Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Balada Istri Pelaut

Waduh kasihan capt alex, bini nya binal gt,,, jadi kesan nya alex suami lemah, mengarah ke cuckold, bukan hanya gak pnya wibawa, tapi harga diri laki2 udah hilang seketika
 
CHAPTER VII



Palugada = Apa lu mau gue ada




JikA sudah bicara di telpon dan video call, semua rasa amarah dan kesal Alex memang dibuat runtuh oleh tutur kata sang istri. Seperti biasa pagi ini mereka bercerita banyak hal, terkait bisnisnya Ina, kondisi Kalia, hingga cerita Alex saat kapal di Singapore.

“papi mungkin bulan depan atau next voyage pulang….”

“oh gitu…..”

“iya… Captain Rodrigo yang akan ganti….”

“lho, ini yang papi ganti di Sirius itu bukan?”

“iyo Mi….”

“ya sudah kalo gitu….. mami tunggu beritanya nanti….”

“iya Mi….”

“liburan yuk….”

“kemana?”

“ke Likupang…. Kayaknya bagus-bagus tempatnya…. Atau kalau mau dekat ke Karimun jawa atau Jogya….”

“pantai?”

“iya…..”

“papi udah bosan lihat laut….”

“yey… kan papi lihat laut sendirian, nanti lihat laut sama Mami dan Kalia…..”

Alex mengalah akhirnya

“mami atur aja planingnya yah….”

“oke Pi…..”

Rencana untuk liburan pun disusun oleh Ina jika suaminya pulang. Dia memang sering memberi servis untuk suaminya saat dia pulang. Penting bagi dirinya untuk memberi hal seperti ini ke Alex, agar suaminya tetap merasa bahwa dia adalah sosok terpenting dalam hidup Ina, sekaligus mencharge dirinya agar relaks kembali setelah bertugas di laut, dan jika balik ke kapal lagi sudah segar kembali.



*********************************



Usaha milik Ina sendiri sebenarnya bergerak di bidang pengadaan, meski ijinnya dibuat lebih luas lagi dari sekedar supplier dan logistik. Ada 3 pegawainya yang kerja bersamanya di ruko yang dia sewa. Managementnya sendiri sebenarnya masih jauh dari sempurna, dan lebih banyak ke management keluarga.

Bagian keuangannya adalah adik kandungnya sendiri yang bernama Sartika, sedangkan bagian lapangannya adalah sepupunya sendiri, Hamidin, sehingga praktis hanya bagian marketing yang murni orang luar yang bekerja disitu, ditambah satu orang reseptionis merangkap asistennya Ina.

Kantornya lumayan bagus, dan ruangan Ina dilantai 2 memang sengaja dibuat lebar dan ada ruang tamu untuk dirinya menerima tamu-tamu atau teman-teman arisannya yang ingin berkunjung. Dia sangat show off terkait kantornya, agar semua orang tahu bahwa dia wanita karier dan punya usaha sendiri, meski sebenarnya pemasukan dari usahanya juga masih lebih besar dibanding pengeluaran bulanannya, dan dia selama ini mengandalkan pemasukan dari gaji suaminya.

Gayanya saja sebenarnya yang selalu bilang bahwa dia bukan istri yang mengandalkan pemasukan suaminya, karena pemasukan suaminya pun tergerus dengan gaya hidup dan pengeluarannya selama ini, termasuk untuk membantu usahanya.

Belum lagi untuk perawatan kecantikannya yang lumayan menyita dana. Dan hobinya yang suka pakai barang-barang branded dan punya nama. Ini sangatlah memakan biaya besar, meski kadang ada juga keuntungan dia yang besar dia terima jika bisnisnya ada yang meledak.

Keuntungan dan hasil bisnisnya memang ada saja, karena dasarnya Ina wanita yang jago dalam berbisnis, hanya saja managementnya yang berantakan membuat dia sulit untuk mengatur secara professional mana yang perlu dimasukin ke kas perusahaan, mana yang tidak. Bukan sekali dua dia sering menggunakan gaji suaminya yang besar untuk bayar gaji bulanan karyawannya.

Bisnisnya sendiri memang lebih banyak ke bisnis yang sifatnya percaloan. Mulai dari jual beli tanah, jual beli besi tua, mobil, pengadaan barang, bahkan hingga mengurus keperluan crew. Semua disikat oleh Ina, yang penting menghasilkan uang. Bicara dengan banyak orang, terlihat sebagai wanita karir, merupakan hal yang sangat disukai olehnya, dan untuk itu dia perlu modal social yang besar, termasuk modal kantor dan juga penampilan yang menarik.



*************************

Menjelang siang Ina agak uring-uringan karena beberapa tagihannya yang belum juga dibayar orang. Dia memang menjalankan bisnis pinjam dan meminjam uang ke crew atau ke keluarganya, dengan pembayaran bila crew tersebut sudah naik ke kapal. Bunga dipatok 10% per bulan.

Meski ada yang nunggak-nunggak, namun tetap saja ada juga yang lancar membayar, dan beberapa yang menunggak ini yang bikin dia pusing, maka pagi hingga siang ini dia sedang mengecek list mana yang belum membayar.dan dari list yang lumayan panjang itu ada 2 nama yang termasuk lama dan belum ada setorannya sama sekali.

2 Eng Dadang dan seorang AB Abdul Gofur.

Dadang sudah dia suruh Pak Kuswanto mengecek ke rumahnya di daerah Walang – Priok, namun yang bersangkutan sudah pindah. Nomor telponnya pun sudah tidak aktif semua, ditanya ke kantor tempat dia berlayar, yang bersangkutan sudah naik lagi setelah cuti kurang lebih 2 bulan. Sedangkan Abdul Gofur, selain menghilang, keluarganya juga tidak tahu menahu, bahkan termasuk masalah pinjaman ini.

Abdul Gofur hanyalah meminjam sekitar 3 juta. Sedangkan Dadang meminjam hingga 10 juta rupiah, dan sudah berjalan hingga 15 bulan, sehingga total bunga dan pinjaman pokoknya mencapai 25 juta rupiah. Yang lain ada yang sudah dia putihkan karena sudah dia anggap kembali modal dan untung, dan ada juga yang kecil-kecil dia anggap sudah lunas, namun yang besar-besar, Ina tetap cari kemanapun orangnya.

Selain memanfaatkan orang yang bisa dia bayar, sering juga dia memanfaatkan keluarganya untuk membantu dia. Namun semenjak ada Pak Kuswan yang mantan militer jadi sopirnya, dia banyak menyuruh Pak Kuswan untuk menagihnya, dan sebagai timbal balik dia suka memberi tip untuk sopirnya ini.

Untuk Dadang, dia sudah mendapat alamat dan juga lokasi dimana istrinya. Bahkan nomor telpon istrinya pun sudah dia dapati, dan seperti biasa, meski sudah ditelp dan diwhatsapp, tetap saja tidak ada balasan dan respon, membuat Ina semakin geram.

Giliran mau minjam saja, datang nyembah-nyembah ke gue. Giliran bayar susah sekali untuk ditagih, ujar Ina dalam hati penuh kekesalan.

Sebenarnya dia dilarang oleh suaminya untuk melakukan bisnis tersebut. Karena memang selain dilarang oleh agama, bagi Alex praktik seperti ini sungguhlah janggal dimatanya. Karena dia tahu betapa susahnya jadi pelaut, dan juga kehidupan pelaut tidak selamanya mulus, banyak juga yang bergelombang dan ada masa susahnya.

Namun larangan Alex selalu mentah ditangan istrinya. Ina tetap saja jalan dengan bisnisnya, karena memang keuntungan dari bisnis pinjam meminjam jika semua taat bayar, lumayan menggiurkan dan menguntungkan.

Dan kembali Alex selalu dibuat tidak berdaya dengan kemauan istrinya. Dia kembali harus mengalah daripada ribut dengan Ina. Banyak sekali kilah dan alasan Ina, dan seperti biasa jika sudah ribut, maka sampai Alex menghubunginya kembali, Ina tidak akan pernah mengontak Alex duluan untuk minta maaf.



***********************



Hari ini dikantor, dia didatangi 2 pasangan suami istri pelaut, dan ada juga beberapa orang pria yang dia tidak kenal ikut bersama, dan dari gaya dan gelagatnya, mereka adalah sama-sama pelaut juga. Saiful dan Indri ini adalah pasangan suami istri yang dia kenal karena mereka dulu pernah minta bantuan meminjam dana untuk menyogok agen untuk kapal Greece, dan bapaknya Indri dulu adalah salah satu crew di kapalnya Alex, saat Alex masih junior officer.

Dia datang membawa pasangan suami istri yang hendak meminjam dana juga, sekaligus membawa beberapa pelaut dari kampungnya dia. Kebetulan mereka selesai jalan melamar ke beberapa perusahaan, lalu mampir ke kantor Ina. Saat Saiful dan istrinya serta dua orang pasangan suami istri lain masuk ke ruangan rapat Ina, crew yang lain menunggu di luar rukonya Ina.

“Bu Kep, kenal ngga sama Pak Fadli Usman?”

Ina agak mengkerutkan keningnya, dia seperti ingat nama itu.

Di ruangan atas, tepatnya di samping ruangan Ina memang ada ruangan meeting yang suka dipakainya untuk menerima tamu-tamu seperti ini, kecuali tamunya tidak banyak dia akan menerimanya langsung di ruangannya.

Bu Kep atau Ibu Captain adalah panggilan teman-teman pelaut dan istri-istrinya untuk menghormati Ina selaku istri dari Captain.

“itu lho Bu, yang dulu jadi 3 Off nya Captain itu, trus dipromote sama Capt Alex jadi Mulaim II…..”

Ina masih berusaha mengingat kembali

“oh… kenapa dia….?”

“gini Bu… dia sekarang khan jadi pimpinan Crewing di PT Dua Samudera…..” ujar Saiful lagi

“hebat dong…..”

“iya Bu… udah 2 tahun dia disana, pensiun dini dari berlayar dan kemudian berkarir di darat…..”

Ina manggut-manggut

“gini Bu……” ujar Indri sambil membenahi kerudungnya

“kalo ibu bisa dapat akses ke dia…. Kita mau minta tolong naikin teman-teman kita ini…. Banyak Bu anak buah kita…. Siap dana mereka…..”

Ina agak tertarik

“memangnya bisa masuk disana?”

“nah itu Bu… dengar-dengar kabar burung sih banyak yang masuk… Cuma lewat belakang dan kita susah dapat aksesnya….”

Ina manggut manggut

“ gue sih ngga begitu kenal yah….. tapi ingat anaknya….”

Lalu

“nih…. Fotonya…..” ujar Saiful menunjukan foto Fadli Usman di ponselnya

Ina mengerutkan keningnya

“oh… ingat dia….. gue pernah nitip makanan waktu mau join dulu….”

“iya…ini anaknya…”

“udah manager sekarang?”

“udah Bu Kep….”

“wih… cepat yah….”

“makanya Bu…. Kalo Bu Kep bisa dapat akses, kita bisa mainkan nih….” Ujar Indri

Ina tertawa lepas

“emang berapa pasarannya?”

Saiful agak berbisik

“ dengar-dengar officer 5 ribu, crew bisa 7 ribu…..”

Ina mengangkat keningnya sambil menyandarkan badannya ke kursinya

“trus?”

“nah…. Pasukan saya siap 12-15 pun siap……”

Ina tertegun sesaat

“saya ambil 3 ribu, 5 ribu buat Ibu Kep…..” langsung sebut angka Saiful. “dijamin Bu, semua siap dan tidak akan ngomong…..”

Ina tersenyum

“waduh…. Nanti gue lihat deh…..”

“siap Bu Kep……”

Lalu dia bertanya lagi

“sistemnya bagaimana?”

“terserah Capt Fadli sama Ibu…. Mau pas join, mau pas pkl, atau mau sebelum pun, asal pasti join, siap meluncur……” cerocos Saiful lagi yang dibarengi dengan senyuman Indri istrinya

“oke… nanti gue coba kontak…..”

Mereka lalu tersenyum semua, apalagi Ina. Sedangkan Saiful dan istrinya percaya dengan Ina, mereka tahu kemampuan meloby Ina ini sangat canggih.

Bu, besinya sudah diambil yah, nanti besok pagi bagian Ibu saya tf

Whatsapp dari Sadiah, teman usahanya dari Madura yang jadi pembeli besi tua yang kebetulan Ina yang jadi perantara, ternyata sudah deal dan oke untuk mengambil besi tua yang dia tawarkan. Dana masuk dari pembeli dan penjual pun mengalir ke rekening Ina.

“oke kalo begitu….. nanti coba saya kontak Capt Fadli…..” Ina lalu memutuskan untuk mencoba

“siap Bu Kep…..”

“nanti kabarin kalo ada lampu hijau…. Banyak pasukan saya… dan siap semuanya….” Ujar Saiful sambil setengah menundukan kepalanya meminta tolong

“iya, nanti gue kabarin…”

Mereka lalu menyalami Ina, dan kemudian turun dari ruangan meeting di lantai 2, sebelum pamit bersama rombongan mereka yang menunggu. Semua saat melihat Ina menyalami, bahkan yang masih muda-muda usianya sampai mencium tangan Ina, pertanda hormat mereka.



**************************



Mencari nomor telpon Capt Fadli bukanlah sulit. Dengan mudah dia mentracking profile Fadli di IG, lalu lewat DM dia meminta contact, dan segera setelah dia mengirimkan pesan di whatsapp, ponselnya segera berbunyi

“selamat siang Mbak Ina…..”

“siang Capt…..”

Fadli Usman adalah alumni sekolah pelayaran, sudah menyandang gelar Master di usia yang relative muda, dan kini di usianya yang baru 33 tahun, dia sudah menjabat sebagai crewing manager di perusahaan Dua Samudera, yang mengirimkan banyak crew Indonesia ke perusahaan luar negeri.

Banyak owner asing yang meminta crew dari perusahaannya Fadli ini, dan yang membuat nama Fadli banyak dikenal di kalangan pelaut pencari kerja, karena perusahaan pelayaran yang diageninya memberi gaji yang besar bagi crewnya.

“ kita sih yang paling rendah itu Mess Boy sekitar US $ 990, dengan Over time sekitar US $ 1,85/jam….” Terang Fadli setelah mereka berbincang agak lama

“kalo AB sama Oiler sekitar US $ 1300 dan OT mereka 2,35 per jam…”

“bagus yah….”

“sedikit diatas dari Harmony untuk rating…..”

“kalo Officer…..??”

“kita 3 Off diangka US $ 3300 contract 6 bulan…. 2 Off di 3750….”

“Master?”

“belum ada Master kita dari Indonesia, orang bule semua….”

“kalo ada mau aku suruh papinya Kalia ke sana…..”

Fadli tertawa

“di Harmony sudah bagus, Mbak…..”

“eh… kalo Master berapa emang….?”

Fadli terdiam sesaat

“kalo patokan Master Pilipina saja sudah di angka 12.000 sih Mbak….”

“oh… besar juga…

“beda dikit sama Harmony…”

“yah kalo ada yang lebih besar kan ambil yang lebih besar….”

“mak mak begitu yah…..”

Ina tertawa lepas

“senang deh masih diingat sama Capt Fadli….” Mulai keluar jurus Ina

“wah…. Siapa yang bisa lupa idola semua pelaut di Sirius….”

Ina tertawa kencang

“masa sih?”

“iya dong…..”

Ina tentu tersanjung mendengarnya

“jadi kapan nih saya bisa main ke kantor?” pancing Ina

Fadli mengguman sejenak

“sibuk banget pasti manager kita…..”

“ngga lah Mbak….. mana ada sibuk kita….”

Ina tersenyum

“atau mau ketemu diluar?”

“boleh juga Mbak…..”

Lalu

“di Starbuck aja yah…. Yang dekat kantor Capt….”

“oh.. oke…… “

“besok jam 12? Pas makan siang?”

“boleh juga…..”

“oke Capt…. Jumpa besok yah…..”

“siap….”



************************

Tawa Fadli dan Ina terdengar di siang ini di Starbuck Coffe tempat mereka janjian

“makin keren sekarang….”

“wah… Mbak Ina yang makin cetar…..”



Ina tertawa sambil matanya dengan nakalnya menatap Fadli

“ Capt Alex pasti makin cinta…..”

“Dia sih cinta terus…. Maklum kita servis abis soalnya….”

Fadli tertawa

“jadi iri……”

“lho…. Bukannya yang dirumah paten punya juga?”

Fadli hanya tersenyum

“ masih kalah hot sih…”

“masa??”

Obrolan dan tawa mereka terdengar bersahutan sepanjang siang saat mereka bertemu kembali

“udah ada ampir 7 tahun yah kita ngga ketemu…”

“iya Mbak… saya masih 2 Off waktu itu….”

“sekarang sudah CAPT nih….. masih muda lagi…”

“ah…bisa aja nih Mbak Ina…..”

Tubuhnya sekitar 170an cm, badannya juga masih terlihat terawat meski sudah lebih gemuk dari jaman dia masih berlayar. Rambutnya yang kelimis dan selalu dikasih gel, serta setelan pakaian yang necis memang membuat Fadli terlihat lebih dewasa dan berisi dibandingkan saat dia masih berlayar

“pokoknya aman deh….. gue jamin crew-crew ini…..” Ina meyakinkan Fadli

Pria itu tertawa

“bukan itu sih… soalnya dikita memang tidak ada yang namanya cas cas an…..”

Ina tertawa dalam hati mendengarnya. Karena dia sudah tahu gossip yang santer terdengar bahwa lewat belakang Fadli bisa membantu dan sering meloloskan banyak crew-crew keatas kapal, apalagi yang dari satu daerah dengan dirinya dari Palembang.

“yah ini rahasia lah diantara kita…..”

Fadli hanya tersenyum kecil. Dia memang mengakui akan keseksian istri mantan kaptennya ini. Dari dulu dia suka dengan penampilan, cara bicara dan juga bentuk tubuhnya Ina, makanya saat dikontak Ina via IG, Fadli dengan cepat menangkap umpan ini.

“ emang gimana?” tanya Fadli setelah hampir sejam merreka duduk ngopi dan bicara

“ terserah… mau didepan atau nanti pas join…. Asal pasti join, mereka siap…..”

“oh gitu….”

Ina tau, Fadli ini pura-pura bego

“ mau cash boleh, kita transfer juga boleh…. Nanti aku yang tranfer… jadi aman… ngga akan kemana mana….” Ina meyakinkan Fadli kembali, meski dia tahu Fadli akan mengiyakan usulannya

Dan kemudian

“berapa emang?”

Ina tersenyum simpul

“ mereka sih siapnya kalo officer dan engineer 4 ikat, kalo crew 6 ikat……”

Fadli terdiam sesaat

“ tambahin aja Mbak…. Genapin 5 dan 7,5 buat rating… gaji mereka khan sekitar 20an dengan Over time dan tank cleaning…. Saya minta 30 persen aja….” Ujar Fadli akhirnya, membuat Ina merasa sangat lega dan tertawa kencang dalam hati

“oke… gampang itu….”

“saya bersih kan?”

“iya dong…. Bersih terimanya, dan bersih namanya…. Semuanya lewat saya…..”

Fadli menganggukan kepalanya

“percaya deh sama Ibu Kepten ini…. Usahanya makin maju aja nih….” Puji Fadli

“ngga lah.. kerenan Captain Fadli dong……”

Mereka lalu tertawa bersama.

Ina kemudian memberikan beberapa lembar CV crew ke Capt Fadli, dia lalu memeriksa semuanya, sambil mengecek kualitas serta pengalaman crew tersebut.

“ini aja, 3 AB, 1 Fitter dan 1 Oiler dulu…..”

“oke….”

“suruh mereka standby, nanti tim recruitment saya kontak sore ini…..”

“siap….”

Ina lalu mengetikan nama-nama crew yang dipilih oleh Fadli di layer ponselnya.

“kalo sudah OK, saya kirim ke owner…”

“ada interview lanjutan?”

“ngga kalo rating….”

“oke mantap….”

“kalo sudah OK dari owner segera saya kirim medical check up….”

“baik Capt…..”

Fadli menganggukan kepalanya

“ angpaonya mau didepan atau belakang?”

“depan aja dong…. Kan saling percaya kita…..” kini Fadli sudah terbuka

“siap…..”

Mereka lalu saling tersenyum dan tertawa. Jalan sudah terbuka dan Ina sangat senang, karena bakal dapat keuntungan yang lumayan dari hasil pertemuannya dengan Fadli siang ini.

“nanti saya wa Mbak Ina pake nomor pribadi saya….”

“oke…..’

“sip…. Nanti kontak kontakan yah….”

“iya dong….”

Mereka lalu berjalan bersisian. Fadli menolak saat Ina yang akan bayar, dia memilih membayar semua bil yang keluar untuk mereka siang ini.

“anggap aja traktiran saya…..”

Ina tertawa

“besok saya traktir yah….”

“oke Mbak…..”

Ina tersenyum simpul saat pria berkulit putih ala tipikal orang Palembang yang dari semenjak mereka bertemu, selalu curi pandang ke dadanya yang terbungkus kaos atasan hitam lengan panjang, dengan leher v dan agak ketat dibadannya, membuat buah dadanya yang terbungkus rapih itu seakan terekspose dengan menantangnya, apalagi mendapat tatapan pria keren, membuat Ina jadi semakin percaya diri dan sangat menikmatinya.



********************************

Alex agak kurang setuju dengan bisnis barunya kali ini. Dia sebagai pelaut tahu bagaimana sulitnya kehidupan pelaut, dan istrinya yang harusnya ikut prihatin, malah berbisnis dan mengambil keuntungan dari pelaut yang sedang butuh kerja

“papi ini yah…. riba-riba…. Emang bank bukan riba? “

Celotehan kencang dari Ina saat suaminya memperingatkannya

“masih nabung kan di bank??”

Alex hanya bisa diam akhirnya

Ina sendiri cuek dengan teguran Alex.

Apalagi hari ini atau 3 hari setelah pertemuan dengan Fadli, dia mendapat kabar baik. 5 crew yang dihubungi oleh Fadli, semua diterima dan hari ini sudah diminta untuk melaksanakan Medical Check up, sebagai persyaratan untuk sign contract.

Segera dia menghubungi Saiful untuk memastikan agar pembayarannya segera diselesaikan karena dia harus menyetor ke Fadli.

Sore hari jam 16.00 di kantornya dengan penuh sumringah dia bertemu dengan Indri dan Saiful serta 2 orang crew yang akan join. 3 orang lagi sedang pulang kampung, karena minggu depan akan berangkat, jadi minggu ini mereka bertemu keluarganya terlebih dahulu.

15 juta perorang atau total 75 juta hari ini mereka terima, dan sebesar 12,5 juta diambil oleh Saiful dan Indri, dan sisanya 62,5 juta diserahkan ke Ina. Kepada mereka Ina mengaku hanya mengambil 2,5 juta per orang, dan sisanya 50 juta diserahkan ke Fadli.

Setelah mereka berlalu, Ina lalu menghitung kembali, dan menyusun uang untuk diserahkan ke Fadli, yang tadi sudah diwhatsapp oleh dirinya, namun belum juga dibalas wa dari Ina. 5 amplop masing-masing berisi 7,5 juta disiapkan untuk Fadli, sedangkan hari ini dia total mendapat 25 juta hanya dengan modal kata-kata manis, uang bensin dan parkiran menuju kantornya Fadli.

Oke Mbak, siap

Demikian whatsapp balasa dari Fadli

Mau ketemu dimana kita?

Mbak dimana?

Saya dikantor saya


Lalu agak lama dibalas

Saya meluncur ke kantor mbak saja jika tidak keberatan

Boleh dong

Agak malam saya disana, sekitar jam 7 atau 8 malam bisa?

Bisalah, apa yang ngga buat Capt Fadli?


Ina tersenyum membaca whatsapp Fadli. Dia lalu turun sebentar dari ruangannya, memberi uang sebesar 600 ribu untuk dibagikan ke 4 karyawannya plus Pak Kuswan.

“100 beli kopi lah kalian…. 500 bagi-bagi buat bensin….”

Sawerannya dengan sukacita diterima karyawannya, meski hanya 100 ribu per orang tapi lumayan bagi mereka.

Sedangkan Ina kemudian berjalan ke ruko yang terletak di seberang ruko miliknya, mencari sebuah gerai atm untuk kemudian dia setor tunai uang cash sebesar 23 juta rupiah, dan 2 juta dia simpan di dompetnya untuk keperluan hariannya dia.

Membayangkan akan kedatangan Fadli nanti jam 8 malam, Ina jadi tersenyum sendiri. Ngapain coba dia minta ketemu di kantor Ina? Memang dia tahu bahwa Ina punya kantor sendiri, namun datang di jam yang sudah lewat jam kantor, dan bukannya bertemu di luar seperti lazimnya orang janjian, memang menimbulkan banyak pertanyaan, meski kemudian Ina hanya tersenyum sendiri membayangkannya.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd