Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Bimabet
Ini masih pemanasan dan pemanisan yaa?

Ditunggu update exe nya Hu
 
:baca:
 
mantap suhu.

saran suhu, utk pemerannya cukup ber4 ato bet 5.
agar tdk melenceng jauh dari judul, dan kesannya tdk murahan. liar tp berkelas
Mohon maaf juga, Suhu. Rencananya para tokoh tambahan itu hanya sebagai pendukung dan tokoh utamanya tetap 4 orang seperti di prolog. Terima kasih apresiasi dan masukannya. :D
 
Untuk para suhu dan agan sekalian, sebentar lagi saya akan update ceritanya. Mohon ditunggu, ya.

Ya, ini baru kedua2nya, Suhu @w13r
Oke, siap, Suhu @Vstalis
Silahkan, Suhu @Teletubes_Rebuen
Thanks a lot, Suhu @hazel385
Terimakasih banyak, Suhu @nyambik Saya juga masih belajar.
Ya, sudah diupdate, Suhu @dwi70

Dan terima kasih banyak atas apresiasinya dan masukannya.
 
Terakhir diubah:
Episode 7 : Rangsangan Awal yang Dahsyat Ummu Afra dan Nurdin

Sore itu, Ummu Afra baru selesai berbelanja kebutuhan sehari-hari di sebuah supermarket. Barang bawaannya cukup banyak di tangan kiri dan kanannya. Saat dia berjalan akan meninggalkan tempat parkir, terlihat sebuah mobil berjenis carry merk terbaru warna hitam. Awalnya ia tidak tertarik dengan mobil itu. Lalu, dia melihat sebuah cahaya putih kebiruan di TV kecil yang menempel di bagian belakang kursi supir. Walaupun jendela samping kiri dan kanan serta belakang mobil gelap, cahaya itu tetap terlihat. Ummu Afra yang penasaran lalu coba mengintip lewat jendela kiri mobil (bagian terdekat). Ia begitu terkejut. Ternyata itu adalah video porno saat dirinya tengah bermasturbasi. Bagian payuadaranya yang montok dan vaginanya yang sekal terlihat jelas tanpa sensor. Apalagi saat adegan dia meremas bagian2 vital itu dengan erotis. Dia sangat marah melihatnya. Digedor2 jendela itu sebagai pelampiasannya. Namun, tiba2 gairah sexnya mulai bangkit kembali. Kedua payudara dan vaginanya serasa bergetar hebat. Birahinya mulai memuncak. Meski begitu, akal sehatnya masih bekerja baik.

Ummu Afra lalu mencari tempat DVD video itu diputar. Akhirnya tempatnya ia temukan, yaitu di DVD player yang masih menyala di dashboard supir. Dengan segera, ia lalu membuka pintu depan supir. Terkunci. Tidak menyerah, ia lalu berpindah ke pintu depan satunya. Terkunci juga. Tanpa berputus asa, dia lalu berpindah ke satu2nya pintu bagian belakang. Ternyata terkunci juga. Ia pun pasrah dan ingin memecahkan kaca mobil itu dengan batu saking frustasinya. Namun, ia melihat pintu ini sedikit longgar daripada dua pintu di depannya. Akhirnya, dengan jepit rambut yang ujungnya runcing, ia bisa mencongkel lubang kunci pintu mobil itu. Pintu pun terbuka.

Syukurlah.", pikirnya lega. Ia segera masuk ke dalam mobil dan menutup pintu mobil itu. Rasanya malu dan takut ketahuan bila ada orang lain yang memergoki. Untunglah suasana sore itu sepi walaupun banyak mobil dan motor terparkir di lahan parkir itu. Rupanya orang2 masih asyik berbelanja dalam supermarket sana.

Ummu Afra lalu menutupi layar monitor itu dengan sapu tangan tebalnya agar orang lain tidak mengetahui cahaya layar monitor itu. Dia berkeringat dingin sebenarnya saat melakukan ini. Apalagi cuaca sekarang panas ditambah lagi ia mengenakan jubah panjang dan longgar serta jilbab lebar serta berada di dalam mobil. Semakin banyaklah keringat yang mengucur di wajah, kedua telapak tangan, dan sekujur tubuhnya. Namun, ia harus melakukannya untuk melindungi harkat dan martabatnya sebagai akhwat. Ia harus segera mengambil DVD porno itu dan melenyapkannya sebelum ketahuan orang lain dan membuatnya sangat malu.

Tangan kanannya segera ia ulurkan ke arah depan untuk menekan tombol 'open' dan mengeluarkan DVD itu. Namun, sebuah tangan kiri dengan kuat langsung menangkap tangannya sesaat sebelum menekan tombolnya. Ummu Afra sangat terkejut. Ternyata dia adalah...

"Halo, Ukhti Rizka. Lama tak jumpa, ya.", seru Nurdin yang menampakkan wajahnya tertawa menyeringai. Rupanya ia tadi menutup tubuhnya dengan jas hujan panjang dan besar hingga menutupi sekujur tubuhnya. Kamuflase yang sempurna.

Ummu Afra sangat kaget melihat hal itu.
"Aahhh. Akhi Nurdin. Sedang apa Anda di sini? Jangan2 ini sudah sengaja direncanakan, ya?", seru Ummu Afra dengan ketus.

"Ya, memangnya kenapa?", tanya balik Nurdin seolah tanpa dosa.

"Ayo, cepat lepaskan saya. Atau saya lapor polisi atau saya berteriak minta tolong agar orang2 datang karena Anda melakukan pelecehan memegang tangan saya sembarangan.", ancam Ummu Afra dengan sengit sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan Nurdin.

"Oh, boleh saja. Tapi sebelumnya saya laporkan Anda dulu ke polisi atau berteriak minta tolong memanggil massa karena Anda sudah masuk mobil saya dengan paksa. Itu ada kamera CCTV parkiran ini yang bisa membuktikannya. Ditambah lagi saya punya banyak data kopian video Anda di perangkat lain dan situs rahasia internet. Kapan pun saya bisa menyebarkannya kalau mau dan Anda akan malu besar karenanya. Namun, hal itu bisa saya batalkan dengan menyatakan bahwa saya menganggap Anda istri saya dan ingin mengambil barang ketinggalan serta buka paksa pintu karena kunci mobil tertinggal. Saya pun akan menutup rapat rahasia ini dan mungkin bisa menyerahkan data2 video porno itu pada Anda. Tentu ada 1 syarat saja.", jelas Nurdin dengan tegas dan penuh percaya diri.

Mendengar itu, Ummu Afra sangat kaget dan terdiam lama saking ketakutannya.

"Benar juga katanya.", pikir Ummu Afra lagi seraya melihat 1 kamera CCTV yang terpasang di puncak tiang dekat pos keamanan. Dia takut para satpam menghampirinya karena mengira dia pelaku curanmor. Namun dia lega karena sampai sekarang para satpam belum menghampirinya.

"Mungkin kameranya sedang rusak, dimatikan, atau tetap nyala tapi para satpam sedang berpatroli di area lain supermarket ini.", pikir Ummu Afra positif.

Melihat itu, Nurdin hanya tersenyum licik. Tadi dia sudah berpesan pada para satpam bila melihat wanita mirip Ummu Afra, ia berujar bahwa itu adalah istrinya yang mungkin akan mengambil barang dengan alasan tadi. Para satpam itu pun mengangguk mengerti. Ditambah dengan beberapa lembar uang berwarna merah dengan alasan untuk uang makan para satpam itu membuatnya yakin aksinya ini akan berjalan lancar.

"Jadi bagaimana, Ukhti Rizka? Mau pilih yang man Atau saya laporkan sekarang.", sahut Nurdin seraya melepas tangan Ummu Afra dan menakut-nakuti akan membuka pintu supir.

"To.. tolong, jangan laporkan saya, Akhi Nurdin. Apa syaratnya?", seru Ummu Afra sambil refleks memegang lengan Nurdin.

"Syaratnya satu saja, Ukh. Tolong layani saya dalam berhubungan seksual yang memuaskan. Tidak ada opsi lain. Bagaimana?", gertak Nurdin.

Ummu Afra sangat kaget tapi dia pun bingung tiada solusi lain. Akhirnya ia pun menuruti karena sebelumnya dulu dia pernah diperkosa oleh 2 mahasiswanya dan seorang pengantar makanan. Meski ketiganya sudah ditangkap para petugas intelejen kerabat sahabat akhwatnya dulu. Jadi rahasia terjamin dan dia tidak hamil karena masih rutin minum pil KB saat itu. Begitu juga saat ini dia masih mengonsumsinya karena dia tidak ingin hamil lagi untuk waktu sekarang2.

"Baiklah, Akh. Tapi, jangan lama2, ya.", jawab Ummu Afra pasrah.

"Nah, begitu dong, Ukhti cantik.", seru Nurdin genit. Lalu, ia segera menyalakan AC mobil agar lebih sejuk dan pindah ke kursi belakang dengan cara melipat kursi sebelah supir agar memudahkannya lewat. Dalam sekejap, Nurdin sudah di samping Ummu Afra. Ditariknya tali pengait gorden di antara kursi depan dan belakang sehingga gorden itu tertutup.

Ummu Afra hanya menunduk malu dan takut serta berdebar juga melihat itu. Dia telah meletakkan kedua belanjaan itu di lantai kursi belakang. Nurdin lalu mendongakkan wajah Ummu Afra dengan menekan dagunya ke atas. Tampak makin cantik dan menggairahkan. Nurdin lalu memeluk Ummu Afra erat sambil mencium bibirnya dengan gemas. Lidah mereka pun saling bertautan dengan ganasnya.

"Ah, ah, mmm, mmm, slurp, slluuupppp", bunyi gesekan bibir dan lidah keduanya.

Akibatnya kedua payudara Ummu Afra semakin tegang dan putingnya mencuat menggesek dada bidang Nurdin. Penis Nurdin pun menegang dan menekan vagina Ummu Afra. Nurdin lalu melepaskan kedua tangannya dari punggung Ummu Afra sambil agak merenggangkan tubuhnya dengan tubuh Ummu Afra namun sambil berciuman. Tangan kanan Nurdin meremas kuat payudara kiri Ummu Afra sambil sesekali menekan putingnya dari luar jilbab lebarnya. Tangan kiri Nurdin lalu menekan dan meremas vagina depan Ummu Afra dari luar jubah panjang dan longgarnya. Rupanya ia ingin memancing keluar dahsyat gairah Ummu Afra.

"Akh, oh, ehm.," desis Ummu Afra antara kesakitan atau keenakan.

Diperlakukan seperti itu membuat Ummu Afra semakin bergelora dan gairah seksnya meningkat. Cairan ASI dari kedua putingnya dan cairan cinta dari vaginanya serasa makin mendesak keluar. Tangan kirinya menekan dada kanan Nurdin dan dan tangan kanannya meremas erat dan kuat penis Nurdin yang sudah mencuat dari balik celana panjang bahan kainnya. Nurdin pun merasa Ummu Afra makin merangsang semangat kejantannya dan merasa air mani/spermanya akan segera muncrat.

"Aahhh, eennyyakkknnyaa.", racau Nurdin sambil keenakan dan menahannya sementara. Mereka melakukannya selama beberapa menit dan mulai mendekati orgasme masing2. Dan...

"Ssrrt... ssrrtttt..", bunyi ASI keluar dari kedua puting Ummu Afra.
"Crrttt..ccrrrtt..", bunyi air cinta keluar dari vagina Ummu Afra.
"Croot.. crott..", bunyi sperma muncrat dari penis Nurdin.

Rupanya mereka berdua sudah mencapai orgasme pertamanya. Pelukan keduanya pun terlepas untuk beristirahat sejenak dengan cara bersandar di kursi belakang masing2 untuk menyiapkan tenaga di ronde seksual berikutnya.

...(Bersambung)...

Maaf, bila ada kekurangannya, Agan2 dan Suhu2 sekalian. Nanti disambung lagi di episode berikutnya. Selamat membaca. Mohon masukannya juga. Terima kasih. Salam lancrot, ya. ;)
 
Kok belum apa2 udh muncrat2an Hu?
Ga dapet nih nubie yg cupu ini
:ampun:
 
Kok belum apa2 udh muncrat2an Hu?
Ga dapet nih nubie yg cupu ini
:ampun:
Ya, gpp, Suhu. Maafkan saya juga. Ceritanya itu baru pemanasan awal2 dulu karena efek rangsangan video porno tadi dan remasan kuat serta rangsangan besar pada alat2 kelamin vital masing2 serta mereka udah biasa bermain sex (masturbasi atau berhubungan badan) serta cuaca yang panas campur hawa AC dingin. :Peace: Muncratnya juga baru sedikit2 sebagai pelumas dan pelicin agar nanti hubungan sex kedua orang itu lebih lancar dan hot lagi. :semangat: Saya juga sedang merancang jalan cerita lanjutannya yang mungkin penuh kejutan dan tidak biasa. ;) Terima kasih atas masukannya. :beer:
 
Ternyata ummu afra disini membuka lembaran baru ya bersama seorang akhi...
Semoga tamat gan...
Btw kapan updatenya gan...

Moga2 ada nurdin2 lain yg bisa menikmati tubuh ummu afra...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Terima kasih atas apresiasi dan masukkannya, Suhu2 dan Agan2 semuanya. Maaf bila masih ada kekurangan dalam ceritanya. Semoga ke depannya nanti saya perbaiki dan semakin bagus ceritanya. Sebentar lagi saya update ceritanya. Selamat membaca. Ditunggu, ya. :)
 
Bimabet
Episode 8 : Gilanya Kelakuan Mesum Nurdin dan Ummu Afra

Setelah beristirahat sejenak, Nurdin akan segera melancarkan aksinya pada Ummu Afra.

"Agar lebih akrab, saya panggil Ukhti dengan Dik dan sebaliknya panggil saja saya Mas. Lalu, masing2 dari kita saling melepaskan pakaian yang dipakai. Bagaimana, Dik?", tawar Nurdin penuh birahi yang lebih tua 6 tahun dibanding Ummu Afra.

Ummu Afra yang masih sedikit lelah dengan pergumulan dengan Nurdin tadi hanya bisa mengangguk pasrah.

"Baiklah, Mas Nurdin. Mari segera kita lakukan.", ujar Ummu Afra yang ingin cepat melakukan hal yang tabu ini agar lekas pulang dan beristirahat di rumah.

Mendengar hal itu, Nurdin lalu segera menarik kuat kedua tangan Ummu Afra yang kaget namun hanya pasrah saja. Keduanya kini saling berhadapan dengan jarak sangat dekat. Kedua napas mereka begitu memburu. Kepala Nurdin lalu mendekat ke kepala Ummu Afra dan bibirnya langsung menyosor bibir seksi akhwat itu. Kedua lidah mereka saling beradu dan mengait serta mencampurkan kedua air liur mereka.

"Ehm, mmuacchh..mmuaacchhh.", desis mereka tertahan menikmati percumbuan terlarang itu.

Kedua tubuh mereka sedikit renggang namun tetap bergoyang2 dengan erotisnya. Kedua tangan Nurdin lalu memasukkan kedua tangannya di bagian punggung Ummu Afra di balik jilbab lebarnya. Ia mencari-cari resleting jubah longgar akhwat itu. Setelah ketemu, langsung ia tarik turunkan resleting itu dan setelah melonggar, jubah panjang itu langsung ia pelorotkan ke bawah hingga sebatas pinggang Ummu Afra. Akibatnya, bagian atas tubuh Ummu Afra kini setengah telanjang, hanya bra dan jilbab lebarnya yang masih menutupi kedua gunung kembarnya yang montok itu. Nurdin segera melepas pengait bra dan benda itu langsung lepas dan kedua payudara Ummu Afra langsung membusung keluar menyentuh sisi dalam jilbab lebarnya yang hingga sebatas perut. Nurdin lalu segera melepaskan kuluman pada bibir Ummu Afra dan menyampirkan jilbab lebarnya ke samping hingga ke bagian punggungnya. Tampaklah kedua bukit kembar berukuran 36 B yang sangat menantang dengan sedikit ASI yang keluar dari kedua puting Ummu Afra. Akhirnya, Nurdin akan segera menikmatinya setelah rajin memandanginya (masih dari luar jilbab lebar dan jubah longgar panjangnya) saat bertamu ke rumah Mahmud dan istrinya ini saat itu.

Melihat pemandangan itu, penis Nurdin langsung kembali bangun dan sedikit mengeluarkan spermanya yang merembes ke kolor dan sedikit ke celana panjang bahan kainnya. Tanpa pikir panjang, mulut Nurdin langsung menghisap kuat ASI di puting payudara kanan Ummu Afra dan diselingi dengan jilatan lidahnya di seluruh bagian payudara itu tanpa kecuali. Tangan kanan Nurdin tidak mau kalah dan meremas kuat payudara kiri Ummu Afra sambil sesekali memelintir keras putingnya.

"Aahhh.. Ooohhhh... Mmmhj Teruskan Mas Nurdin. Puaskan ana.", desah Ummu Afra sambil merem melek tak karuan menikmati perlakuan Nurdin pada kedua bukit kembarnya.

Mendengar suara Ummu Afra yang begitu indahnya, Nurdin makin bersemangat. Libidonya naik. Ia makin memperkeras kuluman, sesekali menggigit puting, dan remasannya pada kedua payudara montok Ummu Afra, kiri dan kanan secara bergantian. Ummu Afra pun makin menikmati perlakuan itu sambil memegangi kepala Nurdin dan terkadang menjambak rambutnya. Akibatnya, kedua payudara Ummu Afra memerah, penuh air liur, dan ada beberapa cupangan Nurdin pada beberapa bagiannya. Kedua putingnya masih tegak mencuat jadi agak kebiruan karena kuluman dan pelitiran Nurdin. Kedua payudara itu jadi berkedut-kedut karenanya. Nurdin puas sekali dengan hasil perlakuannya itu. Lalu, dia mengambil beberapa lembar tissue di kotaknya yang terletak dekat persneling mobilnya. Dengan penuh kelembutan, dia mengelap bekas air liurnya di kedua payudara Ummu Afra dan kedua putingnya sambil sedikit meremas dan memainkannya. Birahi Ummu Afra makin meningkat karenanya. Kini, kedua payudaranya sudah kering dan bersih. Namun, ukurannya sedikit membesar karena masih ada sisa ASI yang akan segera keluar dari kedua putingnya.

Ummu Afra khawatir karena hal itu. Melihat itu, mata Nurdin semakin mesum melihatnya. Ingin sekali ia menyusu pada kedua putingnya. Tapi bagaimana caranya itu yang ia pikirkan sekarang yang berpacu dengan waktu agar ASI itu yang akan segera menyembur keluar. Akhirnya ia menemukan ide. Lalu, ia mengambil sebuah alat pemerah susu sapi yang sudah dimodifikasi dari kantung plastik di bagian kursi depan. Kedua ujungnya mirip alat penghisap ASI pada kedua payudara manusia. Di bagian tengah ada pompa kecil untuk mempercepat tarikan air susu dan di ujung lainnya ada sedotan agak besar sedikit lebih kecil daripada ukuran mulut manusia.

Nurdin lalu segera memasangkan kedua ujung alat pengisap itu pada kedua puting Ummu Afra dan memasukkan ujung sedotan yang satu ke mulutnya sendiri serta tangan kirinya menahan bagian tengah alat itu agar tidak jatuh. Tangan kanannya lalu menekan tombol "ON" dan alat itu segera bekerja menarik kedua puting Ummu Afra agar segera mengeluarkan isinya. Tangan kanan Nurdin pun tidak tinggal diam. Diremas dan diperasnya dengan kuat kedua payudara Ummu Afra secara bergantian seperti memerah susu sapi dari puting dan kelenjar payudaranya. Hal itu bertujuan agar mempercepat prosesnya dan air susu cepat keluat dan lebih banyak.

Mendapat perlakuan seperti itu, Ummu Afra terkejut. Baru kali ini kedua payudaranya dan ASI nya dipijat & dihisap oleh alat dan tangan manusia sekaligus. Ia berdebar-debar menanti prosesnya. Namun, ia lega karena ASI yang membebani kedua payudaranya akan segera keluar.

Tidak lama kemudian,

"Ccrrtt... ccrrrttt... ccrrttt...", suara ASI Ummu Afra yang dihisap alat itu mengalir melalui selang plastiknya hingga disedot oleh Nurdin. Begitu leganya kerongkongan Nurdin dialiri ASI itu. Tenaganya seolah pulih kembali. Namun, dia tidak serakah. Saat merasa ASI yang dihisapnya tinggal sedikit lagi, Nurdin segera mematikan tombol alat itu. Tangan kirinya segera membalikkan ujung sedotan alat itu dan mengarahkannya ke mulut Ummu Afra. Tangan kanan Nurdin masih meremas bergantian kedua payudaranya. Ummu Afra mengerti dan langsung membuka mulutnya dan mengulum sedotan itu dan tangan kanannya menahan bagian tengah alat itu. Nurdin lalu menyalakan kembali alat itu.

"Crrt... crrrt..", suara ASI yang kembali mengalir dan membasahi kerongkongan Ummu Afra. Ia merasa lega rasa hausnya telah hilang sekaligus kedua payudaranya kembali ke ukuran normal karena ASI nya telah keluar semua untuk sementara ini.

Nurdin lalu segera mematikan alat itu, melepaskan ujung sedotan dari mulut Ummu Afra dan kedua alat penghisapnya dari kedua putingnya. Dia lalu membersihkan kedua puting itu dengan tissue kering sambil sesekali meremasnya lembut dan menyeka bekas air liur dan ASI di bibir dan mulut Ummu Afra dengan tissue yang sama. Lalu Nurdin terdiam sejenak. Tanpa diduga sebelumnya, tiba2 Ummu Afra segera melucuti kemeja dan kaus dalam Nurdin dan menekan-nekan, meremas-remas dada bidangnya serta sesekali menggigit kedua puting kecil Nurdin. Diperlakukan seperti itu, membuat Nurdin kelojotan.

"Ah, ah, ehm, oohhh., Maannntaappp, Dik Rizka.", desah Nurdin keenakan.

Ummu Afra lalu memelorotkan celana panjang dan membuka kolor Nurdin juga. Tampaklah kontol Nurdin yang tegang maksimal dengan urat2 kehijauan menghiasinya. Meski lebih kecil ukurannya dibanding kontol suaminya, baginya itu lebih menggairahkan karena ujungnya yang lebih lancip. Tanpa buang waktu, Ummu Afra melakukan blowjob. Ia memasukkan kontol itu hingga hampir menyentuh pangkal kerongkongannya. Dimaju mundurkannya kontol itu sambil sesekali digigitnya kecil.

"Aahhh.. Ooohhhhh... Ter.. terrussinn, Diikkk.", seru Nurdin megap2 sambil megang kepala Ummu Afra yang masih terbungkus jilbab lebar. Sementara itu, di luar sudah turun hujan deras dan disertai angin lumayan kencang. Semakin tersamarlah permainan sex mereka dari luar.

Ummu Afra juga semakin cepat melakukan blowjob disertai dengan remasan kuat kedua tangannya pada kedua biji pelir Nurdin. Merasa kontolnya semakin menegang, Nurdin makin merapatkan kepala Ummu Afra pada benda panjang itu. Dan..

"Crot... crot...croot." bunyi air sperma Nurdin yang masuk ke dalam mulut dan kerongkongan Ummu Afra. Dia tampak menikmatinya. Lalu, Ummu Afra segera melepas kontol itu dari mulutnya setelah Nurdin melepas kepalanya. Lalu, dia segera menampung sisa ceceran sperma Nurdin dengan kedua tangannya yang dibentuk seperti wadah kecil. Nurdin yang melihat itu pun mengerti dan membuka lebar mulutnya dan air sperma dari tangan akhwat itu mengalir bebas ke dalam mulut dan kerongkongan Nurdin.

"Hm, nikmatnya.", gumam Nurdin puas.

Lalu, Nurdin mendorong tubuh Ummu Afra ke belakang dan melepas rok panjang yang menyatu dengan jubah longgarnya hingga terlepas semua ke bawah. Dipelorotkannya celana panjang tipis dan celana dalam Ummu Afra hingga lepas. Namun, kaus kakinya tidak ia lepas. Sensasinya meningkat melihat akhwat di depannya hampir telanjang dan hanya memakai jilbab lebar dan kaus kakinya saja. Dipegangnya kedua paha Ummu Afra dan diarahkannya ke atas agar memudahkan mulutnya mencapai vagina Ummu Afra. Lalu, dijilat2nya vagina Ummu Afra sambil menghisap cairan cintanya. Sebelah tangannya ikut meremas2 vagina itu sambil tangan satunya menahan sekaligus kedua paha Ummu Afra. Dua jari sekaligus ikut menojos maju mundur memek Ummu Afra hingga cairannya makin banyak keluar. Dengan mulutnya, Nurdin meminum semua air cinta itu. Ditekan2 dan dipelintir juga kelentitnya dengan kedua jarinya.

"Aauowhh.. Hhhh.. Aaahhh.. Oooohhh., Ter.. teerrussin., Mmaass.", racau Ummu Afra dengan binalnya yang akan segera orgasme lagi.

"Ssrtt.. ssrttt...", bunyi sisa air cinta dari vagina Ummu Afra yang lagi2 habis diminum Nurdin.

Setelah itu, Nurdin segera menurunkan kedua paha Ummu Afra. Dia lalu segera menggeseka-gesekan kontolnya di bagian luar vagina Ummu Afra. Siap untuk memasukkannya ke dalam vagina itu yang makin berkedut-kedut.

"Anti siap ana masukkan ini, Dik Rizka?", tanya Nurdin dengan mesumnya.

"Kapan pun ana siap, Mas Nurdin. Cepat anta masukkan sekarang.", jawab Ummu Afra bergairah.

Saat Nurdin, akan memasukkan kontolnya terdengar suara notifikasi pesan dari smartphone di saku celananya.

"Huh, siapa lagi ini? Mengganggu keasyikan orang aja.", gerutu Nurdin kesal.

Karena penasaran, ia lalu merogoh smartphone dari saku celana panjangnya dan membaca pesan di dalamnya.

"Nurdin, kenapa kamu berulang kali kutelepon tidak diangkat2? Ke mana saja dan sedang apa? Ayo cepat segera ke kantor sekarang. Kita akan rapat mendadak bersama para kepala bagian, komisaris, dan perwakilan karyawan bank. Karena indeks mata uang nasional sekarang sedang mengkhawatirkan. Harus tiba setengah jam lagi di sini. Kalau tidak, kamu kupecat atau kumutasi ke luar kota yang jauh. Bagaimana?",

Begitu bunyi pesan yang tampak marah dan mengancam tersebut. Mendadak, wajah Nurdin jadi pucat. Itu sms dari Pak Broto, direktur bank tempatnya bekerja. Dia tahu tabiat atasannya yang tegas, keras kepala, dan tidak main2 dengan ucapan dan tindakannya. Namun itu demi kemajuan perusahaannya dan kepentingan para karyawannya juga. Tadi Nurdin hanya men-sillent kan suara panggilan telepon dan lupa melakukan hal yang sama pada suara notifikasi pesannya. Lalu dengan ketakutan, ia membalas pesan bosnya itu.

"Baik, Bos. Maaf saya tadi sedang belanja di swalayan. Segera saya ke sana dengan cepat. Mohon ditunggu."

Lalu, ia segera menarik lagi kontolnya dari bibir vagina Ummu Afra.

"Maaf, Dik Rizka. Saya harus segera ke kantor. Ayo segera rapikan pakaian kita masing2.", seru Nurdin dengan sendu. Padahal ia ingin segera menuntaskan ronde final ini.

"Hm, baiklah, Mas Nurdin. Lain kali saja, ya.", bilang Ummu Afra agak kecewa namun lega karena vaginanya tidak jadi ditusuk dengan kontol Nurdin.

Lalu, mereka berdua segera membersihkan berbagai cairan yang dihasilkannya dan mengeringkan tubuh mereka dengan banyak tissue. Dengan cepat mereka kembali memakai pakaian dalam dan luar mereka serta merapikan sekedarnya. Lalu, Nurdin segera pindah ke kursi supir setelah melipat kursi di sebelahnya. Ummu Afra diajak Nurdin duduk di sebelahnya dengan alasan sabuk pengaman di kursi belakang sedang rusak. Ummu Afra menurutinya karena ia berpikir Nurdin akan memacu mobilnya dengan kencang jadi mereka berdua harus memakai sabuk pengaman.

Setelah mereka siap, Nurdin lalu segera men-starter mobilnya dan mendorong rem tangan serra menginjak kuat pedal gasnya. Dengan cepat ia membanting stir mobilnya ke kanan. Walau khawatir, Ummu Afea tetap berusaha tenang karena yakin dengan kemampuan Nurdin mengemudi.

Mobil Nurdin lalu melewati jalan kecil di tengah lapangan parkir itu dan melewati pos satpam yang tampak sepi karena para satpam sedang berteduh karena hujan deras ini. Saat akan melewati portal otomatis, Nurdin segera mengklakson penjaga portal sekaligus petugas parkir resmi supermarket itu. Ummu Afra kaget mendengarnya. Petugas di dalam pos jaga keluar itu terkejut namun segera membukakan portal itu dan mempersilahkan Nurdin keluar karena sebelumnya dia memakai kupon paket yang digesek di mesin sensor saat dia memasuki tempat parkir ini sebelumnya. Mobil Nurdin dengan wiper naik turun menyapu tetesan air hujan di kaca depannya dan roda2nya melaju kencang di jalanan ibukota yang tampak agak lengang karena belum banyak kendaraan keluar dari kantor, sekolah, dan kampus. Rupanya belum waktu puncak jam pulang.

Saat melihat ada terowongan Casablanca ratusan meter di depannya, mendadak Nurdin memperoleh ide untuk menuntaskan hasrat seksualnya. Penisnya masih menegang dan akan segera menumpahkan isinya.

"Dik Rizka, cepat buka rok panjang dan celana dalammu. Ana akan menuntaskan dengan cepat bagian akhir yang tertunda tadi.", seru Nurdin seraya melepas resleting celana dan melepaskan kolornya hingga mencuatlah penisnya yang menegang.

Ummu Afra yang tampak kaget mendengar perkataan dan melihat sikap Nurdin itu.

"Ta.. tapi ini di tempat umum, Mas. Ana takut ketahuan. Lagipula anta sedang menyetir sekarang. Tidak apa2kah?", seru Ummu Afra khawatir.

"Gpp, Dik Rizka. Saya sudah perhitungkan itu. Asal anti bantu ana juga. Atau mau saya kirim sekarang itu ke situs2 video porno terkenal?", ancam Nurdin dengan serius dan tegas.

"Ba... baiikllahhh, Mas Nurdin. Ana menurut saja", tanggap Ummu Afra pasrah dan agak takut. Ia lalu menarik rok panjangnya ke atas dan memelorotkan celana panjang tipis dan celana dalamnya sambil agak berdiri untuk memudahkannya. Ia pun melepas sabuk pengamannya.

"Ayo, sini, Dik. Langsung masukkin aja", seru Nurdin sambil menunjuk ke pangkuannya.

"Oke, Mas.", jawab Ummu Afra patuh.

Lalu, ia segera pindah ke arah pangkuan Nurdin yang masih mengemudikan mobilnya. Ia menyerong ke kiri, sedangkan Nurdin menyerong ke kanan agar masih bisa melihat situasi jalan di depannya. Dengan perlahan-lahan ia agak membuka pantatnya sehingga lubang vaginanya mulai dimasukki oleh penis Nurdin yang mengacung kuat itu.

"Ah, ehm, oohh.", racau Ummu Afra dan Nurdin berbarengan saat kedua alat kelaminnya saling bergesekkan di dalamnya.

Karena dinding vagina Ummu Afra sudah licin akibat cairan cintanya maka "Blleess". Penis atau kontol Nurdin masuk semuanya ke dalam liang senggamanya. Tepat saat mobil Nurdin sudah masuk ke bagian awal terowongan Casablanca.

"Aahh.. Ooohhh.", desah keduanya berbarengan.

Ummu Afra sangat malu melakukan hal tabu ini di dalam mobil dengan yang bukan mahramnya di tempat umum. Namun, untunglah keadaan terowongan ini agak gelap dan sedikit berkabut dan jalannya sedikit tergenang banjir. Banyak pengemudi mobil dan motor yang fokus memandang ke delan dan konsentrasi memacu kendaraannya masing2. Apalagi bila tidak hati2, kendaraan bisa tergelincir, bertabrakan dengan kendaraan lain, dan terjadi kecelakaan fatal. Di daerah ini memang rawan kecelakaan karena keaadaan terowongannya yang gelap, jalan kurang rata dan agak berlubang serta agak angker. Hal itulah yang membuat Ummu Afra lega. Hanya lampu sorot depan kendaraan yang menyala sebagai pemandu dan lampu belakang dan sen agar pengendara kendaraan di belakang waspada. Lampu dalam mobil Nurdin menyala namun berhasil ditutupi dengan gorden kecil di samping kiri kanan pintu depan sedangkan ada gorden yang menutupi kursi depan dan belakang serta di jendela kiri kanan belakang dan paling belakang tertutupi warna kaca yang gelap.

"Ayo, sekarang naik turunkan tubuhmu agar cepat beres, Dik Rizka.", perintah Nurdin sambil tangan kirinya memegang perut Ummu Afra agar tidak jatuh. Tangan kanannya masih sibuk memegang stir kemudi. Untunglah ia bisa mengendarai pelan2 mobilnya karena di bagian pertengahan terowongan banyak kendaraan mulai pelan2 lajunya karena banjir mulai tinggi dan mulai macet antriannya.

"Siap, Mas Nurdin.", sahut Ummu Afra dan mulai menaikturunkan tubuhnya. Vaginanya memompa kontol Nurdin yang makin berdenyut2. Dinding vaginanya banyak memijit2 dan cairan cintanya mulai mengguyur kontol Nurdin. Hal ini berlangsung berulang selama beberapa menit.

"Aahh, ehm, oohhh... uuoowwhhh.", gumam pelan mereka berdua menikmati, khawatir ada pengendara lain yang mendengar atau melihatnya.

"Aahhh, aannnaaa mmaauuu ssaammppaaii, Maasss.", desah Ummu Afra keliyengan.

"Ooohhh, aannna jjuuggga, Diikkk", desis Nurdin kelojotan karena penisnya makin tegang.

Dan,
"Ssrrtt... ssrrtt. ssrrrtt", bunyi air cinta Ummu Afra menyembur menandakan orgasmenya lagi.
"Ccroottt. . croott..crot.", suara tembakan sperma Nurdin di dalam vagina mendekati rahim Ummu Afra.

"Aahhh, leganya", seru mereka berbarengan.

Lalu, Ummu Afra segera menaikkan tubuhnya dan melepaskan kontol Nurdin yang belepotan air cinta dan sperma. Ummu Afra segera membersihkan dan mengeringkan kontol itu dengan tissue kering, sedangkan tangan kiri Nurdin membersihkan dan mengeringkan vagina Ummu Afra dengan tissue. Mereka berdua lalu memakai pakaian dalam dan bawah mereka sehingga kembali tertutup. Tepat saat itu , mobil mereka keluar dari terowongan Casablanca dan Nurdin langsung menyalip beberapa mobil dan motor di depannya karena lalu lintas di depannya mulai lancar.

"Terima kasih, Dik Rizka. Ini DVD video pornonya. Tapi kapan2 anti layani ana lagi karena ana masih butuh dan masih ada file videonya di internet. Oke?", tawar Nurdin sambil tersenyum gemas seraya menyerahkan DVD porno itu kepada Ummu Afra.

"Ya, baik, Mas.", jawab Ummu Afra tersenyum kecut seraya menerima DVD itu. Rupanya penderitaan masih belum berakhir baginya untuk sementara.

Nurdin segera mengantar Ummu Afra hingga tiba di rumahnya di Pejompongan. Ummu Afra pun bergegas turun sambil membawa barang2 belanjaannya setelah mengucapkan terima lasih dan salam seadanya kepada Nurdin. Lalu dia masuk ke dalam rumahnya, menguncinya dari dalam, dan segera masuk kamar pribadinya. Untung saja suaminya belum pulang dari kantor dan bayinya serta mertuanya masih ada keperluan di rumah saudaranya. Langsung saja ia merebahkan dirinya ke atas kasur sambil sedikit air matanya mengalir karena merasa mengkhianati lagi Mahmud, suaminya. Namun, ia juga tersenyum kecil karena mendapatkan pengalaman sex luar bisa dari Nurdin. Itu hanya berlangsung sebentar dan ia pun tertidur. Sementara itu, setelah membalas salam dari Ummu Afra dengan senyum penuh arti, Nurdin segera memacu cepat mobilnya ke arah bank tempatnya bekerja yang lumayan dekat dari daerah itu. Walaupun mulutnya tertawa tapi wajahnya agak sendu karena merasa mengkhianati Ummu Aisyah, istrinya. Untungnya, sekarang sedang bertugas sebagai dokter tamu di luar kota. Namun, itu tidak berlangsung lama karena ia tiba di kantornya 2 menit sebelum rapat dimulai dan tiba di ruang rapatnya tepat waktu sehingga bosnya dan para rekan kerja yang lain bisa memaklumi dan langsung memulai rapatnya. Seolah2 tidak tampak efeknya dari kejadian seksual yang dilakukan sebelumnya. Tampak seperti hari-hari biasanya.


...(Bersambung)...

Sampai di sini dulu, Agan2 sekalian. Maaf bila kepanjangan dan ada kekurangan di dalamnya. :Peace: Selamat membaca :baca: dan mohon masukannya juga. :D
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd