Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Catatan Adinda

Mantap lah ieu mah.
Moga makin banyak cerita di forum ini yg lokasi ceritanya di Bandung.
Keren keren keren
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
part 5

Tak terduga



*hanya mulustrasi.

Setelah kejadian di kostan Bersam Akbar, kami kembali dekat. Namun hanya sekadar dekat, tidak ada pembicaraan antara kami untak status hubungannya apa.

Bagaimana dengan daniel?
Aku juga beberapa kali jalan dengan dia.Jujur aku bingung, karena disatu sisi takut seperti memberikan harapan kepada dia. Satu sisi pula aku kembali nyaman bersama Akbar.

Oh,ya siang ini aku lagi bersama mba Irma, mba nia dan mas jay.Mba Nia merencanakan membuat acara di akhir pekan ini karena divisi kami dan satu divisi lain dapet laporan positif dalam kalkulasi perhitungan laba di tahun ini padahal kondisi sedang pandemik.Sekalian juga untuk memberikan bonus kepada otak kami yg sudah penat dalam pekerjaan.

"Jadi gimana lo din?", Tanya mba nia.

"Ayo aja mba,aku mah ngikut aja"

"Elo jay? "tanya mba irma.

"Lets go lah,gaskeun",jawab mas jay.

"Gue sih udah ngobrol sama anak divisi atas,mereka ayo aja.Tapi kata mereka lima orang aja dari dua divisi jadi 10 orang.Jadi selain yg ada disini,tambah si farhan dan Si Novi aja ya", Kata mba irma.

Kami semua pun menyetujuinya, agar rencana untuk liburan kali ini hanya rahasia untuk beberapa orang saja.

Dan,rencana untuk berlibur sudah di sepakati dua minggu lagi kita berangkat.

.................................

Hari ini hari minggu dan aku hanya ada di kostan saja.Sebenarnya Daniel tadi sempat mengajakku untuk berangkat ibadah,tapi aku menolaknya karena aku masih melakukannya online saja.

Dan sekitar jam 9 aku sedang bersih-bersih kamar dia telepon katanya dia sudah ada di depan kost.Akupun turun.

"Ngapain ih kesini?", tanyaku.

"bawain sarapan,cantik banget bu", katanya memperhatikanku yg hanya menggunakan kaos ketat dengan rambut di ikat dengan keringat yg sedikit bercucuran.

"Cantik apaan belum mandi juga"

"Mau aku mandiin?"

"maunya"

Lalu aku mengajak dia masuk ke kamarku yg masih berantakan.Dia pun ikut membantu beres-beres kamar sampai saat dia keluar dari toilet dia menenteng satu bra kotor punyaku di tangannya.

"Gede juga ya", katanya.

"Ih apaan ih balikin gak", kataku mendekatinya dengan mencoba meraih tangannya.

Badan kami pun berdekatan sampai bibir dia mencoba memburu wajahku.

Aku tahu yg dia lakukan lalu menghindar.

"Idih cari kesempatan", Kataku.

"Hahaha abisnya penasaran sama isinya", kata dia.

"Eh din, Boleh gak?"

"Boleh apa niel?", kataku sedikit mundur dengan apa yg dia bilang.

"Aku pinjem ini ke toilet dulu, udah gak tahan ih"

"maksudnya?",kataku.

"Aku mau ngocok pake bra kamu", katanya.

"Hahaha ih jorok"

"Ya boleh ya?", kata dia.

"Mau di bantuin gak?", godaku.

"Mau sih tapi nggak.Kamu terlalu berharga buat ku, jadi aku akan menjaga kamu adinda", Katanya serius.

"Tapi kamu malah bayangin aku hayo",Kataku.

"hehe tapi kan tidak langsung sama kamu nya kan. Eh bolehgak aku minta foto kamu?", tambahnya.

"hah foto aku gimana?", Tanyaku.

"Sekarang aku ambil foto kamu ya", katanya sambil mengambil handphonenya lalu mengarahkannya kepadaku.

Aku sedikit berfose dengan mengigit bibirku.

"Aku ke toilet dulu ya", katanya.

"Yaudah gih cepet ah, cuci bra ku", kataku.

"Siap bos", Katanya lalu pergi masuk ke toilet.

Aku sendiri lalu turun ke bawah untuk menuju dapur.

Disana ada bapak kost yg sedang mengganti gas lpg.

"Eh neng dinda", sapanya.

"iya pak"

"Gimana neng kakinya udah sembuh?"

"udah udah pak"

"wah manjur yah pijitan saya", katanya.
"hehe iya makasih pak"

"Eh mau apa neng? bikin mie atau apa?"

"Oh nggak pak, ini mau bikin kopi buat temen saya. Bapak mau sekalian di bikinin?", tawarku.

"Eh, saya mah maunya susu neng", pintanya.

"Oh sebentar pak", kataku sambil membuka kulkas mengambilsatu set kopi dan susu.

"Susu nya abis pak gak ada", kataku.

"Susu murni aja atuh neng", katanya lalu mendekati ku saat sedang membungkuk ke arah kulkas.

Aku merasakan badannya mendorong pantatku.

"Eh bapak ngapain", kataku kaget lalu berdiri.

Lalu di bekapnya mulutku.

"sstt neng, neng dinda seksi banget", katanya.

Aku sedikit meronta karena takut.

"Bapak nanti yg lain lihat lepasin", kataku namun badanku masih terdorong olehnya dengan posisi selangkangannya ada di pantatku.

"Tapi bapak mau susu neng dinda ya", katanya di daun telingaku pelan namun menusuk.

"Aman neng, semuanya lg pada pergi keluar koq", katanya lalu tangannya langsung meremas payudaraku.

Aku tidak melawan, sama sekali.

"Ahh bapak udah, ada temanku", kataku.

"Dia pasti mau menunggu sebentar koq"



Lalu ada yg teriak dari luar memanggil bapak kost.

"Aduh si ibu ganggu aja", katanya melepaskan cengkramannya.

Yg memanggil itu adalah ibu kost karena dari suaranya aku mengenalinya.

"Neng nanti bapak ke kamar ya", katanya lalu berlalu.

Aku masuk terkaku dalam posisiku.

Sampai ada satu penghuni lain yg baru masuk menegurku.

"Eh mba din, ngapain melamun disana?", tanyanya.

"Eh hai mba. Nggak ini lagi bikin kopi, darimana mba?", kataku saat dia membuyarkan lamunanku.

"Dari dalem kaum barusan nyari sarapan", katanya.

Lalu setelah mengobrol sebentar dia pamit ke kamarnya.

Lalu aku kembali melanjutkan untuk membuat kopi.

Saat aku menuju kamar, Daniel sudah duduk di kasurku.

"Udah?", tanyaku.

"Hehehe udah, darimana?"

"bikin kopi buat kamu"

"aih ngerepotin, mami pasti seneng punya menantu kamu"

"idih apa-apaan coba, lega sekarang?"

"lega dong, lemes bayangin kamu"

"idih baru bayangin aja lemes"

Kamipun tertawa dan melanjutkan beres-beres.

"Makan yuk?", ajak daniel

"makan apa?"

"bakmie akung?"

"lodaya?"

"iya"

"aku mau mandi dulu atuh"

"gak usah"

"ih jorok"

"gak usah, gini aja cantik. Seksi", tegasnya.

"darimananya elah"

"seriusan, ayo"

Aku pun terpaksa menuruti kemauan dia yg hanya memakai kaos tidurku lalu pergi ke daerah lodaya.

Kaos ku sendiri berwarna putih dengan bra hitam yg mencetak disana.

Sesampainya di lodaya kami memesan dua porsi yamin.

Cukup sepi hari itu walaupun minggu.

"ih kan banyak yg liatin aku jelek gini", kataku di sela makan yamin itu karena aku melihat tatapan dari beberapa orang disana kepadaku.

"itu mah mereka seneng liat kamu cantik", sanggahnya.

"cantik darimananya ege", kataku.

"eh jujur ya, yg mereka liat itu bayangan hitam di baju kamu"

"ih serem", kataku.

"Coba deh kamu benerin bajunya biar kerah V nya jelas", kata daniel.

"jelas gimana ih?", tanyaku lalu tegak dan membenarkan kerah baju ku yg lumayan longgar bagian bawahnya.

"Nah gitu", kata dia.

"ih jadi keliatan belahannya tauu", protesku.
"udah gapapa, kamu itu cantik bos dinda,percaya deh", yakinnya.

"Aku malu ah", kataku iya saat menahan kerah baju agar tak jatuh dan memperlihatkan belahanku.

"Percaya deh, semua orang pasti suka", katanya.

Lalu sekitar jam 11 kami pun pulang, Aku di antar sampe depan kost dan Daniel langsung pamit karena kata dia mau ada urusan.

Setelah itu akun pun mandi. Selesai mandi aku rebahan saja di kamar sambil mendengarkan musik.



.................................

Setelah itu tidak ada kejadian yg aneh-aneh lagi, di kantor berjalan normal seperti biasa.

Aku pun mulai sedikit berani menggunakan pakaian saat bekerja.



Seperti hari ini aku menggunakan stelan seperti itu. Mas jay terus kirim pesan kepadaku kalau aku cantik. Cuma dia lagi sibuk karena harus bulak balik ke ruangan direksi jadi kami tidak sempat berjumpa langsung.

Dan sore ini aku sudah menunggu sekitar 10 menit, dan sekarang hampir jam 6. Semua anak kantor sudah pulang. Aku sendiri sedang menunggu Daniel menjemput dan sekarang aku duduk di pos satpam depan bersama pak karim, satpam yg akan piket malam ini.

"Belum dateng ya non pacarnya?", tanya pak karim.

"Eh iya pak, bukan pacar sih. Temen"

"temen koq nempel terus non, antar jemput"

"hehehehe, temen pak"

"jadi pacarnya yg dulu pake vespa itu non?", tanya dia lagi.

"oh itu mah udah putus pak"

"oh berarti calon pacar baru yg ini"

"hehehe doain aja pak, sendirian aja pak piketnya?"

"iya nih non, biasanya berdua tapi yg satu lagi izin nanti jam 10 kesininya", kata dia. Sekarang dia lumayan dekat jaraknya dengan ku, aku yg duduk di kursi dan dia yg berdiri. Dia pasti bisa melihat belahanku pikirku.

"coba di telepon atuh neng", katanya.

"udah pak, tapi gak di angkat. Mau pulang jalan kaki takut dia kesini, kasian", jawabku.

"yasudah non, saya keliling dulu sebentar ya. Kalau mau minum di dalam pos bekalang ada air mineral kemasan ambil aja kalau takut pindah ke pos belakang aja non biar bisa mantau cctv di pos depan mah kosong molompong", kata dia lalu berlalu meninggalkanku.

Walaupun kantorku berada di jalur yg cukup ramai, tapi melihat gedung yg biasanya ramai dan sekarang sepi sedikit mengerikan bagiku.

Lalu aku pun bergegas ke pos belakang yg berada di sebelah gedung utama, Namun lebih besar dan lengkap.

Lalu saat aku masuk, aku melihat dua buah televisi. Yg satu layarnya menampilkan cctv beberapa sudut kantor, yg satu lagi tv biasa dan ada satu buah dvd disana yg sedang menyala.

Aku kaget, saat di tv itu sedang menampilkan adegan syur film. Yg ini memang film porno. Suaranya teramat kecil, tapi akan terdengar banyak racauan aku rasa jika volumenya di besarkan.

Aku hanya duduk di depan layar tadi. Sambil minum air gelas kemasan aku melihat setiap adegan demi adegan yg sangat panas bahkan menular ke badanku.

Aku perlahan menikmati tontonan itu. Sesekali tanganku meraih payudaraku dan meremasnya.

Di layar tv sekarang sedang menampilkan adegan wanita yang sedang di genjot dari belakang oleh sang aktor pria.

Aku mulai ikut mendesah saat tanganku mulai meraba dada ku lagi.

Dan...

Aku merasakan dekapan dari belakang ku. Satu tangan mendekap mulutku. Satu tangan hinggap di payudaraku yg masih terbungkus bajuku.


Aku tidak bisa melawan, posisiku di tarik dan menyandar di kursi yg ku duduki. Kursi yg biasa di pakai di hajatan itu sampai bersuara saat tubuhku semakin di himpit ke belakang.

Tangan kiri yg tadi mendekap dadaku sekarang sudah masuk ke dalam dadaku dengan mudah karena baju yg ku pakai kerahnya besar.

Di remas nya putingku.

Aku ingin teriak namun ada satu rasa yg membuat tubuhku tidak sepenuhnya melawan.

"Jangan teriak non, atau saya akan ajak temen saya kesini sekarang", suara pak karim di telingaku.

Aku mengangguk sedikit dan saat dia melepas tangan kanannya di mulutku. Tangan itu langsung masuk juga ke dalam bajuku dan langsung meremas dan memilin putingku.

"ahh.. bapak jangan di cubit", Kataku pasrah.

Dia lalu mendekati iya bibirku dengan bibirnya. Aku menghindar, pipi ku kena ciumannya, dan akhirnya mulut kami bertemu.

ahmmm... hmmmm.. hmmm

Kepalaku sedikit berbalik ke belakang untuk meladeni permainan lidah pak karim

Tangan kanannya sekarang menarik baju ku ke bawah dan sekarang terpampanglah kedua payudaraku yg mengayun indah.



Di pilin lah kedua putingku oleh tangannya. Badanku serasa terkena aliran listrik kecil yg membuat diriku tak terkendali. Lidah ku tidak melawan permainan lidah dia. Kenikmatan sudah melanda sekujur tubuhku.

Lalu pak karim bergerak dari kiri dengan cepat.

Dan dengan satu gerakan sekarang lidahnya sedang menyapu putingku.

"ahh,, pak.. iya disanaaahhh", desahku tak terkendali.

pak karim bergerak ke arah depan ku dengan lidah yg terus menyapu, menjilat dan mengulum puting ku yg berwarna coklat muda.

"ahhh ahhh aduhh geli pakk ahh", eranganku semakin menjadi.

Dan di dalam posisi duduk dengan kedua kaki ku sudah melebar, tangan pak karim mengangkat rok ku ke atas dan sekarang sudah terpampang vaginaku yg hanya di balut CD cream ku dengan noda basah di pusatnya.

Tangan pak karim menarik CD ku dengan satu kali tarikan kuat dan sekarang vaginaku sudah bebas di nikmati oleh dia.

Sementara itu aku masih mengerang menikmati setiap inci lidahnya menari di area dadaku dan semakin lama semakin turun.

Pun sekarang aku sudah melebarkan kedua kakiku di hadapan dia.

tanpa aba-aba dia mendekatkan kepalanya ke pangkal pahaku. Di sapunya bibir lipatan vaginaku.

ahh... ahhh.. iyaahhhhh ahhh

Aku mengerang. Tanganku menjambak rambut pak karim.

Banyak kata yg keluar dari mulutku. Dari hanya sebatas erangan dan kata terus agar pak karim tidak berhenti dengan aksinya.

Tak lama, sekujur tubuhku sudah hampir mencapai apa yg belum pernah ku raih.

Sengatan listrik yg lumayan tinggi seperti menyengat setiap inci tubuhku dan dengan itu aku teriak.

Bapakkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhh

Lemas, enak, dan menegangkan.

Berasa seperti mengeluarkan sesuatu yg tertahan. Badanku terkulai pasrah.

Sesekali lidah pak karim menyapu bagian lubang vaginaku yg membuat bagian pingangku mengangkat.

Aku tidak tahu sejak kapan pak karim melepaskan celananya dan sekarang dia berdiri lalu berkata.

"masukin ya non"

Aku mengangguk. Namun baru saja dia mendekat. Handphone ku bergetar. Terus tanpa henti.

"Ahh pak bentar ada telepon", kataku saat tubuhku di raihnya lalu aku mengikuti aba-aba dari dia agar menungging.

Di mainkan kembali vaginaku oleh tangannya.

"ahhh.. pak.. ada yg jemput.. sayaaa ahh", kataku saat jarinya semakin intens kembali membuka lipatan vaginaku dan mulai kembali basah.

"tanggung non mau enak-enaknya atuh", katanya.

"jangan sekarang pak, jangan disini takut ketahuan", kataku.

Lalu dia mundur.

"Tapi bener ya saya bisa nikmatin tubuh enon", katanya. Aku lihat penisnya sedikit mengecil.

"iya pak", kataku.

Lalu aku angkat telepon dari Daniel.

"Hallo niel", kataku sembari membetulkan pakaian bagian bawahku.

"Aku udah di depan, kamu dimana? maaf tadi aku dapet orderan trip ke lembang", katanya.

"Sebentar aku di ahhh... toilet", aku mendesah saat tiba-tiba pak karim kembali mengulum putingku dan membuatku kembali pasrah di kursi.

Tanganku mencoba mendorong kepalanya.

"Kamu kenapa?aku masuk ya kesana", kata daniel.

"Gak usah, aku kepeleset uhh", jilatannya semakin intens lagi.

Lalu aku tutup teleponnya.

"Bapak ih aduh nanti ketahuan ahh aduh udah", kataku.

"Nanti non, saya mau bikin tanda dulu di nenen enon biar jadi saksi mulut saya pernah hinggap", katanya lalu meyedot bagian kiri bawah putingku di kulitnya nenbuat satu bekas merah disana.

Saat aksinya selesai, aku merapikan semua pakaianku yg sudah berantakan.

Aku ambil tas ku dan berkata.

"Aku pamit dulu pak", kataku langsung pergi keluar.

"Makasih non dinda, nanti bakal saya kasih yg lebih nikmat", serunya.

Aku buru-buru ke depan. Disana daniel sudah menunggu.

"Kamu kenapa acak-akan gitu?", tanyanya.

"tadi kepeleset ih, kamu lama banget lagian", lalu aku naik motornya.

"ya maaf"

"Lain kali kasih tau atuh, biar aku pulang sendiri aja deh"

"iya iya maaf"

Lalu aku pun di antar menuju kostanku, tapi mampir dulu beli makan.


Bersambung.

Terimakasih. Semoga suka. mohon maaf bila tidak seru.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd