Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT CINTA 2

Bimabet
Pertamini
Lanjutkan gan...
Seperti nya kisah petualangannya bakal seru

Bikin si zacky makin berjaya gan
Dan yg dlu hina2 dia n keluarga yg menentang nya bertekuk lutut
 
Keren suhu idenya, tp ane berasa kecepeten ya cerita d setiap tmptny, bgs kalo d explore lg suhu kisah d setiap kotany. Sedikit saran aja suhu, klo krg berkenan mhn maaf.
 
Masalah sama Bagiar masa kelarnya gitu aja boss.....
 
Cerita kali ini lebih sdkt terlihat alur+makna akan ceritanya (mungkin).
Cerita seorang anak manusia yang mencari jati diri sebenarnya dan mengenali batas akhir kemampuannya, melalu perjalanan lahiriah yang tak berarah & berujung.
Mungkin akhirnya akan kembali kepada Tanah Kelahiran sang tokoh (zacky). Dimana disanalah sebenarnya yg sdng dicari2/dituju.
NICE STORY.
 
11.Pertempuran Kecil

Aku bekerja membersihkan Studio dan melayani para penyewa. Sapto sangat senang dengan kehadiranku dan aku pun senang berada disini. Setelah bekerja seharian, aku naik ke bagian paling atas studio untuk menikmati malam, itulah kegiatan baruku disini. Menatap langit malam dan ribuan bintang adalah suatu kegiatan yang membuatku tenang.

Anak pemilik Studio ini adalah seorang gadis yang masih duduk di kelas 3 Sma. Vira adalah nama gadis itu, Vira mempunyai sebuah Band, Band yang terdiri dari 4 personil. Vira berperan sebagai gitaris dan vocal di Band itu, sementara 3 Orang teman prianya berperan sebagai Gitaris,basis dan drummer.

Vira lumayan ramah menurutku, tapi teman temannya terlihat sombong dan angkuh. Mungkin karena anak dari kaum berada dan selalu di manjakan oleh orang tua mereka, membuat mereka jadi seperti itu. Studio ini lumayan ramai oleh para penyewa, Buka dari jam 10 Pagi sampai jam 11 Malam. Kebanyakan yang menyewa Studio ini adalah Band band dari anak anak kaum berada, jejeran Motor gede dan mobil sering menghiasi parkiran Studio.

"Bagaimana menurut mas tentang pekerjaan disini?"Tanya Sapto setelah mengahampiri ku di tempat favorit ku yang baru itu.

"Tidak buruk"Jawabku santai

"Ternyata permainan gitar mas bagus juga"Lanjutnya

Aku hanya tersenyum melihat ke arah Sapto

"Aku sering melihat mas bermain di dalam Studio selepas Studio tutup"Lanjutnya

"Maaf aku lancang"Ucapku

"Oh.. tidak apa apa mas, mas boleh mengunakan alat apa saja di Studio, mas kan juga karyawan di sini"Terangnya sambil tertawa

Sapto berasal dari keluarga kurang mampu, kejujurannya sangat di kagumi oleh Orang tua Vira. Dulu Sapto hanya bekerja hanya sebagai tukang kebun di rumah Orang tua Vira, tapi karena pekerjaannya yang bagus serta tidak pernah mengeluh membuat orang tua Vira menaikan jabatan Sapto jadi Security. Karena kejujuran dan kesetiaannya Sapto di tawari untuk mengelola Studio ini, hal itu di sebabkan oleh otak Sapto yang pintar dan mau terus belajar. Orang tua Vira adalah pengusaha properti yang lumayan di segani di pulau ini. Beberapa komplek perumahan dan ruko telah berhasil melambungkan namanya di Pulau ini. Tapi akhir akhir ini, usaha orang tua Vira sedikit terhenti karena ulah seorang Taipan yang sangat jahat dan licik.

Aku sering melihat Vira dan Band nya berlatih, tapi sore itu mereka latihan sangat serius, ada beberapa adu pendapat terjadi saat mereka latihan, sang gitaris utama sering jadi cecaran para personil lain karena terlalu individual. Vira yang terlihat jengkel tidak terlalu fokus dalam latihan itu. Puncaknya terjadi saat sang gitaris tiba tiba pergi begitu saja.

"Mungkin terjadi sesuatu, ah biasalah anak muda"Pikirku.

Aku sangat suka sekali dengan musik. Tidak penting jenisnya. Lagu lawas, Rock, Metal, Dangdut, Apapun itu yang penting bagus menurutku. Queen, GNR, Scorpio, Lp dan Band band beraliran Rock menjadi favoritku. God Blesd, Jamrud, Boomerang, Slank dan SID, adalah band band dari negeri ini yang ku gemari. Sering aku membawakan lagu lagu mereka ketika bermain gitar.

Malam itu aku menemukan sebuah gitar Fender yang sama dengan yang sering di gunakan oleh Matt Skiba di gudang Studio itu. Karena terbawa Kembali ke ingatan masa remajaku, Malam itu aku membawakan beberapa tembang terbaik milik Blink 182. The Rock Show, All The Small Thing dan I Miss You adalah tembang yang ku mainkan solo malam itu.

Tepukan tangan membuatku melenyelesaikan lagu ketigaku dengan lumayan terkejut.

"Ternyata benar apa yang di katakan Sapto"Ucap Vira yang masuk ke Studio bersama 2 Orang temannya

"Maaf saya lancang Nona"Tuturku menyesal, karena tanpa izin mengunakan Studio

"Aku tidak marah kamu mengunakan Studio ini, aku hanya kagum dengan permainan gitarmu"Lanjut Vira

"Aku hanya amatiran Nona"Terangku

"Tidak mungkin seorang amatiran begitu santai membawakan lagu lagu itu"Ucap salah seorang teman pria Vira

"Maaf, aku permisi"Lanjutku dan berjalan keluar dari ruangan itu

"Tunggu, Aku akan laporkan ke Papa kalau kamu sering memakai alat alat di sini tanpa izin"Teriak Vira dari dalam

Aku akhirnya terdiam mendengar omongan Vira. Vira dan ke 2 temannya datang menghampiriku yang sedang berdiri mematung. Sapto terlihat sangat cemas berdiri di bawah tangga melihat kejadian itu.

"Aku akan melaporkannya dan membuat kamu di pecat dari sini"Lanjut Vira

"Mhmmm... tapi kamu tidak perlu takut, aku akan diam saja kalau kamu mau bergabung dengan Band ku"Papar Vira

"Maaf aku tidak bisa"Jawabku santai

"Oh.. jadi kamu tidak takut di pecat dari sini, baiklah akan aku laporkan"Lanjut Vira

"Silahkan"Jawabku dan langsung pergi dari sana

Setelah kejadian itu Sapto merasa begitu bersalah padaku, dia terlihat sangat menyesal karena memberi tahu Vira tentangku.

"Sudahlah, tidak usah di pikirkan"Tuturku saat Sapto datang menemuiku di Atas Studio

"Aku menyesal sekali Mas"Ucapnya

"Aku tidak marah kok"Lanjutku

"Aku akan menjelaskannya dan meminta Papa Non Vira tidak memecat mas"Terangnya

"Itu tidak akan terjadi"Jawabku santai

"Madsud Mas?"Tanya Sapto binggung

"Sudah, tidak usah di pikirkan lagi, Vira tidak akan berani melakukan itu"Paparku

Beberapa hari kemudian aku di kejutkan dengan kedatangan Vira bersama temannya. Yang datang dengan Vira ini adalah gadis yang menamparku di pantai waktu itu. Tatapan tajamnya seolah ingin menerkam ku saat itu.

"Oh.. jadi si mesum ini yang loe madsud Vir"Ucapnya sambil berjalan ke arahku

Aku yang tidak ingin berurusan lagi denganya, melangkah pergi dari ruangan itu.

"Eh.. mesum berhenti"Panggilnya

Aku tidak menghindarkan panggilannya dan terus berjalan menjauh, tiba tiba bahuku di cengkram dan di tarik dari belakang, gadis blesteran itu tampak begitu kesal karena ku acuhkan mengejarku dan menyengkram bahuku. Sentuhan itu kembali membawaku kesebuah lamunan sambil menatap tajam tubuhnya.

"Takkkkkk"Tamparan itu kembali ku dapatkan

"Ihhhhh dasar messsummm"Ucapnya kesal

"Kenapa sih loe terus menatap mesum ke gue"Lanjutnya geram

Aku tidak menjawab dan berlalu pergi meninggalkan mereka. Sebelum berpaling tadi, aku sempat melihat sebuah senyuman terukir di wajah Vira. Vira sama cantiknya dengan gadis blesteran itu, tapi penampilan Vira yang agak tomboi.

"Nih aku buatkan coklat panas"Tegur Vira

"Dari mana Nona tahu kalau saya di sini?"Tanyaku binggung dan menghentikan petikan gitarku di atas Studio itu

"Ternyata tempat ini bagus juga untuk memandang langit, uhh.. betapa bodohnya aku tidak pernah menyadari kalau Studio ku ini punya tempat yang sebagus in untuk melamun"Lanjutnya

Aku hanya terdiam melihat sikapnya yang sangat ramah itu.

"Ini coklatnya, kamu tidak usah cemas, minuman ini tidak ada racunnya, aku masih taat hukum"Terang Vira sambil kembali menyodorkan gelas itu

"Sepertinya kamu dan Eilen terlihat cocok"Lanjutnya

"Madsud Nona apa?"Tanyaku bingung

"hahahaha.. Eilen cantikan?"Tanyanya kembali

"Aku sudah dengar cerita Eilen dan aku tidak pernah melihat sahabatku itu begitu kesal kesal, sampai terlalu menyimpan tentang seorang di pikirannya"Lanjut Vira

Akhirnya Vira bercerita tentang kehancuran band nya, sang gitaris ternyata berkhianat dengan bergabung dengan band lain. Festival musik paling populer di sekolahnya sekarang hanya jadi mimpi bagi band Vira. Keluarnya sang gitaris membuat band itu tidak mempunyai nyawa lagi.

Ternyata Vira enak di jadikan teman mengobrol. Candaan sering terlontar mengisi obrolan kami malam itu. Terbesit rasa kasihan ku pada Vira. Vira pun memuji ku karena telah menunjukan sebuah tempat yang sangat nyaman melepaskan ketegangan otak.

"Baiklah, aku mau membantu mu memenangkan festival itu"Ucapku

"Apaaaa? mmmmenang?Tanyanya kaget

"Ya.. kenapa tidak"Jawabku santai

"Banyak band band terbaik di pulau ini yang mengikutinya, berhasil ikut saja aku sudah senang"Paparnya

"Ah.. kalian ternyata hanya bocah bocah penakut"Lanjutku

"Madsudddmu...?"Tanya Vira

"Band yang tidak ada kelasnya ternyata"Ucapku meremehkan

"Band yang mengikuti festival itu kebanyakan adalah band band yang mempunyai skill tinggi, dalam bermusik, dan kami.. kami hanya band biasa yang mempunyai mimpi tercatat dalam sejarah band band yang pernah ikut serta festival itu, walau hanya sekedar mengikuti dan menjadi tertawaan para penonton"Papar Vira lirih

"Oh.. Kalian ingin membuat sejarah, baiklah"Ucapku

Kesibukan ku bertambah dengan mulai bergabung bersama band Vira.

"Apa nama band ini?Tanyaku sebelum memulai latihan siang itu

"Sakurairo"Jawab Vira

"Latar belakang musik kalian?"Lanjutku

Personil personil lain hanya terdiam dan saling bertatapan menerima pertanyaan keduaku.

"Baiklah, aku sudah tahu kalian tidak memahami band kalian ini band apa"Ucapku

Setelah memberikan nama baru dan aliran musik Rock Alternatif ke band ini, kami akhirnya menyelesaikan latihan perdana itu dengan kepuasan dan senyum lepas para personil personil lain. Sapto aku ajak bergabung juga, Sapto jadi keyboardis band yang ku beri nama ILYE itu.

Suasana begitu meriah di sebuah Hall yang di hiasi oleh panggung dan sound sistem dari pihak penyelengara. Iklan iklan yang menghiasi sekiran Hall itu membuat pihak sponsor lumayan mendapatkan keuntungan dari acara ini. Ketegangan dan kecemasan tergambar di wajah Vira dan personil band ILYE lainnya, aku terlihat begitu santai memperhatikan band band yang tampil di acara ini.

"Vira terlalu berlebihan menilai band band itu"Pikirku

Kami akhirnya tampil dengan membawakan 2 lagu dari Evanenscane, My immortal dan Bring me to live membuat band ILYE memenangi festival itu. Vira dan personil lain terharu ketika penyerahan piala dan hadiah oleh penyelengara.

"Terima kasih"Ucap para personil lain sambil memelukku, di ruang ganti.

Kami di kejutkan oleh teriakan girang seorang gadis yang tiba tiba datang. Vira dan para personil lain tertawa dan bercanda dengan gadis itu, kecuali aku, melihat kedatangannya saja aku sudah malas, apalagi ikut bergabung bercengkrama dengan mereka.

"Aku balik duluan"Ucapku, sambil berjalan membawa gitar yang ku gunakan kembali ke Studio

"Baguslah kalau begitu, aku jadi tidak perlu capek mengawasi orang yang menatap mesum padaku"Sindir Eilen

"Dasar nenek lampir"Ucapku pelan

"Loe bilang apaaaa"Bentak Eilen

Aku di hadang oleh Eilen, tatapannya sangat tajam dan penuh kekesalan padaku. Kami cukup lama saling bertatapan.

"Dari mata turun ke hati..hahaha"Kata Vira menghentikan tatapan kami.

"Cuihhh.. tidak akan"Terang Eilen

"Musibah buatku kalau itu sampai terjadi"Ucapku santai sambil berjalan keluar.
 
12.Air Mata Sang Mentari

Setelah memenangi festival itu, Vira mengajakku liburan ke Villanya. Suasana perdesaan sangat kental di daerah itu, aku merasa senang berlibur kesini, selain menyegarkan pikiran, tempat ini sukses membuatku mendapatkan ketentraman di hati.

Di belakang Villa keluarga Vira terdapat sebuah anak sungai yang jenih, ada sebuah lubuk kecil disana. Setelah merasakan ketentraman berendam di lubuk itu sore kemarin, pagi ini aku ingin kembali melakukannya lagi. Menurut penuturan penjaga Villa keluarga Vira, tidak ada orang yang datang kesana, jadi aku bebas mandi telanjang disana sendirian. Saat sedang menikmati suasana damai di lubuk itu, aku di kejutkan oleh teriakan seorang wanita.

"Sial.. dasar penganggu"Ucapku ketika melihat siapa yang datang

"Loe itu yang penganggu"Jawab Eilen ketus

"ngapain loe mandi di sini? inikan tempat gue"Paparnya

"Ini tempat ngak ada yang punya"Jawabku santai dan terus melanjutkan kegiatan ku

"Enak aja loe ngomong, setiap gue kesini, gue selalu mandi di sini, cepat pergi dari sana, gue mau mandi"Lanjutnya

Aku yang terusik atas usiran itu mulai menatap tajam ke arahnya. Aku terkejut melihat Eilen saat itu, ia mengunakan tanktop dan celana pendek yang begitu seksi. Pemandangan yang sanga mengoda tergambar di hadapanku tubuh remaja yang sedang mekar mekarnya membuat darahku sedikit berdesir.

"Woiiiii.. ngapain loe natap gue begitu, dasar otak mesum"Ucap Eilen sambil melempar ku dengan sebuah batu kerikil.

Aku tidak menghiraukannya dan kembali melanjutkan mandiku.

"Kamu kan bisa mandi di kamar mandi mewah Villa itu, tempat ini tidak cocok untukmu"Tuturku

"Suka suka gue dong, bukan urusan loe gue mau mandi dimana"Lanjutnya

"Ayo cepat pergi sana"Usirnya lagi

"ngak"Jawabku mantap

"Kalau loe ngak mau pergi, ok, gue akan mandi juga disana"Ucapku santai

"Terserah"Balasku cuek

Tiba tiba aku di kejutkan oleh suara air yang beriak, Eilen melompat ke Lubuk itu mengejutkanku.

"Apa loe lihat lihat mesum" Ucap Eilen setelah kembali timbul kepermukaan

"Sial, anak ini nekat juga"Pikirku

Akupun kembali terpana melihat tubuh polos Eilen waktu itu. Aku sangat bingung kenapa ia berani bertelanjang di depanku.

"Mhmmm memang liar gadis ini"Pikirku

"Dasaarrr messsummm"Kata Eilen sambil mencoba menyerangku

Gerakan menghindarku sukses menbuat Eilen terjatuh, dan sialnya, ia terjatuh ke arahku. Aku reflek mencoba menahan tubuh Eilen, tapi sayangnya kuda kudaku tidak kuat sehingga menbuat ku terjatuh sambil menarik tubuh Eilen. Tubuh Eilen persis berada di atas tubuhku. Setelah itu kami saling menatap satu sama lain dan tiba tiba mulut kami sudah saling berpangutan.

Setelah terjadi hubungan itu, Eilen duduk sambil menangis di tepi anak sungai itu.

"Maafkan aku"Ucapku sambil duduk di sampingnya.

"Huuuu.. loe jahat, huuu gue udah ngak suci lagi"Ucapnya di sela tangisannya

"Aku minta maaf karena kehilafanku"Sambungku

"Tinggalkan aku sendiri, pergi sana.. pergi"Usirnya

"Tidak.. aku akan terus disini, memastikan kamu tidak akan melakukan tindakan bodoh"Terangku

Eilen terus menangis, aku berinisiatif untuk mengeringkan badannya dan memakaikan jubah mandi ke tubuh polosnya itu.

"Gue hanya butuh sendiri"Ucapnya

"Menurut penuturan penjaga Villa, jika seseorang yang sedang berdarah mandi di sungai ini, makan setan penunggu sungai ini akan mendatanginya"Paparku berbohong

Eilen terkejut mendengar ucapanku, setelah memakai pakaiannya kembali, Eilen pergi meninggalkan tempat itu dengan jalan tertatih menahan sesuatu. Aku yang merasa iba langsung mengejar dan mencoba memapahnya.

"Lepaskan, gue bisa sendiri"Ucapnya

"Tidak, aku tidak sanggup melihatmu seperti itu, jangan cerewet"Kataku, sambil mencoba mengendong Eilen di punggungku.

Sampai di Villa, Vira tertawa girang melihat Eilen ku gendong.

"Cieeeeeee.. Akhirnya"Ledek Vira

Eilen langsung pergi masuk ke kamar.
Vira mengikuti Eilen dari belakang, raut wajah Vira terlihat kebingungan. Aku tidak bisa berfikir jernih saat itu, kelakuan Eilen lah yang membuat itu semua terjadi.

Aku terbangun dari tidurku ketika matahari mulai terbenam, Kejadian tadi membuat badanku terasa sangat letih. Aku berjalan keluar dari kamar untuk mengisi perutku keroncongan. Terlihat Vira sedang duduk sendiri di meja makan, tatapannya sedikit tajam menuju ke arahku.

"Aku tidak menyangka kau begitu tega"Kata pertama yang Vira ucapkan, di sela makan malam itu.

Aku pun akhirnya bercerita tentang kejadian yang terjadi kepada Vira.

"Ya aku mengerti, Eilen juga tidak bisa di salahkan, sifatnya yang masih kekanak kanakan itu yang membuatnya begitu nekat"Papar Vira

"Aku menyesal"Jelasku

"Sudahlah, semua sudah terjadi"Lanjut Vira

Malam itu Vira bercerita tentang Eilen dan keluarganya. Eilen adalah anak pertama dari pasangan pengusaha sukses di Kota ini. Ayah dan Ibu Eilen sangat sibuk dengan bisnisnya masing masing sehingga, Eilen tidak begitu dapat perhatian dari mereka. Adik Eilen pun mendapat perlakuan sama dari kedua orang tuanya, karena usianya yang masih kecil dan belum mengerti apa apa, membuat Kakek dan Nenek Eilen yang tinggal di Kota lain berinisiatif mengambil dan merawat cucunya itu. Eilen memang di berikan fasilitas yang sangat berlebih dari kedua orang tuanya, tapi kasih sayang dan perhatian lah yang sebenarnya di butuhkan Eilen.

Eilen mempunyai seorang pacar bernama Steve, Ayah Steve adalah pengusaha ternama di Kota ini. Ayah Steve sangat di segani oleh para pejabat dan lawan bisnisnya, karena di backing oleh Kakeknya Eilen. Kakek Eilen yang tinggal di Kota seberang memiliki bisnis yang sedang mengurita, Bisnis kakek Eilen mulai merambah ke pulau ini dan Ayah Steve lah yang di percaya untuk mengembangkannya di Kota ini.

"Aku tidak bisa membayangkan jika Eilen melaporkan kejadian itu, pada kakeknya"Ucap Vira

"Eilen sangat di sayangi oleh kakeknya, Kakek Eilen pasti tidak akan terima cucunya disakiti"Lanjut Vira

Aku hanya bisa terdiam mendengarkan penuturan Vira itu, rasa cemas sedikit menerpaku saat tahu tentang keluarga Eilen.

"Kakek Eilen terkenal sangat kejam dalam menyingkirkan lawan bisnisnya. ia akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang ia mau, termasuk menghilangkan nyawa seseorang"Sambung Vira.
 
13.Sedikit Pelajaran

Sekembalinya dari liburan itu, aku kembali melakukan aktivitas ku bekerja di Studionya Vira. Vira tampak sedikit menjaga jarak padaku. Aku dan Sapto di kejutkan oleh kedatangan beberapa orang yang mengunakan pakaian serba hitam dan topeng. Mereka langsung mengeroyok ku dengan buas, sebelum aku kehilangan penglihatanku, aku melihat salah seorang remaja yang ku pukuli di parkiran malam itu tersenyum dan berkata,"Makanya jangan coba coba melawan gue, ini akibatnya". Ia adalah Steve, pacarnya Eilen.

Aku tersadar di sebuah ruangan perawatan, seluruh badanku terasa sangat sakit. Setelah kondisiku lumayan membaik, aku di jebloskan ke dalam penjara karena terlibat kasus pemerkosaan. Aku sangat marah dengan perlakuan yang ku dapatkan itu, kenapa mereka begitu kejam menganiaya dan memfitnah diriku. Tuduhan pemerkosaan itu pun tidak pantas ku dapatkan, apa yang terjadi di antara aku dan Eilen tidak pernah ada unsur pemaksaan, nafsulah yang menyebabkan semua itu terjadi. Aku berpikir bahwa kekuasaan Kakek Eilen dan Ayahnya Steve lah yang menyebabkan aku mendapat perlakuan yang tidak adil ini.

Di dalam penjara aku mendapatkan perlakuan yang sangat brutal, hampir setiap hari aku di keroyok dan di ancam. Tidak ada yang bisa membantuku keluar dari masalah ini. Vira dan Sapto pun tidak pernah membesukku. Suatu malam aku di bawa ke sebuah gudang oleh beberapa orang dari dalam penjara, aku tersadar saat guyuran air menerpa wajahku. Dengan tubuh yang lebam dan terikat di sebuah kursi, aku di kejutkan lagi oleh kedatangan Steve bersama seorang pria yang berwajah bengis.

"Inilah akibat bagi orang yang berani mengusikku"Kata pria itu

"Habisi saja langsung Dad"Ucap Steve

"Jangan anakku, kita siksa dulu sampai ia benar benar sangat menderita"Lanjut pria itu.

Ternyata pria itu adalah orang tuanya si bangsat Steve, dan ternyata merekalah otak dibalik semua ini. Aku yang sudah dirasuki amarah, langsung berniat akan membalas perlakuan mereka.

"Ternyata kalian begitu hina"Ucapku

"Duggggg"Sebuah pukulan ku dapatkan dari ayah Steve

"Ups.. tanganku terkotori juga oleh sampah yang tidak berguna ini"Hinaan pria itu, sambil meludahiku

Aku semakin dendam setelah mendapatkan hinaan dari ayahnya Steve. Tidak boleh aku di hina lagi, tidak boleh aku dapat penghinaan lagi.

"Lebih baik kau bunuh saja aku bajingan"Ucapku tajam

"Ingat.. jika sampai aku bebas, kalian akan mendapatkan balasan yang lebih kejam"Teriakku

"hahaha, Kau tidak akan bisa bebas sampah, aku sudah atur agar sampah sepertimu membusuk sampai mati di dalam penjara"Ucapnya riang

Orang ini sungguh licik dan hina pikirku, ia begitu mudahnya membuat seseorang menderita, kekuasaannya dengan mudah mengatur hukuman yang akan di jatuhkan padaku.

"Tunggu sampai kakeknya Eilen datang melihat sampah yang menyakiti cucunya itu, baru kita buat sampah ini membusuk di penjara"Lanjut ayah Steve

Akhirnya aku kembali pingsan dan terbangun kembali saat Ayah Steve dan anak buahnya kembali menyiramku dengan air.

"Bangun sampah, sebentar lagi penderitaanmu bertambah,hahaha Kakeknya Eilen akan datang mengulitimu hidup hidup"Tuturnya

Tak lama masuk beberapa mobil ke gudang itu, Ayah Steve dan anak buahnya terlihat begitu sopan menyambut kedatangan rombongan itu. Pasti yang datang seseorang yang sangat mereka hormati pikirku.

"Bertambah sudah penderitaanku"Desahku

Akhirnya rombongan itu mendekat ke arahku. Setelah itu aku di pukuli lagi.

"Saya ingin melihat wajah bajingan yang menyakiti cucuku"Ucap pria yang di panggil boss besar itu.

Kepalaku yang tertunduk menahan sakit itu, diangkat dan di tatap oleh pria itu. Pria itu berteriak terkejut dan langsung memelukku.

"Heiii anak muda bangun"Teriaknya menguncang tubuhku

Aku yang mulai mendapat kesadaran kembali, tersenyum dan berkata lirih.

"Om"Ucapku pelan

Om Hasan mulai melepaskan ikatanku dan mencoba memapahku.

"Rai cepat bantu aku, tubuhnya terlalu berat"Teriak Om Hasan

"Ah.. kau merepotkanku saja brother"Ucap Rai sambil tersenyum

"Maafkan aku anak muda, aku tidak tahu"Ucap Om Hasan bersedih

Akhirnya aku dibopong oleh Om Hasan dan Rai, saat melewati Steve dan Ayahnya yang sedang berdiri kebingungan, aku berhenti dan menatap mereka dengan sangat tajam.

"Kalian tunggu pembalasanku"Ucapku sambil tersenyum.
 
Aisshh adegan SS Eilen sama Zacky di skipp gan. :aduh:

Lanjutkan gan masih :kentang:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd