Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Datang memberi nikmat, Pergi tinggalkan kenangan.

Alur cerita (REAL) cukup ada NTR nya. Kira2 suhu mau yang bagaimana?


  • Total voters
    50
  • Poll closed .
chapter 9

Setelah sekian waktu mereka bertiga mempersiapkan diri untuk ronde selanjutnya, akhirnya Nila pun mengambil posisi untuk menaiki Devan.
Nila melucuti semua kain yang menempel dibadannya, merasa lebih lega jika telanjang bulat juga lebih enak untuk pamer ke Mr. Minga.
Diawali dengan kembali menjilati dan membasahi konti Devan yang akan dimasukkan kedalam mekinya,
Nila menikmatinya sembari melihat layar dimana Minga mulai mengeraskan tytyd besarnya.


Minga mulai mengomentari 'dalam bahasa inggris tentunya'
"Oh Nila bitchy ku, cepatlah buat basah dan keras kontolku ini. agar bisa masuk dengan lancar di mekimu itu"

"Ahhh... sluurrpppp... iya mister, aku yang bitchy ini hanya buat kamu" jawab Nila menyepong Devan sambil memandangi Minga.

Selanjutnya Minga menyuruh Nila memamerkan mekinya yang becek, Nila tanpa menolak langsung menuruti Minga seperti budak sex yang tak bisa dikendalikan lagi.
Dengan menaiki Devan sebagai alas, Devan memegang kamera dengan posisi paling pas agar Minga bisa melihat meki Nila secara close up.


"Nah ini dia meki tembam berbulu yang aku suka, sudah siap vaginamu aku acak2 Nila? aku sudah tak sabar lagi" celoteh Minga

Nila yang semakin menjadi, sudah tidak sabar juga untuk memasukkan konti kedalam mekinya yang panas dan becek itu, dengan tergesa-gesa dan secara kasar.
Nila memaksakan konti Devan untuk langsung masuk secara dalam.
Desahan Nila sudah tak bisa ditahan lagi. Seisi kamar hanya terdengar lenguhan kenikmatan Nila.
Dengan masih menatap layar berisi Minga yang mengocok dengan meki mainannya,

Nila mulai menggoyangkan pinggulnya.
Maju mundur, memutar, memompa keatas bawah. Semua itu di sesuaikan dengan gerakan tangan Minga di layar.
Mengimajinasikan bahwa gerakan sextoy itu sama dengan gerakan pinggulnya.

Devan sedikitnya sudah menjadi softcuck, dia hanya diam sembari membuat nikmat Minga dan Nila yang berlarut dalam imajinasi.
Meki yang udah becek, membuat suara erotis. Minga sangat menyukainya.
selain itu, Minga juga sangat suka tete kecil Nila yang bergoyang2 mengiringi gerakan pinggulnya.

"C'mon bitchy, buat aku keluar, hisap kontolku dengan meki kecilmu itu" ucap Minga.


Nila hanya mengangguk, mendesah, dan semakin meningkatkan tempo goyangannya, 30 menit berlalu,
Nila mencapai ujung kenikmatan, menjepit erat dan memeras konti Devan. Bersamaan Nila yang klimaks,
Minga pun mengeluarkan cairan panasnya kedalam meki Nila (sextoy).

Minga selesai dengan kegiatan itu, mengucapkan terimakasih kepada Nila dan Devan yang telah memberikan imajinasi termantap untuknya.
Videocall berakhir. Tetapi Devan yang belum keluar merasa butuh ronde ketiga untuk dirinya sendiri.
Nila terbaring tengkurap karena kecapean, nafasnya sudah tidak terarah, dan sekujur tubuhnya gemetar karena klimaks.

Tanpa basa basi, Devan menyantap Nila yang tergeletak itu dari belakang. Bukan anal, tapi posisi 'face down'.
Dengan bokong Nila yang sintal itu, Devan sangat bergairah menikmati posisi itu.
Konti lokalnya langsung menghunjam meki Nila yang sudah agak mekar setelah ronde kedua tadi.
Sisa2 cairan klimaks yang masih mengalir membuat Devan dengan mudah menggenjot Nila dari posisi itu.


Nila tidak bisa melawan, tubuhnya sudah seperti lemas tak berdaya, dan setiap Devan menggenjotnya, dia merasa seperti tersetrum disekujur tubuhnya.
Mulai hilang akal sehatnya, Nila hanya bisa meremas bed cover dan meracau tak karuan.
Setelah cukup lama Devan menyodok Nila, akhirnya dia bisa mengakhirinya dengan klimaks di meki Nila, menghunjamkan konti nya dalam2.
Nila tersentak untuk sekian detik mendesah lalu sunyi setelahnya, sepertinya dia benar2 sudah 'exhausted' dan kehabisan tenaga setelah memainkan sex kurang lebih 3 jam.

Devan terlentang disamping Nila, dan mengetahui kalau Nila sudah tertidur.
Menarik selimut, Devan menutupi Nila yang sudah terlelap sambil telanjang itu, tak lupa sebelum itu,
Devan mengambil beberapa kali jepret foto tampak Nila yang sedang tengkurap telanjang untuk di post kan ke tel-e-grim.


Sebulan telah berlalu setelah kejadian itu, dan sejak saat itu Devan dan Nila belum lagi berhubungan intim.
Hanya sekedar kencan dan jalan seperti biasa, tetapi setiap waktu, baik saat bertemu ataupun chat, Nila semakin antusias dalam membahas kebinalannya.
Nila sering kali menjelaskan fantasinya, yang ingin di puja2 cowok, dijadikan bahan colian, dia merasa dikagumi meski dalam hal sex, telah membuatnya semakin PD dalam kesehariannya.
Rasa frustasi, depresi, dan stressnya berangsur-angsur berkurang. Kecenderungannya untuk 'self harm' juga mulai menghilang.
Devan sangat bahagia mengetahui hal itu. ternyata apa yang dilakukannya membawa dampak yang cukup baik untuk kesehatan mental Nila.

Meski sering kali masih mendapatkan gangguan mental dari lingkungan kampusnya seperti bully, ataupun penekanan sikap dari orangtuanya yang sedang berada jauh darinya.
Nila perlahan lahan menunjukan sikap yang semakin kuat.
...
..
.
Beberapa bulan kemudian. Bulan puasa kedua dalam hubungan mereka telah terlewati. Kali ini Nila harus mudik pulang, karena tahun sebelumnya Nila beralasan ada kesibukan kampus sehingga tidak bisa pulang. Alasan yang sama atau yang lain tidak akan mempan, karena ayahnya sudah membentaknya di telfon dan memerintahkan Nila harus pulang kampung diliburan hari raya kali ini.
Dengan sangat berat hati Nila mengiyakan perintah ayahnya, Devan memberikan support agar Nila bisa tetap bisa menjaga kesadaran mentalnya. Menjanjikan bahwa dia akan menunggu Nila kembali.
Nila tak perlu takut Devan pergi karena Devan akan terus ada di sini. Meski nantinya berjauhan, dan komunikasi akan cukup sulit mengingat sinyal di rumah Nila sangat terbatas. Tetapi Devan tetap berjanji, jika Nila kembali nanti, Devan akan menuruti semua permintaan Nila.

Nila tersenyum, menandakan rasa percayanya kepada Devan.

Hari kepergian telah tiba. Devan mengantarkan Nila ke terminal, Nila menaiki Bus menuju kampung halamannya. Devan menemani hingga benar2 bus yang dinaiki Nila hilang dari pandangannya.
Devan menguatkan hati karena akan lost kontak selama sebulanan dengan Nila, meskipun bisa chat, tapi sangat terbatas waktunya seperti yang Nila ceritakan.

Sebulan bukanlah waktu yang sebentar untuk menanti, tetapi Devan hanya bisa bersabar dan menunggu kembalinya Nila.

Disaat itulah terjadi hal yang tidak pernah Devan tau. Nila menyembunyikan hal itu dari Devan.
apakah hal yang dimaksud?


chapter 9 end

next chapter akan fokus pada kejadian dan kehidupan Nila selama dikampung halamannya.
persiapkan kopi susu, rokok, dan cemilan anda.
karena akan cukup menggeregetkan...


terima kasih yang sampai saat ini masih memantau story ini. tinggalkan like dan komen agar semakin rame thread ini :sembah: :sembah: :sembah:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd