16.Never Walk Alone
"Ada sedikit masalah mas"Ungkap Sapto
"Ya ceritakanlah"Balasku saat sedang menikmati suasana sore di belakang rumahku
"Perusahaan - perusahaan cabang Ayahnya Steve telah berhasil kita kuasai, tapi perusahaan induknya di lindungi oleh sebuah perusahaan yang cukup kuat"Terangnya
"Setelah saya selidiki, pemilik perusahaan yang kuat itu, adalah seorang wanita muda yang cukup di segani saat ini, cuma saya belum bisa mendapatkan identitasnya"Lanjut Sapto
"Baiklah, saya akan turun tangan langsung"Tuturku.
Aku berangkat kembali ke Pulau itu keesokan harinya. Aku langsung ke kantor cabang perusahaanku dan mulai menyusun strategi untuk menghancurkan Perusahaan yang melindungi perusahaan Ayahnya Steve. Aku mendapatkan sedikit celah dan mulai mengarahkan Sapto dan Yanto untuk melaksanakannya.
2 hari kemudian..
"Sukses besar Boss"Ucap Sapto
"Kita berhasil mendapatkan proyek besar iti dan membuat perusahaan Ayah Steve dan pelindunganya itu goyah"Sambung Yanto
"Bagus kalau begitu, karena sudah tidak ada masalah lagi, aku akan menikmati liburanku ini dengan tenang"Kataku
"Selamat liburan Boss"Ucap mereka.
Siang itu aku pergi ke pantai tempatku biasa menikmati keindahan alam dan ketentraman jiwa. Setelah cukup lama berjalan menikmati pasir pasir pantai, aku duduk di sebuah batu yang terlindungi oleh pohon kelapa.
"Takkkkk"Sebuah tamparan di pipiku, membuyarkan lamunanku
"Ternyata apa yang aku sangka selama ini benar, kamu adalah otak sebenarnya"Nada kesal yang keluar dari mulut Eilen
"Madsudmu?"Tanyaku binggung
"Tidak usah pura - pura bego deh, kamulah pemilik sebenarnya PT.RME, dan kamulah yang menyusun rencana untuk menghancurkan perusahaan Ayah Steve dan Aku"Paparnya
"Jadi Pengusaha wanita yang di infokan cukup disegani itu kamu?"Tanyaku sambil memperhatikan perubahan tubuh dan penampilan Eilen itu.
Eilen terlihat sangat dewasa sekali sekarang, tubuhnya semakin padat dan sangat mengoda, pakaian yang digunakan Eilen, mengambarkan sosok wanita karier yang cukup elegan.
"Takkkk"Lagi lagi tamparan kudapatkan
"Otak mesummu itu tidak pernah berubah, ihhhh"Ucapnya kesal
"Tapi aku sangat merindukanmu, sudah lama aku menunggumu"Sambungnya lembut, sambil memelukku.
Akhirnya aku dan Eilen bisa sedikit berdamai saat itu. Eilen bercerita bahwa ia terus mencariku tapi tetap tidak bisa menemui keberadaan ku. Saat melihat Sapto di pelelangan tender beberapa bulan lalu, ia sedikit mendapatkan petunjuk tentang keberadaanku. Sapto menghilang saat aku pergi dari pulau ini, Vira menceritakan bahwa Sapto sangat dekat dan hormat kepadaku, kemungkinan besar Sapto pergi ikut denganku terang Vira kepada Eilen.
Melihat Sapto dan PT.RME begitu aktif dalam menghancurkan perusahaan Ayahnya Steve, Eilen curiga bahwa Sapto dan PT.RME ada kaitannya denganku. Akhirnya Eilen memutuskan mencoba menghalangi perusahaanku dengan cara melindungi perusahaan induk Ayahnya Steve. Eilen sengaja memberi perlawanan sengit kepada Sapto dan PT.RME untuk memancing ku keluar. Ternyata dia sukses melakukan itu.
"Aku akan mengembalikan perusahaanmu"Ucapku
"Aku tidak butuh itu, aku hanya butuh kamu"Balasnya
"Kamu kenapa tidak pernah sadar bahwa aku sangat mencintaimu"Terangnya
"Karena aku tidak pernah tahu alasan kamu mencintaiku"Lanjutku
Eilen mulai jatuh hati saat aku terus membuat dirinya kesal, setiap bertemu denganku Eilen selalu benci dengan sikap ku. Bayangan diriku selalu menghantui fikirannya, tatapan dariku perlahan menyentuh hatinya. Eilen menilai bahwa tatapan ku itu adalah tatapan yang sangat istimewa untuknya, selama ini dia tidak pernah mendapatkan tatapan yang memuja dirinya, tatapan yang menghargai keindahan tubuhnya, menyebutku mesum adalah tindakan Eilen untuk mengelabui perasaan malunya atas tindakanku itu. Kejadian di lubuk waktu itu juga bagian dari rencananya untuk mendekatiku, dan mengarang cerita bahwa aku telah memperkosanya juga merupakan bagian dari strateginya untuk medapatkanku, tapi sayangnya Steve dan Ayahnya merusak semua itu.
"Ternyata gadis ini sangat pintar dan cerdik"Ucapku dalam hati.
Setelah cukup lama bercerita, Eilen tiba - tiba menyandarkan tubuhnya padaku, Eilen terus bersikap manja sepanjang kami menghabiskan sore itu.
"Aku sungguh merasa kesepian"Ucap Eilen lirih.
"Sekarang kau tidak sendirian"Hiburku sambil tersenyum.