Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Berawal dari pijatan Abah

Part 5

Di sebuah ruangan yg dikelilingi berbagai karya seni berupa lukisan, patung, dan beraneka ragam qoute2 asing berbahasa Inggris yg terpatri didinding, serta lukisan tinta abstrak menakutkan yg begitu menonjol dan terlihat mengintimidasi.

Terlihat 2 orang wanita sedang serius berbincang.

G :Ngomong2 darimana ibu tau tentang aku dan tempat ini?

Lina : Bukannya tempat ibu ini memang sudah terkenal ya.

Lina : jadi sudah tentu wajar kalau orang biasa seperti aku tau tempat ini.

G : hahaha, terkenal merupakan pujian yg berlebihan kurasa..

G: Ya tentu orang2 dapat dengan mudah mengenali tempat ku ini.

G : Tapi Tempat semacam ini sudah menjadi rahasia umum hanya didatangi oleh mereka2 yg punya keunikan pada dirinya atau lingkungannya.

Lina : ya aku mngerti maksud ibu, Dan kalau bisa jangan panggil aku ibu, aku tidak setua itu.

G : Hahaha, maaf2. Kebiasaan formal. Aku tentu tau ibu tidak setua itu, fakta nya ibu malah orang termuda yg pernah datang ketempatku.

G : termuda dan yg datang dengan kemauan sendiri, tanpa rekomendasi atau anjuran dari lembaga2 yg biasa aku layani...

G : bagaimana aku panggil ibu dengan sebutan dek saja, dan ibu bisa panggil aku kakak. Biar terasa lebih akrab dan mengalir.

G : toh aku juga baru berusia 30 tahun, masih pantas kurasa. Hahaha

Lina : ya, aku tidak masalah, krn kadang aku juga berharap punya saudara perempuan.

Lina : Jadi,menurut kamu kak apa yg harus aku lakukan di situasi ku saat ini.

G : kakak belum bisa memberikan saran, kalau ade Lina belum secara rinci menjabarkan apa yg terjadi pada malam itu

Lina : apa harus kak? Ndak bisa kah kakak memberiku saran tanpa harus mendengar penjelasan yg lebih rinci lagi tentang kejadian malam itu.

Lina : jujur, aku masih sangat malu menceritakan hal tersebut ke orang lain.

G : sebenarnya tidak bisa, karena aku harus mengetahui kejadian itu secara lengkap baru aku bisa memberi pandangan profesional ku.

G : sekali lagi dek, tidak ada paksaan untuk kamu bercerita secara terbuka.

G : Tapi kamu harus tau, kalau hanya berbekal cerita yg sepotong2, aku sama sekali tidak bisa membantu kamu.

Lina : ( berpikir dengan keras dan akhirnya menyadari dia tidak boleh setengah2 dalam menceritakan kisahnya kalau memang dia berniat mencari jalan keluar dari kejadian yg ia alami ini)

Lina : Hmmm, baiklah jadi begini kelanjutan ceritanya dimalam itu......( sambil menarik nafas panjang )



(____________)


'Krieeet'

Terdengar Suara Bunyi pintu yg bergeser akibat tekanan dari tubuhku yg terlalu bersemangat menguping aktivitas kedua orang tuaku.

"Bodoh bodohhhh, bisa2 nya aku ceroboh dan membuat keberadaan diriku terekspos oleh ibu dan abah" Kataku dalam hati...

Ibu dan abah sedikit terkejut melihat diriku yg sedang berdiri tepat didepan pintu kamar mereka.

Abah pun dengan canggung terlihat berusaha memasukkan kembali kontolnya kedalam celana kolornya.

Sambil dengan nada yg sedikit tinggi membentakku.....

"Linaaa, ngapain dan sejak kapan kamu disitu?"

"Ummm anuu bahhh, ummm Lina minta maaf, Lina ndak senga... "

" Ahhh uhmmm terus bah, terus jilat kaki Lina bah, hisap bah.... Uhmmmm ohhhhhh"

Seakan tidak peduli dengan keberadaanku, Ibu malah semakin liar dan makin beringas mendesah seraya memainkan memek dan payudara nya dari luar pakaiannya diikuti terus menggesek kaki nya kearah mulut dan selangkangan abah.

"Mi, sudah mi, ada Lina" Kata abahku seakan tidak percaya akan reaksi yg diberikan oleh istrinya.

"Lina??? Lina siapa bah, abah jgn mengada- ngada, itu kan Ibu, bukan Lina uhmmmm ohhhh ohhh"

"Lina kan sekarang sedang memperlihatkan kebinalan nya di depan abah, Lina kan sekarang sedang menunjukkan rasa berbakti nya kepada abah uhhhmmmm ohhhhhh ohhh"

"Ibu, Lina minta izin ya abah untuk muasin Lina, ndak apa2 ya? ibu izinkan kan? , iyakan ibu? Ohhhhh ohhhhhh"

Desah ibuku sambil melihat kedua mataku dan terus memainkan payudara dan memek nya

Aku benar2 tidak percaya apa yang baru kuliat dan kudengar. Ibu bukannya berhenti ketika aku memergoki mereka berdua, malah ibu melanjut kan roleplay mereka sembari memberiku peran seolah2 aku adalah ibu, yg memergoki anak dan abahnya yg sedang bercinta....

"Mi, mami... Sudah mi" Bujuk abah kembali kepada ibu, berharap ibu sadar dan berhenti memuaskan hasrat seksualnya.

"Ohhhhh ohhhhhh abahhhhhh enak bahhhh, abaahhhhh ohhhhh"

Seolah Tak mendengar perkataan suaminya, ibu malah semakin menjadi2 dan semakin liar kelakuannya.

Ibu pun menarik kaki abah dan mengarahkannya ke area selangkangannya.

"Ohhhhhh ahhhhh ya terus bah, terus kobel memek Lina bah, kobel terus bah ohhhhhh ohhhhh sodok bah, sodok ahhhhhhh terus bahhhhh, terussss bahhh buat anakmu ini orgasme bahhhh buat anakmu ini keluarrrrrr uhhhh ohhhhhh ahhhhhhh"

Badanku pun bergetar dengan hebat, aku tidak percaya melihat kebinalan dan kemaniakan ibu didepan mataku secara langsung.

Sosok ibu yg perhatian, halus, lembut, dan penuh kasih sayang Seolah sirna.

Aku bagai melihat sosok yg berbeda.
Sosok yg dimatanya hanya ada nafsu, kebinalan, dan hasrat seksual yg seolah2 tak terbendung dan dilampiaskan secara membabi buta.

"Ohhhhh abahhhh Lina dikit lagi nyampe terus bah.... Ohhhhhh ahhhhhh abahhh Lina mau keluar, ibu, Lina mau keluar buuuuu ohhhhh ahhhhhh abahhhhh ibuuuuuuu Lina keluarrrrrrrrrr ahhhhh ohhhhhhhh,

Ibu pun mengejang hebat dan langsung terbaring tak berdaya di ranjang yg ia tempati.

Terlihat senyuman puas di wajah ibu, namun aku juga melihat ada sedikit air mata yg menetes dari mata nya.

"Senikmat itukah orgasme yg ibu rasakan sampai2 membuatnya menitikkan air mata?" Batinku dalam hati

Ditengah2 keadaaan yg aku tidak tau harus berkata dan bereaksi bagaimana, aku mengalihkan pandanganku ke arah abah.

Kulihat Raut muka abah terlihat khawatir ketika melihat ke arah wajah ibu. Abah pun dengan suara yg terbata2 coba berbicara kepadaku.

"Lin, maafkan kami, kalau harus melihat sesuatu yg harus nya tidak kamu liat, atau yg belum waktunya kamu liat"

"Kamu mungkin merasa marah atau bahkan jijik dengan apa yg barusan kamu liat"

"Tapi simpan semua pertanyaan mu nak"

"Ada begitu banyak hal yg belum kamu tau tentang abah dan ibu nak, terutama tentang ibu mu"

"Sekarang kamu masuk kamar, biarkan ibu mu istirahat sebentar"

"Nanti kalau ibu mu sudah stabil,, ibumu akan menjelaskan semua kepadamu"

"Ini sebenarnya tidak seperti yg kamu....... "

'BRAAAKKK'

Tanpa membiarkan abah menyelesaikan kalimatnya, aku langsung berbalik arah dan menutup pintu kamar mereka dengan keras.

Aku yg masih berada diluar depan pintu mereka, dengan nafas terengah entah masih mencoba mencerna puzzle rumit yg terjadi dikeluarga ku ini.

Detak jantungku, dan suara nafasku yg memburu memperumit aku untuk mengambil kesimpulan dari sederet kejadian yg terjadi antara aku dan keluargaku belakangan ini terutama kejadian yg barusan saja terjadi.

Aku benar2 ndak tau apa yg terjadi dengan keluarga ini.

Apa yang terjadi dengan abah
Apa yang terjadi dengan ibu
Dan apa yg terjadi dengan diriku.

Apakah aku merasa marah dan jijik terhadap kelakuan mereka?

Ya, aku marah dan jijik, ditambah fakta mereka secara terang terangan melibatkanku dalam roleplay aktifitas seksual mereka yg dimata agama dan Masyarakat adalah hal yang tabuu dan berdosa.

Tapi apakah aku juga merasa tertarik, dan terangsang menyaksikan kedua orang tuaku dengan roleplay yg mereka mainkan?

Ya, tak bisa dipungkiri aku disisi lain juga merasa tertarik dan terangsang dengan roleplay mereka mainkan, fakta bahwa yg mereka lakukan itu adalah sesuatu yg sangat tabuu dan dilarang di lingkungan masyarakat, malah membuat aku semakin terangsang.

Jadi, apa yg sebenarnya aku inginkan?

Aku ndak tau, ........ndak tau....... Benar2 ndak tau..

Aku, untuk yg pertama kalinya dalam hidupku tidak bisa membuat keputusan, aku ndak bisa menghadapi ini sendirian, aku ndak bisa membiarkan diriku terjebak di grey area terus terusan.

Huhhhhh, Aku sebaiknya pergi ke kamarku saja terlebih dahulu untuk menenangkan diri.

'Tap tap tap'

Selang beberapa langkah kecil aku melangkahkan kaki untuk bergegas meninggalkan area kamar orang tuaku.
Kudengar suara samar2 dari abah yg sedang berbicara kepada Ibu.

" Kamu ndak seperti biasa nya lepas kontrol seperti ini mi"

" Kembalikan dosis obat yg kamu minum seperti semula "

"Ini akiba......... "

Suara abah perlahan2 menghilang seiring aku yg terus berjalan dan sudah sampai di dalam kamarku.

"Obat????"
Memangnya Ibu sakit?
Tapi, selama ini aku tidak melihat tanda2 ibu sedang sakit.
Obat apa yg dimaksud abah?

Kuhempaskan tubuhku atas kasur, dan ku mencoba kembali membuat rangkuman peristiwa yg terjadi akhir2 ini di keluargaku.

Arrrgggggggghhh, kenapa begitu rumit sih?
belum terjawab semua pertanyaanku sebelumnya, kini ditambah lagi masalah tentang obat dan kesehatan Ibu.

Aku benar2 ndak bisa menghadapi ini sendiri.

Aku butuh bantuan
Aku benar2 butuh bantuan.
Tapi siapa???? Siapa??

Di tengah2 pergumulan yg kembali terjadi di dalam otakku, tiba2 aku pun merasa sangat lelah dan mengantuk hingga aku pun akhirnya tertidur.

Next update
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd