Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Alkisah Di Desa Permai

Cerita manakah yang akan diterbitkan selanjutnya

  • Majlis Budak ( MC Nur )

    Votes: 388 58,4%
  • Sekolah Budak ( MC Intan )

    Votes: 220 33,1%
  • Serikan Budak ( MC Syifa )

    Votes: 56 8,4%

  • Total voters
    664
Bener itu bkn vagina tapi memek, para lonte biasanya juga menyebut tempek bosok, hampir mirip tempe bosok enaknya beda bentuknya
 
Serikan apa bro? Masak ikan ada seri nya
 
Tetap semangat rl nya hu disini ane siap menunggu up nya
 
Kedatangan Yang Tidak Diduga

Siang itu aku sedang sibuk memasak di dapur. Bau makanan menguar nikmat begitu air mulai mendidih menggabungkan seluruh bumbu dan bahan makanan menjadi satu menciptakan aroma masakan yang memabukan indra penciuman. Tanganku cekatan mengaduk sup tersebut membuatnya makin tercampur merata. Sesekali aku mengangkat sendok sup dan mencicipi sedikit isinya untuk memastikan rasanya.

"Bu, adonannya udah siap nih !"seru anakku Syifa, dari meja dapur. Khusus untuk hari ini dia minta izin untuk tidak bekerja dulu karena membantuku.

Hari ini adalah hari spesial karena rumahku akan menjadi tempat perjamuan kelompok pengajian ibu-ibu di desa. Acara pengajian biasanya dilakukan di masjid atau rumah ustazah rutin sebanyak 3 kali seminggu. Namun setiap 2 minggu sekali akan dipilih 1 rumah anggota pengajian untuk mempererat silaturahmi antar anggota.

Desa tempatku tinggal memang sangat religius. Hal ini merupakan ajaran dari Sutan. Seorang sesepuh yang berhasil menyingkirkan kesewang-wenangan Tuk Siamang dan menegakkan ajaran agama hingga ke setiap sendi kehidupan. Karena itulah berbagai kegiatan agama seperti kelompok pengajian sangat marak dan diikuti hampir semua penduduk desa.

Aku pun juga termasuk seorang anggotanya. Meskipun pengetahuan agamaku tidak terlalu dalam, setidaknya aku cukup pintar mengaji dan rutin menjalankan ibadah. Pakaianku yang berjilbab hingga seperut dan mengenakan jubah longgar semakin menegaskan statusku sebagai wanita yang taat dan terhormat di kalangan masyarakat.

"Bu, ini gimana nih ?"tanya Syifa lagi menyadarkanku dari lamuanku.

"Oh, sebentar dulu."Segera kumatikan komporku dan berjalan ke atas meja. Di atas sana, ada sebuah mangkuk besar dengan adonan tepung, telur, gula, yang sudah bercampur membentuk adonan yang mulai menggumpal.

"Gimana, bu ?"tanya Syifa melihatku sedang memperhatikan adonan.

"Udah bagus. Eh, kamu gak campur garem kan ?"tanyaku memastikan.

"Enggaklah. Kita kan pakai garem khusus."jawab Syifa tersenyum.

Aku tersenyum melihat senyuman Syifa. Segera kunaiki meja dan jongkok di atas meja mangkuk adonan. Tak selang lama, dari liang memekku, meluncur deras aliran air kencing yang membasahi adonan.

Perlu kalian tahu, sesuai aturan yang dibuat oleh Tuan Haris, di rumah kami tidak boleh mengenakan pakaian apapun kecuali jilbab. Terkecuali ketika memasak maka kami boleh memakai celmek.

Syifa dengan riang melanjutkan kegiatannya mengaduk adonannya hingga semakin memadat. Itulah kebiasaan kami. Mencampurkan makanan yang akan kami makan dengan kencing atau lelehan sperma Tuan Haris. Tentu saja hanya budak sepertiku dan kedua putriku yang akan memakannya. Namun kali ini Tuan Haris telah memberi perintah untuk memberikan bumbu khusus milik keluarga kami untuk jamuan di pengajian.

Usai diaduk, aku segera kembali melanjutkan memasak supku. Sup itu tentu saja sudah dicampurkan dengan air kencing milik Syifa untuk menambahkan rasa sebab tidak ada garam di rumah kecuali untuk makanan Tuan Haris. Karena itulah garam digantikan dengan garam yang diproduksi oleh tubuh manusia lewat air kencing.

Setelah sup itu selesai, maka aku matikan kompor itu. Seluruh hidangan sudah siap. Tinggal menyiapkan kue yang adonannya sedang didiamkan agar mengembang sebelum dimasukan ke dalam oven.

Setelah dirasa cukup mengembang, aku meraih sebuah toples berisi bahan spesial yang sudah susah payah kami kumpulkan sebelumnya. Dengan semangat Syifa yang telah membagi adonan ke beberapa adonan kecil yang berbentuk bulat. Di atasnya juga ditaburkan beberapa chocochip untuk menambar rasa. Namun sebelum dimasukkan oven, sesuai perintah Tuan Haris, kue-kue tersebut harus diberikan bahan khusus yang berada dalam toples yang kubawa.

Bahan yang ada dalam toples adalah sperma yang kami kumpulkan dalam perjalanan ke kota dan menjajakan tubuh kami untuk dinikmati oleh para pengemis, pengamen, sopir, dan para pekerja kasar lainnya dengan harga hanya 5 ribu rupiah dan semua penghasilan itu akan diambil Tuan Haris. Kami sebaga budak hanya mendapatkan lelehan sperma yang kemudian sebagian yang meluber keluar kami kumpulkan dalam toples untuk menjadi bahan penyedap makanan untuk kami.

Memang awalnya terlihat menjijikan. Orang mana yang tidak jijik jika makanan yang dia makan telah bercampur dengan air kencing dan sperma. Namun bagi kami, kedua bahan itu menjadi bahan yang baik untuk menggantikan garam. Rasa asin gurih dan sedikit basah ditambah sedikit rasa sepat dan amis menjadikan makanan kami memiliki cita rasa yang lain. Lagipula dengan mengkonsumsinya kami merasakan diri kami semakin rendah untuk disebut sebagai manusia dan hanya pantas menyandang status sebagai budak.

Dengan cekatan kami mencolek sperma yang setengah penuh dalam toples. Tahu kalau kami harus memasukan bahan spesial kami ke jamuan, sebelumnya kami bekerja mati-matian untuk mengumpulkan cukup sperma sebagai bahan masak. Setelah kami mengambil sedikit sperma dari toples, kami kemudian mengemutnya sejenak di mulut kemudian melepehkannya ke atas adonan kue. Begitu terus hingga sperma dalam toples beranjak habis. Setelah proses itu, barulah semua kue dimasukan ke dalam oven.

"Akhirnya, habis juga kerjaan kita."kataku menghela nafas lega.

"Iya, Sekarang tinggal tunggu kuenya mateng deh."

Kami berdua mengobrol sejenak untuk melepas lelah. Sesekali tangan kami berdua dengan nakal menyentuh puting dan memek sesama hingga memberikan efek geli. Namun kami menahan diri untuk tidak melepaskan nafsu sesuai perintah dari Tuan Haris.

Tiba-tiba, ditengah obrolan kami, terdengar bunyi pintu dapur yang berderit terbuka. Tak selang lama muncul sesosok pria dengan pakaian serba hitam yang terkesan kumal dengan rambut putih setenguk dan ikat kepala dari kain adat berwarna merah. Wajah pria itu dipenuhi keriput dengan seuntai kumis putih yang melintang dan sepasang mata yang menatap sangar.

Melihat kedatangannya, tentu saja kami sontak menjerit kaget. Pria itu masuk ketika

"Kenapa bapak asal masuk saja ?"tanyaku masih terkejut.

"Kamu Nur, ya."tanya sosok itu dengan nada suara serak.

Mendengarnya, tiba-tiba aku merasakan perasaan yang asing. Aku merasakan ada semacam kekuatan mistis yang merambati setiap bagian tubuhku. Pikiranku seketika terasa berat dan aku merasakan kehilangan kontrol pada tubuhku sendiri. Namun sensasi itu juga datang bersamaan dengan rasa gatal di memekku. Putingku serasa seperti disedot dan membuatnya mengacung tegang. Segala sensasi itu membuatku serasa ingin bergetar. Namun sebuah perasaan lain yang berada dipikiranku masuk dan membuatku tetap diam. Kulihat dengan sudut mataku Syifa juga seperti juga denganku denan pandangan kosong dan tubuh membatu.

"Benar, Tuan. Saya budak hina pemuja kontol yang siap direndahkan dan disiksa demi mendapatkan kenikmatan kontol,"jawabku tanpa sadar. Aku tersentak sendiri menyadari mulutku bergerak sendiri tanpa kesadaran seolah digerakkan begitu. Belum lagi kata-kata yang keluar adalah kata-kata memalukan di depan orang asing.

Sosok itu mengangguk santai. Kakinya melangkah pelan memasuki rumah. Aku dan Syifa berdiri berdampingan tanpa mampu menggerakkan badan dan pandangan yang hanya menunduk.

Jauh di lubuk hati rasa malu mulai membakarku. Bagaimana tidak, saat ini sosok asing yang sama sekali tak kukenal masuk begitu saja dengan pandangan yang seperti hendak menelan bulat-bulat tubuh telanjangku yang hanya tertutup sehelai celmek yang dipotong pendek sehingga memekku dapat terlihat meski sedikit. Namun sekuat apapun tekad yang coba kubangkitkan, tubuhku tetap diam tak merespon seolah kakiku sudah disemen ke bumi.

"Begitu ya, sepertinya Haris sudah menjalankan tugasnya dengan sangat baik,"gumam sosok itu memutar matanya menyaksikan kami berdua.

Tangan sosok itu perlahan membuka celmek kami berdua sementara aku dan Syifa tetap diam terpaku dan pandangan menunduk membiarkan sosok itu membuka satu-satunya penutup dari tubuh telanjang kami berdua. Tangan sosok itu kemudian membelai toked kami dan diakhiri dengan sedikit menyentil ujung puting.

"Memang gak salah kuberi Haris ilmu itu."Sosok itu kembali terkekeh dengan pandangan liar yang menjelajahi setiap jengkal tubuh kami."Hebat juga dia bisa dapet budak secantik ini."

"Terima kasih atas pujiannya, Tuan,"sahut Syifa dengan senyum genit.

"Hahaha, kamu emang anak pinter."Sosok itu menepuk-nepuk kepala Syifa. Melihat hal itu, entah kenapa muncul rasa iri yang cukup besar melihat Syifa mendapatkan tepukan hangat dikepalanya oleh sosok itu."Sebagai hadia, kamu boleh jadi kursiku."

"Terima kasih tuan."Dengan sigap Syifa langsung merangkak dan memposisikan dirinya menyamping. Dengan tenang sosok itu duduk di atas punggung Syifa yang merangkak.

"Nah, begini kan lebih enak."Sosok itu menghela nafas pelan seraya tangannya mengusap wajah Syifa."Enak gak jadi kursi ?"

Hening sejenak. Tidak ada jawaban lebih lanjut dari Syifa. Sosok itu kemudian terkekeh sendiri."Oh iya lupa, kursikan gak bisa ngomong."

Sosok itu kemudian sejenak menatapku dan memberi isyarat. Aku segera bersimpuh di depannya dan dengan takzim mencium kakiknya. Sosok itu menyuruhku untuk duduk beberapa langkah di depannya.

"Namaku Tuk Siamang,"ujar sosok itu memperkenalkan dirinya.

Aku tersentak mendengar nama itu. Sebagai orang yang lahir dan besar di desa ini, aku tentu tahu sosok itu. Dialah penjahat yang dianggap paling jahat di seluruh desa hingga akhirnya Sutan berhasil mengusirnya.

Ingin rasanya aku berteriak melihat penjahat itu. Namun yang kulakukan justru berucap,"salam sembah pada Tuk Siamang dari budak hina ini,"disertai dengan bersujud di depannya.

"Hahaha, sepertinya mantra itu bekerja dengan terlalu efektif. Bahkan wanita sealim dirimu bisa jatuh menjadi budak penyembah kontol anaknya sendiri."

"Benar tuan. Saya hanyalah budak hina pemuja kontol anak saya."

"Bagus. Itulah yang harusnya kalian para wanita lakukan. Menjadi budak pemuas bagi kontol-kontol besar."Tuk Siamang mengangkat dagunya angkuh."Tapi dasar Sutan sialan. Dia malah membuat kalian jadi wanita alim."

"Itu benar tuan. Seharusnya kami mengumbar aurat kami agar bisa dinikmati banyak orang."

"Bener itu !"sentak Tuk Siamang bersemangat sampai membuat Syifa sedikit bergoyang."Lalu, apa kau ingin membagi kenikmatan menjadi budak pada teman-temanmu ?"

"Iya tuan. Saya ingin teman-teman saya merasakan kenikmatan kontol dan meninggalkan ajaran yang mengekang mereka."

"Hmm, sepertinya pikiranmu sudah berada di bawah mantra itu sepenuhnya."Tuk Siamang bergumam pelan."Tapi masalahnya mantra itu tidak cukup kuat jika digunakan pada orang-orang alim seperti kelompok pengajian."

"Lalu, bagaimana ?"tanyaku cemas.

"Gak usah khawatir. Makanan yang kamu siapin akan jadi pemicunya."

"Tapi tuan haris bilang kalau makanan itu tidak cukup. Saya harus turun tangan untuk membuat mereka menjadi budak."

"Apa Haris bilang caranya ?"

"Tuan Haris mengatakan saya sendiri yang harus memikirkannya."

"Emang Haris ******,"dengus Tuk Siamang."Tapi jangan khawatir. Aku ada cara yang bisa kau pakai."

"Apa itu ilmu baru ?"

"Tentu saja bukan. Ilmuku gak cukup kuat buat pengaruhi teman-temanmu. Setidaknya untuk sekarang. Yang akan kuberikan adalah cara untuk meningkatkan efek mantra dalam makanan itu."

"Terima kasih tuan,"Dengan penuh semangat aku mencium kaki Tuk Siamang sebagai ungkapan terima kasih."Bagaimana cara saya membalasnya ?"

"Gak susah kok, kau hanya perlu menyerahkan semua temanmu untuk kunikmati nanti."

"Pasi tuan. Apapun akan saya lakukan."
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd