Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Annisa Febrianti (No Sara)

PART 6








Masih di malam hari yang cerah, udara semakin terasa sejuk membuat banyak orang semakin nyaman untuk beristirahat, seperti halnya Farhan yang sedang bersiap tidur. Tv telah ia matikan meskipun pertandingan bola yg tadi ditontonya belum mencapai peluit akhir pertandingan.

disisi lain, di lapangan Saday*na terdapat banyak pasangan mesum yang masih melanjutkan aktifitasnya tidak peduli dinginnya malam menerpa. Malah beberapa diantaranya tengah bermandikan keringat karena olahraga malam yg mereka lakukan.




POV pihak ketiga


Disuatu sudut lapangan Saday*na, Parjo berhasil memuntahkan sperma yang telah ia kumpulkan selama sebulan. Ya.. ia telah menahan jajan selama sebulan karena tidak memiliki uang sebelum sekarang, bosnya memberi uang 100rb atas bagi hasil yg diterimanya. Bak ketiban durian runtuh, Parjo dalam satu waktu ini telah mendapat jajan uang dan jajan wanita yg ia dambakan dengan sabar.

*ploooph*

Begitulah suara yg timbul saat Parjo dengan tega mengeluarkan penisnya dari dalam vagina Annisa.

Lalu Parjo memindahkan Annisa yg tadi berada di pangkuannya untuk duduk disebelahnya.

Lahar hangat yang ia tumpahkan sangat banyak sampai tidak bisa ditampung seluruhnya di rahim Annisa. Tampak dari vaginanya mengalir cairan putih kental yang turun perlahan menyusuri pahanya yg putih bersih.

Sebenarnya Parjo tidak ingin segera mencabut penisnya namun dengan kedatangan seseorang yg ia kenal, dengan terpaksa ia mengurungkan niatnya.

"hei Parjo! Oi!" Ucap seseorang menghampiri Parjo dan Annisa.


"Sialan kau Cong datang disaat yg gak pas" umpat parjo ke orang tersebut.

"Hehehe maaf lah gua tak tahu Lo.. eh btw ini sapa? Lonte baru? Cakep juga yak?.." kata orang itu sambil melirik ke arah Annisa yg masih mengatur napas .







POV ANNISA FEBRIANTI



"Haahhh hahhhh hahhh"

Aku masih mengatur napasku saat orang itu mendatangiku. Rambutnya panjang, kulitnya hitam dengan bibir bewarna merah menyala.

"Kekeke. Kenalin dulu neng. Dia Cong alias bencong. Kekeke" ujar Parjo sambil tertawa

"Eits sialan lu rus. Singkatan dari Kurus wakaka" balasnya kembali mengejek.

"Biar kurus daripada lu. kurus iya bencong iya.kekeke" balas Parjo lagi sambil tertawa.

Mereka berdua saling ejek mengejek namun aku tahu pasti tidak ada emosi yg terlibat diantara keduanya. Karena hanya teman akrab yang bisa saling mengejek lalu tertawa bareng.

"Aku Annisa bang.. eh kak... maaf" ucapku memperkenalkan diri. Jujur aku masih bingung harus memanggil dia Abang atau kakak atau mas atau bapak atau malah ibuk karena dandanannya yg menor aku tidak bisa mengetahui kisaran umurnya.

"Panggil kak lah. Jangan bang. Gak liat apa?? Secantik ini u panggil bang" ucapnya tegas. Suaranya sedikit meninggi membuatku sedikit takut.

"Maafin Annisa kak.." jawabku.

"Udah gak perlu marah lah Cong. Wajar aja dia manggil Lo bang. Kan lu sebenarnya Abang Abang. Ya kan neng? Kekeke" ucap Parjo sambil mengulurkan tangganya ke pundak untuk merangkul ku.

Kami duduk bersebelahan. Ia menarik pundakku agar mendekat lalu menyuruh agar aku menyenderkan kepalaku ke pundaknya. Akupun mengikuti perintahnya.

"Dasar lu sementang dia cantik terus lu belain terus. Hiih" balas si bencong

"Btw lu belum jawab pertanyaanku tadi Parjo bangsat. Jawab cepat!" Lanjut si bencong


"Kan udah neng ini jawab tadi. Namanya Annisa. Dia mainan baru si bos loh Cong" jawab Parjo kembali memperkenalkanku. Sebelum si bencong kembali berucap,

"Eh.. si bos? mainan baru? Apa maksudnya mas??" Tanya ku ke Parjo penasaran memandang dengan wajah serius ke parjo.

Parjo hanya menjawab dengan senyuman. Tangannya yg berada d pundakku menyosor turun kebawah sampai ke bongkahan melon kembarku lalu langsung diremas kencang olehnya.

"Ehhhmmmmhhh massh.. pelan.. sakitt mashhhh" pekikku kesakitan karena remasannya.

"Maaf ya neng pertanyaan td tak bisa kujawab. Kekeke" ucapnya yg menjawab pertanyaanku tadi.

Parjo terus meremas-remas payudaraku. Perlahan syahwat kembali menguasaiku. Remasannya terasa sangat nikmat membuat bulu kuduku berdiri dan darahku berdesir.

Sepertinya mas Parjo juga menyadari itu. Kemudian ia mencium ku. Mulai dari kepalaku turun ke keningku, turun ke pipiku, lalu hinggap di bibirku. Akupun meladeni cumbuannya. Bibir kami saling mengecup, lidahnya masuk ke dalam mulutku mencari lidahku lalu melilitnya.

"Eh bangsat malah aku dicuekin" ucap si bencong kesal.

Mas Parjo lalu melepas ciumannya.

"Ganggu aja sih lu nyet. Daripada lu cuma gangguin kita. Pergi lu sana cari pelanggan." Ucap mas Parjo kemudian melanjutkan ciumannya ke bibirku.

"Mmhhhhh mass... remasannya enakk mashh" ucapku merasakan kenikmatan ditengah ciuman dan remasan tangannya di dadaku.

"Lagi sunyi Cok. Jancokk. Daripada aku cuma mangkal sendiri mending aku nunggu disini sama kalian" balasnya

"Terserah lo dah cong" jawab mas parjo

Si bencong mendekat lalu duduk disebelahku. Saat ini aku berada ditengah-tengah. Dikananku ada mas Parjo lalu disebelah kiri ku ada bencong.

"Apa mungkin dia emang tidak nafsu kepadaku?" Aku bertanya dalam hati. Sedaritadi dia sudah melihat tubuh telanjangku bahkan ia melihat ketika mas Parjo tadi menyetubuhiku tapi ia seperti tidak menganggapku ada, ia cuma memperdulikan mas Parjo.

"Neng ini isap kontolku. Biar cepat tegang lagi" ucap mas Parjo menyuruhku.

"Iyah mass" jawabku. Akupun menurunkan kepalaku. Kuraih batang haramnya lalu mengocoknya dgn halus. Kepalaku terus turun sampai akhirnya sampai di kepala penisnya. Tanpa menjilati terlebih dahulu ujung gundulnya langsung aku lahap, aku mengulumnya dan menghisapnya dengan lembut.

"Mmppphhhhhh ehmmmmmpphhh"

Desisku terus menghisap penisnya mas Parjo seakan bertujuan menarik keluar spermanya yg tersimpan di testisnya.


"Eh satt bangsat. Di memeknya masih ada sperma lo" ucap si bencong.

Tanpa kusadari ternyata si bencong memperhatikanku bahkan sampai ke vaginaku yg masih dibanjiri sperma mas Parjo. Memang dari tadi aku masih merasakan ada aliran sperma yg merembes keluar tp aku menghiraukannya.

Tiba-tiba aku merasakan dia memegang kaki kiri ku, diangkatnya lalu ia turunkan di pundaknya.Jadilah aku seperti mengangkang dihadapan si bencong ini..

"Hmmpphhhhh ngapain kakak.. eumhhhh.. emhhhhhhh" desahku. Si bencong mendadak menyolok vaginaku dengan jarinya. Ia mengorek ngorek isi dalam vaginaku yg membuat sisa sperma mas Parjo makin deras keluar dari vaginaku.

"Eh Cong. Kenapa lu korek memeknya. Sperma yg kutanam jd keluar tu!" Ucap mas Parjo kecut.

"Biar memeknya ngegrip lagi lah sat bangsat! Bukannya makasih udah dibantuin malah bacot.."balas si bencong ke mas Parjo. 2 jari tangan kanannya masih terus mengorek vaginaku. Sesekali ia menggunakan 2 jari tangan kirinya untuk membuka lebar vaginaku ia renggangkan agar isi dalam vaginaku lebih jelas kelihatan, lalu di koreknya lagi memakai 2 jari kanannya.



"nah gini kan bagus. Memeknya jadi bisa dipake lagi" ucap si bencong

"Halah macem lu mau make nya aja cong dibersihin segala" balas parjo

Kulihat si bencong seperti mengambil sesuatu dari bawah bangku. Tanpa kutahu, ternyata sperma mas Parjo yg tadinya bersarang di vaginaku bukanlah dibuang olehnya melainkan ia tampung di sebuah daun.

"Slerpppp".

"Dasar bencong lu ya. Kekeke" ucap mas Parjo melihat si bencong malah meminum sperma dari daun tersebut

"Diem lu Parjo bangsat. Amis bet dah sperma lu" ucap Parjo



Aku masih memberikan servis mulutku di penisnya mas Parjo. Penisnya sudah kembali menegang yg membuat ukurannya bertambah 2x lipat. Kepalaku kugerakkan naik turun sambil melahap penisnya. Terlihat pipiku mengempot setiap aku tarik kepalaku lalu menggembung setiap aku majukan kembali kepalaku. Mas Farhan saja behkan belum pernah merasakan seponganku, sementara mas Parjo sedang menikmati servis mulut terbaikku. Walaupun ini terlarang, namun syahwatku menuntunku agar aku memuaskan mas Parjo.

"Masshh..mphhhh" kucoba memanggil mas Parjo di tengah seponganku

"Daripada ladeni lu mending aku fokus ke neng Nisa...... ya neng.. manggil yaa? Kekeke" sahut mas Parjo.

Aku sementara menghentikan seponganku. Lagi kuberanikan diri untuk mengatakan

"Mass... kon-kontol nya udah tegang" ucapku memberikan isyarat bahwa batangnya udah siap sedia utk bersarang kembali di liang kawinku.

"Emang.. terus?? Sepong terus dong neng. Kok berhenti" balasnya. Ia tidak menyadari isyaratku. Seperti patah hati rasanya mendengar jawabannya itu.

"Oi Parjo ******... makanya lu sekolah biar pintar.. maksud si neng tu dia pengen lu entot lagi sat.. ****** amat si gak ngerti isyarat wanita" ucap si bencong.

"Beghh sok ngerti tentang wanita aja lu Cong" jawab mas Parjo.

Di selangkangan nya aku kembali memasukkan penisnya ke mulutku utk ku oral. Kepalaku kembali naik turun di penisnya.

"Kalo gak Caya cak kau tanya langsung ke orangnya aja sat bangsatt. Ya kan neng" sahut si bencong

"Betul kata dia kah neng? Kekeke" tanya mas Parjo sambil membelai kepalaku yg sedang naik turun menyepong nya.

"Eehhmmmmm mmmmhhhpp"

Dengan bibir monyong, pipi mengempot, dan mata yg sayu aku memberikan jawaban berupa anggukan ke mas Parjo.

"Kekeke kalo mau ya bilang langsung neng jangan kode kode gitu" ucap mas Parjo sambil mulai berdiri mengambil posisi.

"Awas lu Cong. Aku mau ngentot dulu" kata mas Parjo ke si bencong agar ia beranjak dari bangku dan memberikan ruang kepadaku.

Mas Parjo memposisikan aku tiduran di ujung bangku. Lalu ia mengangkat kedua kakiku utk d taruh d pundaknya, lalu ia mengarahkan kepala penisnya ke arah vaginaku.

Ntah mengapa aku merasa deg-degan mengetahui sesaat lagi batang kejantanan mas parjo akan kembali ia masukkan ke liang kawinku.

"Aku masukin ya neng kekeke" ucapnya mulai mendorong masuk penisnya

"Sssshhhhh massss.. ouuuuhhhhh" desisku merasakan dinding vaginaku tergesek penisnya yg perlahan masuk. Liang kawinku dipaksa kembali merenggang akibat penetrasi penis besar mas Parjo.

"Uhh masih sempit aja memekmu padahal dah ku entot neng. Hiiuuuhhhh" mas Parjo ikut mendesah sembari terus mendorong.

Setelah masuk 3/4 penisnya tibatiba mas marjo menarik keluar penisnya.

"Ouuhhh masss.... kenapa dikeluarin mas??" Tanyaku

"Kenapa? Ya utk dimasukkan balek neng!!" Jawab mas Parjo tiba-tiba menghentakkan keras sehingga dalam satu dorongan penisnya terbenam semua di vagina ku.

*Blesssssh!*

"Aaaaaaahhhhhhhh masssssss!" desahku dengan suara yg kuat. Aku kaget dengan perbuatannya itu. Badanku sampai terdorong ke atas.

Kali ini tidak memerlukan usaha ekstra seperti pertama tadi untuk melakukan penetrasi. Vaginaku sudah mengenal penisnya ditambah lagi cairan cintaku sudah keluar membasahi setiap inch vaginaku.



"Ouuhhhh aahhhh massss... penuh vagina ku masss.. aahhhhh" desahku merasakan mas Parjo mulai memberikan sodokan

"Namanya memek bukan vagina neng.. memek sempit neng yg lg tak entot" jawab mas parjo

"Sshhhhh iyaahhh masss.. memekku lg mass entot sshhhhh ouuuhhhh" balasku dengan desahan

Aku mencoba mengangkat kepalaku lalu melihat ke bawah, penasaran melihat bagaimana batang sebesar itu bisa keluar masuk di vaginaku yg masih sempit.

"Ternyata memekku bisa.. punya mas Parjo yg besar aja bisa. Gimana punya orang lain yg lebih besar yahh?" Batin Annisa bertanya

Perlahan mas Parjo mempercepat pompaannya. Kembali suara cipratan air terdengar dari vaginaku yg sudah basah.

*Splokk splokk plokkkk splokkkk*



"Hhhhah enak kali..... memek kau neng" katanya sambil terus menggenjotku

"Oouuuhhh yah massss kontol nya mass jg enak masss ahhhhh" balasku. Penis mas Parjo yg berukuran besar juga pasti ikut andil dalam kenikmatan yg kurasakan saat ini.

10 menit mas Parjo menggenjotku dengan gaya seperti ini hingga sepertinya kali ini aku yang akan mencapai orgasmeku.

"Masshhhh ouuuhhhh aku mau pipish lagii masss ahhhh" desisku memberitahu mas Parjo

"Iya uhh pipis aja neng" sahut mas Parjo terus menggenjotku

"Hmmpphhh iyaahh masss . Enak....kontolnya masss bikin aku pipisshh ahhhhh"

*Crrttttt crrtttt Crrrrtt*

Aku orgasme. Tubuhku mengejang seperti terangkat keatas. Kurasakan semprotan cairan cinta kembali menyembur dari vaginaku. Ini kali kedua aku orgasme malam ini. Rasanya luar biasa enak..

Mas Parjo kembali menarik keluar penisnya. Kali ini penisnya tampah basah, beberapa tetes cairan cintaku yg menempel di penisnya tampak jatuh kebawah

"Kekeke si Eneng kalo nembak bukan mainmain ya kekeke" balasnya sambil kembali memasukkan penisnya ke vaginaku.

"Ouuhhhhh massssh kok udah dimasukin lagiih?? Aahhhhhh penuhhhhh mass" ucapku menggelinjang. Liang kawinku yg sedang sensitif karena baru saja orgasme terpaksa menahan ngilu akibat sodokan penis mas Parjo yg besar.

"Eneng kan udah nembak sekarang giliran ku kekeke" katanya sambil terus memgawiniku.



*splokk splokk splokk*



"Ahh Neng. Nungging. Aku mau ngentot neng dari belakang" perintahnya sambil terus menggenjotku



Bagai anjing yg sudah jinak dan terlatih aku menuruti keinginannya. Aku berdiri lalu membalikkan tubuhku membelakanginya. Aku menungging agar tanganku menumpu pada bangku taman.

*Plak*

"Uhhhhh masss" tiba-tiba mas Parjo menampar bongkahan pantatku lalu meremasinya.

Aku merasakan sebuah benda tumpul kembali menyentuh vaginaku yg sudah sangat becek. Kali ini penis mas Parjo bisa masuk dengan mudah.

*Blesshh*



"Ouhhhhh massss.. ahhhhhhh aahhhhh" aku kembali mendesah karena dari posisi ini penisnya masuk begitu dalam hingga terasa menyentuh rahimku.

"Uhhh ini ni neng namanya posisi anjing kawin. Enak kan kekeke" ucap mas Parjo terus menggempur ku. Sesekali sambil menggenjotku ia raih payudaraku yg menggantung lalu dremasnya. Leher dan punggungku di cumbuinya.

" ouuhhh enak... iyaahh mas ... enak ngentot kayak gini masss... enaakkkk" aku semakin mendesah karena merasa sangat enak disetubuhi dalam posisi ini.

Kaki kananku diangkat oleh mas Parjo lalu diletakkan di atas bangku sehingga hanya kaki kiriku saja yg saat ini menopang tubuhku agar tetap menungging.

"Masss.. ssshhhh masss... aku mau pipish lagiihhh ouhhhhh" ucapku berdesir seperti akan mencapai klimaksku lagi.

"Kekeke apa kubilang. Aku akan memuaskanmu neng Annisa" kata mas Parjo terus menggempur ku

"Aahhhh masss Iyah mass puasi aku masss.. aku ingin mass puaskan... aahhhhh" desahku sambil berusaha memandangi pria yg sedang menyetubuhiku ini

*Kring kring*

Tiba-tiba kudengar dari kantung nya terdengar bunyi telepon. Mas Parjo melepas tangannya dari payudaraku dan sambil menyodok ku, ia merogoh sakunya mengambil ponsel miliknya.

"Halo bos... kekeke mantap kali betina nya si bos kali ini.. hmm? Ya bos.. oh.. iyaa. Oke bos. Laksanakan." Ucap mas Parjo di telepon. Hawa nafsuku yg sedang dipuncak puncaknya membuatku tidak memperdulikan percakapan mas Parjo dan terus menikmati sodokannya di vaginaku.

"Ouhhhhh ssshhhh aahhhhhh massss.. enaakkk massss... terus masss yg kencaaang masss" erangku mendesah. Aku memejamkan mata menyambut ledakan orgasme yg akan tiba.

"Huhgg nambah jepit memekmu kalo mau nembak.. uhhh enak" erang Parjo ikut mendesah.



"Shhhhh massss pipisss lagi massss.. aku pipisssss! Ahhhhhh"

*Crrrttttttt crrrtttttt crrrtttttt*



"Agggghh aku juga neng.. terima pejuh ku lagi uuuggghhh!"

*Crott crott crott*

aku meraih orgasmeku yg ke 3x utk hari ini dan kali ini tidak hanya aku, mas Parjo juga meraih puncak kenikmatan nya. Rahimku kembali menerima semprotan sperma kental mas Parjo yg begitu hangat.

6 semburan ditanamkannya di dalam rahimku. Meski masih tegang, setelahnya mas Parjo langsung mengeluarkan penisnya tidak seperti sebelumnya yg ia biarkan dulu beberapa saat didalam.

Aku langsung bersimpuh dibangku beton yg menjadi senderanku tadi. Kurasakan kulit payudaraku terjepit di betonnya yg dingin. "kenapa rasanya senikmat ini. Rasanya mau lagi.. jangan.. aku harus bisa melawan hawa nafsuku! Iya. Harus!" Tegasku dalam hati



"Makasi neng udah bikin aku enak" ucapnya mengecup bibirku yg langsung kubalas.

"Iyaah mass sama sama... hahhh hahhh" aku kembali harus mengatur napas karena orgasme ku barusan terasa menghabiskan sangat byk tenaga

"Tapi tugas neng Annisa belum selesai kekeke. Neng hrs melakukan 1 tugas lagi sebelum aku antar ke temannya" ucapnya mengagetkanku. Aku yang masih menyender langsung menaikkan badan berusaha mencerna apa yg barusan mas Parjo bilang.

"Mass udah janji td kalau bisa bikin mas nembak 2x, mas antar aku ketempat Rani!" Ucapku dengan nada meninggi. Jujur aku paling tidak suka dengan orang yg ingkar. Apalagi dengan orang yg telah mendapat nikmat dari tubuhku, ternyata malah mengkhianati ku.

"Eits bentar jangan marah dulu neng. Ntar cakepnya hilang loh. Biar aku jelasin Kekeke" ucap mas Parjo berusaha menenangkanku

"Jelasin apa mas?? Aku harus secepatnya nemuin Rani mas" balasku



"Jadi gini neng.. eh ya. Cong lu pun sini. Aku ada tugas buat lu Cong. Jadi gini..........."

Mas Parjo menjelaskan sesuatu yg masuk diakal namun membuatku takut.

"Bhahaha ada2 aja kemauan bos mu tu sat bangsat. Tp betul ya 200rb. Okeh aku terima"

"Neng gimana? Deal jg kan? Ayo jgn jawab lama. Si bos nungguin". Ucapnya dengan muka serius.

Dengan segala keterpaksaan, ditambah lagi saat ini syahwatku masih memburu. aku dengan terpaksa memberi anggukan setuju.

"Iya mass".



Bersambung
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd