Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Bayangan Senja== * by : FigurX *

FigurX

Pendekar Semprot
Daftar
27 Feb 2012
Post
1.590
Like diterima
6.700
Lokasi
Sawah
Bimabet
Permisi...tulisan baru, semoga menghibur :beer:

disini * FigurX * pengen ikutan tenar...
seperti master clothingk, gadis, seeker3, go to hell, ethan, dll (titip salam buat mereka ya...salam kenal)

NGUUUNGG....!!! Ku putar habis gagang motorku pada versneling 4. Nampak jarum speedometerku mengarah ke angka 90 dan bahkan kini mendekati angka 100. Ku tak peduli lagi bahwa jalanan yang kulalui adalah jalanan padat karya alias penuh sesak. Hatiku sudah terlanjur terbakar api amarah yang seakan mendidih hingga ke ubun-ubun kepala. Teriakan umpatan pemakai jalan lain kepadaku yang seakan bersahutan tiada henti sepanjang jalan yang ku lalui juga tak kupedulikan lagi.

“brengsek kau Ita !!! brengsek kau Dandy !!” umpat ku dalam hati. Lamunku menyeruak saat teringat kembali kejadian beberapa menit yang lalu.

Lamunku terus saja menyeruak hingga menembus masa dua tahun silam saat ku mulai dekat dengan seorang gadis manis bernama Ita. Kala itu aku masih duduk di bangku SMA kelas 3 dan Ita adalah adik kelas tepat dibawahku yaitu kelas 2. Aku adalah seorang gitaris grup band di SMA tersebut. Aku dan bahkan seluruh crew di band ku mulai dekat dengan Ita saat Dandy vokalis kami membutuhkan partner duet, dan saat itulah pilihan vokalis cewek jatuh pada nama Ita.

Ita tak membutuhkan waktu lama untuk bisa beradaptasi dengan kami. Dalam waktu singkat kami sudah menjadi akrab karena memang Ita adalah seorang cewek yang supel, riang, dan renyah. Terlebih lagi aku, kedekatanku menjadi ekstra dekat dibanding yang lain karena secara kebetulan ternyata rumah ku dan rumah Ita cukup dekat jaraknya. Satu jalan raya namun berbeda gang, sehingga otomatis kami menjadi sering berangkat bareng baik itu saat berangkat sekolah maupun sore hari ketika latihan band.

Benih bunga kian hari kian tumbuh subur di pekarangan jiwaku yang sebelumnya tandus. Apakah begitu juga yang terjadi pada hati Ita? Ku tak tahu pasti. Akhirnya, 30 menit yang lalu adalah jawaban dari semua pertanyaanku terhadap isi hati Ita. Aku super sangat kaget sekali ketika aku datang ke rumah Ita. Disana sudah duduk manis diatas sofa seorang Dandy vokalis band ku dengan merangkul pundak Ita. Dengan riang mereka melambaikan tangan kepadaku dan dengan tanpa ada perasaan bersalah mengatakan bahwa mereka baru jadian seminggu ini.

Berita menggelegar itu kuterima dengan rasa duka yang mendalam include sakit hati yang meledak-ledak. Bagaimana tidak, Dandy yang seoarang sahabat baik bagiku dan merangkap tempat curhatku termasuk saat aku jatuh cinta pada Ita ternyata bermanuver begitu sigap dengan mengambil celah kekosongan status Ita yang belum memiliki pacar. Aku pun juga tak habis pikir dengan apa yang diperbuat Ita. Secara naluri aku tahu bahwa sorot mata dan gerak tubuh Ita saat kami dekat menunjukkan bahwa Ita sebenarnya ada 'rasa' padaku. Tapi..ahh aku tak tahu kenapa semua ini terjadi.

BRAAKKK!!
Lamunan pada kisah dan kejadian sedihku sontak buyar saat kuketahui bahwa motor yang kukebut dengan brutal telah memakan korban. Seorang cewek pengendara motor yang ku salip tiba-tiba oleng dan jatuh. Ia sepertinya kaget saat aku menyalip dengan posisi terlalu mepet motornya. Aduhh...bertambah lagi penderitaanku hari ini.

Namun aku bukan cowok pengecut yang tega meninggalkan korbanku dengan begitu saja. Segera ku hentikan laju motorku dan segera berbalik arah untuk melihat apa yang terjadi.

“rasain lo, makanya jangan sok jadi pembalap di jalanan !!!”,”ahh lo..gila ya ??? baru belajar naek motor ya ???” berbagai teriakan menghina, mengumpat, mencibir terlontar dari khalayak ramai yang secara live menyaksikan kejadian itu. Aku hanya bisa diam.

Kulihat seorang cewek duduk meringis menahan sakit disamping sebuah motor yang terguling di sisi luar trotoar. Ku taksir dia masih seumuran anak kuliah seperti aku. Nampak bagian lututnya berdarah namun tidak terlalu parah sepertinya. Dan...aduhh..kacamata yang nangkring di wajahnya retak, wah...lumayan juga nih harganya.

“Mbak...maaf ya, mbak jatuh gara-gara aku” ucapku sambil berjongkok didekat si cewek.

“Aduh mas..gimana ini...motor pinjeman lagi...” sahut si cewek sambil menahan tangisnya yang sudah siap-siap meledak.

“Udah...gini aja, kita masukin motornya ke bengkel depan situ, trus mbak ikut saya ya...kita cari rumah sakit atau klinik buat ngobatin lutut mbak itu....abis itu kita ke optik, saya ganti juga tuh kacamata mbak yang pecah...tenang saja mbak, semua aku yang tanggung biayanya” jawabku sambil berlagak seperti anak orang gedongan meski tampang dan dandananku sudah menyiratkan bahwa sudah pasti aku bukan anak orang kaya.

Si cewek yang mendengar ucapanku spontan terkejut dan melepas kacamatanya untuk melihat kondisi kacamata tersebut. Sepertinya ia begitu syok dengan kejadian itu sehingga saat kacamatanya pecah pun ia tak menyadarinya.

Berbeda dengan kekagetan si cewek, sebaliknya aku malah melotot takjub saat kulihat wajah tanpa kacamata itu ternyata begitu cantik. Memang kadangkala pemilihan bentuk kacamata yang tidak tepat akan berpengaruh pada penampilan juga.

Wajah yang cantik ayu dihiasi sepasang bola mata yang belok bulat besar seperti punya nikita willy, hidungnya juga mancung, dan bibirnya...aduh...bikin gemes. Sekejab kemudian aku kembali dibuat terperangah saat kulihat roknya tersingkap sehingga menampakkan sepasang paha yang padat putih.

“Wah...ini musibah atau berkah nih...??” sesaat kuterlupa pada Ita dan serangkaian kisah bersamanya.

* * * *

Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit hanya kami isi dengan lamunan masing-masing pada kejadian yang baru saja kami alami. Akhirnya aku berinisiatif untuk mengajaknya ngobrol.

“Mbak namanya siapa mbak..kita udah boncengan begini tapi pada ga saling kenal !” teriakku di sela deru angin yang menerpa wajah kami yang sedang memacu motor menuju rumah sakit.

“Senja mas !!” teriak si cewek yang ternyata bernama Senja itu sambil berusaha melawan terpaan angin yang menenggelamkan suara halusnya.

“Owh...kenalin, namaku Bintang, kuliah di univ X...mbak kuliah juga?” lanjutku sambil tetap berteriak sehingga membuat orang-orang yang kami lintasi menjadi berpikiran kalau kami sedang bertengkar karena kerasnya suara kami yang bersahut-sahutan.

“Apa mas? BINATANG??” tanya Senja dengan heran.

“Bintang mbak...Bin-tang...B .I. N. T. A. N. G..!!” Sahutku agak kesal sambil mencoba mengeja-kan susunan namaku seperti seorang ayah sedang mengajarkan membaca kepada anaknya.

“Oalahh..Bintang toh?? maaf mas...kurang jelas...terlalu berisik suara jalanan. Aku kuliah juga tapi di univ Y...udah ah..nanti aja ngobrolnya, di sini berisik..” imbuh Senja dengan lantang.

Urusan obat-berobat dan perkacamataan secepatnya kami kerjakan dan seluruhnya aku yang bayar (hehe...meski modal utang via atm ke teman). Setelah itu, segera kuantar Senja pulang dan aku juga mohon diri untuk pulang. Tak lupa nomer HP aku tinggalkan buat dia agar bisa menghubungiku setiap saat kalau-kalau masih perlu kontrol berobat ataupun ada pembayaran lain yang kurang. Cukup bertanggung jawab lah pokoke !!.


* * * *

Sampai di rumah aku kembali teringat pada sosok Senja. “Apakah ini pengganti yang diberikan Tuhan kepadaku saat Ita menjauh dariku ???” gumamku pelan sambil tidur telentang di kasur dengan melipatkan kedua tanganku dibawah tengkuk. Lambat laun lamunanku berubah menjadi kantuk yang gencar menyerang sehingga aku pun terlelap dalam buaian mimpi.

Esok harinya, aku ketemu Dandy. Memang aku satu kuliahan dengan dia meski berbeda jurusan. Dandy berusaha kembali mengakrabkan diri kepadaku seakan ingin berusaha menetralisir ketegangan yang ada. Bagiku, sakit hati takkan begitu saja mudah hilang. Mungkin aku bisa menerima permintaan maafnya, tapi bukan berarti hatiku bisa 'legowo' begitu saja.

“Hai bos, sori yang kemaren...pasti lo ngerasa gak enak atau gimana gitu waktu lo tahu gue jadian sama Ita. Sori ya, gue ga ada maksud maen serobot kayak sopir angkot rebutan penumpang...ini murni gue lakuin atas dasar suka sama suka...yah bisa dibilang sama-sama cocok lah...” ucap Dandy sesaat setelah kita bertemu dengan panjang lebar mirip pengacara yang dengan berbagai upaya ingin meng-goal kan klien-nya.

“aihh..santai aja man, lo bawa deh Ita..gue mah cukup ganteng buat cari yang laen hehehe..” jawabku santai sambil berlagak menirukan gaya ahmad dhani yang terkesan dingin namun ngegigit.

Tak ingin berlama-lama bersama si sopir angkot 'Dandy', aku lekas meluncur ke kelas mengingat kuliah akan segera dimulai. Hingga siang, kuhabiskan waktu dengan hanya duduk di bangku kelas, istirahatpun aku tak beranjak dari kelas. Bukan karena males ketemu Dandy lagi di kantin atau lagi merana memikirkan Ita, tapi karena kantong emang lagi bokek tak bertulang hehehe. Saat jam kuliah habis baru aku beranjak sekaligus pulang.

Sampai tempat parkir motor, HP ku berbunyi. Nampak no asing dilayar tersebut.

“Ya...halo !” ucapku lirih.

“Halo...ini mas Bintang? Saya Senja mas...ini tadi saya dapat telepon dari bengkel, motor udah kelar diperbaiki. Mas bisa antar saya kesana untuk ambil motornya?. Saya tunggu di depan gerbang kampus Y ya mas..” balas si penelepon yang ternyata Senja.

Serrrr... ”idih...kenapa perasaanku tiba-tiba merasa semriwing begini ya begitu menerima telepon dari senja?” batinku dengan dihiasi binar indah pelangi harapan.

“ehhh...eh..ii..iya ditunggu ya, 15 menit lagi sampai sana” jawabku terbata.

Lambaian tangan Senja nampak dari kejauhan saat motorku menyusuri jalan terjal sekitar 20 meter di depan gerbang kampus Senja. Saat motorku mulai mendekati sasaran, mak deggg...aku lihat siang itu Senja begitu cantik menggoda. Dengan rambut sebahu yang menambah sempurna wajahnya yang berkulit putih mulus, dipadu dengan dandanan casual, Senja terlihat begitu seksi dan menawan. T-shirt ketat warna maroon membalut perut rampingnya dengan sempurna. Dibagian atas, t-shirt itu terlihat semakin sesak karena terdorong oleh tonjolan gunung muda yang begitu bulat, mancung, dan menggoda. Sebuah rok jean's diatas lutut menyokong erat bongkahan pantatnya yang semoks. Penampilannya menambah bening dan riangnya hatiku.

Dengan sigap Senja naik di boncengan motorku dan kami pun meluncur ke TKP. Namun sayang seribu kali sayang, sampai di lokasi ternyata bengkel telah tutup.

Akhirnya kuajak Senja mampir dulu ke sebuah cafe untuk melepas lelah. Kami terlihat semakin akrab di hari yang kedua setelah perkenalan itu.

“ Mas mau pesan apa? “ tanya Senja kepadaku yang sebenarnya tengah melamun dengan tatapan kosong.

“Ohh ii..iya, air putih saja” balasku tergagap sambil melemparkan senyum yang kubuat semanis mungkin.

“ Kok cuma air putih?” tanya Senja heran karena dia sudah terlanjur memilih jus durian dan roti bakar.

“Kan ada wajahmu yang akan membuat nikmat apapun yang kuminum meski cuma air putih !!” jawabku dengan konyol.

“Gombaalll...!!!” ucap Senja sambil mendorong pipiku.

“hehe...biarin...yang penting cakep !!” balasku lagi dengan tidak nyambung.

“Yee...apa hubungannya coba gombal sama cakep??” ucap Senja dengan mencibir.

“hehehe....”, Dukkk...
senyumku tertahan tatkala kakiku mendorong meja dengan cukup keras akibat kegirangan yang berlebihan. Dan apesnya, vas bunga di tengah meja terguling. Air yang mengisi vas bunga hidup itu tumpah dan secara kilat mengguyur Senja sehingga pakaiannya menjadi basah.

“Upss...sori...” ucapku sambil dengan spontan mengelap bagian depan pakaian Senja yang basah. Aku bener-bener tidak sadar bahwa aku sedang memegang dada montok Senja dan mengelapnya dengan menggosok-gosokkan tisu dibagian itu.

“ehh...sssudah..sudah ga phapha..” sergah Senja seketika sambil mulutnya sedikit mendesis seperti merasakan sesuatu yang membuatnya bergetar.

Aku baru sadar bahwa sedari tadi aku telah memegang dan sedikit meremas dada Senja. Aku segera mundur kembali ke kursiku dengan malu-malu tanpa sepatahpun kata terucap.

“Uuhh..pantas saja tadi mulut mendesis begitu...lha wong aku gosok bagiannya putingnya pakai tisu...hehehe..jadi pengen lagi..” ucapku dalam hati.

JRENG...Aku jatuh cinta...tuk kesekian kali...
Suara ringtone lagu dewa di HP ku . Kulihat nama Ita disana.

“Halo??” ucapku cepat.

“Kak...kenapa sih cuek sama Ita?? ga berasa apa kode dari Ita?” ucap Ita dalam telepon nya.

“Kode? Kode apaan ya? Kode pos...ato kode wilayah SLJJ ?...hmmm..kode sandi morse ya?” balasku asal karena aku juga bingung nih cewek ngomong apaan.

“Kak Bintanngg!! jahat banget sihh!! ya udah...Ita mau kerumah Kak Bintang saja sejam lagi, jangan kemana-mana...Ita mo ngomong !” Bentak Ita galak seperti Ibu penjual sayur depan rumah saat ada orang nawar dagangannya kelewat murah.


* * * *


Sampai dirumah kulihat Ita sudah duduk manyun di kursi teras.

“Udah lama ta?” tanyaku setelah berhasil men-standarkan tengah motor ku yang berat dengan sukses karena memang nih motor paling bandel kalau diajak standart tengah.

“Yee..nanya lagi !! kan Ita sudah bilang, jangan kemana-mana...lagian orang rumah lagi pada kemana sih kak?” jawab ita ketus bin jutek.

“Lha ngapain kamu sewot? Ini kan rumahku, mo keluar kek, mo masuk kek, ya terserah aku...trus kalo keluargaku mo keluar harus laporan sama kamu...begitu?? kalo kamu dateng cuman buat ngomentarin aktifitas keluargaku, mending pulang gih sanaaa !!” bentakku emosi karena ulah Ita yang maen semprot.com kayak pemadam kebakaran.

“Yaa..ya..bukan begitu kak...iya deh Ita minta maaf..Ita boleh masuk kan?” balas Ita sambil terpaksa pasang senyum karena takut ku usir.

“Enggak !!!...kalau mo ngomong disini aja..cepetan...aku capek, mo tidur !!” bentakku lagi karena memang sedari awal aku ga suka pada kehadiran Ita. Hatiku sudah terlanjur 'mangkel'.

“Ehmm kak...Ita tahu kalau diem-diem kak Bintang naruh hati ke Ita, tapi emang nembaknya keduluan Dandy sih...tapi...Ita nerima Dandy kan buat mancing kak Bintang !!! buat kasih kode kakak bahwa Ita butuh kakak buat perjuangin Ita agar ga direbut Dandy...tapi....kakak malah pergi, tadi pagi juga kata Dandy, kakak nyerahin Ita ke Dandy, kakak mo cari cewek lagi...KAK...AKU SUKA SAMA KAMU” terang Ita dengan suara bergetar, tapi bukan karena grogi atau menahan tangis. Suaranya bergetar karena kebetulan rumahku bersebelahan dengan rel kereta api, dan kebetulan pula pas ada kereta lewat sehingga tanah disekitarnya menjadi bergetar.

Aku tersentak kaget. Tiba-tiba hati ini merasa menyesal bukan kepalang. Aku merasa telah men-judge berlebihan atas peristiwa ini.

“Ita...maaf jika aku bikin kamu kecewa karena tidak bisa mewujudkan harapanmu. Mungkin aku terlalu naif dan pecundang untuk bisa berpikir logis seperti yang kamu harapkan. Tapi...dengarkan aku Ita...Pertama...seburuk-buruknya maling ga akan mencuri barang milik sesama maling...begitu juga aku, hatiku ga akan sanggup untuk merebut pacar Dandy, temanku sendiri...Kedua...jika memang ini caramu untuk menyatukan cinta kita, maka aku bilang bahwa caramu ini SALAH. Dapat diartikan bahwa kamu telah memperalat Dandy, atau bisa jadi memang kamu awal jadian dengan Dandy memang sukan sama dia, namun karena suatu hal kemudian kamu berpaling dari dia dengan memanfaatkan keberadaanku sebagai orang yang pernah dekat dengan kamu !!” Ucapku panjang lebar sampai keringatku deras menetes seperti lagunya kang Ebiet G. Ade.

Ita tak bisa berkata-kata, tangisnya meledak. Dan aku hanya bisa garuk-garuk kepala. Lambat laun kuperhatikan Ita yang menangis. Pundaknya terguncang-guncang karena pengaruh isak yang berkepanjangan. Woww..pundak yang berguncang itu telah membuat bongkahan besar (36 B boookk..) di dadanya ikut ber-gendul-gendul. Sepanjang tangisnya, aku hanya bisa diam...memperhatikan dada indah Ita dan...menahan sesak di celana.

“Ita..aku tak butuh kamu ngomong lagi meskipun apapun alasanmu...yang pasti, Aku sayang sama kamu. Tapi, sesuatu yang telah terjadi tak akan bisa diulang lagi. Hidup adalah pilihan. Jika kamu telah memilih Dandy meski itu hanya taktik peng-kode-an saja menurutmu, maka jalanilah pilihanmu bersama Dandy. Setelah tangismu reda, segeralah pergi...aku tak enak dengan orang tuaku yang sebentar lagi mau pulang” ucapku tegas.

Beberapa menit kemudian kulihat Ita berbalik dan melangkap gontai meninggalkan pelataran rumahku. Sesaat dia berhenti dan menengok kepadaku seperti berharap aku mengejarnya seperti di adegan Rangga-Cinta film AADC. Namun aku bukan lelaki macam itu. Kulambaikan tanganku mengisyaratkan dia untuk segera pergi. Dari belakang kulihat goyangan buah pantat indah Ita yang terbungkus celana pendek berbahan kaos ketat. Terlihat padat dan berisi. Semakin jauh Ita melangkah, semakin lama kulihat goyangan pantat itu, dan semakin sesak pula celanaku.

Maaf, Es degan panas belum dimunculkan..biarkan para pemeran cerita menghayati perannya terlebih dahulu agar runtut cerita menjadi indah dan teratur...

Mari tradisikan ber-komen, menyukai, berterimakasih, dan berkirim cendol ijo...

Salam Keren,
* FigurX *

Bersambung ke bagian II, hanya di thread ini .. ;)
silahkan sambungannya dicari di antara komen dibawah ini ya...maap, harusnya judul tanpa tulisan 'Bagian I' karena lanjutan untuk Bagian II,dst ada di thread ini juga..:Peace:
 
Terakhir diubah oleh moderator:
keren gan:beer:
lebih baik kaya gini jdi jd ceritanya ngalir...:jempol:
dtunggu lanjutannya:semangat:
 
Gaya nulisnya mirip sama gw nih hahahaha

Dilanjut broo, gw suka karakternya si binatang eh bintang :D :D
 
Mangtabbbbbb...

Super keyennnnnn bro..

Updatenta yg cpt yak :p
 
Materi cerita nya oke bro.... Prinsip pria sejati ny benar tuh, ...

Tetap jaga line cerita nya
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Si Bintang emang gw bgt(utk part nolongin krban tabrak). Tp utk part target gw mlh diembat temen ndiri, yg jls2 tw klo gw lg suka, gw ga akan segampang itu memaafkan seorang temen kyk gtu. & itu adalah hal yg ga pantas dilakukan oleh seorang temen, apa pun alasannya.
 
keren gan:beer:
lebih baik kaya gini jdi jd ceritanya ngalir...:jempol:
dtunggu lanjutannya:semangat:

u are the first commentator, thank's a lot beibehh..
 
Mantep nih ceritanya, btw ini lanjutannya disini apa bikin trit lain lagi? Kalo bisa disini aja biar mudah bookmark nya nih hehe
 
Gaya nulisnya mirip sama gw nih hahahaha

Dilanjut broo, gw suka karakternya si binatang eh bintang :D :D

wah, jangan2 kita sodara yg tlah hilang terpisahkan?
 
Mantep nih ceritanya, btw ini lanjutannya disini apa bikin trit lain lagi? Kalo bisa disini aja biar mudah bookmark nya nih hehe

itu masalahnya gan. gue bingung. mo di taroh sini ntar kena sanksi. mo dibuat trid baru malah bikin feel alur terlepas. gue masih sedang garukkepala dot com
 
Si Bintang emang gw bgt(utk part nolongin krban tabrak). Tp utk part target gw mlh diembat temen ndiri, yg jls2 tw klo gw lg suka, gw ga akan segampang itu memaafkan seorang temen kyk gtu. & itu adalah hal yg ga pantas dilakukan oleh seorang temen, apa pun alasannya.

iya gan, maksudnya si bintang sih kalo cuman sekedar 'akting' memaafkan gpp katanya. tapi hatinya ga akan mudah begitu saja menghapuskan catatan hitam.

bai de wei, for all agan yg sudah ber-komen dan menikmati cerita ini gue ucapin makasih.

selalu bin always gue membuka kesempatan untuk kritik dan saran, karena cerita ini dibuat hanya untuk anda..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd