Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY BBCHALLENGE

So.... Who's the winner?

  • Layla

    Votes: 30 28,3%
  • Lisa

    Votes: 43 40,6%
  • Vivi

    Votes: 33 31,1%

  • Total voters
    106
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Pak Juki menikmati sedotan mulut Layla di kontolnya. Hari itu ia sedang tak bekerja dan ia tak di rumah Lisa. Beberapa hari yg lalu ia diajak Layla untuk ketemuan di depan hotel esek-esek di pinggiran kota supaya bs menikmati hubungan mereka tanpa gangguan. Pak Juki pamitan pada istrinya bahwa ia hendak memancing sehingga ia tak perlu dicari2 kalau pulang telat.
"Mmhhh... Neng Layla emg hebat, sepongannya bikin bapak nagih", kata pak Juki sambil mengelus2 kepala Layla diantara kedua kakinya.
Layla melepaskan kontol pak Juki dr mulutnya dan mengelus2kan benda itu di pipinya,"Hihi, ah bisa aja nih pak Juki"
Pak Juki geleng2, bisa2nya ia beruntung seperti ini, ada satu lg gadis cantik yg terlihat benar2 menikmati kontolnya,"Neng suka ya sm kontol bapak?"
Layla masih menjilat2 kontol hitam itu seperti sedang menjilat permen, "Iya pak, Layla suka kontol2 kyk bapak gini"
Pak Juki sedikit heran mendengar itu, Layla memang sudah jelas bukan gadis yg bs dibilang baik2 dg permainan dan nafsu binalnya yg luar biasa. Tp kata2 gadis itu seolah ada arti lain yg pak Juki sendiri tak yakin ia benar2 bs tangkap.
"Maksudnya neng?", kata pak Juki.
"Mmm... Laylaa... Sukaaaa... Daun tuaaaa...", kata Layla kemudian merangkak diatas tubuh pak Juki hingga wajahnya ada didepan wajahnya.
Pak Juki sedikit terbelalak,"B... Beneran neng?"
"Hihi iya lah, ih kok pada heran sih, klo sukanya sm daun muda aja gk pada heran", kata Layla kemudian rebahan disamping tubuh pak Juki. Tubuhnya sudah penuh dg peluh keringat, memeknya sudah dikotori oleh peju2 yg sudah pak Juki keluarkan dalam tubuh gadis itu.
Pak Juki tersenyum, kagum dan tak percaya dg apa yg ia dengar. Ia pikir, siapa tahu ia bs mendapat 2 istri baru dan bukannya 1 saja kalau gadis ini juga mau dengannya.
Pak Juki menatap memek gadis itu sekali lg dan pertanyaan lain muncul dikepalanya,"Neng, bapak keluar didalem, neng gk takut jadi tuh?"
Layla menatap pak Juki seolah apa yg ditanyakan padanya bukan hal yg penting,"Trus?"
"Y... Ya, ntar neng Layla hamil neng"
"Hihi, wah klo gt ada yg harus tanggung jawab nih", kata Layla santai.
"Wah, kok malah seneng gt kyknya, hehe. Neng beneran suka yg tua2 gt ya neng?", kata pak Juki.
"Iya donk, lebih tua lbh enak", kata Layla sambil menjilat bibirnya sendiri.
Pak Juki terdiam, ia mendapat ide lain. Mendengar perkataan Layla ia tak yakin ia bs benar2 memiliki Layla. Ia merasa Layla bukan gadis yg semudah itu benar2 mau hanya dimiliki olehnya seorang. Tp pak Juki tak ambil pusing soal itu, bisa menikmati tubuh Layla sudah pasti cukup membuatnya senang, tp ada hal lain yg mgkn bs ia tawarkan pada Layla yg mgkn akan menguntungkan jg baginya dlm lingkup yg lbh besar lg.
"Neng Layla serius?", kata pak Juki sambil tersenyum.
"Hmm? Ya iya donk, mmmhh klo aja bapak tw dulu Layla pernah dientot sm kakek2 petani...", kata Layla seolah mengingat2 sesuatu yg sepertinya ia rasa nikmat.
Pak Juki makin yakin,"Trus neng Layla seriusan gk takut hamil trus nikah sm yg tua2 gt?"
"Klo skrg Layla kan udah mau lulus, jd ya gk masalah ajaaa... Tinggal siapa yg bs nerima Layla aja yg kyk gini, bapak mau?", kata Layla mendekat pada pak Juki lg dan tangannya mulai mengelus tubuh pak Juki.
Pak Juki benar2 tergoda berkata iya, tp kalau ia melakukan itu ia merasa akan ada masalah sebelum ia merasa senang. Ia harus fokus, supaya jalan yg ia inginkan lancar jaya. Meski bilang begitu, ia bs merasakan kontolnya mulai ereksi lg karena rasa girang oleh ide yg ada didalam kepalanya.
Tp Layla sepertinya punya ide lain, ia mulai bergerak tanpa bicara dan naik keatas tubuh pak Juki. Memek gadis itu tepat ada diatas kontolnya, wajahnya tersenyum,"Udah siap ronde 2 pak?"
"Wah, iya sih, tp bapak pengen ngmg dl neng", kata pak Juki sementara Layla menurunkan tubuhnya.
"Mmmhhh ya... Bs ngmg sambil ngentot aja donk pak. Oohhh...", desah Layla menikmati kontolnya yg kini hilang ditelan memeknya.
"Nnggghhh... Iya neng... Hhhhh... Klo neng mau... Neng mau kenalan sama.... Mmmhhh mertua bapak gk? Ooooohhh...", kata pak Juki terbata2 karena kalah oleh rasa nikmat yg ia rasakan sementara Layla terus naik turun diatas kontolnya.
"Mmmhhh mertua.... Ooohhh... Bapak.... Kenapaaahhh?"
"Yy... Yaah... Siapa tahu neng.... Nnnggggg... Hhhh... Sukaaa... Aaaaahhhh"
Cpakkk... Cpaakkk... Cpaaakkk...
"Ehhh... Bapakkkk... Mmmhhh mau jodohin.... Layla??? Nnnggghh..."
"Hhhh... Hhhh... Iya neng... Mau gaakk?"
Layla pun berhenti dan hanya memaju mundurkan pinggangnya saja dalam posisi duduk diatas tubuh pak Juki,"Mmmhhh... Emg mertua bapak masih kuat?"
Pak Juki bs merasa nikmat meski Layla tak lagi menggenjotnya, benar2 berpengalaman gadis ini, ia penasaran sudar berapa bangkot tua yg sudah merasakan tubuhnya,"Yaaa neng Layla coba aja, hehe, siapa tahu cocok"
Layla terlihat berpikir2 meski sepertinya tak serius berpikir dg wajahnya yg tersenyum, seolah ada suara yg terdengar dikepala gadis itu Layla kemudian mengangguk,"Ya boleh deh... Hihi, baru sekali ini ada yg mau bagi2 gini"
"Hehe, kan biar nyenengin mertua neng", kata pak Juki santai.
"Iya deh, moga aja bs bikin Layla puas ya. Awas aja klo gk", kata Layla dg nada mengancam meski senyuman masih menghiasi wajahnya.
"Ah siap, ntar bapak bakal, hehe, tanggung jawab!", kata pak Juki. Sukses atau gagal, ia merasa ia tetap mendapat keuntungan dr ini.
"Oh ok deh klo gt, mmmhhhh Layla lanjut ya pak?", desah Layla mulai menaikkan tubuhnya lg.
Pak Juki pun tak mau kalah, kedua tangannya menangkap payudara besar Layla dan mulai memainkan kedua benda kenyal itu,"Silahkan neng, kita puas2in main!"
Keduanya melanjutkan hubungan intim mereka sampai lagi2 pak Juki ngecrot lagi, dan lagi. Keduanya baru berhenti saat keduanya sudah capek dan tertidur. Pak Juki tersenyum, ia berencana menikahi Lisa. Tp ia tahu kalau ia memutuskan hal itu begitu saja, ia pasti akan mendapat masalah dr istrinya dan juga dr ayah mertuanya yg punya banyak teman yg bs saja memberinya hukuman karena sudah mempoligami anaknya. Tp kalau ayah mertuanya dan bahkan anaknya ada dipihaknya, istrinya sudah pasti tak akan bs protes lg.

Hari berikutnya, ia berencana untuk pergi menemui ayah mertuanya meski lagi2 ia berbohong pada istrinya dg beralasan menjenguk temannya yg sakit. Rumah mertuanya tak beda jauh dr rumahnya, hanya rumah yg terbuat dr kayu dan besi bekas yg hampir tak tertata seolah bahan bangunan rumah itu benar2 dicari di tempat pembuangan sampah. Pak Juki ingat ukuran rumah yg hanya sekitar 5x6m itu hanya terdiri dr ruang tamu dan dapur saja itu terlihat lbh menyedihkan dr rumahnya yg setidaknya lbh besar dr rumah ini. Didepan rumah itu terdapat sebuah becak yg menandakan ayah mertuanya ada dirumah, dan pak Juki segera mengetuk pintu rumah itu.
"Pak?", kata pak Juki. Ia tak tahu apa ayah mertuanya benar2 dirumah atau tidak karena jendela satu2nya dirumah itu tertutup oleh tirai.
Setelah mengetuk sekali lg, suara pria tua yg terdengar agak serak muncul dr balik pintu,"Ya bentar!"
Saat pintu terbuka, seorang pria tua berdiri. Ayah mertua pak Juki meski sudah berumur 65 tahun, tp pria itu terlihat segar bugar. Mbah Sugito adalah nama yg sering disebutkan orang2 untuk memanggil ayah mertuanya. Tubuhnya kurus, tp penuh dg otot, dan kulitnya juga tak kalah gelap dr kulitnya sendiri. Meski begitu, pak Juki dg bangga bs bilang wajahnya lbh tampan dr ayah mertuanya itu, meski itupun tak ada artinya kalau harus ada pembanding lain.
"Oh, kamu Ju. Ada apa?", kata mbah Sugito, penampilannya yg hanya memakai baju dalam dan celana kolor dan rambut putih yg terlihat berantakan itu membuat pak Juki mengira ayah mertuanya baru saja bangun tidur.
"Oh ya saya mau main aja pak, baru bangun pak?", kata pak Juki.
"Iya, hhhrrggghhh... Ya udah masuk dulu", kata ayah mertuanya sambil menahan batuk yg ada ditenggorokannya.
Pak Juki kemudian masuk kedalam rumah, di ruang depan yg hanya ada tikar, kasur bekas, radio dan sebuah lemari dg meja kecil yg diatasnya terdapat piring, sendok dan gelas. Karena tak ada kursi, pak Juki pun duduk diatas kasur.
"Gimana pak kabarnya? Baik?" kata pak Juki basa basi.
"Ya biasa lah Ju, kayak gini. Gimana kabar Nunung sama Jono? Sehat?", kata mbah Sugito.
"Sehat semua pak", kata pak Juki.
Kesunyian tiba2 muncul setelah seolah tak ada bahan pembicaraan lagi.
Pak Juki melihat kesekitar tempat tinggal ayah mertuanya itu,"Pak, udah lama sendirian, gk bosen pak?"
Mbah Sugito terlihat bingung dg kata2 yg baru saja ia dengar,"Maksudmu itu apa Ju? Bapak udah 20tahun hidup sendiri, udah biasa"
"Iya pak, tp apa bapak gk mw ada yg ngurus nanti?", kata pak Juki.
"Ya mau, makanya ntar ya kamu sama Nunung yg ngurus bapak Ju. Kamu gk mw ngurus bapak?", kata mbah Sugito.
"W... Wah... Ehh... Ya gk apa2 pak, cuman... Bapak gk mw cari istri lg aja pak?"
Terlihat makin tersinggung, mbah Sugito membentak pak Juki,"Opo maksudmu Ju?! Aku biayain diri sendiri udah mepet, apa lg ngurusin istri baru?"
"Y... Ya cari istri muda yg bs kerja lah pak, kan jd lbh gampang ntar", kata pak Juki.
"Gampang kowe ngomong...", kata mbah Sugito kemudian batuk2 dan menggerutu.
"Hehe, aku punya kenalan pak, siapa tahu kan bapak cocok?", kata pak Juki.
"Halah, kenalan apaan, palingan mbah2 tetanggamu...", kata mbah Sugito kemudian merebahkan dirinya di kasur sambil mengipasi dirinya dg sebuah buku tipis.
"Ya gak lah pak, cantik buanget orangnya pak. Gmn?", kata pak Juki berusaha meyakinkan mertuanya.
"Udah, males bapak dengerin omonganmu. Pulang pulang!!", kata mbah Sugito lagi2 menggerutu.
Pak Juki sedikit kecewa karena sepertinya rencananya tak berjalan lancar, ia tahu memaksa mertuaanya hanya akan berakhir lbh buruk lg baginya. Meski sudah berumur, a pernah melihat mertuanya itu menghajar copet dipasar. Bisa2 dia pulang babak belur kalau ia salah bicara. Karena itu ia memutuskan untuk pamitan dan pulang kerumah.

"Gimana temennya td pak?", tanya mbok Nunung saat melihat suaminya masuk ke rumah.
"Oh, ya sehat2 aja buk", kata pak Juki kemudian duduk di tikar didepan tv.
"Ya udah, makan dulu pak", kata mbok Nunung.
"Iya buk", kata pak Juki.
Tak lama, Jono anaknya juga masuk kerumah. Dr penampilannya, anaknya terlihat sedang senang.
"Wih, lg seneng lu kyknya Jon", kata pak Juki.
"Iya pak, hehe", kata Jono ikut duduk dg bapaknya.
"Pak, ibuk ke rumah bu Tono dulu ya, ada arisan disana",kata mbok Siti sudah berpenampilan rapi kemudian meninggalkan rumah.
Pak Juki menatap istrinya keluar rumah sebelum bertanya pada anaknya,"Hbs dr rumah neng Vivi lu Jon?"
"Iyalah pak, td hbs diajak main ke mall", kata Jono.
"Wih enak lu Jon, dibeliin apa?"
"Ya beli baju gt sih pak, tp bajunya ditinggal di rumah mbak Vivi, takutnya nnti kan malah ditanya2 sm ibuk klo liat"
"Iya Jon. Masih sering ngentotin neng Vivi jg lu?", tanya bapaknya sambil tersenyum lebar.
"Hehe ya iyalah pak, makanya hbs dr mall td ya disempet2in ngisi memeknya mbak Vivi dl"
"Wah bener2, ntar hamil beneran lho Jon", kata pak Juki sambil geleng2.
"Oh ya gk apa2 pak, wong mbak Vivinya yg malah minta2 dihamili td", kata Jono terlihat kegirangan.
"Hahaha wah hebat juga lu Jon, bikin anak orang minta anak sm elu"
"Ya siapa dl pak, Jono!! Bapak jg bakal jd mbah2 nih", kata Jono girang.
"Haha lu bilang gw udah tua Jon?", kata pak Juki mengacak2 rambut anaknya.
Tapi kemudian anaknya berhenti tersenyum,"Eh pak, tp klo ibuk atau mbah Gito tahu gmn pak?"
"Ya itulah Jon, lg bapak usahain biar mbah mu itu ntar gk ngamuk klo tahu soal ini"
"Hmm gt, ya moga aja lancar pak"

Beberapa hari kemudian, pak Juki lagi bekerja seperti baisa, mendorong gerobak sampahnya dan mengumpulkan sampah2 yg layak jual sebanyak mungkin. Meski ia senang baru saja menyetubuhi Lisa lg di rumahnya, tp ia masih merasa tak tenang karena masih ada kemungkinan ia akan dihajar ayah mertuanya kalau hubungannya dg Lisa ketahuan.
Saat ia sedang sibuk mengumpulkan sampah disalah satu rumah, pundaknya di tepuk sehingga ia berbalik,"Lho neng Layla?"
"Halo pak Jukiii, wah lg kerjaa ya?"
"Iya nih neng, neng Layla kok disini?"
Layla menunjuk ke arah salah satu rumah,"Hbs bimbingan sm dosen pak, tuh rumahnya disitu"
"Oooh gt"
"Eh pak, gmn katanya mau kenalin ke mertua bapak?", tanya Layla.
"Oh itu neng, mertua bapak katanya gk mw, dikiranya mau dikenalin sm nenek2 neng"
"Ih, masa' Layla dibilang nenek2. Hihi, tp klo Layla ampe nikahnya sm kakek2 ya emg bs dibilang udah nenek2 sih ya", kata Layla tertawa sendiri.
"Haha, iya juga sih neng"
"Hmmm... Emg rumah mertua bapak dimana?", tanya Layla.
Pak Juki menjelaskan lokasi rumah mertuanya,"Emg kenapa neng? Kok kyknya pengen ketemu sm mertua bapak?"
"Hihi, ya penasaran aja lah pak, siapa tahu klo ketemu Layla jd berubah pikiran? Gk boleh nih?", tanya Layla.
"Ya boleh aja neng, hehe"
"Ya udah, Layla pulang dulu ya pak", kata Layla kemudian meninggalkan pak Juki kembali bekerja.


Layla sampai dirumah kontrakaannya dg Lisa setelah tak lama tadinya ia bertemu dg pak Juki. Saat ia membuka pintu rumah, ia melihat Lisa telanjang bulat diatas lantai, kedua kakinya terbuka lebar dg cairan putih kental menetes keluar dr memeknya. Peluh keringat membasahi tubuh indahnya, dan wajah cantiknya pun kini terkotori oleh cairan yg sama. Pemandangan yg indah dimata Layla.
"Lis? Lu tidur?", tanya Layla mendekati Lisa yg kelihatannya tak sadarkan diri.
"Nggghhh....", gumam Lisa.
"Yuk, tidur dikamar aja", kata Lisa membangunkan temannya itu.
"Oh kak Layla... Duh... Kok ak ampe ketiduran gini sih...", kata Lisa mulai bangun dr lantai.
"Hihi, iya. Lu di entot kyk gmn ampe kecapekan gt kyknya", kata Layla membantu Lisa berdiri.
"Ah kyk biasa lah kak, cuman aku aja yg kurang tidur kan hbs begandang buat test semester", kata Lisa.
"Oh gt, ya udah tidur lg aja dikamar lu Lis", kata Layla.
"Iya kak",kata Lisa.
Layla melihat selangkangan Lisa yg meneteskan peju si tukang sampah,"Lu, udah pernah test gk?"
"Test?"
"Test pack, nge cek gt siapa tw lu udah hamil", kata Layla.
Lisa terdengar kaget, seolah ia baru teringat sesuatu,"Udah kak, tp... Belum..."
"Trus, lu gk pake obat dr pak John aja, siapa tw bs lgsg isi"
"Mmm... Lisa... Biar klo isi, lbh alami aja kak", kata Lisa.
"Ya udah klo gt, toh kyknya pak Juki punya anak jd ya harusnya gk mandul. Cuman... Inget aja, lu kan udah bikin perjanjian sm pak John", kata Layla.
"Iya kak", kata Lisa kini merebahkan dirinya.
Layla melihat benda yg td ia katakan kini berada diatas meja dandan Lisa,"Eh, klo gw minta dikit, boleh gk?"
Lisa terdengar kaget,"Ha? Kakak udah beneran siap buat hamil anaknya pak Juki?"
"Oh, lu gk tw ya? Gw kemarin dikasih info dr pak John katanya ada beberapa d0natur (jadi d0natur HANYA melalui admin team, BUKAN lewat staff lain) yg pengen liat lagi gw dientot kakek2", kata Layla.
"Tapi, klo kak Layla hamilnya sm tu kakek2 gmn?"
"Hihi, katanya gw ttp dpt bonus juga, apa lg kata pak John klo ampe gw hamil jg gw bakal didanai secara total, jd ya gw bs santai2 ntar"
"Ohh..."
"Udah, itu urusan gw, lu tidur aja deh", kata Layla.
Lisa mengangguk, matanya segera tertutup dan sepertinya ia kambali tertidur dalam waktu singkat.
Layla ke kamarnya dan berbicara sendiri,"Pak John? Halo?"
Layla kembali memanggil nama pak John beberapa kali sebelum kemudian suara laki2 terdengar ditelinganya,"Halo nona Layla, ada yg bs saya bantu?"
"Pak John kan bilang, ada d0natur (jadi d0natur HANYA melalui admin team, BUKAN lewat staff lain) yg mau support saya dan ngasih hadiah buat saya klo saya tidur sm kakek2 lagi kan?"
"Tentu, dan saya sudah kirimkan uang sebagai buktinya kan?"
"Hihi, iya pak. Nah, td saya ketemu pak Juki trus dikasih alamat mertuanya. Bisa kasih info gk sih mertuanya kyk gmn gt?", kata Layla. Ia yakin pak John bs memberi info lengkap soal targetnya.
"Tentu, akan saya kabari begitu informasinya saya dapatkan"
"Jadi... Besok?"
"Haha, ya, besok saya kirimkan"
"Iiihh makasih pak John, you're the best!"
Pak John tertawa kecil,"Sama-sama nona Layla, semoga anda juga bs memuaskan sebanyak mungkin klien saya"
"Pastinya"
Layla kemudian beristirahat jg, merasa tak sabar menanti hari esok.
 
Pak Juki menikmati sedotan mulut Layla di kontolnya. Hari itu ia sedang tak bekerja dan ia tak di rumah Lisa. Beberapa hari yg lalu ia diajak Layla untuk ketemuan di depan hotel esek-esek di pinggiran kota supaya bs menikmati hubungan mereka tanpa gangguan. Pak Juki pamitan pada istrinya bahwa ia hendak memancing sehingga ia tak perlu dicari2 kalau pulang telat.
"Mmhhh... Neng Layla emg hebat, sepongannya bikin bapak nagih", kata pak Juki sambil mengelus2 kepala Layla diantara kedua kakinya.
Layla melepaskan kontol pak Juki dr mulutnya dan mengelus2kan benda itu di pipinya,"Hihi, ah bisa aja nih pak Juki"
Pak Juki geleng2, bisa2nya ia beruntung seperti ini, ada satu lg gadis cantik yg terlihat benar2 menikmati kontolnya,"Neng suka ya sm kontol bapak?"
Layla masih menjilat2 kontol hitam itu seperti sedang menjilat permen, "Iya pak, Layla suka kontol2 kyk bapak gini"
Pak Juki sedikit heran mendengar itu, Layla memang sudah jelas bukan gadis yg bs dibilang baik2 dg permainan dan nafsu binalnya yg luar biasa. Tp kata2 gadis itu seolah ada arti lain yg pak Juki sendiri tak yakin ia benar2 bs tangkap.
"Maksudnya neng?", kata pak Juki.
"Mmm... Laylaa... Sukaaaa... Daun tuaaaa...", kata Layla kemudian merangkak diatas tubuh pak Juki hingga wajahnya ada didepan wajahnya.
Pak Juki sedikit terbelalak,"B... Beneran neng?"
"Hihi iya lah, ih kok pada heran sih, klo sukanya sm daun muda aja gk pada heran", kata Layla kemudian rebahan disamping tubuh pak Juki. Tubuhnya sudah penuh dg peluh keringat, memeknya sudah dikotori oleh peju2 yg sudah pak Juki keluarkan dalam tubuh gadis itu.
Pak Juki tersenyum, kagum dan tak percaya dg apa yg ia dengar. Ia pikir, siapa tahu ia bs mendapat 2 istri baru dan bukannya 1 saja kalau gadis ini juga mau dengannya.
Pak Juki menatap memek gadis itu sekali lg dan pertanyaan lain muncul dikepalanya,"Neng, bapak keluar didalem, neng gk takut jadi tuh?"
Layla menatap pak Juki seolah apa yg ditanyakan padanya bukan hal yg penting,"Trus?"
"Y... Ya, ntar neng Layla hamil neng"
"Hihi, wah klo gt ada yg harus tanggung jawab nih", kata Layla santai.
"Wah, kok malah seneng gt kyknya, hehe. Neng beneran suka yg tua2 gt ya neng?", kata pak Juki.
"Iya donk, lebih tua lbh enak", kata Layla sambil menjilat bibirnya sendiri.
Pak Juki terdiam, ia mendapat ide lain. Mendengar perkataan Layla ia tak yakin ia bs benar2 memiliki Layla. Ia merasa Layla bukan gadis yg semudah itu benar2 mau hanya dimiliki olehnya seorang. Tp pak Juki tak ambil pusing soal itu, bisa menikmati tubuh Layla sudah pasti cukup membuatnya senang, tp ada hal lain yg mgkn bs ia tawarkan pada Layla yg mgkn akan menguntungkan jg baginya dlm lingkup yg lbh besar lg.
"Neng Layla serius?", kata pak Juki sambil tersenyum.
"Hmm? Ya iya donk, mmmhh klo aja bapak tw dulu Layla pernah dientot sm kakek2 petani...", kata Layla seolah mengingat2 sesuatu yg sepertinya ia rasa nikmat.
Pak Juki makin yakin,"Trus neng Layla seriusan gk takut hamil trus nikah sm yg tua2 gt?"
"Klo skrg Layla kan udah mau lulus, jd ya gk masalah ajaaa... Tinggal siapa yg bs nerima Layla aja yg kyk gini, bapak mau?", kata Layla mendekat pada pak Juki lg dan tangannya mulai mengelus tubuh pak Juki.
Pak Juki benar2 tergoda berkata iya, tp kalau ia melakukan itu ia merasa akan ada masalah sebelum ia merasa senang. Ia harus fokus, supaya jalan yg ia inginkan lancar jaya. Meski bilang begitu, ia bs merasakan kontolnya mulai ereksi lg karena rasa girang oleh ide yg ada didalam kepalanya.
Tp Layla sepertinya punya ide lain, ia mulai bergerak tanpa bicara dan naik keatas tubuh pak Juki. Memek gadis itu tepat ada diatas kontolnya, wajahnya tersenyum,"Udah siap ronde 2 pak?"
"Wah, iya sih, tp bapak pengen ngmg dl neng", kata pak Juki sementara Layla menurunkan tubuhnya.
"Mmmhhh ya... Bs ngmg sambil ngentot aja donk pak. Oohhh...", desah Layla menikmati kontolnya yg kini hilang ditelan memeknya.
"Nnggghhh... Iya neng... Hhhhh... Klo neng mau... Neng mau kenalan sama.... Mmmhhh mertua bapak gk? Ooooohhh...", kata pak Juki terbata2 karena kalah oleh rasa nikmat yg ia rasakan sementara Layla terus naik turun diatas kontolnya.
"Mmmhhh mertua.... Ooohhh... Bapak.... Kenapaaahhh?"
"Yy... Yaah... Siapa tahu neng.... Nnnggggg... Hhhh... Sukaaa... Aaaaahhhh"
Cpakkk... Cpaakkk... Cpaaakkk...
"Ehhh... Bapakkkk... Mmmhhh mau jodohin.... Layla??? Nnnggghh..."
"Hhhh... Hhhh... Iya neng... Mau gaakk?"
Layla pun berhenti dan hanya memaju mundurkan pinggangnya saja dalam posisi duduk diatas tubuh pak Juki,"Mmmhhh... Emg mertua bapak masih kuat?"
Pak Juki bs merasa nikmat meski Layla tak lagi menggenjotnya, benar2 berpengalaman gadis ini, ia penasaran sudar berapa bangkot tua yg sudah merasakan tubuhnya,"Yaaa neng Layla coba aja, hehe, siapa tahu cocok"
Layla terlihat berpikir2 meski sepertinya tak serius berpikir dg wajahnya yg tersenyum, seolah ada suara yg terdengar dikepala gadis itu Layla kemudian mengangguk,"Ya boleh deh... Hihi, baru sekali ini ada yg mau bagi2 gini"
"Hehe, kan biar nyenengin mertua neng", kata pak Juki santai.
"Iya deh, moga aja bs bikin Layla puas ya. Awas aja klo gk", kata Layla dg nada mengancam meski senyuman masih menghiasi wajahnya.
"Ah siap, ntar bapak bakal, hehe, tanggung jawab!", kata pak Juki. Sukses atau gagal, ia merasa ia tetap mendapat keuntungan dr ini.
"Oh ok deh klo gt, mmmhhhh Layla lanjut ya pak?", desah Layla mulai menaikkan tubuhnya lg.
Pak Juki pun tak mau kalah, kedua tangannya menangkap payudara besar Layla dan mulai memainkan kedua benda kenyal itu,"Silahkan neng, kita puas2in main!"
Keduanya melanjutkan hubungan intim mereka sampai lagi2 pak Juki ngecrot lagi, dan lagi. Keduanya baru berhenti saat keduanya sudah capek dan tertidur. Pak Juki tersenyum, ia berencana menikahi Lisa. Tp ia tahu kalau ia memutuskan hal itu begitu saja, ia pasti akan mendapat masalah dr istrinya dan juga dr ayah mertuanya yg punya banyak teman yg bs saja memberinya hukuman karena sudah mempoligami anaknya. Tp kalau ayah mertuanya dan bahkan anaknya ada dipihaknya, istrinya sudah pasti tak akan bs protes lg.

Hari berikutnya, ia berencana untuk pergi menemui ayah mertuanya meski lagi2 ia berbohong pada istrinya dg beralasan menjenguk temannya yg sakit. Rumah mertuanya tak beda jauh dr rumahnya, hanya rumah yg terbuat dr kayu dan besi bekas yg hampir tak tertata seolah bahan bangunan rumah itu benar2 dicari di tempat pembuangan sampah. Pak Juki ingat ukuran rumah yg hanya sekitar 5x6m itu hanya terdiri dr ruang tamu dan dapur saja itu terlihat lbh menyedihkan dr rumahnya yg setidaknya lbh besar dr rumah ini. Didepan rumah itu terdapat sebuah becak yg menandakan ayah mertuanya ada dirumah, dan pak Juki segera mengetuk pintu rumah itu.
"Pak?", kata pak Juki. Ia tak tahu apa ayah mertuanya benar2 dirumah atau tidak karena jendela satu2nya dirumah itu tertutup oleh tirai.
Setelah mengetuk sekali lg, suara pria tua yg terdengar agak serak muncul dr balik pintu,"Ya bentar!"
Saat pintu terbuka, seorang pria tua berdiri. Ayah mertua pak Juki meski sudah berumur 65 tahun, tp pria itu terlihat segar bugar. Mbah Sugito adalah nama yg sering disebutkan orang2 untuk memanggil ayah mertuanya. Tubuhnya kurus, tp penuh dg otot, dan kulitnya juga tak kalah gelap dr kulitnya sendiri. Meski begitu, pak Juki dg bangga bs bilang wajahnya lbh tampan dr ayah mertuanya itu, meski itupun tak ada artinya kalau harus ada pembanding lain.
"Oh, kamu Ju. Ada apa?", kata mbah Sugito, penampilannya yg hanya memakai baju dalam dan celana kolor dan rambut putih yg terlihat berantakan itu membuat pak Juki mengira ayah mertuanya baru saja bangun tidur.
"Oh ya saya mau main aja pak, baru bangun pak?", kata pak Juki.
"Iya, hhhrrggghhh... Ya udah masuk dulu", kata ayah mertuanya sambil menahan batuk yg ada ditenggorokannya.
Pak Juki kemudian masuk kedalam rumah, di ruang depan yg hanya ada tikar, kasur bekas, radio dan sebuah lemari dg meja kecil yg diatasnya terdapat piring, sendok dan gelas. Karena tak ada kursi, pak Juki pun duduk diatas kasur.
"Gimana pak kabarnya? Baik?" kata pak Juki basa basi.
"Ya biasa lah Ju, kayak gini. Gimana kabar Nunung sama Jono? Sehat?", kata mbah Sugito.
"Sehat semua pak", kata pak Juki.
Kesunyian tiba2 muncul setelah seolah tak ada bahan pembicaraan lagi.
Pak Juki melihat kesekitar tempat tinggal ayah mertuanya itu,"Pak, udah lama sendirian, gk bosen pak?"
Mbah Sugito terlihat bingung dg kata2 yg baru saja ia dengar,"Maksudmu itu apa Ju? Bapak udah 20tahun hidup sendiri, udah biasa"
"Iya pak, tp apa bapak gk mw ada yg ngurus nanti?", kata pak Juki.
"Ya mau, makanya ntar ya kamu sama Nunung yg ngurus bapak Ju. Kamu gk mw ngurus bapak?", kata mbah Sugito.
"W... Wah... Ehh... Ya gk apa2 pak, cuman... Bapak gk mw cari istri lg aja pak?"
Terlihat makin tersinggung, mbah Sugito membentak pak Juki,"Opo maksudmu Ju?! Aku biayain diri sendiri udah mepet, apa lg ngurusin istri baru?"
"Y... Ya cari istri muda yg bs kerja lah pak, kan jd lbh gampang ntar", kata pak Juki.
"Gampang kowe ngomong...", kata mbah Sugito kemudian batuk2 dan menggerutu.
"Hehe, aku punya kenalan pak, siapa tahu kan bapak cocok?", kata pak Juki.
"Halah, kenalan apaan, palingan mbah2 tetanggamu...", kata mbah Sugito kemudian merebahkan dirinya di kasur sambil mengipasi dirinya dg sebuah buku tipis.
"Ya gak lah pak, cantik buanget orangnya pak. Gmn?", kata pak Juki berusaha meyakinkan mertuanya.
"Udah, males bapak dengerin omonganmu. Pulang pulang!!", kata mbah Sugito lagi2 menggerutu.
Pak Juki sedikit kecewa karena sepertinya rencananya tak berjalan lancar, ia tahu memaksa mertuaanya hanya akan berakhir lbh buruk lg baginya. Meski sudah berumur, a pernah melihat mertuanya itu menghajar copet dipasar. Bisa2 dia pulang babak belur kalau ia salah bicara. Karena itu ia memutuskan untuk pamitan dan pulang kerumah.

"Gimana temennya td pak?", tanya mbok Nunung saat melihat suaminya masuk ke rumah.
"Oh, ya sehat2 aja buk", kata pak Juki kemudian duduk di tikar didepan tv.
"Ya udah, makan dulu pak", kata mbok Nunung.
"Iya buk", kata pak Juki.
Tak lama, Jono anaknya juga masuk kerumah. Dr penampilannya, anaknya terlihat sedang senang.
"Wih, lg seneng lu kyknya Jon", kata pak Juki.
"Iya pak, hehe", kata Jono ikut duduk dg bapaknya.
"Pak, ibuk ke rumah bu Tono dulu ya, ada arisan disana",kata mbok Siti sudah berpenampilan rapi kemudian meninggalkan rumah.
Pak Juki menatap istrinya keluar rumah sebelum bertanya pada anaknya,"Hbs dr rumah neng Vivi lu Jon?"
"Iyalah pak, td hbs diajak main ke mall", kata Jono.
"Wih enak lu Jon, dibeliin apa?"
"Ya beli baju gt sih pak, tp bajunya ditinggal di rumah mbak Vivi, takutnya nnti kan malah ditanya2 sm ibuk klo liat"
"Iya Jon. Masih sering ngentotin neng Vivi jg lu?", tanya bapaknya sambil tersenyum lebar.
"Hehe ya iyalah pak, makanya hbs dr mall td ya disempet2in ngisi memeknya mbak Vivi dl"
"Wah bener2, ntar hamil beneran lho Jon", kata pak Juki sambil geleng2.
"Oh ya gk apa2 pak, wong mbak Vivinya yg malah minta2 dihamili td", kata Jono terlihat kegirangan.
"Hahaha wah hebat juga lu Jon, bikin anak orang minta anak sm elu"
"Ya siapa dl pak, Jono!! Bapak jg bakal jd mbah2 nih", kata Jono girang.
"Haha lu bilang gw udah tua Jon?", kata pak Juki mengacak2 rambut anaknya.
Tapi kemudian anaknya berhenti tersenyum,"Eh pak, tp klo ibuk atau mbah Gito tahu gmn pak?"
"Ya itulah Jon, lg bapak usahain biar mbah mu itu ntar gk ngamuk klo tahu soal ini"
"Hmm gt, ya moga aja lancar pak"

Beberapa hari kemudian, pak Juki lagi bekerja seperti baisa, mendorong gerobak sampahnya dan mengumpulkan sampah2 yg layak jual sebanyak mungkin. Meski ia senang baru saja menyetubuhi Lisa lg di rumahnya, tp ia masih merasa tak tenang karena masih ada kemungkinan ia akan dihajar ayah mertuanya kalau hubungannya dg Lisa ketahuan.
Saat ia sedang sibuk mengumpulkan sampah disalah satu rumah, pundaknya di tepuk sehingga ia berbalik,"Lho neng Layla?"
"Halo pak Jukiii, wah lg kerjaa ya?"
"Iya nih neng, neng Layla kok disini?"
Layla menunjuk ke arah salah satu rumah,"Hbs bimbingan sm dosen pak, tuh rumahnya disitu"
"Oooh gt"
"Eh pak, gmn katanya mau kenalin ke mertua bapak?", tanya Layla.
"Oh itu neng, mertua bapak katanya gk mw, dikiranya mau dikenalin sm nenek2 neng"
"Ih, masa' Layla dibilang nenek2. Hihi, tp klo Layla ampe nikahnya sm kakek2 ya emg bs dibilang udah nenek2 sih ya", kata Layla tertawa sendiri.
"Haha, iya juga sih neng"
"Hmmm... Emg rumah mertua bapak dimana?", tanya Layla.
Pak Juki menjelaskan lokasi rumah mertuanya,"Emg kenapa neng? Kok kyknya pengen ketemu sm mertua bapak?"
"Hihi, ya penasaran aja lah pak, siapa tahu klo ketemu Layla jd berubah pikiran? Gk boleh nih?", tanya Layla.
"Ya boleh aja neng, hehe"
"Ya udah, Layla pulang dulu ya pak", kata Layla kemudian meninggalkan pak Juki kembali bekerja.


Layla sampai dirumah kontrakaannya dg Lisa setelah tak lama tadinya ia bertemu dg pak Juki. Saat ia membuka pintu rumah, ia melihat Lisa telanjang bulat diatas lantai, kedua kakinya terbuka lebar dg cairan putih kental menetes keluar dr memeknya. Peluh keringat membasahi tubuh indahnya, dan wajah cantiknya pun kini terkotori oleh cairan yg sama. Pemandangan yg indah dimata Layla.
"Lis? Lu tidur?", tanya Layla mendekati Lisa yg kelihatannya tak sadarkan diri.
"Nggghhh....", gumam Lisa.
"Yuk, tidur dikamar aja", kata Lisa membangunkan temannya itu.
"Oh kak Layla... Duh... Kok ak ampe ketiduran gini sih...", kata Lisa mulai bangun dr lantai.
"Hihi, iya. Lu di entot kyk gmn ampe kecapekan gt kyknya", kata Layla membantu Lisa berdiri.
"Ah kyk biasa lah kak, cuman aku aja yg kurang tidur kan hbs begandang buat test semester", kata Lisa.
"Oh gt, ya udah tidur lg aja dikamar lu Lis", kata Layla.
"Iya kak",kata Lisa.
Layla melihat selangkangan Lisa yg meneteskan peju si tukang sampah,"Lu, udah pernah test gk?"
"Test?"
"Test pack, nge cek gt siapa tw lu udah hamil", kata Layla.
Lisa terdengar kaget, seolah ia baru teringat sesuatu,"Udah kak, tp... Belum..."
"Trus, lu gk pake obat dr pak John aja, siapa tw bs lgsg isi"
"Mmm... Lisa... Biar klo isi, lbh alami aja kak", kata Lisa.
"Ya udah klo gt, toh kyknya pak Juki punya anak jd ya harusnya gk mandul. Cuman... Inget aja, lu kan udah bikin perjanjian sm pak John", kata Layla.
"Iya kak", kata Lisa kini merebahkan dirinya.
Layla melihat benda yg td ia katakan kini berada diatas meja dandan Lisa,"Eh, klo gw minta dikit, boleh gk?"
Lisa terdengar kaget,"Ha? Kakak udah beneran siap buat hamil anaknya pak Juki?"
"Oh, lu gk tw ya? Gw kemarin dikasih info dr pak John katanya ada beberapa d0natur (jadi d0natur HANYA melalui admin team, BUKAN lewat staff lain) yg pengen liat lagi gw dientot kakek2", kata Layla.
"Tapi, klo kak Layla hamilnya sm tu kakek2 gmn?"
"Hihi, katanya gw ttp dpt bonus juga, apa lg kata pak John klo ampe gw hamil jg gw bakal didanai secara total, jd ya gw bs santai2 ntar"
"Ohh..."
"Udah, itu urusan gw, lu tidur aja deh", kata Layla.
Lisa mengangguk, matanya segera tertutup dan sepertinya ia kambali tertidur dalam waktu singkat.
Layla ke kamarnya dan berbicara sendiri,"Pak John? Halo?"
Layla kembali memanggil nama pak John beberapa kali sebelum kemudian suara laki2 terdengar ditelinganya,"Halo nona Layla, ada yg bs saya bantu?"
"Pak John kan bilang, ada d0natur (jadi d0natur HANYA melalui admin team, BUKAN lewat staff lain) yg mau support saya dan ngasih hadiah buat saya klo saya tidur sm kakek2 lagi kan?"
"Tentu, dan saya sudah kirimkan uang sebagai buktinya kan?"
"Hihi, iya pak. Nah, td saya ketemu pak Juki trus dikasih alamat mertuanya. Bisa kasih info gk sih mertuanya kyk gmn gt?", kata Layla. Ia yakin pak John bs memberi info lengkap soal targetnya.
"Tentu, akan saya kabari begitu informasinya saya dapatkan"
"Jadi... Besok?"
"Haha, ya, besok saya kirimkan"
"Iiihh makasih pak John, you're the best!"
Pak John tertawa kecil,"Sama-sama nona Layla, semoga anda juga bs memuaskan sebanyak mungkin klien saya"
"Pastinya"
Layla kemudian beristirahat jg, merasa tak sabar menanti hari esok.
Ku tunggu smpe tamat hu..smpe hamil smua nya
 
Pak Juki menikmati sedotan mulut Layla di kontolnya. Hari itu ia sedang tak bekerja dan ia tak di rumah Lisa. Beberapa hari yg lalu ia diajak Layla untuk ketemuan di depan hotel esek-esek di pinggiran kota supaya bs menikmati hubungan mereka tanpa gangguan. Pak Juki pamitan pada istrinya bahwa ia hendak memancing sehingga ia tak perlu dicari2 kalau pulang telat.
"Mmhhh... Neng Layla emg hebat, sepongannya bikin bapak nagih", kata pak Juki sambil mengelus2 kepala Layla diantara kedua kakinya.
Layla melepaskan kontol pak Juki dr mulutnya dan mengelus2kan benda itu di pipinya,"Hihi, ah bisa aja nih pak Juki"
Pak Juki geleng2, bisa2nya ia beruntung seperti ini, ada satu lg gadis cantik yg terlihat benar2 menikmati kontolnya,"Neng suka ya sm kontol bapak?"
Layla masih menjilat2 kontol hitam itu seperti sedang menjilat permen, "Iya pak, Layla suka kontol2 kyk bapak gini"
Pak Juki sedikit heran mendengar itu, Layla memang sudah jelas bukan gadis yg bs dibilang baik2 dg permainan dan nafsu binalnya yg luar biasa. Tp kata2 gadis itu seolah ada arti lain yg pak Juki sendiri tak yakin ia benar2 bs tangkap.
"Maksudnya neng?", kata pak Juki.
"Mmm... Laylaa... Sukaaaa... Daun tuaaaa...", kata Layla kemudian merangkak diatas tubuh pak Juki hingga wajahnya ada didepan wajahnya.
Pak Juki sedikit terbelalak,"B... Beneran neng?"
"Hihi iya lah, ih kok pada heran sih, klo sukanya sm daun muda aja gk pada heran", kata Layla kemudian rebahan disamping tubuh pak Juki. Tubuhnya sudah penuh dg peluh keringat, memeknya sudah dikotori oleh peju2 yg sudah pak Juki keluarkan dalam tubuh gadis itu.
Pak Juki tersenyum, kagum dan tak percaya dg apa yg ia dengar. Ia pikir, siapa tahu ia bs mendapat 2 istri baru dan bukannya 1 saja kalau gadis ini juga mau dengannya.
Pak Juki menatap memek gadis itu sekali lg dan pertanyaan lain muncul dikepalanya,"Neng, bapak keluar didalem, neng gk takut jadi tuh?"
Layla menatap pak Juki seolah apa yg ditanyakan padanya bukan hal yg penting,"Trus?"
"Y... Ya, ntar neng Layla hamil neng"
"Hihi, wah klo gt ada yg harus tanggung jawab nih", kata Layla santai.
"Wah, kok malah seneng gt kyknya, hehe. Neng beneran suka yg tua2 gt ya neng?", kata pak Juki.
"Iya donk, lebih tua lbh enak", kata Layla sambil menjilat bibirnya sendiri.
Pak Juki terdiam, ia mendapat ide lain. Mendengar perkataan Layla ia tak yakin ia bs benar2 memiliki Layla. Ia merasa Layla bukan gadis yg semudah itu benar2 mau hanya dimiliki olehnya seorang. Tp pak Juki tak ambil pusing soal itu, bisa menikmati tubuh Layla sudah pasti cukup membuatnya senang, tp ada hal lain yg mgkn bs ia tawarkan pada Layla yg mgkn akan menguntungkan jg baginya dlm lingkup yg lbh besar lg.
"Neng Layla serius?", kata pak Juki sambil tersenyum.
"Hmm? Ya iya donk, mmmhh klo aja bapak tw dulu Layla pernah dientot sm kakek2 petani...", kata Layla seolah mengingat2 sesuatu yg sepertinya ia rasa nikmat.
Pak Juki makin yakin,"Trus neng Layla seriusan gk takut hamil trus nikah sm yg tua2 gt?"
"Klo skrg Layla kan udah mau lulus, jd ya gk masalah ajaaa... Tinggal siapa yg bs nerima Layla aja yg kyk gini, bapak mau?", kata Layla mendekat pada pak Juki lg dan tangannya mulai mengelus tubuh pak Juki.
Pak Juki benar2 tergoda berkata iya, tp kalau ia melakukan itu ia merasa akan ada masalah sebelum ia merasa senang. Ia harus fokus, supaya jalan yg ia inginkan lancar jaya. Meski bilang begitu, ia bs merasakan kontolnya mulai ereksi lg karena rasa girang oleh ide yg ada didalam kepalanya.
Tp Layla sepertinya punya ide lain, ia mulai bergerak tanpa bicara dan naik keatas tubuh pak Juki. Memek gadis itu tepat ada diatas kontolnya, wajahnya tersenyum,"Udah siap ronde 2 pak?"
"Wah, iya sih, tp bapak pengen ngmg dl neng", kata pak Juki sementara Layla menurunkan tubuhnya.
"Mmmhhh ya... Bs ngmg sambil ngentot aja donk pak. Oohhh...", desah Layla menikmati kontolnya yg kini hilang ditelan memeknya.
"Nnggghhh... Iya neng... Hhhhh... Klo neng mau... Neng mau kenalan sama.... Mmmhhh mertua bapak gk? Ooooohhh...", kata pak Juki terbata2 karena kalah oleh rasa nikmat yg ia rasakan sementara Layla terus naik turun diatas kontolnya.
"Mmmhhh mertua.... Ooohhh... Bapak.... Kenapaaahhh?"
"Yy... Yaah... Siapa tahu neng.... Nnnggggg... Hhhh... Sukaaa... Aaaaahhhh"
Cpakkk... Cpaakkk... Cpaaakkk...
"Ehhh... Bapakkkk... Mmmhhh mau jodohin.... Layla??? Nnnggghh..."
"Hhhh... Hhhh... Iya neng... Mau gaakk?"
Layla pun berhenti dan hanya memaju mundurkan pinggangnya saja dalam posisi duduk diatas tubuh pak Juki,"Mmmhhh... Emg mertua bapak masih kuat?"
Pak Juki bs merasa nikmat meski Layla tak lagi menggenjotnya, benar2 berpengalaman gadis ini, ia penasaran sudar berapa bangkot tua yg sudah merasakan tubuhnya,"Yaaa neng Layla coba aja, hehe, siapa tahu cocok"
Layla terlihat berpikir2 meski sepertinya tak serius berpikir dg wajahnya yg tersenyum, seolah ada suara yg terdengar dikepala gadis itu Layla kemudian mengangguk,"Ya boleh deh... Hihi, baru sekali ini ada yg mau bagi2 gini"
"Hehe, kan biar nyenengin mertua neng", kata pak Juki santai.
"Iya deh, moga aja bs bikin Layla puas ya. Awas aja klo gk", kata Layla dg nada mengancam meski senyuman masih menghiasi wajahnya.
"Ah siap, ntar bapak bakal, hehe, tanggung jawab!", kata pak Juki. Sukses atau gagal, ia merasa ia tetap mendapat keuntungan dr ini.
"Oh ok deh klo gt, mmmhhhh Layla lanjut ya pak?", desah Layla mulai menaikkan tubuhnya lg.
Pak Juki pun tak mau kalah, kedua tangannya menangkap payudara besar Layla dan mulai memainkan kedua benda kenyal itu,"Silahkan neng, kita puas2in main!"
Keduanya melanjutkan hubungan intim mereka sampai lagi2 pak Juki ngecrot lagi, dan lagi. Keduanya baru berhenti saat keduanya sudah capek dan tertidur. Pak Juki tersenyum, ia berencana menikahi Lisa. Tp ia tahu kalau ia memutuskan hal itu begitu saja, ia pasti akan mendapat masalah dr istrinya dan juga dr ayah mertuanya yg punya banyak teman yg bs saja memberinya hukuman karena sudah mempoligami anaknya. Tp kalau ayah mertuanya dan bahkan anaknya ada dipihaknya, istrinya sudah pasti tak akan bs protes lg.

Hari berikutnya, ia berencana untuk pergi menemui ayah mertuanya meski lagi2 ia berbohong pada istrinya dg beralasan menjenguk temannya yg sakit. Rumah mertuanya tak beda jauh dr rumahnya, hanya rumah yg terbuat dr kayu dan besi bekas yg hampir tak tertata seolah bahan bangunan rumah itu benar2 dicari di tempat pembuangan sampah. Pak Juki ingat ukuran rumah yg hanya sekitar 5x6m itu hanya terdiri dr ruang tamu dan dapur saja itu terlihat lbh menyedihkan dr rumahnya yg setidaknya lbh besar dr rumah ini. Didepan rumah itu terdapat sebuah becak yg menandakan ayah mertuanya ada dirumah, dan pak Juki segera mengetuk pintu rumah itu.
"Pak?", kata pak Juki. Ia tak tahu apa ayah mertuanya benar2 dirumah atau tidak karena jendela satu2nya dirumah itu tertutup oleh tirai.
Setelah mengetuk sekali lg, suara pria tua yg terdengar agak serak muncul dr balik pintu,"Ya bentar!"
Saat pintu terbuka, seorang pria tua berdiri. Ayah mertua pak Juki meski sudah berumur 65 tahun, tp pria itu terlihat segar bugar. Mbah Sugito adalah nama yg sering disebutkan orang2 untuk memanggil ayah mertuanya. Tubuhnya kurus, tp penuh dg otot, dan kulitnya juga tak kalah gelap dr kulitnya sendiri. Meski begitu, pak Juki dg bangga bs bilang wajahnya lbh tampan dr ayah mertuanya itu, meski itupun tak ada artinya kalau harus ada pembanding lain.
"Oh, kamu Ju. Ada apa?", kata mbah Sugito, penampilannya yg hanya memakai baju dalam dan celana kolor dan rambut putih yg terlihat berantakan itu membuat pak Juki mengira ayah mertuanya baru saja bangun tidur.
"Oh ya saya mau main aja pak, baru bangun pak?", kata pak Juki.
"Iya, hhhrrggghhh... Ya udah masuk dulu", kata ayah mertuanya sambil menahan batuk yg ada ditenggorokannya.
Pak Juki kemudian masuk kedalam rumah, di ruang depan yg hanya ada tikar, kasur bekas, radio dan sebuah lemari dg meja kecil yg diatasnya terdapat piring, sendok dan gelas. Karena tak ada kursi, pak Juki pun duduk diatas kasur.
"Gimana pak kabarnya? Baik?" kata pak Juki basa basi.
"Ya biasa lah Ju, kayak gini. Gimana kabar Nunung sama Jono? Sehat?", kata mbah Sugito.
"Sehat semua pak", kata pak Juki.
Kesunyian tiba2 muncul setelah seolah tak ada bahan pembicaraan lagi.
Pak Juki melihat kesekitar tempat tinggal ayah mertuanya itu,"Pak, udah lama sendirian, gk bosen pak?"
Mbah Sugito terlihat bingung dg kata2 yg baru saja ia dengar,"Maksudmu itu apa Ju? Bapak udah 20tahun hidup sendiri, udah biasa"
"Iya pak, tp apa bapak gk mw ada yg ngurus nanti?", kata pak Juki.
"Ya mau, makanya ntar ya kamu sama Nunung yg ngurus bapak Ju. Kamu gk mw ngurus bapak?", kata mbah Sugito.
"W... Wah... Ehh... Ya gk apa2 pak, cuman... Bapak gk mw cari istri lg aja pak?"
Terlihat makin tersinggung, mbah Sugito membentak pak Juki,"Opo maksudmu Ju?! Aku biayain diri sendiri udah mepet, apa lg ngurusin istri baru?"
"Y... Ya cari istri muda yg bs kerja lah pak, kan jd lbh gampang ntar", kata pak Juki.
"Gampang kowe ngomong...", kata mbah Sugito kemudian batuk2 dan menggerutu.
"Hehe, aku punya kenalan pak, siapa tahu kan bapak cocok?", kata pak Juki.
"Halah, kenalan apaan, palingan mbah2 tetanggamu...", kata mbah Sugito kemudian merebahkan dirinya di kasur sambil mengipasi dirinya dg sebuah buku tipis.
"Ya gak lah pak, cantik buanget orangnya pak. Gmn?", kata pak Juki berusaha meyakinkan mertuanya.
"Udah, males bapak dengerin omonganmu. Pulang pulang!!", kata mbah Sugito lagi2 menggerutu.
Pak Juki sedikit kecewa karena sepertinya rencananya tak berjalan lancar, ia tahu memaksa mertuaanya hanya akan berakhir lbh buruk lg baginya. Meski sudah berumur, a pernah melihat mertuanya itu menghajar copet dipasar. Bisa2 dia pulang babak belur kalau ia salah bicara. Karena itu ia memutuskan untuk pamitan dan pulang kerumah.

"Gimana temennya td pak?", tanya mbok Nunung saat melihat suaminya masuk ke rumah.
"Oh, ya sehat2 aja buk", kata pak Juki kemudian duduk di tikar didepan tv.
"Ya udah, makan dulu pak", kata mbok Nunung.
"Iya buk", kata pak Juki.
Tak lama, Jono anaknya juga masuk kerumah. Dr penampilannya, anaknya terlihat sedang senang.
"Wih, lg seneng lu kyknya Jon", kata pak Juki.
"Iya pak, hehe", kata Jono ikut duduk dg bapaknya.
"Pak, ibuk ke rumah bu Tono dulu ya, ada arisan disana",kata mbok Siti sudah berpenampilan rapi kemudian meninggalkan rumah.
Pak Juki menatap istrinya keluar rumah sebelum bertanya pada anaknya,"Hbs dr rumah neng Vivi lu Jon?"
"Iyalah pak, td hbs diajak main ke mall", kata Jono.
"Wih enak lu Jon, dibeliin apa?"
"Ya beli baju gt sih pak, tp bajunya ditinggal di rumah mbak Vivi, takutnya nnti kan malah ditanya2 sm ibuk klo liat"
"Iya Jon. Masih sering ngentotin neng Vivi jg lu?", tanya bapaknya sambil tersenyum lebar.
"Hehe ya iyalah pak, makanya hbs dr mall td ya disempet2in ngisi memeknya mbak Vivi dl"
"Wah bener2, ntar hamil beneran lho Jon", kata pak Juki sambil geleng2.
"Oh ya gk apa2 pak, wong mbak Vivinya yg malah minta2 dihamili td", kata Jono terlihat kegirangan.
"Hahaha wah hebat juga lu Jon, bikin anak orang minta anak sm elu"
"Ya siapa dl pak, Jono!! Bapak jg bakal jd mbah2 nih", kata Jono girang.
"Haha lu bilang gw udah tua Jon?", kata pak Juki mengacak2 rambut anaknya.
Tapi kemudian anaknya berhenti tersenyum,"Eh pak, tp klo ibuk atau mbah Gito tahu gmn pak?"
"Ya itulah Jon, lg bapak usahain biar mbah mu itu ntar gk ngamuk klo tahu soal ini"
"Hmm gt, ya moga aja lancar pak"

Beberapa hari kemudian, pak Juki lagi bekerja seperti baisa, mendorong gerobak sampahnya dan mengumpulkan sampah2 yg layak jual sebanyak mungkin. Meski ia senang baru saja menyetubuhi Lisa lg di rumahnya, tp ia masih merasa tak tenang karena masih ada kemungkinan ia akan dihajar ayah mertuanya kalau hubungannya dg Lisa ketahuan.
Saat ia sedang sibuk mengumpulkan sampah disalah satu rumah, pundaknya di tepuk sehingga ia berbalik,"Lho neng Layla?"
"Halo pak Jukiii, wah lg kerjaa ya?"
"Iya nih neng, neng Layla kok disini?"
Layla menunjuk ke arah salah satu rumah,"Hbs bimbingan sm dosen pak, tuh rumahnya disitu"
"Oooh gt"
"Eh pak, gmn katanya mau kenalin ke mertua bapak?", tanya Layla.
"Oh itu neng, mertua bapak katanya gk mw, dikiranya mau dikenalin sm nenek2 neng"
"Ih, masa' Layla dibilang nenek2. Hihi, tp klo Layla ampe nikahnya sm kakek2 ya emg bs dibilang udah nenek2 sih ya", kata Layla tertawa sendiri.
"Haha, iya juga sih neng"
"Hmmm... Emg rumah mertua bapak dimana?", tanya Layla.
Pak Juki menjelaskan lokasi rumah mertuanya,"Emg kenapa neng? Kok kyknya pengen ketemu sm mertua bapak?"
"Hihi, ya penasaran aja lah pak, siapa tahu klo ketemu Layla jd berubah pikiran? Gk boleh nih?", tanya Layla.
"Ya boleh aja neng, hehe"
"Ya udah, Layla pulang dulu ya pak", kata Layla kemudian meninggalkan pak Juki kembali bekerja.


Layla sampai dirumah kontrakaannya dg Lisa setelah tak lama tadinya ia bertemu dg pak Juki. Saat ia membuka pintu rumah, ia melihat Lisa telanjang bulat diatas lantai, kedua kakinya terbuka lebar dg cairan putih kental menetes keluar dr memeknya. Peluh keringat membasahi tubuh indahnya, dan wajah cantiknya pun kini terkotori oleh cairan yg sama. Pemandangan yg indah dimata Layla.
"Lis? Lu tidur?", tanya Layla mendekati Lisa yg kelihatannya tak sadarkan diri.
"Nggghhh....", gumam Lisa.
"Yuk, tidur dikamar aja", kata Lisa membangunkan temannya itu.
"Oh kak Layla... Duh... Kok ak ampe ketiduran gini sih...", kata Lisa mulai bangun dr lantai.
"Hihi, iya. Lu di entot kyk gmn ampe kecapekan gt kyknya", kata Layla membantu Lisa berdiri.
"Ah kyk biasa lah kak, cuman aku aja yg kurang tidur kan hbs begandang buat test semester", kata Lisa.
"Oh gt, ya udah tidur lg aja dikamar lu Lis", kata Layla.
"Iya kak",kata Lisa.
Layla melihat selangkangan Lisa yg meneteskan peju si tukang sampah,"Lu, udah pernah test gk?"
"Test?"
"Test pack, nge cek gt siapa tw lu udah hamil", kata Layla.
Lisa terdengar kaget, seolah ia baru teringat sesuatu,"Udah kak, tp... Belum..."
"Trus, lu gk pake obat dr pak John aja, siapa tw bs lgsg isi"
"Mmm... Lisa... Biar klo isi, lbh alami aja kak", kata Lisa.
"Ya udah klo gt, toh kyknya pak Juki punya anak jd ya harusnya gk mandul. Cuman... Inget aja, lu kan udah bikin perjanjian sm pak John", kata Layla.
"Iya kak", kata Lisa kini merebahkan dirinya.
Layla melihat benda yg td ia katakan kini berada diatas meja dandan Lisa,"Eh, klo gw minta dikit, boleh gk?"
Lisa terdengar kaget,"Ha? Kakak udah beneran siap buat hamil anaknya pak Juki?"
"Oh, lu gk tw ya? Gw kemarin dikasih info dr pak John katanya ada beberapa d0natur (jadi d0natur HANYA melalui admin team, BUKAN lewat staff lain) yg pengen liat lagi gw dientot kakek2", kata Layla.
"Tapi, klo kak Layla hamilnya sm tu kakek2 gmn?"
"Hihi, katanya gw ttp dpt bonus juga, apa lg kata pak John klo ampe gw hamil jg gw bakal didanai secara total, jd ya gw bs santai2 ntar"
"Ohh..."
"Udah, itu urusan gw, lu tidur aja deh", kata Layla.
Lisa mengangguk, matanya segera tertutup dan sepertinya ia kambali tertidur dalam waktu singkat.
Layla ke kamarnya dan berbicara sendiri,"Pak John? Halo?"
Layla kembali memanggil nama pak John beberapa kali sebelum kemudian suara laki2 terdengar ditelinganya,"Halo nona Layla, ada yg bs saya bantu?"
"Pak John kan bilang, ada d0natur (jadi d0natur HANYA melalui admin team, BUKAN lewat staff lain) yg mau support saya dan ngasih hadiah buat saya klo saya tidur sm kakek2 lagi kan?"
"Tentu, dan saya sudah kirimkan uang sebagai buktinya kan?"
"Hihi, iya pak. Nah, td saya ketemu pak Juki trus dikasih alamat mertuanya. Bisa kasih info gk sih mertuanya kyk gmn gt?", kata Layla. Ia yakin pak John bs memberi info lengkap soal targetnya.
"Tentu, akan saya kabari begitu informasinya saya dapatkan"
"Jadi... Besok?"
"Haha, ya, besok saya kirimkan"
"Iiihh makasih pak John, you're the best!"
Pak John tertawa kecil,"Sama-sama nona Layla, semoga anda juga bs memuaskan sebanyak mungkin klien saya"
"Pastinya"
Layla kemudian beristirahat jg, merasa tak sabar menanti hari esok.
🙏 Maaf suhu mohon diralat usianya pak juki sama mertuanya kok beda tipis ya 🙇
Pak juki (50th) - mbah sugito (65th)
Makasih sebelumnya sudah update suhu mengobati rasa dahaga ini :mantap: :semangat:
 
Kok aku lupa ya lisa sama layla sudah saling tahu sama2 ikutan challenge? Hekekek
Thx hu
 
Bimabet
wahh updatenya mantul, smga next update abis2an kimpoinya biar makin yahut.

sedikit saran suhu,
utk bgian layla ketemu mertuanya Pak Juki, dibuat rencana oleh Pak Juki dan Layla. skenario seolah2 Layla gadis nyasar, numpang berteduh bbrpa hari dirumah mertuanya itu. barang semingguan, bru Pak Juki kesana ceritanya utk ngenalin Layla, eh trnyata udah silatyrahmi kelamin duluan.
selama seminggu itu, bebas lepss liarkan lah imajinasi suhu utk membangun ceritanya hehehe. ini hanya saran ya suhuu.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd