Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Annisa Febrianti (No Sara)

Part 10
Tugas Dadakan






Mulustrasi pengantar paket


17.00 wib.

Annisa yang sedang mastrubasi di dapur rumahnya terkejut mendengar suara panggilan dari seorang lelaki di luar rumahnya. Segera ia lepas jarinya dari dalam vaginanya yang sudah sangat becek. Jarinya yg terlepas itu tampak begitu basah terkena lendir kenikmatannya.

Dengan napas yang terengah-engah Annisa mencoba bangkit memperbaiki pakaiannya lalu berjalan membuka pintu. Saat pintu baru terbuka setengahnya, seketika ia menyadari kondisinya saat itu yang hanya memakai kaos berbelahan rendah yang memperlihatkan belahan payudaranya dan celana kulot longgar. Dengan cepat ia segera melompat bersembunyi di balik daun pintu agar tidak terlihat orang lain dari luar rumahnya. Namun telat baginya untuk bersembunyi, Karno yang memang sudah sangat menantikan Annisa, dari sampainya ia tadi tidak memalingkan pandangan dari arah pintu tersebut menunggu sang bidadari keluar. Saat pintu mulai terbuka, untuk sesaat ia melihat Annisa yang tidak terbalut hijab, bahkan melihat tubuh mulusnya yang begitu sintal. Bukan hanya Annisa yang kaget, begitu juga dengan lelaki itu. Matanya melotot seakan mau keluar. Mulutnya menganga seakan tidak percaya melihat akhwat seksi itu bersembunyi dibalik daun pintu rumahnya.

Di balik daun pintu rumahnya, Annisa tampak panik. Meski samar ia merasa kurir tersebut sudah melihat kemolekan tubuhnya. Disaat birahinya sedang meninggi, lagi-lagi ada lelaki lain yang dapat menikmati indahnya tubuh mulusnya.

"Duhh aku bego banget. Kenapa bisa lupa kalo belum pake cardigan dan hijab. Mana kayaknya Abang itu udah liat deh" ucap Annisa panik

"Mbakk! Pakeetttt!" Jerit si kurir dari luar pagar

Annisa semakin panik mendengar panggilan Abang kurir. Pikirannya berkecamuk antara langsung keluar mengambil paketnya, atau memakai pakaian yang lebih sopan terlebih dahulu. Sungguh saat yang tidak tepat, disaat birahinya sedang memuncak, Annisa kedatangan kurir yang dulu pernah melecehinya.

"Ya udah lah. Toh dia udah liat juga tadi. He emm. Gapapa sekali sekali bagi rezeki." Batinnya memberanikan diri

Mata abang kurir itu kembali melotot melihat Annisa muncul dari balik daun pintunya. Seolah tak percaya, ia bahkan mengucek matanya dan sosok wanita cantik itu memang ada.

Annisa berjalan keluar rumahnya menuju pagarnya yg masih menutup. Lenggokan pinggangnya serta getaran payudaranya yang dibalut kaus tipis ketat bagai sebuah pemandangan indah bagi si Abang kurir.

Pagar tersebut dibuka sedikit, Annisa mempersilahkan Abang kurir tersebut memasuki teras rumahnya.

"Maaf bang nunggu lama." Ucap Annisa dengan gelagat malu

"E..eh. iya mbak. Kaget saya liat mbak nya beda bgt dengan yg waktu itu" ucap si kurir memperhatikan setiap jengkal tubuh annisa

"Hihii. Beda apa nya? Kemarin itu kebetulan aja lg pake hijab sekarang kebetulan aja lagi nyantai di rumah. Kan weekend" jawab Annisa mengada-ada

"Pantes.. kemarin mbak nya keliatan seperti seorang muslimah gitu loh. Kalo sekarang keliatan beda gitu. Kayak perempuan hot di Instagram itu loh. Hehehe. Btw ini paketnya mbak" kata si kurir menyerahkan paket

"Tapi keg biasa, foto dulu ya mba" lanjut si kurir

"Iya bang" jawab Annisa

Abang kurir itu dengan cepat mengambil hp nya lalu mengarahkan kameranya ke Annisa yang sedang memegang paketnya.

Disisi lain, Annisa yang sedang berdiri dengan pakaian minimnya masih tampak ragu. Matanya melihat paket yang ada ditangannya dengan tatapan kosong. Batinnya masih berkecamuk memilih antara melanjutkan dorongan birahinya atau segera mengakhirinya sebelum terlampau jauh. .

"Mbak.. ayo liat kesini" titah si kurir yang menyadarkan Annisa dari lamunannya

"Iya Abang" jawab annisa melirik

Walau tampak ragu Annisa kini memberanikan diri berpose menampilkan dirinya. Dirinya yang sejatinya adalah seorang foto model tentu tidak kesulitan memilih gaya yang tepat. Paketnya ia angkat setinggi dada lalu dengan sedikit senyuman ia memberikan aba-aba bahwa dirinya telah siap untuk di potret

*Cekrek*

'cantiknya.. jadi pengen nakalin lagi' batin Abang kurir sambil terus memotret Annisa. Pandangannya tidak bisa lepas dari belahan putih mulus yang terpampang dari bagian dada wanita cantik itu.

Setelah sekitar 15x jepretan, si Abang kurir tampaknya puas dengan hasil yg telah diambil. Kini ia sedang membersihkan kamera depannya sambil berjalan mendekati Annisa.

"Sekarang waktunya foto berdua ya mbak" pintanya sambil berdiri tepat di sebelah kiri Annisa

"he'em" jawab Annisa singkat

Si Abang kurir semakin mendekatkan dirinya sampai aroma harum rambut Annisa dapat terhirup oleh hidungnya. Matanya tak bisa lepas dari kulit mulus sang betina yang begitu enak dipandang. Lubang hidungnya terus kembang kempis berusaha mengendus aroma wangi tubuh Annisa.

"Beneran pangling saya liat mbaknya. Dari dekat gini mbaknya macem orang lain loh" ucapnya dengan pelan sambil terus mendekatkan mukanya

Annisa semakin menyadari sudah tidak bisa mundur lagi dari jalan yang ia pilih. Dengan satu tarikan napas panjang, ia membulatkan tekad nya memberanikan diri membalas tatapan Abang kurir itu. Tatapannya begitu teduh dengan bulu lentik disekelilingnya sehingga membuat lawan bicaranya canggung.

"Jangan diliatin gitu atuh mbak. Jadi grogi loh saya" ucapnya malu-malu memalingkan pandangannya

"Kata si Abang mau foto berdua kan?. Ayo bang segera difoto. Malu aku kalo sampai diliat orang lewat bang" ucap Annisa sambil melihat sekeliling

Memang pada saat weekend, perumahan yang Annisa tempati kerap sepi karena rata-rata yang tinggal disitu adalah pekerja kantoran. Senin sampai Jumat bekerja, sedangkan Sabtu dan Minggu istirahat dirumah atau liburan ke luar kota. Ya, sama hal nya dengan dirinya dan Farhan. Di akhir Minggu mereka biasanya hanya bersantai dirumah atau sesekali jalan-jalan berbelanja ke mall.

"Mbak tetap pegang paketnya ya." Ucap Abang kurir yang tangannya kini berani merangkul pundak annisa

Kedua tangan Annisa memegang kotak paket yang ia tahu isinya adalah rice cooker. Ukurannya lumayan besar, sulit untuk dipegang oleh satu tangan saja sehingga annisa tidak bisa menepis rangkulan tangan lelaki itu. Tapi dari dirinya tidak ada niat menepis, sebenarnya Annisa sudah menyetujui tindakan kurir tersebut.

*Cekrekk*

Karno. Nama seorang lelaki yang berprofesi sebagai kurir paket dari sebuah jasa expedisi. Seperti telah menghabiskan seluruh keberuntungannya dalam satu waktu, Saat ini ia sedang mendapat jackpot karena paket yg diantarnya sekarang, bertujuan ke seorang akhwat cantik yang sedang berpenampilan sexy. Ditambah lagi akhwat cantik itu ternyata sedang dilanda birahi karena tidak berhasil dipuasin oleh suaminya.

Karno sengaja mengangkat tinggi kamera hpnya. Ia memotret dari sudut atas agar belahan Annisa lebih terekspose. Meski menggunakan hp yg sudah ketinggalan jaman, namun kameranya masih dapat membidik targetnya. Hasil jepretannya? Sebuah senyuman indah terpampang di wajah Annisa dengan rambutnya yang hitam berkilau membuat foto yg harusnya sedikit buram itu tampak memukau. Hanya satu saja kekurangannya, partner foto Annisa bukan lah suaminya yg tampan, melainkan Karno yang berwajah pas-pasan.

Annisa sebenarnya masih berusaha menahan hawa nafsunya. Syahwatnya yang sedang meninggi membuat setiap sentuhan yang diterimanya menjadi sensasi nikmat tak terbayangkan. Padahal baru rangkulan saja, namun dirinya merasakan desiran disetiap lengan jaket Karno menggesek dar luar kain kaos pada pundaknya.

Disebelahnya, Karno semakin mupeng melihat gelagat aneh Annisa. Ia bingung kenapa tidak ada perlawanan atas rangkulannya, tidak seperti dulu waktu ia harus dengan cara mendadak memegang payudara Annisa lalu pergi dengan tergesa.

"Sekarang di letak dulu mbak paketnya di meja. Kalo boleh saya mau foto berdua sama mbaknya. Hehe" pinta Karno

"Dari tadi kan sudah foto berdua bang? Ya kan.." tanya Annisa mengangkat wajahnya kesamping menatap Karno

"Hehe iya mbak. Tp td ada paket jd mbak nya gak leluasa. Boleh ya mbak? Plisss.." rengek Karno

"Ya udah deh. Jangan lama tapi ya" jawab Annisa menyetujui

Mendapat persetujuan dari Annisa, Karno berinisiatif mengambil paket yg sedang dipegang Annisa lalu dengan cepat meletakkannya di meja teras. Jaket kurirnya ia lepas, ia taruh tepat diatas paket milik annisa. Dengan cepat juga ia kembali ke samping Annisa lalu segera merangkulnya mesra.

Melihat tingkah Annisa yang tidak ada perlawanan, Karno memberanikan diri mengusap kulit lembut di atas payudaranya. Telapak tangannya yang kasar kini bisa merasakan kulit Annisa yang begitu halus dan lembut, terasa juga kelembaban dari kulit sehat yg selalu Annisa rawat setiap saat.

"emmmhhh"

Tanpa disadari, Annisa sudah mengeluarkan desahan lembut. Rupanya usapan tadi sudah cukup bagi Karno untuk melecut lebih tinggi lagi syahwat perempuan cantik itu. Karno yang mendengar desahan manja itu seketika menjadi semakin garang. Telapak tangannya yg tadi mengusap seakan tidak sengaja, kini sudah berdiam di kulit bagian dada tepat bawah leher Annisa. Dengan sengaja jarinya ia arahkan ke belahan payudara Annisa.

Tangan Karno yang satunya pun segera menyentuh tombol Shutter hp nya, mengabadikan momennya sedang berfoto mesra dengan seorang wanita cantik. posisi Karno yg tadi berada di samping Annisa, perlahan pindah ke belakangnya. Membuat selangkangannya kini dapat merasakan empuknya bamper montok milik Annisa.

*Brrrmmmmm*

Di jalan depan terasnya, sebuah mobil Rush putih melintas. Untung saja pengemudi mobil tersebut hanya fokus ke jalan dan tidak melirik ke samping, arah rumah Annisa. Karno sesaat menoleh ke arah mobil yg lewat itu namun ia tidak melepaskan rangkulannya. Beda dengan Annisa yang sedang diburu nafsu, ia sama sekali tidak menyadari mobil milik tetangganya yg baru saja melewati rumahnya.

Mendapati keadaan sudah kembali sepi, tidak ada orang lagi, Karno semakin memberanikan dirinya. Wajahnya ia pepetkan ke leher jenjang Annisa. Rambutnya yang terkucir memudahkan Karno untuk dapat menempelkan bibirnya.

"Wangi sekali tubuhmu mbak" puji Karno menghirup aroma harum dari leher Annisa.

"Sshhhh.. aku belum mandi loh bang. Harum darimana coba?" Desis Annisa merasa geli

"Loh masa? Belum mandi aja udah seharum ini. Cupp" ucap Karno sambil mengecup leher jenjang Annisa.

berulang kali bibirnya yg retak karena kurang minum itu mendaratkan kecupan. Leher mulus Annisa membuat Karno ketagihan mengecupinya. Tidak ada bagian yg luput dari kecupan Karno.

"Ssssshhhh geli loh.. abaangg udahh dong ssshh" desis Annisa semakin kegelian. Pundaknya kadang naik turun menahan rasa geligeli nikmat yg di deranya.

"Ini bisa saya kasih yg lebih geli lagi mbak" ucap Karno

"Ehhh bangg??? Tunguuu jangan kesitu" kata Annisa mendapati tangannya diambil oleh Karno

Ia menarik tangan Annisa masuk ke dalam rumahnya tanpa menutup pintu. Annisa manut saja, walau dari mulutnya mengatakan jangan, tapi tubuhnya menuruti Karno. Saat memasuki ruang tamu rumah tinggal Annisa, Karno melirik sebuah sofa panjang yang tampak empuk kemudian mengarahkan Annisa duduk diatasnya.

Badan Annisa didorongnya agar menyender ke bantalan tepi sofa sementara Karno langsung berjongkok tepat didepan Annisa. Dengan cekatan Karno menarik turun celana kulot Annisa. Tangan sang bidadari sempat menahannya namun usaha setengah hatinya itu sia-sia. Dalam sekejap celananya sudah diturunkan sampai ke mata kakinya.

Matanya langsung terbelalak, liurnya hampir tumpah melihat kemulusan paha jenjang itu. Kulitnya tidak kalah mulus dari dadanya, warnanya bak buah pualam dengan celana dalam berwarna putih di muaranya.

"Bang... Mau ngapain?? Jangan bang.. nanti sua hmmpppp"

Belum sempat menyelesaikan perkataannya, Karno langsung mengeluarkan lidahnya lalu menjilati vagina Annisa dari sisi luar celana dalamnya. Dengan tangannya, Annisa langsung refleks menutup mulutnya agar suaranya tidak terlampau keras.

"Udah becek aja memek si mbak nya. Liat nih" ucap Karno sambil menarik sisi pinggir celana dalam Annisa lalu menjilatinya kembali

"Hemmmppp itu basah karena kena sperma suami aku bang. Sshhh"

"Eh jd yg aku jilatin ini pejunya lakimu dong mbak? Ihhh" kata Karno sedikit jijik menyadari basah pada celana dalam Annisa bukan semata-mata karena cairan cintanya, melainkan campuran dari sperma suaminya yg merembes keluar hasil dari percintaannya di dapur.

"Suruh siapa kamu usil begini weeekkkk" ejek Annisa

"Eee eee malah ngejek itu mulutnya. Nih rasain kamu mbak!" Kata Karno menelusup kan jarinya mencari letak klirotis Annisa.

"Aaahhhhh abanggg!" desis Annisa merasakan sengatan ketika jari Karno berhasil mencubit tonjolan sebesar biji kacang hijau itu.

Melihat ekspresi lucu Annisa Karno semakin semangat melakukan tindakan asusilanya. Klirotis Annisa ia usap usap, ia tarik, bahkan ia pelintir dengan gemasnya. Tak pelak perlakuannya itu membuat Annisa merem melek dilanda nikmat.

"Sshhh aaahhhhh emmhhhh"

Annisa terus mendesis manja. Tangannya terus menyumpal mulutnya agar desahan yg keluar tertahan. Ia tidak mau karena suaranya Farhan suaminya sampai terbangun dan memergoki perbuatannya dengan sesosok laki-laki lain.

"Abang buka ya mbak?" Izin Karno sambil menurunkan perlahan celana dalam Annisa.

Setelah berhasil meloloskan celana dalam Annisa melalui mata kakinya, Karno langsung memegang paha jenjang Annisa lalu membukanya lebar.

"Assoyy pinky winky gini mbak tempikmu" gumam Karno terus memandanginya dengan ngiler

"Abang jangan diliatin dong. Maluu" berontak Annisa berusaha mengatupkan kedua pahanya

"Njirr malu kenapa mbak? Cantik gini to tempiknya, sama kayak wajah yg punya. Sllrrrpppp"

"aaahhhhh abangggg aaahhhhhh geliiiiii"

Pekik Annisa merasakan vaginanya di jilatin dengan ganas oleh lidah tidak bertulang Karno. dengan rakusnya lelaki itu menjilati bagian selaput labia mayora milik Annisa seakan sedang menjilati sisa es krim yang menempel pada kotaknya.

"Asiiin mbak. Oh iya lupa saya. Aduhh bego amat dah!" Ucap Karno menimpuk kepalanya sendiri karena lupa kalau vagina yg baru saja ia jilatin berasa asin karena sisa rembesan sperma milik suaminya. Pandangannya langsung mengarah ke arah meja tamu.

"Ntar ya mbak. Tak bersihin dulu tempikmu" ucap Karno mengambil 2 lembar tissu yang berada di meja tamu Annisa lalu mengelapkannya membersihkan sisa rembesan sperma dipinggiran vagina Annisa.

Tak cukup pinggirannya saja, Karno memasukkan jari tengahnya ke mulutnya sendiri guna membasahi jarinya lalu mengarahkannya ke pintu masuk liang kewanitaan Annisa.

"Tak bersihin juga dalamnya ya mbak cantikk" kata Karno mulai memasukkan jarinya yg telah basah terlumuri liurnya

"Uuhhhh jangan abangg awwhhhh sshhhhh"

Jelas saja permohonan Annisa itu tidak digubris oleh Karno. Jarinya yang gemuk itu perlahan ia dorong masuk membelah bibir tembem vagina Annisa. Saat baru masuk setengahnya, jarinya ia tarik keluar lalu ia dorong lagi masuk lebih dalam. Terus begitu hingga Annisa merasa heran dengan permainan Abang kurir itu. Seolah sedang menarik ulur birahi betinanya, Annisa kini menatap Karno yang berada di selangkangannya dengan tatapan yang penuh arti.

"Kenapa mbak? Enak ya?" Tanya Karno terus mempermainkan vagina Annisa dengan cara yang tanggung.

"Sshhhh Tau ah." Jawab Annisa manyun

"Saya tau.. setengah jari saja pasti gak cukup ya. Gimana kalo begini!!" Kata Karno tiba-tiba menghentakkan seluruh jari tengahnya masuk ke dalam liang senggama Annisa. Lalu dengan sangat cepat mengocok vagina Annisa.

"Aaahhhhhh! Pelan abangg aaahhhhh aaahhhhh aaaaaaaahhhh pelannn tolonghhh aahhhhhh" racau Annisa sampai gelagapan merasakan dahsyatnya kocokan jari Karno

"Hahh? Kenapa mbakk? Masih kurang? Yowess tak tambain 1 dulu. Nih rasaiinnnn!" Kata Karno malah memasukkan satu lagi ruas jarinya kedalam vagina Annisa. Masih dengan rpm yang tinggi, tangannya begitu kencang mengocok vagina milik istrinya Farhan itu.

"Aaauuuhhhh aabnnggg kok malah di tambah.. aaahhhh udaahh stoppp plissss... Aahhhhhhhh aahhhhh" desah Annisa. Walaupun Annisa telah menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya, desahan manja tersebut terdengar cukup kencang.

*Cplok cplok cplokk ccploook*

Bukan hanya desahan manja Annisa, suara gemercik air di vagina Annisa pun terdengar merdu. Keluarnya cairan cinta yang membasahi dinding vaginanya serta sisa sperma Farhan yang masih tertinggal di dalam membuat vagina Annisa sangat licin dan basah. 2 jari gemuk Karno seolah dapat dengan mudah keluar masuk dengan sangat kencang, mengobok isi dalam liang kehormatan akhwat cantik bersuami itu. Tampaknya kurir tersebut sudah melupakan tujuan awalnya, yakni membersihkan vagina Annisa dari sisa sperma milik suaminya.

"Gimana gimana? Enak kan mbak? Hahhh" tanya Karno seraya terus menambah speed rpm kocokannya.

Annisa dengan mata terpejam dan tangan yang menutup mulutnya hanya bisa pasrah dengan perlakuan Karno. Lelaki yang berprofesi sebagai kurir itu mampu membuat Annisa merasakan nikmat sehingga kini tanpa sadar, Annisa malah semakin melebarkan pahanya. Seolah agar Karno lebih leluasa dalam melakukan aktifitasnya.

"Aaahhhh oouuuhhhhh aaaahhhhh abaannggg udahhh plissss aaahhh pelannn banggg.. plissss aaahhhhh" racau Annisa terus memohon

Tetap saja, Karno tidak menghentikan kocokan bertenaga ya. Matanya terus memperhatikan setiap ekspresi Annisa. Semakin meringis Annisa menahan nikmat, semakin berkobar semangat Karno mengocok vaginanya.

5 menit sudah berlalu. Annisa tampak terus memejam menahan nikmatnya kocokan jari Karno. Sementara tangan Karno sepertinya sudah mulai kehilangan tenaganya sehingga harus menurunkan rpm kocokannya.

*Cplok cplok cplokk ccploook*

Meski 2 jari Karno tidak secepat tadi keluar masuk dari vagina annisa, suara perpaduan beceknya liang kawin Annisa dan jemari gemuk Karno tetap nyaring terdengar. Karno juga saat ini sudah merasakan dinding vagina yang menjepit 2 jarinya itu mulai berkedut menandakan akhwat didepannya sebentar lagi akan meraih klimaksnya.

"Ssshhhhh aaaaahhhhhh aaahhhhh udahh plisss.. aku jadi mau pipisss Abang.. aahhh ahhhhh" desah Annisa

Karno tidak memperdulikannya. Masih dengan kocokannya, Karno malah berinisiatif menjilati klirotis Annisa yang membuatnya langsung melambung lebih tinggi. Ujung lidah Karno terus menoel klirotis Annisa yang sudah basah terkena cairan cintanya. Rasanya begitu gurih sehingga Karno ketagihan untuk terus merasainya.

Saat kedutan di vagina Annisa semakin terasa. Disitulah Karno tiba-tiba melepaskan jarinya dari sempitnya liang kawin Annisa. Jarinya begitu basah dibaluri cairan cinta Annisa yang meluber. Sementara Annisa yang merasakan tiba-tiba lubang kawinnya terasa kosong, ia seperti kebingungan. Matanya memandang Karno dengan tatapan penuh tanya. Ia yang akan meraih orgasmenya lagi dan lagi harus merasakan tanggung.

*Hahhh haaaahhh... Kenapa?? Padahal dikit lagi lohh bang! Shhhh* Tanya Annisa dalam hati.

Tubuhnya bak cacing kepanasan yang menggeliat kepanasan. Pinggulnya meliuk-liuk merasakan sisa-sisa sengatan di daerah intimnya, walau tidak ada lagi jari gemuk Karno yang menancap didalamnya.

"gitu amat deh mbaknya liatin saya? Kentang yaa? Hehe.. Mau tak lanjutin lagi?? Minta dong ke saya. Saya baik loh orangnya. jangan malu. Hehehe" kata Karno dengan bangganya setelah berhasil memoermainkan birahi Annisa.

Bagian pinggul Annisa terus saja menggeliat seakan memanggil pejantannya untuk datang menghampiri. Annisa yang begitu terangsang terus menatapi Karno berharap lelaki itu mengerti apa yang ia inginkan. Yakni sebuah perlakuan intim untuk melepaskan dahaganya yang sudah beberapa hari tertahan, syahwat yang belum tersalurkan.

Karno bukannya tidak mengerti, ia memang sengaja ingin memancing Annisa agar mau mengatakan yang sebenarnya ia inginkan. Hanya saja ia masih tidak menyangka wanita cantik yang pernah di usili olehnya, sekarang sedang duduk mengangkang tepat dihadapannya, menunggu untuk dijamah secara cuma-cuma olehnya.

"Weleh weleh. Si mbaknya terus jaim deh. Ayo bilang mbak.." kata Karno terus mengelus sekeliling area vagina Annisa yang putih bak pualam

Annisa dengan tatapan sayunya tidak mau menjawab. Ia malah memalingkan pandangannya ke arah samping yang tidak ada siapa-siapa. Rasanya malu sekali jika seorang akhwat sepopuler Annisa, memohon kepada seorang lelaki yang baru ditemuinya untuk disetubuhi. Tindakannya itu ternyata membuat Karno sedikit kesal. Raut mukanya mengisyaratkan ingin mengerjai Annisa lebih jauh lagi.

"Ya udah deh kalau memang tidak mau. Saya bisa apa mbak.. kalau gitu saya pamit aja deh" kata Karno menggertak.

Ia pun berpura-pura seakan mengambil ancang-ancang untuk berdiri.

"Auuuuhhhhhhhh!" Jerit Annisa hampir lepas kendali. Untung saja tangannya dengan cepat menutup mulutnya yg mengeluarkan desahan tersebut.

Tapi tepat sebelum posisi Karno tegak berdiri, rupanya ia kembali memasukkan 2 jarinya ke dalam vagina Annisa yang pastinya membuat Annisa kaget bukan main. Ia kobelkobel bagian dalamnya dengan intens. Syahwat Annisa kembali meroket mendapat rangsangan tersebut. Wanita cantik itu semakin tidak dapat berpikir jernih.

"Iyaahhh Abang.. maaf. Jangan pergi dulu... Aku mau.." lirih Annisa yang masih merasakan nikmatnya permainan jari Karno

"Mau apa mbak? Ngomong kok setengah-setengah yo..." Tanya Karno

"Bikin aku. Bikin akuu..." Lirih Annisa malu

"Bikin Apa toh?" Lanjut Karno tanpa menunggu Annisa menyelesaikan kalimatnya

"Bikin aku nembak!" Pinta Annisa sambil menutup wajahnya menahan malu.

Pipinya sampai memerah mengutarakan kalimat yang seharusnya tidak boleh ia ucapkan ke orang selain pasangan halalnya. Apalagi ke seorang lelaki yang seharusnya bertugas mengantarkan paket, bukan bertugas memuasinya.

"Nah gitu dong. Berani jujur itu baik loh mbak. Ok tak turuti inginmu mbak" ucap Karno yang masih membiarkan 2 jarinya menancap di vagina Annisa. Ia menegakkan kakinya lalu meraih kancing celananya. Dengan satu tangan, ia membuka kancing celananya yang membuat celananya melorot jatuh. Lalu ia teruskan dengan menarik turun celana dalam usangnya sampai ke sebatas lutut.

Annisa yang memperhatikan pergerakan Karno ikut tercengang. Di hadapannya kini terdapat sebuah batang kemaluan dengan ukuran cukup besar berdiri tegak dengan gagahnya. Ntah sejak kapan batang itu menegang ia tidak tahu, hanya saja ia dapat memastikan bahwa batang itu sebentar lagi akan menembus rahimnya.

"Gimana menurut mbak? Kontolku gede tidak?" Tanya Karno sambil mengangguk-anggukkan kontolnya.

"Emhhh ga tau. Uuuhhhhhh" jawab Annisa seakan enggan mengakui.

Seketika Karno kembali memompa dengan cepat vagina Annisa dengan tangannya. Annisa kembali merem melek menikmati kocokan jari Karno yang gemuk. Wajahnya begitu menikmati, terlihat dari bibir bawahnya yang ia gigit sambil sesekali mengangkat ke atas kepalanya.

3 menit Karno terus merangsang vagina Annisa. Bibir kemaluannya yang merah jambu itu begitu basah terkena cairan cinta yg terus merembes keluar. Kedutan di dinding dalamnya juga sudah kembali dapat dirasakan oleh 2 jari Karno yang menandakan Annisa akan meraih orgasmenya.

"Eemhhhhhhh yaahhhh hheemmmppppp iyaaaah bang teruss... Jangan berhenti.. ahhhhh plissss sebentar lagihhh aaahhhhh" desis Annisa memejam sangat menikmati dirinya yang berada di ambang ledakan orgasme.

Karno terus merangsang Annisa dengan lihainya. Annisa yang didera kenikmatan terus menyender sambil membuka lebar pahanya mengijinkan Karno mempermainkan vaginanya yang sempit. Tanpa sadar tangannya ia gunakan untuk memilih sendiri puting payudaranya dari balik bh nya yang masih terpasang.

Saat yang Annisa tunggu telah tiba. Sengatan disekujur tubuhnya sudah menjalar sampai ke ubun-ubun. Namun saat orgasmenya akan meledak, Karno lagi-lagi melepaskan kocokannya.

Tentu saja Annisa kembali terheran-heran kenapa lelaki yang bekerja sebagai kurir tersebut begitu tega mempermainkan hasratnya.

"Abang kenapa dicabut?? Aaaaacchhhhh!" Jerit Annisa tidak terkontrol. Rupanya saat Annisa hendak bertanya, Karno sudah mempersiapkan batang kejantanannya di bibir kemaluan anniaa. saat itu juga kontol tegang milik kurir itu di dorongnya membelah labia mayora dan menghujam dengan keras langsung menyumpal vagina Annisa. 2 jari Karno yang baru saja terlepas dari liang senggamanya kini langsung tergantikan oleh batang kejantanan milik Karno.

*CRTTTT CRRTTTTT CRRTTTT*

Tanpa disangka dengan masuknya kontol parno ke dalam liang kawinnya, Annisa langsung meraih apa yang ia tunggu dari beberapa hari lalu. Hal yang membuat dirinya harus kecewa terhadap lemahnya Farhan, suaminya sendiri.

"Aaaahhhhhh abangggg aahhhhh keluar akuuh banggg!" Racau Annisa mendapatkan orgasme terdahsyatnya

Padahal kontol Karno baru saja bisa merasakan sempitnya jepitan vagina Annisa. Apalagi ketika vagina itu meraih klimaksnya, seluruh dinding didalamnya mampu memberi efek pijatan yang begitu nikmat. Namun demi betinanya, Karno rela menunda sebentar kesenangannya. sengaja ia keluarkan batang saktinya itu sehingga squirt Annisa menyembur mengenai sofa bahkan membasahi lantai rumahnya. Semburannya sangat kencang seakan Annisa sedang buang air kecil. Raut wajah annisa yang tak karuan pun membuat Karno tersenyum lebar.

'gila benar mbak cantik ini. Semburannya kemana-mana gini. Wow!' batin Karno terkesima

Tubuh sintal Annisa terus mengejang paska orgasmenya. Dari lubang kemaluannya sesekali masih menyipratkan sisa-sisa cairan cintanya. Kepalanya mendongak ke atas dengan dadanya kembang kempis berusaha memompa oksigen agar tersalurkan ke seluruh tubuhnya sementara tangannya mencengkram erat bantal di sofa.

Dengan instingnya Karno dengan cepat mengicip lendir sisa kenikmatan Annisa. Bibir kemaluan Annisa ia jilatin dengan rakusnya. Bahkan sisa squir Annisa yang masih menyiprat langsung ia minum dengan lahap.

*Slrrrpp slrrrpppp*

Dengan jarinya ia lebarkan rekahkan bibir vagina Annisa sehingga liang kewanitaannya yg sempit berwana pink cerah itu tampak dengan jelas. Lidah nya langsung menelusup berusaha masuk. Berkali ia tekan kedalam namun saking sempitnya, lidah tidak bertulang nya tidak mampu menembus. Sehingga Karno hanya dapat menjilati dan merasakan rasa gurih dari legitnya vagina Annisa.

Karena jilatan Karno di vaginanya, Annisa terus menggelinjang. Rasa ngilu bercampur nikmat begitu menderanya. Mulai dari klirotisnya lidah Karno turun menyusuri lipatan bibir vagina Annisa, bahkan terus turun sampai ke lubang pembuangan Annisa, tidak ada bagian yang luput dari jilatan lidah Karno.

Beberapa menit kemudian tubuh Annisa sudah lumayan rileks, tidak lagi menegang kesana kemari. Karno yang sudah tersulut birahinya pun ingin segera menyalurkan hasratnya.

"Sekarang giliran saya ya mbak ee. Kontol saya dari tadi udah keras maksimal lohh" ucap Karno kembali berdiri mengambil ancang-ancang.

"Eh eh??? Bang... Maaf plissss jangan diterusin. Aku gak mau bang. Udah cukup bang." kata Annisa. Rupanya akal sehat Annisa sudah sedikit kembali usai menuntaskan hajatnya tadi.

Namun tidak bagi Karno, didepannya masih tersaji Annisa dengan kaki tertekuk masih mengangkang menyender di sofa empuknya. Vaginanya sudah banjir akibat orgasmenya tadi. Bahkan kontol Karno yang baru sesaat masuk masih basah terkena lendirnya cintanya.

Karno sudah memegangi batang kejantanannya lalu mengarahkan nya ke pintu gerbang kenikmatan Annisa. Ia tundukkan wajahnya hingga mendekat ke arah muka Annisa yang seperti masih setengah-setengah mau melanjutkan atau menyudahi. Ujung gundul penisnya ia gesek lembut ke bibir vagina dan biji klirotis Annisa seolah sedang meratakan lendir yang tertumpuk disitu.

"Yakin gak mau di terusin mbak?? Mbak nya udah becek banget gini lhoo" ucap Karno dengan usilnya menyelupkan ujung gundulnya kedalam vagina Annisa lalu langsung mengeluarkannya.

"Ssshhhhhh jangannn hempppphhh" desis Annisa. Matanya sampai memejam ketika ujung gundul itu masuk lalu kembali terbuka ketika ujung gundul itu dikeluarkan.

Melihat ekspresi mupeng Annisa, Karno semakin mendekatkan bibirnya hingga menyentuh bibir merah Annisa. Ia kecup dengan mesra. Annisa juga tidak menolak tindakannya malah bibir mungil annisa seperti menerimanya. Berulang kali kecupan dilontarkan berulang kali juga bibir Annisa menerimanya. Dari jarak yg begitu dekat, Karno juga dapat melihat lentiknya bulu mata Annisa, hidungnya yang mancung, dan bola matanya yg besar.

*Sungguh indah makhluk diciptaanmu yang satu ini ya tuhan* batin Karno sambil terus memandangi keindahan Annisa dari dekat

Deru napas Karno semakin memburu. Hembusan demi hembusan sedikit menggerakkan rambut hitam Annisa yang sedikit acakan menutupi keningnya. tangan satunya yang tidak memegangi penisnya ia gunakan menyingkap rambut yang menutupi wajah cantik wanita didepanmya.

"Ssshhhhhh Abang... Aaahhhhhh" desah Annisa kembali merasakan ujung gundul Karno kembali membelah masuk.

"Njepit banget meki mu mbak.. macem mau nembus meki perawan aja" ucap Karno menikmati penetrasi yang ia lakukan.

Perlahan centi demi centi batang kejantanan Karno terus menembus dalamnya lubang kewanitaan Annisa. Akhwat yang lagi sange itu menatap sayu pejantannya yang sedang melakukan upaya menyetubuhinya. Tangannya kembali mencengkeram bantal saat penis Karno terasa macet saat usaha penetrasinya.

"Uuhhhh" desis Annisa

"Gila banget mekimu neng. Padahal td udah saya coblos sekarang udah rapat gini lagi. Urggh" erang Karno terus menurunkan pinggulnya berusaha menancapkan seluruh penisnya

Namun tidak semudah itu bagi Karno untuk dapat melakukannya. Berulangkali penisnya ia tarik ulur karena tidak bisa menembus sempitnya liang senggama Annisa. Tapi Karno tidak menyerah, sesaat ia lepas kembali penisnya.

*Cuiih*

Karno meludahi vagina Annisa tepat di lubangnya. Lalu ujung gundulnya kembali ia arahkan. Kali ini ia sangat yakin dapat menancapkan seluruh batangnya. Dengan tenaga ekstra ia mendorong pinggulnya yang membuat Annisa kelonjotan.

"Aaahhhhhh bangg.... Aahhhhhh" Annisa terus mengerang ketika penis Karno terus masuk menembus rahimnya. Ternyata air liur Karno tadi mampu mempermudah proses penetrasinya.

*Blessssh*

"Akhirnya masuk juga mbak. Uhhh mantapnya.." erang Karno merasakan hangatnya isi liang senggama wanita cantik itu.

Annisa masih meringis mendapati vaginanya kembali dijejali oleh sebuah penis yang tergolong besar. Panjangnya mungkin 5cm lebih panjang dari penis suaminya, sementara diameternya mungkin 2cm lebih besar dari milik suaminya. Warnanya? Tentu lebih gelap dari milik suaminya.

Setelah diam sejenak, kini Karno mulai memaju mundurkan pinggulnya. Dorongannya tidak begitu kencang sehingga Karno dapat merasakan enaknya gesekan antara kulit penisnya dengan dinding liang kawin Annisa yang mulai kembali mengeluarkan cairan pelumasnya.

"Uuhhh enakk... Uuhhhhh mantap.. jepitannya terasa banget.. memekmu macem memek perawan yang baru diperawani tau. Arggghh" erang Karno

"Aahhhh aahhhh Abang... Suaranya jangan ahh jangan kencang bangg. Suami aku ahhh... Suami akuu lagi tidur dikamar.. sshhh aaaah" jawab Annisa sambil mendesah.

Karno terkejut mengetahui ternyata suaminya Annisa sedang terlelap dikamarnya. Rasa takut menghampirinya meski tidak mampu mengalahkan rasa hornynya.

"berani banget kamu mbak godain saya sewaktu suaminya tidur?? Speechless saya" kata Karno gak habis pikir

"Eemhhh Abang yang nekat berani usilin aku. Aku gak ada maksud godain abang Aahhhh aahhh" desah Annisa berusaha menjawab seadanya

"Abang tau.. pasti mbak nya tadi gak puas dientot oleh suaminya kan? Hahaha" kekeh Karno meledek suaminya

Memang tepat sekali pemikiran Karno. Annisa yang sekarang ini adalah Annisa yang membutuhkan kepuasan, kepuasan yang tidak mampu diberikan oleh suaminya yang lemah. Dari pada akan membuat malu suaminya, Ia pun memilih tidak menjawab karno.

"Aahhhhh ahhhhhh haahhh aaahhhh"

Desahan demi desahan terus keluar dari mulut mungilnya. Matanya ia panglingkan dari Karno yang saat ini menggenjot dengan tempo lumayan kencang. Kini vaginanya sudah dapat menerima batang kejantanan Karno dengan mudah karena cairan cintanya sudah kembali membanjiri liang kewanitaannya. Kendati demikian, vaginanya tetap mampu menjepit penis Karno yang terus keluar masuk didalamnya.

"Benar kan mbak? Hahaha.. lemah banget suamimu. Gimana kalau tugas suamimu Abang aja yang emban? Dijamin mbak pasti lebih puas. buahaha" ucap Karno tertawa

"Aahhhh tugas?? Aahhh Abang emban???" Aku enggak paham ahhhhh aahhhhh" desah Annisa terus meringis nikmat.

"Salah satu tugas seorang suami itu kan memuaskan sang istri. Tp suamimu tidak mampu memuasimu mbak. Jadi gimana kalau tugas itu mulai saat ini Abang yang emban. Abang akan terus memuasimu sayang" ucap Karno mengecup kening wanita yang sedang ia genjot itu.

Kali ini Annisa memberanikan diri menatap ke arah pejantannya. Ia tidak memberikan jawaban, hanya saja untuk sesaat ia seperti membenarkan perkataan Karno yang menyebutkan suaminya tidak mampu memuaskannya. Tapi ia juga tidak mau terus terjerembab pada kesalahan yang sama sehingga membuatnya kembali berzinah dengan lelaki lain.

"Aahh.. ahh Cukup bang.. ini cukup yang pertama ahhh dan yang terakhir.. aku gak mau ahhh begini lagi bang emmhhh" jawab Annisa

Penis Karno terus memompa vagina Annisa, meski wanita cantik itu menikmatinya, di benaknya ada perasaan bersalah telah mengkhianati suaminya. Mendengar jawaban Annisa, Karno semakin mengencangkan sodokannya. Sodokannya juga semakin dalam karena lebih mementokkannya di setiap dorongannya. Kembali Annisa belingsatan ditengah genjotan Karno. Badannya maju mundur, buah dadanya yg masih tertutupi kaos juga naik turun mengikuti irama sodokan Karno.

*Splokk splokk splokk*

"Aahhhhh aaaaaahhhh ouuuhhhh aahhhhh pelann banggg ahhh ahhhhhhhh" racau Annisa semakin kehilangan akalnya

"Suamimu tidak akan pernah bisa membuatmu seperti ini mbak. Yakin dengan pilihanmu?? Urggh" Tanya Karno terus memompa Annisa sekencang mungkin

*Splokk splokkkk splokkk*

"Emmhhhh aaahhhhh ahhhh aaauuhhhh aahhhhh"

Annisa hanya terus mendesah tanpa menjawab pertanyaan Karno. Ia benar-benar menikmati setiap sodokan Karno di vaginanya. Sesekali tanpa disadari Karno, Annisa menganggukan kepalanya menyatakan kemauannya untuk dibuat seperti ini lagi. Untung Karno tidak menyadarinya.

"Ya udah kalo mbak gak mau jawab. Biar Abang buktiin kalo Abang bisa puasin kamu mbaaa" kata Karno

Bener saja. Selama 5 menit kedepan Karno dapat mempertahankan kecepatan sodokannya. Annisa yang terus menikmatinya perlahan merasakan kalau orgasmenya akan kembali datang.

Pinggul Annisa juga kini sudah menyesuaikan goyangannya dengan genjotan Karno. Batang hitam itu tampak kontras dengan selangkangan Annisa yang putih, apalagi dengan warna vaginanya yang merah jambu itu yang menjadi sedikit memerah karena sodokan Karno.

*Splokkkkk splokkkk splokkkk*

Setiap batang itu didorong mentok, dari bibir vaginanya terciprat cairan cinta Annisa. Cairannya juga turun menyusuri belahan pantat hingga membasahi kulit sofa tempatnya dibaringkan.

"Gimana gimana?? Enak kan??" Tanya Karno

"Aahhhhhhh yaahhhh iyaahhhh enakkkk" jawab Annisa pelan.

Matanya lentiknya merem melek ditengah pompaan penis di vaginanya. Tangannya sudah mengalung di leher pejantannya. Mulutnya terus mendesah manja. Sungguh pemandangan yang eksotis dari seorang wanita cantik.

"Pipisshh... Aahhhh aku mau pipish aaaaaa aahhhhhhhhhh aaahhhhhh" jerit Annisa menyambut orgasme keduanya hari ini

*Splokkk splokkk splokkkkk*

Karno semakin kencang menggenjotnya. Ia ingin wanitanya itu meraih klimaksnya dengan puas.

"Iyah.. keluarin mba.. jangan ditahan.. ahhh asu.. nikmat banget meki mu ini mbaa" ucap Karno yang sepertinya berusaha menahan diri agar tidak ikut orgasme

*Splokk splokkk splokkkkk*

"Aahhh iyaaah kontol Abang juga enakkk aahhhh bikin aku kewalahan ahhhh enakkk aaaaa" desah Annisa semakin tidak bisa dikontrolnya.

Ia seakan lupa dengan suaminya yang masih tertidur. Untungnya kamar mereka yang kedap dari suara luar menjadi penyelamat Annisa. Suara desahannya tidak sampai terdengar oleh Farhan. Malah suaminya yang sedang pulas tertidur itu sedang memimpikan liburan keluarga. Tentunya bersama istri cantiknya, ia sedang berjalan bergandengan tangan di sebuah pantai dengan lautnya yang biru. Sungguh mimpi yang indah.

Balik ke Annisa dan Karno. Ternyata Karno sudah melepas penisnya dari vagina Annisa. Persis serupa dengan sebelumnya, tubuh Annisa menegang mendongak terangkat ke atas setelah mendapatkan orgasmenya. Cairan cintanya kembali menyembur dengan derasnya. Bedanya adalah Karno tidak mau menunggu seperti tadi, menunggu hingga Annisa benar-benar menuntaskan orgasmenya.

"Aaahhhhhh aaahhhhh bentarrr abanggg aaahhhhhh"

Selagi Annisa masih menikmati orgasmenya, Karno kembali menancapkan batang penisnya. Vagina yang sedang merekah itu langsung di gempurnya dengan kencang. Ayunan pinggulnya begitu cepat sampai membuat Annisa megap-megap.

*Splokk splokk splokk*

"Kamu enak mbak udah 2x keluar. Sekarang giliran saya ya. Uurgggh" kata Karno kini menyelipkan tangannya ke punggung Annisa lalu mengangkatnya dengan mudah.

Kini Annisa sedang digendong oleh Karno, dengan penis yang masih menancap tentunya. Tangannya merangkul di leher Karno, buah dada ranumnya menjepit ke bidang dada Karno. Kakinya juga melingkar dipinggang Karno. Ternyata ukuran badan Karno yang tidak terpaut jauh dari badan Annisa, mampu mengangkatnya dengan mudah.

Diposisi berdiri Karno terus menyentaknya pinggulnya. Annisa seperti tersentak naik turun dalam pelukan karno. dari selangkangannya terus menetes jatuh cairan sisa orgasmenya barusan.

Tidak perlu waktu lama hingga Annisa kembali dapat menikmati persetubuhan haramnya dengan seorang kurir. Desahannya kembali manja terdengar.

"Aaahh bang enakkk terus bang... Ahhh terus.. sodokin terus bang.. ahhhhhhh uuhhhh" desah Annisa semakin menguatkan rangkulannya.

"Gimana dengan penawaran saya tadi mbak? Boleh kan saya terus memuasi nafsu si mbak nya?" Tanya Karno sambil terus mengentot Annisa

Annisa hanya menggeleng pelan. Sepertinya masih tersisa sedikit kewarasan dibalik syahwatnya yang melambung. Karno pun tidak ambil pusing, mau Annisa setuju atau tidak, setidaknya untuk saat ini, ia akan sebisa mungkin memuasi wanita cantik yang sedang ia gendong itu. Sebenarnya bukan hanya sekedar memuasi Annisa, tapi menuntaskan syahwatnya sendiri juga. Kapan lagi bisa ngentotin cewek se-aduhai ini coba??. Begitulah kira-kira isi hati Karno.

"Aahhh aaahhhh Abang aku mau pipisssh lagi.. aahhhh ahhhhhh" racau Annisa yang kini ikut memaju mundurkan pinggulnya ditengah hentakan penis Karno seakan menyambut orgasmenya.

Goyangannya itu seirama dengan hentakan Karno. Ketika pinggul Karno menghentak ke depan, pinggulnya juga ia goyang kedepan, sementara saat karno menarik mundur pinggulnya, pinggulnya juga ia goyang kebelakang.

*Splokk splokkkk splokkk*

Akibatnya, untuk beberapa kali hampir saja penis Karno terlepas dari vagina Annisa. Untung saja penis itu lebih panjang dari milik Farhan. Jadi saat hanya tersisa sedikit ujung gundulnya didalamnya, dengan sekali goyangan maju, kembali batang kejantanan Karno dapat kembali masuk seutuhnya ke dalam liang senggama Annisa. Farhan sendiri belum pernah melakukan gaya bercinta seperti yang istrinya lakukan sekarang bersama lelaki lain. Seandainya pun ia melakukannya, apa bisa akan senikmat yang diberikan Karno??

Annisa masih digenjot dalam posisi digendong oleh Karno. Tangan dan kakinya merangkul ke leher dan pinggang Karno. Kepalanya mendongak ke atas sehingga rambutnya yang panjang jatuh lurus ke bawah menutupi punggungnya yang masih terbungkus kaos tipis. Lehernya yang jenjang tersaji indah sehingga Karno tidak mau melewatkannya. Ia ciumin setiap bagian kulit mulus leher tersebut dan bahkan sesekali ia jilatin. Rasa geli yang dihasilkan semakin membuat birahi Annisa naik kepuncak.

Tidak lama berselang, kembali Annisa memejamkan matanya merasakan adanya sebuah ledakan dari dalam vaginanya.

"Ahhhhhh ahhhhhhhh pipissss lagiih aaaaaaaahhhh!"

*Srrrrr crrrrrtttt crrrttttt crrrtttttt*

Orgasmenya meledak. Kembali Karno melepas kan penisnya dari vagina Annisa yang membuat cairan cinta wanita cantik itu muncrat membasahi selangkangannya dan jatuh ke lantai rumahnya.

Tubuh sintal Annisa mengejang dalam dekapan Karno. Cairan cintanya terus menyemprot keluar. Ntah sudah berapa banyak cairan itu keluar dari vaginanya. Bahkan penis Karno menjadi jalur jatuhnya cairan cinta yang menyemprot ke selangkangannya.

"Uuhhhh sshhhhhhhh hemmpppppp" erang Annisa masih meresapi sisa orgasmenya

"Hebat banget kamu mbak.. berkali-kali ngecrott tapi airnya masih sederas ini. Kagum sekali saya.. uurgggh" ucap Karno sambil kembali menancapkan penisnya masuk.

*Splokk splokkk splokkkkk*

"shhhh Aahhh ahhhh pelaann bang.. ngilu memek akuhh ahhhh aahhhh" erang Annisa saat Karno kembali membombardir liang kewanitaannya yang masih sangat sensitif setelah klimaksnya

Karno tidak memperdulikannya. Ia tetap dengan kencang menyodokin vagina itu sampai pemiliknya meringis ngilu. Annisa berusaha menahan sakit yang ia rasa di vaginanya dengan memeluk erat Karno. Tangannya mencengkram kuat kaos yang masih dikenakan oleh Karno.

"Aahhh ahhhh ahhhhhh"

"Uhhhh enak nian meki mu mbak.. udah saya sodokin daritadi udah ngecrot berkali-kali tapi jepitannya masih seenak ini ahh" bisik Karno di telinga Annisa

"Aahhhhh iyaahhhh aaaaah... Abang kok belum nembakk siihh ??? Aku udah lemass Abang ahhhh sshhhhhh" tanya Annisa sambil mendesah lunglai

"Kan sudah saya bilang akan memuasi mbak nya. Saya orangnya tahan lama loh. Walaupun meki mu euenak tenann tapi kontol saya tidak akan semudah itu kalah dan mudah nembak loh. Hahaha" jawab Karno penuh kemenangan setelah berhasil membuat wanitanya 3x orgasme

"ahhhh ahhhhhhh tapi jangan terlalu lama juga bang... Nanti suami aku bangun dan mergokin kita ahhhhh ahhhh" lirih Annisa

"Biarin aja suami lemahmu itu liatin istrinya dientot sama lelaki perkasa kayak saya. Pasti dia yang malu sendiri gak pernah bisa buat meki istrinya banjir seperti ini sampe sampe bikin lantai rumah becek gini. Huahahaha" ucap Karno dengan tawanya meledek suami annisa

*Splokk splokkkk splokkk*

"Aahhhh banggg . Udahhh ahhhh.. jangan ngatain suamiku teruss.. udah... Ahhhhhh" desah Annisa sambil membela suaminya

"Ahh. Maaf ya.. tp itu kenyataannya suamimu tidak bisa memuasimu mbak. Beda dengan saya yang berhasil membuatmu nembak berkali-kali. Hahah"

"Ahhh ahhhh ahhhhhh"

Annisa hanya menjawabnya dengan desahan. Dirinya yang tadi merintih ngilu kembali merintih nikmat atas pompaan penis Karno di vaginanya.

'maafin istrimu ini ya Abi.. maaf umi selemah ini dihadapan kemaluannya bang Karno. Kurir yg dulu pernah ngelecehin umi, sekarang malah bisa bikin umi dimabuk kepayang. Maafin umii, abi' batin annisa



-_-_-_-_-_-_-_-_-_-



Hari sudah mulai petang. Farhan, sang suami masih tertidur pulas di ranjangnya setelah kelelahan sepulang kerja dan sehabis bercinta dengan Annisa, istri tercintanya.

Sementara diluar kamarnya tepat di ruang tamunya, terdapat sepasang kekasih yang sedang memadu kasih. Seorang wanita cantik dengan peluh keringat bercucuran di kulit putih mulus tubuh sintalnya. Di belakangnya ada seorang lelaki berkulit menghitam karena sering terkena sinar matahari yang tak kalah berkeringat sedang menyodoki vaginanya yang tembem dengan kencangnya.

*Splokk splokk splokkkk*

Perpaduan antara bongkahan pantat sekel wanita cantik itu dan selangkangan dekil lelaki itu menghasilkan bunyi nyaring yang mengisi ruang tamu rumahnya. Kalau di diamati dengan seksama, suara erotis itu mungkin dapat terdengar ke jalan depan teras rumahnya.

Wanita cantik itu sudah terlihat sangat letih dengan kakinya yang gemetaran menahan tubuhnya yang sedang terdorong kedepan akibat pompaan penis di vaginanya. Posisinya sedikit membungkuk dengan pantat yang ditunggingkan. Kepalan tangannya mengemggam menempel ke dinding agar bisa menahan dada ranumnya tidak tergencet ke dinding warna putih susu.

"Tahan ya mbak.. sebentar lagi saya mau keluar kok. Ahh" ucap lelaki yang berprofesi sebagai kurir paket itu sambil terus memaju mundurkan pinggulnya

"Sshhhhh ouhhhhhh he'emmmhhhh" desah si wanita sambil mengangguk kan kepalanya

'iyah bang. Keluarin pejuh nya kamu bang. Segera tuntaskan bang supaya aku bisa istirahat. Tp ahh, nikmatnya.. penismu sungguh nikmat bang. Bikin aku mau pipish lagi tau!.. sodok terus bang ahh' batin Annisa menikmati

Napas kedua insan itu semakin memburu. Tampang Karno yang pas-pasan dengan matanya yang berkobar penuh semangat terus sekuat tenaga menghujami Annisa dengan penisnya. Bahkan kali ini lebih kencang dari sebelumnya, penisnya yang lumayan besar itu terus keluar masuk dari liang senggama Annisa. Sepertinya ia menyadari kalau sampai sini lah batasnya. Ia tidak mampu bertahan lebih lama lagi.

*Splokk splokk splokkkk*

"Aahhh yaaahhh ahhhh ahhhhhh hemppp" desah Annisa semakin menikmati

"Saya mau keluar mbak.. aahhh ahhhhh enakk jepitannya. Kontol saya seperti diremas ahhhh ahhhh.. dikit lagiiihhh" erang Karno diambang batasnya

"Aahhhh ahhhhh aku juga bang.. aaahhh mau pipis lagi.. aahh aku juga mau nyampe.. ahhhhh"

"Cepat keluarin mbak.. saya udah gak tahan.. cepat!!" Desah Karno sekuat tenaga memaju mundurkan pinggangnya

Dengan menggigit bibir bawahnya annisa menggelinjang, tubuhnya kembali merasakan setruman yang bersumber dari liang kewanitaannya. Setruman itu menjalar dari pusat kewanitaannya hingga setiap jengkal tubuhnya.

"Iyaahhh ahhhh keluar... Aahhhh keluarrrrrrrrr!!"

*Serrrrr crrrrrtttt crrrttttt crrrtttttt*

Kembali gelombang orgasme dahsyat melanda Annisa. Matanya memejam ditengah ledakan birahi yang menimpanya. Cairan cintanya kembali muncrat keluar dari vaginanya yang sudah teramat banjir.

Karno juga yang sudah menahan klimaksnya sedari tadi langsung mencabut penisnya dari vagina Annisa lalu dengan sigap memutarbalikkan tubuh Annisa yang masih mengejang. Di tekannya bahu Annisa agar tubuhnya bersimpuh dilantai yg becek karena cairan cintanya.

Annisa yang masih tidak dapat berpikir jernih karena gelombang orgasme yang masih dideranya langsung menuruti. Ia langsung duduk bersimpuh tepat di selangkangan Karno. Vaginanya bahkan menempel ke lantai yang terdapat cairan cintanya yang muncrat barusan.

Mata lentiknya perlahan membuka dan langsung dapat melihat Karno yang sedang mengocok penisnya tepat didepan wajah ayu nya.

"Urggh uhhhhh ahhhhh!" Jerit karno

Annisa sepertinya paham dengan apa yang direncanakan Karno lalu semakin mendekatkan wajahnya ke ujung gundul penis Karno yang masih mengkilat basah terkena lendir cintanya. Wajahnya menatap ke atas melihat ekspresi memburu karno. Akibatnya kocokannya sesekali ujung gundul itu mengenai hidungnya yang memberi rangsangan lebih pada Karno.

Tidak sampai semenit setelah mengocoknya, akhirnya yang ditunggu tiba.

"Urgghgghh keluarrrr!" Jerit karno

*Crott crott crott!!*

Sebuah tembakan yang berisikan sperma kental mendarat di wajah cantik Annisa. Membuat wanita cantik itu harus menutup mata. Kuantitasnya sangat banyak sehingga menutupi sebagian besar wajah cantiknya.

"Aahh puasnyaa urgghhh"

Karno terus mengurut penisnya menghabiskan sisa-sisa pejuh yang masih tertinggal didalam. Total sekitar 6x semburan menyembur ke wajah Annisa.

"Ehmmm hmmppp" gumam Annisa yang tidak dapat membuka mata dan mulutnya. Ia takut andai sperma itu akan masuk dan membuat perih matanya. Mulutnya juga masih menutup tidak mau kalau sperma lengket itu menyentuh ke lidahnya.

Namun pemikiran Karno tidak serupa. Ia berjongkok lalu meraih dagu Annisa dengan tangannya.spermanya yg lengket ia usapi lalu mengarahkannya ke bibir sensual Annisa.

"Buka mulutnya mbak" seru Karno

"Emmhhh hmpppp" jawab Annisa tidak bisa mengeluarkan suaranya

Karena Annisa tidak kunjung membuka mulutnya. Karno menjepit hidung mancung Annisa sehingga tidak bisa menghirup napas. Mau tidak mau Annisa terpaksa membuka mulutnya untuk bernapas. Ketika itu juga sperma yg sudah dikumpulkan Karno langsung ia masukkan ke dalam mulut wanita itu.

"Telan mbak" seru Karno

Annisa yang masih menutup matanya hanya bisa pasrah ketika cairan lengket itu menyentuh lidahnya dan menyusur menuju kerongkongannya.

*Glupp*

Dengan sekali tegukan, Annisa mampu menelan habis sperma yang dimasukan karno ke mulutnya.

"Nah gitu dong mbak. Pinterr.. Hehe" puji Karno

Annisa kini sudah bisa menurunkan wajahnya. Namun matanya masih menutup karena adanya sperma Karno yang menempel di kelopak matanya. Segera dengan jemarinya Annisa menyeka sperma tersebut agar bisa membuka matanya.

"Eh eh.. jangan dibuang dong sperma saya mbak" ucap Karno yang melihat Annisa hendak mengelapkan sisa sperma di jarinya ke lantai rumahnya

"Jadi gimana bang? Jorok ih ini nempel di mata aku" jawab Annisa sambil berusaha membuka matanya.

"Masukin ke mulut. Harus kamu telan tu sperma saya mbak" ucap Karno

"Ih masa harus aku telan lagi sih" jawab Annisa kesal.

Namun tanpa disuruh sekali lagi Annisa memasukkan jarinya sendiri ke dalam mulutnya. Bahkan ia menjilati jarinya seakan membersihkan agar tidak ada sperma yang tersisa di jarinya itu.

"Pinter nya si mbak ku ini. Cuppp" kembali Karno melontarkan pujiannya sembari mendaratkan kecupan di kening Annisa yang tidak terkena cipratan spermanya.

Setelahnya Karno langsung memakai celananya dan mengenakan kembali jaket kurirnya. Ia rapikan sekujur tubuhnya lalu mendekati Annisa yang masih kelelahan sedang mengenakan kembali celana kulotnya.

Tiba-tiba rasa iba tergedik dihatinya. Ia mengingat memiliki sebuah handuk kecil di jok motornya. Segera ia langkahkan kaki keluar rumah untuk mengambil handuk tersebut. Saat kembali masuk dengan handuk yang ia ambil tadi ditangannya, ia segera mengelapi lantai yang becek karena squirt cairan cinta Annisa. Dengan telaten ia mengelap sampai kering agar lantai tersebut tidak licin yang bisa membuat Annisa terpeleset. Sofa yang menjadi tempat pergumulan mereka juga turut ia bersihkan.

Jika dilihat lagi seperti tidak ada kejadian apa-apa diruangan itu, terkecuali Annisa yang tampak lemah usai berkali-kali orgasme. Total sebanyak 5x Annisa mencapai orgasmenya sementara Karno masih tampak bugar usai menyetubuhi Annisa.

"Mbak saya permisi ya. Masih banyak paket yang belum saya antar loh. Mbak gapapa kan??" Ucapnya mendekati Annisa yang sudah kembali duduk di sofa ya

Annisa kembali menatap ke arah pemuasnya tersebut. Pandangannya tampak sayu dengan wajahnya yang masih sedikit mengkilap bekas sperma yang tertuang disana.

"Iyah bang. Makasih" ucapnya tanpa sadar.

'eh? Kenapa aku yang makasih?!' batinnya terkejut

"Iya kembali. Kapan-kapan saya kemari lagi untuk memuaskan mbaknya. Jangan khawatir hahaha" timpal Karno tertawa.

“eh.. bukan gitu maksud aku bang..” timpal annisa stengah hati.

“ya udah saya pamit ya mbak. makin lama disini makin buat saya pengen mejuhin mbak nya lagi. Hehehe” ucap karno mengelusi selangkangannya

“iya bang. Hati-hati dijalan” jawab annisa yang masih ngos-ngosan

Sebelum pergi ia sempat mengelusi kepala Annisa lalu menyodorkan tangannya. Annisa pun langsung menyalim Karno lalu mengecup punggung tangannya dengan mesra. Saat membawa laju motornya, senyum di bibirnya tidak berhenti berkibar. Hatinya berbunga-bunga setelah bisa menggagahi seorang bidadari.

“masih gak percaya bisa ngentotin mbak annisa. Luar biasa banget itu cewek. Wajahnya, postur badannya, bahkan mekinya. Sempurna banget. Eh, kayak ada yang lupa. Apa ya?.. oh iya! Teteknya belum aku jamah dah. Siallll” gumam karno sambil terus mengendarai motornya


Mulustrasi Annisa Febrianti

-_-_-_-_-_-



Saat ini jam menunjukkan pukul setengah 19.30, waktu Maghrib telah lewat. Di sebuah komplek perumahan, ada sepasang suami istri lalai dalam menjalankan ibadahnya karena kelelahan seusai bertempur.

Didalam rumahnya yang hening tiba-tiba sebuah gagang pintu kamar mengayun dan pintu pun terbuka. seorang lelaki tampan keluar dengan mata mengantuk dan mulut masih menguap.

"Hoaaammm.. laparnya. Sayang.. Makan yuk" ucap Farhan sambil memegangi perutnya yang keroncongan.

Tidak ada sahutan dari istri cantiknya. Ia mencari istrinya di dapur lalu ke halaman belakang rumahnya namun tidak juga ketemu. Setelahnya ia menuju halaman depan rumahnya, namun saat di ruang tamu ia mendapati istrinya sedang tertidur dengan pulasnya di sofa empuknya.

Farhan yang tidak mengetahui peristiwa yang dialami istrinya pun hanya berpikir kalau istrinya tertidur karena kecapean sehabis masak tadi. ia pun membiarkan istrinya istirahat dan kembali ke meja makan yang sudah tersedia terong balado yg sebelumnya dimasak oleh Annisa.

Farhan makan dengan lahapnya. Hampir semua yang disediakan istrinya ia babat habis. Tersirat senyum kebahagiaan saat ia memakan makanan kesukaannya itu.

"Enak banget masakan umi.. jadi pengen namboh" batin Farhan terus melahap makanannya.

Ia bahkan kembali mengorek nasi dari wadah nasi. Ia tambahkan lagi terong balado kesukaannya.

Saat makan seketika sesuatu terbesit dipikirannya.

'kalau capek, kenapa umi tidurnya di sofa ya?' batinnya.





-_-_-_-_-_-_-_-_-





Rembulan sudah meninggi dengan sinarnya yang menerangi. Di sebuah pos keamanan yang tidak diketahui lokasinya terdapat seorang pria sedang memainkan handphone berkirim pesan dengan seseorang.

"Gila benar kamu sayang. Tanpa aku ikut campur pun kamu bisa seperti ini" ucapnya sambil memperhatikan sebuah foto dan video pendek yang baru saja dikirimkan oleh lawan pesannya di aplikasi WhatsApp

Setelahnya ia membalas pesan kepada seseorang yang telah mengiriminya file tersebut.

*Bagus. Kerjamu bagus Mbah. Selanjutnya tunggu instruksi dari saya* balasnya.

*Siap bos* sebuah pesan kembali masuk ke handphone lelaki tersebut.

Dengan wajah tersenyum ia terus memperhatikan foto dan video yang sudah ia simpan di dalam folder galeri pribadinya. Tampak di foto dan video itu seorang wanita cantik sedang di gendong dengan penis menancap di vaginanya sedang naik turun.

Wajahnya terlihat jelas sangat menikmati perlakuan lawan jenisnya. Bahkan pinggulnya sesekali berayun sendiri saat pasangannya tampak diam mengambil napas sebelum kembali menggoyangkan pinggulnya.

"Dewi Fortuna memang selalu memihak padaku. Hehe. Aku kira bakal butuh waktu lebih lama, tapi sepertinya aku sudah bisa langsung ke tahap berikutnya" ucapnya pelan sambil menelpon seseorang.

"Halo Udin. Besok sudah bisa kamu beli rumah yang ada di ujung lorong. Dana nya besok saya transfer langsung ke rekening kamu." Ucap pria misterius itu

" (Ucapannya tidak terdengar) " kata pria di telepon

"Ya. Pokoknya segera selesaikan agar bulan depan saya sudah bisa masuk menempati rumah itu." Lanjut si pria misterius

" (Ucapannya tidak terdengar) " kata pria di telepon

"Ok bye." Ucap pria misterius itu sambil menutup teleponnya

Ia pun kembali menonton video yang durasinya tidak lebih dari 3 menit itu. Namun dari kualitasnya tampak video itu diambil lewat kamera mahal karena dapat dengan jelas merekam wajah cantik Annisa yang sedang disetubuhi oleh seorang kurir paket.

"Tunggu aja ya sayang. Sebentar lagi kita akan bertemu. Tp sebelum itu, aku punya tugas penting untukmu. Hehe" tuturnya tersenyum licik



-_-_-_-_-_-_-





Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd