Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta Pertama

BAB XL


GUNDAH HATI BERAYUNAN PILIHAN



Tari tersenyum kecut bercampur kaget ditodong pertanyaan seperti ini

“eh………”

Berta tersenyum tipis samar melihat kebingungan sosok yang dulu sangat dekat dengan keluarganya itu

“makanlah dulu sana……” ucapnya pelan

“iya Tan…..”

Dave yang ikut mendengar pertanyaan ibunya pun hanya bisa terdiam

“ di sebelah kanan untuk tamu umum yah…..” ujar Berta pelan suaranya

“iya Tante….. saya kesana dulu….” pamit Tari agak gugup melihat sikap Berta yang jauh berubah dibandingkan dulu sewaktu dia sering datang ke rumah Dave. Kini terlihat ada kekakuan dan sikap yang berjarak dengan dirinya setelah sekian tahun tak bersua.

“yuk….” ajak Dave

Lalu

“Bang….” panggil Berta ke Dave

“Iya Ma….” Dave tertahan langkahnya

“tamu-tamu dan keluarga lain sudah abang sapa?”

Dave bingung dengan pertanyaan ibunya. Perasaan semua tamu sudah disapa oleh semenjak mereka datang

“sudah Mak….”

“sapa mereka, mereka datang bukan hanya buat mamakmu, tapi mau ketemu abang juga….”

Dave terdiam sesaat, dia seperti memaklumi apa yang ibunya tanyakan.

“iya Mak, nanti abang pasti sapa mereka semua….”

Dia lalu berlalu sambil berjalan disisi Tari.

Tatapan dari hampir semua hadirin, meski terdengar suara musik dan nyanyian, tapi tetap saja kedua sosok ini jadi pusat perhatian hampir seisi gedung. Sosok wanita yang disamping Dave memang terlihat berbeda dengan paras cantiknya yang sangat mencolok itu.

“pacarnya Dave?”

“bukan… teman kuliah dia kan?”

“sudah nikah bukan?”

Suara dari para hadirin yang hadir saling berbisik

“ itu pacarnya?” suara wanita disamping Elizabeth

“setahu aku sih bukan…. teman dia dari dulu, dan sudah married kok….”

“oh…. “

Lalu

“tapi kok berani Dave bawa kesini….?”

“namanya juga teman…..” ujar Elizabeth pelan, sambil matanya tetap mengawasi mereka berdua yang sedang di meja makan untuk tamu umum, dan dengan mata yang sulit diartikan apa yang dia pancarkan.

“teman kan ada yang tahu diri ada yang tidak….” sambungnya lagi

“biasa aja sih….” bisik salah satu wanita yang disampingnya

Elizabeth tersenyum

Sementara di dekat meja makan

“sayang dah makan?” tanya Tari

“tadi udah…..”

“oh…..”

Tari hanya mengambil buah beberapa potong. Dia sadar sekali kalau dia sedang jadi pusat perhatian banyak orang, terutama dari keluarga Dave dan teman-teman Dave

“maafin Mamak yah…..” bisik Dave yang agak kurang enak dengan situasi Tari.

“it’s oke sayang…..”

Tari mencoba menghibur dirinya sendiri. Dia tahu bahwa kedatangannya memang membuat semua yang selama ini di samping Dave pasti akan offensif. Dia sadar jika semua semesta akan menolak dirinya. Namun yang dia pegang cuma satu, yaitu hati dan perkataan Dave semata.

Perkataan ibunya Dave yang menanyakan Yudi kemana memang membuat dia galau dan kikuk. Dan meski diterpa banyak tatapan sinis, dia menikmati semua itu, termasuk tatapan dari sebelah kirinya, yang di mana salah satu gadis yang duduk dia kenali dari instagramnya Iva, karena sering mengomentari status Iva selama ini.

Tari lalu duduk di salah satu kursi yang kosong, agak lengang, sambil memperhatikan Dave yang sedang menyapa para tamu yang juga sedang makan.

Dia sangat bangga melihat Dave kali ini. Sosok yang penuh kharisma. Dia merasa kalau saat ini dia bagaikan sedang di mabuk asmara dan penuh dengan bunga-bunga di hatinya, sehingga dia tidak peduli dengan hal-hal yang lain, yang dia ingat dan dia tahu bahwa Dave adalah miliknya, dan tidak akan dia ulangi lagi kesalahan dia dulu, dengan menepikan Dave sebagai sahabat untuk memilih cinta lain yang datang, namun berakhir dengan kesedihan.

Tanpa dia sadari bahwa ada hati seorang ibu yang sedang bergolak.

Hati yang tiada tentu arah bertanya, kenapa hadir wanita yang dulu sempat membuat anaknya galau dan sedih. Berta yang saat itu tahu betapa hancur hati anaknya saat menyadari bahwa Tari sudah memilih pria lain, apalagi menikah tidak lama kemudian, rasanya tidak bisa menerima jika wanita ini hadir kembali dalam hidup anaknya. Apalagi hadirnya kali ini saat Dave sudah dengan kondisi yang berbeda, dan yang membuat dia bertanya tanya ialah, kemana suami wanita ini, karena pertanyaannya tadi belum juga ada jawaban.



*******************

“shallom semua…..” tiba-tiba terdengar suara dari panggung kecil di depan

“saya mau nyanyi…. karena diminta nyanyi….” ujar wanita itu

Langsung disambut tepuk tangan heboh

“tapi, biar keren….. yang dampingi saya di keyboard, harus Bang Dave yah…..”

Kembali heboh semua yang mendengar dan diringi tepuk tangan

Dave yang sedang duduk disamping Tari tentu kaget

“sini dong Bang……”

Semua hadirin juga seperti memberi semangat ke Dave

“pinjam dulu yah Mbak….” Elizabeth seperti memohon ke arah Tari yang hanya tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya

Dave akhirnya berdiri, lalu pindah ke belakang keyboard.

Setelah berdiskusi sebentar, lalu mulailah mengalun sebuah lagu….

Denggan do nian ito
Hita na mamukkah padan


Mendengar intro lagu itu langsung pada heboh semuanya yang mendengar

Apalagi saat refreinnya yang dinyanyikan ramai-ramai

Sae ma ito, sai ma sude
Sae ma holan au na gabe korbanmu
Marisuang ari manang tikki i
Holan alani cinta palsumi




Tari meski tidak hapal lagu dan tidak mengerti, namun dia seperti merasa tersindir, karena diujung lirik terdapat kata-kata cinta palsu, yang sepertinya diarahkan ke dirinya, apalagi teman-teman- Elizabeth yang duduk di rombongannya dia seperti terlihat meledeknya, membuat dia hanya bisa terdiam.

“ senang kamu balik….” ujarnya melihat Dave kembali duduk disampingnya

Dave tertawa

“memang mo kemana?”

“takut dibawa dokter kabur….”

Dave tertawa

“soalnya terlihat exciting banget dia tadi……” agak datar suara Tari

“no lah….”

“iya juga….”

Dave hanya tersenyum

Tari seperti sedang berada di suasana yang memusuhinya, karena tidak ada keluarga dari Dave juga yang menghampirinya, sementara untuk menghampiri mereka, Tari agak enggan melihat tatapan mereka ke dirinya yang agak aneh menatapnya semenjak dia datang.

“hai Kak….”

“halo De…”

Tiba-tiba Iva muncul menyapa

“baru nyampe?”

“iya…..”

“oh…. kirain bunganya doang yang datang….”

Tari tersenyum

“ngga lah…. datanglah kasih ucapan langsung ke nyokap…..”

Lalu setelah bersalaman dan cipika cipiki

“dari mana? Kok baru kelihatan?”

“dari antar Opung barusan….”

Tari tersenyum manis melihat Iva

“ enak mobilnya?”

Iva tertawa kecil

“ih, kakak, aku jadi malu……”

Tari pun tertawa

“enakkan ini khan? Dibanding yang Iva mau…..”

“iya sih…… hahahaha”

Iva memang baru saja dibelikan mobil baru oleh Dave, sebuah HRV baru yang diusulkan oleh Tari, karena tadinya dia pengen Hyunday Creta.

“makan Kak..”

“udah…..”

Iva tersenyum melihat nyalinya Tari kali ini

“nyanyi dong De….”

“aku?”

“iyalah, sekalian ka Tari mau dengar langsung…..”

“tadi udah…..”

“lagi dong….”

Iva tertawa mendengarnya.

“ntar yah Ka……”

Iva yang baru kembali kemudian menghampiri ibunya yang sedang dikerubungi beberapa keluarga. Tidak lama dia memberi kode ke arah Dave, yang kemudian menyusul dan terlihat ikut dalam perbincangan yang serius tersebut. Tari hanya menatap dari jauh.

Dia sadar bahwa ada perbedaan besar antara Tante Berta yang dia kenal dulu dengan yang sekarang. Dulu sosok ini sangat sayang kepadanya, karena tahu kalau dia teman dekat dan sering bantu Dave. Namun semenjak Dave berangkat ke Jepang, dan dia menikah dengan Yudi, mereka memang putus hubungan sama sekali, hingga hari ini mereka bertemu kembali setelah sekian lama.

Iva akhirnya menepati janjinya

Lantunan lagu Hasian Naburju pun mengalun.

Iva memang punya suara yang memikat. Sehingga lagu itu terdengar sangat indah. Terutama bagi Tari. Dia ingat nama contactnya dulu yang disimpan di ponsel Dave dengan nama itu. Meski bahasa itu tidak dia kenali sama sekali, namun dia tahu apa makna dan arti setiap kata dari lagu itu.

Telaga di matanya sempat beriak saat mendengar suara Iva bernyanyi

Saleleng ngolukki ho do di rohakki
Bukti ni cintaku tu ho
Sian akka bawa na manggoda au
Tong tong rohakki sai tu ho

Bege na hasian bege ma endekkon
Bukti ni cintaku tu ho
Pos roham hasian pos roham tondikku
Hasianku na burju


Lirik yang dalam menceritakan tentang dalamnya cinta kepada orang yang disayangi, dan semua semua itu bagai berlarian di isi kepalanya, bagaimana dia kemudian memilih untuk menerima pinangan Yudi, meninggalkan rasa yang tidak pasti antara dia dan Dave, lalu kembali lagi bertemu dengan kondisi yang berbeda, dan kini berbalik, dia yang mengejar cintanya Dave.

Suasana hatinya yang kini bagaikan didera berbagai rasa, disaat dia berharap bisa diterima dengan baik oleh keluarga Dave, seperti saat tantenya Dave bertemu dengannya di apartemen, kini harus menerima sikap yang kurang menyenangkan dari sosok ibu Dave yang dulu begitu menyayanginya, membuat Tari merasa galau dan bingung.

Meski Iva dan Dave tetap seperti biasa, terutama Dave yang seperti tidak memperdulikan isyarat dari ibunya yang terlihat menolak hadirnya Tari, dengan enggan berbicara seperti biasanya dulu mereka jika bertemu. Namun tetap saja beban di hati Tari agak sulit ditepikan, bahwa dia harus melalui banyak rintangan di depan, jika dia ingin mengambil miliknya yang dia klaim hal terindah bagi hidupnya dalam diri Dave.



*****************


“are you OK?”

“Yes….”

Dave tersenyum mendengar jawaban Tari

“ Inang ngga marah sayang antarin aku?”

“ngga lah…..”

Tari tersenyum sambil menatap ke arah jalan tol

“ dulu aku yang selalu nyetir…..”

Dave teringat masa masa dulu itu

“dulu khan aku belum bisa nyetir….”

“iya yah…..”

Sore menjelang malam daerah Bogor selalu dilanda hujan, dan kondisi berubah jadi kering saat sudah mulai masuk kawasan Depok

“ bu dokter cantik juga yah……”

“dokter siapa?”

“halah… pura-pura nanya lagi….”

“oh, Eliz?”

“yup…. pake cipika cipiki pula….”

Dave tersenyum

“teman lama, dan termasuk dekat……”

Sunggingan senyuman yang agak sinis dari Tari

“seberapa lama dibandingkan sama aku?”

Terdiam Dave

“perasaan dulu waktu kita kuliah ngga pernah nama itu kamu sebut……”

Dave enggan membantah

“ apalagi kamu kenalin…..”

Dave makin enggan membantah

“ngga ada apa-apa……”

“iya, tapi tatapannya kayak mau nelan aku….”

“aish…. orang batak khan gitu…. sikapnya demikian tapi hatinya…..”

“pokoknya aku ngga yakin kalo tatapan hanya sekedar tatapan biasa….” tegas Tari

“trus?”

“trus apa? Pasti ada apa-apanya lah….”

Dave tertawa kecil

“ngga lah…..”

Tari agak manyun

“awas aja pokoknya nanti….”

“awas apa?”

“awas aja kalo sampe kasih kesempatan…..”

Dave tersenyum kecil

Dia melirik sesaat ke arah Tari, yang kini sudah terang-terangan menunjukan sikapnya bahwa dia berani bilang jika dia tidak suka. Tari memang dari dulu demikian, hanya saja kali ini dia yang sudah tidak ada batasan dalam hubungan mereka berdua, kini tidak sungkan mengumbar apa yang dia rasakan.

“masalah inang……” sedikit tercekat suara Tari

Dave menoleh ke sampingnya

“ sepanjang sayang ada di samping aku, selama itu pun aku akan selalu berjuang merebut hati Inang……”

Suaranya agak getir dan pahit terdengar

“ aku akan berusaha untuk yakinkan Inang……..”

Diam Dave dibuatnya

“aku ingin segera tuntaskan urusan aku…. Setelah itu aku fokus dengan urusan kita….”

Urusannya dengan Yudi memang sangat serius dilaksanakan oleh Tari. Persidangan kedua akan segera digelar meski tanpa kehadiran Yudi, dan Tari sangat yakin jika gugatannya akan dikabulkan dengan semua bukti yang ada di tangannya.



Dave hanya bisa diam mendengar tekad dari Tari lewat ucapannya dengan nada yang pahit itu. Dia hanya bisa terdiam dan seperti sulit membantah apa yang diucapkan oleh Tari selama ini, termasuk kata-kata barusan.

Tanpa dia sadari bahwa aliran air ini sudah menghanyutkannya secara perlahan menuju ke kolam yang alur airnya terlihat tenang di permukaan, namun di bawahnya bergolak arus yang kencang yang bisa saja membalikan semua hal yang saat ini terlihat indah diatas perahu kertas yang sedang berlayar, yang bisa saja tenggelam ke dalam dasar laut kepedihan.



*************************



“abang kemana?” tanya Berta ke Iva

“hmmmm… ngga tahu, Mak….” Jawab Iva sekenanya

Berta hanya bisa terdiam sambil memindahkan kado dan bingkisan yang dia terima tadi dari meja ke dekat sofa yang di ruang tv

“pasti ngantar wanita itu…..”

Iva hanya menundukkan wajahnya tanpa membantah

Dia tahu ibunya pasti sedang kalut dan terlihat tidak bahagia di hari yang seharusnya dia berbahagia. Perginya Dave mengantar Tari sebetulnya bukan kali ini, dulu jaman kuliah juga sudah kewajiban Dave mengantar Tari jika wanita itu main ke rumah mereka. Namun kali ini situasi berbeda dengan yang terjadi sekian tahun lalu, dan ini yang membuat Berta uring-uringan.

“telpon lah dulu abangmu itu….”

Iva menengok sesaat lalu menganggukkan kepalanya

“ngga diangkat Mak…” ujar Iva setelah berbunyi berkali kali tidak diangkat oleh Dave

Wajah Bertha agak ditekuk mendengar kata-kata Iva

Dia duduk di kursi meja makan sambil merenung. Iva hanya bisa membathin dalam hatinya, karena dia bisa merasakan betapa masgul hatinya sang ibu dengan kondisi yang baru dia lihat di hari bahagianya, karena ternyata Tari yang dulu sempat membuat hati abangnya terluka, kini hadir lagi dalam hidup abangnya

“mamak ngga suka lihat orang itu datang….” keluh sang ibunda

“ngga lah Mak….. cuma temanlah mereka itu…” bantah Iva mencoba menetralisir

“mana ada teman mereka…..” gusar suara Berta

Diam sesaat

“lagian si abang ngapain juga pake diantar segala….. malu mamak dilihat keluarga….” makin gusar nada sang ibunda

“ya namanya teman dan sahabat lama dia, Mak…”

“apanya sahabat… dia itu istri orang….”

Iva enggan membantah

Lalu

“mak, Kak Tari itu kan sahabat lama abang….. dia kenal kita juga lama… jangan mamak lupa juga dia termasuk baik sama kita, termasuk sama abang…..” Iva kembali mencoba membela Tari.

“masalah baik, mamak tidak pernah bilang dia jahat, meski dia sudah bikin luka hati abangmu….”

Guratan emosi masih terdengar di antara suara wanita itu

“tapi sekarang ini kondisinya beda… dia sudah menikah….”

“udah gitu suaminya nga ikut pula…” agak meninggi suara Berta

“apa kata orang?? anak mamak jalan dengan istri orang…..”

Iva sulit membantah apa yang dikemukakan oleh ibunya itu. Dia juga agak menyesalkan kenapa sampai Dave membawa Tari ke acara ulang tahun inangnya. Padahal banyak kesempatan lain yang hanya ada inang atau dirinya yang bisa dimanfaatkan oleh Dave, malah membawa ke depan keluarga dan undangan seperti ini, malah jadi polemik panjang.

“mereka sahabatan Mak….”

“jangan kau ajarin mamakmu ini….” potong Berta lagi

“dari cara dia lihat abangmu itu sudah ketahuan apa isi hatinya dia….”

Tidak bisa dipungkiri memang diantara mereka berdua, apalagi dari sisi Tari, sangat terlihat bagaimana dia memandang dan memperlakukan Dave. Cara dia bermanja ke Dave pun terlihat sekali mereka bukan sekedar sahabat, termasuk caranya dengan berani menantang tatapan Elizabeth.

“ lagipula kenapa dia ngga bawa suaminya?”

“kenapa pula abangmu berani ajak dia tanpa ada suaminya?”

“mana ada berkawan seperti itu??”

Berondongan pertanyaan penuh kekesalan dari Berta yang sulit dijawab oleh Iva. Dia sangat memahami kekecewaan ibunya yang terlihat kesal dan emosi dengan kehadiran Tari, ditambah lagi Dave malah mengantarnya pulang, dan belum kembali hingga sekarang. Membuat Berta semakin kesal dan emosi.

Lalu

Telepon whatsapp call Iva berdering

Nama Keiko muncul di layar

“Halo….”

“halo…hai….”

Wajah cantik diseberang sana tersenyum melihat Iva

“how are you?”

“baik- baik saja…..”

Suara renyah dan empuk membuat Iva pun tersenyum melihat senyuman indah itu

“Inang disitu?”

“ada….”

Iva pun menghampiri Inangnya

“halo Inang….” suara agak cadel itu menyapa Berta yang bingung melihatnya

“iya Halo…..”

“happy birthday yah…. all the best for you…. much love from me and my family in Japan…”

“terima kasih terima kasih….” gagap suara Berta

Iva pun kemudian menjadi penerjemah sesaat atas apa yang disampaikan oleh Keiko, dan juga oleh Mamaknya, sehingga kedua wanita itu boleh saling mengerti apa yang mereka sampaikan satu sama lain

Telepon Keiko sedikit meredam emosi dan kekesalan Berta, meski tak urung Iva juga harus menjelaskan ke mamaknya, walau Berta sedikit tahu latar belakang hubungan antara Keiko dengan Dave, namun setidaknya meski terkendala bahasa, ada sedikit cahaya di wajah Berta saat berbicara dengan Keiko.

“pacarnya abang itu?” tanya Berta ke Iva saat telepon sudah terputus

“temannya abang di Jepang…..”

“tapi sering dia telpon kamu…”

“iya… yah ngga apa-apa lah Nang….”

Berta terdiam

“iya sih ngga apa-apa…..”

Iva tahu kalau ibunya masih berat jika Dave menikah dengan wanita yang tidak dikenal baik oleh ibunya. Dia paham betul bagaimana cintanya sang ibunda ke anak-anaknya, terutama ke abangnya Dave. Maklum sosok anak laki-laki bagi keluarga Batak. Anak laki-laki pada etnis Batak memiliki peran penting untuk melanjutkan generasi dan mendominasi seperti raja atau panglima di dalam keluarga. Jika sebuah keluarga tidak mempunyai anak laki-laki, maka disebut napunu atau punah karena tidak dapat melanjutkan silsilah ayahnya.

Tidak heran jika bicara jodoh abangnya, ibunya sangat peduli. Maklum, sosok Dave bagi keluarga mereka adalah cerminan berkat Tuhan yang hadir. Bagaimana keluarga mereka menjadi seperti ini, semua karena berkat Tuhan lewat kerja keras dan nasib baik Dave, sehingga mereka bisa berada di situasi saat ini.

“abangmu itu direktur….. bukan sembarang pria….” tutur inangnya jika sudah bicara berdua atau hanya dengan keluarga terdekat

“ mamak mau dia dapat yang sepadan jodohnya…. dan tahu cara menghormati orang tua dan keluarganya, terlebih lagi takut akan Tuhan…..”

Kata-kata yang selalu didengungkan ibunya selama ini, dan hari ini apa yang disampaikan dan dicita-citakan ibunya, agak nanar di mata mereka dengan hadirnya Tari di acara besar seperti ulang tahun Berta, yang bisa diartikan bahwa sosok teman lama Dave itu masih terus punya arti yang khusus di hati abangnya, sampai hari ini pun harus ada di dalam barisan mereka yang sedang mengucap syukur atas berkat untuk sang ibunda.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd