Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kira-kira apa ya pekerjaan sehari-harinya Risma

  • Ibu Rumah Tangga

    Votes: 38 37,3%
  • Guru

    Votes: 57 55,9%
  • Pegawai kantoran

    Votes: 19 18,6%
  • Risma

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Nuri

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Usy

    Votes: 0 0,0%

  • Total voters
    102
  • Poll closed .
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Lanjut tipis aje ye...

Suasana dirumah Risma yang tadi terdengar begitu gaduh kini malah sepi. Hanya deru nafas yang terdengar dari lima orang yang kini terlihat sangat kelelahan.
Pak Wawan begitu tak berdaya diatas sofa, dirinya tak mampu memindahkan Bu Usy yang berada diatas tubuhnya, bahkan kontolnya yang layu masih tetap berada didalam memek ibu guru semok itu.
Begitu pula dengan keadaan Risma yang tidur tengkurap diatas karpet berbulu diruangan itu. Ia hanya bisa terengah-engah mencari udara untuk bernafas dibawah tindihan Pak RT yang masih menancapkan batang kontolnya dilubang pantatnya.
Sementara Kang Ujang, ia hanya bisa tersenyum kelelahan sambil duduk di sofa masih dalam keadaan telanjang.
Hingga suara pintu yang terbuka mengagetkan semua yang berada didalam ruangan tersebut.
Pak RT, Pak Wawan, Kang Ujang, Bu Usy dan juga Risma benar-benar membisu. Mereka lupa mengunci pintu, hingga sesosok perempuan dengan wajah yang terlihat begitu marah telah berada didepan mereka berlima.

"Dasar manusia-manusia bejat kalian...!". Ucap sesosok wanita yang tengah berdiri didepan pintu dengan muka memerah emosi dan marah.

Pak Wawan yang mengenali sosok wanita itu dengan reflek mendorong Bu Usy yang tengah berada diatas tubuhnya. Ia segera menghambur menghampiri wanita tersebut dan menarik tangannya.

"Mma...Mamah, kok bisa kesini...?". Tanya Pak Wawan sambil menarik wanita itu kedalam rumah.

Ternyata wanita itu adalah Bu Yuni istri dari Pak Wawan. Wanita yang terkenal pendiam dan tak banyak bicara itu kini sudah memergoki suaminya menyetubuhi wanita lain.
Rupanya saat tadi Risma duduk dipangkuan Kang Ujang diteras rumah, Bu Yuni telah memergokinya. Ia yang hendak pergi ke pengajian rutinnya dan melewati rumah Risma tak sengaja melihat Risma yang begitu berani mencumbu Kang Ujang didepan Pak RT dan juga Suaminya.
Ia lalu mengintip kegiatan Suami dan kawan-kawannya didalam ruangan tamu rumah Risma tetangganya.

"Udah pah... jangan banyak tanya, mamah udah lihat semuanya... mamah udah lihat kelakuan kalian sama lonte-lonte ini... bejat kelakuan kalian semua...!". Ucap Bu Yuni dengan nada penuh amarah.

Namun, tanpa kelima orang itu ketahui jika kini Bu Yuni merasa begitu birahi. Mengintip kelakuan suami dan kawan-kawannya ketika menyetubuhi Risma dan Bu Usy telah membangkitkan gairahnya. Namun demi harga diri, ia akhirnya menutupi gairah itu dengan amarah.
Ia sebenarnya iri dengan kenikmatan yang didapatkan oleh Risma dan Bu Usy. Ia iri bagaimana suami dan dua orang kawannya berebut untuk menyetubuhi dua ibu guru tersebut.
Ia begitu iri ketika lubang-lubang dari kedua wanita itu dijejali kontol berulang kali, dan ia pun iri ketika dua wanita itu menjerit nikmat karena berulang kali mendapat klimaks.

"Apa yang kurang dari mamah, pah...?". Kembali Bu Yuni bertanya kepada Pak Wawan suaminya yang kali ini hanya bisa menunduk dan diam tak bisa menjawab pertanyaan dari istrinya.

Tak mendapatkan jawaban dari suaminya, Bu Yuni kini berjalan menghampiri Kang Ujang yang tengah duduk menunduk dengan masih dalam keadaan telanjang.
Didepan Kang Ujang ia membuka kancing baju gamisnya hingga memperlihatkan payudaranya yang masih terbungkus BH warna krem khas dari ibu-ibu paruh baya.
Tanpa disangka Bu Yuni mengangkat cup BH-nya hingga payudaranya yang besar menggantung dihadapan Kang Ujang. Ia lalu menarik tangan Kang Ujang dan mengarahkannya untuk menyentuh payudaranya.

"Apa susuku sudah gak semenarik guru-guru lonte itu kang?". Kembali Bu Yuni bertanya. Kali ini terhadap Kang Ujang yang kini sudah mulai berani menggerakan tangannya meremas payudara istri Pak Wawan.

Kelakuan sang istri membuat hati Pak Wawan begitu geram. Namun ketika ia hendak melangkah mendekati sang istri, kembali Bu Yuni membentaknya.

"Diam disana pah... kalau papah bisa menikmati ngentotin Bu Risma dan temannya ini, Mamah juga mau menikmati memek mamah dimasuki kontol bapak-bapak ini...!". Bentak Bu Yuni terhadap sang suami yang sontak saja membuat kaget semua yang tengah berada diruangan tersebut.

Pak RT yang juga mendengar perkataan dari istri Pak Wawan itu akhirnya bisa tersenyum lega. Ia lalu beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Bu Yuni. Dari arah belakang ia merangkul istri dari teman sekaligus tetangganya tersebut.
Dalam sekejap Pak RT dan Bu Yuni sudah terlibat ciuman yang panas yang membuat Pak Wawan begitu lemas tak bisa berbuat apa-apa.
Momen itu dimanfaatkan Kang Ujang untuk melucuti pakaian Bu Yuni. Kini terlihat adegan panas diatas sofa diruangan itu, dimana Bu Yuni dengan tubuh semoknya tengah bersandar didada Pak RT yang dengan begitu gemas sedang melumat bibirnya serta tangan yang meremas payudara besar dan kenyal milik istri Pak Wawan tersebut.
Kang Ujang tak mau kalah, ia membuka lebar selangkangan Bu Yuni hingga memek berbulu lebat itu memperlihatkan lubang kenikmatannya yang walaupun sudah terlihat longgar namun masih begitu menggoda dan menggairahkan.
Suara erangan Bu Yuni tertahan oleh lumatan Pak RT di bibir tebalnya ketika Kang Ujang mendaratkan lidah panasnya dibelahan memek miliknya.
Semua adegan panas itu disaksikan oleh sang suami yang kini tengah duduk diatas sofa diapit oleh dua wanita yang tengah menggesek-gesekan payudara kenyal dikedua lengannya.

"Oooohhh... Pah... Mamah bucat Pah...ahhh...ahhh...!". Erang Bu Yuni mendapatkan orgasme hasil dari kocokan dua jari tangan serta jilatan lidah Kang Ujang dimemeknya.

Tak lama berselang, Bu Yuni menyuruh Pak RT dan Kang Ujang berdiri di kiri dan kanannya, menodongkan dua batang kontol berurat dihadapan wajahnya.

"Pah...ahhh...hmmmm...lihat mamah nyepong kontol temen papah...hmmm...nikmat loh pah...hmmm...ahhh...hmmmm...!". Ucap Bu Yuni agar mendapatkan perhatian dari suaminya ketika ia dengan lihai melumati dan mengulum kontol Pak RT dan Kang Ujang secara bergantian.

Pertunjukan sang istri didepan matanya membuat perasaan cemburu dari Pak Wawan kian menggebu. Baru kali ini ia melihat sang istri mau melakukan hal itu, padahal selama ini setiap kali ia memintanya, sang istri tak pernah mau mengabulkannya. Ironis memang, kenikmatan bibir sang istri didapatkan pertama kali oleh tetangganya.

Puas menikmati kontol dengan bibirnya, kini Bu Yuni menyuruh Kang Ujang kembali duduk di sofa. Ia lalu menaiki tubuh Kang Ujang sambil memposisikan lubang memeknya diatas kontol tetangganya tersebut. Lalu dengan sedikit tekanan, memek itu berhasil menelan semua batang kontol Kang Ujang tanpa hambatan.
Setelah beberapa detik Bu Yuni meresapi prosesi tertelannya kontol Kang Ujang kedalam lubang memeknya, ia mulai menggerakan tubuhnya turun naik.

"Uhhhh...ssshhh...ahhh... gak kalah enak sama memek bu guru itu kan kang...shhh...ahhhh...!". Tanya Bu Yuni kepada Kang Ujang yang hanya bisa menjawab dengan anggukan.

Sementara Kang Ujang tengah menikmati goyangan pinggul istri Pak Wawan dipangkuannya, disampingnya pun Pak RT tak mau kalah.
Dengan perlahan Laki-laki paruh baya itu tengah mengeluar masukan batang kontolnya dilubang dubur Risma yang kini hanya bisa mengangkang diatas sofa sambil mendesis nikmat seperti orang yang kepedasan.

"Sssshhh...ahhh...ssshhh... kenapa, Bu Yuni mauhhh...ssshhh...dikontolin boolnyah...sssshhh...uhhh...?". Ucap Risma bertanya ketika matanya beradu pandang dengan Bu Yuni yang tengah asik turun naik disampingnya.

Kenikmatan mereka sedikit terganggu ketika mendengar jeritan Bu Usy. Ternyata Pak Wawan yang geram melihat kelakuan sang istri, kini melampiaskannya terhadap Bu Usy.

Bak seekor kuda yang sedang ditunggangi, Bu Usy terpental-pental tubuhnya. Lubang pantatnya tengah digenjot dengan brutal oleh Pak Wawan, rambutnya ditarik kasar kebelakang. Membuat guru cantik itu menjerit kesakitan sampai hampir menangis menahan sakit bercampur kenikmatan.

"Aaaaa...aaaahhh...ammmpuuuuunnn...aaaahhh...aaaa....aaaahhh...pelll...aaa..!". Ungkap Bu Usy tak mampu menyelesaikan kata-katanya.

Dalam waktu yang hampir bersamaan ketiga wanita yang tengah disetubuhi diruangan tamu rumah Risma tersebut mendapatkan orgasmenya dari masing-masing pejantan yang menyetubuhinya, hingga ruangan itu kembali ramai oleh erangan,
jeritan, hingga lolongan penuh kenikmatan.

"Oooohhhh... udah cukup... Pak...ahhh...bucat...ahhh...!". Erang Risma.

"Aaaahhhh...aaaa...ampuuuunnn...iiiihhh...udah...am...pppu...nhhh...!". Jerit Bu Usy dengan suaranya yang bergetar.

"Hhhmmmm...yaaaa...bucat kang...ahhh pahhhh...hmmm...!". Teriak Bu Yuni dengan tubuh kelojotan diatas pangkuan Kang Ujang.

Setelah itu, beberapa detik ruangan itu kembali hening. Hanya suara nafas yang terdengar disana.
Hingga suara protes Bu Yuni kembali terdengar.

"Eh..eh... Pak RT mau apain saya...uuuuhhh...saaakkkiiit...huuuuu...!". Kali ini suara itu sedikit merengek.

Rupanya Pak RT yang baru saja melepaskan kontolnya dari pantat Bu Risma beralih memasukannya kedalam lubang pantat Bu Yuni.
Bukan hanya pertama kali disodomi, akan tetapi dengan posisi kontol Kang Ujang yang masih bersemayam dimemeknya jelas membuat Bu Yuni merasakan sakitnya dipenetrasi dilubang belakangnya tersebut.

Namun rupanya sakit itu tak berlangsung lama. Setelah Kang Ujang dan Pak RT mulai menggerakan kontolnya bersamaan, mulai timbulah kenikmatan. Hingga Bu Yuni kini meminta kepada mereka untuk tidak berhenti.

"Oooohhh iyah...ahhh...terus kocok pelanhhh...hmmm...nikmat...ahhh...Pah...diewe dua kontol enak pah...ahhh...mamah diewe temen..temen...papah..ahhh...!". Ucap Bu Yuni mengungkapkan apa yang ia rasakan.

Pertunjukan sang istri yang tengah diapit dua laki membuat Pak Wawan tak bisa menahan klimaksnya lagi. Kali ini kontolnya yang tengah berada didalam mulut Risma berkedut dan memuntahkan maninya begitu banyak.
Mulut Risma yang tak bisa menampung muncratan air mani Pak Wawan yang begitu banyak membaginya dengan Bu Usy. Tanpa rasa jijik mereka berciuman saling melumat bibir yang semakin belepotan oleh ludah bercampur air mani.

Sementara itu Bu Yuni semakin ketagihan diapit oleh dua orang. Ia tak mau berhenti mendapatkan sodokan dikedua lubang depan dan belakang. Pengalaman pertamanya ini membuat dirinya terjerumus kedalam kenikmatan yang baru kali ini ia rasakan.

"Ahhh... Pah...kok enak terus pah...ahhh mamah jadi lonte murahan aja yah pah...? Ahhh...mamah doyan diewe dua kontol pah...ahhh...hmmm...!". Tanpa malu Bu Yuni meracau.

Rengekan Bu Yuni membuat Pak RT dan Kang Ujang kian semangat mengeluar-masukan kontolnya dilubang yang tengah mereka nikmati masing-masing. Di bawah, payudara besar milik Bu Yuni menjadi pelampiasan mulut Kang Ujang dalam menikmati pijatan memek basah milik istri dari temannya tersebut. Sementara diatas, bibir ranum serta senyum genit Bu Yuni yang menengok kebelakang ke arah Pak RT memang sayang untuk dilewatkan jika tidak mendapat lumatan.

"Hmmm...diewe bool ternyata nikmat pak...hmmm... terus...genjot ahhh...Yunihhhmmm...ahhh...!". Bisik Bu Yuni kepada Pak RT.

Hingga pada akhirnya Bu Yuni, Pak RT dan Kang Ujang mendapatkan klimaksnya hampir secara bersamaan.

Sebenarnya setelah klimaks itu reda Bu Yuni masih merengek meminta untuk disetubuhi sekali lagi. Namun baik Pak RT, Kang Ujang dan Pak Wawan sudah terlanjur terkuras habis staminanya. Melayani tiga ibu-ibu cantik berlibido tinggi ini bukan perkara mudah untuk laki-laki seusia mereka.
Bu Yuni baru berhenti merengek setelah Pak RT berjanji akan mengunjungi rumahnya nanti malam sambil ronda.


LALU, GIMANA LANJUTANNYA???
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd