Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Berakhir Indah, apa Tidak? By CrazySka

Chapter 21 - Kesialan Rian
POV#Author

Pagi itu mentari perlahan bersinar terang, burung-burung mulai berkicau saling bersautan dan berlompatan di dahan pohon hingga embun-embun berjatuhan dari daun hijau yang berseri senang disinari mentari. Pagi yang sunyi mulai ramai terutama oleh para pedagang dan juga para pembeli yang mengharapkan sayuran segar di pasar.

Diantara para pembeli ada tiga pemuda sedang berburu bahan-bahan masakan, dengan selembar kertas besar Rahman mulai menyoret satu persatu bahan yang sudah dia beli. Sementara Rahman asik berjalan dan sesekali melihat kertas itu, dibelakang Rahman dua orang sedang mengikutinya dengan menenteng empat kantong besar.

"Kang! Masih lama? Udah numpuk nih kang belajaan." ucap Rian yang mulai kewalahan membawa belajaan Rahman, begitu pun Ezar yang bernasib sama, mereka menjadi pembantu sehari atas permintaan Rahman.

"Bentar lagi! 20 bahan lagi ini masih belum di beli, mungpung bawa mobil."

Hampir 3jam lebih Rahman,Rian, dan Ezar berjalan-jalan menyusuri pasar. Sepulangnya, Rian dan Ezar pun terbebas dan mendapat hadiah 2buah jaket RCC.

"makasih kak jaketnya, tapi buat apa?" Rahman pun tertawa mendengar perkataan pacar adiknya itu, sementara Rian memandang Rahman heran.

"Itu tanda kalian jadi anggota RCC sekaligus anak buah aku hehee." Rian dan Ezar pun terkejut, disatu sisi Ezar yang tak mempunyai motor ragu menerima jaket itu, sementara Rian yang mungkin dimusuhi geng RCC itu bingung.

"Hemm...mungkin nanti kalian mampirlah ke restoran ku, sekedar cuci piring!" ucap Rahman lagi.

"Hadeh." ucap Rian dan Ezar berbarengan.

"Yasudah kang, kita pamit pulang."

~~~^X^~~~

Hey kau… wanita yang slalu menyembunyikan senyumu
Disetiapku melihatmu…
Hey..kau…wanita yang cantik dengan kesombonganmu yang membuatmu jadi tak menarik..!

Dering smartphone itu mengagetkan Rian dari tidurnya.

"Ya halo."

"Rian bisa kita bertemu."

"Bisa! Dimana?"

"Nanti aku sms kan."

"Baiklah..tut..tutt."

Rian pun melamun sebentar sambil berbaring kembali dikasur kamarnya.

"Ah..baru hendak istirahat ada saja yang ganggu." keluh Rian dan mulai beranjak bersiap setelah sms dari Amel datang.

Disebuah mall kota, Rian bertemu Amel. Awalnya memang mengajak bertemu akan tetapi sesudahnya Amel bergegas menarik tangan Rian berkunjung kesetiap toko.

Hati Rian sebenarnta merasa mendongkol, dikiranya mau apa, eh belanja.

"Ayolah Mel! Istirahat dulu, betis tebel nih perut lapar juga." keluh Rian merengek sebari menahan perut yang tak tau malu berbunyi meminta diisi.

"Yaelah Rian, baru beberapa jam udah ngeluh! Hemm..ia sudah kita makan dulu, nanti liat sebelah baratnya oke."

"Oke lah, buruan ke kasir sana! Aku duluan cari makanan." Rian pun sedikit berlari meskipun kadang ada yang melihatnya dengan bergelak tawa tapi dia hiraukan, sudah terlalu lapar.

Setelah sampai, tak tanggung-tanggung Rian memesan apa yang dirasanya sedap dan banyak. Selagi makan enak-enaknya datang lah Amel kemudian memesan segelas jus.

"Jauh amat Rian, tadi ada yang lebih deket."

"Tak apalah yang penting makan.hehehe" ucap Rian menghentikan makannya sekejap, saat sedang bertatapan dengan Amel, Rian melihat seorang lelaki menghampiri mejanya.

Sesampainya lelaki itu, tahu-tahu menggebrak meja, hingga pandangan semua orang yang ada di restoran itu tertuju pada mejanya.

"Apa-apaan ini Amel, coba jelaskan!" Amel yang masih kaget hanya memandang lelaki itu, sedangkan Rian menelan ludah melihat raut marah pada lelaki itu.

"Eh Dion." lelaki itu yang disebut Amel bernama Dion berbalik menatap Rian, Amel yang seolah mengerti, cepat berkata.

"dia Rian teman seangkatan aku." Dion berbalik menatap Amel lagi, kemudian cepat menarik tangannya.

"Mau kemana? Aku mau makan dulu!"

"Pergi, ayo nanti makan gampang dan kau jangan dekati Amel lagi atau kau habis." bentak Dion.

Rian hanya diam dan menatap kepergian mereka, mencoba sabar sebari menahan amarahnya, setelah mendapat anggukan dari Amel yang tiba-tiba berbalik menatap dirinya sebari tetap tangannya di tarik Dion, Rian pun memaklumi bahwa lelaki itu adalah pacar Amel dan tak mungkin dia harus ikut campur.

Akhirnya Rian pun melanjutkan makannya, beberapa menit dari kejauhan seorang wanita sepantaran Rian berjalan pelan memasuki restoran itu.

"Eh kaya mirip Rian." guman wanita itu, kemudian dia menghampiri meja Rian.

"Rian bukan sih?" ucap Dinar menatap Rian yang sedang menunduk sebari melahap cepat makanannya.

"Bukan mbak." jawab Rian cepat setelah menelan makanannya, kemudian melanjutkan makannya lagi.

"Udah lah berhenti ngelawak Rian! Ada apa sih!?"

"Itu tuh ada cwe diseret paksa sama pacarnya." ucap Rian tegak kembali dan mengambil minuman nya.

"Oh itu, emang sih tadi ada, tapi sesudahnya mesra loh." tutur Dinar seraya mengangkat tangan memesan.

"Syukurlah jika begitu." ujar Rian cuek. Kemudian pelayan menghampiri mereka.

"Mbak ini satu dan minum nya ini yah." kemudian Dinar menatap Rian."kamu mau pesan lagi tidak?"

"Cukup kenyang Dinar, ini saja belum habis gimana sih.hadeh!"

"Ye kali aja mau nambah, yaudah mbak itu saja." kemudian pelayan itu pun pergi.

"Kamu tau tidak Rian yang tadi di seret itu siapa?" Rian hanya menatap dinar lesu.

"Itu Amel."

"Cuek amat, hayo kalian lagi ketemuan disini ya?" goda Dinar sebari memainkan kedua alisnya. Kemudian Rian mengankat kedua bahunya.

"Ya begitulah.hehehe" ucap Rian mulai berseri terhibur.

"Cie cie ada yang sudah kencan! Traktiran napa!" keduanya pun tertawa.

"Okelah tenang traktiran apa nih? All you can eat?"

"Boleh juga."

Setelahnya datanglah pesanan Dinar. Melihat makanan yang Dinar pesan Rian pun melotot geli.

"Mau makan apa mau ngemil?" tanya Rian sebari menahan tawanya.

"Ya makanlah, ini makanan diet tau."

Rian pun tertawa.
"Kapan kenyangnya, 10piring pun masih kurang.hahaa"

"Ye biar langsing tau, udahlah aku mau makan, ni ngomong sama gelas dulu." ucap Dinar seraya menyerahakan gelas jusnya. Mereka pun diam, Rian hanya memandang Dinar sedangkan Dinar hanya menunduk malu sebari melahap makanannya perlahan. Pandangan Rian pun dia alihkan kepada para pengunjung.

"Eh itukan, aduh." ucap Rian sebari menepak jidatnya.

"Ada apa Rian ko kaget gitu?" tanya Dinar.

~~~^X^~~~

Mari kita lihat dahulu apa yang sedang Herman lakukan, sebagaimana yang dituturkan didepan bahwa Herman sedang menyiapkan rencana penghancuran nya itu kini sedang berada di sebuah gudang tak terpakai bekas pabrik genteng yang sudah bangkrut. Dia sedang menunggu para kawan-kawan yang dipihaknya, setelah cukup lama dia menunggu, kini mulai datanglah satu persatu hingga semua yang dia panggil sudah datang semua.

"baiklah, kulihat kalian sudah datang semua, mari kita buat lingkaran, aku akan memberitahu tentang masalah ku!" mendengar perintah Herman, semua pun mulai duduk hingga terlihat seperti sebuah lingkaran besar, terkecuali seseorang yang masih asik duduk diluar sebari melamun menatap langit malam yang tidak bergabung ke dalam.

"oke, tujuan utama dalam rencana ini adalah membubarkan geng kita itu." semua mulai saling bicara mendengar perkataan Herman, ada yang protes dan juga bertanya karna sangat lah aneh dari rencana-rencana biasa yang tertuju menyerang musuh.

"semua Diam!" bentak Herman serentak.

"aku maklum atas rencana ini yang tak masuk diakal, akan tetapi lihat lah dulu gimana perlakuan Rizal yang semena-mena dan juga Dion yang tak bertanggung jawab mengurus anak buahnya itu." ujar Herman menjelaskan, salah seorang pun mengangkat tangan, hendak bicara.

"ya ren silahkan bicara." ucap Herman kemudian.

"kita setuju, memang Rizal itu selayaknya seorang bos, susah diatur, tapi kenapa ujungnya bubarin geng kita ini kang?"

"bubar sih kagak, cuman kita bakal gabung sama musuh, jadi tak perlu ada lagi korban luka atau mati lagi, masalah mau tidaknya musuh menerima kita biar aku yang urus kalian tau beres, dan ada seseorang yang diluar hendak ku perkenalkan, dia adalah pengurus motor buat persiapan rencana kita." ujar Herman seraya berdiri hendak keluar.

Setelah menghampiri lelaki yang berada diluar, Herman dan lelaki itu pun memasuki gudang. Semua tampak heran melihat lelaki yang dibawa Herman ya karna lelaki itu masih remaja dan seumuran Rian dan kawan-kawannya.

"perkenalkan, dia ini yang membantuku menyetel motor dari dulu, dan juga ada beberapa dari motor kalian yang sudah dia upgrade." ujar Herman seraya menuju tempat dia duduk tadi.

sedangkan lelaki itu masih berdiri memandang orang yang sedang memandang nya pula.

"perkenalkan, it is a Zidhan sang black upgrage."

semua kemudian tercengang kaget mendengar julukan itu.

_____Bersambung____
 
Rian pilih Amel atw Dinar yak... :bingung:
 
Rian pilih Amel atw Dinar yak... :bingung:
jujur ending jelas udah ada gan, namun ane rasa kurang menarik setelah ane pikir belakangan. Rencanany bakal dibikin ribet, disertai konflik antagonis.
lanjut gan :D
kurang panjang gan :D

lancrootkann gan
sementara ini ane belum bisa lanjut, masih cari2 ide fight ny, dan juga plot cerita dalam buku entah kemana belum ane cari..biasa gan adik usil main ambil.
Buat updatetan nanti bakal cepet 2hari sekali tiap apdateny karna ane mau tulis dulu sampe tamat bukan cuma bikin 2updatetan tiap update.
Mohon dimaklumi, dan terima kasih sudah mampir kesini :ampun:
 
nunggu apdet bakal tambah seru nih..:ngeteh:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd