Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Berpetualang dengan Nona Hidung Imut

itemmanis

Kakak Semprot
Daftar
3 May 2014
Post
197
Like diterima
589
Lokasi
Fantasimu
Bimabet
Kisah nyata atau bukan, silahkan para sesepuh yang menilai. :o

Indeks Cerita:
  1. Part I: Awal Jumpa Senorita
  2. Part II: Permainan Buas di Alam Liar
  3. Part III: Antara Puasa dan Puas Ga?
  4. Part IV: Dadu Gila (on going)
  5. Part V: to be consider
  6. Part VI: to be consider
  7. Part VII: to be consider




Part I: Awal Jumpa Señorita
Minggu pagi pada 30 April 2014, saya terbangun dengan semangat menyambut hari yang cukup langka, barangkali dapat panggilan wawancara kerja kirim lamaran hari ini, pikir saya waktu itu.

Segera saya menghidupkan laptop untuk mengirim lamaran kerja & riwayat hidup secara online dibeberapa situs, hingga pada pukul 13.00 saya mulai merasa bosan, rasanya semua semangat yang ada dipagi tadi lewat secara percuma gitu aja. Mengusir suntuk, sayapun berselancar ke forum yang paling ramai pada saat itu, ya. Kaskus!

Tapi berbalas thread saja masih kurang seru, terlintaslah ide tuk buat thread di sub-forum H2H dengan judul konsultasi PDKT. Mengaca pada diri yang cukup easy going saya pikir tidak ada salahnya, akhirnya terbuatlah thread tersebut dan tak disangka cukup ramai yang berkunjung silih berganti konsultasi ini dan itu dalam asmara, namun mendadak perhatian saya tercuri ke seorang user yang konsultasi tentang "ketabuan dalam bercinta" yang bikin ini semakin menarik, sepertinya user ini wanita dari nickname dan avatarnya yang cukup "girly" dan topik yang dibawa cukup anti mainstream.

Karena saya rasa ini cukup menarik tuk didiskusikan, maka saya minta tuk lewat percakapan pribadi dan kita akhirnya bertukar akun Yahoo Messengger.

B: "Kamu bisa panggil saya bobby, kamu?"
S: "Sharla, aku bosan deh sama cowokku Bob. Apalagi soal bercinta, hambar aja gitu rasanya."
B: "Terus, kamu sudah bilang ke dia kalau kamu butuh sesuatu yang baru saat bercinta?"
S: "Nggaklah! malu, nanti aku dibilang maniak atau apa gitu."
B: "Nah, bagaimana bisa selesai masalahmu jika kamu sendiri nggak mau mencoba. Lagipula, pikirlagi deh, diakan pacarmu"
S: "Masa dia nggak bisa peka sih, kalau bikin dia peka apa Bob?"
B: "Tolak aja kalau dia ngajak, ngambek atau gimana. Harusnya dia akan mulai engeh kamu kenapa dan mulai pembicaraan ke kamu"
S: "Susah nolak, akunya emang gampang pengen. Gimana dong?"

Sedetik, saya terdiam sambil menelan ludah, "Interesting..." ucap dalam hati sambil pegangin penis.

B: "Hmmm... Ya, kalau gini sih buntu atau gini aja kamu cari waktu tuk refreshing biar nggak bete."
S: "Kemana ya? ada ide? eh Bob kamu tahu nggak kapan mulai puasa?"
B: "Tipe orang liburan biasanya cuma dua kok, kalau nggak cari yg rame ya yang sepi. Saranku sih kamu ke Kota Tua, banyak yang dilihat jadi sibuk sendiri. Harusnya akhir bulan Mei sih, ada apa gitu?"
S: "Mau nabung buat penutupan, Besok aku pulang kerja jam 3 sore, kamu mau nemenin nggak? Aku tunggu distasiun ya!"

Penutupan? Saya maksa untuk hiraukan hal itu karena sudah terbayang dia telanjang menggila dan terlebih kenal saya aja belum 1 jam sudah ngajak ketemuan. Iyain nggak ya? Ah sekalian lewat deh kebetulan besok siang ada panggilan Interview dan sayapun mengiyakan dan kita bertukar nomor handphone.


Senin 1 Mei 2014 Saya tiba di Stasiun kota pukul 16.40, rencananya pergi keliling cari tempat makan yang nggak begitu bising dan enak buat ngobrol. Belum begitu lama berjalan, tetiba saja handphone sudah berdering dan dia, Sharla memanggil.

"Bob, kamu dimananya ya? Aku di minimart pakai jaket garis abu-hitam"
"Okay, saya lihat kok dari sini. Tunggu, saya kesitu ya."

Apaan sih! Dia ternyata lebih tinggi dari saya sekisar 170cm sedangkan saya hanya 164cm agak minder dong! Tapi saya kembali ingat dia sudah punya pacar dan kita kan cuma teman, PD aja lagi.

"Yuk, kita ke museum aja tadi saya lihat rame, kayaknya banyak yang seru disana"
"Bob, panggil jangan bilang saya dong, aneh ish"
"Okay"

Dari sana, kita jalan kaki telusuri trotoar ke arah museum. Disana juga kita ngobrol santai tentang apa aja yang kita lihat. Saya nggak ngerti kalimat apa yang dimulai tapi kini kita sudah terasa sangat akrab, ketawain hal ini dan itu hingga akhirnya kita singgah di tempat makan yang lumayan enak buat ngobrol.


"Kamu sudah punya pacar Bob?"
"Pernah punya, tapi lagi sendiri aja sekarang, kenapa gitu?"
"Kirain, takutnya gimana gitukan. Kali aja boleh join bertiga"

Tunggu, nafas saya tersedak. "Nuts!" ucap saya dalam hati. Saya nggak berani balas apa-apa selain menutupi muka sange dengan tertawa. Tak terasa, waktu sudah pukul 19.00 saya lihat dia mulai agak resah mungkin khawatir dengan jam malam dan akhirnya saya inisiatif tuk ngajaknya pulang.

B: "Yah sudah gelap, cepet banget nggak berasa ya?"
S: "Iya juga sudah jam segini aja"
B: "Sayangnya kereta kita nggak bisa samaan ya "
S: "Tapi nggak apa, gini aja sudah seru kok"
B: "hayo, apa yang bikin seru?"
S: "Kamu nggak bahas dia, kamu lebih fokus gimana aku bisa nikmatin waktu."
B: "Ah berlebihan kamu mah, yasudah yuk siap-siap"

Kita jalan menuju stasiun, setibanya sampai kereta dia lebih dulu yang datang dan kita pun berpamitan.

"Eh iya Bob, makasih ya" sembari Sharla mengangkat topi dan cium bibir saya. Kaget tapi nggak nolak, agak susah dijelasinnya yang jelas saya sempat mematung tuk beberapa detik.


Untitled.jpg


Sesampainya dirumah, sayapun bersih-bersih dan makan malam.
Kembali ke rutinitas yang membosankan sambil senyum-senyum sendiri mengingat kejadian sore ini, Sharla wanita yang nggak biasa dan sangat menarik.

Jam menunjukkan jam 11 Malam, saya masih berkutat dengan remote TV mencari program yang menarik tuk ditonton, hingga akhirnya handphone saya berdering dengan adanya SMS dari Sharla.


Bob, sudah tidur? Kalau belum, telp aku ya!

Langsung aja saya telp tanpa pikir panjang.

"Lho kok kamu belum tidur, besokkan kerja?"
"Nggak ngerti nih, belum ngantuk. Kamu sendiri lagi apa?"
"Lagi jalan, menuju kasur dan telponan sama kamu hehehe"
"Eh, kamu sudah ngantuk?"
"Enggak kok, santai aja cuma mau senderan aja biar enakan telponannya"
"Bob, kamu kalau nonton porno kategorinya apa?"

Disaat pertanyaan seperti ini, saya sudah mulai terbiasa dengan karakternya yang spontan. Tapi tetep, ngelusin penis sejak awal pembicaraan.

"Jujur aja sih, aku suka yang ada ceritanya aja walau sedikit tapi yang penting nggak langsung telanjang gitu"
"Ah! I see, gentle juga kamu"
"Nah kalau kamu sendiri?"
"Wild & Free"
"Konteksnya kan luas itu, spesifiknya apa gitu?"
"Susah jelasinnya, Kamu aja yang cari tahu"
"Lho gimana?"
"Seandainya, aku pacar kamu. Gimana kamu perlakukan aku diranjang?"
"Mulai dari aku peluk kamu dari belakang, sembari menguncir rambutmu kuciumi lehermu halus dan perlahan"
"Terus"
"Membuka kancing bajumu dan selagi mengangkatnya keatas kuciumi lengan bawahmu"
"Bob, sange. Terusin please"
"Perlahan turun ke pundak dan terus hingga kait bra kamu, disana aku buka dengan kaitnya dengan mulutku, sengaja ku gigit pelan punggungmu."
"Kenceng juga nggak apa bob, please"
"Setelah terbuka, kuteruskan ciumanku ke pinggulmu. Meremas bokongmu dan sesekali menamparnya dengan keras!"
"Ah Bob, terusin"
"Aku poroti celanamu, meneruskan ciumanku ke bokongmu dengan sesekali menggigit kenyalnya bokongmu"
"Jilatin anusku juga bob"
"Dan akupun membongkah bokongmu, menjilati anusmu, berputar lidahku disana dan kupaksa lidahku masuk dan menari dianusmu"
"Bob, cukup aku keluar"
"Eh? Curang ya masturbasi sendirian aja"
"Hehehe maaf, kebawa suasana aku pikir kamu juga ngocok disitu"
"Iya juga sih, cuma baru cairan pelumasnya aja nih"
"Yah kasihan, gini aja kamu check email ya sekarang"

Teleponpun berakhir dengan saya keadaan penis yang kentang, mungkin inilah rasanya saat penis kena ghosting. Akupun cek email, dan benar saja ada beberapa kiriman foto darinya, tak butuh waktu lama sperma saya rasanya berontak ingin segera dikeluarkan dari penis.


Selesai onani, saya kembali kirim SMS ke dia.


"Makasih ya, aku jadi enak"
"Aku juga, bakalan pules nih bobo. Goodnight"
"Sleep tight"

IMG2195A.jpg
IMG2189A.jpg

Tempo dulu, segitu sudah HD banget
 
Terakhir diubah:
ijin nyiapin take jill :jempol:

deprok ning emperan toko karo :baca:

Wah Sarla mantap ya....................... ngga tedeng aling aling

Slow bgt enak buat ditungguin

Lanjutkan suhuu

Ijin nyimak hu

Seru....seru.....ditunggu lanjutannya hu

Ditunggu ya, sedang dimasak nih adonannya :siul:
 
Part II: Permainan Buas di Alam Liar

Hari ini, tepat delapan belas hari sudah aku mengenal Sharla. Layaknya orang yang sedang kasmaran, hampir setiap jam kita selalu sempatkan komunikasi baik lewat SMS atau Yahoo Messenger. umumnya yang kita bicarakan itu mengenal diri masing-masing dan kalau kita sudah kehabisan topik, kita berbagi fantasi seksual. Fantasi yang mana tak biasa kita temukan pada saat itu, sesuatu yang tabu, bahkan mungkin bagi sebagian orang sebuah kelainan.

Jujur saja, bahkan sampai saya mengetik ini saya masih tidak mengerti, kenapa kita "telanjang" akan hal apapun tanpa ada rasa jaim, padahal faktanya kita baru kenal belum sebulan. Kembali soal Sharla, 18 Mei 2014 dia kirim pesan.

Aku mau ketemu, dirumahmu aja gimana?
Kok kerumah? Apa serunya dirumah? Didepan rumah kan Bengkel, berisik dan ah saya khawatir kalau dia nggak nyaman.

Aku pernah bilangkan kalau usaha keluargaku bengkel, yakin mau kerumah?

Ya, kerumahmu. Siang ini, aku telp ya

Spontan sih, tapi apa ini nggak dadakan banget? Beberes rumah dulu deh. Tapi enggak lama, Ayah saya justru memanggil tuk minta bantuan di bengkel. Pupus sudah harapan, bakal kelihatan dekil deh nih pas Sharla dateng. Lebih dari 1 jam, saya masih berkutik dengan mesin mobil.

S: "Seru banget kayaknya, sampai nggak engeh aku dateng"
B: "Duh, kapan datengnya? Tunggu disini, biar aku pesan minum dulu ya"
S: "Nggak usah repot, nih aku sudah beli juga buat kamu."


Sayapun menjeda pekerjaan dan mengajaknya ke lobby.

B: "Yah, maaf ya aku lagi cemong nih"
S: "Santai aja, justru aku nikmatin saat kamu fokus tadi. Seksi aja ngeliatnya"
B: "Gila kamu, cemong oli gini dibilang seksi. Tunggu disini ya, aku mau bersih-bersih dulu"

Tanpa dia mengonfirmasi, saya langsung beranjak kerumah untuk membersihkan diri. Membuka wearpack yang berhasil bikin saya mandi sauna di siang bolong, persis saat hanya mengenakan boxer aja. Tiba-tiba pintu kamar mandi kebuka, saya emang nggak mengunci karena saya pikir cuma sekedar ganti baju tadinya dan yang bikin saya kaget ternyata Sharla yang membuka pintu dan langsung masuk ke kamar mandi.

Dia datang, menyergap ganas bibir saya, sembari tangan kanannya mencekik leher dan yang kiri meremas penis saya. Saya terbelalak, gimana kalau ayah engeh kita berdua di kamar mandi? Tapi belum jauh saya berpikir, dituntun kepala saya ke selangkangannya, sayapun mengerti kalau dia sudah kebelet tuk dioral vaginanya.

Saya buka celana jeansnya, saya kaget bukan main ternyata dia nggak pakai celana dalam! Labianya dipenuhi lendir bening, menggoda saya untuk menjilati, perlahan lidah saya menyapu labia bawah hingga clitoris, naik-turun dan berputar. Sesekali saya mendongak keatas tuk melihat ekspresi muka Sharla merem melek ke-enakan, bahkan sampai lidahnya terjulur sendiri.

frame_.jpg

"PYARRRRRRRRRRRRRR!" tiba-tiba saja aktivitas kita terhenti karena ada suara keras, kayak piring yang jatuh. Kami sergap merapihkan diri, karena khawatir malah rame nantinya. Ketika di cek, ternyata kucing liar masuk kerumah dan memecahkan piring di dapur. "BAJINGAN!" umpat saya dalam hati, kita saling menatap mata dan mengerti kalau kita dalam keadaan kentang.

"Bob, didepan bengkel itu apa sih?" ujar Sharla memecah keheningan
"Oh, itu dulu disebut misbar jadi lapangan untuk nonton layar tancep, cuma ya kalau gerimis bubar deh." Sharlapun cekikikan dengernya.
"Aku penasaran, kesitu yuk."
"Harusnya cuma kebun & alang-alang aja sih. Tapi, okay kalau kamu minta"

Kitapun menyebrang, ke kebun yang dimaksud tadi sambil melirik kebelakang agar memastikan ayah nggak engeh kalau kita ke kebun. Sekitar 8 meter dari pinggir jalan raya, cukup tertutup dengan tingginya semak alang-alang, kitapun duduk berdua dibawah pohon Jambu.
Disitu, kita melanjutkan yang sempat tertunda.

Sharla memulai dengan membuka resleting jeans dan memporoti celana saya, berikut dengan boxernya.
Dikulum kepala penis sambil kedua tangannya meremas testis saya, remasannya yang lembut dan sesekali keras memberikan sensasi yang luar biasa. Ditambah, ketika seluruh batang penis saya terbenam oleh mulutnya, ngilu rasanya ketika kepala penis diremas oleh tenggorokan. Diapun tersedak, sambil sedikit ketawa.

"Ini pertama kalinya aku coba deep throat, segala petualang sex aku yang pertama aku ingin sama kamu!"

Untuk sesaat saya merasa dunia berhenti berputar, inikah bercinta? Bukan saya tidak perjaka, saya pernah berhubungan intim tapi tidak seintense ini, se-intense dimana hasrat dan perasaan berpadu mesra.

Dibukanya seluruh pakaian, sebagai alas kita tertidur diatas rerumputan, pada saat itu juga saya tahu ukuran payudaranya terbilang cukup besar, 38D. Lagi, dia yang memulai dengan posisi saya terlentang. Dikecupnya dahi, perlahan turun menghendus kuping dan menjilati seluruh zakun. Geli nikmat rasanya, terlebih saat dia menyedot leher bawah sambil tangan kanannya mencekik. Sesak yang enak.


Kini, lidahnya bermain didada dan puting saya. Tangan kanannya pun masih mencekik leher saya. Sensasi menahan sesak dan kenikmatan pada saat bersamaan, sungguh nyata. Berkisar 5 menit dia memanja puting saya dan langsung beralih ke selangkangan juga melepaskan cekikannya, Saya merasakan dirinya yang sangat mengintimidasi. Kini dia mencekik batang penis sembari meludahi lubang anus, dia memulai dengan mengecupnya lalu bermain lidah disana, geli keenakan berhasil buat saya geleng-geleng gak karuan hingga pada saat dimana dia menyedotnya sayapun mengais untuk segera bersenggama. Khawatir, jika pertahanan saya jebol karena permainan gilanya!

Kita memulai dengan gaya WoT, hangatnya sangat kontras terasa diseluruh batang penis, begitu juga dengan jepitan diujung kepala penis saya. Denyutnya beriringan dengan detak jantung yang kian cepat. Ditambah dengan keadaan kita yang telanjang di "alam bebas" memberikan sensasi yang makin mendebarkan, terdebar jikalau ada orang yang lihat tapi ada rasa narsisme yang ingin dilihat. Ah benar-benar gila!

Saya tidak ingin terus-menerus terdominasi olehnya, mengambil inisiatif untuk sambil mengulum putingnya dan yang paling saya suka adalah ketika areolanya sangat lebar, memanjakan lidah saya tuk berputar disekitar dengan bebas sambil merasakan sensasi gundukan kulit yang khas!

Dia mulai mengerang keenakan, menjambak rambut saya dan menghimpit kepala saya diantara kedua payudaranya.
"Fuck me more! Treat me like your bitch"
Saat dia berkata seperti itu, saya semakin menggila hingga tak terdengar lagi dia meracau semaunya dan kitapun lupa dengan kondisi kalau kita di ruang terbuka saat itu.

Cuaca bergemuruh, hujan mulai turun dengan deras dan sederas itu pula kita makin mengganas dalam bercinta. Seperti, kedua joli yang sedang kesurupan, mengerang lebih lepas karena tersamar oleh derasnya suara hujan.

Berganti posisi, kini kita bergaya doggy style. Awalnya saya ragu tuk menjambak rambutnya tapi justru dia yang menuntun tangan saya ke kepalanya. Sambil menghujam penis dengan intense ke vaginanya, dia makin mengerang ke-enakan.

"Kontol kamu enak sayang, pompa terus"

Sesekali saya tekan dan tahan penis saya di vaginanya, diapun langsung mengerang "Ah...! Aku mau keluar, kasarin aku bob, please!"

Mendengar itu, saya sudah menghiraukan kelembutan bercinta. Tangan kanan menjambak, tangan kiri melintir putingnya, dan mempercepat penis menghujam maju mundur.

"Aku juga mau keluar"
"Bob, aku ke...luar sayang...!"

Saat saya mau keluar, langsung saya berniat lepas penis dari vaginanya tapi sayang, kedua kakinya justru menekan bokong saya ke vaginanya.

"Enggak apa bob, mau jadi ataupun nggak aku kok yang mau. Aku senang sama kamu, bisa nakal semaunya"

Karena kondisi yang masih terengah dan sulitnya bernafas ditengah hujan. Sayapun hanya bisa mengiyakan, kita kembali ke rumah dan beruntungnya ayah hanya nanya,
"Kok hujan-hujanan?"
"Tadinya mau nunggu, tapi takut dia kesorean pulangnya yah"
"Oh, yaudah kasih baju Melati aja."
"Okay"

Adik saya, melati masih belum pulang. Jadi, saya persilahkan tuk Sharla memilih sendiri dilemari melati. Kita berdua senyum puas mengingat apa yang baru kita lakukan.

B:"Kamu mah aneh, nggak pakai CD tapi pakai Bra"
S:"Aku kan bawa motor, nggak pakai bra ditempat macet keliatan banget"
B:"Kan pakai helm, kenapa nggak berani"
S:"Okay, mulai sekarang ya!"

Selesai ganti baju, walaupun agak wah karena payudaranya benar-benar tidak bisa mengumpat dari kecilnya baju adik saya. Tapi untungnya masih ada jaket saya yang bisa nutupi.
Kita bercanda didapur ala roman picisan dan kita berdua makan sebelum pulang, kuantar dia pakai motornya sampai daerah J di kota Bekasi. Sesampainya disana, sempat terlihat ekspresi sedih namun saya tenangkan masih ada hari esok.

Saya pun pulang dengan kendaraan umum, seperti orang gila yang tak berhenti-hentinya tersenyum sendiri membayangkan betapa gilanya hari ini terlewati.
Sharla, tuk kali pertama saya berhasil merasakan puas dalam bercinta. Tak hanya puas akan ego dalam bercinta, tapi melihatmu juga puas menikmatinya, semakin membuka mata saya untuk membakar segala batas tabu dalam bercinta.
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Rin kebayang sih senyum2 sendiri di perjalanan pulang setelah pertemuan macam ini. 🙈 Nice, bang! 😘
Hehehenakehehehehe begitulah, duh jadi nostalgia :lol:

Masih banyak partnya lho, pasang tenda ya :o
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd