Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Berawal dari Iba menjadi Cinta

Part 2 Sambungan dari Part 1

Semakin lama suara desahan Bu Etik semakin kenjang dan diakhiri lengguhan panjang, mungkin pertanda sudah mencapai orgasmenya.

Disaat Bu Etik keluar dari kamar, mungkin mau ke kamar mandi, aku sengaja keluar kamarku juga sambil menyalakan sebatang rokok dan saat yang bersamaan pandangan mata kami beradu bertatapan,
BE : nak Alex kok belum tidur?
AQ : dari tadi mata ini enggan terpejam Bu, entah kenapa
BE : Lho jadi nak Alex dengar percakapan Ibu dengan Bapak?
AQ : Maaf Bu, bukan hanya dengar percakapan antara Ibu dan Bapak, tapi Alex Juga dengan Ibu ......anu ... eh .. Maaf ya Bu, Alex mendengar Ibu mendesah sampai akhirnya anu
BE : Anu kenapa hayoo, Ibu jadi malu nak Alex, jangan sampe nyebar lho ya, apalagi Bapak tau
AQ : nyebar kemana toh Bu, lha wong saya ruang lingkup saya hanya Kantor dan Rumah ini saja.
BE : saya jadi nggak enak sama nak Alex, jadi gimana gitu
AQ : Biasa aja lah bu, saya gak masalah kok
BE : eh kok jadi kelamaan ngomong, Ibu tinggal ke kamar mandi sebentar ya nak Alex
AQ : Silahkan Bu, saya mau ke teras sebentar ngabisin rokok barang sebatang sambil nyari angin

Belum juga habis sebatang Bu Etik menghampiri sambil menepuk pundak,
BE : hayoo ngelamunin apa? masak bujangan Gagah dan Punya pekerjaan layak gini kok masih aja melamun, mikirin pacarnya ya nak Alex?
AQ : saya sampai saat ini belum punya pacar kok bu, belum ada yang cocok menurut saya.
BE : Lho nak Alex kan Ganteng, Gagah dan punya pekerjaan yang layak dengan gaji yang besar pula, pasti bukan hal yang sulit menurut Ibu untuk memilih seorang pendamping hidup.
AQ : ya memang sih ada beberapa dari teman cewek saya yang secara langsung nembak saya untuk dijadikan pacar, tapi ya saya belum bisa menerima dan saya tolak dengan cara yang halus.
BE : tuh kan, apa kata Ibu hehehe
AQ : kalau diperkenankan saya pingin jujur sama Ibu, tapi Ibu jangan marah dan tersinggung lho ya.
BE : ngomong aja nak Alex, lha wong sejauh ini nak Alex senantiasa jujur sama Ibu dan sama Bapak dalam hal sekecil apapun toh
AQ : iya Bu, Ibu dan Bapak sudah saya anggap orang tua sendiri, tapi ada sedikit ganjalan di hati saya sejak pertama kali saya bertemu dengan Ibu.
BE : Kalau boleh Ibu tau, apakah gerangan yang menjadi ganjalan di hati nak Alex selama ini?
AQ : Ketertarikan saya terhadap Ibu dalam segala hal
BE : iya, tapi apakah itu?
AQ : sebelumnya mohon dimaafkan ya bu, sejak awal pertama kali saya bertemu dengan Ibu, saya punya rasa ingin memiliki Ibu secara seutuhnya dan yang membuat rasa ini kian bertambah adalah pribadi Ibu yang penyabar pemaaf telaten dan maaf ya bu, selain itu saya suka dari segi fisik Ibu, dari wajah, kulit, bibir, payudara, pinggang, paha, pinggul dan bokong ibu, kesemuanya sangat menggugah nafsu saya yang meluap-luap ini Bu, bahkan maaf saat ini saya ereksi begitu kencangnya, saking kencangnya saya sampai malu dan saya tutupi dengan bantal ini Bu.
BE : waduh nak Alex, Ibu sudah gak mudah lagi, dan badan Ibu sudah pada melar lho, jaman sekarang kan banyak lho gadis-gadis yang lebih menarik.
AQ : Maaf bu, saya dengar dari pembicaraan Ibu dan Bapak, apa benar Ibu tidak pernah dijamah Bapak sejak melahirkan Mbak Ayu? apa benar demikian
BE : ya memang benar begitu adanya, sampai saat ini, kalau boleh Ibu berterus terang, sejak pertama kali Ibu bertemu dengan nak Alex, Ibu juga sangat terkesan dan Maaf, nak Alex bukan hanya mirip dengan mendiang kekasih Ibu, bahkan seolah nak Alex adalah perwujudan utuh dari mendiang kekasih Ibu yang namanya sama dengan nak Alex, perihal Bapak yang tidak pernah menjamah Ibu sejak lahirnya Ayu anak semata wayang kami, itu memang benar
AQ : maaf bu, apa diperkenankan saya mengutarakan maksud dan keinginan saya kepada Ibu sesuai yang saya bicarakan tadi?
BE : Ibu malu nak Alex, karena Ibu sudah tidak muda lagi
AQ : saya menerima apa adanya Bu, bahkan lebih dari itu, saya berjanji akan menjaga hubungan kita ini, biarlah waktu yang nanti akan menjawab semuanya
BE : apa kata orang dan seberapa murkanya Bapak semisal mengetahui apa yang kita lakukan nantinya.
AQ : saya harap ibu juga bisa memaklumi dan menjaga rahasia ini, biarlah hanya kita berdua yang tau

Dari sini entah siapa yang memulai, disela dedaunan halaman teras, bias sorotan temaram sinar bulan kami saling melumat bibir, berpagutan, terbuai bisikan nafsu yang diiringi semilir angin malam bersama bisikan setan penebal nafsu birahi dua insan yang berpaut usia.

"Kita pindah ke dalam yuk nak Alex" bisik Bu Etik, saya pun menjawab dengan anggukan kepala, "Saya takut Bapak terbangun Bu" bisik saya ditelinga Bu Etik yang harum, "Bapakmu kalau sudah tidur, sulit banguninnya" balas Bu Etik.

Sesampainya di kamar yang aku tempati, pagutan bibir kami lanjut beradu saling melumat, kuraba tubuh Bu Etik mulai pipi, leher, Payudara yang sama sekali tak mengira kalau beliau tak mengenakan BH, sehingga sentuhan tanganku telak ke payudara Bu Etik yang maaih ranum dan sekal meski di usia yang tak muda lagi.

Ku pilin dan pelintir putingnya sambil tak melepas pagitanku di bibir Bu Etik, seraya terdengar lengguhan kecil dari bibir tebal sensual yang membisikkan kata pembangkit gairah mudaku "mmmmhhh oohhh nak Alex, Ibu rasanya terbawa larut dalam memori silam bersama mendiang Alex kekasihku yang dulu" bisik Bu Etik disela desahannya.

Dengan sedikit kemahiranku yang kudapat dari beberapa puluh film semi romantis yang gemar aku tonton di Gadget ku, aku melanjutkan upaya ku untuk membuat Bu Etik menjadi kelojotan dengan cumbuanku.

Kecupanku mulai menjamah bagian belakang telinga, leher, turun ke dada dan tepatnya di payudara Bu Etik yang sebelumnya terlebih dahulu aku menyingkapkan dasternya, serta bermain di daerah putingnya yang amat sangat sensitif, ku emut, ku jilat, kusedot dengan lembut siimbnagi dengan remasan tangan yang seiring sejalan dan silih berganti antara kiri kekanan.

"oohhh, duh Gusti, sudah lama Ibu tidak merasakan yang seperti ini, mmmhhhh, oohhh" rancaunya, Bu Etik berkejat bagai tersetrum saat putingnya aku permainkan secara bergantian.

Yang membuat aku terkaget kedua kalinya, ternyata selain tidak mengenakan BH, Bu Etik juga tidak mengenakan Celana Dalam, terbukti Vagina tembem yang mengembung tanpa bulu tersentuh langsung oleh jari tanganku.

Kecupan bibirkupun menuruni dari perut hingga sampailah diVagina tembem Bu Etik yang mengembung tanpa bulu, dan sekali lagi aku dibuat kaget dengan bau wangi Vagina Bu Etik yang semakin memacu libidoku untuk segera menuntaskan misi ini.

"Nak Alex, jangan, ibu gak pernah sama sekali diperlakukan seperti itu, lagian apa nak Alex gak jijik?" bisiknya disela desahannya yang makin tak karuan.

Langsung kujilan bibir vaginanya, berlanjut aku kulum klitorisnya yang makin membuat Bu Etik kelojotan bagai cacing kepanasan, dan benar juga, tak butuh waktu lama untuk membuat Bu Etik mendapatkan orgasme pertamanya, bahkan kurang dari tiga menit, Bu Etik merasakan kenikmatan orgasme pertamanya sambil mendesah hebat disertai buih keringat yang mulai bercucuran.

"Seumur hidup baru kali ini Ibu merasakan Orgasme sedahsyat ini nak Alex, terima kasih, nak Alex sudah membangkitkan semangat dan gairah Ibu yang selama ini terpendam jauh dan terabaikan" kata Bu Etik diantara nafasnya yang ngos-ngosan sehabis mendapatkan orgasme pertamanya.

Kuberikan jedah waktu sebentar untuk memulihkan stamina beliau, selang beberapa menit kemudian, tanpa disadari, aku benamkan Kemaluanku perlahan tapi pasti, masuk melesak hingga mentok di bibir rahimnya (mungkin) diiringi teriakan sambil membungkam mulutnya sendiri yang membuat aku sedikit takut kalau-kalau Bapak terbnagun.

"Ohhhh nak Alex, luar biasa, tolong lakukan dengan perlahan, karena sudah puluhan tahun Ibu tidak merasakan yang seperti ini" bisiknya ditelingaku disertau hembusan nafas hangatnya sambil sedikit terisak, entah tangisan bahagia atau kesakitan atau apalah, aku sendiri kurang mengerti.

Kumaju mundurkan secara perlahan tapi pasti dengan sedikit menambah ritmenya sampai pada akhirnya aku mempercepat dan dibarengi dengan tangisannya yang membisikkan kata bahagia, senang dan apapun yang diucapkannya saat mencapai titik klimaks orgasme kedua, begitu juga aku yang sudah melontarkan cairan kenikmatan didalam Vagina Bu Etik.

"Bu, maaf saya keluarkan didalam, saya kok jadi takut kalau dikemudian hari Bu Etik sampai hamil" bisikku ditelinga nya.

"Ibu sudah nggak bisa hamil lagi nak Alex, karena kandungan Ibu sudah diangkat, disebabkan sesuatu hal saat melahirkan Ayu" bisiknya, plong lega yang kurasakan di hati ini.

Kami melanjutkan berbagi kenikmatan satu sesi lagi, dan menyudahi karena Bu Etik sudah lelah dan menjaga agar tidak bangun kesiangan, karena di kesehariannya Bu Etik senantiasa bangun sebelum Adzan subuh berkumandang.

bersambung ke part 3
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd