Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Bukan Duel : Erotic Kopdar Story

Tamarind

Suka Semprot
Daftar
30 Jun 2014
Post
13
Like diterima
0
Bimabet
:ngeteh:

Ini bukan merupakan cerita duel ketiga.
Duelist kali ini adalah flavus.banana dan skyblack15.

Saya selaku story writer mengucapkan selamat menikmati...
 
Terakhir diubah oleh moderator:
[size=+3]Erotic Kopdar Story[/size]




Sudah 15 menit aku menunggu di cafe Milania ini. Biasanya, aku akan pergi jika sudah menunggu selama ini, aku sangat benci menunggu. Tapi hari ini aku rela melakukannya, demi seseorang yang kukenal di dunia maya. Aku tidak mengenal nama aslinya, tapi aku memanggilnya mas Flav. Kependekan dari nama username miliknya, flavus.banana. Aku berharap mas Flav setampan suaranya yang sangat macho tiap kali kami melakukan phone sex.

"Permisi," seseorang menepuk pundakku membuatku terkejut. Aku langsung melihat lelaki mana yang berani menggangguku saat sedang mengkhayal dan mulutku langsung ternganga lebar melihat sesosok malaikat tampan berdiri di sana. Aku pun meneguk ludah melihat sesosok pria di depanku. Tampan dengan sedikit janggut dan berewok di pipi. Wajahnya terlihat sangat dewasa. Senyumnya, senyumnya sangat menawan, membuatku terpana.

"Mas Flav ya?" aku menebak begitu melihat baju berwarna kuning bergambarkan pisang. Tolong jawab iya! Damn! Aku akan sangat bahagia kalau lelaki ini benar mas Flav-ku.

"Iya, maaf ya sudah lama menunggu, dek. Jalanan macet," jawabnya sambil mengelus kepalaku.

Omigod! Omigod! Ga nyangka Tuhan menciptakan lelaki sesempurna ini!

"Ga kok mas, aku baru juga nyampe," jawabku sambil tersenyum. Mau nunggu 2 jam juga ikhlas, mas. Ciyus deh.

"Mau jalan-jalan dulu? Apa langsung check-in, dek?" tanyanya kembali setelah ia duduk di hadapanku. Pilihan yang sangat sulit buatku. Di satu sisi, aku ingin menghabiskan waktu dengannya terlebih dahulu. Di sisi lain, ketampanannya membuat aku ingin cepat merasakan sodokan penisnya.

"Langsung aja, mas," jawabku sambil menunduk. Malu sekali aku kepadanya. Pasti aku tampak terlihat murahan.

"Kamu ke sini naik apa, dek?"

"Taksi, mas."

"Ooo, pas deh kalau gitu, jadi gampang, aku bawa mobil. Yu!" Ia pun berdiri dan menarik tanganku. Jantungku berdesir. Aku merasakan mukaku memerah saat ia dengan bangganya menggandengku menuju parkiran.

"Kamu ada tempat, dek?" tanyanya saat kami mulai berjalan menyusuri jalanan ibu kota. Aku menggeleng singkat.

"Rileks aja, dek. Ga usah tegang gitu," ia kembali berkata seraya meremas pahaku. Aku terhentak kaget. Salah tingkah aku dibuatnya. Mas Flav bisa merasakan kalau aku sangat nervous.

Setelah 30 menit berkendara, mas Flav mengarahkan mobilnya memasuki sebuah hotel yang cukup besar. Kami pun turun dan segera menuju ke lobby hotel. Lagi-lagi mas Flav dengan santainya menggandeng jemariku layaknya sepasang kekasih. Di lobby hotel, aku menunggu di sebuah sofa sementara mas Flav menyelesaikan proses check-in.

"Yu, dek," panggilnya setelah ia selesai. Aku pun menghampirinya dan kami pun segera menuju kamar hotel yang telah disewa.

"Waah, gede banget mas kamarnya," aku berkata kagum begitu kami memasuki kamar hotel. Untuk orang yang belum pernah masuk hotel, bagiku kamar ini sangat luas.

"Kamu senang, dek?" tanyanya sambil memelukku dari belakang. Lagi-lagi jantungku dibuatnya seakan berhenti berdetak. Aku bisa merasakan desahan hangat napasnya di leherku.

"Se-senang mas," jawabku terbata-bata.

"Kamu wangi, dek."

"I-iya, baru mandi sebelum ketemuan."

"Kalau gitu langsung aja yu," ia melepaskan pelukannya dan mendorongku ke atas ranjang.

"Gimana dek kuliahmu?" tanyanya sambil melepas kemejanya. Aku lagi-lagi terpana. Badan mas flav sangat bagus. Dadanya bidang, perutnya tanpa lemak walaupun tidak six pack.

"Dek!"

"Eh i-iya mas, ke-kenapa?" aku gelagapan.

"Kamu baru liat dada aku aja kaya gitu, gimana liat yang bawah?" tanyanya sambil mulai melepas celana jeansnya.

Aku memalingkan mukaku ke samping. Malu rasanya ketahuan sangat bernapsu pada badan mas flav. Ditambah lagi ia menggodaku seperti itu. Ingin rasanya ku buka jendela itu dan melompat keluar.

"Dek, aku sudah telanjang nih," ia memanggilku.

"Hmm," aku bergumam menjawabnya.

"Dek, liat sini dong."

"Malu, mas," desisku pelan. Paling tidak aku harus sedikit jaga image, biar tidak terlihat terlalu murahan. Aku merasakan mas flav menaiki ranjang. Dari sudut mataku, aku melihatnya merangkak ke arahku dengan badan telanjang. Masih dalam rangka menjaga image, aku menahan wajahku sekuat tenaga agar tak memandang tubuhnya.

"Dek," ia memanggilku lembut dan mengecup telingaku, "mas buka ya kemejanya." Jantungku seakan berhenti berdetak. Walaupun kami sering melakukan phone sex, tapi ini merupakan pengalaman pertama bagiku. Aku mengangguk, memberikan persetujuanku. Dengan lihai, mas flav membuka satu persatu kancing kemeja flanelku

"Badan kamu bagus, dek," ia memuji sambil membelai pipiku, "apalagi ininya."

"Aaah," aku mendesah pelan saat ia tiba-tiba mengulum puting sebelah kananku. Aku seakan merasakan aliran listrik mengaliri seluruh badanku. Tak pernah aku menyangka rasanya akan senikmat ini.

"Hhhmmmppphh!" Aku menahan desahanku saat mas flav menyentuh kemaluanku sambil terus mengulum putingku bergantian. Entah kapan ia membuka resleting celana pendekku, yang jelas sekarang hanya ada selembar kain celana dalamku yang memisahkan kemaluanku dengan tangannya.

"Enak dek?" tanyanya sambil terus memainkan kemaluanku.

"E-enak mas, hmmpphhh."

Baru kali ini aku merasakan sensasi seperti ini. Ternyata jauh lebih enak daripada melakukan sendiri seperti yang selama ini aku lakukan. Seandainya aku tahu akan seenak ini, aku akan minta kopdar dengan mas Flav dari dulu.

"Mas buka ya, dek," tanyanya sambil memegang celana dalamku. Hatiku berdegup kencang. Jika aku mengijinkan, aku akan kehilangan sesuatu yang aku jaga selama ini. Tapi godaan duniawi ini tampak terlalu nikmat untuk aku lewatkan. Aku pun memejamkan mata dan menganggukan kepalaku.

"Kamu rajin rawat ya?" mas Flav bertanya sambil mengerling kepadaku.

"Eh, engga kok, cuma aku cukur bulunya aja biar ga begitu lebat mas," aku berkata malu.

"Aduh!" aku berseru kaget merasakan sesuatu menerkam kemaluanku. Aku pun mendapati mas Flav sedang mengulumnya dengan penuh napsu. Aku memejamkan mataku. Sungguh sebuah kenikmatan yang tidak ada taranya. Tak ada kata yang dapat melukiskan nikmat duniawi yang sedang aku rasakan. Aku dapat merasakan bagaimana lidah mas Flav bermain di sana. Menjelajahi tiap lekuk kemaluanku dan sesekali menghisapnya. Tangannya pun bergerilya mencubit putingku, membuat badanku bergerak penuh gelisah.

"Mas, aku mau keluar," kataku begitu aku merasakan sesuatu akan meluncur dari kemaluanku. Mas flav pun menghentikan kulumannya dan melumat bibirku. Kami berciuman dengan panas. Lidahnya beradu pedang dengan lidahku. Sesekali ia menghisap lidahku, memberikan sebuah sensasi tersendiri. Aku pun tak ingin kalah. Aku praktikan semua teknik ciuman yang aku pelajari dari video porno yang sempat aku saksikan. Mas flav kemudian melepaskan kulumannya dan membalik badanku serta mengangkat pinggulku, membuat buah pantatku menungging di hadapannya.

"Dek, mas masukin sekarang ya," tanyanya sambil menampakan penisnya di pantatku. Aku pun mengangguk. Sudah tidak tahan aku ingin merasakan bagaimana rasanya berhubungan badan untuk pertama kalinya.

"Tahan ya dek," ia berkata sebelum menghujamkan penisnya di anusku. Sakit! Aku menggigit bibirku. Aku tidak menyangka akan sesakit ini. Mas Flav menarik penisnya, membuatku sedikit bernapas lega.

"Aaaaarrrggghhhh!" aku berteriak sekuat tenaga saat mas Flav dengan tiba-tiba menghujamkan penisnya, membelah anusku. Aku meringis. Air mata perlahan turun mengalir membasahi kedua pipiku.

"Tenang, dek. Nanti enak kok," bisiknya lembut sambil mengecup leherku. Aku mengangguk singkat. Aku percaya sepenuhnya dengan mas Flav. Entah berapa lama kami diam pada posisi ini. Perlahan aku pun mulai terbiasa dengan keberadaan benda asing tersebut di anusku.

"Udah enakan? Mas gerak ya?" ia bertanya lembut sambil membelai rambutku. Aku pun kembali mengangguk.

Mas Flav pun mulai memaju mundurkan penisnya dalam anusku. Sebuah sensasi aneh tersendiri yang kurasakan. Sambil terus menggenjotku, mas Flav pun kembali menggerayangi dadaku dan mencubit kedua putingku, membuatku kembali mendesah nikmat.

"Aaah, enak maaas, teeruuuushh!"

Mas Flav menarik kedua tanganku kebelakang, membuat badanku hanya bertumpu pada lutut. Posisi ini membuat aku merasakan sodokan penisnya menusuk semakin dalam.

"Aduh dek, jepitanmu enak banget, sempiit! Mas ga tahan! Mas keluarin ya!" Mas Flav berteriak seakan hilang kendali seiring dengan pompaannya yang semakin kencang, membuat tubuhku berayun ke depan dan ke belakang.

"I-iya mas, ke-lu-ar-in ajaa!" balasku.

"Hhnnnggghhh, aaarrrgh!" aku merasakan semprotan cairan hangat dalam anusku. Kami pun terbaring lemas. Mas Flav pun mencabut penisnya dan kembali membalik tubuhku, membuat kami berdua kembali berhadapan.

"Kami belum keluar ya? Aku hisap ya," kata mas Flav sambil meraih kemaluanku dan kembali menghisapnya.

Aku kembali merasakan sensasi nikmat yang tiada taranya. Jujur aku lebih menikmati diservis seperti ini oleh mas Flav dibandingkan dengan persetubuhan tadi. Mungkin aku hanya belum terbiasa. Aku memejamkan mataku, badanku pun melengkung.

"Maaassshhhh!"

Aku orgasme! Spermaku keluar memenuhu mulut mas Flav. Dengan lahap mas Flav menghisap kemaluanku, membuat badanku menggeliat tak karuan.

"U-udah massh, ampuun," aku memohon lemas. Tapi mas Flav tampak tak menghiraukanku, ia terus menghisap kemaluanku yang mulai mengecil setelah menyemprotkan semua isinya.

"Hah hah hah," aku mendesah kelelahan setelah akhirnya mas Flav melepaskanku dan berjalan ke toilet.

"Penismu besar juga, dek skyblack. Kapan-kapan gantian ya kamu yang tusbol aku," ia berteriak dari kamar mandi. Aku tersenyum mendengarnya, perlahan kemaluanku pun mulai membesar kembali. Tampaknya tak perlu kapan-kapan untuk menunggu hal itu. Aku pun bangkit dari tidurku dan menuju kamar mandi. Tampaknya hari ini akan sangat menyenangkan.

Dan iya, sebelum aku lupa, nickku di forum adalah skyblack15.
 
begitulah nasib banana...

disia siakan di dunia manusia :sendirian:
 
Wedus wedus dah lagi ujan gede ngelihat ginian lagihaha
Kyaaaaaa Mpiskuuus ditusbol awan mendung kyaaaaaakyaayayyaya
 
deportasi banana dari dunia manusia. gedang waktumu sudah habis gedang, ane tau siapa kamu gedang, ini kan gaya kamu gedang :taimacan::taimacan::taimacan:

DEMI...........KIAN
 
Wedus wedus dah lagi ujan gede ngelihat ginian lagihaha
Kyaaaaaa Mpiskuuus ditusbol awan mendung kyaaaaaakyaayayyaya

cil... :sendirian:

liat tuh wili...semangat banget... :sendirian:

gak fair ituu... :sendirian:
 
wedus krimbat. Pedang2-an. :takut:

:aduh: :aduh: :aduh:
 
Sabar om pis,, bro mendung,, besok2 jangan komen dibawahnya tamarind ye,,,:pandajahat:
 
Hiyaaa....... :tidak:
Jebakan batman.....
:hua:
 
Wuaaaaahhhh TUSBOL ternyataaa :takut:

Kembalikan waktu kami 5 menit yg laluuu


:aduh: :aduh: :aduh: :aduh: :aduh: :aduh:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd