Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Annisa Febrianti (No Sara)

PART 7: Bagian 2




kenapa kok diliatin aja nduk? Baru ini liat kontol super ya? Hehe” tanya bapak tua itu sambil terus mengelus kepala annisa.


“ehh... i-iya pak.. punya bapak besar banget. Padahal kan udah tu... eh.. maaf pak engga sengaja” kata annisa yang hampir keceplosan dan takut menyinggung perasaan si bapak tua.



Sampai detik itu annisa masih sulit percaya dengan penis besar yang didepannya.

“besar sih memang. Tp bisa tegang engga ya. Mana udah keriput.” Tanya annisa dalam hati sambil terus memperhatikan.

“jangan Cuma dipandang nduk. di kocokin to biar tegang.” Ucap bapak tua itu yang membuat darah annisa kembali berdesir.

“eh.. iya bapakk” jawab annisa menuntun tangannya memegang penis jumbo tersebut lalu mulai mengelusnya pelan.



“wohh enak.. halus banget tanganmu nduk.. beda ama istriku dulu yg tangannya kasar” gumamnya merasakan kemulusan tangan dan jemari annisa di batangnya.



Karena birahi tuannya yang mulai meninggi, penis yang mulanya layu tersebut perlahan menegangkan otot-otot sendi sekitarnya lalu membuat sedikit demi sedikit kelayuannya berubah menjadi keperkasaan.



“bapakk.. besarnya kontol bapak!!” ucap annisa kaget mendapati tangannya sedang membetot sebuah penis jumbo yang perlahan menegang.



“jangan kaget dulu sampe nanti bapak entot to nduk bwoahaha” kata si bapak tua tersebut menyombongkan diri.



“iya bapakk.. tapi apa muat ya pak??” kata annisa terus mengocoki penis jumbo yang akan memasuki vaginanya itu. Dengan mata sayu annisa terus menaik turunkan tangannya mengocok penis yang lebih besar dari penis parjo. Birahinya pun tersulut membayangkan saat dirinya disodok-sodok oleh batang haram tersebut.



“bapakk... ijin aku emut ya kontolnyaa.. heuummpphhh” kata annisa dengan sopan meminta ijin terlebih dahulu lalu dengan binal ia menjulurkan lidahnya memasukkan penis tersebut ke mulutnya.

‘Ughh hangetnya mulut akhwat...uhhh” desis bapak tua itu.

Dengan mulutnya yang kecil, penis jumbo itu hanya bisa masuk setengahnya saja membuat hanya dari ujung gundul sampai ke batangnya saja yg dapat dikulum annisa.



“bweehhh... besar kali kontol bapakkk sampe gak muat di mulut nisa pakk.. heummhhh” kata annisa melepaskan kulumannya lalu mengulumnya kembali.

Syahwatnnya kembali meninggi. Tanpa sadar tangan kirinya yg sedari tadi berada di paha di bapak tua, perlahan turun menuju vaginanya yang ternyata sudah kembali membasah. Jarinya ia gunakan untuk mengusap-usap sendiri klirotisnya.



“binal amat dirimu nduk... akhwat binal doyan kontol bwahaha” tawa bapak tua itu melihat kebinalan annisa mengocok penisnya sambil mengocok sndiri vagina miliknha.



Kedua tangannya yg daritadi mengelusi kepala annisa yang sedang naik turun di penisnya ia pindahkan ke pundak annisa seakan bertumpu. Bukan tanpa alasan, ternyata bapak tua itu sudah melepaskan sandal pada kaki kanannya lalu dengan sedikit kesulitan, ia mengarahkan kakinya menuju vagina annisa..



“ hemmmppphh.. jangan bapakk... jorokkk eummmppph” desis annisa saat merasakan garukan jempol kaki bapak tua itu di bibir vaginanya yang tembam. Tangan kirinya berusaha menepis kaki bapak tua yang dengan kurang ajarnya menyentuh pintu gerbang kehormatannya, namun usahanya sia-sia. Setiap menepis, bapak tua itu dengan sengaja memajukan pinggulnya sehingga membuat annisa yang sedang mengulum kontolnya kelonjotan. Selanjutnya iapun hanya bisa pasrah. Tangan kirinya yg sebelumnya berada di vagina, saat ini kembali ke paha bapak tua itu untuk menahan pinggulnya agar tidak lebih menyodok kedepan.



“ssshhhhh hmmppphhhh jangan pake kaki bapak... tolongg pakkkk” mohon annisa ditengah rangsangan kaki bapak tua itu di vaginanya

Tak mengindahkan permohonan dari akhwat cantik yang berada dibawah sedang menyepongnya, bapak tua itu malah makin bernafsu mempermainkan annisa dengan kakinya. Jempol kakinya ia gesek-gesek di area bibir vagina annisa lalu secara perlahan mencari lobang untuk masuk. Sedikit demi sedikit jempol kaki bapak tua itu menghilang dari pandangan karena dimakan oleh vagina annisa.

“aaahhhhhh bapakk.. kotorr pak... keluarin pak jarinya pakk nisa mohon...” lirih annisa memelas menatap pejantan tuanya

“ enak aja wong seumur hidup baru ini kakiku bisa masuk ke memek cewek keg kamu nduk. Nih rasakan. Nikmatin aja boahaha” ucap bapak tua. Bukannya mengeluarkan jempol kakinya dari vagina annisa, ia malah dengan tega menusukkannya dalam-dalam.



“auuhhh pakkkkk... aaahhhhh” desah annisa merasa tusukan demi tusukan dari jempol kaki bapak tua itu.

Walau dari mulutnya ia ingin jempol itu segera keluar dari liang kawinnya, tapi liang kawinnya tidak merespon hal yang sama. Vaginanya dengan sempit mengempot jempol tua itu seakan mengundangnya untuk masuk lebih dalam. Lendir kewanitaannya membanjir, membuat jempol tersebut dengan mudah bergerak maju mundur didalam lubang milik annisa tersebut.



“mulut bawahnya aja ngempot kok mulut atasnya minta udahan, beda amat. Isap ndukk kontolnya bapak” suruh bapak tua itu. Annisa yang sempat memberhentikan sepongannya kembali menaik turunkan kepalanya. Liurnya kembali membasahi batang hitam berukuran jumbo itu.



“uhhhhhh udah ndukk jangan lagiii uhhhhhhh” erang bapak tua itu merasakan akan keluar apabila annisa terus menyepongnya lebih lama. 5 menit annisa menyepong kontol bapak tua itu yang berarti 5 menit juga vaginanya menjadi bahan sodokan jempol kaki. Saat dikeluarkan, jempol kakinya sangat basah dibaluri oleh lendir kewanitaan annisa.



Selanjutnya annisa diarahkan untuk berdiri membelakanginya, dari belakang kaki kiri annisa diangkatnya naik sehingga vaginanya dapat terlihat dengan jelas. Dengan posisi sedikit menungging, dari belakang bapak tua itu mulai menyundul nyudul gerbang vagina annisa dengan kontolnya. Saking besarnya, penis tersebut tidak dapat masuk dengan mudah. Diperlukan waktu sekitar 3 menit untuk tarik ulur penisnya di vagina annisa sehingga bisa masuk seluruhnya.



“ouhhhhhh bapakkk.. penuh memekku... aaaahhhh aahhhhh” desah annisa. Ia mengerang lantaran merasakan sakit dan nikmat disaat yang sama. Penis jumbo itu berhasil membuat vaginanya meregang ekstra lebar.

Tak lama kemudian, bapak itu mulai memaju mundurkan pinggulnya dengan pelan. Annisa yang memejam seakan tidak bisa berkata-kata lagi selain mendesah.

“sssshhhhhh oouuhhhhhh aahhhhhhh..... ahhhhhhh.. Oouuhhhhhh hmppphhhh.”

Dengan tangannya, annisa menutup mulutnya berusaha agar tidak menjerit menahan sodokan penis bapak tua itu.

“saking kagetnya jadi gak bisa ngomong kan neng?? Boahahaha” kata bapak itu sambil menikmati jepitan dinding vagina annisa.

“sssshhhhh mmmppphhhhh aaaahhhhhh hmmmppphhh”

Annisa hanya bisa terus mendesah. Matanya memejam dan mulutnya menutup. Badannya seakan maju mundur, payudaranya bergoncang, Penis jumbo itu terus keluar masuk dari vaginanya yang sempit.

Si bencong yang telah menghabiskan 3 batang rokoknya medekat.

“si eneng dah di entot ajah. Nikmati neng jangan di lawan” ucapnya agar annisa menikmati penis jumbo itu.

“ssshhhhh hhmmmmpppppp iyyyaaahhh kak... ouuuhhhh” jawab annisa sambil terus berdesah.

Setelah 5 menit sebenarnya annisa sudah merasakan kenikmatan dari batang raksasa itu, malah vaginanya sudah merespon dengan mengeluarkan cairan cintanya.



“jepittt kali memekmu ndukk.... bisa ketagihan bapak.. uhhh.. rasain sodokan bapak uhh” ucap bapak tua itu terus memompa penisnya di vagina annisa



“aaaaaaaahhhh iiyaaahh pakk... terasa banget sodokan bapakkk di mekeh akutuh... aahhhhh” desah annisa menikmati, dari semula yang hanya memejam saat ini pupilnya membulat, matanya sayu menikmati setiap sodokan di vagina sempitnya



10 menit annisa digenjot dengan gaya seperti itu sebelum akhirnya annisa akan mencapai klimaksnya.

“ssshhhhhh aaahhhhhhh bapakkkk... nisaa mau pipiss bapakkk ahhhhh” racau annisa ditengah gempuran penis menyodok memeknya.

“terusss pakkk ahhhh iyaahhh... ahhhhh bapakkk.. nisa keluar paakkkk!” pekik annisa orgasme.

*crrrrrttttt cccrrttttt*



Bapak tua itu langsung menarik lepas penisnya dari vagina annisa.

*plopph*

*sseeerrrrrrr* squirt annisa lepas tidak terkendali menyemprot ke rerumputan dibawahnya



“bisa tambah subur ni rumput habis kamu sirami nduk boahaha” ejek bapak tua itu.



“hahh.. hah... hahh... nikmatnya” desis annisa menumpu ke pahanya. Ia nyaris terjatuh saat orgasmenya tadi.



“ayo lanjut!”

Bapak tua itu kembali mengangkat kaki kanan annisa, namu kali ini posisinya berhadapan. Vaginanya kembali ditusuk oleh penis berukuran jumbo milik bapak tua itu.



“aahhhhh aooouuuhhh penuuhh lagi memek akuu bapakkk”

Annisa kembali mendesah hebat. Sodokan dari penis jumbo itu tersa begitu nikmat.

Sementara bapak tua itu justru menunjukkan sebaliknya, umurnya memang tidak berbohong. Meski nafsunya sangat besar bahkan kontolnya juga sangat besar, tapi tidak dengan tenaganya. Ia seperti kesulitan menggempur vagina annisa. Sodokan kuat yang tadi ia lakukan berubah menjadi sodokan pelan. Annisa yang sedang disodokpun menyadari hal itu..



“sshhhhhh bapak kenapa?? Cape ya pakk? Hmmppph” tanya annisa sambil merasakan sodokan di vaginanya

“gapapa nduk” jawabnya berbohong padahal ia sudah sangat kecapean.



“sini pak ai bantu”

Tiba-tiba si bencong menyodorkan bantuan.

“bantu gimana to?” tanya si bapak tua

“udah percaya aja sama ai pak.. jgn takut”

Jawab si bencong sambil menarik mundur annisa sampai kontol jumbo milik bapak tua itu terlepas dari vaginanya.



Annisa yang masih bingung dengan bantuan apa yang akan disodorkan si bencong perlahan mulai mendapatkan jawabanya.

“nungging neng” perintah bencong itu ke annisa. Ia pun segera menungging mengarahkan pantat semoknya ke selangkangan si bencong.

*blesssh*

“auuuuuhhhh kakkkk”

Kaget annisa tiba-tiba ia merasakan anusnya dimasukin oleh penisnya si bencong yang tidak terlalu besar. Sebagai perbandingan, ukuran penis si bencong hanya separuh ukuran penis bapak tua itu.

Annisa lalu diangkatnya dengan menghadap kedepan. Kakinya ia pegang dan lebarkan sampai seperti mengangkang.

“nah pak.. masukin” kata si bencong menyodorkan vagina legit yang telah menganga ke bapak tua itu.

Tanpa buang waktu ia pun langsung memsukkan kembali penisnya ke dalam lubang kawin annisa.

“Sshhhhhhh... ouuuhhhh.... aaahhhhh”

Annisa semakin mendesah hebat, kedua lubangnya telah tersumbat kontol. Jelas ini adalah pengalaman perdana bagi annisa yang kesehariannya adalah seorang istri yang baik serta seseorang yang dianggap highclass dimata teman-teman kantornya.

“enak ndukk di entot ginii hah?” tanya bapak itu sambil melihat kecantikan annisa dari dekat.

“ouuuhhhhhh yahh pakkk... enakk pakk.. rasanya mau pipissss lagi pak...” desah annisa meram melek

“ kalo pipis yang keluarin” ucap bapak tua itu sambil mendorong penis jumbonya semakin dalam sampai menyentuh dinding rahim annisa

“sshhhhh hmmppphhhh iyaaahh pakkkkkk enakkkk ouuuuhhhhhh... enakkk... ouuuhhhhh dikit lagi pakk... dikit lagiiiii... aaahhhhh pipissss lagi!!” jerit annisa kembali mendapatkan orgasmenya

*crrttttt crrtttttt*

Kembali orgasmenya menyemprot keluar. Penis jumbo milik si bapak tua itu kembali bermandikan cairan cinta annisa.

Karena sudah sangat bernafku, tanpa memperdulikan annisa yang sedang menikmati sisa-sisa orgasmenya, bapak tua itu kembali memasukkan penisnya lalu menggenjot annisa dengan kekuatan penuh.

*splokk splokkk splokkkkkk!”

Suara benturannya sangat kencang. Si bapak tua dan annisa sama-sama merem melek merasakan kenimatan, hanya saja annisa yang baru meluapkan klimaksnya merasa sedkikit nyeri pada vaginanya.

"Aahhhh bapak.. pakk tolong pelani pakk.. pelannn akhhh.. aahhh ouuuuhhh" desah annisa.

“mana bisa bapak pelani ndukk. Bapak udah mau keluar” bapak mau buatmu hamil ndukk” ucap si bapak terus menggempur rahim annisa dengan kencangnya.

Dri belakang annisa, si bencong hanya berusaha menahan sodokan bapak tua itu ke vagina annisa. Ia berusaha menahan tubuhnya agar tidak mundur.

*Crotttt!! Crotttt! Croooottt!!*

Tidak lama berselang, bapak itu akhirnya mencapai ketitik puncak dan menyemprotkan spermanya langsung ke rahim annisa.

Lagi dan lagi. Rahim annisa terisi oleh sperma haram yang bukan milik suaminya.



“ouuhhhhh bapaakkk... nanti kalo aku hamil gimana pak??” tanya annisa pura-pura khawatir. Padahal dari tadi sudah banyak lakilaki lain yang telah membuang sperma ke dalam rahimnya.

“kalo hamil ya bapak tanggung jawab. Kamu jadi istri bapak saja ndukk” jawab bapak tua itu yang membuat kaget annisa.

“eh masa aku jadi istri bapak?? Ntar yang ada aku di entot terus sama si bapak dong. Hihihi” ucap annisa dengan binalnya.

“enak ya kalian asik sendiri. Ai di anggurin. Nih rasain!!” ucap si bencong yang merasa dirinya tidak dianggap.

“aaauuhhhhh kak” annisa kembali mendesah. Ia baru menyadari ternyata anusnya masih terjejal penis si bencong yang masih menegang.

“aahhhh kakk maaf... aahhhh ahhhhh” desah annisa kembali mendapatkan dirinya disodok. Kali ini bukan vaginanya yg disodok melainkan anusnya.

Padahal belum lagi penis besar bapak tua itu dicabut, syahwatnya kembali meninggi akibat genjotan si bencong pada vaginanya.

"Aaahhhhh kak... enakkkk kakkk.. enak di genjot kayak ginii" racau Annisa terus mendesah keenakan.

Di depan Annisa, bapak tua yg terlihat sudah sangat lemas dengan terpaksa menarik keluar kontolnya dari vagina Annisa.

*Ploooppp*

Saat penisnya ditarik keluar tampak sebagian dari vagina Annisa ikut tertarik bersamanya.

"Ouuhhhhhh bapakkkk" lenguh Annisa merasakan tarikan penis jumbo tersebut dan sodokan penis si bencong di anusnya..

Si bapak tua itu langsung terduduk di rerumputan. Napasnya tersengal-sengal, keringatnya mengucur deras, tapi dari mukanya tampak ia begitu puas menikmati percintaan ternikmatnya.

"Liat gegara u bapak tu sampe keg gitu. Tanggung jawab dong" kata si bencong yg masih terus memompa anus Annisa

"Ssshhhh aaahhh tanggung jawab gimanaah kakak?* jawab Annisa melirik ke arah si bapak tua lalu melihat ke belakang tepat k wajah si bencong

"Jadi istrinya dia lah neng. Masa istri ai?? Gak selera!" kata si bencong.

Annisa yang sedang tidak fokus akibat sodokan d anusnya hanya bisa merem melek. Kenikmatan yg ia rasa sekarang emang tidak senikmat ketika dientot di liang kawinnya, namun tetap saja membuatmya merasa enak.



"Sshhhh... hmmmpppp Nisa udah punya suami kak.. aahhh Nisa ga bisa jadi istri siapapun lagi kak euhhmmmp" kata Annisa menikmati sodokan.

"Biarin. Ugghhhh... makin jepit aja anusmu gegara bahas statusmu. Jangan-jangan u senang di ewe depan lakikmu??" Tanya si bencong

"Aahhh aaaahhhhh engga kakkk.. jangan sampai suamiku tau aku gini kakkkk. Mas Farhan pasti kecewa banget sama akuuuhh aaahhhhhh aahhhh" kata Annisa menggelengkan kepala

"U lucu ya.. uuhhhh enak bgt anusmu neng.... aku pejuhin yaahh hengkkk!"

Si bencong mengencangkan sodokannya sebelum ia mendorong sedalam-dalamnya lalu memuntahkan spermanya didalam anus Annisa



"Oouuhhhhhh kakkkk aaahhhhhh" annisa ikut mendesah karena dalamnya sodokan yg ia rasa.

Si bencong akhirnya berhasil 2x menyetubuhi Annisa dengan 1x memenuhi vaginanya dan 1x di anusnya.

"Dahhh dengan ini ai udah puas.. capek ai.. ayok kita ke tempat temanmu" ajak si bencong menarik tangan Annisa yg membuatnya kaget karena ia masih merasakan lelehan sperma yg keluar dari anusnya

"Iyahh kakakk..." wajah Annisa tiba-tiba menjadi riang, senyumnya melebar. Dengan sengaja ia malah merangkul lengan si bencong hingga kedua susunya terhimpit lengan kekar di bencong.

Annisa dibawa si bencong pergi meninggalkan bapak tua itu dan keluar dari gerbang utama taman Saday*na.

"Kak Annisa malu. Jangan lewat jalan ini kakak" ucap Annisa menutup tubuhnya menggunakan 1 tangan walau ia tahu usahanya itu tidak berguna. Untungnya jalanan malam itu sangat sepi sehingga tidak ada yg menyaksikan mereka.

Setelah melewati taman, Annisa dibawa memasuki sebuah Gg sempit yang hanya bisa di lalui dengan berjalan kaki menuju sebuah rumah yg tidak berpenghuni. Disitu ia melihat bayangan seseorang yg pria yg sedang menggenjot seorang wanita dengan gaya dogy. dari belakang ia tidak bisa langsung mengetahui siapa pasangan tersebut. Bencong tersebut terus menarik Annisa masuk ke rumah kosong tersebut, setelah memasuki terasnya barulah Annisa menyadari ternyata orang yg sedang mengentot tersebut adalah Parjo dan temannya Rani!.

"Raniii!!" Jerit Annisa memanggil temannya yg sedang disetubuhi itu sambil melepas rangkulannya dari tangan si bencong lalu dengan cepat menuju temannya tampak sangat lemas.

Rani nenungging dengan pipi menempel di lantai keramik terlihat maju mundur karena sodokan Parjo di vaginanya, ia terlihat begitu pasrah dengan kondisinya saat ada panggilan dari seseorang yang ia kenal suaranya.

"Nissa?!!" Rani terkejut melihat temannya.

Disaat bersamaan Parjo yg masih menggempur vagina Rani meraih orgasmenya..

"Uuhhhhhhh keluar aku nenggg ugghhhh"

"Eeehhhhh??!"

Ucap Annisa kaget saat Parjo tiba-tiba melepas penisnya dari vagina Rani lalu dengan sangat cepat menancapkannya di vagina Annisa .

*Crotttt crottttt crooottttt!*

"Ouuuhhhhhh masssssss"

Penis Parjo yg begitu basah karena lendir vagina Rani memudahkan penetrasinya di vagina Annisa. Saat penis itu terbenam sepenuhnya, spermanya langsung menyembur menghangati rahim Annisa yg masih kaget atas perlakuan Parjo tersebut.

Setelahnya Parjo langsung terduduk lemas yg membuat penisnya terlepas dari vagina Annisa. Sementara Annisa langsung bergegas memeluk Rani.

"Maafin aku nisaa. Gara-gara aku kamu jadi.. jadiii huuuuuu"

Rani menangis sejadi-jadinya tanpa memperdulikan sekitarnya. Suara tangisannya amat keras. Annisa yg sedang memeluk Rani ikut meneteskan air mata.

"Udah ran.. yg penting kita keluar dulu dari situasi ini. Kita kabur dulu" bisik Annisa dikuping Rani. Ia tidak mau Parjo mendengarmya.

Rani yg masih tidak bisa menahan tangisannya hanya bisa mengangguk pelan lalu terus tersedu-sedu. Disebelahnya Parjo ikut tersenyum memandang kedua wanita cantik yg telah ia pake sedang berpelukan.

"Beruntungnya aku bisa make cewe secantik kalian. Kekeke" ucapnya dalam hati sambil terus menatap

"Dah ya.. ai cape.. selanjutnya terserah lu sat bgsat. Ai pulang dulu" ucap si bencong pamit ke Parjo yang masih bengong.

"Cepat amat. Belum pagi Cong.. tapi ya udah deh ni jatah lu Cong" kata Parjo merogoh kantongnya lalu menyerahkan 2 lembar uang 100rb.

Si bencong lantas menerima uang tersebut lalu langsung pergi meninggalkan mereka. Ia pun menghilang seiring langkahnya pergi meninggalkan rumah kosong tsb.

Disatu sisi, Annisa dan Rani tampak membicarakan sesuatu. Sembari mengobrol, Annisa terus menyeka air mata Rani yg menangis merasa bersalah karena melibatkan Annisa.

"Neng Annisa dan neng Rani kita istirahat dulu disini sambil nunggu si bos datang. Huuhhhh" ucap Parjo yang kali ini mencoba merebahkan badannya di lantai. Tubuhnya terasa sangat lemas setelah melakukan pergumulan dengan wanita2 cantik didepannya.

"Iyaah mass.." jawab Annisa.

5 menit kemudian Parjo tampak tertidur dengan tas selempang yang berada di pelukannya.

"Rani.. aku mau ambil hp mas Parjo. Hp nya pasti ada di tas yg ia jaga itu." Ucap Annisa kembali berbisik di telinga Rani.

"Jangan Nisa.. bahaya. Nanti kalo dia terbangun gimana?" Ucap Rani merasa takut seandainya rencana Annisa gagal.

"Kalau gak dicoba kita gak akan tau Rani. Kamu tenang aja ya" ucap Annisa meyakinkan Rani.

"Jangan.. nanti kalo dia bangun terus marah terus ngapa2in kamu gimana ??? Bahaya nisaa jangan ya" kembali Rani menyatakan ketakutannya

"Kita udah dibuat seperti pelacur ran. Kita udah diapa-apain. Apalagi yg membuatmu takut ran? Aku lebih milih mencoba kabur selagi ada kesempatan seperti ini daripada menunggu bos nya mas Parjo datang, dan kembali memperlakukan kita seperti pelacur, ranii" kata Annisa sangat yakin ia harus keluar dari situasinya saat ini.

Rani terdiam. Ia baru menyadari perlakuan yg dibuat oleh Parjo dan rekannya sangat mencoreng kehormatannya.

"Iya Annisa. Hati-hati ya jangan sampe parjo terbangun" ucap Rani kali yang kali ini menyetujui saran Annisa.



Annisa menguatkan tekad. Ia berdiri lalu dengan sangat hati-hati dalam melangkah agar tidak ada sedikitpun suara yg terdengar. Ia merayap mendekat membelakangi tembok dinding hingga tiba di samping Parjo yg sedang terlelap. Tangannya dengan lembut menyingkirkan salah satu tangan Parjo hingga tas selempangnya tidak terhalangi. Perlahan Annisa membuka seleting tas tersebut lalu mengambil sebuah handphone yang berada didalamnya.

"Ehhmmm" gumam Parjo dalam tidurnya yg membuat Annisa kaget. Parjo yg sedang lelapnya tanpa sadar merogoh sesuatu dari balik boxernya lalu seperti menggaruk. Karena tidak puas, ia menurunkan boxernya lalu melanjutkan garukan di daerah selangkangan nya yg hitam.

"Bikin kaget aja deh. Aku kira mas Parjo bangun. Hufft.. eh itunya ikutan tidur ternyata. Hihi" batin Annisa menatap ke arah selangkangan lelaki yg telah berulang kali mengisi rahimnya

Annisa akhirnya berhasil mengambil tujuannya. Ia dengan lihai mengutak-atik hp tersebut mencari sesuatu.

"Nahh ini dia." Annisa ternyata melihat ke galeri hp Parjo. Didalamnya terdapat beberapa foto yg diambil Parjo secara diam-diam selama ia terperdaya. Annisa seakan tak percaya wanita yg ada di foto tersebut adalah dirinya .

Setelah melihat beberapa foto Annisa segera menghapusnya agar tidak menjadi Boomerang suatu saat nanti. Lalu ia mencari-cari info tentang si bos yg sering disebutkan Parjo.

"Ehhmmmm" gumam Parjo kembali. Nanum kalo ini ia tampak sedikit membuka matanya.

Annisa yang masih memegang hp tersebut langsung menyembunyikannya di balik punggungnya agar tidak terlihat oleh Parjo.

"Neng Annisa to. Kirain siapa yg mendekat." Kata Parjo sambil menggaruk kembali selangkangannya

"Iyaah mass.. hehe" jawab Annisa

"Pasti neng udah pengen lagi ya? Mumpung aku istirahat neng enakin aja sendiri. Bikin dirimu puas. Kekeke" kata Parjo mengurut urut penisnya yg masih layu dengan mata yg masih memejam. Parjo sepertinya salah paham dengan maksud Annisa mendekatinya.

Annisa yang telah berhasil menyembunyikan hp milik Parjo merasa tersudut. Tidak mungkin ia menghindar karena akan menimbulkan pertanyaan dibenak parjo yg saat ini berusaha kembali tidur. Ia kembali menoleh ke arah selangkangan Parjo, melihat sebuah batang layu yang belum menunjukkan keperkasaannya sedang diurut urut oleh tuannya.

"Apa aku puasi aja dia lagi?? Ehh.. jangan deh.. tp apa alasanku utk menjauhinya?? Duhhh kok kayaknya kontol mas parjo manggil manggil aku deh" ucap Annisa tidak sadar mendaratkan jarinya ke bibirnya sendiri. Syahwatnya kembali meninggi melihat penis milik Parjo.

"Ya udah deh kali ini aja. Ini pun karena gak mungkin aku tiba-tiba menjauh. Kan mas Parjo bisa curiga" batin Annisa sembari tangan halusnya kembali mendekap penis layu Parjo.

"Nah gitu.. puaskan dirimu neng. Kekeke" ucap Parjo yg kemudian kembali terlelap.

Annisa yg setengahnya dikuasai nafsu dan yg setengahnya dikuasai oleh akal sehat dalam satu waktu melakukan dua tindakan yakni tangan kanannya membetot penis layu milik Parjo sementara tangan kirinya kembali mengoperasikan hp milik Parjo. Secepat mungkin ia mencari informasi tentang si bos tapi tidak kunjung menemukannya sampai akhirnya ia menyerah dan memilih mereset hp milik Parjo agar semua datanya hilang lalu mengembalikannya ke tempat semula yakni tas selempang milik Parjo.



Pukul 04.00wib



Penis itu perlahan menegang walau pemiliknya sedang tertidur pulas, ukurannya kembali menjulang menunjukkan keperkasaannya. Annisa yang terus memberikan rangsangan dari tangan halusnya berhasil menuntaskan misinya.

"Huffft 20 menit di kocokin baru tegang. Mana yg punya tidurnya keg orang mati" kata Annisa menghela napas.

Terbesit dalam hatinya kekecewaan karena sang pemilik tak kunjung bangun manakala ia telah berhasil membuat tegang penisnya.

"Padahal memek aku udah gatal lagi. Emhh" desis Annisa mengecek vaginanya yg ternyata sudah kembali basah.

Annisa berusaha menghindar dari syahwatnya dengan menjauh dari tubuh Parjo. Ia kini kembali ke sisi temannya, Rani.

"Yang Nissa cari ada??" Tanya Rani

Annisa hanya menggelengkan kepala.

"Tapi semua fotoku dan foto kamu yg di jepretnya tadi udah ku hapus kok. Hp nya aku instal ulang. Biar tau rasa dia udah ngelecehin kita hihi" kata Annisa sedikit tersenyum

"Iya tuh. Biarin aja data pentingnya hilang" kata Rani ikut menyeringai

Saat mereka asik, tiba-tiba hp Parjo berdering yg membuat Parjo kaget dan langsung terbangun. Seperti linglung Parjo berusaha mengangkat telepon dari seseorang yang nomornya tidak tersimpan di memory hp nya itu.

"Dasar jancukkk! Ganggu orang mimpi indah aja. Nomor siapa sih ini berani-beraninya nelpon aku jam segini!!" Umpat parjo melihat nomor tidak dikenal menelponnya.

"Halo siapa ni?!!" Parjo mengangkat telepon dengan suara yg keras.

"Dasar ******. Cepat kabur!!" Teriak seorang lelaki dari telepon tersebut

"Hah apaan sih bgsat?!! Siapa ini hah??" Kembali Parjo mengumpat tanpa menyadari situasinya saat ini.

*Bruakk!!*

Tiba-tiba pintu rumah yg harusnya kosong tersebut terdobrak dari arah dalam. Dobrakannya begitu keras sehingga menghempaskan daun pintu tersebut kearah luar. Annisa, Rani, terlebih Parjo kaget bukan main ketika muncul beberapa sosok yang memakai pakaian hitam dengan rompi dan helm di kepalanya.

"Angkat tangan dan Jangan bergerak!!" Ucap salah seorang dari mereka sambil menodongkan sebuah pistol ke arah Parjo.
Parjo masih linglung. Ia tidak bisa mencerna kondisi saat ini dimana sebuah tim khusus datang untuk meringkusnya.

Rupanya tim tersebut adalah tim pol*si khusus yang dibentuk untuk memberantas tindak kejahatan malam seperti begal, penjualan narkotika, bahkan perbudakan wanita.

"Hah?? Iya pak ampun. Ampun pak" ucap Parjo mengangkat kedua tangannya. Dengan sigap pol*si itu memegang kedua tangan Parjo lalu mengalungkan sebuah borgol.

"Kamu kami tahan karena telah terbukti melakukan penjualan obat terlarang! Kamu ikut saya ke kantor untuk dimintai keterangan lebih lanjut!!" Kata pol*si yang meringkus Parjo.

"Ampuunn pak. Jangan tembak akuu" teriak Parjo berharap dikasihani
Di depannya terdapat 4 orang lagi yang terus mengarahkan ujung pistolnya ke Parjo siapa tau ia berniat melawan atau kabur.

Di sisi lain, Annisa dan Rani juga tampak ketakutan atas penyergapan yang dilakukan tim khusus tersebut.
Mereka tidak mempercayai kejadian yang ada didepannya dimana tidak sampai 5 menit, keadaan telah berubah drastis. Parjo sudah digiring masuk ke sebuah mobil Innova hitam yang ternyata sudah parkir diujung Gg sempit ini dari sore oleh 4 orang pol*si. Sementara 1 orang lagi menghampiri Annisa dan Rani.

"Kalian sudah aman sekarang. Kalian bebas." Ucapnya memberikan sepotong pakaian utk dipakai. Annisa saat ini masih mengenakan hijabnya yg bewarna abu-abu sementara Rani saat ini hanya mengenakan sebuah BH yg diturunkan untuk menopang payudaranya.

Annisa lebih dahulu segera mengambil pakaian itu dan langsung memakainya disusul Rani melakukan hal yang sama.
Semua lelaki ternyata emang sama tidak terkecuali pol*si itu. Ia sebenarnya dibuat takjub oleh menatap kemolekan tubuh 2 orang bidadari telanjang yg sedang berpakaian didepannya.

"Ehmm Terima kasih bapak.. u-udah selamatin kami" ucap Annisa yg menyadarkan pol*si tsb dari lamunannya.

Dengan mata yang berkaca-kaca, ia mendekati pol*si tersebut lalu menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan lalu menempelkan punggung tangan pol*si tersebut di keningnya

"Kalo bapak engga muncul. Kami gak tau nasib kami bakal gimana pak.. terima kasih ya pakkk. Terima kasih.. haaaaaa hiksss hiksss" Annisa tidak bisa menahan tangisnya. Ia yang dari awal mencoba tegar dengan keadaanya saat ini meledakkan tangisnya disaat merasa keadaan sudah aman. Air matanya keluar membasahi punggung tangan penyelamatnya.

Pol*si tersebut tersentuh dengan yang Annisa lakukan. Semua pikiran mesumnya seketika hilang melihat tangisan dari seorang akhwat cantik di punggung tangannya. Ia menggunakan tangan yg satunya untuk mengelus kepala Annisa.
"Udah udah.. kamu sekarang gak perlu takut lagi dek. Sisanya biar kami yang urus. Biar kami juga yg antar kalian pulang" kata pria itu menyarankan untuk ikut bersamanya.

"Ehh?? Gak mungkin aku pulang sekarang kan? Aku udah pamit ijin ke mas Farhan menginap dirumah Rani. Kalo pulang sekarang, pasti ketahuan terjadi apa-apa. Jangan sampai mas Farhan tau aku keadaan aku saat ini. Aku kotor banget mas.. maafin aku" batin Annisa menyesal

"Iyah pak.. kalo boleh kami minta tolong diantar pulang kerumah teman saya." Ucap Annisa.
"Baik. Ayo kita berangkat.." ucap pol*si itu


Skip..


Annisa dan Rani sedang di perjalanan pulang menggunakan sebuah mobil sedan hitam yang dikemudikan oleh pol*si tadi.
Mereka berdua tampak diam dan tidak mengeluarkan kata-kata.

"Maaf kami terlambat." Ucap pol*si itu memecah keheningan

"Ehh iya pak gapapa.. yg penting kami selamat pak" jawab Annisa

"Jadi kita udah lama mengintai dia. Sejak 6 bulan lalu malah, tapi kami belum punya bukti kuat untuk menangkapnya. Saat ini buktinya sudah dapat jadi kami bisa langsung bergerak"

"Maaf kalo bisa boleh tau, buktinya apa yah?" Tanya Annisa.

"Buktinya adalah air mineral yg kamu minum sebelumnya. Kami memungut botol yang telah kamu buang di tong sampah. Kami mengambil sisa airnya lalu menguji dengan alat yg kami miliki dan ternyata hasilnya sesuai dugaan kami" ucapnya

"Air yang aku minum kenapa pak??" Tanya Annisa penasaran.

"Didalamnya terdapat kandungan narkotika. Efek yang ditimbulkan pun beragam tapi sepertinya di kamu, efeknya adalah meningkatnya gairah atau birahi yang kamu rasakan. Singkatnya obat tersebut seperti obat perangsang."

Annisa terdiam. Ia baru menyadari keanehan yang dirasakan tubuhnya malam ini ternyata efek dari obat yang dimasukkan kedalam air mineral yg ia minum.

"Jadi itu yang membuatku malam ini jadi seperti ini?" Ucap Annisa tiba2 mengingat sosok penjual nasi goreng yg menawarkan minuman tersebut.

"Lalu pak. Bapak penjual nasi goreng nya gimana pak?" Tanya Annisa

"Bapak penjual nasi goreng nya tidak salah apapa dek. Ia hanya disuruh oleh Parjo utk memberikan minuman itu ke kamu " jawab pol*si itu.

"Bapak... mas Parjo tidak sendiri. Masih ada 1 orang lagi pak" ucap Annisa

"Ya memang tidak hanya Parjo. Kami akan mencari sisanya. Darimana obat itu berasal, siapa pengedarnya, siapa penjualnya, semua akan kami cari. Jadi kamu tenang aja dek" jawab pol*si itu sambil melemoarkan senyuman

"Kalian berdua cantik. Saya turut perihatin atas yg kalian alami malam ini. Tapi saya harap kalian bisa segera move on lalu kembali ke kehidupan kalian yang biasa jalani" ucapnya kembali berusaha menenangkan kami.

"Iyah pak. Kami yg harusnya terima kasih. Ya kan rann??" Ucap Annisa menegur Rani yang dari tadi hanya diam sambil menatap ke arah luar jendela.

"E-eh iya Nisa.. maaf aku ngelamun. Hehe" jawab Rani santai. Dari matanya tampak lega, tidak adalagi ketakutan.

Sesampainya dirumah Rani, pol*si itu langsung pamit meninggalkan Annisa dan Rani yang langsung masuk kedalam sebuah rumah kost yg Rani tempati.



POV Annisa Febrianti

Aku langsung mengguyur seluruh tubuhku dengan air, kubersihkan setiap jengkal kulitku, bahkan aku beranikan mengorek lubang vaginaku menggunakan jemari lentik ku. Aku ingin mengeluarkan semua sperma yg tertimbun didalam rahimku, ada yg keluar namun aku yakin lebih banyak yg bersemayam didalam.

"Ehhmmm Kok enak ya?? Hushh.. pasti ini efek dari obat itu." Ucapku merasakan nikmat akibat korekan yg kulakukan di vaginaku

Aku berusaha menolak rasa itu namun tetap ada, aku berusaha sekuat tenaga menahan birahiku.
Setelah dirasa cukup, aku segera melanjutkan mandiku.

Seberes mandi, aku langsung mengenakan piyama milik Rani yg lebih dahulu kupinjam. Sebelumnya Rani sudah bersih bersih lebih dulu daripada aku.

Sebelum membaringkan badan, aku menanyakan ke Rani apa yg ia alami selama aku tidak ada namun ia memilih tidak menjawab. Akupun mengerti keadannnya.

Rani masih merasa syok, tidak mungkin membahas hal itu sekarang. Namun kami tetap bercerita hal lain yg berkaitan hingga kami menyepakati suatu hal yaitu Cerita malam ini hanya kami yang tahu. Ini rahasia kami berdua. Tidak ada seorangpun yg boleh tau apa yg telah kami alami bahkan suami ku sendiri.
Kami terus mengobrol hingga akhirnya tanpa sadar, Rani sudah memejamkan matanya tertidur dengan pulas.

"Alhamdulillah cerita malam ini telah usai. Semalam tidur Rani. Selamat tidur buat kita. Selamat tidur buat mas Farhan." ucapku pelan menatap Rani lalu menatap wajah mas Farhan melalu
wallpaper di hpku.

Lalu akupun ikut tertidur dengan pulasnya.





End of season 1.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd