Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kira-kira apa ya pekerjaan sehari-harinya Risma

  • Ibu Rumah Tangga

    Votes: 38 37,3%
  • Guru

    Votes: 57 55,9%
  • Pegawai kantoran

    Votes: 19 18,6%
  • Risma

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Nuri

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Usy

    Votes: 0 0,0%

  • Total voters
    102
  • Poll closed .
Update TeHaEran sebelum lebaran ya
Semoga bisa menguras peju yang tertahan selama Ramadhan.

Disaat yang sama dengan kegiatan yang tengah berlangsung diruangan kepala sekolah, dua ibu guru semok yang tak lain adalah Bu Nuri dan Bu Usy tengah berkeliling di area sekolah. Keduanya berjalan dengan santai sambil mengobrol dan memeriksa kegiatan para murid yang tengah membersihkan kelas.
Lenggak-lenggok pinggul keduanya sontak menjadi perhatian, terutama bagi para murid laki-laki. Ada yang pura-pura menyapa, ada pula yang terang-terangan menggoda.
Bu Nuri dan Bu Usy bukannya tak menyadari, akan tetapi mereka berdua memang menyukai bahkan menikmati ketika tubuh mereka bisa menimbulkan berbagai macam fantasi bagi setiap laki-laki.

"Eh bu, kira-kira yang ada dipikiran murid laki-laki itu apa ya pas lihat kita? Kok bisa-bisanya gitu sampai ngegodain gurunya? Hehe...!". Bu Usy bertanya dengan muka polosnya terhadap Bu Nuri rekan kerjanya.

"Ya gak jauh-jauh dari memek lah pastinya bu...hehe...pasti buat bahan mereka coli di kamar mandi...hihi...!". Jawab Bu Nuri dengan nada sedikit berbisik.

Mendengar jawaban dari Bu Nuri, pikiran Bu Usy mulai menerawang kemana-mana. Dirinya membayangkan para muridnya satu persatu tengah mengurut batang kontolnya sambil memejamkan mata dan memanggil-manggil namanya. Bayangan yang membuat libido si ibu guru cantik dan semok itu mulai naik. Gairahnya mulai berdesir, membuat bulu-bulu ditubuhnya meremang dan menimbulkan denyut-denyut kecil didalam lubang memeknya.

"Hayooo...lagi mikir jorok ya Bu Usy...hehe?". Teguran Bu Nuri membuyarkan lamunan Bu Usy yang hanya bisa menjawabnya dengan senyuman saja.

Entah apa yang ada dipikiran keduanya, langkah mereka saat ini mulai menuju ke area proyek pembangunan sekolah, hingga keduanya berhenti ketika berhadapan dengan Mang Dodo yang tengah sibuk mengangkut material bangunan.

"Duh...duh...duh...ibu-ibu ini pada mau kemana pagi-pagi gini?". Tegur Mang Dodo ramah menyapa dua bidadari sekolah yang menghampirinya.

"Emmmhhh...emmm...enggak kemana-mana kok mang, cuma pengen lihat-lihat aja...!". Jawab Bu Usy gugup karena ia pun tak mengerti hendak melakukan apa hingga langkah kakinya dan Bu Nuri menuju ketempat itu.

"Wah Bu, disini masih kotor banyak debu...nanti ibu-ibu cantik ini malah luntur make up nya...hehe...!". Canda Aceng yang tiba-tiba datang dari arah dalam bangunan.

"ih akang ini bisa aja..***k apa-apa kali kang...biarpun luntur juga kita tetep cantik kan...hehe...!". Jawab Bu Nuri lebih tenang daripada Bu Usy.

Akhirnya setelah meminta izin kepada Mang Dodo dan Aceng, Bu Nuri dan Bu Usy pun diizinkan untuk melihat-lihat bangunan itu. Keduanya melangkah menuju lantai dua bangunan.
Dari kejauhan Aceng dan Mang Dodo hanya bisa menelan ludah melihat lenggak-lenggok pinggul semok kedua ibu guru itu menjauh dari pandangan keduanya.

"Duh ceng, jadi sange saya lihat dua bo'ol ibu-ibu barusan...!". Ucap Mang dodo sambil tangannya berusaha membetulkan posisi kemaluan yang sudah sesak didalam celananya.

"Iya mang, saya juga...lagian ngapain juga ibu-ibu itu kesini, kayak yang nantangin buat dientotin...!". Jawab Aceng sambil celingukan melihat keadaan sekitar.

Niat jahat mulai terbersit dipikiran Aceng melihat ranumnya tubuh dua ibu guru barusan. Apalagi sudah beberapa minggu ini dirinya tak pulang ke rumah yang membuat kemaluannya memberontak menuntut jatah pergantian oli rutinan.

"Mang...apa kita perkosa aja tuh dua ibu-ibu...? Gak tahan saya!". Aceng mengungkapkan niatnya.

"Hus...kamu ini, kalau ketahuan bisa babak belur kita...jangan gegabah ah...!". Mang Dodo mencoba mengingatkan rekannya, walaupun tak bisa dipungkiri dirinya pun merasakan hal yang sama.

Didalam ruangan gedung yang belum selesai itu kini terlihat Bu Nuri dan Bu Usy tengah berjalan. Sesekali keduanya masuk kedalam beberapa ruangan dan memperhatikan hasil pekerjaan dari para pekerja bangunan yang telah berjalan beberapa bulan. Hingga keduanya kini telah sampai di ruangan paling ujung di lantai dua gedung tersebut.
Entah apa yang tengah dipikirkan oleh keduanya yang kini tengah saling pandang dan melemparkan senyum.
Lalu beberapa saat kemudian, Bu Usy menggapai tangan Bu Nuri dan mengajaknya masuk kedalam salah satu ruangan. Setelah didalam entah siapa yang memulai, keduanya sudah saling memagut bibir dengan panasnya. Kini terlihat Bu Usy mendesak tubuh Bu Nuri hingga bersandar di dinding ruangan tersebut. Nafasnya terdengar memburu ketika bibirnya dengan penuh nafsu memagut bibir ranum rekan kerjanya itu.

"Mmmhhh...hmmmmhhh...ahhh...nafsu amat bu, sange ahhh...hmmmmhhh...ya..hmmm...!". Suara Bu Nuri terdengar terputus-putus karena bibirnya terus diserang oleh bibir Bu Usy yang terlihat begitu liar.

"Iya ahhh bu...hmmmhhh...tolongin saya ya, ahhh...hmmm...!". Jawab Bu Usy sambil membuka beberapa kancing baju seragamnya sebelum dirinya kembali menyerang bibir Bu Nuri.

Tahu dengan apa yang tengah dirasakan oleh rekan kerjanya, tangan Bu Nuri mulai meraih gundukan payudara Bu Usy. Ia meremasnya dengan penuh nafsu hingga si empunya payudara terdengar mendengus dan mengerang nikmat. Apalagi kini payudara ranum ibu guru beranak satu itu telah menggantung keduanya keluar dari BH dengan bebasnya.
Keduanya kembali saling memandang dan saling melempar senyum penuh makna tanpa mengeluarkan kata-kata ketika tangan Bu Nuri dengan gemasnya memilin kedua puting payudara Bu Usy.
Lalu dengan tatapan dan senyuman nakalnya, Bu Nuri mendekatkan kepalanya ke arah gundukan payudara rekan kerjanya. Lidahnya terjulur dan beberapa kali mengoles puting payudara Bu Usy kiri dan kanan secara bergantian sebelum mulutnya menghisap kuat kedua puting itu yang kembali membuat Bu Usy memejamkan mata dan mengerang penuh kenikmatan.
Puas dikerjai oleh rekan kerjanya, kini Bu Usy mendorong kepala Bu Nuri dari payudaranya. Dirinya kembali menyandarkan tubuh rekan kerjanya didinding ruangan itu dan kini dengan tergesa dan penuh nafsu melepas kancing seragam Bu Nuri.
Ibu guru yang cantik dan semok itu membalas apa yang telah rekan kerjanya lakukan terhadap dirinya. Hingga terlihatlah dua orang guru yang tengah saling berciuman dan merangsang tubuh lawannya dengan masih mengenakan seragam mengajar lengkap dengan hijabnya namun keduanya telah bertelanjang dada.

"Mmmmhhh...yesss...Bu Nuri tau aja apa yang Usy mau...ahhh...iyahhh bu uuuuhhh...gosok itil Usy ahhhh...!". Lirih Bu Usy sambil menggulung rok yang dikenakannya hingga paha putih mulus dengan pinggul padat dan semoknya terlihat ketika tangan Bu Nuri menjamah area selangkangannya.

Tanpa ragu Bu Nuri pun menurunkan tubuhnya didepan tubuh Bu Usy. Ia dengan cekatan membuka celana dalam rekan kerjanya itu hingga lipatan memek berbulu tipis itu tersaji dihadapan wajahnya.
Tanpa rasa jijik, perempuan anggun tersebut menjulurkan lidahnya menjilat dan mengorek lubang memek rekan kerjanya yang terasa sudah basah.
Semakin terdengar Bu Usy mendesah dan mengerang penuh kenikmatan, maka semakin liar pula apa yang Bu Nuri lakukan terhadap lubang memek sang rekan.
Seperti saat ini, dimana dua jarinya tengah bergerak keluar masuk didalam lubang memek Bu Usy yang semakin basah, menemani lidahnya yang dengan liar menyapu biji klitoris rekan kerjanya yang hanya bisa mengerang sambil memejamkan matanya.

"Hengmmmmhhh...arghhhh...yaaaah...enakhhh ahhh...Bu....ahhhh...Usy bucat bu...ahhhh...ahhhh...nikmat...ahhh...!". Erang Bu Usy sambil menjambak kepala Bu Nuri ketika orgasme meledak dari dalam tubuhnya.

Kedua ibu guru itu kini saling menatap dan tersenyum satu sama lain. Lalu dengan agak sedikit lemas karena sisa orgasme, Bu Usy mengulurkan tangannya kepada Bu Nuri yang masih berlutut didepannya.
Setelah itu, kini yang terlihat dalam ruangan itu Bu Nuri yang sedang mengangkang diatas sebuah meja usang dengan rok yang sudah tergulung hingga pinggang. Sementara kepala Bu Usy tengah tenggelam diselangkangannya dan dengan rakus menjilati belahan memeknya.
Dengan kepala menengadah, Bu Nuri hanya bisa memejamkan matanya. Mulutnya tak berhenti mendesis dan menggumam menikmati perlakuan sang rekan kerja memberikan kenikmatan dilubang memeknya.
Namun sesuatu terjadi saat itu. Ketika sedang asik-asiknya menikmati perlakuan Bu Usy yang tengah memainkan lidah di lubang memeknya, Bu Nuri merasakan ada dua telapak tangan yang menangkup sekaligus meremas payudaranya dari arah belakang. Sontak dirinya membuka mata untuk mencari tau siapa yang tengah menjamah payudaranya. Terlebih lagi dirinya pun merasakan perlakuan Bu Usy yang berhenti mengerjai lubang memeknya.

"Sssttt...jangan teriak ya bu, nikmati saja...atau kita arak kalian berdua telanjang keliling sekolah dan laporin ini semua ke kepala sekolah...!". Sebuah bisikan dengan nada mengancam terdengar oleh Bu Nuri.

Bu Nuri terlihat begitu tegang dan panik mendengar ancaman tersebut. Dirinya dengan terpaksa hanya bisa menganggukan kepala tanda setuju, karena mulutnya tengah dibekap oleh laki-laki yang memeluknya dari arah belakang.
Dirinya pun mulai mencari keberadaan Bu Usy yang ternyata mendapat perlakuan yang sama. Namun anehnya, rekan kerjanya tersebut tampak menikmati apa yang tengah dilakukan oleh laki-laki yang menjamah payudaranya. Terlihat dari senyuman yang terkembang diwajah Bu Usy saat keduanya saling beradu pandang. Bahkan ibu guru semok nan cantik itu tak segan untuk menerima pagutan ketika laki-laki yang mendekap tubuh ranumnya itu mengajak berciuman.

"Tuh Bu, lihat si ibu itu...kayaknya beliau nikmatin banget...saya juga mau ibu kayak gitu...hehe...!". Kembali orang yang mendekap tubuh Bu Nuri berbisik sambil menciumi pipinya.

Mendengar bisikan dari orang yang mendekap tubuhnya serta melihat rekan kerja yang tengah bercumbu panas didepan matanya, Bu Nuri menarik nafas panjang dan memejamkan mata.

"Ayo deh kang...saya juga mau kayak gitu...!". Ucap singkat Bu Nuri.

Akhirnya sang guru anggun itu pun menyerah terhadap birahi. Kali ini dirinya tengah menerima ciuman buas dan menikmati puting payudaranya yang dipilin jari-jari kasar sang laki-laki.
Didepannya tampak Bu Usy telah bertelanjang dan terlentang diatas lantai beralaskan kardus bekas. Tubuhnya menggeliat sambil meremas payudaranya sendiri ketika sapuan lidah laki-laki paruh baya mendarat dan bermain kasar dilubang memeknya. Erangan dan gumaman manja khas dari Bu Usy terdengar membangkitkan birahi.

"Mmmhhh...iyah ah...enak mang...mmmhhh...mamang pinter ya mainin memek Usy...uuuuhhh...nikmat...ahhh...!". Erang Bu Usy.

Sementara itu, Bu Nuri kini tengah berlutut mengulum batang kontol laki-laki yang tengah berdiri dihadapannya. Sesekali mulutnya menyedot kuat ujung kontol laki-laki itu hingga membuat lutut si empunya kontol bergetar hebat.
Ibu guru anggun tersebut tampak begitu terpesona dan gemas dengan batang kontol hitam yang begitu keras dirasakan dalam mulutnya. Ada sensasi tersendiri menurutnya ketika urat-urat batang kontol itu tersapu oleh lidahnya yang basah.

"Uhhh...tadinya saya mau nekad merkosa ibu, tapi kayaknya ibu suka sama kontol saya...ahhh...jadi gak perlu cape-cape maksa...haha...!". Ucap si laki-laki sambil menjambak kepala berhijab dan meludahi wajah Bu Nuri beberapa kali.

Mendapatkan perlakuan yang melecehkannya, Bu Nuri malah tersenyum bukannya marah. Bahkan lebih parahnya lagi ibu guru cantik nan anggun itu malah membuka mulutnya, berharap si laki-laki mau meludah kedalamnya.
Tentu saja kelakuan binal si ibu guru membuat si laki-laki semakin bergairah. Dirinya tak menyangka jika si ibu guru yang setiap harinya selalu bersikap anggun dan penuh wibawa hingga membuat dirinya segan, bisa berkelakuan binal dan liar ketika sudah birahi.

"Entot memek Nuri sekarang ya kang...Nuri udah gak tahan pengen ewean...!". Pinta Bu Nuri yang terdengar seperti memohon pada sang laki-laki.

Sambil tersenyum menjijikan, laki-laki itu meraih tubuh Bu Nuri dan memposisikannya berdiri menungging dengan tangan yang berpegangan pada meja usang yang didudukinya tadi.
Laki-laki itu berdiri dibelakang tubuh semok Bu Nuri dan beberapa kali meludah di telapak tangannya sebelum mengusapkannya dibelahan memek sang ibu guru.
Sambil memegangi dan merekahkan bokong Bu Nuri, laki-laki itu mulai mengarahkan ujung batang kontolnya ke arah lubang memek yang merekah dan basah.
Bu Nuri memejamkan mata dan mencoba merapatkan bibirnya ketika ujung kontol laki-laki itu terasa menyentuh kulit bibir dari belahan lubang memeknya. Apalagi ketika batang kontol itu terasa mulai didorong masuk secara perlahan. Kepalanya mendongak, bibir yang susah payah ia tutup mulai terbuka seiring dengan gumaman dan desisannya yang terdengar manja.

"Memeknya ibu guru emang beda...ahhh...legit banget...ahhh!". Ucap si laki-laki memuji ketika batang kontolnya berhasil ditelan seluruhnya oleh memek Bu Nuri.

"Kontol akang juga keras banget...ahhh...kayak batang kayu kang...Nuri suka...ahhh...!". Balas Bu Nuri manja.

Dengan gerakan pelan Bu Nuri pun menggerakan tubuhnya hingga batang kontol laki-laki yang hanya berdiri dibelakang tubuh semok ibu guru itu terlihat keluar masuk lubang memeknya.

"Emmmhhh...enak kang ahhh...nikmat kang...ohhh...kontol kuli enak ahhh...!". Ungkap Bu Nuri manja.

Sementara itu, dilantai beralaskan kardus tubuh Bu Usy tengah ditindih oleh laki-laki paruh baya yang dengan semangat menghentak-hentakan pinggulnya.
Bu Usy hanya bisa mengangkang pasrah dipeluk erat laki-laki yang menelungkup diatas tubuhnya dengan batang kontol hitam keras dan berurat menghujami telak lubang memeknya.

"Ahhh...enak mang...ahhh mamang...memek Usy sesak mang...ohhh...kontol mamang enak...ahhh...!". Erang Bu Usy sambil sibuk mencari udara untuk bernafas.

"Arggghhh...mamang udah lama gak ngewe bu...uuuhh...giliran dapat memek nikmat banget memek bu guru...arghhhh...basah...legit...ahhhh...!". Jawab si laki-laki paruh baya sambil terus menghantamkan pinggulnya dengan penuh tenaga diselangkangan Bu Usy.

Tak kuasa menahan nikmat, Bu Usy pun mendapatkan orgasmenya dengan cepat. Tubuhnya mengejang dan menghentak-hentak. Sementara si laki-laki paruh baya yang lebih berpengalaman menekan kuat batang kontolnya di memek si ibu guru.

"Ahhhh...noooo...bucat mang...Usy bucat ahhh...kontol mentok mang...ahhh...nikmat...!" . Rengek Bu Usy seperti hendak menangis ketika orgasme didapatkannya.

Tak jauh berbeda dengan apa yang Bu Usy alami, Bu Nuri pun mendapatkan hal yang sama. Kali ini pinggulnya terlihat menekan rapat selangkangan pejantannya. Tubuhnya terangkat dengan rahang yang tengah dipegangi sang laki-laki, Bu Nuri tanpa rasa jijik menengok dan menjilati wajah laki-laki yang mengantarnya mendapatkan orgasme pertamanya hari ini.

"Bu guru memeknya bucat ya...geolannya makin liar aja ni bu...!". Ejek si laki-laki yang tak dihiraukan oleh Bu Nuri.

Sesaat kemudian ruangan itu pun terasa hening, hanya ada suara nafas yang terdengar disana sebelum si laki-laki paruh baya terdengar memanggil temannya.

"Eh ceng, gimana memek si ibu itu...enak gak? Kalau yang ini enak banget ceng...haha...!". Ucap si laki-laki paruh baya bertanya pada temannya.

"Mang Dodo wajib cobain si ibu ini...legit banget mang...ayo tukeran...!". Sahut laki-laki yang tengah bercumbu dengan Bu Nuri.

Ya, dua laki-laki yang mengerjai Bu Usy dan Bu Nuri rupanya tak lain adalah Mang Dodo dan Aceng. Dua pekerja bangunan yang mendapat durian runtuh hari itu disela-sela beratnya pekerjaan yang mereka lakukan.
Aceng dan Mang Dodo yang tadinya berniat untuk memperkosa Bu Usy dan Bu Nuri malah mendapat pelayanan sukarela dari dua ibu guru favorit disekolah itu.
Dua ibu guru yang dalam kesehariannya terlihat anggun dan berwibawa itu ternyata sangat berbeda ketika birahi sudah menguasai tubuh keduanya. Mereka berdua tak akan menolak kontol siapapun yang ingin memasuki lubang memeknya. Hanya kepuasan yang ada dibenak keduanya walaupun ketika pulang kerumah, mereka akan menjadi istri-istri yang setia untuk para suaminya.

Lanjut ke adegan selanjutnya.

Kali ini Bu Usy dan Bu Nuri telah bertukar pejantan, dua perempuan cantik itu tengah bergumul dipojokan ruangan. Walau dengan hanya beralaskan kardus bekas, bukan halangan bagi keduanya untuk mereguk kepuasan.
Bu Usy terlihat tengah menerima lumatan penuh nafsu yang dilancarkan Aceng terhadap bibirnya. Sambil memejamkan mata, ciuman yang awalnya terasa seperti terpaksa dilayani oleh Bu Usy, kini seperti dirinya lah yang meminta. Matanya terpejam, lidahnya melata dan mencoba membelit lidah yang dijulurkan lawannya, bahkan sesekali suara seruputan terdengar seperti tengah menghisap air liur pejantan yang menggumulinya.
Tangan Bu Usy pun tak tinggal diam. Sebelah tangannya ia rangkulkan di leher si pejantan dengan tangan yang lain mencoba untuk menahan kepala Aceng seperti menolak jika ciumannya dilepaskan.
Rupanya kelakuan Bu Usy diakibatkan oleh perlakuan dua jari tangan Aceng yang keluar masuk dengan cepat di lubang memeknya. Perlakuan yang membuat si ibu guru semok itu larut dalam kenikmatan dan melupakan siapa laki-laki yang tengah memberinya kepuasan.
Pagutan bibir Bu Nuri semakin panas dan liar, tubuhnya menggeliat dan mengejang, bahkan pinggulnya sampai terangkat- angkat mengejar jari tangan Aceng yang mengocok lubang memeknya semakin kencang. Rupanya orgasme si ibu guru kembali datang. Dirinya hanya bisa merangkul leher Aceng dengan kencang dan menggumam, sebelum akhirnya terkulai lemas sambil terengah dan tersenyum dalam pelukan sang pejantan.

"Bu guru...Bu guru...guru kok doyan banget bucat...? Pasti dulunya cewek gampangan ya?". Komentar Aceng sambil bertanya dengan nada meledek Bu Usy yang memandang sambil tersenyum ke arahnya.

Mendengar komentar Aceng, Bu Usy bukannya marah malah terlihat senang dan tersenyum. Dengan nada manja khasnya, ia pun menjawab pertanyaan Aceng.

"Abisnya tangan kang Aceng pinter mainin memek...jadi penasaran deh sama kontolnya, pinter juga gak ya? Hihi... Dulu sih enggak kang, tapi seudah tau enaknya dikontolin, Usy jadi gampangan deh kayak lonte...hihi...Ayo, akang sekarang ewe memek Usy ya kang...!". Ucap Bu Usy.

Sementara itu disudut yang lain, Bu Nuri dan Mang Dodo sudah lebih dulu menyatukan alat kelamin mereka.
Bu Nuri dengan posisi menyamping diatas lantai beralaskan kardus terlihat sedang terengah-engah merasakan mantapnya sodokan batang kontol gempal dan panjang milik Mang Dodo dilubang memeknya.
Sama halnya dengan Bu Usy,Mang Dodo pun begitu terkesima ketika batang kontol kebanggaannya berhasil ditelan dan dimuntahkan oleh lubang memek si ibu guru yang selalu memancing gairahnya setiap hari dengan melihat lenggak-lenggoknya.

"Mmmhhh...mimpi apa saya semalam, baru tadi pagi saya coli bayangin bisa ngewe bu guru, eh taunya sekarang...ahhh...ngewe beneran...ahhh...!". Ucap Mang Dodo sambil melihat batang kontolnya yang terus keluar masuk dengan perlahan dilubang memek Bu Nuri.

Lubang memek perempuan beranak satu yang berprofesi sebagai guru itu memang begitu menggairahkan. Dengan bibir lipatannya yang berwana coklat kehitaman, ditambah cairan putih kental dan licin yang keluar merembes dari dalam. Apalagi tingkah dan kata-kata nakal Si ibu guru selalu menambah tensi birahi setiap laki-laki yang menyetubuhinya.
Seperti saat itu, gerakan pinggul Bu Nuri benar-benar luwes hingga membuat Mang Dodo semakin gemas dan tak bisa menahan untuk tidak melayangkan telapak tangannya ke gumpalan pantat semok milik si ibu guru.

"Awhhh...ahhh...awhhh...ampun mang...ahhh...mamang jahat...awwww...aduh...pantat Nuri perih mang...ahhhh...enak ya awhhhh...digeol Nuri...ahhh...!". Ucap nakal Bu Nuri sambil mengerlingkan matanya dan tersenyum ke arah laki-laki yang tengah menyetubuhinya.

"Mmmhhh...anjing...nakal banget sih bu...uhhh...kalo saya gak liat ibu tiap hari, saya gak bakal percaya kalo ibu inih...ahhh...ibu guru...ahhh...!". Geram Mang Dodo melihat tingkah binal si ibu guru.

"Iya dong mang...ahhhh...Nuri kan ngelacur juga...ahhh...enak...diewe mamang nikmat...ahhh...!". Balas Bu Nuri semakin menjadi-jadi.

Disaat yang bersamaan, Bu Usy terlihat sedang menggoyangkan pinggulnya diatas tubuh Aceng. Dengan wajah nakal dan suara manja, tingkah ibu guru yang satu ini memang selalu menjadi idaman setiap laki-laki. Terlebih lagi bagi Aceng yang memang senang sekali bermain perempuan. Bisa bergumul dengan perempuan berprofesi sebagai pengajar adalah impiannya, apalagi melihat tingkah si ibu guru yang kini tengah bergoyang diatas tubuhnya yang benar-benar berbeda dengan apa yang ia lihat di kesehariannya.

"Ahhh...kontol saya enak kan bu guru? Ahhh...luwes banget goyangannya...udah biasa ngegoyang kontol ya bu...ahhh...!". Tanya Aceng tak senonoh sambil memainkan kedua payudara Bu Usy.

"Iya ahhh...kontol akang gede, nikmat...ahhh...mentok kang dimemek Usy...penuh...uhhh...!". Jawab binal dan manja Bu Usy.

Tingkah yang dilakukan Bu Usy benar-benar membuat Aceng semakin gemas terhadap ibu guru yang satu ini. Ia kemudian meraih tengkuk si ibu guru dan menariknya merapat kearah tubuhnya hingga payudara kenyal si ibu guru bersentuhan dengan dadanya. Lalu dengan begitu bernafsu, Aceng pun melumat bibir ranum si ibu guru cantik tersebut.
Tak ada raut penolakan dari Bu Usy saat Aceng melakukan hal itu, dirinya bahkan terlihat sukarela dan sama bernafsunya. Bibir basahnya terlihat meladeni lumatan si pejantan. Bahkan saat Aceng membuka mulutnya, dengan binal Bu Usy menjatuhkan ludah kedalamnya.

Ketika sedang asik dengan pergumulan masing-masing. Sebuah suara mengagetkan keempat orang mesum di ruangan tersebut.

"Anjing...Mang Dodo...Ceng...pantesan tuh bahan gak nyampe-nyampe ke atas...taunya kalian lagi pada ngewe...!". Suara teriakan yang mengagetkan Mang Dodo, Bu Nuri, Aceng dan Bu Usy hingga keempatnya terperanjat.

Dengan hampir bersamaan keempatnya melihat ke arah suara itu datang. Didepan pintu ruangan tersebut sudah berdiri empat orang pekerja bangunan dengan wajah-wajah yang terlihat mesum menatap ke arah dua sosok ibu guru yang sudah bertelanjang.
Sementara bagi Bu Nuri, Bu Usy, Mang Dodo dan Aceng, kehadiran empat orang pekerja bangunan itu jelas-jelas menimbulkan ketakutan. Entah nasib buruk apa yang akan diterima oleh keempatnya dengan ketahuan sedang berbuat mesum di lingkungan sekolah. Yang pasti, mereka berempat hanya bisa tertunduk malu dengan tubuh gemetar ketika keempat orang yang memergoki mereka mulai melangkah masuk kedalam ruangan.

"Eh bentar...ini bukannya bu guru ya...?" Ucap salah seorang yang pekerja yang mendekati Bu Usy sambil mengangkat dagu sang ibu guru guna memastikan penglihatannya.

"Iya dang, yang ini juga ibu Nuri nih...ibu guru juga...!". Sahut pekerja lain yang tengah mendekati Bu Nuri dan Mang Dodo.

"Duh, kirain saya Mang Dodo nyewa lonte buat ngewe siang-siang gini...taunya malah ngewe ibu guru sekolah ini...!". Ucap kasar orang yang ada dibelakang.

"Gak setia kawan kamu ceng...ngewe ko gak ngajak-ngajak...kita kan seproyek harus sememek juga dong...haha...!". Celoteh yang lainnya.

Ada rasa yang menggelitik di hati Bu Nuri dan Bu Usy saat itu, disaat melihat wajah Mang Dodo dan Aceng yang ketakutan karena ketahuan mesum dan mangkir dari pekerjaan. Bu Nuri dan Bu Usy malah saling pandang dan melempar senyum secara sembunyi-sembunyi.

Lalu tanpa disangka-sangka, tangan Bu Usy meraih tangan orang yang mengangkat dagunya. Dengan bertingkah binal, ditariknya tangan itu guna memegang payudaranya.

"Akang mau ngewe juga...mau kan ngewe Usy sama Bu Nuri..***k apa-apa kan dapet sisa kang Aceng sama Mang Dodo?". Ucap Bu Usy menantang yang membuat laki-laki itu agak sedikit kaget dengan tingkah sang ibu guru yang jauh dari perkiraannya.

Tingkah Bu Nuri pun tak jauh berbeda dengan Bu Usy. Dirinya bahkan lebih berani dengan berdiri menghampiri tiga orang laki-laki yang memergokinya sedang berasik-masyuk dengan Mang Dodo.

"Akang-akang...kayanya tenaga Nuri masih kuat nih buat nerima tusukan beberapa kontol lagi, akang-akang mau kan nyodokin kontolnya ke memek Nuri?". Ucap sang ibu guru sambil berdiri berlenggak-lenggok ditengah tiga orang laki-laki sambil tangannya dengan nakal mengelus-elus selangkangan tiga orang itu secara bergantian.

Sontak kelakuan Bu Nuri membuat ketiga orang pekerja bangunan itu menjadi lebih birahi.
Tangan-tangan hitam dan kasar mulai menggerayangi tubuh putih nan mulus milik Bu Nuri. Ada yang meremas payudara, meremas pantat, ada pula yang mengelus lipatan memeknya.
Bu Nuri pun semakin menjadi, dengan senyuman yang menggoda, kepalanya yang ditarik kesana kemari oleh ketiga pekerja itu tak menolak ketika diminta berciuman.
Desahan, gumaman, erangan penuh birahi kembali terdengar diruangan itu dan kali ini semakin ramai.
Disudut yang lain, Bu Usy malah telah kembali tertusuk lubang memeknya oleh kontol kekar dan tak kalah besar dari kontol Aceng.
Orang yang diketahui bernama Mamat itu tengah menyodok-nyodokan batang kontol miliknya sambil dengan gemas meremas pantat bulat sang ibu guru.
Sementara didepan Bu Usy, Aceng pun dengan ganasnya mengocok mulut sang ibu guru menggunakan kontolnya. Hingga Bu Usy hanya bisa membuka mulut dan mendelikan matanya saja.

"Arghhh...arghhh...gila ceng, bisa ngentotin bu guru semok gini beneran kayak mimpi...ahhh...anjing gemes banget sama pantatnya ini...ahhh...!". Mamat berkomentar sambil terus menghentak batang kontolnya yang semakin terlihat mengkilap oleh cairan memek Bu Usy.

"Hhhh...Apalagi yang minta dientotnya kan bu gurunya sendiri mat, gak perlu sampe diperkosa udah nungging aja...tuh liat...!". Jawab Aceng penuh bangga sambil menunjukan tingkah Bu Usy yang sedang menjilati dan mengulum batang kontolnya dengan penuh penghayatan.

Digumuli oleh dua orang pekerja bangunan yang memiliki badan kekar memang berbeda rasanya. Perlakuan dan ucapan kasar dari keduanya membuat Bu Usy sangat bergairah dalam memberikan pelayanan terbaiknya. Hingga orgasme yang tadi sempat tertunda, kini begitu mudah diraihnya.
Tubuhnya menggeliat, pantat semoknya bergerak memamerkan keahliannya menggoyang selangkangan laki-laki. Kepalanya terangkat, matanya terpejam rapat dan giginya gemeretak. Hingga cairan memek pada akhirnya meledak, ibu guru cantik dan semok itu pun berteriak histeris bahkan terdengar seperti menangis.

"Aaaahhhh...Usy bucat kang...ahhhh...ampun nikmat kang...ahhh...kontol enak...ahhh bucaaaattt...!". Bu Usy merengek merasakan kenikmatan yang ia dapatkan.

Dipojok yang lain pemandangannya lebih panas lagi. Bu Nuri yang tengah mengangkang dengan memek yang sedang digenjot dari depan terlihat sibuk menerima kenikmatan. Dua tangannya tak dibiarkan menganggur dengan menggenggam dua batang kontol hitam, besar, panjang dan berurat. Senyuman yang selalu terlihat mengembang diwajahnya memperlihatkan dirinya begitu menikmati perlakuan ketiga laki-laki yang mengerubunginya. Apalagi ketika kepalanya begitu sibuk menengok ke kanan dan ke kiri guna memberikan kuluman terbaik terhadap dua kontol yang sedang digenggamnya.
Cairan licin dan lengket terlihat membanjir keluar dari sela-sela lubang memek Bu Nuri hingga meleleh ke arah lubang duburnya yang kembang kempis seirama dengan keluar masuknya batang kontol yang menggenjot memek nikmatnya.

"Ibu kelihatannya seneng banget ya dientot banyak kontol gini, mmmmhhhh...udah biasa digilir ya bu...?". Ucap laki-laki yang tengah menggenjot lubang memek Bu Nuri.

Bu Nuri tak bisa menjawab pertanyaan si laki-laki karena mulutnya tengah sibuk mengulum dua batang kontol di kiri dan kanan kepalanya silih berganti.
Hanya senyuman diiringi anggukan kepala yang bisa Bu Nuri lakukan sebagai jawaban dari pertanyaan si pekerja bangunan.

"Jangan banyak bacot den, ahhh...gue juga pengen nyoblos tuh memek...ohhh...anjing kenyotan bibir si ibu ini mantep ahhh, lu musti coba...ahhh...!". Celoteh orang disebelah kanan Bu Nuri yang tengah dikulum batang kontolnya.

"Bener Jo...ahhh tangannya juga lembut banget, tapi ngocoknya jago ni si ibu...ahhh...heran gue, kok ada ya bu guru yang pinter ngentot kayak gini...ahhh...!". Timpal orang yang lainnya.

Ucapan-ucapan tak senonoh bahkan cenderung melecehkan yang didengar oleh Bu Nuri, membuat si ibu guru semakin bersemangat menunjukan keahliannya memuaskan laki-laki.
Ucapan yang seharusnya membuat Bu Nuri tersinggung malah membuatnya tersanjung.
Terlihat kini pantat si ibu guru ikut bergoyang mengimbangi genjotan batang kontol yang keluar masuk dilubang memeknya.
Hingga teriakannya terdengar menandakan orgasme telah didapatkan olehnya.

Kembali ke tempat Bu Usy yang tengah dinikmati oleh Aceng dan Mamat, kali ini si ibu guru tengah asik menggoyangkan pinggulnya diatas batang kontol yang menyumpal lubang memeknya.
Bibir ranumnya kini ia gunakan untuk memenuhi keinginan Mamat yang dengan ganas menginginkan untuk saling melumat dan menghisap.
Sejenak ibu guru itu melepas pagutannya dari bibir Mamat, ia lalu menengok dan tersenyum melihat Mang Dodo yang sedang mengocok kontolnya sendiri. Laki-laki paruh baya itu tak tahan melihat setiap adegan yang tersaji didepan matanya.

"Mang...sini ikutan, daripada ngocok sendiri...mending Usy kocokin...hihi...!". Suara Bu Usy memanggil Mang Dodo yang membuat laki-laki itu tersenyum malu-malu karena ketahuan coli.

Bu Usy saat ini tengah menggoyang kontol Aceng dengan dua tangan sibuk memberi kenikmatan terhadap kontol Mang Dodo dan Mamat. Bibir ranumnya pun tak mau ketinggalan untuk memberi kenikmatan, dengan ekspresi bak bintang film porno, ibu guru cantik itu memberikan sepongan terbaiknya terhadap dua kontol pekerja bangunan secara bergantian.
Sementara itu, Bu Nuri kini tengah menjerit-jerit histeris. Entah sakit atau nikmat yang dirasakannya saat itu. Pasalnya, dua kontol kekar tengah menyumpal lubang memek dan duburnya secara bersamaan. Bahkan kontol dari laki-laki yang berada disamping kepalanya hanya mampu ia genggam.

"Anjing, bener-bener kayak lonte ni bu guru...arghhh..***k cuma lubang memek...euhhh...lubang bo'olnya juga bisa disodok...arghhh...!". Ucap orang yang tengah mengeluar masukan batang kontolnya di lubang dubur si ibu guru.

"Iya Jo, tau kayak gini dari dulu saya ewe ni si ibu...pantesan tiap hari kerjaannya pamerin bo'ol semoknya...taunya lagi goda kita ya...!". Balas laki-laki yang kontolnya tengah digenggam oleh Bu Nuri.

"Euh...Bu Nuri ini tetangga saya, ahhh...suaminya pelaut jarang dirumah...makanya memek si ibu haus kontol ahhh...soalnya jarang nemu...!". Timpal laki-laki benama Deden yang tengah ditunggangi Bu Nuri dengan kontol keluar masuk di lubang memeknya yang semakin membanjir.

Melihat Bu Nuri yang tengah mendapatkan sodokan di lubang memek dan duburnya membuat Bu Usy iri.
Bu Usy yang sudah beberapa kali merasakan lubang memek dan dubur ditusuk kontol secara bersamaan, kini jadi membayangkan hal yang serupa. Bayangan kenikmatan membuat dirinya tak sungkan untuk meminta.

"Mang...Kang...ada yang mau nyoblos lubang pantat Usy gak...? Usy mau diewe depan belakang kayak Bu Nuri...!". Tanya bu guru dengan wajah polos dan suara manjanya dibawah todongan dua batang kontol Mang Dodo dan Mamat.

Mendengar tawaran si ibu guru, Mang Dodo dengan semangat mengambil posisi dibelakang Bu Usy. Dirinya mendorong punggung si ibu guru agar posisinya lebih menungging.
Beberapa kali Mang Dodo meludahi lubang dubur Bu Usy sebelum mengarahkan ujung batang kontol miliknya di lubang itu.
Lalu dengan dorongan sedikit kuat, ia menekan batang kontolnya masuk.
Suara desahan sedikit mengerang terdengar dari bibir ranum Bu Usy seiring batang kontol Mang Dodo yang melesak masuk dilubang duburnya. Matanya terpejam, mulutnya menganga, menandakan bletapa nikmatnya yang dirinya rasakan saat itu.

"Aaaaaanjing...Ahhhh...Masuk Mat...ahhh...sesak banget...uhhh...nikmat...!". Ucap Mang Dodo memberitahukan kepada temannya ketika batang kontol miliknya berhasil terbenam dilubang dubur Bu Usy seluruhnya.

Akhirnya seharian itu Bu Nuri dan Bu Usy digunakan tubuhnya oleh para pekerja bangunan proyek sekolah untuk memuaskan hasrat mereka. Entah berapa kali mereka silih berganti menancapkan batang kontol di lubang kenikmatan milik Bu Nuri dan Bu Usy. Yang pasti, dua ibu guru yang sama cantik dan semoknya itu begitu menikmati ketika tubuhnya menjadi bulan-bulanan dan berhasil memberikan kenikmatan kepada para laki-laki.
Hingga sore menjelang, suara desahan, erangan bahkan rengekan penuh birahi itu tak henti-hentinya terdengar dari dalam ruangan tersebut.
Seperti tak ada hari esok, enam pekerja itu menggilir tubuh semok Bu Nuri dan Bu Usy dan menguras persediaan air mani masing-masing hingga hampir kering.

"Akang-akang...mang...kita pulang dulu ya...!". Ucap Bu Nuri setelah merapihkan pakaian dan riasan wajahnya bersama Bu Usy saat melihat keenam tubuh telanjang dari para pekerja bangunan yang tengah duduk dan bersandar di dinding ruangan dengan kontol-kontol layu di tiap selangkangan.

"Akang-akang kalo mau lagi memek kita, besok-besok boleh kok...tinggal minta aja...hehe...!". Timpal Bu Usy sambil mengedipkan mata dan menggandeng tangan Bu Nuri rekan kerjanya melangkah meninggalkan ruangan itu.

Lenggak-lenggok dua pantat semok ibu guru yang meninggalkan ruangan itu menjadi pemandangan terakhir yang bisa dinikmati oleh keenam orang pekerja bangunan hari itu.


Selamat berlebaran pemirsa...
Jangan lupa crotkan pejunya...
Hahahaha...
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd