Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kira-kira apa ya pekerjaan sehari-harinya Risma

  • Ibu Rumah Tangga

    Votes: 38 37,3%
  • Guru

    Votes: 57 55,9%
  • Pegawai kantoran

    Votes: 19 18,6%
  • Risma

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Nuri

    Votes: 0 0,0%
  • Bu Usy

    Votes: 0 0,0%

  • Total voters
    102
  • Poll closed .
Lanjut pelan...

Sore itu seorang perempuan anggun berpakaian muslimah tengah berbelanja disebuah mini market. Wajahnya nampak serius meneliti setiap barang dan harga.

"Eh ada Bu Yunitha, lagi nyari apa bu?". Suara seorang laki-laki yang tak asing ditelinga perempuan itu menyapanya.

"Eh Doni, biasa don... lagi belanja keperluan bulanan!". Jawab perempuan itu ketus.

Gelagat perempuan yang biasanya selalu ramah terhadap setiap orang yang ditemuinya jelas membuat Doni heran saat itu.
Ia terus mengikuti Bu Yunitha yang merupakan istri dari Pak Jajang tetangga dikampungnya yang tempo hari berhasil ia taklukan sekaligus membuka tabir sang perempuan alim itu yang ternyata mempunyai nafsu seks yang tinggi.

"Kok gitu amat Bu sama saya?". Tanya Doni sambil mencoba meraih keranjang belanjaan Bu Yunitha.

Namun saat itu Bu Yunitha tak bergeming, malah ia menepis tangan Doni yang bermaksud membantunya membawa keranjang belanjaannya.
Sebaliknya, Doni pun tak menyerah begitu saja.

"Kenapa sih Bu, emang saya ada salah apa sama ibu?". Kembali Doni bertanya sambil kembali meraih keranjang belanjaan Bu Yunitha yang kali ini berhasil ia dapatkan.

Perempuan itu lalu membalikan badannya dan menatap tajam wajah Doni. Sejenak ia menghela nafas panjang sebelum akhirnya kembali berjalan diantara deretan barang-barang dagangan yang terpajang di mini market itu.

"Kamu udah gak tertarik lagi ya sama badan ibu? Cewek yang lain lebih menggairahkan ya sampe gak pernah lagi kamu mampir ke rumah?". Tanya Bu Yunitha dengan sedikit memelankan suaranya dan terus berjalan didepan Doni.

"Oh..***ra-gara itu, justru saya kangen banget loh sama ibu... cuma saya takut karena ibu gak pernah ngehubungin saya lagi... lagian cowok mana yang gak tertarik sama ibu? Udah cantik, bohay lagi...hehe...!". Doni menjelaskan alasannya.

"Halah...gombal...!". Ucap Bu Yunitha menanggapi jawaban Doni dengan mimik wajah yang tetap jutek.

Namun dalam hati perempuan alim itu tersenyum mendengarkan gombalan laki-laki yang menjadi rebutan dan buah bibir perempuan-perempuan dikampungnya.
Sementara Doni sendiri merasa tenang-tenang saja. Ia yang sudah sangat berpengalaman tahu jika perempuan yang satu ini hanya berpura-pura marah terhadapnya seperti perempuan-perempuan lain yang pernah ditidurinya. Mereka menutupi rasa rindu akan cumbuan dan hentakan batang kejantanannya ditubuh mereka dengan berpura-pura marah terhadapnya.


"Gini deh Bu, kapan Pak Jajang gak ada dirumah? Nanti Doni kesana ya...?". Doni bertanya dengan senyum andalannya dan tangan yang menyentuh bahu Bu Yunitha.

Perempuan itu kini kembali menatap Doni.

"Gak usah nunggu si bapak gak ada, justru dia mau liat istrinya ini digauli didepan matanya sama anak muda kayak kamu Don... dia mau tau apa tubuh istrinya ini masih menggoda buat laki-laki lain?". Dengan enteng Bu Yunitha menjawab, bahkan kali ini ada sedikit senyuman yang tersungging dibibir merahnya.

"Beneran...? Ibu yakin...? Ayo lah sekarang kalo gitu...!". Ucap Doni semangat dan tanpa sadar meraih tangan Bu Yunitha sambil menariknya.

"Eits...sabar lah, ibu masih harus belanja... lagian ini kan belum dibayar..hehe...!". Cegah Bu Yunitha mengingatkan membuat Doni tersadar dan buru-buru melepas tangannya sambil cengengesan.

Sementara ditempat lain.
Nugi beserta istrinya sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya setelah selesai bertamu dari rumah Pak Yosep.
Didalam mobil mereka begitu asik berbincang membicarakan hal yang baru saja terjadi dikediaman kepala sekolah sang istri.

"Yah... mau sekalian jemput anak-anak?". Tanya Risma kepada sang suami.

"Tar aja deh bu, ayah mau enak-enakan dulu deh kayaknya...hehe...!". Jawab Nugi.

"Idih...emang gak lemes apa, barusan kan ayah udah ngentotin Bu Chintya... kurang puas?". Kembali Risma bertanya dengan entengnya seakan-akan hal yang baru saja terjadi di rumah Pak Yosep adalah sesuatu yang biasa.

"Puas sih, cuma kalo ayah bayangin jeritan ibu tadi pas dientotin Pak Yosep, kok ayah jadi ngaceng lagi ya?". Jelas Nugi pada sang istri.

"Huuu...dasar suami aneh...liat istrinya dientotin orang lain malah ikut sange bukannya marah...hihi...!". Celoteh sang istri yang membuat Nugi geleng-geleng kepala sambil ikut tertawa.

Sambil menyetir Nugi menceritakan semua kejadian yang tadi ia alami bersama Bu Chintya kepada sang istri. Begitupun sebaliknya, Risma dengan gamblang menceritakan juga bagaimana gagahnya Pak Yosep menyetubuhinya diruang tamu saat mengetahui istrinya juga tengah bersetubuh dengan Nugi.

"Emang tiap laki-laki suka ya yah kalo pasangannya digauli orang lain?". Dengan penasaran Risma bertanya kepada sang suami.

"Kalo ayah liat dari kejadian akhir-akhir ini sih kayaknya iya bu... tapi ada yang bisa ngungkapin lanjut direalisasiin, ada juga yang cuma jadi fantasi masing-masing... ada juga yang pura-pura gak suka tapi malah sembunyi-sembunyi mamerin istrinya di forum-forum kayak semprot dot kom...hehe!". Jawab Nugi sambil tak melepaskan konsentrasinya dalam mengemudi.

Mendengar jawaban sang suami, Risma hanya manggut-manggut. Entah apa yang sedang ia pikirkan saat itu. Hingga tak terasa mereka telah sampai didepan rumah.
Risma turun terlebih dahulu untuk membukakan pintu pagar rumahnya agar sang suami bisa memasukan mobilnya.
Baru saja pasangan itu memasuki rumah, Nugi sang suami sudah langsung menubruk istrinya. Ia memeluk Risma dari belakang dan meremas payudaranya serta menciumi tengkuk sang istri yang masih tertutup kerudungnya.
Risma hanya tersenyum dan memejamkan mata saat itu. Batang kejantanan sang suami yang ia rasakan tengah menggesek bulatan pantatnya ia balas dengan sedikit menggoyangkan pinggulnya.

"Istri nakal...mmmhhh...hmmm...sekarang udah doyan banget ya sama kontol...!". Bisik Nugi ditelinga sang istri.

"Dasar suami aneh...istrinya diewe orang lain malah sange...ahhh...!". Balas Risma sambil meraih wajah sang suami dan memagut bibirnya.

Pergumulan suami-istri itu terjadi diruang tamu rumah mereka. Kali ini Nugi menggiring sang istri untuk duduk mengangkang diatas sofa. Sementara ia berlutut dihadapan sang istri yang telah menyingkapkan roknya.

"Bener-bener nakal ya ibu ini... ternyata dari tadi udah gak pake celana dalam...!". Ucap Nugi dengan mata nanar menatap belahan memek sang istri yang telah terbuka dihadapannya.

"Panas tau, tadi kan memek ibu udah digenjot Pak Yosep...uhhhh...!". Risma menjawab sambil menekan belakang kepala sang suami memberi tanda supaya memeknya segera dijilati.

Mengetahui permintaan sang istri, tanpa ragu Nugi langsung menenggelamkan wajahnya diselangkangan sang istri.
Jilatan rakus sang suami dilubang memeknya membuat Risma kembali terangsang dan tanpa sadar meremas dan memerah payudaranya sendiri.

"Mmmhhh...iyah...ayah...oh...nikmat yah...ahhhhh...hmmm...!". Gumam Risma sambil menengadahkan kepalanya dan memejamkan mata.

Semakin jelas Risma mengerang maka semakin bernafsu juga Nugi memeberikan rangsangan.
Hingga teriakan sang istri yang mendapatkan orgasme membuatnya semakin menyucupkan bibir dilubang memek Risma.
Tubuh sang istri yang mengejang beberapa kali diatas sofa menjadi pemandangan yang begitu menggairahkan. Dalam hati, Nugi merasa begitu beruntung mempunyai istri yang memiliki libido tinggi seperti Risma yang begitu mudah terpancing birahinya.
Hingga dalam satu hari, tubuh sang istri bisa digunakan beberapa kali.
Keadaan Risma yang mudah terangsang pun bisa dimanfaatkan sang suami untuk menyalurkan fantasi. Dimana kini istrinya tak pernah menolak kontol siapapun yang ingin bersarang dilubang memeknya.
Hal itu membuat Nugi semakin menyayangi sang istri. Menurutnya, jika bersama wanita lain belum tentu bisa seindah bersama sang istri saat ini.

Kita kembali ke pertarungan Nugi dengan Risma sang istri, dimana keadaannya sekarang Risma tengah menungging diatas sofa.
Dibelakangnya, Nugi beberapa kali meludahi lubang pantat sang istri sebelum menjilatinya lagi.
Setelah cukup basah, Nugi pun mengarahkan batang kontolnya ke lubang itu, tentu saja setelah sebelumnya ia membasahi batang kontol dengan ludahnya sendiri.

"Mmmhhh... mau nusuk bo'ol ibu ya yah...pasti tadi gak sempet nyoblos bo'ol punya Bu Chintya...?". Tanya Risma dengan senyuman manjanya mengetahui apa yang diinginkan sang suami.

"Iya bu...padahal pantat Bu Chintya bulet banget, sekel lagi...ahhh...!". Jawab Nugi jujur kepada istrinya sambil menekan kepala kontolnya dilubang pantat yang mengerucut milik Risma.

Desahan pun terdengar bersamaan dari bibir keduanya saat Nugi yang berhasil menanamkan seluruh batang kontolnya mulai menggenjot pelan lubang pantat Risma.
Ada rasa mual namun nikmat yang Risma rasakan saat lubang pantatnya digagahi. Rasa itulah yang membuatnya ketagihan dan tak pernah menolak batang kontol siapapun yang ingin memasuki lubang belakangnya. Bahkan saking sukanya, Risma selalu merasa ada yang kurang jika tak melakukan anal dalam persetubuhannya.

"Auuuuhhh...hhmmm...nikmat banget yahhhh...ahhh...nanti Bu Chintya wajib ngerasain ini ahhhh... ditusuk kontol ayah lubang bo'olnya...iyahhh...terus yah...ahhh...!". Desah Risma memberi semangat kepada sang suami.

Saat sedang enak-enaknya menikmati tusukan batang kontol sang suami dilubang pantatnya, sudut mata Risma menangkap ada sosok laki-laki yang tengah berdiri didepan pintu rumah yang tadi lupa tak ditutup oleh Nugi.
Awalnya ia begitu kaget, namun ketika menengok ke arah laki-laki itu, Risma malah tersenyum.

"Ehhh...duhhh...Pak RT...ahhh...kok malah berdiri disitu...ahhhh...!". Tanya Risma kepada laki-laki yang tengah berdiri diambang pintu sambil tetap menikmati keluar masuknya batang kontol sang suami yang otomatis membuat Nugi pun menengok ke arah yang sama.

"Hmmm...ada Pak RT rupanya, sini pak ahhh...mau ikutan ngerjain istri saya ahhh...!". Panggil Nugi menawarkan kenikmatan yang tengah ia rasakan.

Laki-laki yang tak lain adalah Pak RT itu tanpa diminta dua kali langsung melangkah mendekati sang tuan dan nyonya rumah yang tengah asik memacu birahi. Sambil berjalan ia melolosi celana berikut celana dalamnya sendiri hingga kini ia berdiri didepan istri Nugi yang tengah menikmati sodokan batang kontol sang suami.

"Wah Pak Nugi, apa saya gak ganggu ini kalo ikutan ngentotin istri bapak?". Tanya Pak RT sambil mengelus kepala Risma yang masih mengenakan kerudungnya.

"Oooohhh... gak...apa-apa Pak, ayo silahkan...silahkan ahhh nikamati istri saya... ahhh...lagian dia kayaknya kurang puas kalo cuma dapet satu kontol ahhh...tiap kali ngewe...uhhh...!". Jawab Nugi terpatah-patah karena merasakan lubang pantat sang istri semakin menjepit batang kontolnya.

Sementara Risma yang melihat batang kontol Pak RT berdiri tegak dihadapannya tanpa diminta langsung meraihnya. Ia menarik batang itu ke arah mulutnya dan langsung dijilati serta dikulum olehnya.
Pak RT yang merasakan nikmatnya kuluman sang ibu muda langsung bergumam dan memejamkan mata.

"Ahhhh...Bu Risma emang paling pinter kalo udah nyepong kontol...auhhh...ahhhh...nanti gantinya Pak Nugi entot aja istri saya semau Pak Nugi...oooohhh...!". Racau Pak RT mengomentari keahlian warga kampungnya.

Sebenarnya niat Pak RT datang ke kediaman Nugi dan Risma adalah untuk menagih iuran bulanan warga. Namun ketika sang tuan rumah menjamunya dengan hidangan penuh gairah seperti ini membuat Pak RT melupakan niat awalnya.
Nugi yang memperhatikan sang istri begitu telaten menjilati batang kontol tetangganya merasakan ada sesuatu yang berbeda dalam hatinya. Perasaan cemburu begitu menggebu yang ia rasakan membuat dirinya tanpa sadar meningkatkan kecepatan dan hentakan pinggulnya.

"Ahhhh...ahhh...ayyyyahhh...ahhh...pelan yahhh...ohhh...ampuuunnn...ahhh...!". Risma memohon kepada sang suami ketika dirasakan sodokan batang kontol Nugi dilubang pantatnya semakin brutal.

Namun walaupun ada sedikit rasa sakit, Risma tak memungkiri jika perlakuan seperti itu yang selalu membuat birahinya semakin meninggi.
Kekasaran dari para pejantan yang menggagahinya mampu membuat Risma mendapatkan orgasmenya lebih cepat.

"Aduh...yahhh...ohhh...iyah...ahhh...tampar lagi pantatnya...ahhh...ampppun...ahhh...dalem yahhh...uhhh...!". Erang Risma menggoda Nugi untuk memperlakukannya lebih kasar lagi dengan tangan yang masih mengocok kontol Pak RT yang semakin tegak berdiri.

Semakin dikasari, semakin binal pula Risma menggoda Nugi. Dan pada akhirnya orgasme yang ia tunggu benar-benar menghampiri.
Tubuh Risma mengejang beberapa kali, matanya mendelik, bibirnya menganga sampai tak bisa bersuara merasakan orgasme yang begitu nikmat meluluh lantakan tubuhnya.
Sementara itu, Nugi mencabut secara perlahan batang kontolnya seiring pulihnya kesadaran Risma istrinya.

"Yah...ibu haus...!". Ucap manja sang istri sambil terengah-engah mengatur nafasnya.

Nugi yang begitu pengertian terhadap istrinya segera pergi ke belakang untuk mengambilkan air minum.
Sepeninggal sang suami, pandangan Risma beralih kepada Pak RT yang dari tadi hanya bisa menatap kagum terhadap sosok ibu guru dua anak ini.

"Bapak ko bengong? Ayo mau pake Risma gak...hihi...mau bo'ol apa memek?". Tanya Risma nakal sambil meraih tangan Pak RT dan menarik laki-laki itu untuk mendekati tubuhnya.

"Wah saya salut banget sama ibu...udah cantik, bahenol, doyan diewe bo'ol juga...haha...!". Pak RT berkata sambil memepetkan tubuhnya terhadap Risma.

Entah siap yang mulai, mereka berdua kini tengah berciuman dengan panasnya sampai suara kecipak air liur mereka terdengar bersahutan dengan suara desahan dan gumaman yang menggairahkan.

"Bagusnya ini semua dibuka ya Bu Risma...!". Ucap Pak RT sambil mulai mempereteli pakaian Risma.

"Hssss...iyah ouh...biar kuat ya pak, sebelum ngewe nyusu dulu...yahhh...!". Risma balik menggoda Pak RT sambil meremas kedua payudaranya sendiri.

Sedang asik-asiknya menikmati segarnya payudara Risma. Pak RT menghentikan kegiatannya karena kedatangan Nugi yang membawa segelas air minum untuk istrinya.

"Aduh maaf-maaf ini loh Pak Nugi saya gak izin dulu sama yang punya...!". Ucap sopan Pak RT terhadap suami Risma.

"Haha...bapak ini, silahkan...silahkan gunakan istri saya sepuasnya pak...!". Nugi menjawab dengan tak kalah sopannya sambil memberikan air minum yang ia bawa untuk istrinya.

Selesai meminum air yang diberikan oleh suaminya, Risma mengajak kedua pejantannya untuk bermain di kamar. Tentu saja bagi Pak RT sebagai tetangga yang sering mengintip pasangan suami-istri ini bercinta, seperti mimpi yang berubah menjadi nyata.
Risma yang terlebih dahulu memasuki kamarnya langsung duduk ditepian ranjang dengan pose yang begitu menggoda. Sambil memperhatikan dua laki-laki yang telah bertelanjang bulat dihadapannya, ia tersenyum begitu manisnya.

"Jadi siapa nih yang mau masuk ke memek? Siapa juga yang mau ngentotin bo'ol...?". Tanya Risma tanpa memikirkan pertanyaan yang ia lontarkan pantas atau tidak.

"Sa..saya aja yang nyodok bo'olnya Bu Risma, Pak Nugi kan tadi udah...jadi sekarang giliran saya ya?". Dengan semangat Pak RT meminta.

Mendengar Pak RT yang begitu antusias dengan lubang pantat istrinya, Nugi pun mengalah. Ia lalu menaiki ranjang dan rebah disana.
Tanpa diminta Risma pun segera menaiki tubuh sang suami dan batang kontol itu ke lubang memeknya yang rupanya telah kembali basah, sedangkan Pak RT tengah bersiap dibelakangnya tak sabar ingin segera membobol lubang pantat Risma.

"Ah sebentar pak...ahhh...jangan dulu dicoblos...!". Pinta Risma yang baru mulai menggoyangkan pinggulnya dengan batang kontol sang suami yang menyumpal lubang memeknya.

Pak RT yang mengerti hanya bisa mengelus punggung sang ibu guru sambil mengocok sendiri batang kontolnya. Hingga lima menit kemudian Risma mulai mencondongkan tubuhnya. Hal itu seperti sebuah sinyal bagi Pak RT untuk segera melakukan sesuatu yang diinginkannya.
Suara erangan penuh kenikmatan mulai terdengar ketika sedikit demi sedikit kontol Pak RT menerobos masuk dilubang pantat Risma.

"Ahhhh... anjjjing...ayah, ini nikmat bangeeeettt...ahhh... iyah ayo sodok...ouhhhh!". Ucap Risma mengungkapkan apa yang tengah ia rasakan.

Pak RT yang memang sangat menyukai menyodok lubang anal begitu sumringah. Ia dengan penuh penghayatan mengeluar masukan batang kontol kebanggaannya. Tak disangka selain istrinya ada juga wanita lain yang menyukai sodokan kontol terhadap lubang pantat. Bahkan perempuan yang satu ini jauh lebih binal dibanding istrinya. Wanita yang kesehariannya merupakan seorang pengajar memang tak ada yang menyangka ternyata seliar ini ketika sudah berhadapan dengan kontol laki-laki.

Sementara Nugi, semakin merasakan legitnya jepitan memek sang istri ketika batang kontol lain ikut memasuki lubang yang lain. Ia merasakan kekagumannya kepada sosok istrinya sekaligus semakin menyayanginya.

"Ahhh...Pak Nugi beruntung banget, lubang pantat Bu Risma legit...ahhh...!". Pak RT memberikan komentarnya.

"Mmmhhh...ahhh...dasar RT messsuuuummm...ahhh...doyan banget ngentotin bini warganya...hmmmm...iyah...gituuuu...ahhh...nikmat...!". Risma membalas dengan senyuman genit khasnya.

Orgasme demi orgasme Risma dapatkan sore itu. Seakan tak ada puasnya setiap kali ia dibuat kelojotan karena berhasil mendaki puncak kepuasan, tanpa harus menunggu lama ia selalu kembali meminta.
Risma memang menjadi lebih binal setelah membuka pikirannya tentang seks yang diajarkan suaminya. Namun demikian, sifat binal itu hanya ia tunjukan ketika diatas ranjang dan bisa menutupinya dalam keseharian.
Pergumulan tiga orang itu baru selesai setelah Nugi dan Pak RT diperah spermanya oleh Risma.
Keringat disekujur tubuh ketiganya dengan nafas yang terengah menandakan kepuasan yang mereka dapatkan sore itu begitu istimewa.
Sampai saat terakhir Risma mengantar kepulangan Pak RT, mereka masih menyempatkan berciuman panas dan saling meraba didepan pintu rumah.

"Dah bapak...salam ya sama Bu RT...!". Ucap Risma sambil melambaykan tangannya genit didepan pintu rumahnya.
Lanjut jangan?
Tetep pantengin aja ya...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd