisa ada waktu luang ... aku selalu dimarahi, aku selalu disuruh2, bahkan sekedar aku ingin bermain bertemu temen lama pun dilarang total sama ayahku, pegang hp hanya buat liat tiktok udah di ceramahi berjam2, jadi maaf ya mas sayang. sebagai gantinya aku kirimin yang spesial buat mas" isi pesan Nila kepada Devan


Devan mencoba membalas dengan ketikan "aku kangen kamu dek Nila sayang", tetapi Nila sudah offline kembali, pesan yang diketik Devan hanya mendapatkan tanda centang 1.
tak lama kemudian, ada video masuk lagi dari Nila.


Malam yang henin dan sepi itu, Devan habiskan dengan memutar2 berulang kali video dari Nila.
Mengocok konti nya hingga keluar sudah semua cairan yang tertahan.
Devan terlelap dan terlelap. Mendapatkan mimpi aneh dimana dia melihat di depan matanya ada sosok lelaki berwarna hitam yang menggenjot Nila sampai kacau penampakannya.
Mimpi itu terngiang-ngiang hingga Devan bangun di keesokan pagi. Menganggap hanya sekedar bunga mimpi, Devan mencoba melupakannya.

Masih dan tak akan pernah tahu bahwa mimpinya itu adalah sebagian kecil dari penerawangannya atas kejadian yang di alami Nila.


Bonus chapter end.

 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd