Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERITA IDA (Story of Teh Ida)


Nama : Donny Iskandar Darmawan
Umur : 13 tahun
TB/BB : 158cm/48kg
Deskripsi : Anak Tetanggaku


Di samping rumahku ada sebuah gang kecil. Gang kecil itu berfungsi sebagai penghubung rumah kami dengan gang di belakang rumah. Walaupun sebagai penghubung, tapi gang kecil itu sangat jarang sekali dilewati orang. Ada anak SMP yang sering lewat gang kecil ini, namanya Donny. Donny Iskandar Darmawan, dia tinggal di rumah belakang rumahku. Jadi secara otomatis dia suka lewat gang kecil ini.

"Mau ke mana Don?"
Tanyaku dari jendela rumah ke Donny yang kulihat tengah memakai seragam olahraga ini sambil berjalan tergesa-gesa.

"Eh, Tante.. Kenapa?" jawabnya.
Kulihat matanya bukan melihat ke arahku, melainkan ke arah susuku. Aku saat itu mengenakan dress putih tipis dengan tali kecil. Dress itu berbelahan dada yang amat rendah sehingga kedua susuku yang tidak besar ini menyempul dan bisa dilihat jelas. Sebab saat itu aku tidak mengenakan BH.

"Tante bikin kaget aja, kirain aku Si Botak apa Si Gendut."

Si Botak yang dia maksud adalah suamiku, Kang Agus. Sedangkan Si Gendut adalah Aceng, adik iparku. Donny memang anak yang bandel. Kami mengenalnya sejak pertama kali pindah ke sini. Jadi bisa dibilang kami sudah cukup dekat karena sudah lama bertetangga.

"Huuu... Sembarangan! Tante bilangin ya?"
"Jangan dong, Tante..."

"Eh, mau ke mana sih kamu buru-buru gitu?"
"Mau ke sekolah lah. Udah telat ini."

"Halaahhh, palingan juga bolos maen PS."
"Enggak laaah, yuk ah. Dah telat ini.."

Sepersekian detik muncul niat isengku. Niat iseng yang didukung oleh suasana yang sepi pagi ini. Anaku sudah ke sekolah, Aceng kerja, Evi sedang keluar dan baru pulang mungkin siang.

"Bentar.. Bentar.."
Kupegang tangan Donny. Menahannya agar dia tidak beranjak pergi.

"Apa sih, Tante? Donny udah telat nih.."

Hmmm... Apa ya? Aha, aku punya ide untummk aku jadikan alasan menahan Donny.

"Bentar deh, Don. Tante mau tanya, gimana kamu sama cewekmu yang sekarang? Udah ciuman belum?" tanyaku. Donny selain bandel ini, juga bisa dibilang playboy di kalangan anak-anak seusianya.

"Malam minggu kemaren Donny ciun dia....."
"Waaahhh..." kataku.

"Terus.. Terus..??" tanyaku lanjut.
"Sekarang Donny diputusin. Chat Donny gak dibales-bales." kata dia.

"Diputusin habis ciuman? Ini mah pasti gara-gara kamu nyiumnya kacau deh. Emang kamu nyiumnya gimana?"

"Yaaa,, ciuman biasa kayak orang ciuman lah.." jawab Donny.

"Masa?" tanyaku penasaran sambil mengangkat halis kananku.

Aku memajukan setengah badanku ke luar jendela, sehingga susuku bisa terlihat bergelantung dengan bebas. Kuliah Donny melirik ke arah susuku. Lalu aku memajukan tubuhku ke arah Donny.

"Sini, kamu contoin ke Tante. Gimana kamu cara nyiumnya?" kataku sambil memanyunkan bibirku.

"Apa-apaan sih, Tante..."
"Kamu kan udah pernah ciuman, Don. Tente pengen tau aja gimana cara kamu nyium cewek kamu. Emang kamu gak mau nyium Tante?"

Dengan gugup, Donny mendekatiku. Lalu dia mengecup bibirku.

Cup...
"Udah?"
"Iya... Udah kayak gitu.."

"Pantes kamu diputusin. Nih, nyium cewek itu caranya kayak gini..."

Ku tarik kepala Donny, lalu kulumat bibirnya dengan lembut. Kesedot bibir bagian atas dan bawahnya. Sementara lidahku ku mainkan di dalam mulutnya.

"Nah, ciuman tu kayak gitu. Bibirnya dimaimin juga, terus pake lidah biar ceweknya enak. Jangan asal nempel."

"Sini!"
Kulanjutkan ciumanku padanya. Kulakukan lebih lembut dan lebih basah lagi. Bukan hanya kepala, aku, pun, mulai merangkul memluk tubuh kecilnya. Agar percumbuanku ini makin intens. Darahku mulai berdesir pertanda aku terangsang. Aku yakin Donny pun akan merasakan reaksi yang sama.

Akibat badanku yang terlalu maju, badanku maju makin jauh daei jendela dan aku pun kehilangan keseimbangan. Namun, untung saja Donny dengan sigap menahan tubuhku.

"Aaaah!"
Dia menahan tepat di kedua susuku. Cepat-cepat Donny menarik kembali tangannya.

"Gak apa-apa kok megang susu tante. Cepet angkat badan Tante, Don!"

Dalam usahanya mengangkat badanku kembali ke dalam, tangan Donny juga ikut meremas buah dadaku. Sensasinya nikmat banget payudaraku diremas oleh brondong perjaka seperti Donny. Dan karena belahannya rendah, dan aku pun tidak memakai BH, kedua buah dadaku itu menyempul ke luar. Sehingga kedua putingku yang sudah mengeras ini ikut teremas oleh Donny. Aku pun mulai melenguh dengan niat untuk memggodanya.

"Shhh.. Aaahhh Don, Nhyyyyy...
"Maaf, Tante. Itunya kepegang sama Donny."
"Gakh, apah-apah Donh.. Cepet angkat badan Tante.."

Aku ikut memegang tangan Donny, dan membantunya meremas-remas kedua payudaraku ini. Sensasinya sungguh luar biasa.

"Susah Tante, berat banget."

Ah, dasar anak ini memang lemah. Dia tidak mampu mengangkat badanku.

Tersangkut di jendela dengan kedua payudaraku yang tergelantung bebas menyempul keluar membuat memeku mulai lembab. Oohhh...

"Don, masuk lewat pintu dapur. Lalu tarik Tante dari belakang!" perintahku.

"Eh, dari belakang?"
"Iya cepeten..!!"

Sebenarnya bisa dengan mudah aku melepaskannya, tapi memang niatku dari awal ingin menggoda anak itu.

Aku sedikit tertawa ketika ia bergegas masuk ke dapur. Begitu dia di belakangku dia pasti bisa melihat pantatku yang mulus, kenyal dan bulat itu. Apalagi ditambah dengan garis memeku yang dihiasi bulu-bulu halus. Sebab aku hanya mengenakan celana dalam model g-string dibalik dress putihku ini.

"Ngapain bengong? Cepetan tarik!"
"I.. Iya, Tante!"

Saat Donny menarik badanku, dia memegang pinggulku. Menariknya, bongkahan pantatku menempel ke titit kecilnya yang sudah ngaceng di balik celana training seragam olahraganya.

Tak kusangka, pantatku yang tebel dan sekel ini menghimpit bagian ujung titinya. Sementara aku menahan sekuat tenaga agar tidak ketarik oleh Donny ke dalam. Karena niatku kan memang ingin memberi "pelajaran" ke anak bandel ini.

Awalnya, aku masih ragu bercampur malu menerima gesekan halus di pantat dan memeku ini. Namun, karena situasi dirasa cukup akan akhirnya….sambil pasrah, menikmati memanfaatkan kesempatan ini…

Pada mulanya aku rasa gesekkan secara perlahan, namun kelama-lamaan gesekan terasa kencnag seiring tenaga yang dikeluarkan Donny menarik tubuhku. Sehingga posisiku terlihat seperti kita tengah diewe dengan gaya doggystyle.

Saking asyiknya gesek-gesekan itu, tanpa sadar, aku ikut menggoyang pantatku menyambut sodokan titi kecil Donny. Sehingga anak ini mungkin curiga dan mulai bertanya padaku.

"Tante, nyangkutnya kenceng banget ya? Emang belum lepas ya?"

Seketika hatiku berdegup keras, takut kalo anak ini curiga kepadaku….mampus deh…dalam hati aku…..

"Iya nih, Don. Kenceng banget ini nyangkutnya. Makanya kamu nariknya juga kencengan dikit."

"Okey, siap Tante!"
Tapi dasar emang rejeki kali ya..
Donny tak curiga, malah dia menuruti perintahku dan menarik-narik pinggulku dengan begoti kencang. Alhasil, gesekan-gesekan akibat sodokan-sodokan dari titit kecil Donny makin intens menggasak memeku. Walau kita tethalamg celana training dan G-string ku yang berbahan nilon. Aku yakin, Donny juga menikmati aksi kami ini.

Memeku terasa sudah sangat basah akibat gesekan titit kecil Donny. Namun ketika sedang asyik-asyiknya kunikmati momen-momen ini, tiba-tiba kurasakan sesuatu yang hangat di memeku. Celana training seragam olahraga Donny terasa basah dan hangat. Aku yakin dia mencapai klimaka gara-gara gesekan dan sodokan titit kecilnya ke memeku.

Walau aku kentang, belum mencapai klimaks. Tapi aku merasakan kenikmatan tersendiri dari titit kecil anak bandel ini.

Bersambung....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd