Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT DAL SEGNO SERIES

Bimabet
jiakakakakaaaaa :lol:

takut ke gap sm emak ,panik habis wewew


semacam panik saat ada rajiah satp*l pepeh dihotel melatih :D

dilanjutkan atuh mang

:cendol: sent
 
Setelah berjuang dengan melahap 20 sec hug dlm 1 hari kejawab sudah sang anak bandar kain
 
dan anak bandar kain itu adalah Teh viooo :cup:
Warbyasaah.. Mastah BeHa
Dari abis sahur sampe mau takbiran baru kelar saking penasaran nubi :capek:
BTW hu ga ada THR update nih? :stress:

Semua akan update disaat bapak ibu pns mulai bekerja :ha:
 
Hayo kang del segno naik ke pejawan kudu update siah bisi katusuk ditukang :pandajahat:
 
mohon perhatian
beberapa saat ini cerbun ini akan update
bagi pembaca yang sudah menukar tiket dipersilahkan menuju antrian untuk diundi bingo nya :ha:
 
Bimabet
D A L S E G N O
part 4






===Pov Author===

"sebentar mih, Carol lagi di kamar mandi" Caroline dengan cepat mengambil handuk dan mengambil semua pakaian dirinya serta Angga yang berserakan dilantai, melemparkannya ke dalam kamar mandi dan mendorong tubuh kekasihnya itu masuk kedalamnya.

Pintu terbuka, mamih Caroline memandang heran kearah anaknya .

"jam segini baru mau mandi kamu? awas sakit lho" Caroline hanya tersenyum dan berharap mamihnya tidak memeriksa keadaan kamar yang berantakan apalagi kamar mandi, demi apapun jangan. Namun mamih Caroline hanya menenteng satu tas mini kaktus dan berlalu ke ujung rofftop, menyimpannya dengan apik kemudian berlalu, tapi entah kenapa mamih Caroline berbelok ke kamar Caroline.

“aduh gawat…” batin Caroline.

"Carol, kamar kamu berantakan, beresin, mana bau telor asin lagi, jijik mamih, masa anak gadis kaya gini joroknya" mamih Caroline hanya melihat sebentar untunglah tidak menuju kamar mandi.

"iya mih abis mandi Carol bersihin" mamih Carol beranjak menuju bawah, pintu kembali dikunci. lalu bagaimana nasib Angga?

“Angga ? are you ok ?”

“hmmphh, mmhhiyaa….”

“angga lagi ngapain ?”

“sikat gigi ahahha….”

“aduh kamu ya, dari tadi ?”

“ga kok baru aja, pinjem sikatnya yaa…”

“ah dasar kamu, Angga aku juga gerah buka pintunya aku mau mandi…”

“ok, sini masuk….”

Angga menarik lengan Caroline yang masih memakai handuknya tanpa ada sehelai pun pakaian yang membalut tubuhnya. Caroline melepas handuk dan menyalakan shower air hangat, membasuh tubuhnya yang putih khas keturunan, membersihkan Vagina miliknya dari keringat persetubuhan, dan pemandangan ini membuat Angga kembali turn on. Bagaimana tidak, usia Angga masih begitu muda dengan gairah yang begitu dahsyat. dipeluknya Caroline, ikut menikmati air hangat dari shower, Caroline mengambil shower bath dan sedikit gel mandi, membasuhkannya ke dada Angga yang baru ditumbuhi sedikit bulu. Angga melakukan hal yang sama di dua gundukan dada Caroline yang terhitung besar untuk wanita keturunan sepertinya. Dengan badan yang ramping, ukuran dada Caroline bisa dibilang tergolong cukup besar. Tangan Angga mulai menuju arah bawah ke selangkangan Caroline, membersihkan Vagina gadisnya yang masih berbulu halus dan kesibukan Angga itu membuat Caroline gelisah.

"Angga, kamu mau lagi ya? maaf jangan sekarang ya, masih perih, kita pelukan saja ya?" Caroline memelas.

Angga memaklumi sesi melepas virgin tadi membuat kekasihnya itu sedikit menderita. dia tidak bisa memaksa Carol jadi dia hanya memeluknya menyabuninya dan membilas. keduanya keluar kamar mandi dengan pakaian lengkap.

“Angga, jangan tinggalin Carol…” kata Carol sambil memeluk Angga.

“iya, pasti….”

“Angga, hati-hati di jalan…” Carol mencium bibir kekasihnya itu.

“iya….”

“Angga, kamu ga boleh sakit….”

“eh…iya jangan khawatir”

“Angga” panggil Carol lagi.

“Carol sudah, aku baik-baik saja kok, kamu yang harus jaga diri, jangan sakit dan selalu bahagia ya….”

“Carol bakal bahagia selama masih bisa sama-sama Angga…” Carol mengecup Bibir Angga lagi.

“aku bakal lakukan apa saja untuk bisa bersamamu selalu….” Kata Angga.


Pelukan keduanya hanya untuk perpisahan malam ini, baik Angga maupun Carol berharap keduanya masih bisa terus bersama. Angga hanya memeluk Carol selama 20 detik di dekat tangga rooftop untuk kemudian turun tergesa-gesa menuju motornya dan meninggalkan kekasihnya dengan segala kenangannya.

===Roftop Caroline===

"adeek….adekk bangun woyy sudah siang" ketukan pintu menuju rooftop dan juga kamaar Caroline begitu nyaring, Caroline terbangun dari tidurnya, membuka pintu kamar untuk kemudian membuka pintu luar.

“koko, baru pulang ?” tanya Carol saat dilihatnya koko nya berada di depan pintu.

“iya, nih buat adek…” kata David sambil memberi bungkusan plastik.

“apa ini koh?” Carol bertanya pada koko nya sambil mengaduk-aduk isi bungkusan.

“baju hangat, scraft pokonya yang bisa bikin kamu nyaman dek, akhir-akhir ini kamu sering sakit kalau kena angin berlebihan kan?”

“asikk makasih koh, tumben baik banget hihihi…”

“hadah kapan koko ga baik sama kamu coba? koko yang lindungin kamu dari kecil, sampai sekarang juga koko jagain kamu, apalagi dari si Angga keparat…itu”

“koko ! jangan panggil Angga gitu ah…”

“cih ! ga perduli, koko masih tetap ga suka sama si keparat itu sampai kapanpun…”

“koko, makasih sudah sayang sama Carol, coba maafin angga ko, angga ga salah apa-apa, Carol tidak ada paksaan buat suka sama angga, Carol yang sayang beneran sama angga…”

“Caroline ! sudah, koko ga mau bahas ini lagi, yang penting kamu tetap sehat dan itu pakai, cukup itu saja sudah bikin koko senang…”

“eh koko sudah ngopi ?”

“belum…”

“yuk Carol buatin kopi yuk, kita duduk disana (menunjuk sofa di rofftop) sambil ngopi, tunggu ya…”

“boleh, thanks…”

Caroline bergegas menuju dapur dan meracik kopi aroma dengan cara seduh biasa, ditambah sedikit gula merah membuat aroma kopi semerbak memenuhi ruangan. Dua cup kopi tersaji di meja kecil samping sofa rofftop, koko Caroline nampak sedikit bersemangat oleh perlakuan manis adiknya.

“hmmm wangi, kamu pinter racik kopi dek hehe thanks ya…” kata David sambil menyeruput kopi bikinan sang adik.

“ah biasa aja kok, cuman tinggal seduh aja…”

“no no no, you punya passion di bidang kopi, kalau diluar sana you sudah jadi peracik, dan itu bagus buat bisnis keluarga ahahha daripada mijitin piano mulu…”

“hmmm, punya kedai kopi kayanya asik ya ko…”

“hmmm boleh boleh, nanti kita bikin ya dek, dengan merk nama kita aja, narsis dikit lahhh ahahaha….”

“owh berarti Caroline coffee shop bagus tuh….”

“ngawur ,nama ay mana coba ?”

“nama koko ga enak disebut wkwkw terlalu lokal ahahaha…” sindir Caroline sambil tertawa.

“lha masa david lokal? pake nama keturunan sajalah, yu xian ha & Carol coffee shop, kan jadinya berasa tionghoa eropa wkwkwkw….”

“apaan david? itu cuman panggilan temen-temen koko aja ah, ngaku dehh coba cek KTP nya mana wkwkwk…”

“halah gara gara si mamih nih kasih nama lokal buat bikin ktp yang kerenan dikit napa, ya udah ay suka ngakunya nama david biar kerenan dikit hehe…”

“wkwkw ya udah inisialnya aja biar ga kepanjangan ya koh buat nama coffee shop nya

“ahahhah cafenya belum ada kita udah mimpi ajaaa…”

Siang itu Caroline begitu akrab dengan kakaknya yang memang menyayangi Caroline sedari kecil, mungkin anggapan kakak Caroline kepada Angga hanya jadi penghancur garis keturunan keluarga saja , entahlah.

“habis nih kopinya , hmmm koko mau pergi dulu…” kata David beranjak dari Sofa.

“mau kemana ko? baru juga dateng, ga capek ?”

“ga lah, Jakarta - Bandung doang, cemen , koko mau ke si koh kent”

“ngapain? Bikin tatto?”

“yo i, biar keren kaya ekin cheng ahahahah…”

“ihhh bilangin mamih lohh…”

“sstt ah, awas kalo bilang- bilang, getok tuh pala…”

“tuh kan curang, aku aja jalan sama angga koko bawelnya parah sama mamih ih awas…”

“itu sih beda, emang harus dihajar tuh si Angga…”

“udaah ahh, sana pergi serah koko aja, mau di tatto batik cirebon di punggung juga terserahhh…”

“wahh boleh juga tuh mega mendung di bahu ahahahah, yuk duluan….” Pamit Si David.

Beberapa saat kemudian terdengar suara motor 2 tak meninggalkan ruko kediaman Caroline dan keluarganya, Caroline melihat asap mengepul berlari cepat dari motor kokonya sambil menghabiskan sisa kopinya di rooftop, kemudian berlalu mengambil HP nya dan menelfon Angga.

“siang sayangg….”

“zzzz…yaaa Carol…hmmm”

“bangun sayangg sudah siang hihihi…”

“hmmmm…”

“Angga, Carol juga baru bangun nih, udah ngopi, Angga bangun dong sayang, ngopi dulu biar ga bego kalau kata kamu mah ahahhaha…”

POQmmJqR.jpg

“iyaa zzzzzzz…”

“Raden Angga Kusuma ! Bangun !”

“aww, iya iya Carolineeee iyaa aku bangun…”

“hihihi…”

“aku ngantuk sayaang….”

“aku juga, tapi aku sudah bangun, kamu ngopi dulu deh biar ga "boloho" (bego)”

“iyaa iyaaa…”

Siang itu Angga memang bangun dengan badan serasa remuk, pengalaman pertama dan menegangkan yang terjadi semalam membuat tubuhnya pegal, beruntung hari itu dia tidak ada kegiatan yang terlalu penting. Sore menjelang Angga masih sering bertukar sms dengan Caroline. Dia tidak bisa lepas darinya bahkan untuk 30 menit saja, begitupula sebaliknya, Caroline selalu menghubungi Angga dan menanyakan kabar dirinya setiap saat. Mulai dari mengingatkan makan hingga beribadah, Caroline lebih perhatian semenjak malam itu. Keduanya kini diliputi perasaan tidak ingin kehilangan satu sama lain.

===Tangkuban Parahu, 13.00 WIB beberapa minggu setelah malam pertama===

===Pov Angga===

Kabut tipis menaungi kawah ratu yang merupakan kawah terbesar di kawasan tangkuban parahu Bandung Barat. Para penjual souvenir terlihat berlalu-lalang menawarkan barang dagangannya. hari ini bukan hari yang spesial bagi Caroline ataupun aku, hanya merayakan kekosongan jam mata kuliah, aku membawa sedikit bekal makanan yang kubeli dari depan kampusku, soft drink dan coklat favorit Caroline. Bangku kayu diantara deretan pohon kering khas tanah vulkanik menjadi pilihan kita berdua .

"seakan melayang, aku sangat damai berada di tempat ini, apalagi bisa memeluk kekasihku dengan tenang tanpa ada yang bisa mengganggu" Caroline menggumamkan kata-kata tersebut sambil merapatkan kedua tangannya di dagu sambil memejamkan mata.

Sementara aku yang ada disampingnya hanya tersenyum dan kembali menikmati pemandangan alam berupa gugusan kabut yang bergerak cepat memenuhi kawah ratu, beberapa saat kemudian kabut itu terkuak oleh angin dan lenyap di udara, dan sekarang terlihatlah keseluruhan kawasan kawah ratu ditambah matahari yang membentuk komorebi di pohon kering yang menaungi kami.

“Angga, kalau nanti lulus kuliah angga mau kerja ?”

“ga tau juga sih, pengennya buka kedai kopi saja ahaha….”

“ahahha, cocok tuh ga apa-apa sih Carol mah, nanti kedainya samping-sampingan sama tempat les piano punya aku hihihi, Angga juga boleh ikut jadi guru disana kok…”

“hehe iya iya, eh sempet aku denger kamu mau lanjut kuliah ke luar negeri ?”

“pengennya sih, tapii uhuk uhuk (menutup mulutnya dengan scraft hijau muda di lehernya ), ahahha dinginn nih jadinya batuk, iya sih pengen tapi takutnya fisik Carol drop kalau tinggal di luar negeri…”

“hmmm beneran cuman karena dingin ? belakangan kamu sering sakit say” kataku sambil membetulkan scraft yang terkoyak.

“uhuk uhuk, mudah-mudahan cuman karena dingin ya hehe” kata Carol sambil merangkulku.

Hari semakin panas walau udara masih terasa dingin menusuk, akhirnya kami berdua memutuskan turun gunung melalui jalan berkelok dan hutan lindung dengan suasana sunyi, hanya suara knalpot f1zr ku saja yang menyalak nyaring di setiap tikungan, melewati kota lembang dan akhirnya berhenti tepat di depan kampus Caroline.

"Angga, soal kedai kopi tadi aku serius lho, mmm tapi sebenernya aku ada rencana buka sama koko aku, tapii ah ga tau aku malah jadi galau, aku bahagia lihat koko aku antusias perihal kedai kopi, tapi aku juga ingin selalu ada di sisi kedai kopimu nanti ahahahah"

Caroline memegang tanganku tanpa memperdulikan serombongan mahasiswi yang melihat aneh kepada kami, wajarlah soalnya kampus Caroline dipenuhi warga keturunan sepertinya, jadi pemandangan yang tidak lazim kala itu bila melihat seorang teman mereka bermesraan dengan manusia lokal sepertiku.

“Carol, apapun yang kamu suka, lakukan, jangan hanya terpaku kepadaku, sebaliknya aku yang akan selalu menyesuaikan kepadamu, kalau mau sama koko mu ya jalanin saja, aku mah gampang lah, kamu tahu kan aku kaya gimana"

Aku memeluk pinggang Caroline dan Caroline mulai mengelus rambutku, aku yang dari tadi duduk diatas motorku sama sekali tidak memperdulikan sekitar, ketika Caroline mendekatkan dahinya ke dahiku secara reflek aku mencium bibirnya, aku kira Caroline akan marah soalnya ini tempat umum, namun yang dilakukannya kemudian membuatku terperanjat, Caroline malah membalas kiss dengan penuh gairah, tidak lama namun cukup membuat riuh para mahasiswa yang sedang duduk duduk di bangku pedagang minuman botol.

"nyari kamar broo ! kampus nih kampuss" satu mahasiswa berambut gondrong dan bermata sipit berteriak lantang kemudian tertawa disusul suara tawa teman-temannya bahkan ada yang bersiul kencang.

Aku menoleh ke arah mereka dan hanya nyengir saja sambil memberikan tanda damai dua jari, peace ah . Caroline pun tertawa kemudian kembali mengecup keningku dan pamitan pulang dan berlalu menuju parkiran mobilnya.

Haus, bukan disengaja tapi memang aku haus, aku menghampiri kumpulan mahasiswa yang tadi menertawaiku.

"mang teh botol satu" aku meneguk teh botol sampai habis .

" lu cowoknya Carol bro? anak kampus mana lu?" mahasiswa gondrong tadi tampak antusias dengan pertanyaannya sendiri.

"oh sayah mah di kampus negeri yang di taman sari sana bray hehe" aku kembali memesan botol kedua, haussss.

"keren…keren dah, baru kali ini gua liat ada cowok kaya lu berani macarin cewek macam Caroline ahahah, salute" dia mengangkat minuman colanya.

"hehe, nekad aja sih, gua tau pasti risih tapii ya gimana lagi lah, udah sayang akunya sama Caroline" kembali meminum sebotol teh dingin.

"semoga lancar aja bro, tantangan loe keluarganya sama lingkungan hehe, eh bro itu kayanya scraft Caroline deh ttuhh yang ijo-ijo deket bangku parkiran" si mahasiswa menunjuk kain hijau muda yang tergeletak begitu saja di dekat bangku parkiran yang letaknya bersebrangan dengan posisi kami.

"oh iya tadi dia pake sih, bentar aku ambil dulu" aku sedikit berlari menuju tkp kemudian memungut kain hijau tersebut, sambil melipatnya aku mencium aroma kain ini, hmmm memang wangi tubuh Caroline yang kuhirup, tidak salah lagi, scraft hjau muda ini memang miliknya. Aku kembali ke tempat pedagang minuman, memasukan scraft itu ke travel bag ku dan menelfon Caroline namun tidak diangkat, mungkin dia masih nyetir di jalan, nanti sajalah.

"bray gua duluan yah" aku berpamitan kepada si gondrong.

"ok bro, awas lo kalo cipokan lagi di kampus gue ahahah gue laporin satpam biar digerebek lu ahahah"

"kalo ke gep satpam paling dikawinin bray, ahahah malah seneng gue" aku menepuk bahu si gondrong.

"udah ah, duluan ya"

Hanya si gondrong yang mau menerimaku dan sekedar berbicara kepadaku , temannya yang lain tidak bereaksi positif sama sekali , bodo amat lah ahahaha.

***

Air ini sungguh segar ahhh, aku bisa tidur nyenyak bila sudah mandi seperti ini, hmmm apa ya? aku hanya punya satu komik untuk kubaca malam ini, ah sudahlah tak apa, mengurung diri di kamar ditemani Kaset "mocca" album diary membuat petangku sungguh nyaman, belum lagi segelas kopi arabika terbaik dari pabrik kopi aroma yang sangat membangkitkan mood ku, eh ada yang lupa, aku belum kontak Caroline.

Mencari cari HP ku yang terselip entah dimana, aku mulai mencari kontak Caroline setelah menemukan HP ku di tumpukan baju kotor.

“halo Caroline?”

“mmhh iya angga”

“Carol ? baru bangun tidur ?”

“iya hehe, tadi pas pulang capek banget, aku langsung ketiduran”

“ooh pantesan, eh ini scraft kamu jatuh tadi di parkiran”

“oh ya ? mmmhh oh iya ga ada ternyata, aku belum ganti baju langsung tiduran, pantesan berasa dingin leherku…”

“aku simpen aja dulu ya, nanti kalau ketemu baru kamu ambil”

“iya, eh angga ... uhuk ! uhuk !”

“Carol ? are you ok ?”

“..............................”

“Carol ? heiii”

“…….”

“ca......”

“iya angga, maaf tadi aku ambil air minum dulu, ahhh lega...kenapa tiba-tiba batuk ya, dingin kali, uhuk...uhuk”

“ya udah kamu ganti baju terus istirahat, kalau punya obat ya diminum biar besok fit lagi”

“baiklah, maaf yaa…”

“kenapa minta maaf ?”

“aku ringkih akhir-akhir ini, gampang sakit, padahal aku suka banget di bonceng sama kamu dan keliling kota hehe”

“ah kamu say, udah sekarang istirahat ya…”

“iya, bye Angga, miss you”

“bye…….”

===Author Pov===

Lampu lampu rooftop kediaman Carol masih belum menyala, padahal hari mulai gelap, sayup sayup terdengar suara batuk sang gadis terhempas oleh angin malam yang dingin menusuk.

“uhuk uhukk, ahh kenapa aku ini ? malah sekarang kepalaku sakit sebelah uhuk uhuk !” Caroline berusaha menggapai gelas minumnya kemudian meneguk air putih itu perlahan namun.

"uhuk ! uhuk hoeekk !" seperti tersedak Caroline menghentikan minumnya, nafasnya tampak tersengal, apakah tadi dia memuntahkan sesuatu? Caroline menyimpan gelasnya di meja, merapatkan tangannya di dada, menunduk dan mulai menangis dengan suara pelan.

TN0CQ6wB.jpg
Bersambung…….

|

|

|

Tenggelam aku di rupamu

Terpaut rindu yang tersemu

Tak ada ruang yang tersiksa dalam sendu oooooo

Tersimpan mata sangat sayu rayu mengadu kuinginkan tandamu

Bayangmu ingin kucumbu tapi tersapu oleh sadarku

Nyatamu kian merayu terbius aku hingga membuatku

Tapi ku terharu kau terpaut oleh waktu




diedit ulang oleh @CrimsonArmored1686
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd